A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. KEGIATAN BELAJAR
Pada kegiatan belajar sebelumnya, telah dipelajari dua konsep penting untuk menangani
persoalan gerak suatu benda, yaitu Hukum II Newton dan konsep kekekalan energi
mekanik. Nah, pada kegiatan berikut ini, akan dipelajari persoalan gerak dengan konsep
baru, yaitu impuls dan momentum.
1. Impuls
Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu lamanya gaya
bekerja. Gaya yang bekerja tersebut dinamakan gaya impuls. Selang waktu gaya impuls
bekerja relatif singkat. Misalnya saat seseorang menendang bola, kontak antara kaki
dengan bola sangat singkat. Contoh lain peristiwa yang melibatkan impuls yaitu tumbukan
pada bola bilyar, pukulan stik dengan bola golf, dan peristiwa ledakan.
Impuls merupakan hasil kali gaya dengan selang waktu lamanya gaya bekerja. Secara
matematis impuls dinyatakan sebagai
I = F ∆t
atau secara skalar menjadi
I = F ∆t
F merupakan gaya impuls dan ∆t merupakan lamanya gaya impuls bekerja. Persamaan di
atas berlaku hanya jika F konstan. Namun jika gaya impuls tidak konstan maka impuls
sama dengan integral dari gaya F terhadap waktu dt
= ….......................……………………………………………....... (1)
Pada kenyataannya, besar gaya impuls tidak konstan. Gambar 1 menampilkan grafik gaya
impuls terhadap waktu. Dari gambar tersebut, tampak bahwa gaya impuls berbentuk kurva
normal. Besar impuls sama dengan luas area di bawah kurva, yaitu
65
= ( )
F F
Gaya Gaya
t t
Gb. 1. Hubungan gaya impuls terhadap waktu Gb. 2. Rata-rata gaya impuls
Jika gaya F dirata-ratakan, maka luas area di bawah kurva normal tersebut akan sama
dengan luas persegi panjang dengan panjang dan lebar (Gambar 2) maka
= …...............……………………….......…………………….............................. (2)
2. Momentum
Istilah momentum dalam bahasa sehari-hari berbeda dengan momentum dalam fisika.
Dalam fisika, momentum merupakan salah satu besaran vektor. Momentum merupakan
hasil kali dari massa suatu benda dengan kecepatannya. Pertanyaannya, mengapa muncul
besaran momentum? apa kegunaannya dalam fisika?
Perhatikan Gambar 3. Suatu bola yang mula-mula bergerak dengan kecepatan lalu
ditendang dengan gaya rata-rata mulai dari sampai . Akibatnya kecepatan bola
kemudian berubah menjadi
Σ =
66
Δ
=
Δ
Δ = Δ
Δ = ( − )
= − …...............……………………………………….....……… (3)
= .......…...............……………………………………………….....…. (4)
= −
= Δ .......…...............…………………………………………………........ (5)
Persamaan (5) merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara impuls dengan
perubahan momentum.
Perhatikan Gambar 4 berikut ini. Bola 1 yang bergerak dengan kecepatan bertumbukan
dengan Bola 2 yang bergerak dengan kecepatan .
1 2 !
Saat bertumbukan, Bola 1 memberikan gaya impuls yang berarah ke kanan pada Bola
2, mengakibatkan kecepatan Bola 2 menjadi . Sebagai reaksi, Bola 2 juga memberikan
gaya impuls ! ke Bola 1 dengan arah ke kiri. Kecepatan Bola 1 setelah tumbukan lalu
berubah menjadi . Oleh karena ! sama besar dengan dan hanya berlawanan arah,
maka
! + =#
67
%& %(
=m =
%' %'
Dengan maka
! + =#
( ! + )=#
! + merupakan momentum total sistem. Oleh karena turunannya sama dengan nol,
maka momentum total sistem bersifat konstan baik saat sebelum tumbukan maupun saat
setelah tumbukan.
)*)+, = konstan
= ′
! + = ! +
+ = + ................................................................................... (6)
Hukum kekekalan momentum berlaku jika tidak ada gaya luar yang bekerja. Konsep
kekekalan momentum ini sangat berguna untuk menganalisis peristiwa tumbukan. Dengan
konsep kekekalan momentum, analisis mengenai besaran-besaran fisika pada peristiwa
tumbukan seperti posisi, kecepatan, dan energi menjadi jauh lebih mudah.
4. Tumbukan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai peristiwa tumbukan. Beberapa contoh
peristiwa tumbukan yang dapat diamati secara langsung adalah tumbukan pada bola bilyar,
tabrakan pada kendaraan, dan tumbukan bola basket dengan lantai. Sementara itu,
tumbukan yang lebih abstrak terjadi pada peristiwa ledakan bom, peluruhan radioaktif, dan
pada reaksi nuklir. Semua contoh tumbukan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat sehingga melibatkan gaya impuls. Ada tiga jenis tumbukan yaitu tumbukan lenting
sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting.
Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku hukum momentum linear, dan hukum kekekalan
energi kinetik. Perhatikan kembali Gambar 4! Persamaan kekekalan energi kinetiknya
68
12 = 12 ′
12 + 12 = 12 + 12
+ = ′ + ′ ...................................................................... (7)
+ = +
Satu persamaan lainnya yang diperoleh dari Persamaan (6) dan persamaan (7) adalah
persamaan koefisien restitusi, yaitu
(&5 6 7&8 6 )
3≡−
&5 7&8
……………………………………………………………………......… (8)
3 = 1 …………………...................…………………………………....……………… (9)
Nilai koefisien inilah yang membedakan ketiga jenis tumbukan yang telah disebutkan di
atas.
Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku hukum momentum linear, namun tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik. Sementara itu, nilai koefisien restitusi antara nol dan satu.
0<3<1
( − )
0<− < 1 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (10)
−
Contoh tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan antara bola dengan lantai. Sebuah
bola bermassa m dilepaskan dari ketinggian awal ℎ , setelah menumbuk lantai yang
bermassa M (> = ∞), bola memantul dengan ketinggian maksimum ℎ .
ℎ
ℎ
>
69
Sesaat sebelum menumbuk lantai, kecepatan bola adalah
= −@2Bℎ
Tanda minus pada menyatakan arah kecepatan bola ke bawah. Sesaat setelah
bertumbukan, kecepatan bola bernilai positif karena arahnya ke atas, yaitu
′ = @2Bℎ
Sementara itu, sesaat sebelum tumbukan, lantai diam ( = 0), dan sesaat setelah
tumbukan lantai dianggap diam ( ′ ≈ 0). Perlu diperhatikan, jika kecepatan lantai
sebelum dan setelah bertumbukan benar-benar sama dengan nol maka perubahan
momentum lantai sama dengan nol. Perhatikan uraian hukum kekekalan momentum
berikut ini.
+> = +>
− = >( − ) 3DB D =0 2
( − )=>
Oleh karena ruas kiri tidak sama dengan nol maka perubahan momentum lantai (ruas
kanan) juga tidak sama dengan nol. Jika tidak nol, berapa kecepatan lantai setelah
tumbukan ? berikut diuraikan.
−
= E@2Bℎ + @2Bℎ F
>
∆ = −
70
Sementara itu, koefisien restitusi antara lantai dengan bola adalah
( − )
3=−
−
@2Bℎ
3=−
H−@2Bℎ I
ℎ
3=J … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . . . . . … (12)
ℎ
Sama seperti tumbukan lenting sebagian, pada tumbukan tidak lenting hanya berlaku
hukum kekekalan momentum linear, dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik.
Adapun nilai koefisien restitusinya adalah nol.
3=0
( − )
− =0
−
= … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … … … … … … … … … … … … . . . . … (13)
Terlihat bahwa kecepatan kedua benda setelah bertumbukan sama besar dan searah.
Perhatikan gambar berikut ini. Sebutir peluru dengan massa m bergerak dengan kecepatan
sesaat sebelum mengenai balok bermassa M yang diam di atas lantai. Akibat tumbukan,
peluru bersarang di dalam balok dan bergerak bersama-sama balok dengan kecepatan .
>
+>
Kecepatan mula-mula peluru dapat dicari dengan hukum kekekalan momentum, yaitu
71
=
= +>
=( + >)
+>
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … . … … … … … … … … . . . . . . … (14)
C. SOAL LATIHAN
>
a. lenting sempurna
b. lenting sebagian dengan koefisien restitusi 3 =
2. Perhatikan kembali gambar pada soal nomor 1. Tentukan impuls yang diterima oleh
dinding untuk tumbukan
a. lenting sempurna
b. lenting sebagian dengan koefisien restitusi 3 =
3. Perhatikan kembali gambar pada soal nomor 1. Tentukan gaya impuls rata-rata yang
diderita oleh dinding jika tumbukannya
a. lenting sempurna
b. lenting sebagian dengan koefisien restitusi 3 =
72
D. RANGKUMAN
1. Impuls merupakan besaran vektor yang menyatakan perkalian dari gaya impuls
dengan selang waktu lamanya gaya bekerja. Secara matematis impuls adalah
=N
2. Gaya impuls merupakan gaya sesaat dan besarnya tidak konstan, namun berbentuk
kurva normal. Jika diungkapkan dengan dengan gaya impuls rata-rata, maka
persamaan impuls secara skalar adalah
=
3. Momentum merupakan hasil kali massa dengan kecepatannya.
=
4. Secara vektor momentum dinyatakan dengan =
5. Persamaan yang menyatakan hubungan antara impuls dengan perubahan momentum
=∆
6. Hukum Kekekalan momentum linear menyatakan bahwa momentum sistem sebelum
tumbukan sama dengan momentum sistem setelah tumbukan
+ = ′
+ ′
7. Hukum kekekalan energi kinetik dua benda yang bertumbukan dinyatakan dengan
Ek + Ek = Ek ′ + Ek ′
−
9. Terdapat tiga jenis tumbukan, tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting
sebagian, dan tumbukan tidak lenting.
10. Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku hukum kekekalan momentum linear, hukum
kekekalan energi kinetik, dan dengan nilai koefisien restitusi sama dengan satu.
11. Pada tumbukan lenting sebagian hanya berlaku hukum kekekalan momentum linear,
dan nilai koefisien restitusinya antara nol dan satu.
12. Pada tumbukan tidak lenting hanya berlaku hukum kekekalan momentum linear, dan
nilai koefisien restitusinya adalah nol.
( − ′)
− =0
′
−
′
= ′
73
E. UJI PEMAHAMAN KONSEP
Alasan : ............................................................................................................
2. Perhatikan kembali gambar pada Soal Nomor 1. Arah gaya impuls yang dialami oleh
balok adalah ...
a. ke kanan
b. ke kiri
c. tanpa arah
Alasan : ............................................................................................................
3. Mobil truk yang massanya m yang melaju dengan kecepatan v menabrak pohon dan
berhenti dalam waktu ∆ . Gaya rata-rata yang dialami truk selama tabrakan adalah ....
P&
∆'
A.−
B. ∆
∆'
C. P &
Alasan : ............................................................................................................
4. Mobil truk yang massanya m dan melaju dengan kecepatan v menabrak pohon dan
berhenti dalam selang waktu tertentu (∆ ), jika gaya rata-rata yang dialami truk
selama tabrakan adalah F maka waktu lamanya tumbukan terjadi adalah ...
A.
Q
B. P &
P&
C. − Q
Alasan : ............................................................................................................
74
5. Perhatikan tabel massa dan energi kinetik dua benda berikut ini.
Dari tabel tersebut, pernyataan yang benar berkaitan dengan momentum adalah ...
a. momentum kedua benda sama besar
b. momentum benda 1 lebih besar daripada momentum benda 2
c. momentum benda 2 lebih besar daripada momentum benda 1
Alasan : ............................................................................................................
6. Bola bermassa m, memiliki kecepatan v sesaat sebelum menumbuk dinding. Jika bola
terpantul sempurna (tumbukan lenting sempurna). Perubahan momentum bola adalah
....
R
A. ∆ = 0
B. ∆ = −2
C. ∆ =
Alasan : ............................................................................................................
7. Bola dijatuhkan secara bebas pada ketinggian 2 m di atas tanah. Jika koefisien restitusi
bola dengan tanah adalah ½ maka tinggi maksimum pantulan bola adalah ....
A. 1 m
B. ½ m
C. ¼ m
Alasan : ............................................................................................................
8. Bola dijatuhkan secara bebas pada ketinggian 4 m di atas tanah. Jika tinggi maksimum
pantulan bola adalah 1 m, maka koefisien restitusi bola dengan tanah adalah ...
A. ¾
B. ½
C. ¼
Alasan : ............................................................................................................
75
9. Peluru bermassa m, ditembakkan ke suatu balok diam dengan massa M yang
tergantung pada seutas tali, seperti pada gambar. Jika kecepatan peluru sesaat sebelum
mengenai balok adalah v, dan setelah mengenai balok peluru bersarang dan bergerak
bersama balok sehingga mencapai ketinggian h, maka besar kecepatan v adalah ....
PST
A.
P
@2Bℎ
B. @2Bℎ
P
′ C.
PST
@2Bℎ
m M
h
Alasan : ............................................................................................................
10. Bola bermassa m di lepas dari titik A. Lintasan AB licin, dan berbetuk ¼ lingkaran
yang berjari-jari R. Kemudian bola menumbuk balok diam bermassa M di titik B. Jika
tumbukan tidak lenting sama sekali, maka jauh balok terpental pada bidang datar kasar
dengan koefisien gesekan µ adalah ....
P
a. U = V EPSTF W m
A
P
b. U = V(PST) W M
P
c. U = E F @2BW M
V PST
B
Alasan : ............................................................................................................
76