Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KONSEP TEORITIS

1. DEFINISI

Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara.spirit
memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa
saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang
( Dombeck,1995).

Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,


pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu
menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan
memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).

Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan


mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni,
musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).

2. PENYEBAB/ETIOLOGI
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian Fisik --> Abuse
2. Pengkajian Psikologis ->  Status mental, mungkin adanya depresi, marah,
kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah,
dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
3. Pengkajian Sosial Budaya -->  dukungan sosial dalam memahami keyakinan
klien (Spencer, 1998).

Adapun faktor penyebab Predisposisi dan Presipitasinya yaitu sebagai berikut

4. FaktorPredisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam

proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang penting bagi
perkembangan spiritual seseorang. Faktor predisposisi sosiokultural meliputi
usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar belakang
budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial.

5. Faktor Presipitasi:
1) Kejadian Stresfull

Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi


karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang
yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan
baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha
tinggi.

2) Ketegangan Hidup

Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap


terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual
keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan
peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas. 

3. PATOFISIOLOGI

Berhubungan dengan tantangan pada sistem keyakinan atau perpisahan dari


ikatan spiritual sekunder akibat : kehilangan bagian atau fungsi tubuh, penyakit
terminal, penyakit yang membuat kondisi lemah, nyeri, trauma, keguguran,
kelahiran, dan mati.
4. BATASAN KARAKTERISTIK

Karakteristik Distres Spritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan


dasar yaitu :

1. Hubungan dengan diri


1) Ungkapan kekurangan
 Harapan
 Arti dan tujuan hidup
 Perdamaian/ketenangan 
 Penerimaan
 Cinta
 Memaafkan diri sendiri
2) Keberanian 
3) Marah
4) Kesalahan 
5) Koping yang buruk
2. Hubungan dengan orang lain :
1) Menolak berhubungan dengan tokoh agama
2) Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
3) Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung 
4) Mengungkapkan pengasingan diri 
3. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam :
1) Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi,
mendengarkan musik, menulis)
2) Tidak tertarik dengan alam 
3) Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan 
4. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya :
1) Ketidakmampuan untuk berdo’a
2) Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
3) Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan 
4) Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
5) Tiba-tiba berubah praktik agama
6) Ketidakmampuan untuk introspeksi 
7) Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita

5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


1. Ancaman kematian
2. Asing tentang diri sendiri
3. Asing tentang social
4. Kehilangan bagian tubuh
5. Kehilangan fungsi bagian tubuh
6. Kejadian hidup tidak terduga
7. Kelahiran bayi
8. Kematian orang terdekat
9. Kesepian
10. Menerima kabar buruk 
11. Nyeri
12. Menjelang ajal,

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

 Identitas: Umur menentukan peningkatan stress

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama : Biasanya yang dirasakan adalah pusing kepala


2. Riwayat kesehatan sekarang :  Biasanya sejak kapan timbulnya stress tersebut
3. Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya memiliki riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang dideritanya
4. Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya keluarga memiliki riwayat penyakit yang
sama atau penyakit lain yang diderita oleh anggota keluarga yang lain baik
bersifat genetik atau tidak

C.POLA FUNGSI KESEHATAN


Berikut ini adalah 11 Pola Fungsi yang harus dilakukan pengkajian pada pasien
Distress Spiritual :
1. Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan

1) Arti sehat dan sakit


2) Pengetahuan status kesehatan saat ini
3) Perlindungan terhadap kesehatan : Program skrining, kunjungan kepusat
layanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen, stress, factor
ekonomi
4) Pemeriksaan diri sendiri : Riwayat, medis keluarga, pengobatan yang telah
dilakukan
5) Perilaku untuk mengatasi masalah
6) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

2. Pola Nutrisi / Metabolisme

1) Menggambarkan masukan nutrisi & keseimbangan cairan


2) Intake nutrisi (frekuensi, jumlah & komposisi) : (Makan sehari berapa kali,
jumlahnya berapa porsi dalam satu kali makan, jenis makanan apa saja yang
dimakan.)
3) Intake cairan (frekuensi, jumlah & jenis) : (Minum sehari berapa kali, jumlahnya
berapa porsi dalam satu kali makan, jenis minum apa yang diminum.)
4) Nafsu makan : (Baik, tidak ada, berlebihan, kurang, atau sedang)
5) Masalah dengan makan : (Ada atau tidak masalah dalam makan)
6) Makanan kesukaan : (Jenis makanan yang disukai)
7) Alergi makanan : (Mempunyai alergi makanan apa tidak)

