Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
Disusun Oleh :
NIM : 736080719099
A. DEFINISI
Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia (Brunner & Suddarth, 2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat seperti :
etambutol.
c. Pembentukan asam urat yang berlebih :
e. Berat badan
f. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat.
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout ditemukan pada
pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause usia 50 – 60 tahun. Juga
dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30 tahun. Penyakit ini
paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan
pergelangan kaki.
C. ANATOMI FISIOLOGI
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak
dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan
ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai.
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang.yaitu :
(1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan
sindemosis
(2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong
oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan
simpisis
(3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami
pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago
hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas
tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial
yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam
hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh
pembungkus sinovial
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel
kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang
terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3,
yaitu :
(1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan
ujung-ujungpersendian;
(2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan
(3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis,
simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang
menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II
susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau
D. PATOFISIOLOGI
Menjadi gout arthritis, asam urat harus melalui tahapan-tahapan tertentu yang
menandai perjalanan penyakit ini. Gejala awal ditandai oleh hiperurisemia kemudian
cukup lama tergantung kuat atau lemahnya faktor resiko yang dialami oleh seorang
penderita hiperurisemia.
Jika hiperurisemia tidak ditangani dengan baik, cepat atau lambat penderita akan
mengalami serangan gout akut. Jika kadar asam urat tetap tinggi selama beberapa tahun,
penderita tersebut akan mengalami stadium interkritikal. Setelah memasuki fase ini, tidak
butuh waktu lama untuk menuju fase akhir yang dinamakan dengan stadium gout kronis
(Lingga, 2012).
E. PATHWAY
Diet tinggi purin peningkatan pemecahan sel Asam urat dalam serum
Katabolisme purin Asam urat dalam sel keluar Tidak Di sekresi melalui urine
MK: Nyeri
kontraktur sendi deformitas sendi
2. Gangguan akut :
a. Nyeri hebat
c. Sakit kepala
d. Demam.
3. Gangguan kronis :
a. Serangan akut
G. KOMPLIKASI
Laboratorium
sebagai berikut :
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan
pada wanita lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam urat tinggi yang
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam
Radiodiagnostik
2. Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul sendi.
I. PENATALAKSANAAN
1) Non farmakologi
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang
sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
h. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat
meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat.
2) Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi
3) Perawatan
yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring,
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
c. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan
ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95%
2. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki
(sendi lain)
malam hari)
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
Kaji dan tanyakan pada klien apakah sebelumnya klien pernah mengalami
klien ?
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serius yang lain seperti (HT,
dideritanya ?
agamanya ?
8. Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi
Makan : Pada umumnya pasien gout artritis diberikan diit rendah putin
b. Pola Eliminasi
d. Istirahat tidur
Kaji pola kebiasaan pasien pada saat istirahta tidur dirumah maupun di rumah
sakit.
e. Personal Hygiene
Kaji kebiasaan pasien dalam kebiasaan diri. (Mandi, gosok gigi, cuci tangan,
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Kesadaran
d. GCS
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
bola mata
tidak
Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau
suara tambahan
abdomen
nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan
mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang
b. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan,
dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan.
f. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d perubahan kadar elektrolit pada ginjal
3. INTERVENSI KEPERAWATAN.
distraksi, kompres
Faktor yang
hangat/ dingin
berhubungan :
7. Berikan informasi pada
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
mobilitas fisik
Joint Movement : Exercise therapy :
Batasan ambulasi
Klien meningkat
karakteristik: 3. Kaji kemampuan
dalam aktivitas fisik
pasien dalam
Kesulitan Mengerti tujuan dari
mobilisasi
membolak balik peningkatan
4. Latih pasien dalam
posisi mobilitas
pemenuhan kebutuhan
Dyspnea setelah Memverbalisasikan
ADLs secara mandiri
beraktivitas perasaan dalam
sesuai kemampuan
Perubahan cara meningkatkan
5. Dampingi dan Bantu
berjalan kekuatan dan
pasien saat mobilisasi
Gerakan bergetar kemampuan
Keterbatasan berpindah dan bantu penuhi
rentang diperlukan
pergerakan sendi
Ketidakstabilan
postur
Pergerakan
lambat
Faktor yang
berhubungan :
Intoleransi
aktivitas
Ansietas
Penuruna
kekuatan otot
Ketidaknyamana
Gangguan
muskuloskletal
Nyeri
5. Anjurkan keluarga
- Peningkatan
untuk selimuti klien
suhu tubuh diatas
6. Anjurkan kepada
kisaran normal.
keluarga untuk
- Kulit terasa
memantau intake dan
hangat.
output
7. Anjurkan keluarga
Faktor yang
untuk meningkatkan
berhubungan
intake cairan dan
- Anastesia
nutrisi.
- Penurunan
respirasi
- Dehidrasi
- Pemajanan
lingkungan yang
panas
- penyakit
- aktivitas
berlebihan
Integritas kulit
Tissue Integrity: Pressure Management
karakteristik: mempertahankan
Integritas kulit yang
tempat tidur bersih,
Kerusakan baik bisa
kering
lapisan kulit dipertahankan
3. Anjurkan klien dan
(dermis) ( mis: sensasi,
keluarga memakai
Gangguan elastisitas,
pakaian yang longgar
permukaan kulit temperature,
4. Anjurkan kepada klien
(epidermis) hidrasi, dan keluarga menjaga
perubahan alami.
status cairan
perubahan
turgor
gangguan
sensasi
penurunan
imunologis
penurunan
sirkulasi
perubahan
pigmentasi
tubuh
Body image Body image enhancement
Fasilitasi kontak
Faktor yang
dengan individu lain
berhubungan :
dalam kelompok kecil
Biofisik,
kognitif
Budaya, tahap
perkembangan
Penyakit, cedera
Pembedahan ,
trauma
Terapi penyakit
Perseptual,
spiritual,
psikososial
ketidakseimbangan
Fluid Balance Fluid management
volume cairan
Hydration
1. Pantau tanda-tanda
Definisi : penurunan Nutritional Status :
vital
cairan intravascular, Food and Fluid
2. Ajarkan kepada
ini mengacu pada Intake keluarga memantau dan
tubuh dalam
Penurunan berat
batas normal.
badan
Tidak ada tanda-
Peningkatan
tanda dehidrasi.
frekuensi nadi
Elastisitas
Peningkatan suhu
turgor kulit
tubuh
baik, membrane
Peningkatan
mukosa lembab,
hematocrit
tidak ada rasa
Membrane
haus yang
mukosa kering
berlebihan.
Penurunan
haluaran urine
Penurunan turor
Nadi
Faktor yang
berhubungan :
Kehilangan
cairan aktif
Kegagalan
mekanisme
regulasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2008. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Moreau David, 2015. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Merkie, Carrie, 2018. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1.
Jakarta : EGC.
Nurarif, A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Lukman, Ningsih, Nurna. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Price, Sylvia.A. 2001. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ;
Setiadi. 2018. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.