Anda di halaman 1dari 34

1

Kumpulan Quote Pilihan Rocky Gerung, 2010 – 2019

Penyunting :

Beneathdbluesky
2

DAFTAR ISI :

1. Akal sehat 3
2. Generasi 5
3. Sejarah 7
4. Pemimpin 9
5. Rakyat 16
6. Kritik 19
7. Identitas 24
8. Kekuasaan 26
3

AKAL SEHAT

Pada akal yang sehat, Tak ada licik bermukim.


Pada hati yang bersih, Tak ada dengki menetap.
4

Akal sehat
adalah
taruhan
terbesar
politik,
kebudayaan
dan
pendidikan
kita hari ini

Politik berubah setiap lima tahun. Tapi akal sehat publik bertumbuh setiap hari.
Itulah yang merawat demokrasi, bukan pemilu.
Gunakan hak pilih anda demi menghalau kecurangan.
Itulah Politik Akal Sehat.

Konstitusi, cara menyelenggarakan negara.


Akal sehat, cara menyelenggarakan masa depan.
Maka, baca konstitusi dengan akal sehat.

Demokrasi ada dalam kendali akal sehat.


Supaya politik tak jadi tempat pemujaan

Mengapa tak gembira dengan humor? Karena tak terlatih dengan satire? Dan tak
lega dengan kritik? Berkutat pada pemujaan, bangsa tak akan bertumbuh dewasa.
Bersandar pada kekuasaan, negeri tak akan berakar kuat. Pada humor, satire dan
kritik, akal sehat dihidupkan
5

GENERASI

Sebuah generasi sedang tumbuh. Pikiran baru, arah baru. Ujilah mereka.
Bukan dihalang-halangi.

Selalu ada generasi akal sehat. Merekalah yang akan memperbaiki kebodohan hari
ini. Setelah mentertawakannya. Begitulah sejarah bergerak.

Tangkas mengolah problem global. Kuat memelihara integritas. Peka pada


keadilan sosial. Sebuah generasi yang harus diterima tanpa curiga
6

Negeri ini harus bertumbuh. Sebuah generasi harus tiba. Jangan


halangi mereka menulis sejarahnya sendiri.
7

SEJARAH

Sejarah adalah konfrontasi etis yang tak berkesudahan.


Antara kejujuran dan penghianatan

Sejarah ditulis untuk mengingatkan generasi. Tetapi bukan untuk mengikatnya


pada masa lalu
8

Sejarah negeri ini juga


sarat kekerasan.
Selalu ada potensi ia
kembali. Pemimpin
yang tak paham
sejarah, tak mengerti
akar antropologi
kekerasan itu. Ia lalai
mengaktifkan
percakapan
warganegara, dengan
akibat fanatisme
mengintai
momentum.
9

PEMIMPIN

Momen memperbaiki negeri, ada pada potensi pemimpin cerdas, dari generasi
baru yang terbuka. Kepicikan politik tak boleh menghentikan mereka

Pemimpin harus punya pengetahuan tentang global politics. Fiksi atau fakta? Yang
penting ia menajamkan perspektif. Caranya? Baca, baca, baca!

Tanpa pengetahuan, tak ada ketajaman perspektif. Tanpa perspektif, pemimpin


pasti gagap di depan pers dunia.

Pemimpin politik adalah mahluk etis, Bukan teknis. Ia bertanggung jawab untuk
soal paling etis: Distribusi keadilan.

Pemimpin harus mampu memberi imajinasi dan harapan yang masuk akal.
10

Terlalu dalam persoalan negeri. Terlalu dangkal akal pemimpin.

Membangun itu kerja tukang Menggusur itu kerja buldozer. Membangun tanpa
menggusur? Itulah kerja pemimpin.

Batas demokrasi adalah IQ pemimpin. Bila terbatas, ya jangan berdemokrasi.


11

Diplomasi adalah pertandingan IQ. Kalimat politik harus menghasilkan keuntungan


diplomatik. Pemimpin harus mencerminkan kecerdasan negerinya, ..sejak dari
kalimat pertama.

Kematangan pemimpin ada pada cara dia memahami etika politik.

Persoalan berlapis. Pada lapis tertinggi, ada pemimpin tertinggi, ada pemuja
tertinggi, ada janjij tertinggi, dan....ada ngibul tertinggi.
12

Pada akhirnya, sumber energi pemimpin adalah otonomi diri.

Membaca dunia, mengenali politik proxy. Visi pemimpin harus sampai ke situ.

Pemimpin, pada akhirnya, melihat dari atas. Bukan larut dalam arus.

Batas eforia politik massa adalah kapasitas diri sang pemimpin. Ia sendiri.

Demokrasi adalah cara terbaik memilih pemimpin. Risiko demokrasi adalah salah
pilih. Tapi itulah cara sirkulasi pemimpin.

Pengikutlah yang menjerembabkan pemimpin.


13

Karena standar pemimpin yang terlalu rendah, ide bodoh pun dieluk-elukkan
pengikutnya.

Daya beli rakyat berkaitan dengan daya pikir pemimpin.

Ada kecerobohan bodoh. Ada kemarahan besar. Ada politik dendam. Ada undang-
undang represif. Tapi tak ada ide pemimpin

Demokrasi diuji periodik agar ada sirkulasi pemimpin. Dalam kompetisi itulah
potensi diperlihatkan. Lalu, mengapa memusuhi kompetitor?
14

Pemimpin harus cari akal. Bukan cari perkara.

Bara sosial itu ada sekamnya. Pahami supaya tak disulut orang gila. Itu pentingnya
pemimpin yang waras.

Anda bersopan-sopan pada kepicikan? Permisif pada kebebalan pemimpin? Tutup


mata pada rasisme? Bukan itu filsafat individualism

Kita terlalu banyak bertepuk tangan untuk para pemimpin yang sebetulnya cuma
mampu mengepal-ngepalkan tangan
15

Ia pemimpin. Ia bicara hal yang tak ia pahami. Pengikutnya bertepuk tangan.


Ia merasa telah dipahami.

Panik mencari pemimpin. Panik minta dipimpin. Itu beda.


16

RAKYAT

Politik itu bukan mengatasnamakan rakyat. Tapi meyakinkan rakyat tentang


pikiranmu. Jadi, harus punya pikiran dulu.

Mencurigai rakyat adalah kebodohan tertinggi penguasa


17

Konstitusi itu hanya berisi tiga prinsip: Rakyat Berdaulat, Negara Melayani, Akal
Bertumbuh.

Bahkan negara tak paham filosofi dasar HAM. Bahwa Piagam HAM adalah untuk
melindungi rakyat,
18

Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa.
Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat.

Eksploitasi: politisi merampas 'surplus value' kedaulatan rakyat.

Pers diberi hak oleh rakyat untuk memakai "suara publik". Supaya penguasa
mendengar. Bukan jadi informan penguasa.
19

KRITIK

Kritik, hujatan dan candaan itu enerji untuk mengaktifkan demokrasi. Perlu otak
dan batin yang lega untuk menampungnya.

Politik tak terbagi habis dalam partai. Sisanya adalah kritik, sinisme, dan oposisi.
Begitulah demokrasi.
20

Kritik adalah infrastruktur pikiran


Kritik itu tanda seseorang masih manusia.

Kritik mengandalkan kesetaraan psikis, bahwa yang anda hadapi adalah pikiran
seseorang, bukan pangkat dia.

Demokrasi tak mungkin sempurna. Karena itu kritik menjadi mutlak.

Bila kritik diajukan pada yang sudah lalu, apa yang mau diperbaiki? Bukan itu arti
kritik.
21

Mulailah dengan bersikap setara antar manusia. Beri kritik. Beri respek. Demokrasi
berawal di situ.

Kritik tak mewajibkan solusi. Masalah tak pernah baru. Ia adalah sisa dari kemarin.
Yang harus baru adalah cara melihatnya. Bahkan satu hal yang dapat diterangkan
dengan dua cara, berubah menjadi dua hal. Kritik itu mengurai, supaya ada cara
baru melihat soal.

Plato tak mengidealkan demokrasi. Tapi ia menerimanya karena hanya di situ kritik
dimungkinkan.

Jangan bebankan solusi pada pemberi kritik. Itu bukan tugas dia. Tugas pengeritik
adalah menunjukkan kesalahan. Bukan memperbaiki.
22

Kritiklah pejabat pada fungsi publiknya, pada kapasitasnya sebagai pejabat.


Lepaskan dari sentimen personal. Begitu adab politik

Kritik berasal dari kepala yang dingin. Peliharalah. Benci tumbuh di hati yang
panas. Buanglah.

Akumulasi pengetahuan, tumbuh bersama kritik intelektual yang keras antara para
pemikir bangsa. Tapi tak ada permusuhan pribadi. Sangat dewasa
23

Menyenangkan menjalani pikiran dengan kritik lawan berpikir. Pikiran hanya bisa
memahami pikiran. Cacian adalah jalan buntu pikiran.

Dengan apa pikiran bertahan? Keyakinan bukan tempat mengamankan pikiran.


Keyakinan berfungsi mengikatkan pengalaman pada harapan. Penting sebagai
penuntun pribadi, tapi bukan petunjuk untuk hidup yang majemuk. Pikiran adalah
petunjuk. Ia bertahan karena kritik.

