LITERATUR.
PHILIP KOTLER & KEVIN LANE KELLER, Marketing Management,2012,
Pearson International Edition,The 14th Edition, New Jersey : Pearson Education
International, Inc
1
26-10-2015 & Perilaku Pembelian Konsumen
- Model dari Perilaku Konsumen
- Proses Psikologis Utama
- Buying Process Cons Market
7 Pertemuan 7 UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS )
2-11-2015
8. Pertemuan 8 Menganalisis Pasar Bisnis (Bussi- - Apakah Pembelian oleh Organisasi?
23 -11-2015 ness Market) - Proses Pembelian Pasar Bisnis
- Taha-tahap Proses Pembelian
- Mengelola Relasi Pelanggan Bisnis
- Pasar Kelembagaan & Pemerintah
9. Pertemuan 9 Mengidentifikasi Segmen &Sasaran - Tingkat dan Pola Segmentasi Pasar
30 -11-2015 Pasar(Segmenting & targeting) - Segmentasi Pasar Konsumen
- Dasar Segmentasi Pasar Bisnis
- Penetapan Pasar Sasaran
10. Pertemuan 10 Menciptakan Ekuitas Merek (Brand - Penjelasan Ekuitas Merek
7-12-2015 Equity) - Membangun Ekuitas Merek
- Mengukur Ekuitas Merek
- Mengelola Ekuitas Merek
- Strategi Ekuitas Merek
11 Pertemuan 11 Mengatur Penetapan Posisi Merek - Menyusun & Mengkomunikasikan
14-12-2015 Perusahaan dibandingkan Pesaing Strategi Penetapan Posisi
- Strategi Diferensiasi
- Strategi Pemasaran Sepanjang Si-
klus Hidup Produk
- Evolusi Pasar
12 Pertemuan 12 Menghadapi Persaingan (Dealing - Kekuatan Persaingan
21-12-2015 with Competition) - Mengidentifikasi Pesaing
- Menganalisis Pesaing
- Strategi Bersaing u/ Market Leader
- Strategi Bersaing Lainnya
- Menyeimbangkan Orientasi Ke Pe -
langgan dan Orientasi ke Pesaing
13 Pertemuan 13 Pemecahan Kasus – Kasus Man. - Contoh Kasus Pemasaran nyata
28-12-2015 Pemasaran I, II Dalam Dunis Bisnis di Indonesia
14 Pertemuan 14 Pemecahan Kasus Kasus Man. - Contoh Kasus Pemasaran nyata
04-01-2016 Pemasaran III, IV Dalam Dunis Bisnis di Indonesia
15. Pertemuan 15 UJIAN AKHIR SEMESTER ( UAS )
2
BAB 1
DEFINING MARKETING FOR 21ST CENTURY
Value or customer value is “reflects the sum of the perceived tangibles and intangibles
benefits and costs to customers”.
(= mencerminkan jumlah manfaat dan biaya berwujud dan tidak berwujud yang
dirasakan bagi pelanggan)
Value primarily a combination of quality, service, and price, called “the customer value
triad”(=tiga serangkai nilai pelanggan).
Apa yang dimaksud dengan “program pemasaran” ? Marketing program terdiri dari
sejumlah keputusan kegiatan pemasaran (4 P’s atau 7 P’s ) yang meningkatkan nilai
(value) untuk digunakan oleh konsumen akhir. –
4
Marketing program terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang
meningkatkan nilai(value) untuk digunakan, yaitu :product, price,place,promotion
( 4P’s) atau product,price, place,promotion, people, process, physical evidence ( 7P’s)
Marketing mix untuk jasa disebut 7 P,s - product, price, place, promotion, people,
process, physical evidence ( bukti fisik).
Menurut Kotler & Keller (2009 ;16), marketing mix, defined as the elements an
organization controls that can be used to satisfy or communicate with customers.
5
c) Government market, yaitu konsumen yg membeli barang untuk menjalankan
fungsi mereka sbg abdi negara. Contoh: BUMN, Semua Departemen yg ada
dalam Kabinet, Pemerintah Tk.I, Tk II
Keterangan :
(1) Needs , Wants & Demand
Needs, adalah segala sesuatu yang dirasakan ingin dipenuhi yang berasal dari dalam
diri manusia.Contoh: rasa lapar, rasa haus, kebutuhan akan sex, kebutuhan akan
6
rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan
aktualisasi .
Wants, adalah kebutuhan yang dipengaruhi oleh kebudayaan atau individualitas.
Demand adalah “keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan
dan kesediaan untuk membelinya”.
Benefit
Nilai Pelanggan (CV) = ----------
Cost
7
(c) Facilitator Agency, lembaga yag membantu perpindahan barang & jasa dari
produsen ke konsumen, seperti : Lembaga Keuangan Bank, lembaga Keu-angan
Non Bank, Perusahaan Transportasi.
9
diberikan produk yang menawarkan kepuasan jangka pendek. Namun mereka juga
menuntut produk-produk yang tdk mencemari lingkungan, yang tdk mencemari
kesehatan merek,tidakmencemari kebudayaann mereka,tidak mencemari agama mereka.
Mereka menuntut produk-produk yang mampu meningkatkan kehidupan manusia dalam
jangka panjang
Ad.1) Production Concept adalah “suatu konsep yang mengatakan bahwa konsumen
menyukai produk yang tersedia atau mudah didapat dan murah harganya.Contoh:
Praktek Dokter umum di pedesaan laku karena tarifnya murah. Sedangkan di kota-kota
besar dimana orang mempunyai uang dan berpendidikan, akan lebih memilih
dokter spesialis.
Ad.2) Product Concept adalah “suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen
menyukai produk yang berkualitas.Biasanya perusahaan yg menganut product concep
dalam merancang produk tidak melibatkan needs & wants konsumennya.Contoh:
PT.KAI dalam menjalankan bisnis mengira bahwa konsumen hanya menginginkan
“fisik KA (sehingga dibuatlah gerbong KA yang bagus) tanpa memikirkan bhw
konsumen menginginkan jasa transportasi yang tepat waktu. Prsh ini mengabaikan prsh
penerbangan, bus malam, taxi sebagai saingannya dalam berbisnis.
Ad.3) Selling Concept adalah “- suatu konsep yang menyatakan bahwa konsumen tidak
akan membeli produk perusahaan, kecuali dihimbau dengan promosi yang
gencar.Contoh : Pemasar buku-buku Ensiklopedi, Pemasar Kapling kuburan.
Ad.4) Marketing Concept adalah “sebuah konsep yang menyatakan bahwa kunci
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan penentuan needs & wants, serta
memberikan kepuasan melebihi pesaing”
10
- Konsumen adalah Raja
- Kami melakukan semuanya untuk anda
- Memenuhi Needs & wants dengan mendapatkan laba.
Ad.5) The Holistic Marketing Concept adalah “suatu konsep yang mengatakan bahwa
kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan penentuan needs & wants,
memberikan kepuasan kepada pelanggan melebihi pesaing, serta memberikan
kesejahteraan kepada konsumen dalam jangka panjang dengan melestarikan lingkungan
hidup.Contoh : Inovasi sabun detergen dari sabun detergen tidak ramah ling-kungan
(SDTRL)- merek Rinso, Daia, Surf menjadi sabun deterjen ramah lingkungan ( SDRL)-
merek SC 88, SA 8, Athar.
11
Ad.1) Internal Marketing.
Internal marketing mengandung arti ”perusahaan merekrut, mentraining dan
memotivasi kemampuan para karyawan yang akan melayani pelanggan secara baik” –
Jadi, pimpinan perusahaan harus senantiasa mentraining karyawannya agar berorientasi
kepada pelanggan.
12
(Gibson, Donnelly, Ivanchevich,1996: 256).
13
Pertanyaan-Pertanyaan Bab 1 untuk diskusi :
1) Apa perbedaan ”pemasaran” (marketing) dengan ”penjualan” ?
2) Apa yang dimaksud dengan pemasaran menurut Kotler & Keller (2006)?
3) Sebut & jelaskan inti pemasaran ( marketing core) ?
4) Untuk menjalankan kegiatan pemasarannya, pemasaran membuat manajemen
pemasaran (marketing management).Jelaskan istilah tersebut !
5) Sebut & jelaskan tugas-tugas manajemen pemasaran !
6) Ada lima filosofi pemasaran yang dapat memandu para pemasar dalam
menjalankan usaha pemasarannya. Jelaskan !
7) Gambar & jelaskan perbedaan antara the Selling concept dengan the marketing
concept !
8) Dalam menjalankan usaha pemasarannya, sebuah perusahaan menggunakan
falsafah the holistic marketing concept. Ada empat pilar yang menyangga falsafah
yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Sebut & jelaskan !
9) Mengapa the holistic marketing concept “lahir atau muncul”?
10) Dalam menjalankan usaha pemasarannya sebuah perusahaan merancang
“strategi pemasaran” yang dikenal dengan “bauran pemasaran” (marketing mix)
.Jelaskan istilah tersebut !
11) Tersebut & Jelaskan elemen-elemen bauran pemasaran sebuah perusahaan !
12) Mengapa “strategi pemasaran untuk jasa” berbeda dengan “strategi pemasaran
untuk produk fisik” ?
14
BAB 2
DEVELOPING MARKETING STRATEGIES & MARKETING PLANS
Only a select group companies(segelintir prsh) stand out (tetap tegak) as master
marketers : P&G, Southwest Airlines,Nike,Sony, Toyota, Samsung, Canon, Disney,
Starbucks, Wal-Mart, Club Med, Electrolux, NOKIA, Virgin, Mc Donald, Ritz – Carlton
These companies focus on the customer and are organized to respond effectively to
changing .(secara efektif kebutuhan pelanggan yang berubah).
They all have well-staffed marketing departments, and all their other departement
accept the concept that ”the customer is king”.
To ensure that they select and execute the right activities, marketers must give priority
to ”Strategic Planning”in three key areas :
(1) Managing a company’s business as an investment portopolio.
(2) Assesing each business’s strength by considering the market growth rate and the
company’s position and fit (=pas) in that market, and establishing (=menentukan)
a strategy.
(3) For each business, the company must develop a game plan(=suatu rencana
permainan) for achieving its longrun objectives.
Most large companies consist of four organizational levels : the corporte level,the
division level, the business unit level, and the product level.
Corporate headquarters(=kantor pusat-kantor pusat) is responsible for designing ”a
corporate strategic plan to guide the whole enterprise”.It makes decisions on the
amount of resource to allocate to each division, as well as on which businesses to
start or eliminate.
Each division level establish (=menetapkan) a plan covering(=mencakup) the alloca-
tion of funds to each Business Unit within Division.
Each Business Unit level develops a stategic plan to carry tht Business Unit into a
profitable future(= suatu masa depan yang menguntungkan).
Each Product level within a Business Unit develops a marketing plan for achieving
its objectives in its product market.
Strategic Planning,as planning that occur in all management levels (the corporte level,
the division level, the business unit level, and the product level. ).
(Strategic Planning, merupakan perencanaan yg terjadi di semua level manajemen baik
di tingkat kantor pusat, di tingkat divisi, ditingkat Unit Usaha, maupun ditingkat
produk).
15
Stratejik Planning Process:
16
Marketing planning, dilaksanakan pada dua tingkat, yaitu:
1) Rencana pemasaran stratejik, dimana perusahaan mengembangkan tujuan &
strategi pemasaran yang luas berdasarkan analisis situasi & pelung pasar saat ini.
2) Rencana pemasaran taktis, dimana perusahaan menggariskan taktik pemasaran
yang spesifik, yang terdiri dari periklanan, penjualan, penetapan harga, saluran
distribusi & pelayanan.
17
tempat agar mampu bekerja mandiri, namun secara bersama-sama mencapai sasaran
perusahaan;Pelanggannya.
Keterangan:
BCG memiliki 8 SBU’s, yang berada di kwadran Star (bintang), Question Mark (tanda
tanya), Cash Cow (sapi perah), Dog (anjing).Kemudian BCG menggam-barkan masing2
bisnisnya dalam matrix per-tumbuhan – Market Share relative.
18
Sumbu vertikal adalah tingkat pertumbuhan pasar, yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan pasar tahunan dimana bisnis beroperasi.
Sumbu Horizontal adalah pangsa pasar relative, yang menunjukkan pangsa pasar
SBU’s dibandingkan pesaing terbesarnya.Setelah itu BCG hrs memutuskan apakah
SBU’nya sehat atau tidak.
Potofolio prsh dikatakan “tidak seimbang atau tidak sehat”, yaitu bila perusa-haan
memiliki SBU’s kategori Dog nya atau Quetion Mark nya terlalu banyak dan memiliki
SBU’s kategori Star dan Cash Cow nya sedikit.
Tugas selanjutnya, adalah menentukan strategi yang diberikan pada masing-
masing SBU’s, antara lain:
1. Strategi Build, dimana prsh harus meningkatkan market share.Strategi ini cocok
untuk QM spy menjadi Star
2. Strategi Hold, dmn prsh hrs mempertahankan market share. Strategi ini cocok
unt Cash Cow.
3. Strategi Harvest, dmn prsh hrs meningkatkan aliran uang kas jangka pendek dari
SBU’s tanpa memperdulikan akibat jk panjangnya,
4. Strategi Divest, dimana perusahaan harus mengeliminasi/menghilangkan/
menjual SBU’s yang lemah, karena hanya menghabiskan uang tanpa mengha-silkan
bagi perusahaan.
Matrix “pertumbuhan pasar –pangsa pasar” harus menjadi kerangka peren-
canaan bagi “pembuatan strategic planning” di corporate level.
Kesalahan yg paling besar yg umumnya dilakukan oleh prsh adalah
“mengharuskan semua SBU’s mencapai tk pertumbuhan pasar atau tk pengembalian
modal yg sama dgn investasi yg dikeluarkan”. Padahal, setiap SBU’s memiliki potensi
yg berbeda-
beda dalam mencapai pertumbuhan pasar dan pencapaain pangsa pasar”.
19
Guna mengatasi gap yg terjadi antara “Penjualan yg diinginkan 10 thn kedepan”
dengan “proyeksi penjualan” tersebut, sebaiknya prsh melakukan strategi- strategi :
(1) Pertumbuhan Intensif;
(2) Pertumbuhan Integratif;
(3) Pertumbuhan Konglomerasi.
20
Ad.3) Pertumbuhan Diversifikasi.
Pertumbuhan diversifikasi dapat dilakukan jika “terdapat banyak peluang yang baik
selain bisnis yang ada”.Peluang yang baik adalah “peluang bisnis dimana industrinya
amat menarik /menguntungkan dan perusahaan memiliki keunggulan-keunggulan bisnis
untuk meraih sukses”.
Ada tiga strategi Diversifikasi, yaitu :
a) Diversifikasi Konsentris, dimana perusahaan melakukan pengembangan
usaha dengan cara mengembangkan usaha baru yang produknya memiliki sinergi
tek-nologi dan/atau sinergi pemasaran denga produk yang ada.
b) Diversifikasi Horizontal, dimana perusahaan melakukan pengembangan
usaha dengan cara mengembangkan usaha secara teknologi tidak berkaitan dengan
tek-nologi yang ada, tetapi ditujukan kepada pasar sasaran yang ada saat ini.
c) Diversifikasi Konglomerasi, dimana perusahaan melakukan
pengembangan usaha dengan cara mengembangkan usaha yang benar-benar baru
yang sama sekali ber-
beda dengan teknologi, produk, serta pasar yang ada saat ini.
21
Peluang Pemasaran (Marketing Opportunity) adalah suatu bidang kebutuhan dima-na
prsh dpt memenuhinya secara menguntungkan.
22
Ada 4 kemungkinan hasilnya, yaitu:
1) Bisnis ideal adalah yang memiliki peluang utama besar dan ancaman utamanya
kecil.
2) Bisnis spekulatif adalah yang memiliki peluang utama maupun ancaman utama-
nya besar.
3) Bisnis Dewasa/matang adalah yang peluang utama maupun ancamannya kecil.
4) Bisnis bermasalah adalah yang peluangnya kecil dan ancamannya besar.
23
3) Fokus. Dmn SBU’s memfokuskan pada satu atau lebih segmen pasar yang
sempit dan tdk mengejar pasar yg luas.
Ad.7) Implementasi.
Strategi yang jelas dan program pendukung yang matang belum tentu cukup. Perusahaan
bisa saja gagal dalam “Implementasinya”.
Marketing Planning.
Strategc Planning tahap ke-4, yaitu Perencanaan di tingkat Produk.Masing -
masing tingkatan produk (product line, merek) dalam suatu unit usaha membuat
“marketing planning” untuk mencapai tujuannya di pasar produk tersebut.
Marketing Planning merupakan “alat utama untuk mengarahkan & mengkoor-
dinasikan usaha pemasaran”.
24
Pada sisi pengeluaran, memperlihatkan biaya produksi, distribusi fisik, dan
pemasaran.
5) Implementation control, merupakan pengendalian untuk memonitor kemajuan
pelaksanaan rencana. Biasanya sasaran dan anggaran dipecah menjadi bulan atau
kwartal. Manajer yang lebih tinggi dapat menelaah hasil setiap periode.
25
Pertanyaan- Pertanyaan Bab 2 untuk Diskusi.
1) Apa yang dimaksud dengan Strategic Planning ?
2) Apa tujuan dari Strategic Planning tersebut ?
3) Gambar & jelaskan strategic planning tersebut.
4) Sebut & jelaskan ke-empat langkah Strategic Planning di Corporate
levels !
5) Gambar & jelaskan pula perencanaan stratejik di tingkat Unit Usaha
( SBU’s) !
6) Tiap-tiap “tingkat produk (product levels) harus menyusun “rencana
pemasar-an” untuk mencapai sasarannya. Marketing planning merupakan salah satu
hasil terpenting proses pema-saran. Jelaskan arti “rencana pemasaran” dan jelaskan
pula isi “rencana pemasaran” tersebut.
26
BAB 3
GATHERING INFORMATION AND SCANNING THE MARKETING
ENVIRONMENT
Jadi, Output dari MIS akan digunakan oleh marketing decision makers for repairing
marketing program.
27
Gambar SIP/MIS :
Keterangan :
Output dari SIP akan digunakan oleh para pengmbil keputusan untuk ”mem-
perbaiki program pemasaran perusahaan”, oleh karena itu SIP yang terdiri dari 4 sub-
sistem mengharuskan para pengelola sub-sistem meng update data yang ada dalam sub-
sistem tersebut.
Apa yang harus dilakukan oleh pengelola SIP guna mengupdate data dalam SIP ?
Para pengelola SIP biasanya akan mengajukan perta-nyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1) Jenis keputusan apa yg secara regular harus anda buat?
2) Jenis informasi apa yg anda butuhkan untuk membuat keputusan ini?
3) Jenis informasi apa yg Anda peroleh secara regular ?
4) Jenis studi kasus apa yg Anda minta secara regular ?
5) Jenis informasi apa yg Anda butuhkan saat ini tapi belum diperoleh ?
6) Informasi apa yang Anda butuhkan setiap hari? Setiap Minggu?Setiap Bulan?
Setiap Tahun ?
28
Ad.1) Internal Record System.
- Merupakan serangkaian prosedur dan SD yg digunakan oleh para manajer untuk
mendapatkan informasi ttg pesanan, penjualan, harga, tingkat persediaan, piutang,
utang, dsb.
Inti dari Internal record system yaitu “Siklus pesanan-sampai-pembayaran.
-Output dari Catatan Internal adalah “Laporan Keuangan”.
- Wiraniaga, distributor dan pelanggan mengirim order ke prsh. Bagian pesanan
penjualan mempersiapkan faktur penjualan dan mengirimkan tembusan-tem-
busannya ke berbagai departemen. Item2 brg yg dikirim disertai dengan dokumen
pengiriman dan rekening yg dibuat rangkap dan dikirim ke berbagai departemen
terkait.
Menurut Boy Subiarso Sabarguna (2003), bahwa Internal Record System sebuah
Rumah Sakit berisi data Internal Rumah Sakit, yaitu sebagai berikut:
29
Ad.3) Marketing Research System.
Riset Pemasaran adalah “perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang
sistematis atas data atau temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu dan
yang dihadapi oleh prsh”.Sistem Riset Pemasaran merupakan “upaya pemecahan
masalah melalui penelitian”.
30
Perusahaan2 yang sukses adalah “perusahaan2 yang dapat mengenali & merespons
secara menguntungkan setiap kebutuhan & kecenderungan/trend yang belum ter-penuhi
dalam lingkungan pemasaran”.
Informasi –informasi apa saja yang diperlukan dalam berbisnis oleh seorang Produsen ?
- Semua inf dari Lingkungan Pemasaran, baik lingkungan pemasaran Mikro
maupun Ling.Pemasaran Makro
31
2) Info tt Lingkungan Pemasaran Makro, yang terdiri dari :
(a) Info ttg Lingkungan Demografi – yang menyangkut penduduk, seperti: Dis-
tribusi Umur Populasi Menentukan Kebutuhan; Pertumbuhan Populasi Dunia yg
Eksplosif (meledak); info ttg Distribusi Umur Populasi, karena hal ini akan
menentukan Kebutuhan; info ttg Kelompok Pendidikan
(b) Info ttg Lingkungan Ekonomi – seperti :info ttg Trend Distribusi Pendapatan
Konsumen, Pola Pengeluaran Masyarakat Yang Berubah; Pola Tabungan Yang
Rendah, Hutang Yang Tinggi, Ketersediaan Kredit;
(c) Info ttg Lingkungan Teknologi- seperti: info ttg Langkah Perubahan Teknologi
Yang Semakin Cepat; Regulasi Yang Meningkat Atas Tekhnologi
(4) Info ttg Lingkungan Sumber Daya Alam – seperti : info ttg Kekurangan Bahan
Mentah; Biaya Energi Yang Meningkat; Tingkat POLUSI yang meningkat;
(5) Info ttg Lingkungan Demografi- seperti: info ttg Pertumbuhan Populasi Dunia
Yg Eksplosif;
(6) Info ttg Lingkungan Politik/Hukum- seperti: info ttg Jumlah Substansial dari
U.U Yang Mengatur Bisnis;
(7) Lingkungan Budaya – seperti info ttg: Nilai Budaya Dasar (Pokok) Memiliki
Tingkat Kemapanan Yang Tinggi; Nilai Budaya Sekunder Mengalami
Pergeseran Sepanjang Waktu
Keterangan:
Ad.1) Lingkungan Demografis.
Lingkungan demografis, berkaitan dengan populasi penduduk. Mengapa lingkungan ini
yg dianggap sebagai kekuatan pertama yg harus dipantau para prsh ? – karena populasi
penduduk inilah yang membentuk pasar (market)
32
penduduk yg melek hurufnya lebih rendah daripada Jepang prsh HP lebih
menekankan pada “pembentukkan citra positif perusahaan” krn produk prsh berada
pada tahap introduction;
d) Perubahan Pola Rumah Tangga dari Tradisional ke Non
Tradisional.
Dewasa ini muncul RT non keluarga atau RT non tradisional.RT tradisional terdiri
dari suami, istri, anak2.
Sedangkan RT non keluarga seperti: Pasangan Kumpul Kebo, Para Bujangan (baik
Perempuan maupun Laki2); RT Single Parent, RT Homosexsual; RT Bisexsual (prm
dewasa dgn sejenis).
Kelompok2 RT Non Tradisional tsb tetntunya mempunyai Kebutuhan akan brg &
jasa tertentu, misalnya : Apartemen, Mobil yg praktis, makanan instant, peralatan
RT yg praktis dsb.
(e) Pergeseran Geografis Dalam Populasi.
Perpindahan penduduk dari kota2 kecil atau pedesaan ke kota-kota besar di
Indonesia (misalnya Jakarta), telah memunculkan peluang bagi “warteg, rumah
kontrakkan, pemilik penampungan pembantu RT, tempat-tempat wisata me-nengah
ke bawah (seperti : Pantai Ancol, Dufan, Sea world, TMII dsb).
(f) Pergeseran Dari Pasar Massal Ke Pasar Mikro/pasar segmen.
Prsh yg menganut marketing Concept akan melakukan S-T-P ( Segmenting,
Targeting, Positioning). Dimana dasar yg digunakan a.l: umur, jenis kelamin, latar
belakang Etnis, pendidikan psikografis/gaya hidup, geografis dsb.
33
Salah satu SDA yg terbatas dan tdk dpt diperbaharui adalah minyak bumi, telah
menciptakan masalah yg serius bagi perekonomian dunia. Harga minyak bumi
(BBM) telah melonjak dimana saat ini (2005) mencapaiUS$ 53 per barrel. Kondisi
ini telah mendorong para inventor/ilmuwan untuk menemukan BBM alternatif, a.l:
dengan beralih memanfaatkan Batu Bara,; Mencari cara2 yg praktis
unt memanfaatkan energi surya, energi nuklir, energi angina dll.
3) Tingkat Polusi Yang Meningkat.
Perhatian masyarakat ( dalam hal ini para konsumen hijau/green consumers), kini
menciptakan peluang bagi para produsen untuk menciptakan produk2 yg ramah
lingkungan, seperti: produsen SDRL, mesin2 pengolah limbah, mesin pengolah
sampah2 RT menjadi kompos.
4) Perubahan Peranan Pemerintah Dalam Pelestarian Lingkungan.
untuk menanggulangi masalah tsb yaitu perusahaan2 di negara2 dunia untuk
menerima lebih banyak tanggung jawab sosial dan juga alat2 yg tdk mahal untuk
mengendalikan & mengurangi polusi tsb.
34
kekuasaan mereka untuk menyelidiki dan melarang produk2 yg berpotensi tdk aman
bagi masyarakat.
35
FORECASTING AND DEMAND MEASUREMENT
Pertanyaan:
a) Mengapa sebuah perusahaan harus melakukan forecasting & measurement
demand?
b) Bagaimana cara produsen mem forecasting demand?
c) Bagaimana cara produsen mengukur demand?
Market:
-size
-demand
-Potential
Market Types
Market Demand
36
Pertanyaan-pertanyaan Bab 3 untuk diskusi :
2. Jelaskan arti Sistem Informasi pemasaran (marketing information system) yang
digunakan oleh pimpinan PT.TELKOM dalam mendapatkan informasi !
3. Gambar & jelaskan SIP tersebut !
4. Sebut dan jelaskan ke-empat sub –sistem SIP!
5. Bagaimana cara pengelola setiap sub-sistem SIP meng update data yang ada dalam
setiap sub-sistem SIP tersebut ?
6. Apayang dimaksud dengan lingkungan pemasaran (marketing environment)
7. Gambar dan jelaskan lingkungan pemasaran(sehingga Nampak lingkungen
pemasaran makro dan mikro)!
8. Apa yang harus dilakukan para pemasar atau perusahaan-perusahaan melihat
lingkungan pemasaran makro (eksternal) yang penuh gejolak dan bersifat
uncotrolable?
9. Sebutkan dan jelaskan tren-trend yang timbul akibat adanya gejolak dalam
lingkungan pemasaran (baik lingkungan Demografi, teknologi, ekonomi, politik/
hukum, budaya serta Sumber Daya Alam)?
10. Peluang-peluang bisnis apa yang dapat perusahaan adopsi dari gejolak lingkungan
pemasaran makro tersebut ?
37
BAB 4
MELAKUKAN RISET PEMASARAN
38
Jenis-jenis Riset Pemasaran:
- Penelitian Periklanan :Penelitian media; Studi tentang efektifitas iklan;Studi
iklan kompetitif.
- Penelitian Masalah-masalah Ekonomi & Perusahaan: Peramalan jangka
pendek, Peramalan jangka penjang; Studi harga;Studi lokasi pabrik & gudang; Studi
akuisisi; Riset Sisitem Informasi Manajemen; Penelitian operasi.
- Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan : Studi tentang “hak untuk
tahunya konsumen”; Studi dampak Ekologi; Studi mengenai tekanan hukum
terhadap produk baru; Studi tentang nilai spsial & kebijaksanaan.
- Penelitian Produk : Penerimaan dan potensi pasar; Analisis pangsa pasar;
pengu-jian produk-produk yang beredar; Penelitian kemasan
- Penelitian Penjualan & Pasar: Pengukuran potensi pasar; Analisis pangsa
pasar; Determinasi karakteristik pasar; Analisis pangsa pasar; Analisi penjualan;
Pene-litian kuota penjualan; Studi saluran distribusi;
39
Proses Riset Pemasaran (menurut Kotler : 2003)
JUDUL:
PENGARUH KEBIJAKAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN
X Y
DI PT X BANDUNG
40
Masalah Penelitian adalah “ gap antara yang seharus nya dengan empirik dilapangan”.
Contoh: Standar/seharusnya menyatakan bhw program pemasaran yg dirancang dengan
baik akan meningkatkan volume, namun empiric dilapangan program pemasaran tsb
velum mampu meningkatkan volume penjualan”.
Identifikasi Masalah.
1) Bagaimana Kebijakan Promosi di PT X Bandung.
2) Bagaimana Volume Penjualan PT X Bandung
3) Seberapa besar pengaruh Kebijakan Promosi terhadap Volume Penjualan di PT X
Bandung ?
41
5) Metode Kontak : Telepon, surat-menyurat, pendekatan pribadi
42
(1) Alasan utama penggunaan jasa telepon dalam penerbangan
adalah keadaan da-rurat, perjanjian bisnis penting,kesimpang siuran jadwal
penerbangan,dan lain-lain.Menggunakan telepon untuk menghabiskan waktu adalah
sangat jarang. Ke-banyakan penggunaan telepon dilakukan oleh kalangan bisnis
yang dibebankan ke biaya perusahaan.
2) Setiap 20 dari 200 orang penumpang akan menggunakan telepon dalam pener-
bangan dengan harga $ 25 per pengguna telepon; sekitar 40 penum-pang akan
menggunakan telepon pada harga $15. Jadi, membebankan harga $ 15 per pengguna
akan menghasilkan lebih banyak penerimaan (40x$15 =$600) dari-pada $25 per
pengguna (20x $25 = $500). Namun demikian, penerimaan masih jauh di bawah
target balik modal sebesar $ 1.000.
3) Promosi mengenai jasa telepon dalam penerbangan akan menarik tambahan
sekitar dua orang penumpang pada setiap penerbangan. Penerimaan bersih dari dua
penumpang tambahan adalah sekitar $400, dan perusahaan penerbangan itu akan
mampu balik modal.
4) Menawarkan jasa telepon dalam penerbangan akan meningkatkan citra Ame-
rican Airlines sebagai maskapai penerbangan yang inovatif dan progresif. American
Airlines akan balik modal dan akan mendapatkan beberapa penum-pang baru dan
goodwill di mata pelanggan.
43
Salah satu alasan utama perusahaan untuk melakukan riset pemasaran adalah
untuk mengidentifikasi peluang pasar. Setelah riset pasar diselesaikan, perusahaan harus
mengevaluasi setiap peluang bisnis sebelum ia memilih target market (pasar
sasaran)nya. Secara spesifik, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran,
pertumbuhan, dan potensi laba dari setiap peluang dengan hati-hati.
Masalah ?
Adalah ”Kesenjangan antara yang seharusnya/standart dengan Fakta /fenomena di-
lapangan”.
Yang menjadi seharusnya/standart, bisa berupa:
1) teori keterkaitan antara Variabel Independen (=var yg mempengaruhi) dengan Var.
Dependen (variabel yang dipengaruhi ) - menurut pakar Keilmuan
2) UUD
3) Undang2/PERPU/KEPRES
4) Al-Qur’an
5) Al-Hadist
6) Kondisi yang sudah mapan.
Contoh1:
Judul adalah ”pengkristalan dari permasalahan”.
44
PENGARUH KEBIJAKAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN
X Y
DI PT X BDG
Artinya : di Prsh X, insentif yang diberikan oleh Perusahaan X belum mampu me-
ningkatkan Kinerja Karyawannya
Latar Belakang
Inti Latar Belakang adalah ”MASALAH”.
- Seharusnya/standart
”Bahwa Insentif yang memadai akan meningkatkan Kinerja Karyawan” – menurut
pakar SDM ( Manulang, 2010)
- Fakta dilapangan :
di Prsh X, insentif yang diberikan oleh Perusahaan X belum mampu meningkat-
kan Kinerja Karyawannya
- Indikasi:
”Karyawannya malas bekerja”.
Perumusan masalah:
1) Bagaimana kebijakan Insentif di PT X Bandung?
2) Bagaimana Kinerja Karyawandi PT X Bandung?
3) Seberapa besar pengaruh Insentif terhadap Kinerja karyawan di PT X Bandung ?
45
Contoh 2 :
Judul :
Pengaruh Promotional Mix Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Pendidikan Unisba
X Y
Permasalahannya:
Konsumen tidak melakukan pembelian Jasa Pendidikan Unisba, dikarenakan
pengelolaan promotional mix yang kurang bagus
Latar Belakang.
Seharusnya : Promotional Mix yang dirancang dgn baik, akan mampu mendorong konsu
men untuk membeli produk/jasa - ( Kotler & Keller, 2012)
Perumusan Masalah:
1) Bagaimana kebijakan Bauran Promosi di Unisba ?
2) Bagaimana Keputusan konsumen/masyarakat akan jasa pendidikan Unisba?
3) Seberapa besar pengaruh kebijakan Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Jasa pendidikan Unisba ?
46
BAB 5
CREATING CUSTOMER VALUE, SATISFACTION AND LOYALTY
Value primarily “a combination of quality, service, and price” -called the customer
value triad”(=tiga serangkai nilai pelanggan).
Benefit
Value (nilai) = -----------
Cost
B>C
47
Gambar : Customer perceived Value
Sumber : Kotler: 1984
48
Bagaimana cara Produsen menciptakan & menghantarkan Customer Value yang
banyak kepada pelanggannya ?
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh produsen guna menghasilkan dan meng-
hantarkan Customer Value:
(1) The Value Chain – as a tool for identifying ways to create more customer value.
Keterangan:
Ada 5 kegiatan utama terdiri dari urutan : membawa raw material ke perusahaan
(inbound logistic), memproduksi barang, mengirim finished goods ke luar/kepasar
(outbound logistic), memasarkannya serta melayani mereka;
Serta, 4 kegiatan penunjang terjadi di seluruh kegiatan utama. Jadi “pengadaan
barang/jasa merupakan pembelian berbagai input untuk setiap kegiatan utama, dan
hanya sebagian yang ditangani oleh bagian pembelian.
Kegiatan “Pengembangan teknologi” terjadi pada setiap kegiatan utama, dan hanya
sebagian kecil yang ditangani oleh bagian Litbang. Pengembangan SD terjadi di-
semua kegiatan utama.Kegiatan Infrastruktur perusahaan – terdiri dari: manajemen
umum, perencanaan, ke-uangan, akunting, hukum, hubungan Pemerintahan, di-
tanggung oleh kegiatan utama & kegiatan penunjang.
Perusahaan perlu memeriksa “biaya dan kinerja dalam setiap kegiatan penciptaan
nilai” tersebut dan mencari peluang perbaikannya. Perusahaan harus “mem-
perkirakan biaya dan kinerja penciptaan nilai pesaing-pesaingnya untuk mengukur
diri”.Selama perusahaan bisa dapat melakukan kegiatan tertentu lebih baik dari pada
saingannya, perusahaan akan memiliki “keunggulan bersaing”.
49
satisfying relationship and coprosperity among the key stakeholders (= para
pemegang saham utama).
According to this view, a marketer holistic achieve profitable growth by
“expanding customer share /market share, customer loyalty, and capturing
customer life time value (=merebut nilai masa hidup pelanggan)
Keterangan:
1) Value exploration – bagaimana sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi nilai
peluang baru. Perusahaan dapat melakukan Value Exploration dengan cara:
(a) Customer Cognitives Space - yang menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
yang ada dan yang laten dan termasuk luasnya/besarnya seperti : kebutuhan
partisipasi, stabilitas, kebebasan dan perubahan;
(b) The companie’s competence space, dapat digambarkan dalam istilah
kelebaran - bidang lebar Vs fokus dari bisnis ;dan dalam – fisik Vs penge-
tahuan – didasarkan kapasitas;
(c) The collaborator’s resource space, meliputi kerjasama horizontal, dimana
perusahaan memilih partner-partner berdasarkan pada kemampuan mereka
untuk memanfaatkan hubungan peluang-peluang pasar,dan kerjasama
vertikal, dimana perusahaan memilih partner-partner berdasarkan kemam-
puan mereka menyedia-kan value creation nya.
50
dan infrastrukturnya untuk mengantarkan penawaran nilai baru lebih efisien.
Dalam sistem Value Delivery, perusahaan harus membentuk kemitraan dengan
anggota rantai pemasok lainnya”.Karena menghadapi persaingan yang ketat,
maka guna memuaskan pelanggannya melakukan cara menjalin kemitraan
dengan pemasok, dan distributornya untuk menciptakan jaringan penyerahan
nilai (value- delivery- network) yang lebih baik. Lihat gambar “value- delivery-
network” berikut ini :
Rumus : S = f ( E,P )
Expected = Harapan
Performance = Kinerja
Customer Expectation.
Bagaimana cara pembeli membentuk “harapannya? Harapan pembeli dibentuk oleh
pengalaman pembeli terdahulu/ yang lalu, komentar teman, rekomendasi teman,
informasi dan janji dari para pemasar dan pesaingnya melalui media promosi.
51
Ciri-ciri pelanggan yang puas:
(1) Membeli lebih banyak
(2) Setia lebih lama
(3) Membeli jenis produk baru atau produk modifikasi dari
perusahaan.
(4) Penyampaian pujian mengenai perusahaan & produknya
kepada orang lain.
(5) Kurang memperhatikan iklan pesaing
(6) Kurang sensitive terhadap harga
(7) Menawarkan gagasan brg/jasa kepada prsh
52
a. Harus mengumpulkan gagasan pelanggan untuk
penyempurnaan produk/jasa serta menyampaikannya kepada “departemen-
departeman yang ada di perusahaan”.
Keterangan:
53
Pelanggan disusun dalam kolom dan produk disusun dalam baris. Setiap sel/segmen
berisi simbol keuntungan dari penjualan produk kepada pelanggan tertentu. Customer 1
(C1) amat menguntungkan, dimana ia membeli 3 buah product yang mengun-tungkan
( P1,P2, dan P4); Customer 2 (C2) menghasilkan keuntungan campuran, dimana ia
membeli satu product menguntungkan (P1) dan satu product yang tidak menguntungkan
(P3); Customer 3 (C3) merupakan pelanggan yang merugikan, dimana ia membeli satu
produk yang menguntungkan (P1) dan dua buah product yang merugikan ( P3 & P4).
CLV/Customer Lifetime Value menggambarkan “the net present value dari laba /profit
yang dihasilkan oleh rata-rata pelanggan dalam waktu tertentu”.
Semakin lama seseorang menjadi pelanggan,maka semakin besar nilai pelanggan
tersebut bagi perusahaan. Oleh karena itu, kebijakan pemasaran yang diterapkan dalam
kerangka relationship marketing ini harus selalu mempunyai implikasi untuk
mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang.
Dengan kata lain ”tingkat retensi/ketahannya (retention rate)- nya dari waktu ke waktu
harus selalu dalam keadaan tinggi”.
Retention rate (tingkat retensi) adalah tingkat yang menunjukkan seberapa banyak
pelanggan bisa ditahan pada tahun tertentu dibandingkan dengan pelanggan yang
berhasil diakuisisi pada tahun sebelumnya.
54
Mempunyai banyak pelanggan dan CLV nya tinggi adalah impian setiap perusahaan.
Untuk itu, maka perusahaan harus mengelola seluruh sumber pelanggannya secara
maksimal.
55
Keterangan:
Titik awal adalah suspect (tersangka), yaitu setiap orang yang mungkin berniat membeli
produk/jasa perusahaan. Perusahaan harus memeriksa tersangka dengan cermat untuk
menemukan kemungkinan menjadi prospect (calon pelanggan), yaitu orang-orang yang
memiliki minat potensial yang kuat terhadap produk perusahaan dan mempunyai daya
beli. Disqualified prospect (calon pelanggan yang tak meme-nuhi syarat), yaitu orang-
orang yang ditolak oleh perusahaan oleh karena dianggap berkredibilitas rendah atau
tidak menguntungkan. Terhadap prospect (calon pelang-gan), perusahaan berharap &
56
berusaha untuk mengubah banyak prospect menjadi first time customer (pelanggan
pertama kali membeli), yaitu orang-orang yang per-tama kali membeli produk
perusahaan. Setelah itu, perusahaan berharap & berusaha mengubah first time customer
menjadi repeat customers (pelanggan berulang), yaitu pelanggan yang melakukan
pembelian ulang. Baik first time customers maupun repeat customers mungkin saja
masih juga membeli produk pesaing-pesaing perusahaan. Kemudian, perusahaan
berupaya untuk mengubah repeat customers menjadi clients, yaitu orang-orang yang
hanya membeli dari perusahaan teretntu dalam kategori produk yang relevan. Kemudian,
perusahaan bertindak untuk mengubah clients men-jadi member, yaitu para pelanggan
yang memulai suatu program keanggotaan yang menawarkan manfaat-manfaat bagi
mereka yang bergabung. Kemudian, perusahaan berusaha mengubah members menjadi
advocates (pembela), yaitu para pelanggan yang dengan penuh gairah
merekomendasikan per-usahaan beserta produk & jasanya kepada kepada orang lain.
Tantangan terakhir adalah perusahaan mengubah advo-cates menjadi partners (mitra),
yaitu dimana para pelanggan produk/jasa pe-rusahaan dan perusahaan bekerjasama
secara aktif.
57
TUGAS III “Man.Pemasaran – Dosen :Dr.Ratih Tresnati, SE.,MP
Soal :
1. Dalam persaingan yang maha hebat dengan semakin
banyaknya pembeli yang ra-sional, maka perusahaan hanya dapat memenangkan
persaingan dengan “menciptakan & memberikan nilai yang unggul kepada
pelanggannya”. Pembeli akan membeli dari perusahaan yang dalam pandangan
mereka menawarkan “Nilai terhantar pada pelanggan yang tinggi.
Pertanyaan:
(a) Apa yang dimaksud dengan “Nilai terhantar pada
pelanggan ?
(b) Gambar bagan “Nilai terhantar pada pelanggan
(customer delivered value)” !
(c) Setelah pembeli melakukan keputusan pembelian,
ia akan merasakan puas atau tidak puas. Jelaskan arti kepuasan menurut Kotler
& Keller (2006) !
(d) Mengingat pentingnya nilai pelanggan dan
kepuasan pelanggan, maka perusa-haan dapat menghasilkan & mengantarkan
“Nilai pelanggan & kepuasan pelanggan melalui “Rantai Nilai” (Value
chain).Gambar & jelaskan “Rantai Nilai” tersebut!
2) Selain dengan “Rantai Nilai”, cara lain untuk menghasilkan & menghantarkan nilai
& kepuasan kepada pelanggan yaitu dengan “jaringan penyerahan nilai (value-
delivery- network). Gambar & jelaskan !
58
h. Tujuan utama Relationship Marketing adalah untuk menemukan Customer
Lifetime Value/CLV( Nilai selama hidup pelanggan). Jelaskan arti CLV !
i. Mengapa perusahaan perlu memaksimalkan CLV ?
j. Selain bekerja dengan mitra (yang disebut dengan ralational marketing), banyak
perusahaan bermaksud mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan para
pelanggannya yang dikenal dengan Customer Relationship Marketing/ CRM.
Jelaskan yang dimaksud dengan CRM tersebut !
k. Tujuan utama dari CRM adalah menghasilkan ”equitas pelanggan yang tinggi”
(high customer equity).Jelaskan istilah tersebut !
l. Menurut Rust, Zeithaml, dan Lemmon, ada tiga faktor yang mempengaruhi
ekuitas pelanggan yang tinggi . Sebut & jelaskan ketiga faktor tersebut !
59
BAB 6
Pasar adalah ”Kumpulan manusia yang memiliki Daya Beli, yang mau dan mampu
melakukan transaksi dengan produsen/penjual.
Market mengonsumsi ”Producer market, Reseller market, & Goverment market disebut
BUSINESS MARKET, yaitu kumpulan manusia yg mmebeli barang untuk Bisnis.
Siapa yang melakukan ”Analisis pasar konsumen & perilaku pembelian pasar
konsumen?
Yaitu produsen Consumer goods, karena yang menjadi target market adalah Consumer
market.
60
Bagaimana cara producer consumer goods ”memahami perilaku pembeliqn consumer
market ?
- Dgn menggunakan ’Models of Buyer behvior”
Ket:
Sebelum pemasarmerancang ”Strategi pemasarannya” – Product, Price, Place,
Promotion - 4P’s (untuk produk fisik) sedangkan untuk jasa 7P’s, pemasar harus
memahami ”Perilaku Konsumen” ( Consumer Behavior).
61
Bauran
Pemasaran
Produk Tempat
Keragaman produk Saluran pemasaran
Kualitas Pasar Cakupan pasar
Design Sasaran Pengelompokkan
Ciri Lokasi
Nama merek Persediaan
Kemasan Transportasi
Ukuran
Pelayanan
Garansi
Imbalan
Promosi
Promosi Penjualan
Harga Periklanan
Daftar harga Tenaga penjualan
Rabat/Diskon Kehumasan/public
Potongan harga khusus relation
Periode pembayaran Penawaran langsung
Syarat kredit
Jenis-jenis pasar:
1) Industrial market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk diolah menjadi
barang lain)
2) Reseller market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk dijual kembali)
3) Government market ( kumpulan konsumen yang membeli barang untuk menjalankan
fungsi2 pemerinta sebagai abdi negara)
4) Consumer market (kumpulan konsumen yang membeli barang untuk penggunaan
pribadi)
Consumer Behavior menurut John C.Mowen (1999) adalah studi tentang buying units
dan proses-proses pertukaran yang dilibatkan dalam mendapatkan, mengonsumsi,dan
mengelola barang-barang, jasa-jasa, pengalaman-pengalaman, dan ide-ide.
Consumer Behavior menurur Engel, Blackwell, Miniard adalah Aktivitas
seseorang dalam bentuk tindakan-tindakan dalam rangka bereaksi terhadap rangsangan
atau stimulus.
62
2) Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar penge-
tahuan analisis konsumen.
3) Membantu Pemerintah dalam “pembuatan UU Perlindungan Kon-sumen”.
4) Membantu Konsumen dalam “pembuatan keputusan pembelian yang baik”.
Keterangan :
Dari gambar “Model of Buyer Behaviour Consumers Market” di atas, nampak
bahwa, mula-mula stimulus (bauran pemasaran yang dirancang oleh produsen,
berupa:product, price, place, promotion & Lingkungan pemasaran berupa; variabel)
masuk ke benak konsumen /memori konsumen/diri konsumen. Dalam diri konsumen
tersebut akan terbentuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen /pasar
bisnis berupa: culture, social, personal & psychological – motivasi, perception,
learning, memory. Setelah itu konsumen akhir akan menjalani proses keputusan
pembelian (Buying Decision Process), berupa tahap: Problem Recognition, Informa-tion
Search, Evaluation of Alternatives, Purchase Decision, Post Purchase Behavior.
Akkhirnya keluarlah keputusan pembelian (purchase decision) konsumen akhir berupa :
product choice, dealer choice, product amount, purchase timing ).
63
(1) Cultural factors (Faktor-faktor Kebudayaan)
Faktor budaya (cultural) memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap peri-laku
konsumen. Peran budaya, sub-budaya, serta social class (kelas sosial) sangatlah penting
dalam pembentukan perilaku konsumen tersebut.
64
Para ilmuwan Sosial, mengklasifikasikan masyarakat AS menjadi :Upper-
upper,Upper lower, Middle Upper, Middle-middle, Worker Class, Lower Upper, Lower-
lower.
Kelas Sosial menunjukkan “preferensi/kesukaan merek produk/jasa yang ber-
beda-beda pada bidang-bidang tertentu”, seperti: pakaian, makanan, perabotan, kegiatan
waktu luang, kendaraan.Contoh : Restoran Four Season di Manhattan atas, memusatkan
pada pelanggan Upper-upper, sementara restoran Joe’s Dinner di Manhattan bawah
memu-satkan pada pelanggan Kelas bawah.
65
2) Variability, artinya produk itu harus memperlihatkan variabilitas, dimana beberapa
konsumen harus mempunyai SD untuk memiliki produk tersebut, sedangkan konsu-
men lainnya tidak memiliki SD untuk memiliki produk tersebut.
3) Personalizability (kemampuan untuk kepribadian), artinya produk tersebut harus
memiliki a stereotypical image (sebuah citra stereotip/klise).
Keterangan:
Dalam gambar di atas, terlihat suatu iklan pena merek Mountblanc yang memiliki 3
karakteristik yaitu: (1) Visibility di dalam pemakaiannya ( dimana ia memiliki warna
dan bentuk yang khusus); (2) Variability (dimana hanya sedikit konsumen yang mampu
membeli-nya dalam harga ratusan dollar untuk sepasang pena);(3) Persona-lizability
(dimana ia membuat sebuah pernyataan tentang tipe dari orang yang akan
menginvestasikan di dalam sebuah alat tulis yang mahal seperti itu – seperti :
“ …….. for people who aspire to the finer of life. The fountain pen is designed with a
handicrafted 14- carat gold nib with platinum inlay. This pen and the ballpoint are
highly polished writing instruments featuring gold plated fittings. The Mountblanc
Masterpiece is a world – famous classical design – an eloquent expressions of your
personality and individual life style.” ( = …………..bagi orang-orang yang bercita-cita
untuk kehidupan yang lebih baik. Pena itu dirancang dengan sebuah kerajinan tangan
emas 14 karat dengan tatahan platinum. Pena dan ballpoin ini adalah alat –alat tulis yang
dipoles dengan tinggi menonjolkan benda-benda gold platted.Karya Agung Mountblanc
adalah sebuah rancangan klasik terkenal dunia – sebuah ekspresi yang mengesankan
dari kepribadian anda dan gaya hidup perorangan)
66
(3) Personal Factors( Faktor-faktor Personal)
Keputusan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh “karakteristik pribadi” :
Ages & Stage in The Lifecycle, Occupation & Economic Cisrcumstances, Personality &
Self-Concept, Life style & Values.
3.1 Ages & Stage in the Lifecycle ( Umur & Tahap Siklus Kehidupan Keluarga).
Orang membeli barang & jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka makan
makanan bayi dalam tahun-tahun awal hidupnya; mereka makan banyak makanan
beragam dalam tahun-tahun pertumbuhan & kedewasaan; mereka me-lakukan diet
khusus dalam tahun-tahun berikutnya.
Konsumsi juga dibentuk oleh Famly Life Cycle ( Siklus Kehidupan Produk).
Menurut Kotler & Keller (2006), FLC terdiri dari :
- Kelompok Bujangan muda, bujangan yang tidak tinggal dengan orang tuanya, yang
memiliki kebutuhan akan: apartemen, perabotan yang praktis, mobil kecil.
- Pasangan yang baru menikah tanpa anak, yang membutuhkan : rumah, mobil,
perabotan rumah, perabotan rumah tangga.
- Pasangan dengan anak di bawah enam tahun, yang membuthkan :
- Pasangan dengan anak di atas nam tahun, yang membutuhkan :
- Pasangan dengan anak dewasa ( yang belum menikah), yang membuthkan:
- Pasngan dengan anak-anak yang telah “mencar”, yang membutuhkan :
- Pasangan pensiunan, yang membutuhkan :
- Pasngan Manula, yang membutuhkan :
67
dan layak mendapatkan yang terbaik. Dalam kasus ini ia akan lebih menyukai komputer
yang mncerminkan kualitas yang sama. Jika komputer laptop IBM dipro-mosikan
danditetapkan harganya untuk mereka yang menginginkan sesuatu yang terbaik, maka
citra merek komputer tersebut akan sesuai dengan citra pribadi target market.
68
Model hierarki Kebutuhan Maslow. (Hierarcy of Need Model).
Model Hierarki dari Abraham Maslow bahwa “orang-orang mempunyai sejumlah
kebutuhan yang berbeda-beda yang mereka coba penuhi dari pekerjaan mereka”. Ia
mengklasifikasikan kebutuhan-kebutuhan menjadi lima tipe dasar dan menyarankan
supaya kebutuhan itu disusun menurut hierarki prioritas seperti gambar di bawah ini :
2. Persepsi.
Persepsi adalah “proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasikan stimulus/input untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki
arti”.
Proses Persepsi :
69
3. Learning (pembelajaran).
Learning/Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan peru-
bahan dalam pengetahuan, sikap, dan/atau perilaku.
Dari definisi di atas, tercermin adanya dua pendekatan dalam learning, yaitu :
a) pendekatan cognitif (cognitive approach) – dimana learning dicerminkan melalui
perubahan pengetahuan.
b) Pendekatan behaviorisme (behaviorist approach) – dimana learning dicerminkan
melalui perubahan perilaku.
4. Memory.
Memory juga berpengaruh kepada keputusan pembelian seorang konsumen.
Stimulus, akan masuk ke memory konsumen, dan di proses di benak kosnumen. Pe-
mrosesan informasi adalah “proses dengan mana suatu stimulus diterima, ditafsirkan,
disimpan dalam memori/ingatan, dan kemudian dipanggil/ diambil kembali” ( Engel,
Blackwell, Miniard).Menurut John C.Mowen, pemrosesan informasi terdiri dari :
70
Buying Process (Proses Pembelian) - bagi Consumer Market.
Buying Process adalah “suatu proses yang dilalui oleh konsumen akhir dari timbul rasa
butuh sampai dengan perasaannya setelah membeli”
Buying Process menurut Philip Kotler, sbb:
71
Keterangan:
Proses pembelian pasar konsumen di awali dengan timbul rasa butuh. Needs akan
muncul, bila terjadi kesenjangan antara actual state dengan desire state. Setelah
seseorang mengalami timbul rasa butuh (needs recognition). Setelah itu, konsumen akhir
akan mencari informasi tentang produk yang diinginkan. Ia akan mencari informasi dari
Long Term Memory (pencarian internal) atau mencari informasi yang relavan dengan
produk yang diinginkan dari berbagai sumber ( pencarian eksternal).
Setelah itu konsumen akhir akan mengevaluasi beberapa alternatif merek ber-
kenaan dengan “manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif
pilihan”.
72
Tahap dimana konsumen akhir “mendapatkan alternatif pilihan atau produk/jasa
pengganti/substitusi yang dapat diterima”.
Tahap dimana konsumen akhir “mengevalusi apakah alternatif yang dipilih
memenuhi kebutuhan & harapan segera setelah digunakan”.
Panjang pendeknya tahap buying process yang dilalui oleh seorang konsumen
akhir, akan sangat tergantung kepada “Buying Situation”, yaitu suatu situasi yang
dialami konsumen pada saat ia melakukan “keputusan pembelian produk/jasa”
73
Pertanyaan-pertanyaan Bab 6 untuk diskusi :
Salah satu pelanggan jasa telekomunikasi PT.TELKOM adalah konsumen akhir.
Pertanyaan :
a. Saudara diminta untuk menggambarkan & menjelaskan ”models of buyer
behavior”, sebuah model yang digunakan PT.Tekom untuk memahami perilaku
konsumen!
b. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian jasa telekomunikasi
PT.TELKOM!
c. Jelaskanpula proses keputusan pembelian (buying process) yang harus
dilalui oleh pelanggan jasa telekomunikasi PT.TELKOM ketika membeli jasa
telekomunikasi itu!
d. Panjang pendeknya proses keputusan pembelian tersebut, akan
tergantung kepada “situasi pembelian” yang dihadapi oleh pelanggan
PT.TELKOM.Jelaskan situasi pembelian tersebut !
74
BAB 7
ANALYZING BUSINESS MARKET & BUYER BEHAVIOR
MARKET = CONSUMER
Pasar/Konsumen adalah ”Kumpulan manusia yang memiliki Daya Beli, yang mau dan
mampu melakukan transaksi dengan produsen/penjual.
Apa yang dikonsumsi oleh Business Market ? yaitu INDUSTRIAL GOODS (=yi
barang/jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yg membeli barang/jasa dgn tujuan
Bisnis).
Apa yang dikonsumsi oleh Consumer Market ? yaitu Consumer goods (= ba-
rang/jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang membeli dgn tujuan digunakan
sendiri)
75
(b) Shopping goods, yaitu produk/jasa yang didalam pembeliannya me-
merlukan beberapa pertimbangan, seperti: harga, model/disain, merek,
warna, kualitas dsb. Contoh: baju/garment, sepatu, tas, jam dsb
(c) Specialty goods, yaitu barang/jasa yang di adalam pembeliannya
memerlukan banyak pertimbangan, karena harganya mahal. Seperti :
Rumah, Mobil, motor dsb.
(d) Unsought goods, yaitu barang atau jasa yg pembeliannya tidak
direncanakan. Seperti : kapling kubur, satu set ensiklopedi, atau barang2
yang tidak kepikiran untuk dibeli.
Produk Tempat
Keragaman produk Saluran pemasaran
Kualitas Pasar Cakupan pasar
Design Sasaran Pengelompokkan
Ciri Lokasi
Nama merek Persediaan
Kemasan Transportasi
Ukuran
Pelayanan
Garansi
Imbalan
Promosi
Promosi Penjualan
Harga Periklanan
Daftar harga Tenaga penjualan
Rabat/Diskon Kehumasan/public
Potongan harga khusus relation
Periode pembayaran Penawaran langsung
Syarat kredit
76
Consumer Behavior menurut John C.Mowen (1999) adalah studi tentang buying units
dan proses-proses pertukaran yang dilibatkan dalam mendapatkan, mengonsumsi,dan
mengelola barang-barang, jasa-jasa, pengalaman-pengalaman, dan ide-ide.
Consumer Behavior menurur Engel, Blackwell, Miniard adalah Aktivitas
seseorang dalam bentuk tindakan-tindakan dalam rangka bereaksi terhadap rangsangan
atau stimulus.
77
Bagaimana cara memahami perilaku konsumen ?
Dengan menggunakan ”Model of Buyer Behavior” (Model Perilaku Konsumen )
Keterangan :
Dari gambar “Model of Buyer Behaviour Consumers Market” di atas, nampak
bahwa, mula-mula stimulus (bauran pemasaran yang dirancang oleh produsen,
berupa:product, price, place, promotion & Lingkungan pemasaran berupa; variabel)
masuk ke benak konsumen /memori konsumen/diri konsumen. Dalam diri konsumen
tersebut akan terbentuk faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen /pasar
bisnis berupa: culture, social, personal & psychological – motivasi, perception,
learning, memory. Setelah itu konsumen akhir akan menjalani proses keputusan
pembelian (Buying Decision Process), berupa tahap: Problem Recognition, Informa-tion
Search, Evaluation of Alternatives, Purchase Decision, Post Purchase Behavior.
Akkhirnya keluarlah keputusan pembelian (purchase decision) konsumen akhir berupa :
product choice, dealer choice, product amount, purchase timing ).
78
5) Lebih banyak uang dan jumlah item produk yang terlibat dalam penjualan ke
pada pembelian pasar Organisasi daripada kepada pasar konsumen.
6) Jumlah pembeli pasar Organisasi lebih sedikit daripada pasar konsumen.
7) Pasar Organisasi merupakan “pembeli yang besar”, karena mereka membeli
untuk bisnis bukan untuk dipakai sendiri.
8) Hubungan antara pemasok dengan pelanggan dekat.
9) Pembeli pasar organisasi terpusat secara geografis.
10) Permintaan pasar Organisasdi tidak elastis, artinya permintaan total untuk
banyak barang & jasa pasar bisnis “tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan harga”.
Contoh: pabrik sepatu tidak akan meningkatkan pembelian leather/ kulit hasil
samakan jika harag leather tersebut turun.
11) Pembelian barang dan jasa oleh pasar bisnis lebih professional.
79
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pasar Bisnis.
80
Sedangkan, rangsangan eksternal yang menyebabkan timbulnya kebutuhan pada
pasar Bisnis, yaitu “dari iklan yang dilakukan perusahaan, atau menerima telepon dari
wiraniaga perusahaan pemasok”.
81
Pembelian biasanya menilai pemasok menggunakan “Model Evaluasi Pemasok”,
sebagai berikut:
Buying Situation.
1) Situasi Pembelian Ulang Langsung ( Straight Rebuy).
Yaitu situasi pembelian yang dihadapi pasar bisnis pada saat “departemen pembelian
pasar bisnis memesan ulang produk secara rutin” (Contoh : produsen tempe yang
sudah lama beroperasi, akan menghadapi situasi pembelian ulang langsung pada saat
ia membeli kedelai).
3) Situasi Pembelian Tugas Baru (New Task),yaitu situasi pembelian yang di-
hadapi pasar bisnis pada saat departemen pem-belian pasar bisnis membeli suatu
barang atau jasa untuk pertama kalinya. Dalam situasi Tugas baru ini, semakin besar
biaya atau semakin besar risiko, semakin banyak yang terlibat dalam pengambilan
82
keputusan, semakin banyak informasi yang mereka kumpulkan, sehingga semakin
lama waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan membeli.
Keterkaitan antara Buying Process pasar bisnis dengan Buying Situation, nampak
dalam tabel di bawah ini :
83
Pertanyaan –Pertanyaan Bab 7 untuk diskusi :
PT.Coca-Cola Botling Company, sebagai sebuah “pasar organisasi” adalah perusahaan
yang memproduksi dan memasarkan beberapa jenis soft drink.
Pertanyaan :
1) Menurut saudara, apa perbedaan antara organizational market dengan consumer
market !
2) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan pembelian PT.Coca-Cola Botling
Company (sebagai sebuah pasar organisasi) dalam membeli barang yang dibutuh-
kannya untuk memproduksi softdrink.
3) Jelaskan pula proses keputusan pembelian (buying process) PT.Coca-cola Botling
Company dalam membeli produk/jasa yang dibutuhkannya.
4) Panjang pendeknya proses keputusan pembelian tersebut, akan tergantung kepada
“situasi pembelian” yang dihadapi oleh pelanggan Citibank.Jelaskan situasi pem-
belian tersebut !
84
BAB 8
MENGIDENTIFIKASI SEGMEN PASAR & PASAR SASARAN
Target Market (pasar sasaran) = kelompok konsumen yg dituju, yang akan dilayani
dengan program pemasaran tertentu. – N (kt benda)
Targeting =kegiatan membidik pasar sasaran -Verb ( kt.kerja)
85
Keterangan:
- Segmenting (segmentasi pasar), adalah mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin meminta produk dan/aratau bauran
pemasaran tersendiri.
Segmentasi Pasar adalah “memilah-mil;ah pasar dari yang heterogen menjadi
homogen dalam aspek tertentu” ( Kotler,2003)
- Targeting (pembidikan pasar), adalah memilih satu atau lebih segmen pasar
untuk dimasuki.
- Positioning (penentuan posisi di pasar), yaitu membentuk dan
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.
86
87
Syarat Segmentasi yang Effektif atau Syarat Market segment yg effektif
1) Measureability (Dapat diukur), artinya segmen tersebut dapat diukur secara
kuantitatif
2) Substantiality, artinya segmen tersebut cukup besar & menguntungkan.
3) Accessability (kemampuan untuk dijangkau), artinya segmen tersebut dapat
dijangkau dan dilayani secara efektif.
4) Actionability (kemampuan untuk bertindak), artinya segmen tersebut dapat
diambil tindakan, artinya program-program pemasaran yang efektif dapat
dirumuskan guna menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.
5) Dapat dibedakan, artinya segmen-segmen tersebut secara konseptual dapat dipi-
sah-pisahkan & memberikan tanggapan yang berbeda terhadap program pemasaran
yang berbeda.
88
Keterangan:
(1) Pola “Konsentrasi pada Segmen pasar tunggal”.
(2) Pola “Spesialisasi Terpilih”, dimana perusahaan memilih
beberapa segmen pasar, yang nmasing-masing secara objektif dilihat dari : daya
tariknya dan kesesuaiannya dengan tujuan serta SD perusahaan.
(3) Pola “Spesialisasi produk, dimana perusahaan membuat satu
produk yang ditujukan pada beberapa segmen.
(4) Pola “Spesialisasi pasar”, dimana perusahaan membuat
beberapa product line yang ditujukan pada satu segmen.
(5) Pola “Full Market Coverage” (Jangkauan Pasar Secara Penuh),
dimana perushaan berusaha untuk melayani semua kelompok pelanggan dengan
semua produk yang diperlukan.
Bagi perusahaan yang menggunakan pola “Full Market Coverage”, ada beberapa
strategi yang dapat dilakukan ( Lihat gambar di bawah ini), yaitu :
(a) Undifferentiated marketing (pemasaran yang tidak
dibedakan), dimana perusahaan menawarkan satu “program pemasaran”
(produk, price, place, promotion) kepada semua pelanggan.
89
Gambar “Tiga Alternatif Strategi Pemilihan Segmen Pasar” :
90
(2) Rencana Perluasan Segmen Demi Segmen.
Jika suatu perusahaan merencanakan untuk masuk ke “supersegmen”, adalah lebih
baik bila ia memasuki satu segmen terlebih dahulu, dan ia harus “merahasiakan rencana
induknya untuk melakukan ekspansi /perluasan pasar”. Para pesaing tidak boleh tau
kemana perusahaan akan melakukan ekspansi pasarnya. Lihat gambar berikut:
91
Pertanyaan-pertanyaan BAB 8 untuk diskusi :
1) Semula, dunia para pengelola Bank dalam melayani pasar sasarannya menggunakan
mass marketing. Jelaskan istilah tersebut!
2) Namun, dengan strategi tersebut telah menyebabkan ada konsumen yang tidak
terpuaskan, sementara para pesaing berusaha untuk merebut pangsa pasar
perusahaan. Oleh karena itu, guna lebih memuaskan pelanggannya dan dapat
mmenangkan persaingan, para pengelola Bank beralih strategi dengan
menggunakan Target Marketing. Jelaskan istialh tersebut!
3) Guna melakukan Target Marketing, ada tiga hal yang harus dilakukan perusahaan.
Jelaskan ketiga haldalam melakukan target marketing!
4) Dengan melakukan “market segmentation”, manfaat apa yang akan diperoleh
perusahaan ?
5) Sebut & jelaskan dasar-dasar segmentasi pasar yang dapat digunakan untuk
melakukan segmentasi pasar pada pasar konsumen ( menurutKotler & Keller)!
6) Seandainya Anda sedang memasarkan mobil.Bagaimana bauran pemasaran
(marketing mix) anda untuk setiap segmen pasar di bawah ini ?
a) Segmen pasar mahasiswa.
b) Segmen pasar ibu Rumah Tangga.
c) Segmen pasar eksekutif muda ( Esmud).
7) Dengan memakai dasar segmentasi pasar variabel pendapatan dan variabel
demografik, jelaskan segmen pasar yang terbaik bagi produk-produk :
a) Kartu ucapan selamat ulang tahun
b) Raket tenis
8) Berdasarkan kasus di atas, saudara diminta untuk menganalisis “market
segmentation” yang dilakukan perusahaan !
9) Sebut & jelaskan syarat-syarat sebuah segmen pasar agar efektif & menguntungkan
bagi perusahann !
10) Setelah melakukan Segmenting, kemudian perusahaan harus mengevaluasi segmen-
segmen pasar tersebut guna dijadikan pasar sasaran. Kegiatan tersebut dikenal
dengan “Targeting”. Jelaskan !
11) Dalam mengevaluasi segmen-segmen tersebut, perusahaan harus memperhatikan dua
faktor penting. Sebut & jelaskan kedua faktor tersebut !
12) Dalam memilih market sgment untuk dijadikan pasar sasaran, ada lima buah pola .
gambar dan jelaskan kelima pola tersebut !
13) Bagi perusahaan yang menggunakan pola “Full Market Coverage”, ada tiga buah
strategi alternatif yang dapat digunakan. Sebut & jelaskan!
14) Apa yang merupakan faktor-faktor kunci keberhasilan perusahaan?
92
BAB 9
MENCIPTAKAN EKUITAS MEREK ( CREATING BRAND EQUITY)
Brand= merek
Equity
93
Merek (Brand) adalah “sebuah nama, istilah, symbol/logo, atau disain, atau
kombinasi antar mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
dari salah satu atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikan mereka dari
barang/jasa pesaing.
Brandname adalah bagian dari brand yang dapat diucapkan. Contoh: Toyota,
Unisba.
Brandmark atau Logo adalah bagian dari brand yang tidak dapat dibaca namun
dapat dilihat. Contoh: Logo Unisba adalah Ka’bah; Logo Toyota
Trade Mark adalah brand yang sudah mendapatkan perlindungan hukum. Contoh:
ayam goring merek Mc.Donald, ayam goreng merek KFC, minuman ringan Coca Cola,
AMDK Aqua.
Sebuah merek pada dasarnya merupakan “janji penjual untuk senantiasa memberikan
sekumpulan ciri khusus, manfaat, dan layanan kepada pembeli/konsumen”.
Fungsi Merek.
Brandname (nama merek) adalah “bagian dari merek yang dapat dibaca. Con-toh:
TOYOTA, COCA-COLA, CICO, RINSO.
Brandmark (tanda merek) adalah bagian dari merek yang dapat dilihat tetapi tidak
dapat dibaca. Contoh : Lambang Toyota, lambang Unisba, Lambang Honda.
Trademark ( tanda merek) adalah bagian dari merek yang sudah didaftarkan di
lembaga resmi dan mendapatkan perlindungan hukum.
Brand mengidentifikasikan penjual atau produsen. Merek (brand) dapat berupa
“nama, merek dagang, logo, atau simbol lain.
Berdasarkan Undang-Undang merek dagang, penjual diberikan hak eksklusif
untuk menggunakan mereknya “selamanya”. Jadi, merek/brand berbeda dari aktiva
lainnya, seperti: hak paten, hak cipta yang mempunyai batas waktu.
94
Brands (merek) sebetulnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan features, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli.
Merek – merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tidak hanya sekedar sim-bol,
seperti: Coca –cola, Marlboro, Nescafe, Microsoft, Budwiser, Motorola, Gillet,
Mc.Donald, Pier Cardan, Gucci, Rolex.
95
Manfaat-manfaat adanya merek bagi penjual:
1) Merek memudahkan penjual memproses pesanan.
2) Brandname dan brandmark penjual memberikan perlindungan hukum atau cirri-
ciri produk yang unik.
3) Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
4) Merek membantu membangun citra perusahaan,
5) Memudahkan perusahaan meluncurkan merek-merek baru yang mudah diterima
oleh para distributor dan pelanggan.
6) Sebagai alat promosi
96
Perluasan yogurt Danone, termasuk yogurt “ringan” tanpa lemak, rasa pencuci mulut
(mint, chocolate cream pie, caramel apple crunch).
Ilustrasi :
Tamara Bleszinsky, seorang artis papan atas Indonesia pernah menolak tawaran
PT.Bintang Toedjoe untuk menyokong obat maag merek Waisan, padahal honorarium
yang ditawarkan sangat menggiurkan.
Obat maag merek Waisan, di mata Tamara kurang pas dibandingkan dengan
personal brand nya sebagai artis papan atas Indonesia. Walaupun hanya sebagai bintang
iklan, bagi Tamara produk yang disokongnya juga harus juga datang darimerek produk
yang kuat – sama kuatnya dengan personal brand nya yang kuat. Bujukan perusahaan
obat maag Waisan dengan bayaran yang tinggi juga tidak membuat Tamara bergeming.
Figur dengan personal brand nya yang kuat, harus sadar soal yang demikian. Jangan
sampai dia jatuh walaupun dibayar mahal, karena bisa berbahaya untuk jangka panjang.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa sebuah merek dapat melakukan kerja sama
antar sebuah merek dengan merek lainnya, yang dikenal dengan istilah merek bersama
(co-branding) guna mendapatkan nilai yang lebih tinggi di mata pelanggan.
97
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Lamb, Hair, dan Mc.Daniel (2001)
yang menyatakan bahwa co-branding adalah”penempatan dua nama merek pada sebuah
produk atau kemasannya”.
Co-branding merupakan salah satu strategi yang bermanfaat”ketika kombinasi
dari nama merek akan mengingatkan gengsi atau persepsi nilai produk itu sendiri atau
ketika memberikan manfaat bagi pemilik merek atau pemakai (user)”.
Co-branding itu juga dapat digunakan ketika dua atau lebih organisasi berkenan
bekerja sama untuk menawarkan sebuah produk.
“Kerjasama antara sebuah merek dengan penyokong (endoser) dimasukkan dalam
kategori co-branding”, alasannya kerjasama itu mengangkat dua merek untuk menda-
patkan nilai yang lebih tinggi di mata pelanggan (Jahari, 2006:26).
Sedangkan Tom Blackett dan Bob Boad (dalam Jahari, 2006:29) mengatakan
bahwa “co-branding merupakan kerjasama antara dua atau lebih merek yang sudah
memiliki pengakuan secara signifikan dari para pelanggan, dimana masing-masing
partisipan memiliki merek yang sangat kuat”.
Banyak perusahaan yang menyadari bahwa melakukan co-branding, merupakan
jalan untuk meningkatkan ruang lingkup dan pengaruh merek memasuki pasar yang
baru, menggaet teknologi baru, mengurangi biaya melalui skala ekonomi, serta
menyegarkan citra merek mereka di benak para pelanggannya. Tak heran bila tahun
1994, konsultan Mc.Kinsley melaporkan bahwa jumlah perusahaan yang beraliansi di
seluruh dunia, termasuk yang melakukan co-branding, meningakat 40% setiap tahun
(Simatupang, 2006:29).
Beberapa pandangan dari para pakar menyatakan bahwa “kunci keberhasilan co-
branding dapat diukur dari simbiosis dan sinergi tidaknya pertautan merek-merek yang
bekerja sama. Bila semakin kombinasi tersebut sinergis dan simbiosis, maka strategi co-
branding akan semakin menuai efektifitas yang ukurannya adalah perolehan laba
perusahaan (Kunto, 2006:52). Selanjutnya Kunto mengatakan bahwa ada dua hal yang
mendorong merek-merek produk untuk mengusung co-branding, yaitu : (1) Kecepatan
dalam memasarkan produk; (2) Karena mereka mengalami kelangkaan sumber daya.
