Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

VENTILATOR

Disusun Oleh :
kelompok 2

NAMA KELOMPOK
1. REPIKA ALBAKIR
2. ZULVIANI VIVIN MUSLIM
3. ARIZKA JUNIARTY JAINAHU
4. ILMIN SUBA

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya kami telah dapat membuat
makalah yang berjudul “ASKEP VENTILATOR ” walaupun tidak sedikit hambatan
dan kesulitan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah
SWT. 
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan
belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam
pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan kami
semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. 
Wasalamualaikum wr.wb. 

Manado, Desember, 2016

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Definisi Ventilasi Mekanik (VM) .......................................................................................


B. Ventilator Diklasifikasikan Sesuai Dengan Cara Mengakhiri fase Inspirasi.......................
C. Dua Pembagian dasar Ventilator.........................................................................................
D. Indikasi Ventilasi Mekanik..................................................................................................

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian...........................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................................
C. Intervensi Dan Implementasi...............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Ventilasi mekanik (VM)


Ventilasi mekanik (VM) adalah suatu alat yang mampu membantu  (sebagian) atau
mengambil alih (semua) pertukaran gas paru untuk mempertahankan hidup.

Ventilasi mekanik biasa digunakan untuk meningkatkan ventilasi alveolar dengan


demikian mengurangi regangan pernafasan pada penderita yang pernah mengalami
kegagalanpernapasan.

B. Ventilator diklasifikasikan sesuai dengan cara mengakhiri fase inspirasi:


1. Volume-cycled mengakhiri fase inspirasi setelah memberikan sejumlah volume
udara praset tertentu.
2. Pressure-cycled mengakhiri fase inspirasi setelah memberikan sejumlah tekanan
praset tertentu.
3. Time-cycled mengahiri fase inspirasi setelah praset waktu tertentu.

C. Dua pembagian dasar ventilator, yaitu:

1.    Ventilator tekanan negative.

  Membantu lingkungan negative sekeliling dada, mengakibatkan udara masuk


paru.

2.    Ventilator tekanan positif.

 Membantu tekanan positif dalan jalan nafas sehingga udara masuk paru.
 Ada 2 kelompok, yaitu: (1) ventilator yang memberi gas dengan volume besar,
tekanan tinggi dan frekuensi rendah (ventilator biasa), (2) ventilator dengan
volume kecil, tekanan rendah, memakai frekuensi tinggi (high frequency
ventilator).

D. Indikasi Ventilasi Mekanik :

A. Kegagalan ventilasi.

 Neuromuscular disease.
 Central nervous system desease.
 Defresi system saraf pusat (cardiac arrest).
 Musculosletal disease.
 Ketidakmampuan torak untuk ventilasi (trauma dada).
B.    Kegagalan pertukaran gas.

 Gagal nafas akut.


 Gagal nafas kronik.
 Gagal jantung  kiri.
 Penyakit paru-gagal disfungsi.
 Perfusion mismatch.

E. Ventilator Yang Ideal

Volume atau time cycled


Vt     =   10   –    200 ml (bayi)
               50  –    500 ml ( anak)
             200  –  2000 ml (dewasa)
Arus gas inspirasi variable (sampai 150 liter/menit untuk dewasa).
Rasio I : E variable
Pembatasan takanan inspirasi tertinggi

 60   torr (bayi)


 100   torr (anak, dewasa)

Cara :
Control, assist, IMV (Intermitten Mandatory Ventilation). Peep atau CPAP sampai
paling sedikit 50 cm H2O.
Frekuensi : 0 – 60 x/menit.
Alarm      : tekanan jaringan nafsa minimum dan maksimum.

 Kadar O2.
 Suhu gas inspirasi.
 Tinggi air nebulizer/humidifier.
 Power failure (listrik, preumatik).