Kritik konstruktif itu kritik pesanan. Tak otentik

Solusi bukan esensi dari kritik. Esensi kritik adalah menunjukkan kesalahan. Solusi
adalah bonusnya saja.
24

IDENTITAS

1. Selagi manusia hidup, identitasnya tak pernah final. Percakapan sosial


memungkinnya berubah
2. Identitas hanya final pada orang mati, karena disitu kemungkinan
berubah tidak ada lagi.
3. Identitas memang hanya milik benda mati, untuk kepentingan identifikasi.
4. Orang hanya berbeda karena keunikan kultural. Setelah mati, semua jadi
sama: yang kultural menjadi mineral.
5. Jadi, politik identitas adalah pertarungan antar orang mati.

Relasi komunal tumbuh dalam eksklusifisme identitas. Di situ, tak ada


percakapan berwarganegara.

Kelas dan ras. Identitas dan rasa komunitas. Semua dapat mengeras.
25

Untuk apa mayoritas menuntut identitas? Jumlahnya sendiri sudah


bicara. Ia bahkan yang mendominasi norma publik.

Identitas itu hanya milik mayat. Karena mereka telah berhenti


bereksistensi Karena cuma mayat yang dapat diidentifikasi. Karena dia
sudah selesai.
Orang hidup? Ya belum selesai.

Kekurangan imajinasi menyebabkan golongan terpelajar justru cuma


bolak-balik dalam isu yang usang: politik identitas.
26

KEKUASAAN

Kekuasaan itu bertopeng.


Supaya terlihat berwibawa, ia menghalau yang bukan dia. Supaya terlihat
baik, ia menciptakan yang jahat. Kekuasaan harus menuduh, supaya ia
tak jadi tertuduh. Tapi sekalipun ia bertopeng, kekuasaan itu terlihat
pada jejak kedunguannya.

Tetap yang terbaik adalah hoax penguasa. Peralatan kekuasaan sangat lengkap
27

Pikiran tak mungkin seragam. Pikiran politik harus tak seragam. Supaya kekuasaan
tak pongah.

Penting membaca konstitusi dengan otak. Penting mempelajari sejarah politik


dunia. Penting pahami konsep filosofi kekuasaan.

Kekuasaan itu tak mungkin kuat, karena fondasinya adalah kebohongan. Dan
kalian terlalu pongah untuk mengakui.

Pada dasarnya pikiran itu tajam. Menjadi tumpul karena memuja kekuasaan.
28

Terorisme bukan hakekat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus
mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan.

Bila anda dalam kondisi menghamba, kejernihan dalil itu tertutup halusinasi
kekuasaan.

Pers tak lagi menjadi saksi kompetisi demokratis. Ia telah menjadi bagian dari
kurikulum legitimasi kekuasaan.

Negara Hukum berdasarkan Kekuasaan.


29

Kekuasaan itu manipulatif. Bahkan pada segi yang nampak sosio-humanis


sekalipun. Pers sering tak awas, bahkan justru mereproduksinya.

Pengetahuan publik mengalami distorsi karena pers justru menormalkan hierarki


eksploitasi kekuasaan

Kompetisi politik terbuka akan memaksa dinasti berakhir. Tak terkecuali yang
sedang sembunyi di gorong-gorong kekuasaan.
30

Kekuasaan itu menggiurkan. Tapi kesunyian pikiran lebih membahagiakan.

Jurnalis adalah hewan yang mampu menulis. Menulis artinya mengevaluasi


kekuasaan.

Kebijakan pemerintah harus transparan. Kekuasaan parlemen harus regular.


Kebebasan individu harus dihormati. Begitu politik yang beradab.
31

Bersatu, mereka melepaskan kebebasan. Bersama, mereka jadi ternak kekuasaan.


Bertabrakan dalam kegelapan, Tubuh-tubuh tanpa kepala..

Demokrasi adalah respek. Kekuasaan adalah ambisi. Duel ambisi sedang


menghalangi keindahan demokrasi.

Curigalah pada kekuasaan. Itulah niat mulia politik.


32

Kegaduhan politik yang berlanjut adalah sinyal bahwa kekuasaan banyak


kehilangan respek.

Kekuasaan tak dipamerkan di atas tubuh manusia. Demi apapun.

Di mana kekuasaan bermukim, ke sana oportunisme dikirim.


33

Si pinter tapi iri hati, akan mengejar-ngejar kekuasaan. Si bodoh tapi iri hati, akan
bersekongkol dengan kekuasaan. Iri itu buruk.

Korupsi selalu mengikuti perluasan kekuasaan.

Kehidupan itu satu. Juga kemanusiaan. Kekuasaan memecahnya dua. Ia menyogok


opini untuk menutupi kejahatan.
34

Kekuasaan itu, pada siapa engkau mengabdi hari ini, hanya menambah
celenganmu. Bukan harga dirimu.

Negarawan bila ia tak pongah oleh kekuasaan

Asal usul kepicikan adalah ketakutan pada perubahan. Kekuasaan sangat


menggemarinya

Anda mungkin juga menyukai