Anda di halaman 1dari 9

PERAN OLAHRAGA TERHADAP PENYAKIT JANTUNG

Oleh : Nofita Nengsih

A. ABSTRAK
Penyakit jantung yaitu merupakan penyebab utama kematian di dunia,
beberapa faktor penyebab penyakit bervariasi dan sulit untuk di deteksi sejak
dini. Salah satu penyakit jantung yang sering diderita adalah jantung koroner.
Meski penyakit jantung menjadi masalah kesehatan utama di dunia, tetapi
dapat dicegah melalui gaya hidup sehat yaitu dengan melakukan olahraga.
Olahraga itu bisa dilakukan terutama seperti aerobik atau isotonik seperti
berlari atau berjalan. Olahraga tentu lebih baik jika dilakukan di bawah
pengawasan dokter.

Kata Kunci : Penyakit Jantung, Jantung Koroner, Olahraga


B. LATAR BELAKANG

Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh


darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa
contoh penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung,
tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut "angina") dan
penyakit jantung rematik (Yayasan Jantung Indonesia, 22-03-2010). Penyakit
jantung merupakan salah satu penyebab utama angka kematian di dunia, baik
di negara maju maupun negara berkembang. Ada beberapa penyebab utama
penyakit jantung antara lain hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus dan
merokok, keempat hal tersebut dikenal sebagai faktor resiko penyakit jantung.
Banyak bukti dari hasil penelitian menyebutkan bahwa adanya hubungan
antara faktor risiko dan aterosklerosis yang menyebabkan penyakit jantung
koroner. (Kaplan & Stamler: 1983) menyebutkan bahwa dari keempat faktor
resiko tersebut, hipertensi merupakan penyokong terkuat bagi stroke dan gagal
jantung. Meskipun demikian, penyakit jantung dapat dicegah dengan
menerapkan pola hidup sehat, terutama dengan rajin berolahraga.
Pada perkembangannya, banyak masyarakat melakukan olahraga yang
bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Olahraga semacam
ini dapat kita sebut sebagai olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki
sifat mudah dikerjakan, murah, serta bermanfaat dan aman. Untuk itu,
Olahraga kesehatan memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
tercapai tujuannya, yaitu intensitas serta bebannya homogen, submaximal,
serta tidak boleh ada unsur kompetisi didalamnya (Santosa, ). Yang dimaksud
sebagai beban homogen disini adalah intensitas serta porsi dari latihan selalu
sama. Olahraga yang baik adalah olahraga yang secara intensitas dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan. Sedangkan yang dimaksud sebagai
submaximal disini adalah tidak ada pemaksaan yang melebihi kemampuan
individu tersebut baik dalam beban maupun intensitasnya. Selain terfokus
pada kesehatan jasmani, olahraga untuk kesehatan ini juga berpengaruh positif
pada kesehatan rohani serta sosial individu tersebut karena selain mudah dan
murah, olahraga ini dapat dilakukan secara massal.

Canadian Society for Exercise Physiology (1998) dalam “physical


activity guide” menyebutkan bahwa untuk menjaga tubuh tetap sehat
diperlukan aktifitas fisik seperti berjalan kaki selama 60 menit per hari.
Sedangkan untuk aktifitas fisik yang lebih berat,seperti bersepeda atau
berenang diperlukan waktu 30-60 menit 4 kali seminggu. Apabila seseorang
melakukan olahraga aerobic atau jogging maka diperlukan waktu 20-30 menit.
Namun,aktifitas ini harus dilakukan secara bertahap dan teratur untuk
mencapai hasil yang optimal.

Kaitan olahraga dengan jantung dan pembuluh darah dapat dipahami


karena dengan jantung merupakan organ vital yang memasok kebutuhan darah
di seluruh tubuh. Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka
kebutuhan darah yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan
ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini
juga direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, timbul pemikiran


untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak olahraga terhadap tubuh serta
organ-organ didalamnya terutama efeknya terhadap perubahan kinerja
jantung..

C. KASUS / MASALAH
Sesuai dengan latar belakang di atas maka ditarik suatu rumusan
masalah sebagai berikut “bagaimana peran olahraga terhadap penyakit
jantung?
D. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya
definisi Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang
memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk
didalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau
masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhan -
kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungan-nya. Kesehatan
adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan
adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan
kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggung jawab
pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat.
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan
strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No.
1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan
strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi
pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi
Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi
global. Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan
tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi
tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau
impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga
menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin
diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga
menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya
(kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam
interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari. Misi
Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau
lingkungan yang kondusif bagi terciptanya PHBS di masyarakat; (3)
Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu
dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut
juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi
tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Sampai saat ini penyebab yang pasti dari Penyakit Jantung Koroner
(PJK) masih belum diketahui (banyak teori yang diajukan para ahli). Dikenal
beberapa faktor risiko yang bila terdapat pada seseorang, maka akan
mempercepat atau meningkatkan risiko PJK, faktor risiko yang dikenal paling
populer adalah kelainan arterosklerosis . Kelainan arterosklerosis ini
sebetulnya sudah mulai terjadi sejak usia muda, yang dimulai dengan
terbentuknya sel-sel busa (“foam cell”), kemudian pada usia 10 -20 tahun
berubah menjadi bercak perlemakan (“fatty streak”) dan pada usia 40 – 50
tahun terbentuk plak aterosklerotik yang menyumbat pembuluh darah
koroner, sehingga terjadi kematian otot jantung.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi
pada semua umur setelah stroke, yakni 12,9% (Survei Sample Regristration
System (SRS), 2014). PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74
tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok umur
55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%) (Riset Kesehatan
Dasar, 2013). Salah satu cara mencegah dan mengendalikan Penyakit Jantung
Koroner (PJK) adapah bergerak aktif dengan aman. Malas gerak menjadi
salah satu faktor risiko berbagai jenis penyakit kardiovaskular seperti PJK ini.
Sehingga setidaknya kita melakukan olahraga secara rutin agar dapat
mencegah penyakit jantung coroner.
Olahraga ternyata berpengaruh terhadap kesegaran jasmani seseorang
dan merupakan bagian komplek dari kebiasaan sehari-hari manusia. Aktivitas
fisik yang sangat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang adalah
olah raga. Olahraga yang benar harus memperhatikan intensitas berupa
denyutjantung yang merupakan cerminan dari beban yang diterima. Beban
yang dapat diterima oleh jantung berkisar antara 60-80% dari kekuatan
maksimal jantung. Dengan demikian, bila latihan dilakukan sampai denyut
jantung maksimal maka akan menyebabkan kelelahan dan membahayakan.
Sebaliknya jika beban latihan di bawah 70%, maka efek sangat sedikit atau
kurang bermanfaat.
Aktivitas fisik berupa olahraga, kegiatan harian bahkan menari yang
dilakukan secara rutin bermanfaat untuk mencegah arterosklerosis (timbunan
lemak dalam pembuluh darah). Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak
badan isotonic (berlari, jalan kaki, senam aerobik low impact dll), akan
meningkatkan aliran darah yang bersifat gelombang yang mendorong
peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang pembentukan dan
pelepasan endothelial derive. Berkurangnya faktor relaxing faktor (EDRF),
yang merelaksasi dan melebarkan pembuluh darah. Aliran darah koroner
dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml per menit (empat persen dari total
curah jantung). Penelitian di laboratorium menunjukkan, peningkatan aliran
darah 4 ml per menit sudah mampu menghasilkan NO untuk merangsang
perbaikan fungsi endotel (lapisan dinding) pembuluh darah. Oleh karena itu,
aktivitas fisik sedang berupa senam atau jalan kaki yang meningkatkan aliran
darah menjadi 350 ml per menit (naik 150 ml per menit) sudah lebih dari
cukup untuk menghindarkan endotel pembuluh darah dari proses
atherosclerosis.

E. PEMBAHASAN
Penyakit jantung coroner terjadi karena pasokan darah yang kaya
oksigen menuju otot jantung terhambat oleh plak pada pembuluh darah
jantung atau arteri koroner. Padca dinding pembuluh arteri dapat terjadi
kondisi ateroskelosis yaitu pnumpukan kolestrol dan substansi lainnya seperti
kalsium, fibrin yang membentuk sumbatan atau plak di pembuluh darah arteri.
Plak dapat terbentuk di dinding arteri bahkan sejak seorang masih muda.
Namun semakin bertambah usia resiko pembentukan plak akan semakin
tinggi. Jika tak di obati lama kelamaan plak ini dapat menyebabkan
berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri dan mengganggu kelancaran
darah.
Cara mencegah penyakit jantung koroner dapat dilakukan diantaranya:
terapkan pola makan sehat dan gizi seimbang, perbanyak asupan buah dan
sayur dan kurangi makan yang mengandung kolestrol dang arm berlebih,
berhenti merokok, menurunkan berat badan jika berlebihan, mengontrol
tekanan darah, kendalikan stress dan melakukan olahraga rutin.
Kurangnya olah raga secara teratur atau melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit akan mengakibatkan kelebihan kalori dalam tubuh sehingga
tidak terbuang melalui pembakaran. Hal ini akan menyebabkan penimbunan
lemak di tubuh sehingga mempengaruhi gerak jantung dalam memompa
darah, sehingga banyak anggota tubuh kurang suplai oksigen. Penting disadari
bahwa yang disebut sebagai hidup baik yang penuh dengan kenyamanan dan
kemudahan sebenarnya merupakan bencana bagi kesehatan dan kesejahteraan
kita. Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan
cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan
tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan
peredaran darah ke seluruh tubuh.
Pada saat orang berolahraga jantung dan sistem peredaran darah harus
bekerja lebih banyak dengan detak nadi yang semakin cepat dan tekanan
darah akan meningkat, untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien yang
semakin meningkat di jaringan dengan sisa hasil metabolitan yang banyak
seperti asam laktat dan benda-benda keton.
Perubahan ini terjadi ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat
tetap, dimulai dengan perubahan fisiologis dan dalam waktu yang relative
lama akan terjadi perubahan morfologis yang lebih konsisten.
Manfaat olahraga terhadap kinerja jantung
a. Membantu proses rehabilitas penderita penyakit jantung
b. Mempertebal dinding jantung
c. Meningkatkan kebutuhan darah yang mengandung oksigen
d. Memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh
F. KESIMPULAN
Olahraga sangat bermanfaat bagi tubuh. Diantara banyak manfaat
olahraga, salah satunya adalah bahwa olahraga dapat meningkatkan kerja
jantung dan pembuluh darah. Respon fisiologis terhadap olahraga adalah
meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi
oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan. Sedangkan pada bagian-bagian
yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi, misal traktus
digestivus. Meningkatnya curah jantung pasti akan berpengaruh terhadap
tekanan darah
G. DAFTAR PUSTAKA
Al Annas, S. N. N., Indasah, I., Yudhana, A., & Sodik, M. A. (2018). Analysis
of Using Basic Material and Process on Organoleptic Result of Tempe
Chips in Ngantru Trenggalek. Indonesian Journal of Nutritional
Epidemiology and Reproductive, 1(1), 46-55.
Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan Di Lahan Praktik.
Azwar, S. (2012). ANALISIS KARAKTERISTIK AITEM TES UJIAN
SEKOLAH/MADRASAH DENGAN TEORI TES KLASIK DAN TEORI
RESPON AITEM (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Edinal Sanif. dr. Tekanan Darah, Apanya Yang ditekan?
http://www.jantunghipertensi.com/index.php?
option=com_content&task=vie w&id=186&Itemid=9, 24-02-2010
Kemenkes RI (2010), Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Pusat Promosi Kesehatan RI,
Jakarta
McGowan, MD. M (2001), Menjaga Kebugaran Jantung, Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Medicastore. Com, Arterosklerosis (Atherosclerosis). http://medicastore.com /
penyakit/137/Atherosclerosis Atherosclerosis.html, 24-02-2010
Oktoriani, E. N., Sutrisno, J., Mayasari, E., & Sodik, M. A. (2018). Analysis
of Medical Record Complete Flexibility to Complete Claims of Health
BPJS RS Baptis Kota Batu. Journal of Global Research in Public
Health, 3(1), 46-53.
Setyani, A. T., & Sodik, M. A. (2018). Pengaruh Merokok Bagi Remaja
Terhadap Perilaku dan Pergaulan Sehari-hari.
Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M. (2017). The Role Of Health Promotion
And Family Support With Attitude Of Couples Childbearing Age In
Following Family Planning Program In Health. Journal of Global
Research in Public Health, 2(2), 82-89.
Sodik, M. A., Kesehatan, D. P., & STRADA, I. (2016). Leprosy Patients in
public perception: A qualitative study of patient confidence (dis) in the
Community. Journal of Global Research in Public Health, 2(1), 82-
89.
Sodik, M. A., Suprapto, S. I., & Pangesti, D. (2013). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai Di Rsui
Orpeha Tulungagung. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 24-32.
Sodik, M. A. (2014). Sikap Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Pengetahuan
Tentang Bahaya Dan Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Kesehatan
http://publikasi. stikesstrada. ac. id/wpcontent/uploads/2015/02/9-
SIKAP-SIKAPPENCEGAHAN-ABORSI. pdf.
Sodik, M. A., Yudhana, A., & Dwianggimawati, M. S. (2018). Nutritional
Status and Anemia in Islamic Boarding School Adolescent in Kediri
City East Java Indonesia. Indonesian Journal of Nutritional
Epidemiology and Reproductive, 1(2).
Yayasan Jantung Indonesia, Apakah Penyakit Jantung Itu?
http://id.inaheart.or.id/?p=3 22-03-2010

Anda mungkin juga menyukai