Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

REFERAT

PEMERIKSAAN SPIROMETRI

PENYUSUN:
Imtiyas Risna Safitri, S. Ked J510195010
Lintang Dwi Marti J510195024
Ameyliana Setiawan P. J510195026
Variansa Sava Ramadhan J510195042
Salma Alfiana, S.Ked J510195101

PEMBIMBING:
dr. Novita Eva Sawitri Sp.P.,M.Kes

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER,2019
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
REFERAT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Pemeriksaan Spirometri


Penyusun : Imtiyas Risna Safitri, S. Ked J510195010
Lintang Dwi Marti J510195024
Ameyliana Setiawan P. J510195026
Variansa Sava Ramadhan J510195042
Salma Alfiana, S.Ked J510195101
Pembimbing : dr. Novita Eva Sawitri Sp.P., M.Kes.
Surakarta, 02 Desember 2019

Penyusun

Imtiyas Risna S. S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Novita Eva Sawitri Sp.P., M.Kes.

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

ii
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

SPIROMETRY EXAMINATION

Safitri Imtiyas R.*, Lintang D.M.*, Ameyliana S.P.*, Varisan S.R.*, Salma A.*,
Novita E.S**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Penyakit Paru Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

ABSTRAK

Uji fungsi faal paru pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah kerja pernapasan
seseorang mampu mengatasi kedua resistensi yang mempengaruhi kerja pernapasan, yaitu
resistensi elastik dan resistensi nonelastik, sehingga dapat menghasilkan fungsi ventilasi
yang optimal. Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi terintegrasi
mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume
udara yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu. Pemeriksaan
spirometri tidak saja penting untuk menentukan diagnosis tetapi juga penting untuk
menilai beratnya obstruksi, berat restriksi dan efek pengobatan. Gangguan faal paru yaitu
restriktif dan obstruktif. Gangguan restriktif terjadi penurunan volume statis paru.
Sedangkan gangguan obstruktif parameter yang cukup bermakna yaitu peningkatan
residual volume (RV), kapasitas residu fungsional (FRC), dan rasio residual volume dan
kapasitas paru total (RV/TLC). Nilai kapasitas vital paru pada dasarnya dipengaruhi oleh
bentuk anatomi bentuk tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot
pernafasan serta pengembangan paru dan otot dada.

Kata kunci : Uji faal paru, Spirometri

PENDAHULUAN kegiatan fisik, bersuara, batuk, tertawa,


Uji fungsi faal paru pada perubahan posisi tubuh, dan lain-lain.
dasarnya dilakukan untuk mengetahui Pemeriksaan faal paru biasanya
apakah kerja pernapasan seseorang dikerjakan berdasarkan indikasi atau
mampu mengatasi kedua resistensi yang keperluan tertentu. Penurunan fungsi
mempengaruhi kerja pernapasan, yaitu paru yang terjadi secara mendadak dapat
resistensi elastik dan resistensi menimbulkan keadaan yang disebut
nonelastik, sehingga dapat menghasilkan gagal napas dan dapat mendatangkan
fungsi ventilasi yang optimal. Efek yang kematian kepada penderita. Pada
paling penting adalah pada saluran penyakit kardiopulmoner, volume paru
napas dan elastisitas paru-paru. dapat berubah sebagai hasil dari
Ventilasi dipengaruhi oleh mekanisme dinamis saluran napas dan
saluran napas, paru dan dinding dada. pola bernapas disertai perubahan statis
Dua bagian terakhir mengatur besarnya pada paru dan dinding dada.
volume dan aliran udara pada saat Resistensi elastik dihasilkan
istirahat dan ketika beraktivitas, seperti: oleh sifat elastis paru (tegangan

3
permukaan cairan yang membatasi 1. Ventilasi paru, yang berarti
alveolus dan serabut elastis yang pertukaran udara antara atmosfer
terdapat di seluruh paru) dan rongga dan alveolus paru
toraks (kemampuan meregang otot, 2. Difusi oksigen dan karbondioksida
tendon, dan jaringan ikat). antara alveoli dan darah
Resistensi nonelastik dihasilkan 3. Pengangkutan oksigen dan
oleh tahanan gesekan terhadap aliran karbondioksida dalam darah dan
udara dalam saluran napas, dalam cairan tubuh ke dan dari sel
jumlah kecil yang juga disebabkan jaringan tubuh.
karena viskositas jaringan paru. Udara bergerak masuk dan
Pengujian Spirometri adalah keluar paru karena adanya selisih
penting dalam mendeteksi beberapa tekanan yang terdapat antara
kelainan yang berhubungan dengan atmosfer dan alveolus akibat kerja
gangguan pernapasan. Spirometri mekanik otot-otot. Diantaranya itu
merupakan suatu pemeriksaan yang perubahan tekanan intrapulmonar,
menilai fungsi terintegrasi mekanik tekanan intrapleural, dan perubahan
paru, dinding dada dan otot-otot volume paru. Keluar masuknya
pernapasan dengan mengukur jumlah udara pernapasan terjadi melalui 2
volume udara yang dihembuskan dari proses mekanik, yaitu :
kapasitas paru total (TLC) ke volume 1. Inspirasi : proses aktif dengan
residu. kontraksi otot-otot inspirasi
Pemeriksaan spirometri tidak untuk menaikkan volume
saja penting untuk menentukan intratoraks, paru-paru ditarik
diagnosis tetapi juga penting untuk dengan posisi yang lebih
menilai beratnya obstruksi, berat mengembang, tekanan dalam
restriksi dan efek pengobatan. Banyak saluran pernapasan menjadi
penderita tanpa keluhan tetapi negatif dan udara mengalir ke
pemeriksaan spirometrinya menunjuk- dalam paru-paru.
kan obstruksi atau restriksi dan hal ini 2. Ekspirasi : proses pasif dimana
dapat dijadikan peringatan dini terhadap elastisitas paru (elastic recoil)
gangguan fungsi paru yang menarik dada kembali ke posisi
kemungkinan dapat terjadi sehingga ekspirasi, tekanan recoil paru-
dapat ditentukan tindakan pencegahan paru dan dinding dada
secepatnya. Spirometri merekam secara seimbang, tekanan dalam
grafis atau digital volume ekspirasi saluran pernapasan menjadi
paksa dan kapasitas vital paksa. sedikit positif sehingga udara
mengalir keluar dari paru-paru,
FISIOLOGI PERNAPASAN dalam hal ini otot-otot
Sistem pernapasan mempunyai pernapasan berperan.
fungsi utama untuk menyediakan UJI FAAL PARU
oksigen (O2) dan mengeluarkan Parameter yang digunakan
karbondioksida (CO2) dari tubuh. Proses untuk menilai kemampuan kerja
pernapasan berlangsung melalui pernapasan dalam mengatasi kedua
beberapa tahapan, yaitu : resistensi tersebut adalah volume paru,

