Disusun Oleh :
Ikhsani
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir dan juga
sebagai bahan presentasi selama penulis PKL di RS. Pantai Indah Kapuk, dengan
studi kasus adanya klinis osteoarthritis. Selain untuk memenuhi tugas akhir PKL,
Tujuan penulis dalam penulisan laporan ini adalah untuk menjelaskan proyeksi
yang digunakan pada pemeriksaan genu dengan menggunakan proyeksi AP erect
dan proyeksi Lateral.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan genu pada
proyeksi AP erect. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
laporan ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Karena
itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terimakasih kepada para radiology RS.
Pantai Indah Kapuk.
Penulis menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan laporan, bahwa laporan
ini masih banyak memiliki kekuarangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih
baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.
Harapan penulis, mudah-mudahan laporan yang sederhana ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, November
2009
PENULIS
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………........ 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... .3
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah dan latar Belakang …………………….………………………...4
B. Manfaat ………………………………………………………………......5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..20
B. Kesan ………………………………………………………………..…..20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Visi RS PIK : Menjadi rumah sakit pilihan di Indonesia yang senantiasa
berupaya meningkatkan standar mutu profesional dan memenuhi harapan
pasien, dokter, karyawan serta masyarakat pada umumnya.
B. Manfaat
1. Menerapkan teori yang didapat kedalam bentuk nyata yaitu penanganan
langsung terhadap pasien.
2. Belajar berinteraksi dengan dunia luar (dunia kerja) yang akan dihadapi
nanti.
3. Belajar untuk saling menghormati antar sesama profesi dan yang berlainan
profesi dalam dunia kerja.
4. Memperdalam ilmu yang diperoleh dari kampus ataupun jenis-jenis
pemeriksaan yang belum pernah kami ketahui sebelumnya.
5. Mengenal lebih jauh dan mendalam bahwa setiap rumah sakit mempunyai
sistem kerja dan pelayanan yang berbeda.
6. Membiasakan diri kita terhadap pekerjaan yang akan dihadapi.
5
BAB II
RADIOLOGI RS PIK
6
1. Pasien datang ke bagian radiologi dengan membawa surat permintaan
pemeriksaan radiologi dan dokter yang merawat atau mengirim sesuai
dengan perjanjian kemudian surat tersebut diserahkan kepada pihak
administrasi radiologi.
2. Bila pasien tersebut akan melakukan pemeriksaan khusus, maka pasien
diberi penjelasan tentang persiapan yang harus dilakukan dan obat-obatan
yang harus diminum, kemudian pasien pulang untuk melakukan persiapan
dan kembali pada waktu yang telah tentukan oleh pihak rumah sakit.
3. Apabila pemeriksaan tersebut memerlukan persetujuan, keluarga harus
memberikan surat pernyataan bahwa keluarga pasien setuju dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan, sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pada pasien saat pemeriksaan maka bagian radiologi dapat
menunjukan bukti tentang pernyataan bahwa pihak pasien setuju atas
pemeriksaan dilakukan dan pihak pasien tidak dapat menuntut pihak
rumah sakit khususnya bagian Radiologi.
4. Setelah surat perjanjian diberikan kepada petugas Administrasi, kemudian
petugas administrasi mengecek identitas pasien terlebih dahulu bila
identitas dan pemeriksaan cocok lalu ditentukan biaya pemeriksaan yang
dilakukan. Bila disetujui oleh pihak pasien diminta melunasi biaya tersebut
sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan dan sesuai dengan jumlah yang
telah ditentukan.
5. Petugas administrasi Radiologi membuat kuitansi bukti pembayaran
sebagai bukti pelunasan dan kuitansi tersebut akan digunakan oleh pasien
untuk mengambil hasil pemeriksaan, kemudian petugas administrasi
memasukkan identitas pasien kedalam buku registrasi dan membuat label
dan formulir pemeriksaan lalu diserahkan kepada radiografer.
6. Setelah prosedur pembayaran selesai pasien diminta untuk menunggu
hingga namanya dipanggil oleh radiografer untuk dilakukan pemeriksaan.
Tetapi bila pasien tersebut cyto atau dalam keadaan gawat (pasien UGD)
maka pasien tersebut didahulukan guna menyelamatkan nyawa pasien.
7
7. Radiografer memanggil pasien, kemudian memastikan identitas pasien dan
jenis pemeriksaan yang akan dilakukan apakah sudah benar atau tidak.
Bila sudah benar dan sesuai dengan jenis pemeriksaan, pasien jika
diperlukan mengganti pakaian dengan baju pasien yang telah tersedia di
ruang ganti.
8. Radiografer melakukan pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
9. Pada bagian konvensional, setelah radiografer melakukan pemeriksaan,
kemudian radiografer menyerahkan kaset hasil pemeriksaan ke petugas
kamar gelap untuk dicuci oleh petugas kamar gelap sedangkan pada
pemeriksaan CT-Scan atau MRI bila terdapat kelainan setelah di scan
maka radiografer mengkonsultasikan hal-hal tersebut kepada radiolog
apakah pemeriksaan di lanjutkan atau sudah selesai.
10. Bila pemeriksaan sudah selesai maka pasien diperkenankan untuk
mengganti pakaian dan diminta untuk menunggu hasil beserta
ekspertisenya di ruang tunggu.
11. Setelah film selesai di cetak mcnggunakan CR, kemudian film tersebut di
serahkan ke ruang Dokter radiologi untuk dibacakan.
12. Setelah selesai di baca, film beserta ekspcrtisenya diserahkan kepada pihak
pasien.
13. Bila dokter pengirim meminta film basah maka setelah di cuci atau di
cetak film dapat langsung di serahkan kapada pihak pasien
8
d. Standar Prosedur Operasional Logistik
e. Standar Prosedur Operasional Pengarsipan Radiologi
f. Standar Prosedur Operasional Teknik Radiografi
g. Standar Prosedur Operasional Tindakan medis
h. Standar Prosedur Operasional USG
i. Standar Prosedur Operasional Quality Control
Hal-hal yang meliputi Quality Control antara lain :
1. Quality Control Pesawat
Kualitas pesawat antara lain meliputi :
a. Warming up dan uji fungsi pesawat yang dilakukan setiap hari.
b. Servis bulanan yang dilakukan setiap bulan.
c. Kalibrasi pesawat konvensional setiap 2 tahun sekali dan setiap tahun
untuk CT-Scan yang dilakukan oleh BPFK sekaligus memperpanjang
surat izin penggunaan pesawat.
2. Quality Control Labeling dan Marker.
3. Proteksi Radiasi.
4. Limbah Radiologi
5. Proses Perizinan
6. Respon Time
Respon Time merupakan waktu yang diperlukan dari saat pasien
di terima sampai hasil pembacaan foto selesai. Respon time pada setiap
rumah sakit berbeda, respon time pada RS. PIK di kelompokan menjadi
empat yaitu :
a. Kurang dan 30 menit
b. 30-60 menit
c. 60-120 menit
d. Kurang dan 120 menit
9
C. Jenis Pemeriksaan yang ditemui.
Jenis pemeriksaan yang kami temui selama PKL di bagian radiologi RS PIK
dari Tanggal 26 Oktober sampai dengan 13 November 2009 antara lain :
1. Pemeriksaan Konventional
Thorax orang dewasa hingga bayi
Top lordotic
Costae
Abdomen Persiapan
Shoulder
Thoracolumbal
Lumbosacral
Cervical
Cervical buka mulut
Pelvis
Patella
Pedis
Genu
Genu standing
Femur
Ankle
Calcaneus
Sinusparanasal
Waters
Hip joint
Cubiti
Digiti
Cruris
Manus
10
Humerus
Vertebrae
2. Panaromik dan Cephalometri
3. Mammografi
4. Fluoroskopi
Sistem Urogenital H.S.G.
