Asuhan Keperawatan Komunitas DBD
Asuhan Keperawatan Komunitas DBD
Disusun Oleh :
Kelompok : 3 (DHF)
- Friendky (PO.62.20.1.17.325)
- Gusnadi (PO.62.20.1.17.327)
TAHUN 2019
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Komunitas
dengan sebaik-baiknya. Tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan dan dapat menjadi
pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................12
SATUAN ACARA PENYULUHAN.......................................................................................................12
(SAP)........................................................................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................................20
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................................20
BAB V......................................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................................21
Daftar Pustaka..........................................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua
orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah
secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang
rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010
sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang
optimal. ( Depkes RI, 1992 ).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan
dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah
pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
4
Namun masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan
yang cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan
dikumpulkan di TPS dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air
selokan sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti demam berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir
seluruh wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat.
(Christian Effendy, 1995)
Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga dengan Demam
Berdarah Dengue di Kereng Bangkirai Jl. Manduhara.
5
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta)
B. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)
C. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali).
Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran plasma
leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)
7
D. Tanda dan Gejala
1. Demam tinggi selama 2-7 hari
2. Pendarahan pada kulit( petekie, ekimosis, hematom)
3. Pendarahan lain efitaksis, hematemesis, hematuri, dan melana
4. Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia),
diare, konstipasi
5. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun,
gelisah capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy,
1995)
Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain
Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab
dan pasien menjadi gellisah
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur
E. Penatalaksanaan Terapeutik
1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
4. Pemberian cairan intra vena
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
6. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
8. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
9. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium yang memburuk
8
F. Pencegahan
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
9
Perawatan Kesehatan Keluarga
A. Pengertian
Perawatan kesehatan keluarga menurut Salivicin G. Balion dan Aracelis Maglaya
(1978): Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau di pusatkan pada keluargasebagai unit atau suatu kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai ssaran. Perawatan
kesehatan keluarga adalah suatu perawatan esensial yang berdasarkan kemanusiaan atau
cinta kasih untuk mempertahankan kesejah teraaan keluarga dari masing-masing anggota
keluarga.
B. Definisi Keluarga
Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI 1988)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Tujuan Khusus :
10
Sasaran :
Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat maupun
yang sakit serta lingkungan.
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
2. keluarga sebagai suatu kelompok masyarakat yang dapat menimbulkan, mencegah,
menggambakan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam keluarga
3. masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apa bila salah satu anggota
keluarga mempunyi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap anggota
keluarganya lain
4. dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu, klien keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan
5. keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbgai upaya kesehatan
masyarakat
Tugas-tugas keluarga :
11
BAB III
(SAP)
Penyuluh : Kelompok 3
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
diharapkan keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan Demam Berdarah
Dengue.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Mengetahui penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Menyebutkan tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue
4. Mengetahui cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
12
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
2. Penyebab Demam Berdarah Dengue
3. Ciri nyamuk Aedes Aegypty
4. Tanda dan gejala Demam Berdarah
5. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue
C. Media
Leaflet
D. Metode Penyuluhan
Ceramah
Tanya jawab
E. Setting Tempat
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
F. Pengorganisasi
Moderator: Indah Tri Khoerun Nisa
Penyuluh : Friendky
Fasilitator : Grace Nazavira
Gusnadi
Observer : Fajar Maulana
13
Pembagian Tugas
Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
G. Kegiatan Penyuluhan
14
Dengue (DBD) 2. Aktif bertanya
2. Memberikan
kesempatan untuk 3. Mendengarkan
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan peserta
H. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya DBD ?
3. Bagaimana cara penularan DBD ?
4. Sebutkan tanda dan gejala DBD ?
5. Bagaimana cara pencegahan DBD ?
I. Materi
A. Pengertian
15
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta)
B. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)
C. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali).
Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran plasma
leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)
16
10. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun,
gelisah capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy,
1995)
Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain
Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab
dan pasien menjadi gellisah
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur
E. Penatalaksanaan Terapeutik
10. Tirah baring
11. Diet makan lunak
12. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
13. Pemberian cairan intra vena
14. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
15. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
16. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
17. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
18. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil
pemeriksaan laboratorium yang memburuk
F. Pencegahan
17
6. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat
sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara
spontan.
7. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah,
rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
8. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
18
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
B. Saran
1. Masyarakat
Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Antara lain warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi
sarang nyamuk.
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas
dan kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang
dilakukan oleh warga.
20
21
Daftar Pustaka
22
23