4
baik volume statis maupun dinamis. ekspirasi volume tidal
yang normal
Volume statis menggambarkan
kemampuan kerja pernapasan dalam Volume
Jumlah udara yang
mengatasi resistensi elastik, sedangkan tertinggal di dalam 1.200
Residu
paru sesudah ekspirasi
volume dinamik mengukur kecepatan paksa.
aliran udara dalam saluran pernapasan Jumlah udara
maksimal yang dapat
dibandingkan dengan fungsi waktu yang Kapasitas dimasukkan ke dalam
6.000
digunakan untuk menilai kemampuan Paru Total paru setelah inspirasi
kerja pernapasan mengatasi resistensi maksimal:
TLC=TV+IRV+ERV
nonelastik. Adapun volume-volume +RV
tersebut dipaparkan di Jumlah udara
maksimal
bawah ini: yang dapat diekspirasi
Kapasitas
1. Volume Statik Vital
setelah inspirasi 4.800
Volume statik terdiri dari : Volume maksimal:
VC=TV+IRV+ERV
Tidal (TV/ Tidal Volume), Volume (Seharusnya
Cadangan Inspirasi (IRV/ 80% dari TLC)
Jumlah udara
Inspiratory Residual Volume), Kapasitas maksimal yang dapat
3.600
Volume Cadangan Ekspirasi Inspirasi diinspirasi setelah
(ERV/Expiratory Residual ekspirasi normal:
IC=TV+IRV
Volume), Volume Residu (RV/ Volume udara yang
Residual Volume), Kapasitas Paru Kapasitas tertinggal di dalam
2.400
Residu paru setelah ekspirasi
Total (TLC/Total Lung Capacity), Fungsional volume tidal normal:
Kapasitas Vital (VC/Vital FRC=ERV+RV
Capacity), Kapasitas Inspirasi (IC/
Inspiratory Capacity), Kapasitas 2. Volume Dinamis
Residu Fungsional a. Kapasitas Vital Paksa/Force
(FRC /Functional Residual Vital Capacity (FVC)
Volume). Pengukuran yang diperoleh dari
ekspirasi yang dilakukan
Tabel 1. Volume Statik secepat dan sekuat mungkin.
Nilai b. Kapasitas Vital Lambat/ Slow
Pengukura Rerata
n
Definisi
Dewa- Vital Capacity (SVC)
sa (ml) Volume gas yang diukur pada
Jumlah udara yang ekspirasi lengkap yang
diinspirasi atau
diekspirasi pada dilakukan secara perlahan
Volume
setiap kali bernapas 500 setelah atau sebelum inspirasi
Tidal
(nilai ini adalah untuk
keadaan istirahat) maksimal.
c. Volume Ekspirasi Paksa pada
Jumlah udara yang Detik Pertama/Force Expiration
Volume dapat diinspirasi
Cadangan secara paksa sesudah 3.100 Volume (FEV1)
Inspirasi inhalasi volume tidal Jumlah udara yang dikeluarkan
normal
sebanyakbanyaknya dalam 1
Volume Jumlah udara yang 1.200 detik pertama pada waktu
Cadangan dapat diekspirasi ekspirasi maksimal setelah
Ekspirasi secara paksa sesudah

5
inspirasi maksimal (volume penyakit paru, olahraga rutin, kebiasaan
udara yang dapat diekspirasi merokok.
dalam waktu standar selama
pengukuran kapasitas vital GANGGUAN FUNGSI PARU
paksa). Gangguan fungsi ventilasi paru
d. Maximal Voluntary Ventilation menyebabkan jumlah udara yang masuk
(MVV) ke dalam paru-paru akan berkurang dari
Jumlah udara yang bisa normal. Gangguan fungsi ventilasi paru
dikeluarkan sebanyak yang utama adalah :
banyaknya dalam 2 menit 1. Restriksi, yaitu penyempitan
dengan bernapas cepat dan saluran paru-paru yang diakibatkan
dalam secara maksimal. oleh bahan yang bersifat alergen
seperti debu, spora jamur, dan
sebagainya, yang mengganggu
saluran pernapasan.
2. Obstruksi, yaitu penurunan
kapasitas fungsi paru yang
diakibatkan oleh penimbunan debu-
debu sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas fungsi paru.
3. Kombinasi obstruksi dan restriksi
(mixed), yaitu terjadi juga karena
proses patologi yang mengurangi
Gambar 1 Volume dan Kapasitas Paru
volume paru, kapasitas vital dan
Semua volume dan kapasitas aliran udara, yang juga melibatkan
paru pada wanita 25% lebih kecil saluran napas. Rendahnya
dibandingkan dengan pria. Kapasitas FEVl/FVC (%) merupakan suatu
vital rata-rata pria dewasa kira-kira 4,8 indikasi obstruktif saluran napas
liter sedangkan wanita dewasa 3,1 liter. dan kecilnya volume paru
Pengukuran kapasitas vital paru merupakan suatu restriktif.
seringkali digunakan secara klinis
sebagai indeks fungsi paru. Nilai SPIROMETRI
tersebut memberikan informasi Spirometri merupakan suatu
mengenai kekuatan otot-otot pernapasan pemeriksaan yang menilai fungsi
serta beberapa aspek fungsi pernapasan terintegrasi mekanik paru, dinding dada
lainnya. dan otot-otot pernapasan dengan
Faktor faktor yang mengukur jumlah volume udara yang
mempengaruhi kapasitas fungsi paru dihembuskan dari kapasitas paru total
yaitu jenis kelamin, posisi tubuh, (TLC) ke volume residu.
kekuatan otot pernapasan, ukuran dan
bentuk anatomi tubuh, proses penuaan Indikasi dan Kontraindikasi
atau bertambahnya umur, daya Pemeriksaan Spirometri
pengembangan paru (compliance), masa Sebelum melakukan spirometri,
kerja dan riwayat pekerjaan, riwayat perlu diketahui mengenai indikasi dan