5. BMD
Femur Both side
Femur right / Left
AP Spine
11
BAB III
STUDI KASUS
A. Latar Belakang
Dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit,dibutuhkan informasi-informasi yang
lengkap sehingga membantu dokter dalam memberikan pengobatan dan perawatan yang
tepat. Salah satu diantaranya adalah pemeriksaan secara radiologi. Pemeriksaan ini dapat
memberikan informasi tentang struktur anatomi dan fisiologi serta kelainan-kelainan yang
ada pada organ tubuh manusia.
Berbagai perkembangan di bidang teknologi dan alat-alat kesehatan yang berkembang
dengan pesat, menuntut kita sebagai mahasiswa untuk berpacu dalam penguasaan alat
dengan baik dan didasari pula dengan kerja secara profesional. Di mana semuanya itu
hanya kami dapatkan di rumah sakit. Selama kami praktek d rumah sakit lain, kami tidak
menemukan pemeriksaan genu dengan proyeksi AP berdiri. Biasanya untuk pemeriksaan
genu hanya dilakukan dengan proyeksi AP supine. Untuk itulah kami mengambil studi
kasus yang dimana menggunakan proyeksi AP berdiri pada genu. Hal inilah yang melatar
belakangi kami Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RS PIK. Selama kami PKL di RS PIK,
kami banyak menemukan beberapa jenis pemeriksaan yang belum pernah kami lihat
sebelumnya. Dari berbagai kasus yang kami temukan, kami mengambil salah satu kasus
untuk dijadikan studi kasus kami yaitu ADANYA KLINIS OSTEOARTHRITIS dengan
proyeksi AP berdiri. Kasus ini akan kami bahas karena merupakan kasus yang jarang
ditemukan di rumah sakit sebelumnya dengan mengunakan dua macam proyeksi yaitu :
Proyeksi AP Erect
Proyeksi Lateral
12
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan dalam pemeriksaan ini ialah untuk membandingkan persendian
antara genu kanan dan genu kiri dengan kemungkinan adanya klinis osteoarthritis.
C. Anatomi
Articulatio Genu
D. Penata Laksana
Jenis Pemeriksaan : Articulatio Genu
Klinis : Ada klinis osteoarthritis
Tempat : RS PIK
13
Alat dan Bahan :
1. Pesawat Konvensional dalam keadaan stand by ( sudah di warming up terlebih
dahulu )
2. Bucky Stand
3. 1 kaset berukuran ( 24x30 ) cm + film untuk Poyeksi AP Erect
4. 2 kaset berukuran ( 18x24 ) cm + film untuk Proyeksi Lateral
5. Marker
6. CR
E. Teknik Radiografi
Teknik pemeriksaan yang kami ambil untuk bahan studi kasus adalah adanya klinis
osteoarthritis pada articulatio genu.
Proyeksi yang kami gunakan ada dua proyeksi yaitu Proyeksi AP Erect dan Proyeksi
Lateral. Proyeksi AP Erect untuk melihat hasil gambaran perbandingan genu kanan dan
kiri dari sisi depan, Proyeksi Lateral untuk melihat articulatio genu dari posisi lateral
dengan os patella terlempar.
1. Teknik Radiografi Proyeksi AP Erect
Radiografer memanggil pasien dan mengantar pasien masuk ke ruang
pemeriksaan.
Radiografer memberikan perintah untuk melepaskan benda yang dapat
menghalangi gambar dari daerah yang akan diperiksa.
Posisi pasien :
Pasien berdiri tegak menghadap tube dengan posisi bucky stand vertical
dengan genu.
14
Posisi objek :
Tempatkan jari-jari kaki lurus ke depan dengan kaki terpisah cukup untuk
menjaga keseimbangan.
Minta pasien untuk berdiri tegak dengan lutut ekstensi penuh.
Atur CP pada ½ inch (1,3cm) dibawah apices patella dengan menggunakan luas
lapangan yang diperlukan (meliputi seluruh genu) dan CR horizontal atau tegak
lurus dengan bucky stand.
Pasien diintruksikan agar tidak bergerak supaya mendapatkan hasil yang maksimal
selama exposi.
15
Hasil foto :
16
Tampak kedua genu.
Tampak knee joint terbuka.
Os patella overlap dengan distal femur.
Tampak proximal dari os tibia dan os fibula, condylus lateralis dan condylus
medialis pada os cruris.
Sedikit dari caput fibula overlap dengan os tibia.
Tampak epicondylus lateralis dan epicondylus medialis.
Sedikit soft tissue.
2. Proyeksi Lateral
Posisi pasien :
Pasien tidur miring dengan meletakkan genu yang tidak difoto berada di depan
genu yang difoto.
Posisi objek :
Genu yang difoto diletakkan di pertengahan kaset secara horisontal terhadap
meja pemeriksaan.
Fleksikan genu yang mau di foto dan posisi true lateral.
Atur CP pada pertengahan condylus medialis dan CR tegak lurus terhadap kaset.
Pasien diinstruksikan agar tidak bergerak supaya mendapatkan gambaran yang
maksimal selama exposi.
17
Hasil foto :
18
Berikut ini kriteria gambar dalam Proyeksi Lateral :
Tampak patelafemoral joint terbuka.
Os patella terlempar ke luar.
Epicondylus medialis dan epicondylus lateralis pada os femur overlap.
Sedikit soft tisue.
Knee true lateral.
F. Ekspertisi Foto
Kedua eminentia intercondyloidea tampak runcing prominent
Spur formation tampak pada :
a. Condylus medialis dan lateralis os femur dan os tibia terutama sisi kiri.
a. Kedua os patella
BAB IV
19
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah dengan adanya pemeriksaan genu AP
berdiri, kita dapat mengetahui klinis dari pemeriksaan tersebut. Klinisnya adalah
osteoarthritis.
Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang umumnya, terjadi pada sendi dan
berciri khas hilangnya kartilago sendi dan adanya formasi tulang baru. Osteoarthritis lebih
banyak ditemui pada pasien yang berumur lanjut ( tua ) dan juga ditemui oleh pasien yang
berat badannya melampaui batas (obesitas) yang dikarenakan menahan berat badan tubuh.
Pada hasil foto, kami menyimpulkan bahwa dalam teknik pengaturan pasien pada
posisi Lateral masih dikatakan kurang baik karna objek ( genu ) tidak difleksikan secara 90º
dan kriteria foto yang diinginkan sudah memenuhi baik secara proyeksi AP berdiri maupun
proyeksi Lateral.
Kesan
Selama kami PKL di RS Pantai Indah Kapuk, kami mendapatkan banyak ilmu tentang
beberapa jenis pemeriksaan dan beberapa pemeriksaan yang belum kami dapatkan
sebelumnya baik teori maupun pemeriksaan yang belum kami temukan di rumah sakit lain.
Pengalaman ini sangat berguna kelak di saat kami sudah terjun di lapangan kerja nanti.
Pesan kami untuk para radiografer di RS Pantai Indah Kapuk adalah dalam melakukan
suatu pemeriksaan harus bersikap hati-hati supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat
merugikan pasien dan tetap bersikap profesional sebagai seorang radiografer.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan RS Pantai Indah Kapuk atas
semua bimbingannya selama ini sehingga pengetahuan kami semakin bertambah. Kami juga
meminta maaf atas semua kekurangan kami sebagai mahasiswa, sekian dan terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Pada buku MERRIL’S, Eleventh Edition, Volume One, halaman 175 s/d 181
Malueka,Rusdi Ghazali,dr.Radiologi Diagnostik. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press
Yogyakarta. 2007.
Hasil Gambar foto dari RS Pantai Indah Kapuk
22