BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit asma hingga kini masih tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Polusi udara dan kurangnya kebersihan lingkungan yang terdapat di kota-kota besar
merupakan faktor yang sangat dominan meningkatnya serangan penyakit asma di
Indonesia. Pada tahun 2005, WHO menginformasikan jumlah penderita asma di dunia
mencapai 100 - 150 juta orang, sedangkan di Indonesia mencapai 2 juta orang. Penyakit
yang memiliki gejala seperti dada sesak dan napas bunyi (mengik) ini akibat faktor
genetik dan lingkungan. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dalam mekanisme
timbulnya gejala asma.
Asma terjadi ketika saluran napas atau bronkus mengalami radang. Bronkus yang
berbentuk seperti tabung kecil ini berfungsi untuk membawa udara masuk dan keluar
dari paru-paru. Bronkus penderita asma pada umumnya lebih sensitif dari orang-orang
Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan disabilitas
(ketidakmampuan) penderita. Serangan asma memang tidak bisa ditebak dan biasanya
1
mendadak. Begitu orang yang menderita asma terkena bahan penyebab alergi, ia pasti
langsung susah bernapas. Banyak faktor yang menimbulkan serangan asma misalnya,
lingkungan, bahan alergen (penyebab alergi), infeksi saluran napas dan polusi udara.
Asma dapat menurunkan VO2max paru,sehingga metabolism dalam tubuh terganggu.
VO2max adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas
maksimal untuk digunakan oleh tubuh dalam satuan ml/kgBB/menit. VO2max
umumnya digunakan untuk menentukan kemampuan aerobic, dimana kemampuan
aerobic akan berkaitan dengan sistem kardio dan sistem respirasi. Padahal dengan
aktifitas berenang serangan asma bisa berkurang Ini bisa dilakukan oleh orang dewasa
maupun anak-anak. Terutama penderita asma anak, renang sangat dianjurkan. Gerakan
berirama teratur membantu pola perna
pasannya lebih stabil.
Hidro therapy atau terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan
menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis (Chaiton, 2002). Secara khusus,
air memiliki kualitas untuk mencapai respon tubuh yang bisa menyembuhkan simpton-
simpton dan meningkatkan mekanisme tubuh dalam menghadapi ancaman eksternal.
Media air bisa
digunakan karena faktor buoyancy (keterapungan) baik di kolam renang maupun kolam
terapi. Air dapat digunakan sebagai terapi dalam kondisi panas, hangat, netral
(temperatur
tubuh), dingin, atau dalam kondisi beku (es).
2
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh hydrotherapy terhadap VO2Max penderita asma pada
mahasiswa universitas muhammadiyah Surakarta pada tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh hydrotherapy terhadap VO2Max penderita asma pada
mahasiswa universitas muhammadiyah Surakarta pada tahun 2015
D. Manfaat Penelitian
Memperoleh inormasi dan pengaruh dari hydrotherapy terhadap VO2Max penderita
asma.
Memperoleh informasi tentang latihan renang yang sesuai untuk penyakit asma.
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Deinisi
2
respiratorius, duktus alveolaris dan alveoli. Adanya percabangan udara saluran
majemuk ini sangat meningkatkan luas total penampang melintang saluran udara dari
2,5 cm2 di trakea menjadi 11.800 cm2 di alveoli. Akibatnya, kecepatan aliran udara di
dalam saluran udara kecil dan sangat menurun mencapai nilai yang rendah.
Tiap alveolus dikelilingi oleh pembuluh darah kapiler paru. Pada sebagian besar
tempat, udara dan darah dipisahkan hanya oleh epitel alveoli dan endotel kapiler, jadi
jarak yang memisahkan keduanya adalah sekitar 0,5 µm. pada manusia didapatkan tiga
ratus juta alveoli, dan luas keseluruhan dinding alveoli yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler dalam kedua paru sekitar 70 m2.
Tiap alveolus dilapisi oleh dua jenis sel epitel. Sel tipe I merupakan sel gepeng yang
memiliki perluasan sitoplasma yang besar dan merupakan sel pelapis utama. Sel tipe II
(pneumosit glanular) lebih tebal dan mengandung banyak badan inklusi lamellar. Sel –
sel ini mensekresi surfaktan (Ganong, 1992).
Paru dan dinding dada adalah struktur elastik. Pada keadaan normal, hanya
ditemukan selapis tipis cairan diantara diantara paru dan dinding dada. Paru dengan
mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan, seperti
halnya dua lempeng kaca yang direkatkan dengan air dapat digeser tetapi tidak dapat
dipisahkan. Tekanan dalam ruang antara paru dan dinding dada (tekanan pleura)
bersifat subatmosferik. Pada saat kelahiran, jaringan paru dikembangkan sehingga
teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru
untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya rekoil dinding dada ke arah
berlawanan. Apabila dinding dada dibuka, paru akan kolaps; dan apabila paru
kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong (barrel
shaped).
Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan
volume intratorakal. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai
normal sekitar -2,5 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi,
menjadi -6 mmHg. Jaringan paru semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara
menjadi sedikit lebih negative, dan udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi
3
daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali kekedudukan ekspirasi, sampai
tercapai keseimbangan kembali antara daya rekoil jaringan paru dan dinding dada.
Tekanan dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir
meninggalkan paru.selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang
tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratorakal. Namun, pada
awal ekspirasi, masih terdapat kontraksi ringan otot inspirasi.
Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai -30 mmHg, menimbulkan
pengembangan jaringan paru yang lebih besar. Apabila ventilasi meningkat, derajat
pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otot-otot ekspirasi
yang menurunkan volume intratorakal.
4
Apabila otot ekspirasi berkontraksi, volume intratoraks menurun dan terjadi
ekspirasi paksa. Kemampuan ini dimiliki oleh otot-otot interkostalis internus karena
otot-otot ini berjalan miring kearah bawah dan belakang dari iga ke iga, sehingga pada
waktu berkontraksi akan menarik rongga bawah dada ke bawah. Kontraksi otot dinding
abdomen anterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga-iga ke
bawah dan ke dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal yang akan
mendorong diafragma ke atas (Ganong, 1992).
Tabel dibawah ini menunjukkan otot-otot pernapasan beserta fungsi dan mekanisme
kerjanya:
TABEL 1.1
Otot-otot pernapasan
Waktu
Hasil
Fungsi Stimulasi
Otot Kontraksi
untuk
Otot
Kontraksi
Inspirasi Diafrag Bergerak Setiap
ma turun, inspirasi,
meningkatka otot primer
n dimensi inspirasi
vertikal
rongga toraks
Otot Mengangkat Setiap
antar iga iga ke arah inspirasi,
eksterna depan dan ke berperan
l arah luar, komplemen
memperbesar ter
rongga toraks sekunder
dalam terhadap
dimensi aksi primer
depan ke diafragma
belakang dan
sisi ke sisi
Otot- Mengangkat Hanya pada
otot sternum dan saat
leher dua iga inspirasi
(skalene pertama, paksa, otot
us, memperbesar inspirasi
5
sternokl bagian atas tambahan
eidomas rongga toraks
toideus)
Ekspirasi Otot- Meningkatka Hanya pada
otot n tekanan saat
abdome intra ekspirasi
n abdomen, aktif
yang (paksa)
menimbulkan
gaya ke atas
pada
diafragma
untuk
mengurangi
dimensi
vertikal
rongga toraks
Otot- Mendatarkan Hanya
otot toraks dengan sewaktu
antar iga menarik iga- ekspirasi
internal iga ke bawah aktif
dan ke dalam, (paksa)
menurunkan
ukuran depan
belakang dan
samping
rongga toraks
Sumber: Sherwood, 2001
Berikut ini adalah nilai volume paru normal yang dimiliki manusia. (1) Tidal Volume
(TV). Volume udara yang masuk atau keluar paru-paru selama satu kali bernapas. Nilai
rata-rata dalam keadaan istirahat = 500 ml. (2) Volume Cadangan Inspirasi (VCI).
Volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat.
VCI dihasilkan oleh kontraksi maksimum diafragma otot antar iga eksternal dan otot
6
inspirasi tambahan. Nilai rata-ratanya = 3500 ml. (3) Volume Cadangan Ekspirasi
(VCE). Expiratory reserve volume. Volume tambahan udara yang dapat secara aktif
dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif
pada akhir tidal volume biasa. Nilai rata-rata = 1000 ml. (4) Volume Residual (VR).
Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah ekspirasi maksimum. Nilai
Berikut ini adalah nilai kapasitas paru normal yang terdapat pada manusia. (1)
Kapasitas Inspirasi (KI). Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir
ekspirasi normal tenang (KI = VCI + TV). Nilai rata-rata = 3500 ml. (2) Kapasitas
Residual Fungsional (KRF). Volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasir normal
(KRF = VCE + VR). Nilai rata-rata = 2200 ml. (2) Kapasitas Vital (KV) volume
maksimal udara yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi
inspirasi maksimum (KV = VCI + TV + VCT). Nilai rata-rata = 4500 ml. (3) Kapasitas
Paru Total (KPT). Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru-paru (KPT
= KV + VR). Nilai rata – rata = 5700 ml. (4) Volume Ekspirasi Paksa dalam satu detik
(Forced Expiratory Volume). Volume udara yang dapat di ekspirasi selama detik
pertama ekspirasi dalam menentukan KV. Biasanya Forced Expiratory Volume (FEV)
sekitar 80% yaitu dalam keadaan normal 80% udara yang dapat dipaksa keluar dari
Manfaat pengukuran volume dan kapasitas paru adalah sebagai petunjuk untuk
7
B. VO2 Maximal
1. Definisi
digunakan tubuh kita untuk mengubah energi dari makanan ke energi molekuler yang
disebut Adenosin Triphosphat (ATP) yang digunakan tubuh pada tingkat sel. VO2
maksimal (konsumsi oksigen maksimum) adalah volume oksigen maksimal yang dapat
3. VO2 dan VO2 maksimal sangat dibutuhkan saat melakukan latihan karena kedua
hal tersebut yang menentukan kemampuan tubuh dalam menghasilkan ATP dan ATP
adalah sumber energi yang membuat otot tetap bekerja selama melakukan aktivitas dan
latihan. Selama melakukan aerobic atau latihan yang mempengaruhi daya tahan, seiring
dengan meningkatnya intensitas latihan volume oksigen juga akan meningkat. Dengan
peningkatan intensitas volume oksigen secara terus menerus maka seseorang akan
dapat mencapai konsumsi oksigen secara maksimal. Hal inilah yang disebut dengan
Konsumsi oksigen maksimum bergantung pada tiga sistem. Sistem pernapasan penting
untuk ventilasi dan pertukaran oksigen serta karbondioksida antara udara dan darah di
paru. Sistem sirkulasi diperlukan untuk menyalurkan oksigen ke otot yang bekerja.
Akhirnya, otot-otot harus memiliki enzim-enzim oksidatif untuk memakai oksigen yang
Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan VO2 maksimal dengan membuat
jantung dan sistem pernapasan lebih efisien, sehingga penyaluran oksigen ke otot yang
8
aktif lebih banyak. Otot yang berolahraga itu sendiri menjadi semakin mampu
meningkat, demikian juga jumlah dan ukuran mitokondria, yang mengandung enzim-
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume seseorang dalam mengkonsumsi oksigen
saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan yang dirasakan akan
suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima. Cepat atau
lambatnya kelelahan seseorang dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik yang kurang
baik.
tubuh (VO2 maksimal). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh
kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun
ringan. Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan
semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan
kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2 maksimal diukur dalam banyaknya
oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat
badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO 2 maksimal,
yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa (Zudine,
2009). Kekuatan aerobik maksimal, VO2 maksimal, adalah pengukuran yang diperoleh
dari kapasitas sistem kardiovaskuler dalam mengalirkan darah ke otot-otot besar yang
dilibatkan atau terlibat dalam kerja atau latihan secara dinamis. Program latihan daya
tahan yang dapat meningkatkan VO2 maksimal dapat dilakukan selama 15-60 menit.
9
Latihan yang dilakukan selama 2-3 bulan dapat meningkatkan VO2 maksimal sebesar
a. . Jenis kelamin
Setelah masa pubertas wanita dalam usianya yang sama dengan pria umumnya
b. Usia
Setelah usia 20-an VO2 maksimal menurun dengan perlahan-lahan. Dalam usia 55
tahun, VO2 maksimal lebih kurang 27% lebih rendah dari usia 25 tahun. Dengan
sendirinya hal ini berbeda dari satu dengan orang yang lain. Mereka yang mempunyai
c. Keturunan
Seseorang mempunyai potensi yang lebih besar dari orang lain untuk mengkonsumsi
oksigen yang lebih tinggi dan mempunyai suplai pembuluh darah kapiler yang lebih
baik terhadap otot-otot, mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat
mensuplai haemoglobin dan sel darah merah yang lebih banyak serta jantung yang
lebih kuat. Dilaporkan bahwa konsumsi oksigen maksimum bagi mereka yang kembar
d. Komposisi tubuh
10
menyebabkan konsumsi yang berbeda. Misalnya tubuh mereka yang mempunyai lemak
dengan persentasi tinggi mempunyai konsumsi oksigen maksimum yang lebih rendah.
Bila tubuh berotot kuat, VO2 maksimal akan lebih tinggi. Sebab itu, jika dapat
mengurangi lemak dalam tubuh, konsumsi oksigen maksimal dapat bertambah tanpa
tambahan latihan.
e. Latihan/olahraga
Kita dapat memperbaiki VO2 maksimal dengan olahraga atau latihan. Dengan latihan
daya tahan yang sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5%
sampai 25%. Proses berlatih yang dilakukan secara teratur, terencana berulang-ulang
dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederhana ke
yang lebih kompleks (Sistematis dan Metodis). Penelitian menunjukkan bahwa laki-laki
usia 65-74 tahun dapat meningkatkan VO2 maksimal sekitar 18% setelah berolahraga
1. TABEL 1.2
2. Klasifikasi VO2 maksimal normal
Excell Very Very
Gender Age Good Average Fair Poor
ent Good Poor
18-20 >63 62-57 56-51 50-46 45-39 38-33 <33
Male 21-25 >62 62-56 55-51 50-45 44-38 37-32 <32
26-30 >59 59-55 54-48 47-42 41-36 35-30 <30
18-20 >53 53-48 47-43 42-38 37-33 32-28 <28
Female 21-25 >50 50-46 45-42 41-36 35-33 31-27 <27
26-30 >48 48-44 43-40 39-35 34-31 30-26 <26
3. Sumber: Shvartz; Reibold, 1990
Dalam hal ini pengukuran menggunakan 12 minutes run/walk test menurut Cooper,
karena subyek dalam penelitian ini adalah subyek sehat dan tes tersebut cocok
digunakan untuk subyek sehat dari segala usia baik dewasa muda atau dewasa tua. 12
11
minutes run/walk tes adalah salah satu alat pengukuran yang digunakan untuk
Pengukuran tersebut dapat menunjukkan berapa liter oksigen yang dapat dihantarkan
supaya otot dapat bekerja dengan baik tiap menitnya. Tujuan dari tes ini adalah untuk
memanfaatkan oksigen dalam melakukan suatu kegiatan. Tes ini dapat disesuaikan
berlari atau berjalan sejauh yang mereka bisa selama 12 menit. Tes ini dilakukan di
dalam trak yang telah disediakan dan ditandai sebelumnya. Validitas dari tes ini
menunjukkan coeficient corelation sebesar 0,90 (r = 0,90). Reliabilitas dari tes ini
tergantung pada seringnya subyek melakukan olahraga dan kelincahan subyek tersebut.
Keuntungan dari tes ini adalah tidak memerlukan biaya yang banyak dan dapat
(Cooper,1968).
r=0,90
C. Pool therapy
1. Definisi
Hidro therapy atau terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan
menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis (Chaiton, 2002). Secara khusus,
air memiliki kualitas untuk mencapai respon tubuh yang bisa menyembuhkan simpton-
12
simpton dan meningkatkan mekanisme tubuh dalam menghadapi ancaman eksternal.
Media air bisa digunakan karena faktor buoyancy (keterapungan) baik di kolam renang
maupun kolam terapi. Air dapat digunakan sebagai terapi dalam kondisi panas, hangat,
netral (temperatur
yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air. Beberapa keuntungan yang
diperoleh dari terapi air antara lain: untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas,
dan membantu kelancaran sirkulasi darah (Chaiton, 2002; Bates A, & Hansen N,1996).
Salah satu contoh perawatan terapi air yang sederhana adalah dengan cara mandi
dengan air yang lebih dingin dari biasanya. Dengan mandi air yang lebih dingin
memungkinkan tubuh mengeluarkan jumlah dan pannjang dingin yang lebih lama.
Air adalah media yang sangat ideal bagi program latihan dan rehabilitasi, ketika
berdiri pada kedalaman sebahu maka terjadi pengurangan berat badan sebesar 90%,
selain itu air mengurangi tekanan muskuloskeletal dan persendian (Rujito, 2008).
Contoh lainnya ialah terapi kolam renang dengan air hangat yang memberi dampak
kebebasan bergerak bagi pasien dan mengurasi rasa sakit. Terapi di dalam kolam
renang memungkinkan untuk berdiri bebas tanpa pegangan sehingga memiliki manfaat
sebagaimana bila dilakukan di darat. Artinya, terapi dengan media kolam renang sangat
13
Hukum-hukum Hidrodinamika
sifat-sifat zat cair itu sendiri seperti pada hukum archimides dan hukum pascal, juga
karena faktor yang bersifat psikologis berupa rekreasi dan hiburan sehingga pasien
tidak merasa jenuh dan bosan (Rujito, 2008). Apalagi apabila kolam renang memiliki
suhu temperatur
yang bisa dirubah panas atau dingin, dan memiliki mesin turbulensi untuk
menyemprotkan air sebagai pemijatan dan rileksasi. Zat cair memiliki sifat-sifat yang
unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Di bawah ini merupakan penjelasan dasar
Hukum Pascal
kesemua titik lain secara sama”. Artinya bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair
ditambah dengan suatu harga, maka tekanan semua titik di tempat lain pada zat cair
Hukum Archimedes
14
Salah satu hukum hidrostatika yang lain adalah hukum Archimedes yang
mengatakan bahwa:“Setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu akan
mengalami gaya ke atas, yang disebut gaya apung, sebesar berat air yang
dipindahkannya”. Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat
diturunkan dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W
Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok
berada dalam keadaan seimbang, volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil
dari
pada volume balok. Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan
perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang
dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan
rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida,
maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol artinya
benda akan jatuh tenggelam. Selain hukum-hukum hidrodinamika di atas terdapat pula
metode Program
Halliwick. Menurut Rujito (2008), The Ten Point Programe Halliwick Methods
tersebut
antara lain:
15
1. Mental Adjustment. Menjadi mampu merespon dengan cara sewajarnya perbedaan
lingkungan, situasi, atau tugas yang sulit, belajar kontrol pernafasan. Salah satu
4. Sagittal Rotation Control. Kemampuan mengontrol rotasi yang mana saja yang
mengontrol rotasi yang mana saja yang dibuat sagitto-frontal (longitudinal) axis.
16
8.Balance in Stillness. Mengapung dan rileks didalam air dan ini tergantung pada
mental kedua dan kontrol keseimbangan fisik. Ketika seimbang, aktifitas lain bisa
dengan seorang instruktur tanpa kontak fisik diantara mereka. Therapis mengontrol
rotasi yang tidak dikehendaki tetapi tidak membuat gerakan yang bersifat mendorong.
10. Simple Progression and Basic Swimming Movement. Pengembangan dari gerakan
sedehana yang mendorong, dibuat oleh gaya therapis yang mana bersifat individu ke
D. Kerangka Teori
Masih banyak penderita asma yang belum tahu akan penanganan untuk mencegah
bahkan mengurangi angka kekambuhannya, dengan diberikan terapi renang atau yang
disebut dengan pool therapy dapat meningkatkan VO2Max dari paru-paru sehingga
E. Kerangka Konsep
17
Variabel Pengganggu
Faktor pemicu asma
Kebiasaan/ Hobi
F. Hipotesis
Ada pengaruh pool therapy terhadap VO2Max penderita asma pada mahasiswa
universitas muhammadiyah Surakarta pada tahun 2015.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Design Penelitian
bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi, berdasarkan hasil pengujian
hipotesis terhadap data yang diperoleh dalam waktu yang bersamaan (Notoatmojo,
2005).
Penelitian ini dilkukan di kolam renang koppasus klaten jawa tengah dan di laboratorium
18
C. Subyek Penelitian
muhammadiyah Surakarta yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
Penelitian ini menggunkan alat ukur tes prestasi secara formatif ,yang mana peneliti ingin
paru.
c. VO2Max
VO2max adalah oksigen maksimal yang dapat di tamping dalam paru yang mana
mempengaruhi metabolism dalam tubuh. Pada penderita asma VO2Max nilainya lebih
rendah disbanding dengan keadaan normal.
19
ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan analisis data multivariate, Dalam analisis multivariat menggunakan
regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen
dengan satu variabel dependen (Yasril dan Kasjono, 2009). Menguji kecocokan hasil observasi
dengan nilai parameter nol (tidak ada efek). Jika nilai p kecil maka dikatakan data tidak sesuai
dengan hipotesis nol dan hasil dikatakan “bermakna secara statistik”. Secara trasional digunakan
batas nilai p = 0, 05 untuk menentukan “bermakna” atau “tidak bermakna” suatu hasil
penelitian atau bisa dengan menyebutkan nilai sebenarnya dari nilai p (Yasril dan Kasjono,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pustakasekolah.com/panduan-penulisan-proposal-penelitian-skripsi-
lengkap.html
Bates A, & Hansen N. (1996). The Principles and Properties of Water: Aquatic Exercise
and Therapy. Philadelphia, PA: WB Saunders Co; Pages: 21-28.
Chaiton, Leo. (2002). Terapi Air untuk Kesehatan dan Kecantikan. Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta-Indonesia.
Garrison, Susan J. (2001). Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Alih Bahasa: dr.
Anton Cahaya Widjaja. Jakarta: Hipokrates Publisher.
Peni Kusumaastuti, dr. Sp.RM. (2008). Hidroterapi, Pulihkan Otot dan Sendi yang Kaku.
20
http://www.gayahidupsehat.com. Rabu, 09 Januari 2008.
http://klinikberjalan.blogspot.com/2013/08/bab-iii-hub-antara-olahraga-dengan.html
21
Disusun Oleh :
22
23