“SETTING” VENTILATOR YANG DIUSULKAN

1. Volume tidal (Vt): 12-15 ml/kg. vt besar diperlukan untuk mencegah atelaktase dan
untuk mempertahankan oksigenisasi.
2. Ratio untuk inspirasi : ekspirasi (I : E – 1 : 2)
3. Waktu inspirasi kurang dari 1/3 dari cycle ventilasi dianjurkan mengurangi tekanan
intratorakal dan depresi hemodinamik. Waktu inspirasi yang lebih lama kadang-
kadang diperlukan (I : E – 1 : 3 – 1 : 5) untuk mencegah air trepping pada COPD.
4. Arus (flow rate) inspirasi – 40 LPM.
5. Arus inspirasi yang rendah baik untuk mencegah turbulensi dan mendekati laminar
flow.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1.  Riwayat adanya faktor penyebab, kondisi yang menyebabkan ketidakadekuatan


ventilasi, sebagai contoh:

 Syok.
 Penyakit kronos, cidera intrakranial, atau obat-obatan yang menekan berat sistem
saraf  pusat.
 Penyakit yang merusak otot-otot pernafasan (meastina gravis, polineuritis,
polimielitis).
 Trauma dada.
 Penyakit paru (emboli paru, PPOM).

2.    Pemeriksaan fisik.

 Tanda vital.
 Hipoksia.
 Frekuensi dan pola pernafasan.
 Bunyi nafas.
 Status neurologis.
 Fungsi paru.

3.    Pemeriksaan diagnostik.

 Gas darah arteri (GDA) dapat menunjukkan hipoksemia berat (PaO2 dibawah 50
mmHg) dan hipercapnea (PaCO2 diatas 50 mmHg).
 Foto dada.
 Pemeriksaan fungsi paru.
 Status nutrisi dan elektrolit.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penyesuaian pengaturan ventilator.


2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pembentukan lendir
akibat ventilasi mekanik tekana positif.
3. Resiko terhadap trauma dan infeksi berhubungan dengan intubasi ETT, trakeotomi.
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan ketergantungan ventilator.
5. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan tekanan selang ETT, pemasangan
ventilator.
6. Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator.

C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

1.    Meningkatkan pertukaran gas.

 Memeprtahankan ventilasi alveolar / pengiriman O2.


 Mengkaji pertukaran gas yang adekuat.
 Mengkaji tanda-tanda hipoksia.
 Suctioning dan fisioterafi dada.
 Auskultasi paru dan interprastasi AGDA.

2.    Membersihkan jalan nafas.

 Mengidentifikasi adanya sekresi, auskultasi 2-4 jan sekali.


 Melakukan tindakan pembersihan jalan nafas, suctioning, fisioterapi dada, perubahan
posisi sering, peningkatan mobilitas.
 Humidifikasi.
 Coronkodilatos.

3.    Mencegah trauma dan infeksi.

 Memelihara selang ETT dan trakeostomi.


 Melakukan higiene oral.
 Waspadai aspirasi- selang nasogastrik.
 Meninggikan kepala.

4.    Meningkatkan mobilisasi optimal.

 Latihan rentang gerak pasif/aktif.

5.    Meningkatkan komunikasi optimal.

 Kembangkan komunikasi alternatif.


 Kolaborasi dengan ahli terapi bicara.
 Menggunakan pendekatan komunikasi: membaca gerak bibir, kertas/pensil, gerak
tubuh, papan komuniksai.
6.    Meningkatkan kemampuan koping.

 Mendorong klien mengungkapkan perasaan.


 Memberikan penjelasan prosedur.
 Mengalihkan perhatian: menonton tv.
 Menggunkan teknik penurunan stress (relax).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ventilasi mekanik (VM) adalah suatu alat yang mampu membantu  (sebagian) atau
mengambil alih (semua) pertukaran gas paru untuk mempertahankan hidup.

Ventilasi mekanik biasa digunakan untuk meningkatkan ventilasi alveolar dengan


demikian mengurangi regangan pernafasan pada penderita yang pernah mengalami
kegagalan pernapasan

B. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :

1. Pengetahuan masyarakat khususnya mahasiswa tentang materi Ventilator


Mekanik dapat meningkat. Dari yang belum tahu menjadi tahu, dan dari yang
sudah tahu menjadi semakin mengerti
2. Agar pembaca dapat menerapkan asuhan keperawatan Ventilator Mekanik.
Dan demi kesempurnaan askep ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI, 1989, Penatalaksanaan Pasien di ICU, Jakarta, FKUI.


Barbara Engram, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 1, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai