Membawa kembang berkarang Mawar merah dan melati putih Darah dan suci. Kau tebarkan depanku Serta pandang yang memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi. Tema puisi “Sia-sia” karya Chairil Anwar
Tema puisi tersebut adalah keberanian dan kesungguhan dalam mengambil
keputusan. Hal ini dapat dilihat pada bait pertama. Pada baris pertama bait pertama menggambarkan sebuah keputusan untuk datang telah dilakukan meski telah sampai pada batas penghabisan. Keputusan itu diambil dan dilakukan dengan penuh keberanian dan kesungguhan atas niat yang suci, hal ini ditunjukkan oleh baris ketiga dan empat ‘Mawar merah dan melati putih’ dan ‘Darah dan suci’. Walaupun pada akhirnya yang didapat dari keputusan itu hanya kesepian yang sering disebut sia-sia oleh kebanyakan orang, tapi kemantapan akan keberanian dan kesungguhan bukanlah sebuah kesia-siaan.