Taksonomi Tembang Sunda Cianjuran
Taksonomi Tembang Sunda Cianjuran
Alief Suardi
wilayah Cianjur, dulunya kesenian ini bernama mamaos, sejalan dengan apa
tahun 1962. Mamaos adalah penghalusan dari kata “mamaca”, yaitu seni
membaca buku cerita wawacan dengan cara dinyanyikan. Sampai saat ini,
lagu pantun atau papantunan, atau disebut pula lagu Pajajaran, diambil dari
nama keraton Sunda pada masa lampau. Sedangkan lagu-lagu yang berasal
world to present world. Kacapi dan teknik memainkannya masih jelas dari seni
(Wiradiredja,dkk. 2003:7).
karawitan masyarakat Sunda sejak tahun 1834. Sebagai wujud karya seni
yang kental akan pakem – pakem tertentu. Pada masa pemerintahan bupati
daerah lain dan lagu-lagu yang menggunakan pola pupuh telah banyak,
sebagai Tembang Cianjuran terdiri atas: seorang pemain kacapi indung yang
rincik yang bertugas membuat hiasan pada iringan kacapi indung ketika
Adapun busana yang dikenakan oleh pemain laki-laki adalah baju taqwa,
yang dikenakan oleh para pemain wanitanya adalah: kebaya, sinjang, dan
Sunda Cianjuran :
tercermin dalam suatu pementasan. Dalam hal ini jika salah satu
penembang beristirahat, maka penembang lainnya tampil mengisinya.
kesenian mamaos cianjuran).
2. Karya Seni, Ritual Art atau Comunal Art seni yang berbasic ritus atau
kesakralan alat musik Kacapi Indung. Dulu saat saat Tembang Sunda
indung harus seorang lelaki. Dapat kita lihat pola duanya pada
wanita dan pemain kacapi tentu simbol seorang lelaki. Makna yang
terkandung pada pola dua ini yaitu kacapi indung yang merupakan
wilayah Cianjur, pakem ini sangat dijaga oleh para kalangan menak
tertentu.
nasihat dan doa. Nasihat dan doa ini dilihat dari sudut komunikasi
di Cianjur.
Patron itu sama seperti bos atau seorang pemimpin. Para patron ini
sangat kuat posisinya karena sebagai orang yang memiliki uang dan
kerajaan.
terdapat di tatar Sunda, kacapi indung ini dimaikan dengan dua jari
tangan kiri dan tangan kanan, yaitu jari jempol, dan jari telunjuk. Keacapi
vokal. Namun instrumen musik lain tidak kalah penting karena saling
membawakan melodi lagu secara rinci dan utuh; (2) sebagai raraga
atau kerangka lagu atau gending; (3) sebagai anceran wirahma atau
seperti nasihat dan doa. Nasihat dan doa tersebut berisi harapan tujuannya
selain agar isi pesan rumpaka sampai kepada pendengar dan doa, harapan
unsur nasihat dan doa yang berada dalam wilayah religius ini memiliki
babaran kaelingan
digending dirakit dangding
jalinan bahasa
tentang keimanan
Kasundaan
komunikasi secara ritual dengan Tuhan yang maha esa sebagai simbol
kacapi indung itu sendiri menjadi sebuah jalan agar dapat terhubung
tetapi tidak bisa terpisahkan. Ditinjau dari karakter lagu pada wanda
ucapan, bahasa, yang keluar dari mulut yang bisa didengar, dipahami
manusia dengan baik dan benar. Pikian, ucapan, tingkah laku, dan
dalam hidup di dunia selalu berada di jalan yang lurus yaitu jalan
rumpaka atau lirik yang terkandung dalam Tembang Sunda Cianjuran, isu-
kemanusian.