Jenis-jenis Co-Branding.
Menurut Lamb, Hair, Mc.Daniel (2001), ada beberapan jenis co-branding, yaitu :
(1) Ingredient branding (Penetapan merek bahan), mengidetifikasi sebagian merek
yang membuat/melengkapi sebuah produk.Contoh : ingredient brand antara lain
Intel Inside (sebuah Micro processor) yang ada dalam sebuah personal computer
(PC); Compact, IBM, interior kulit bermutu (coach) dalam sebuah mobil merek
Lincoln.
(2) Cooperative branding (Penetapan merek kerjasama), dimana dua merek
menerima perlakuan yang sama dalam meminjam brand equity satu sama
lainnya.Contoh : Citibank dan American Airlines; American Express dengan
Sheraton.
(3) Complementer branding (Penetapan merek saling melengkapi), dimana sebuah
produk diiklankan bersama untuk menganjurkan penggunaan.Contoh : Merek
minuman keras Seagram’s dan alat campuran yang cocok ( merek 7-Up).
(4) Bundling, dimana dua merek menerima perlakuan yang tidak sama dalam
meminjam brand equity satu sama lainnya. Contoh :
98
- Merek Samsung, sebuah merek handphone terkenal di dunia melakukan co-
branding dengan Fren, sebuah provider CDMA yang belum terkenal.
- Diva pop Krisdayanti melakukan co-branding dengan merek Bu Krim, sebuah
merek sabun colek pendatang baru.
Brand Equity.
Customer Equity adalah keseluruhan/total dari the discounted lifetime values (nilai
pelanggan seumur hidup yang disokong pada produk atau jasa) dari pelanggannya
perusahaan.Semakin setia/loyal pelanggan, semakin tinggi ekuitas pelanggan (=hak
keadilan yang diberikan pelanggan).
Rust, Zeithaml, dan Lemon membedakan tiga faktor yang mempengaruhi ”ekuitas
pelanggan”, yaitu :
1) Ekuitas nilai (Value equity), adalah penilaian objektif pelanggan atas
kegunaan tawaran berdasarkan pemikiran tentang manfaat yang kemudian
dibandingkan dengan biaya.
2) Ekuitas hubungan (Relationship equity),adalah kecenderungan pelanggan
untuk setia pada merek, yang di luar dan melampaui penilaian objektif & subjektif
atas nilainya.
3) Ekuitas merek (brand equity), adalah nilai tambah yang menyokong pada
produk atau jasa. Nilai ini mungkin merefleksikan pada bagaimana para konsumen
berpikir, merasakan dan bertindak dengan menghargai merek itu, sebaik harga,
pangsa pasar,
dan keuntungan yang merek -merek itu berikan kepada perusahaan.
Brand Equity juga berkaitan dengan “tingkat pengakuan merek, kualitas merek
yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta kegiatan lain, seperti:
paten, merek dagang/trade mark, dan hubungan saluran distribusi.
Brand Equity adalah nilai tambah yang menyokong pada produk atau jasa”. Nilai
ini mungkin merefleksikan pada bagaimana para konsumen berpikir, merasakan dan
bertindak dengan menghargai merek itu, sebaik harga, pangsa pasar, dan ke-untungan
yang merek -merek itu berikan ( command) kepada perusahaan.
Brand Equity adalah suatu aset yang tidak berwujud penting yang mempunyai
nilai psikologis dan finansial bagi perusahaan”.
Brand Equity juga berkaitan dengan “tingkat pengakuan merek, kualitas merek
yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta kegiatan lain, seperti:
paten, merek dagang/trade mark, dan hubungan saluran distribusi.
Sebuah merek produk yang memiliki brand equity yang tinggi, akan menyebab
konsumen terhadap merek tersebut memiliki sikap:
(1) tingkat kesadaran merek (brand awareness) yang tinggi;
(2) memiliki tingkat penerimaan yang tinggi (brand
acceptability) yang tinggi;
(3) memiliki tingkat kesukaan/preferensi (brand preference)
yang tinggi,
(4) brand loyalty yg tinggi.
99
Menurut Aaker (1995), ada lima pembeda sikap pelanggan terhadap merek
mereka, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:
1) Pelanggan akan mengganti merek, terutama untuk alasan harga. Tidak ada kese-
tiaan merek.
2) Pelanggan puas. Tidak ada alasan untuk berganti merek.
3) Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.
4) Pelanggan menghargai merek itu dan mengangapnya sebagai teman.
5) Pelanggan terikat pada merek itu.
100
Pertanyaan-pertanyaan Bab 9 untuk diskusi :
PT.Coca-Cola Botling Company, merupakan perusahaan yang memproduksi dan
memasarkan soft drink dengan merek “Coca-Cola”.
a) Apa yang dimaksud dengan brand, brandname, brandmark, trademark ?
b) Menurut saudara, merek yang bagaimana yang dikatakan ”merek yang baik” ?
c) Perusahaan mengahadapi keputusan yang kompleks tentang penetapan
merek.Perusahaan memiliki lima pilihan dalam hal strategi merek, yaitu : perluasan
lini (line extension); perluasan merek (brand extension); multi merek (multi brand);
merek baru (new brand); dan merek bersama (co-branding). Jelaskan!
d) Jelaskan jenis-jenis co-branding yang saudara ketahui !
e) Apa yang saudara ketahui tentang brand equity ?
f) Manfaat-manfaat apa yang akan diperoleh perusahaan yang memiliki brand equity
yang tinggi ?
g) Jelaskan pula sikap-sikap konsumen akhir yang diberikan kepada perusahaan yang
memiliki brand equity yang tinggi !
101
BAB 10
MENGATUR PENETAPAN POSISI MEREK
(Crafting the Brand Positioning)
Ilustrasi:
Dalam sebuah industri yang terkenal ketat persaingannya, bagaimana suatu perusahan
kecil dapat bersaing melawan para penguasa industri? Hanya satu jawabannya,yaitu
“mendiferensiasikan produk & jasa” dan menghindarkan persaingan langsung.Contoh
Kasus :
Southwest Airlines yang telah menjadi “pakar” dalam menghindari persaingan dengan
perusahaan penerbangan besar seperti United Airlines dan American Airlines.
Ternyata diferensiasi (differentiation) telah menjadi kunci profitabilitas Southwest
Airlines selama dua decade.
Perusahaan penerbangan kecil yang berbasis di Dallas ini telah menemukan celahnya,
yaitu:
102
- dalam penerbangan jarak pendek dengan harga rendah dan tanpa pernak pernik -
price
- Dalam beroperasinya, perusahaan Southwest Airlines ini “menghindari
penerbangan rute utama guna menghindari persaingan langsung dengan perusahaan
penerbangan lainnya. - operation
- Perusahaan ini juga menawarkan “penerbangan jarak pendek dengan tarif lebih
murah”. Ini merupakan diferensiasi jasa yang dirasakan ampuh yang ditawarkan
perusahaan tersebut.
Differentiation =Pembeda).
Differentiation adalah “tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti, yang
penting bagi pelanggan, tujuannnya untuk “membedakan penawaran perusahaan dari
penawaran pesaing nya”.
Jadi pada dasarnya Diferensiasi ini merupakan proses pemposisian produk
melalui manipulasi bauran pemasaran/marketing mix sehinggga konsumen dapat
memahami arti diferensiasi antara merek perusahaan dan merek pesaing perusahaan
tersebut”.Diferensiasi dapat dilakukan dalam Aspek:
1) Produk atau jasa - bila dalam produk fisik, aspeknya dalam: atribut produk,
kinerja, ketahanan, keandalan, mudah diperbaiki, style, disain. Aspek dalam jasa:
kinerja, keandalan, responsiveness, tangible.
2) Layanan - Aspek diferensiasi layanan dalam penyampaian jasa a.l:
pengantaran;jasa instalasi; pelatihan pelanggan; jasa konsultasi, jasa perbaikkan.
3) Citra - yang dimaksud dlm hal ini adalah Citra merek prsh. Citra adalah persepsi
masyarakat thdp prsh. Aspek dari citra: symbol, media cetak, audisi/visual, suasana
dan peristiwa .Contoh : Logo GIA.
4) Diferensiasi Personel. Dalam hal: memberikan kemudahan pemesanan, pengi-
riman, pema-sangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan
perbaikan, keramahan.Diferensiasi Saluran. Dalam hal : jangkauan, Keahlian,
Kinerja.Contoh:Keberhasilan perusahaan Caterpillar dalam industri peralatan
konstruksi sebagian karena “pengembangan saluran yang unggul”.
103
1) Penting, artinya diferensiasi tersebut memberikan manfaat bernilai tinggi bagi
sebagian besar konsumen.
2) Harus berarti
3) Unik,
4) Unggul, artinya diferensiasi tersebut unggul dibandingkan cara-cara lain-nya.
5) Dapat dikomunikasikan, sehingga konsumen mengetahuinya.
6) Tidak mudah ditiru
7) Terjangkau harganya oleh konsumen.
8) Menguntungkan bagi perusahaan.
Jadi Positioning meliputi “proses mempengaruhi agar konsumen relatif lebih me-
mahami karakteristik merek perusahaan dibandingkan dengan merek pesaingnya”.
Penentuan posisi (Positioning) nomor satu yang paling umum dipromosikan adalah:
- Kualitas terbaik.
- Pelayanan tercepat
- Pelayanan terbaik
- Harga termurah
- Nilai terbaik.
- Paling aman
- Paling nyaman
- Teknologi paling maju.
104
Keterangan :
Sebuah perusahaan Atlas sebagai “new comer” ingin memasuki pasar. Ia harus secara
hati-hati mempelajari “posisi produk pesaing” dengan pasar sasaran yang sama. Di pasar
telah ada empat perusahaan pesaing, dimana: Pesaing A menawarkan High Quality
(HQ) dan High Price (HP), perusahaan B menawarkan Qualily & Price rata-rata, pe-
rusahaan C menawarkan LQ dan LP, perusahaan D menawarkan HP dan LQ. Dimana
perusahaan Atlas harus memposisikan produknya ?
Bagi sebuah perusahaan yang menganut marketing concept, akan mencari needs &
wants yang belum ditawarkan pesaing, akhirnya perusahaan akan memposisikan
produknya sebagai produk yang “High Quality dengan Low Cost”.
Kesimpulan :
Strategi potitioning dan differentiation di sebuah perusahaan harus berubah, apabila
perusahaan tersebut ingin dipilih oleh konsumen sebagai perusahaan yang mampu
memberikan kepuasan.
105
Strategi Pemasaran Sepanjang
Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle/ PLC)
Strategi differentiation & positioning di sebuah perusahaan harus berubah sepeti
halnya produk, pasar (konsumen) dan pesaingnya.
Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycles) “ umur suatu produk dari mulai
diluncurkan ke pasar sampai ia mati”
Kebanyakan Kurva PLC digambarakan bernetuk LONCENG, yang terbagi atas empat
bagian, yaitu :
106
Keterangan :
1) Tahap perkenalan (Introduction), tahap dimana volume penjualan naiknya
lambat, karena produk belum dikenal oleh konsumen, sehingga untuk memperkenal-
kannya diperlukan biaya yang besar untuk promosi dan distribusi.Pada tahap ini,
perusahaan tidak mendapatkan laba.
2) Tahap Pertumbuhan (Growth), tahap dimana volume penjualan naik dengan
cepat, karena pasar telah “menerima produk yang ditawarkan peru-sahaan”.
Sehingga perusahaan mengalami peningkatan dalam laba.
3) Tahap Kedewasaan (maturity), tahap dimana volumen penjualan mengalami
penurunan yang lambat, karena sudah banyak pesaing. Sehingga perusahaan me-
ngalami penurunan dalam laba.
108
Promosi
TINGGI RENDAH
110
BAB 11
Dealing With Competition
Mengidentifikasi Pesaing.
Kita dapat membedakan 4 tingkat persaingan, berdasarkan tingkat substitusi produk:
(1) Persaingan Merek (brand competition).Perusahaan dapat melihat
pesaingnya sebagai ”perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa sejenis
kepada pelang-gan yang sama dengan harga yang sama”. Contoh: Pesaing mobil
merek Toyota adalah :mobil merek Honda, merek Suzuki.
(2) Persaingan Industri (industry competition).Perusahaan dapat
memandang pesa-ingnya, sebagai ”semua perusahaan yang membuat produk atau
jenis produk yang sama”. Contoh:
(3) Persaingan Bentuk (form competition).Perusahaan dapat memandang
pesaingnya, sebagai ”semua produk manufaktur perusahaan yang memberikan jasa
yang sama”. Contoh:
(4) Persaingan Umum ( general competition). Perusahaan dapat memandang
pesaingnya sebagai ”semua perusahaan yang bersaing untuk memperebutkan uang
konsumen yang sama”.Contoh:
111
Keterangan :
1. Struktur industri Monopoli Murni.
Hanya satu perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu di Negara atau
wilayah tertentu. Contoh : PT. Telkom (Pesero) dan PT. PLN di Indonesia.
2. Struktur industri Oligopoli.
Sejumlah kecil perusahaan besar yang memproduksi produk mulai dari produk yang
sangat terdiferensiasi sampai produk yang terstandarisasi.
Oligopoli Murni, terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi yang pada
dasarnya sama.Perusahaan-perusahaan tersebut akan merasakan sulit untuk me-
ngenakan harga yang lebih tinggi daripada harga yang berlaku.
Oligopoli yang terdiferensiasi terdiri dari beberapa perusahaan yang mempro-duksi
produk yang terdiferensiasi secara parsial (misalnya:mobil,kamera), se-panjang jalur
mutu, keistimewaan, mode, atau pelayanan. Masing-masing pe-rusahaan pesaing
dapat mencari “keunggulan dalam salah satu atribut produk” tersebut guna
mendiferensiasikan produknya dari pesaing.
3. Struktur industri Persaingan Monopilistik.
Dimana banyak perusahan pesaing yang mendiferensiasikan tawaran mereka
secara keseluruhan atau sebagian (contoh: restoran, toko kosmetik). Para pesaing
memusatkan perhatian pada segmen pasar dimana mereka dapat memenuhi kebu-
tuhan pelanggan dengan cara yang paling unggul.
4. Struktur industri Persaingan Murni.
Banyak perusahaan pesaing yang menawarkan produk dan jasa yang sama (contoh:
bursa efek, bursa komoditi). Karena tidak ada dasar untuk melakukan diferensiasi,
maka harga perusahaan pesaing akan sama. Tidak ada perusahaan yang memasang
iklan, kecuali jika iklan tersebut dapat menciptakan diferensiasi psikologis dengan
cara menyentuh afeksi konsumen ( seperti : rokok, bir).
112
Hambatan Mobilitas, akan dihadapi perusahaan pada saat ia setelah masuk ke suatu
segmen pasar, kemudian ia berusaha memasuki segmen-segmen pasar yang menarik.
Hambatan Keluar, akan dihadapi perusahaan pada saat ia mengalami kesulitan (gagal)
dalam berusaha sehingga ia harus bertanggung jawab hukum dan moral terhadap
pelanggan,kreditor (investor) & karyawan, nilai assets-nya rendah, kekurangan peluang
alternative, serta hambatan emosional.
113
Keterangan:
The market concept of competition menyatakan serangkaian pesaing yang aktual &
potensial yang lebih luas. Rayport & Jaworski menyajikankan profil pesaing langsung
& tidak langsung nya sebuah perusahaan. Dalam gambar di atas, nampak Competitor
Map dari Eastman Kodak dalam bisnis film. Di pusat (center)adalah suatu daftar dari
kegiatan konsumen akhir : membeli kamera, membeli film, mengambil
gambar/memotret, dan sebagainya. Dalam lingkaran ke I mendaftarkan pesaing-pesaing
utamanya Kodak yang menghormati pada setiap kegiatan konsumen akhir: Olympus
untuk membeli kamera, Fuji untuk membeli film, dan sebagainya. Dalam lingkaran ke II
mendaftarkan pesaing-pesaing tidak langsung – HP, Intel, camera-works.com – yang
dalam kasus Kodak adalah meningkat menjadi pesaing langsung.
Menganalisis Pesaing.
Setelah mengidentifikasi siapa pesaing kita, maka perusahaan juga harus mengetahui
dengan pasti karekteristik pesaing (khususnya tentang: strategi, tujuan, kekuatan dan
kelemahan, serta pola reaksi pesaing).
114
Dimana sebuah perusahaan harus mengetahui tentang tujuan pesaing: Apa yang
di cari perusahaan pesaing? Apa yang mendorong perilaku perusahaan pesaing? Bagai-
mana rencana ekspansi pesaing? Untuk memantau tujuan pesaing, perusahaan dapat
menggunakan “Peta Medan Pertempuran Pasar”, sebagai berikut:
Keterangan :
Dalam gambar di atas adalah ”Peta Medan Pertempuran Pasar untuk Mikro Kom-puter”.
Nampak bahwa perusahaan IBM tidak akan menyerahkan posisinya dalam ”pasar
komputer mikro dengan mudah, karena ia adalah perusahaan Multinasional (Multi
National Corporation/MNC) spesialis. Sementara itu perusahaan Zenith mung-kin
merupakan sasaran yang lebih mudah karena ia memiliki banyak bisnis dan merupakan
perusahaan Domestik.
115
Keterangan :
Gambar di atas menunjukkan “peta medan pertempuran produk/pasar untuk
Industri Personal Computer. Nampak bahwa perusahaan DELL, yang saat ini
menjual perso-nal computer pada pemakai individual, merencanakan untuk
menambah “perleng-kapan piranti keras (hardware accessories) dan juga menjual
pada “pembeli komer-sial & industri (commercial & industrial users).
116
Langkah-langkah untuk melakukan Benchmarking, yaitu :
1) Menentukan fungsi apa yang akan dijadikan Benchmark
2) Mengidentifikasi variabel kinerja kunci untuk diukur.
3) Mengidentifikasi perusahaan yang terbaik dalam kelasnya.
4) Mengukur kinerja perusahaan yang terbaik dalam kelasnya.
5) Mengukur kinerja perusahaan.
6) Menspesifikasikan program &tindakan untuk mempersempit kesenjangan.
7) Menerapkan dan memonitor hasil.
Ada tiga variabel lain yang harus diikuti secara kompetitif, yaitu :
1. Share of market (pangsa pasar) – yaitu bagian
pasar/pelanggan yang dikuasai oleh perusahaan.
2. Share of mind (pangsa pemikiran) – yaitu suatu ukuran %
pelanggan yang me-nyebutkan pesaing dalam menjawab pertanyaan “Sebut
perusahaan pertama yang muncul dalam pikiran anda tentang industru ini”- kesadaran
pelanggan.
3. Share of heart (pangsa perasaan) - yaitu suatu ukuran %
pelanggan yang me-nyebutkan pesaing dalam menjawab pertanyaan “Sebutkan
perusahaan yang lebih disukai untuk membeli produk tertentu” – kesukaan
pelanggan.
Ada suatu ukuran yang menarik diantara ketiga pengukuran ini. Tabel berikutt ini
“menunjukkan angka-angka untuk ketiga pesang ( A, B, dan C), yaitu :
117
Keterangan :
Pesaing A menikmati Market Share yang tinggi, tetapi semakin menurun.
Kenyataan juga bahwa andil dalam Mind share dan andil dalam Heart Share nya
para pelang-gannya juga menurun. Penurunan mind share (kesadaran/awareness)
dan heart share (preferensi/kesukaan) pelanggan ini mungkin karena “pesaing A,
walaupun menye-diakan produk yang bagus, namun ia tidak mengadakan
penyediaan produk dan ban -
tuan teknis yang baik.Pesaing B, sebaliknya menambah market share dengan
mantap, dan mungkin itu karena strategi yang meningkatkan andil dalam mind
share (kesadar-
an) dan andil dalam heart sahre (kesukaan) nya pelanggan mereka. Pesaing C,
ke-lihatannya terpaku pada tingkat market share, andil dalam mind share (kesa-
daran), serta andil dalam heart share (kesukaan) yang rendah, sehubungan dengan
sifat produk dan pemasarannya yang jelek.
Kesimpulan :
Perusahaan yang membuat peningkatan mantap dalam mind share (kesadaran) dan
heart share (kesukaan) tidak akan dapat dicegah dala menghasilkan market share.
118
Merancang Sistem Intelejen Persaingan.
Informasi Intelejen Persaingan perlu dikumpulkan, diinterpretasikan, dan disebar-
luaskan secara terus menerus. Manajer harus dapat menerima informasi yang tepat
waktu mengenai pesaing. Dengan informasi intelejen persaingan yang baik, para
maanjer dapat dengan mudah “merumuskan strategi persaingan mereka”.
119
Keterangan :
1) Market Leader (Pemimpin Pasar), adalah perusahaan yang menguasai pangsa pasar
sebesar 40%.Contoh:Perusahaan Kodak,Microsoft, Caterpillar, Coca-Cola, Pe-rusahaan
Mc. Donald., Gillets.
120
c) Mencari Penggunaan Produk Yang Lebih Sering. Contoh : Rakyat Indonesia
biasanya menggosok gigi sehari dua kali, bangun tidur pagi hari dan sebelum
tidur malam hari. Produsen pasta gigi pepsodent mempromosikan bahwa untuk
menjaga kesehatan gigi sebaiknya gosok gigi setiap setelah makan. Jadi
menggosok gigi lebih dari dua kali dalam sehari;
Keterangan :
a) Pertahanan Posisi (position defense),yaitu membangun benteng yang tak
tembus disekeliling daerah seseorang. Contoh; Perusahaan Coca-Cola walaupun
telah menjual hampir separuh minuman ringan di dunia, dia telah mengakuisisi peru-
sahaan Sari Buah dan melakukan diversifikasi ke peralatan penyulingan air dan
plastik.
b) Pertahanan Rusuk(Flank defense), dimana perusahaan membangun pos-pos pen-
jagaan diluar daerah guna melindungi sisi lemah,atau juga sebagai basis invasi
untuk serangan balik.
c) Pertahanan Mendahului (Preemtive defense), dimana perusahaan menyerang lebih
dahulu sebelum ia diserang.
d) Pertahanan Bergerak (Counteroffensive defense),dimana perusahaan market lea-der
memperluas daerahnya ke wilayah baru yang nantinya dapat berfungsi seba-gai
pusat pertahanan atau pusat penyerangan di masa depan.
e) Pertahanan Penciutan/penyusutan (Contraction defense), dimana perusahaan men-
ciutkan wilayahnya.
121
f) Pertahanan Serangan Balik(mobile defense) kebanyakan perusahaan jika diserang ia
akan menanggapi dengan menyerang balik.
122
(c) Pelayanan yang unggul.
(d) Pengelolaan Komponen yang unggul.
(e) Harga yang lebih mahal (premium price)
(f) Strategi produk lengkap
c) Serangan Menghindar (Bypass attack), yaitu menyerang pasar yang lebih mudah
untuk memperluas basis SD. Strategi ini mempunyai tiga pendekatan :
c.1) Difersifikasi produk yang tidak berkaitan.
c.2) Difersifikasi ke pasar geografis baru.
c.3) Terjun ke teknologi baru untuk menggantikan produk yang telah ada.
123
2) Cloner,dimana perusahaan market Follower berusaha untuk menyamai atau
mele-bihi produk, nama dan pengemasan produk market Leader, dengan variasi
yang
ringan.
3) Imitator, yaitu perusahaan market Follower mencontek beberapa hal (misalnya:
dalam distribusi) dari perusahaan market Leader, namun ia masih masih memper-
tahankan dife-resiasi dalam hal kemasan , iklan, harga dll.
4) Adaptor,dimana perusahaan market Follower mengambil dan mengadaptasi
produk market Leader atau memodifikasinya. Namun mereka menjualnya ke segmen
pasar yang berbeda dengan market Leader.
Ad.4) Market Niche ( Pengisi Relung/Celah Pasar), perusahaan yang mengisi relung-
relung/celah-celah pasdar yang tidak dimasuki oleh perusahaan market Leader, Contoh:
Bisnis Salon skala kecil, barber shop skala kecil, retail store skala kecil, rumah makan
skala kecil.
124
American.Ternyata diferensiasi telah menjadi kunci profitabilitas Southwest Airlines
selama dua decade. Perusahaan penerbangan kecil yang berbasis di Dallas ini telah
menemukan celahnya dalam penerbangan jarak pendek dengan harga rendah dan tanpa
pernak pernik.Dalam beroperasinya, perusahaan Southwest Airlines ini meng-hindari
penerbangan rute utama guna menghindari persaingan langsung dengan perusahaan
penerbangan lainnya. Perusahaan ini juga menawarkan “penerbangan jarak pendek
dengan tarif lebih murah”.
125
126