MAKALAH ALK II Persekutuan Pembentukan Operasi Dan Perubahan Keanggotaan
MAKALAH ALK II Persekutuan Pembentukan Operasi Dan Perubahan Keanggotaan
Disusun oleh :
Jurusan : Akuntansi
UNIVERSITAS AKI
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Persekutuan :Pembentukan
Operasi dan Perubahan Keanggotaan” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan II, disamping itu kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga
dalam pembuatan makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari
persekutuan untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam
persekutuan. Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam
pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan
kemampuan mereka, dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan
sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan
perusahaan perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha
yang cepat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apa saja karakteristik entitas persekutuan ?
2. Apa saja yang terdapat dalam akuntansi untuk pendirian persekutuan ?
3. Apa saja yang terdapat dalam akuntansi untuk operasi persekutuan ?
4. Bagaimana alokasi laba atau rugi kepada para sekutu?
5. Bagaimana laporan keuangan persekutuan?
6. Bagaimana perubahan dalam keanggotaan ?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik entitas persekutuan
2. Mengetahui apa saja yang terdapat dalam akuntansi untuk pendirian persekutuan
3. Mengetahui apa saja yang terdapat dalam akuntansi untuk operasi persekutuan
4. Mengetahui bagaimana alokasi laba atau rugi kepada para sekutu
5. Mengetahui bagaimana laporan keuangan persekutuan
6. Mengetahui bagaimana perubahan dalam keanggotaan
BAB II
PEMBAHASAN
Akun Pinjaman
Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan senilai
Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
(3) Kas 4.000.000
Pinjaman dari Adit 4.000.000
(Mencatat pinjaman dari Adit)
D. ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU
` Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai
dengan perjanjian dalam persekutuan. Jika terdapat dalam perjanjian, Bab VII, Bagian
II, Pasal 163 KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau
rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusikan ke dalam
persekutuan. Secara tidak langsung, semua persekutuan memiliki perjanjian alokasi
laba atau rugi. Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak
jelas, maka akuntan harus memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba
atau rugi. Banyak permasalahan dan perdebatan di kemudian hari yang dapat
dihindari dengan menentukan secara hati-hati atas pembagian laba atau rugi di dalam
perjanjian perekutuan.
Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi (profit distribution plans)
di dunia usaha. Beberap persekutuan memiliki rencana distribusi sederhana,
sedangkan yang lain bersifat kompleks. Menjadi tanggung jawab akuntan untuk
mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas seberapa
sederhana atau kompleks perjanjian tersebut. Distribusi laba hampir sama dengan
dividen pada koperasi: distribusi ini tidak seharusnya termasuk ke dalam laporan laba
rugi, terlepas bagaimana cara laba tersebut didistribusikan. Distribusi laba dicatat
langsung kepada akun modal, bukan beban.
Kebanyakan persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi, yaitu :
1. Rasio yang ditetpakan sebelumnya (preselected ratio)
2. Bunga atas saldo modal (interest on cpital balance)
3. Gaji kepada sekutu
4. Bonus kepada sekutu
Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negoisasi antara
sesama sekutu.Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase jumlah modal
persekutuan, waktu dan tenaga yang dicurahkan kepada persekutuan, atau berbagai
faktor lainnya.Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga atas saldo modal
mengakui kontribusi dari investasi modal para sekutu kepada kemampuan
menghasilkan laba bagi persekutuan.Bunga atas saldo modal ini bukanlah beban bagi
pesekutuan; tetapi merupakan distribusi laba.Jika satu atau lebih jasa dari sekutu yang
penting bagi persekutuan, perjanjian distribusi laba bisa saja memberikan gaji atau
bonus.
Ilustrasi Alokasi Laba
Selama tahun 20XI, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp45.000.000,
dan beban Rp35.000.000, sehingga menghasilkan laba Rp10.000.000 pada tahun
tersebut. A;di masih memiliki saldo modal Rp20.000.000 selama tahun berjalan,tetapi
invetasi modal Bayu selama tahun berjalan berubah-ubah sebagai berikut.
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp10.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000
1September Rp500.000 7.500.000
1November Rp1.000.000 6.500.000
31Desember 6.500.000
Nilai debit sebesar Rp3.000.000 dan Rp1.000.000 dicatat dalam akun
penarikan Bayu, sedangkan tambahan investasi dikredit kea kun modalnya.
Rasio Pembagian Laba Secara Arbitrer.
Aldi dan Bayu dapat saja menyetujui pembagian laba denga rasio yang tidak
ada hubungannya dengan saldo modal atau kondisi operasional persekutuan.Misalnya
para sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan rasio 60 persen untuk Aldi
dan 40 persen untuk Bayu.Beberapa perjanjian pada persekutuan menyatakan
perbandingan ini sebagai rasio 3:2.Table berikut menggambarkan bagaimana laba
bersih didistribusikan dengan rasio 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentasepembagianlab 60% 40% 100%
a
Lababersih Rp10.000.000
Alokasi 60:40 Rp6.000.000 Rp4.000.000 (Rp10.000.000)
Total Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp0
Tabel di atas menggambarkan bagaimana laba bersih didistribusikan kea kun
modal para sekutu. Distribusi secara actual diselesaikan dengan menutup akun
ikhtisar laba rugi. Selain itu, akun penarikan ditutup keada akun modal pad akhir
periode.
31 Desember 20X1
(4) Modal, Bayu 4.000.000
Penarikan, Bayu 4.000.000
Menutup penarikan oleh Bayu
(5) Pendapatan 45.000.000
Beban 35.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000
Menutup pendapatan dan beban
(6) Ikhtisar laba rugi 10.000.000
Modal, Aldi 6.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Mendistribusikan laba berdasarkan perjanjian
Bunga atas Saldo Modal
Misalnya, rata-rata tertimbang saldo modal Bayu untuk tahun 20X1 dihitung
sebagai berikut :
Tanggal Debit Kredit Saldo JumlahBulan Bulan x Saldo
1 Jan Rp10.000.000 4 Rp40.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000 4 28.000.000
1 Sep Rp500.000 7.500.000 2 15.000.000
1 Nov Rp1.000.000 6.500.000 2 13.000.000
Total 12 96.000.000
Rata 8.000.000
rata
modal
Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15 % atas rata-rata tertimbang
saldo modal dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka
distribusi laba Rp10.000.000 akan dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentaselab 60% 40% 100%
a
Rata-rata Rp20.000.000 Rp8.000.000
modal
Lababersih Rp10.000.000
Bungaatas 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
modal
Sisalaba Rp5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp 0
Gaji
Untuk menghitung gaji para sekutu, misalnya perjanjian persekutuan
menyatakan bawa gaji yang dibayarkan ke Aldi sejumlah Rp2.000.000 dan Bayu
Rp5.000.000. sisanya akan dibagikan dengan dasar distribusi laba/rugi 60:40.
Distribusi laba dihitung sebagai berikut.
Aldi Bayu Total
PersentaseLab 60% 40% 100%
a
Lababersih Rp10.000.000
Gaji Rp2.000.000 Rp5.000.000 (7.000.000)
Sisalaba Rp3.000.000
Alokasi 60:40 Rp1.800.000 Rp1.200.000 (3.000.000)
Total Rp0
Bonus
Misalnya, bonus sebesar 10% dari laba akan dikredit pada modal Bayu jika
laba melebihi Rp5.000.000 sebelum dibagikan dengan distribusi laba. Dalam kasus 1,
bonus dihitung sebagai persentase dari laba sebelumdikurangi bonus.Dalam kasus 2
bonus dihitung sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.
Kasus 1 :
Bonus = X% (NI – MIN)
Dimana : X% = persentase bonus
NI = laba bersih sebelum bonus
MIN = jumlah minimum laba sebelum bonus
Bonus = 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000) = Rp500.000
Kasus 2 :
Bonus = X% (NI – MIN - Bonus)
= 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000 – Bonus)
= 0,10 (Rp5.000.000 – Bonus)
= Rp500.000 – 0,10 Bonus
1,10 Bonus = Rp500.000
Bonus = Rp454,545
Distribusi laba bersih berdasarkan Kasus 2 dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentaselab 60% 40% 100%
a
Lababersih Rp10.000.000
Bonus Rp454.545 (454.545)
untuksekutu
SisaLaba Rp9.545.454
Alokasi 60:40 Rp5.727.237 3.818.182 (9.545.454)
Total Rp5.727.237 Rp4.272.272 Rp0
Proporsisekutu
Baruterhadap = (Modal sekutusebelumnya + investasisekutubaru ) x persentase
modal atassekutubaru
Nilaibuku
persekutuan
Persekutuan AB yang digambarkan sebelumnya masih digunakan dalam tiga kasus
berikut. Informasi yang terkait dalam ketiga kasus adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 1 januari 20X3 , modal dari persekutuan AB adalah Rp 30.000.000 .
Modal Aldi senilai senilai Rp 20.000.000 dan bayu sebesar Rp 10.000.000 . rasio
pembagian laba antara Aldi dan Bayu adalah 60 : 40
2. Citra di minta menjadi sekutu baru . Citra akan mendapatkan seperempat
kepemilikan modal dan 25 persen pembagian laba. Aldi dan Bayu akan membagi
75 persen sisa laba dengan rasio 60 : 40 , menghasilkan pembagian laba 45 persen
untuk Aldi dan 30 persen untu Bayu.
Kasus 1 Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan
sekutu baru , Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000
.Besarnya investasi sekutu baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara sekutu
lama dengan calon sekutu baru . seperti halnya akuisisi atau investasi , investor harus
menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus ini , scalon sekutu berusaha untuk
memastikan nilai pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas asset bersih
persekutuan . dalam kasus ini , Citra harus percaya bahwa investasi senilai Rp
10.000.000 adalah harga yang wajar untuk seperempat kepemilikan di persekutuan ,
atau dia tidak melakukan investasi sama sekali.
Figur 15-1
Gambaran umum Akuntansi Penerimaan Sekutu Baru
Setelah nilai investasi disetujui , barulah ungkin untuk menghitung proporsi
nilai buku sekutu baru,. Untuk investasi Rp 10.000.000, citra akan mendapatkan
seperempat kepemilikan pada persekutuan , sebagai berikut .
Tidak
adanya
Revalu
asi ,
bonus,
atau
goodwi
ll
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebbih Besa dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Dalam beberapa kasus seorang sekutu dapat melakukan investasi lebih besar
dari porsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan . Hal ini bearti , sekutu tersebut
menghargai nilai lebih pada persekutuan yang tidak tercermin dalam pembukuan.
Misalnya , diasumsikan Citra menginvestasikan RPp11.000.000 untuk
seperempat kepemilikan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya , sebagai
berikut
Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengindikasikan persekutuan memiliki aset yang
nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Citra memiliki kontribusi
nilai dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam
kasus ini, Citra telah menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas dan sejumlah
nilai tambah yang dianggap sebagai goodwill.
Seperti Kasus 2, dalam hal nilai investasi melebihi nilai buku yang diperoleh,
terdapat tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih
rendah dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendapat tersebut adalah :
1. Revaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya.
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku
aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah
nilai aset yang diturunkan ditambah inevestasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan
ke dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yan dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus. Dengan metodeini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan
bagian bonus mereka yang nantinya akan dibayarkan pada sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan modal awal ditambah investasi
sekutu baru
Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset. Asumsikan Citra hanya membayar
Rp8.000.000 untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan. Persediaan yang saat
ini dicatat pada nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki nilai wajar hanya
Rp8.000.000 karena beberapa mengalami kerusakan. Para sekutu setuju untuk
menurunkan nilai persediaan menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru.
Penurunan nilai dialokasiakan kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi pada
saat terjadinya penurunan nilai yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada
Bayu. Penurunan nilai dicatat sebagai berikut.
1 Modal, Aldy 3.600.000
6
Modal, Bayu 2.400.000
Persediaan 6.000.000
Revaluasi persediaan menjadi nilai
wajar
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi untuk persekutuan mengakui aspek unik dari bentuk organisasi usaha ini.
Dalam KUHD tertera hak dan kewajiban para sekutu. Baik dengan pihak ketiga maupun
diantara sekutu, dan hak-hak ketiga, seperti kreditur, terhadap persekutuan. Perjanjian
persekutuan sangat penting karena banyak pasal dan KUHD yang dapat diabaikan dengan
perjanjian persekutuan formal. Dalam undang-undang termasuk bagian yang menyatakan
persekutuan adalah entitas yang terpisah dari para sekutunya : bahwa sekutu adalah wakil
dari persekutuan : bahwa sekutu bertanggung jawab secara personal atas kewajiban
persekutuan yang melebihi aset persekutuan: bahwa laba atau rugi persekutuan dibagi sama
rata : dan bahwa sekutu dapat berhenti, dalam kasus dimana sekutu tersebut tidak lagi
bermaksud berbagai dalam manajemen persekutuan.
Persekutuan menggunakan berbagai metode distribusi laba atau rugi akuntan harus
memastikan bahwa perjanjian persekutuan diikuti dengan baik. Sebagian besar persekutuan
tetap melangsungkan kegiatan usahanya ketika ada sesuatu yang berhenti (keluar dari
persekutuan) dengan membeli kepemilikan sekutu yang keluar pada harga pembelian yang
didasarkan pada nilai persekutuan ketika persekutuan mengakhiri bisnisnya. Beberapa
metode akuntansi digunakan untuk mencatat perubahan anggota persekutuan . beberapa
persekutuan menggunakan pendekatan revaluasi aset neto, kadang termasuk mengakui
goodwill. Pendekatan akuntansi lainnya yang digunakan untuk mencatat perubahan anggota
adalah bonus dari berupa reklasifikasi modal sekutu. Persekutuan menyajikan empat laporan
keuangan, yaitu : laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan modal sekutu yang
menyajikan perubahan modal sekutu selama periode tertentu.