3. Pola Eliminasi

1) Eliminasi Uri
 Pola BAK (frekuensi, waktu, jumlah) : (BAK sehari berapa kali, kapan saja
waktu untuk BAK, jumlah BAK nya berapa ml)
 Karakteristik (warna, kejernihan, bau, endapan) : (warna urin, jernih atau
tidak, berbau apa tidak, ada endapan atau tidak)
 Faktor yang mempengaruhi BAK : (faktor yang mempengaruhi px untuk
BAK apa saja)
 Masalah eliminasi uri : (ada atau tidak)
2) Eliminasi Alvi
 Pola BAB (frekuensi, waktu) : (BAB sehari berapa kali, kapan saja waktu
untuk BAB)
 Karakteristik keluaran feses (bau, jumlah) : (berbau apa tidak, jumlah BAB
apa saja)
 Masalah dengan BAB : (ada atau tidak)
 Faktor yang mempengaruhi BAB : (faktoryang mempengaruhi px untuk
BAK apa saja)
 Penggunaan laksantif : (menggunakan atau tidak)

4. Pola Aktivitas – Latihan

1) Pola aktifitas ysng dilakukan


2) Aktivitas diwaktu luang : (Aktivitas yang ada dalam waktu luang)
3) Masalah dalam aktivitas : (Ada masalah atau tidak dalam beraktivitas)
4) Penggunaan alat bantu : (Menggunakan alat bantu atau tidak)
5) Aktivitas sejak sakit : (Apa saja aktivitas pada saat sakit)

5. Pola Istirahat Tidur

1) Kebiasaan pola tidur (waktu, jumlah, kualitas) : (Kapan saja tidur, tidur berapa
kali sehari, sering terbangun atau tidak)
2) Dampak pola istirahat tidur terhadap aktivitas sehari – hari : (Ada atau tidak
dampak yang dialami)
3) Kesulitan tidur : (Merasa kesulitan tidur atau tidak)
4) Alat bantu tidur : (Mengguanakan alat bantu tidur atau tidak)

6. Pola Kognitif Perseptual

1) Kemampuan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman) : (Mamp


mendengar, melihat, mencium bau secara normal atau tidak)
2) Pemakaian alat bantu pendengaran, penglihatan : (Menggunakan alat bantu atau
tidak)
3) Masalah perseptual : (Mempunyai masalah sensori perseptual)
4) Perubahan memori : (Selama sakit mengalami perubahan memori atau tidak)
5) Presepsi nyeri & penanganan nyeri (P,Q,R,S,T)  : (Penyebab nyerinya apa,
kualitas nyerinya bagaimana, dibagian mana yang mengalami nyeri, skala
nyerinya berapa, kapan saja waktu yang dialami ketika nyeri)

7. Konsep Diri / Persepsi Diri

1) Konsep diri :

 Body Image : (Merupakan gambaran tubuh atau diri ketika sakit)


 Self Ideal : (Merupakan ideal diri ketika sakit)
 Self Esteem : (Harga diri ketika sakit)
 Role : (Peran selama sakit terganggu atau tidak)
 Identitas : (Menjelaskan tentang identitas)

8. Pola Hubungan – Peran

1) Keefektifan peran : (Selama sakit peran yang dilakukan efektif atau tidak)
2) Hubungan dengan orang terdekat : (Bagaimana hubungan dengan orang
terdekat selam sakit)
3) Efek perubahan peran terhadap hubungan : (Ada atau tidak efek perubahan
peran terhadap hubungan dengan orang sekitar)

9. Pola Seksualitas – Reproduksi

1) Dampak sakit terhadap seksualitas : (Ada atau tidak dampak sakit terhadap
seksualitas)
2) Riwayat haid : Masih mengalami haid apa tidak)
3) Tindakan pengendalian kelahiran : (Ada atau tidak tindakan yang dilakukan
untuk pengendalian kelahiran)
4) Riwayat penyakit hubungan seksual : (Punya atau tidak riwayat penyakit
hubungan seksual)

10. Pola Koping – Toleransi Stress

1) Penggunaan sistem pendukung : (Sistem pendukung apa yang digunakan)


2) Stressor sebelum sakit :( (Adakah stres atau penyebab lain yang dapat
menyebabkan sakit)
3) Metode koping yang biasa digunakan :  (Metode apa saja yang biasnya
digunakan agar tidak menyebabkan stres)
4) Faktor – faktor yang mempengaruhu koping : (Apa saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi koping)
5) Efek penyakit terhadap tingkat stress : (Penyakit yang diderita menjadikan efek
peningkatan stres atau tidak)
6) Penggunaan alkohol & obat lain untuk mengatasi stress : (Apakah
mengguanakan alkohol dan obat lain untuk mengatasi stres)

11. Pola Nilai – Kepercayaan

1) Agama : (Agama apa yang dianut)


2) Kegiatan keagamaan & budaya : (Ba gaimana kegiatan dalam keagamaan dan
budayanya selama sakit)

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Kepala dan Leher :


