Anda di halaman 1dari 3

 Inovasi-inovasi baru terkait metode intervensi

o Atraumatic Care
Atraumatic care merupakan asuhan terapeutik melalui intervensi yang
berfungsi menurunkan distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak dan
keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan.
Salah satu cara atraumatic care pada anak saat pemasangan infus adalah dengan
pemasangan spalk. Spalk Manakarra dimodifikasi untuk mengurangi tingkat
kecemasan anak pada pemasangan infus sebagai salah satu upaya dalam
melaksanakan asuhan atraumatic care.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas atraumatic care dengan
“spalk manakarra” pada pemasangan infus terhadap tingkat kecemasan anak pra
sekolah Di RSUD Kab. Mamuju. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan yang berguna sebagai alternatif spalk yang dapat mengurangi
kecemasan anak pada pemasangan infus di rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasy experiment
dengan rancangan pretest and posttest with control group design.
Populasi penelitian adalah semua anak yang dirawat di Ruang Perawatan Anak
RSUD Kab. Mamuju. Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
independent sample t test untuk mengetahui rata-rata tingkat kecemasan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang menggunakan Spalk Manakarra.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan
anak pra sekolah yang dipasang spalk manakarra dibandingkan dengan yang
dipasang spalk rumah sakit dengan nilai p = 0,026. Kesimpulan: Penggunaan
Spalk Manakarra lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan anak pra sekolah
pada pemasangan infus.

DAFTAR PUSTAKA

Batalha, L. M. C., Costa, L. P. S., Almeida, D. M. G., Lourenco, P. A. A., Goncalves, A. M. F. M.,
Teixeire, A. C. G. (2015). Setting of peripheral venous catheter in children: comparative study.
Esc Anna Nery (impr). 14(3): 511-518.
Bolin, N. (2016). Hubungan penerapan atraumatik care dalam pemasangan infus
terhadap respon kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi di Irna D Anak Rumah Sakit
Dr. M. Djamil Padang tahun 2015. Skripsi. Padang: Universitas Andalas
Breving, R. M., Ismanto, A. Y., Onibala, F. (2016). Pengaruh penerapan atraumatic care terhadap
respon kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado dan
RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado. eJournal Keperawatan.
Pulungan, Z. S. A., Purnomo, E., Purwanti, A. (2017). Hospitalisasi mempengaruhi tingkat
kecemasan anak toddler. Jurnal Kesehatan Manarang.
Dini, D. M., Sari, R., Rahmawati, I. (2017). Hubungan penerapan atraumatic care dengan
kecemasan anak pra sekolah saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten
Bondowoso. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.

o Komunikasi Pada Anak


Komunikasi pada anak merupakann bahwa bicara adalah bentuk bahasa yang
menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.
bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Metode Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. Yang membedakan
antara bercerita dengan metode penyampaian cerita lain adalah lebih menonjol aspek
teknis penceritaan lainnya. Sebagaimana phantomin yang lebih menonjolkan gerak dan
mimik, operet yang lebih menonjolkan musik dan nyanyian, puisi dan deklamasi yang
lebih menonjolkan syair, sandiwara yang lebih menonjol pada permainan peran oleh
para pelakunya, atau monolog (teater tunggal) yang mengoptimalkan semuanya. Jadi
tegasnya metode bercerita lebih menonjolkan penuturan lisan materi cerita
dibandingkan aspek teknis yang lainnya.
Berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi anak, terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut : faktor
kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin, dan lingkungan.
Kemampuan anak usia 4 - 5 tahun untuk lingkup perkembangan menerima bahasa, salah
satunya diharapkan siswa mampu memahami cerita yang dibacakan. Sedangkan dalam
mengungkapkan bahasa, salah satunya yaitu siswa mampu menceritakan kembali cerita
atau dongeng yang pernah didengar
Tujuan penelitian ini untuk untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
anak melalui metode cerita bergambar di kelompok B PAUD Gemilang Kelurahan
Maulafa Kota Kupang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri
dari 4 tahap dalam setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Fokus penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak melalui
metode cerita bergambar pada PAUD kelompok B. Setting penelitian ini adalah anak-
anak di PAUD Gemilang. Objek penelitian ini berjumlah 19 anak. Pengumpulan data
melalui observasi dan tes hasil belajar. Dari perhitungan terhadap data tersebut
diperoleh nilai rata-rata prasiklus 37,57 %, siklus I sebesar 57, 89% dan Siklus II 100%,
maka secara umum dapat digolongkan bahwa pembelajaran menggunakann metode
cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja
dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 20016:91). Penelitian ini pada
dasarnya merupakan proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan
masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara
bersiklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil
pembelajaran di kelas tertentu

Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah dalam bentuk
rangkaian siklus yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Siklus ini dipakai secara berulang-ulang sesuai dengan
kebutuhan dari penelitian. Dalam satu siklus pembelajaran terdiri dari dua kali tatap
muka. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Penelitian ini
terdiri dari dua silkus dimana setiap siklus terdiri atas empat tahapan kegiatan

Daftar pustaka

Arikunto, S. 20016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hidayati, S. 2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Verbal Anak Melalui


Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Di RA Perwanida Grabag Magelang Kelompok A
Kelas MA’WA. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hurlock, E. 2016. Perkembangan Anak Jilid I. (Alih Bahasa: Agus Dharma). Jakarta:
Erlangga.

Rolina, N. 2016. Media dan Sumber Belajar. Dalam Buku 2 : Pendidikan Guru Taman
Kanak-kanak. Yogyakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 11, Kementerian
Pendidikan Nasional, UNY.

Suyanto, S. 2005. Dasar – dasar Pendidikan Anak Usia Dini . Yogyakarta : Hikayat
Publising.

Suhartono. 20015. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta :


Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai