Penyunting :
Beneathdbluesky
2
DAFTAR ISI :
1. Akal sehat 3
2. Generasi 5
3. Sejarah 7
4. Pemimpin 9
5. Rakyat 16
6. Kritik 19
7. Identitas 24
8. Kekuasaan 26
3
AKAL SEHAT
Akal sehat
adalah
taruhan
terbesar
politik,
kebudayaan
dan
pendidikan
kita hari ini
Politik berubah setiap lima tahun. Tapi akal sehat publik bertumbuh setiap hari.
Itulah yang merawat demokrasi, bukan pemilu.
Gunakan hak pilih anda demi menghalau kecurangan.
Itulah Politik Akal Sehat.
Mengapa tak gembira dengan humor? Karena tak terlatih dengan satire? Dan tak
lega dengan kritik? Berkutat pada pemujaan, bangsa tak akan bertumbuh dewasa.
Bersandar pada kekuasaan, negeri tak akan berakar kuat. Pada humor, satire dan
kritik, akal sehat dihidupkan
5
GENERASI
Sebuah generasi sedang tumbuh. Pikiran baru, arah baru. Ujilah mereka.
Bukan dihalang-halangi.
Selalu ada generasi akal sehat. Merekalah yang akan memperbaiki kebodohan hari
ini. Setelah mentertawakannya. Begitulah sejarah bergerak.
SEJARAH
PEMIMPIN
Momen memperbaiki negeri, ada pada potensi pemimpin cerdas, dari generasi
baru yang terbuka. Kepicikan politik tak boleh menghentikan mereka
Pemimpin harus punya pengetahuan tentang global politics. Fiksi atau fakta? Yang
penting ia menajamkan perspektif. Caranya? Baca, baca, baca!
Pemimpin politik adalah mahluk etis, Bukan teknis. Ia bertanggung jawab untuk
soal paling etis: Distribusi keadilan.
Pemimpin harus mampu memberi imajinasi dan harapan yang masuk akal.
10
Membangun itu kerja tukang Menggusur itu kerja buldozer. Membangun tanpa
menggusur? Itulah kerja pemimpin.
Persoalan berlapis. Pada lapis tertinggi, ada pemimpin tertinggi, ada pemuja
tertinggi, ada janjij tertinggi, dan....ada ngibul tertinggi.
12
Membaca dunia, mengenali politik proxy. Visi pemimpin harus sampai ke situ.
Pemimpin, pada akhirnya, melihat dari atas. Bukan larut dalam arus.
Batas eforia politik massa adalah kapasitas diri sang pemimpin. Ia sendiri.
Demokrasi adalah cara terbaik memilih pemimpin. Risiko demokrasi adalah salah
pilih. Tapi itulah cara sirkulasi pemimpin.
Karena standar pemimpin yang terlalu rendah, ide bodoh pun dieluk-elukkan
pengikutnya.
Ada kecerobohan bodoh. Ada kemarahan besar. Ada politik dendam. Ada undang-
undang represif. Tapi tak ada ide pemimpin
Demokrasi diuji periodik agar ada sirkulasi pemimpin. Dalam kompetisi itulah
potensi diperlihatkan. Lalu, mengapa memusuhi kompetitor?
14
Bara sosial itu ada sekamnya. Pahami supaya tak disulut orang gila. Itu pentingnya
pemimpin yang waras.
Kita terlalu banyak bertepuk tangan untuk para pemimpin yang sebetulnya cuma
mampu mengepal-ngepalkan tangan
15
RAKYAT
Konstitusi itu hanya berisi tiga prinsip: Rakyat Berdaulat, Negara Melayani, Akal
Bertumbuh.
Bahkan negara tak paham filosofi dasar HAM. Bahwa Piagam HAM adalah untuk
melindungi rakyat,
18
Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa.
Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat.
Pers diberi hak oleh rakyat untuk memakai "suara publik". Supaya penguasa
mendengar. Bukan jadi informan penguasa.
19
KRITIK
Kritik, hujatan dan candaan itu enerji untuk mengaktifkan demokrasi. Perlu otak
dan batin yang lega untuk menampungnya.
Politik tak terbagi habis dalam partai. Sisanya adalah kritik, sinisme, dan oposisi.
Begitulah demokrasi.
20
Kritik mengandalkan kesetaraan psikis, bahwa yang anda hadapi adalah pikiran
seseorang, bukan pangkat dia.
Bila kritik diajukan pada yang sudah lalu, apa yang mau diperbaiki? Bukan itu arti
kritik.
21
Mulailah dengan bersikap setara antar manusia. Beri kritik. Beri respek. Demokrasi
berawal di situ.
Kritik tak mewajibkan solusi. Masalah tak pernah baru. Ia adalah sisa dari kemarin.
Yang harus baru adalah cara melihatnya. Bahkan satu hal yang dapat diterangkan
dengan dua cara, berubah menjadi dua hal. Kritik itu mengurai, supaya ada cara
baru melihat soal.
Plato tak mengidealkan demokrasi. Tapi ia menerimanya karena hanya di situ kritik
dimungkinkan.
Jangan bebankan solusi pada pemberi kritik. Itu bukan tugas dia. Tugas pengeritik
adalah menunjukkan kesalahan. Bukan memperbaiki.
22
Kritik berasal dari kepala yang dingin. Peliharalah. Benci tumbuh di hati yang
panas. Buanglah.
Akumulasi pengetahuan, tumbuh bersama kritik intelektual yang keras antara para
pemikir bangsa. Tapi tak ada permusuhan pribadi. Sangat dewasa
23
Menyenangkan menjalani pikiran dengan kritik lawan berpikir. Pikiran hanya bisa
memahami pikiran. Cacian adalah jalan buntu pikiran.
Solusi bukan esensi dari kritik. Esensi kritik adalah menunjukkan kesalahan. Solusi
adalah bonusnya saja.
24
IDENTITAS
Kelas dan ras. Identitas dan rasa komunitas. Semua dapat mengeras.
25
KEKUASAAN
Tetap yang terbaik adalah hoax penguasa. Peralatan kekuasaan sangat lengkap
27
Pikiran tak mungkin seragam. Pikiran politik harus tak seragam. Supaya kekuasaan
tak pongah.
Kekuasaan itu tak mungkin kuat, karena fondasinya adalah kebohongan. Dan
kalian terlalu pongah untuk mengakui.
Pada dasarnya pikiran itu tajam. Menjadi tumpul karena memuja kekuasaan.
28
Terorisme bukan hakekat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus
mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan.
Bila anda dalam kondisi menghamba, kejernihan dalil itu tertutup halusinasi
kekuasaan.
Pers tak lagi menjadi saksi kompetisi demokratis. Ia telah menjadi bagian dari
kurikulum legitimasi kekuasaan.
Kompetisi politik terbuka akan memaksa dinasti berakhir. Tak terkecuali yang
sedang sembunyi di gorong-gorong kekuasaan.
30
Si pinter tapi iri hati, akan mengejar-ngejar kekuasaan. Si bodoh tapi iri hati, akan
bersekongkol dengan kekuasaan. Iri itu buruk.
Kekuasaan itu, pada siapa engkau mengabdi hari ini, hanya menambah
celenganmu. Bukan harga dirimu.