1) Rambut : Rambut bersih atau tidak, warna raambutnya apa, beruban atau
tidak, rambutnya rontok apa tidak, ada benjolan atau tidak.
2) Wajah : Bentuk wajahnya simetris apa tidak, ada lukaapa tidak.
3) Mata : Simetris atau tidak kanan dan kiri, konjungtiva berwarna merah
mda, pucat, atau icterus, sklera putih atau tidak,reaksi pupil bai atau tidak.
4) Hidung : Bersih atau tidak, terdapat serumen atau tidak.
5) Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, terdapat lesi atau tidak.
6) Mulut : Mukosa bibir kering apa tidak, warna bibirnya apa, ada sariawan
atau tidak.
7) Gigi : Ada gigi palsu apa tidak, jumlah gigi yang masih ada berapa, ada
karies apa tidak
8) Leher : Ada benjolan atau tidak, edema atau tidak.
2. Pemeriksaan Thorak
1) Pulmonum
Inspeksi : Bentuk dada simetris atau tidak, frekuensi pernafasan dalam
batas normal apa tidak (normal: 16-20 kali/menit) pola pernafasan cupnca
atau tidak, menggunakan alat bantu pernfasan atau tidak

 Palpasi : Tactil fremitus


 Perkusi : Suara paru sonor, redup, pekak
 Auskultasi : Suara nafas (vesikuler, bronkovesikuler, bronkhial),
suara tambahan (wheezing, ronkhi, dan lain-lain)

2) Jantung

 Inspeksi : Bentuk precodium simetris atau tidak, perubahan bentuk


seperti cekung dan kembung, denyut appeks jantung normal
berbentuk tonjolan kecil, denyut nadi ada dada simetris atau tidak
denyut vena pada dada dan punggung normalnya tidak terlihat
 Palpasi : Denyut appeks jantung normal biasanya dipalpasi
 Perkusi : Jantung kondisi normal bila luas kanan dan kiri seimbang
 Auskultasi : Suara jantung normal bila tidak ada suara bising dan
tidak terdengar melemah

3. Abdomen

 Inspeksi : Bentuk abdomen simetris apa tidak, datar(flat), cekung, atau


buncit, umbilicus keluar atau tidak, ada luka atau tidak
 Palpasi : Ada nyeri tekan apa tidak, ada pembesaran hepar atau tidak,
terdapat apendisitis atau tidak
 Perkusi : Normal(timpani), pekak, atau redup
 Auskultasi : Peristaltic usus, normalnya 5-35x/menit atau tiap 5-15 detik
sekali.

4. Genetalia Anus :

 Genetalia : Pernah mengalami atau ada kelainan genetalia apa tidak,


terpasang kateter apa tidak
 Anus : Pernah mengalami atau ada kelainan pada anus apa tidak

5. Ekstremitas : Kekuatan otot lemah apa tidak, kekuatan ototnya pada skala berap
6. Integument : Turgor kulit baik apa tidak, sianosis apa tidak.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Lab
2. Foto Rontgen
3. Usg

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari


system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.

G. INTERVENSI KEPERAWATAN

 Intervensi : Bagi klien menginginkan untuk melaksanakan praktek atau ritual


keagamaan atau spiritual yang diinginkan bila yang memberi kesempatan
pada klien untuk melakukannya.
 Rasional ; Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada doa atau praktek
spiritual lainnya, praktek ini dapat memberikan arti dan tujuan dan dapat
menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan.
 Intervensi ; Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya
keyakinan dan praktik religius atau spiritual klien.
 Rasional ; Menunjukkan sikap tak menilai dapat membantu mengurangi
kesulitan klien dalam mengekspresikan keyakinan dan prakteknya.
 Intervensi ; Berikan prifasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai
kebutuhan klien dapat dilaksanakan
 Rasional ; Privasi dan ketenangan memberikan lingkungan yang
memudahkan refresi dan  perenungan.
 Intervensi ; Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdoa bersama klien
lainnya atau membaca buku keagamaan.
 Rasional ; Perawat meskipun yang tidak menganut agama atau keyakinan
yang sama dengan klien dapat membantu klien memenuhi kebutuhan
spritualnya.
 Intervensi ; Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin religius atau
rohaniwan rumah sakit untuk mengatur kunjungan. Jelaskan ketidak setiaan
pelayanan
 Rasional ; Tindakan ini dapat membantu klien mempertahankan ikatan
spiritual dan mempraktikkan ritual yang penting

DAFTAR PUSTAKA

1. Herdiman, T.Heather.2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-


2011. EGC : Jakarta
2. Nanda 2005-2006, 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta : Prima
Medika
3. NANDA NIC NOC. 2015-2017. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
EGC : Jakarta
4. NANDA NIC NOC. 2018-2020. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
EGC : Jakarta
5. Perry, dkk. 2005. Buku saku : Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC
6. Towarto, Wartonal, 2007, Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan Edisi 3,
Jakarta : Salemba Medika
7. Wilkinson, Judith M. 2007, Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai