Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja mengalami banyak
tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychososial factor) ataupun lingkungan
(environmental factors). Apabila remaja tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai
tantangan tersebut, mereka dapat berakhir pada berbagai masalah kesehatan yang begitu
kompleks sebagai akibat dari perilaku beresiko mereka lakukan (Kemenkes RI, 2018).

Berbagai masalah yang dihadapi remaja diantaranya adalah merokok, pergaulan bebas,
hingga penyalahgunaan narkoba. Masalah tersebut timbul akibat remaja yang masih sulit untuik
mengendalikan diri sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Hasil survey Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015 (GSHS) dapat terlihat
gambaran faktor resiko kesehatan pada pelajar usia 12-18 tahun (SMP dan SMA) secara
nasional. Sebanyak 41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan mengaku pernah merokok, 32,82% di
antara merokok pertama kali pada umur ≤ 13 tahun. Data yang sama juga menunjukkan 14,4%
laki-laki dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan 2,6% laki-
laki pernah mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor resiko kesehatan lainnya adalah perilaku
seksual dimana didapatkan 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18
tahun pernah melakukan hubungan seksual (Kemenkes RI, 2018). Data BKKBKN Provinsi
Jambi tahun 2018, angka persentase kehamilan yang tidak diinginkan di Provinsi Jambi Tahun
2018 adalah 16%, angka tersebut jauh melebihi sasaran yang harus dicapai yaitu 5,4%.
Sedangkan untuk persentase Angka Kelahiran Remaja (ASFR 15-19 tahun) pada tahun 2018
adalah 29 per 1000 kelahiran.

Komnpleksnya permasalahan pada remaja, tentunya membutuhkan penanganan yang


komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan dari semua unsur lintas program dan lintas
sektor. Kementrian Kesehatan telah mengembangkan program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di Puskesmas, dengan paket pelayanan komprehensif untuk kesehatan remaja
meliputi KIE, konseling, Pembinaan konselor sebaya, layanan klinis/medis dan rujukan termasuk
pemberdayaan masyarakat. Selain di Puskesmas pelayanan komprehensif untuk kesehatan
remaja juga dapat di akses melalui UKS disekolah, klinik kesehatan, dan terbaru adanya program
posyandu remaja. Posyandu remaja diharapkan dapat menjadi sebuah wadah dalam masyarakat
untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan mereka (Kemenkes RI,
2018).

Posyandu Remaja muncul dari keprihatinan terhadap kondisi remaja saat ini dan penting
karena sebelumnya belum ada wadah yang memfasilitasi sehubungan dengan polemik yang
mengiringi kehidupan remaja. Berbagai keingintahuan dan gejolak yang ingin ditumpahkan
belum terealisir.

Polindes Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi, belum
memiliki sarana posyandu remaja di wilayahnya. Di wilayah ini masih terjadi permasalahan-
permasalahan remaja diantaranya dikarenakan penyimpangan perilaku remaja, pengkonsumsi
alkohol serta penyalahgunaan narkoba. Sedangkan untuk pengembangan progam terbaru dari
Kementrian Kesehatan ini belum mendapat perhatian lebih di masyarakat. Mengingat manfaat
yang akan diperoleh oleh masyarakat khususnya remaja, maka dirasa perlu untuk
membangkitkan minat dan perhatian masyarakat dalam membentuk Posyandu remaja di
wilayahnya. Jika dikaitkan dengan teori Lawrence W. Green (1974) faktor yang mempengaruhi
diantaranya predisposing factor yaitu faktor pengetahuan, sikap, nilai dan keyakinan. Enabling
factor yaitu faktor ketersediaan sarana, jarak dan kemudahan mengakses sarana. Dan
reinforcing factor yaitu factor dukungan keluarga, dukungan teman sebaya dan peran petugas
kesehatan (Notoadmotdjo, 2011).

Wadah atau media yang berupa Posyandu Remaja ini menarik untuk diteliti karena
biasanya kita hanya mengenal istilah Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Posyandu Remaja
ini merupakan serangkaian kajian atau kegiatan yang membahas secara menyeluruh tentang
perubahan yang terjadi pada remaja dan bagaimana menyikapinya sehingga remaja mampu
membentuk benteng pertahanan pribadi sehingga mampu mengambil sikap atau mnyikapi
pengaruh-pengaruh yang merugikan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
Belum adanya fasilitas posyandu remaja di wilayah Desa Marga Manunggal Jaya dan manfaat
diadakannya posyandu balita

Anda mungkin juga menyukai