6
kontra indikasi spirometri. Indikasi (HNP) tergantung derajat keparahan,
spirometri dibagi dalam 4 manfaat, dan lain-lain.
yaitu:
1. Diagnostik : evaluasi individu yang Intepretasi Hasil Pemeriksaan
mempunyai gejala, tanda, atau hasil Sebelum melakukan
laboratorium yang abnormal; interprestasi hasil pemeriksaan terdapat
skrining individu yang mempunyai beberapa standar yang harus dipenuhi.
risiko penyakit paru; mengukur American Thoracic Society (ATS)
efek fungsi paru pada individu yang mendefinisikan bahwa hasil spirometri
mempunyai penyakit paru; menilai yang baik adalah suatu usaha ekspirasi
risiko preoperasi; menentukan yang menunjukkan (1) gangguan
prognosis penyakit yang berkaitan minimal pada saat awal ekspirasi paksa,
dengan respirasi dan menilai status (2) tidak ada batuk pada detik pertama
kesehatan sebelum memulai ekshalasi paksa, dan (3) memenuhi 1
program latihan. dari 3 kriteria valid end-of-test: (a)
2. Monitoring : menilai intervensi peningkatan kurva linier yang halus dari
terapeutik, memantau volumetime ke fase plateau dengan
perkembangan penyakit yang durasi sedikitnya 1 detik; (b) jika
mempengaruhi fungsi paru, pemeriksaan gagal untuk
monitoring individu yang terpajan memperlihatkan gambaran plateau
agen berisiko terhadap fungsi paru ekspirasi, waktu ekspirasi paksa/forced
dan efek samping obat yang expiratory time (FET) dari 15 detik; atau
mempunyai toksisitas pada paru. (c) ketika pasien tidak mampu atau
3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan : sebaiknya tidak melanjutkan ekshalasi
menentukan pasien yang paksa berdasarkan alasan medis.
membutuhkan program rehabilitasi, Setelah standar terpenuhi,
kepentingan asuransi dan hukum. tentukan nilai referensi normal FEV1
4. Kesehatan masyarakat : survei dan FVC pasien berdasarkan jenis
epidemiologis (skrining penyakit kelamin, umur dan tinggi badan
obstruktif dan restriktif) (beberapa tipe spirometri dapat
menetapkan standar nilai normal menghitung nilai normal dengan
dan penelitian klinis. memasukkan data pasien). Kemudian
Kontraindikasi spirometri terbagi dalam pilih 3 hasil FEV1 dan FVC yang
kontra indikasi absolut dan relatif. konsisten dari pemeriksaan spirometri
Kontraindikasi absolut meliputi: yang selanjutnya dibandingkan dengan
Peningkatan tekanan intrakranial, space nilai normal yang sudah ditentukan
occupying lesion (SOL) pada otak, sebelumnya untuk mendapatkan
ablasio retina, dan lain-lain. Sedangkan persentase nilai prediksi.
yang termasuk dalam kontraindikasi
relatif antara lain: hemoptisis yang tidak
diketahui penyebabnya, pneumotoraks,
angina pektoris tidak stabil, hernia
skrotalis, hernia inguinalis, hernia
umbilikalis, Hernia Nucleous Pulposus

7
berkurang. Pada orang sehat
dapat ditemukan penurunan
rasio FEV1:FVC, namun nilai
FEV1 dan FVC tetap normal.
Ketika sudah ditetapkan
diagnosis OVD, maka
selanjutnya menilai: beratnya
obstruksi, kemungkinan
reversibelitas dari obstruksi,
Gambar 2 Karakteristik spirometri yang menentukan adanya hiperinflasi
dapat dinilai dan air trapping.

1. Fungsi paru normal

Gambar 3 Normal spirometri Gambar 4 Nilai obstruktif


2. Obstruktive Ventilatory Defects
(OVD) Tabel 2. Derajat Obstruksi
Gangguan obstruktif Derajat Restriksi % pred FEV1
Ringan 70-79% pred
pada paru, dimana Sedang 60-69% pred
terjadipenyempitan saluran Sedang-berat 50-59% pred
napas dan gangguan aliran udara Berat 35-49% pred
di dalamnya, akan Sangat berat <35% pred
mempengaruhi kerja pernapasan
3. Restrictive Ventilatory Defects
dalam mengatasi resistensi
(RVD)
nonelastik dan akan
Gangguan restriktif
bermanifestasi pada penurunan
yang menjadi masalah adalah
volume dinamik. Kelainan ini
hambatan dalam pengembangan
berupa penurunan rasio
paru dan akan mempengaruhi
FEV1:FVC <70%. FEV1 akan
kerja pernapasan dalam
selalu berkurang pada OVD dan
mengatasi resistensi elastik.
dapat dalam jumlah yang besar,
Manifestasi spirometrik yang
sedangkan FVC dapat tidak
biasanya timbul akibat

8
gangguan ini adalah penurunan Notes Severity Severity
~ %pred ~ % pred
pada volume statik. RVD
FEV1 FVC
menunjukkan reduksi patologik (= FEV1/ (= FVC /
pada TLC (<80%). FEV1 FVC
Pred) pred)

KESIMPULAN
Spirometri merupakan metode
sederhana untuk mempelajari ventilasi
paru dengan mencatat volume udara
yang masuk dan keluar paru-paru
menggunakan alat yang bernama
spirometer dan hasil pengukurannya
disebut spirogram. Parameter untuk
menilai kemampuan kerja pernafasan
dalam mengatasi resistensi adalah
volume paru, baik volume statis atau
dinamik. Volume statis menggambarkan
kemampuan kerja pernafasan dalam
mengatasi resistensi elastik, sedangkan
Gambar 5 Spirometri Restriktif volume dinamik mengukur kecepatan
aliran udara dalam saluran nafas.
Tabel 2. Derajat Restriksi Terdapat beberapa parameter faal paru
Derajat Restriksi % pred FVC statis yang dapat memberikan
Ringan 70-79% pred
Sedang 60-69% pred interpretasi jenis gangguan pada paru.
Sedang-berat 50-59% pred Pada gangguan restriktif secara umum
Berat 35-49% pred terjadi penurunan volume statis paru.
Sangat berat <35% pred Sedangkan gangguan obstruktif
Dari hasil penilaian pemeriksaan
parameter yang cukup bermakna yaitu
spirometri, penilaian fungsi faal paru
dapat dilihat dalam tabel berikut : peningkatan residual volume (RV),
kapasitas residu fungsional (FRC), dan
Tabel 3. Tabel Penilaian Pemeriksaan rasio residual volume dan kapasitas paru
Spirometri total (RV/TLC). Nilai kapasitas vital
Value Normal Obstruksi Restriksi Kombinasi
FVC N <N
paru pada dasarnya dipengaruhi oleh
>80% < 80%
pred Pred bentuk anatomi bentuk tubuh, posisi
(N) selama pengukuran kapasitas vital,
Atau
kekuatan otot pernafasan serta
FEV1 >80% <N N / <N < 80%
pred Pred pengembangan paru dan otot dada.
(N)
FEV1/FV < 70% > 70% < 70%
N (>
C
70%)
(FEV1%)
FVC/FVC <N
pred (FVC > 80%
%)
TLC 80 – < 80%
120 % pred

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Bellarny D. Spirometry in Practice:
A Practical Guide to Using
Spirometry in Primary Care. 2nd
Edition. British: BTS COPD
Consortium. 2005.
2. Mccarthy K.”Spirometri”.2012
(dikutip: Des 2013).tersedia dari:
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/303239-overview
3. Pellegrino R, Antonelli A.Static
and Dynamic Lung Volumes dalam
ERS Handbook Respiratory
Medicine First Edition.2010: 58-62.
4. Primary Care Commisioning. A
Guide to Performing Quality
Assured Diagnostic Spirometry.
British: PCC. 2013.
5. Shifren A. Pulmonary Function
Test dalam Washington Manual(R)
Pulmonary Subspeciality Consult,
The, 1st Edition. 2006.
6. Uyainah A. Spirometri dalam
Kompendium: Tatalaksana
Penyakit Respirasi dan Kritis Paru.
Jilid 2. Bandung: PERPARI;
2012.p.709 –719 , 2012

10

Anda mungkin juga menyukai