Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN


KOMUNITAS

1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS


SEMESTER : IV (EMPAT) / 5 SKS (T=2, P=1, K=2)
KODE MK : BD. 6. 306
TOPIK : KONSEP PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DAN KELUARGA SEBAGAI PUSAT LAYANAN
SUB. TOPIK : ANALISIS SITUASI DALAM ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
WAKTU : 120 MENIT
DOSEN : ARIE MAINENY, SST.,M.Kes

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menganalisa situasi masalah
dalam asuhan kebidanan komunitas

URAIAN MATERI

A. ANALISI SITUASI DALAM ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


1. Sumber air bersih desa
Sumber air bersih merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan status
kesehatan
2. Tempat buang air besar
Tempat pembuangan air besar juga menjadi masalah ketika tempat yang digunakan
tidak memenuhi kesehatan. Jamban merupakan bentuk umum dari standar 2
pembuangan air besar yang sehat. Bidan perlu mengetahui, sarana yang digunakan
untuk buang air besar di masing-masing KK.
3. Lantai rumah
Lantai rumah berupa tanah merupakan indikator kurang sehat, sebab lantai rumah
dari tanah memiliki risiko terkena penyakit ISPA dan diare. Data tentang lantai
rumah menjadi penting untuk memberi gambaran kondisi kemiskinan warga. Namun
demikian dan beberapa masyarakat memandang lantai rumah merupakan bentuk
budaya yang mereka anggap cocok dengan kondisi lingkungan setempat
4. Sampah
Sampah merupakan produk sisa dari suatu proses produksi yang setiap hari
dihasilkan baik dirumah tangga, pabrik, pasar, kandand dan lain-lain. Jenis sampah
ini yang perlu diketahui apa yang diakibatkannya jika sampah tidak dikelola dengan
baik. Jika pengelolaan tidak baik akan berpengaruh pada penyakit ISPA dan juga
diare. Dengan mengenali jenis sampah, jumlah yang dihasilkan maka akan
memudahkan melakukan penyelesaian berkait dengan sampah

Contoh : Matriks Analisa hubungan Masalah Kesehatan Dengan Faktor Risiko


Faktor Risiko
Demografi Perilaku Program dan Lingkungan
Layanan
Kesehatan
Angka Masyarakat Pertolongan Akses layanan Kondisi
Kematian Ibu Miskin persalinan tidak kesehatan jauh geografis sulit
masih Tinggi sehat, Cakupan dijangkau
Program rendah
1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

(ANC)
BBLR Masyarakat Pola Makan Pangan kurang Tanaman
Miskin kurang gizi Posyandu dan Tidak ada
Polindes

B. PROGRAM DAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN


Program dan sarana pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini merupakan fasilitas atau
akses yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Sebuah desa yang jauh dari tempat
layanan kesehatan seperti Puskesmas atau Polindes, maka akan kesulitan ketika akan
meminta pertolongan persalinan yang risiko karena perdarahan.
Puskesmas dan Polindes (bidan desa) memiliki program untuk meningkatkan derajat
kesehatan pada kelangsungan hidup anak. Untuk melihat program dan sarana pelayanan
kesehatan perlu diketahui hal-hal berikut :
1. Proses dan hasil (output) dari kinerja program dan pelayanan
2. Tenaga kesehatan, sarana, dan biaya yang disediakan untuk program dan layanan
3. Keberadaan tenaga kesehatan, sarana dan biaya merupakan input yang harus dikelola
dengan baik, agar input tersebut dapat digunakan sebagai kelancaran program.
Sedangkan proses dan output merupakan rangkaian cara untuk mencapai tujuan
program dan layanan kesehatan. Misalnya : bagaimana untuk meningkatkan cakupan
layanan pemeriksaan ibu hamil, maka disini perlu ditentukan target tujuan yang
dicapai misal 90% ibu hamil terlayani, lalu program apa saja yang akan dilaksanakan
untuk mencapainya. Disinilah pentingnya proses yang didukung oleh metode atau
cara juga input untuk menghasilkan capaian pemeriksaan ibu hamil yang benar
( output )

Contoh Program dan Indikator


Nama Program Kegiatan Cakupan
KIA Pemeriksaan Ibu hamil Presentase ANC
(ANC) Presentase pertolongan
Pertolongan persalinan Nakes
Rujukan perawatan bayi Presentase kunjungan
(kunjungan masa nifas) Nifas (KN1)
Gizi Pemberian Fe ibu hamil Persen Fe (Anemia)
Penimbangan Balita Status gizi balita
Pemberian PMT Persen ikut PMT
ASI Eksklusif Persen ASI Eksklusif
Imunisasi Pemberian imunisasi TT, Persen bayi yang
DPT, dll diimunisasi lengkap tepat
waktu
Keluarga Berencana Pelayanan KB Persen Akseptor Baru
Persen IUD yang
diberikan
Persen yang memutus alat
1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

KB

Analisis Data dan Prioritas Pemecahan masalah Kesehatan Reproduksi


Membuat Rencana aksi dan rencana tindak lanjut
Contoh :
Penyebab
Indikator
rendahnya Penanggung
Tujuan Kegiatan Bahan Waktu tujuan yang
pemakaian jawab
dapat diukur
kontrasepsi

Promosi KB Meningkatkan Kelas-kelas Modul Maret Bidan = Jumlah laki-


yang pengetahuan, KB baik bagi Tempat minggu II laki dan
terbatas, dan perilaku dan laki-laki dan Undangan – III perempuan
laki-laki praktik KB perempuan
merasa lebih pada laki-laki
kuat dengan dan perempuan Melakukan Surat-surat Maret Bidan = jumlah laki-
jumlah anak usia produktif informasi Bahan- minggu II laki dan
banyak KB bahan untuk – III perempuan
Pendidikan poster serta remaja
dan yang turut
kampayen berpartisipasi
melalui
lomba = jumlah
pembuatan orang yang
poster menonton
acara tersebut

= peserta dan
penonton yang
menyatakan
memerlukan
KB

4
C. PENDEKATAN ANALISIS SOSIAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
1. Analisis Sosial
Definisi analisis sosial :
Usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial
dengan menggali hubungan-hubungan historis dan strukturalnya. Serangkaian
kegiatan membedah suatu masalah dari berbagai sudut pandang, memetakan situasi
yang berhubungan dengan masalah dan selanjutnya mengidentifikasi dasar-dasar
penyelesaian masalah
2. Fungsi analisis sosial
Dalam pendekatan analisis situasi permasalahan-permasalah sosial terutama
pada perilaku sebagai faktor determinan derajat kesehatan. Seperti konsep sehat
(Health Believe) ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan atau budaya yang
berkembang di masyarakat. Seorang ibu akan memutuskan melahirkan anaknya di
Puskesmas ini memerlukan proses yang panjang tapi bisa juga pendek. Ada faktor
kebiasaan, sehingga dengan mudah diputuskan, tetapi ada faktor lain yang sering
berpengaruh yang menjadikan lama untuk membuat keputusan.
Membedakan antara analisis sosial dengan analisis situasi tidak perlu, yang
penting adalah saling melengkapi. Dalam analisis situasi ada semacam tradisi dalam
ilmu kesehatan, dimana analisis ini berkait dengan relasi antara independen dengan
(antara faktor determinan dengan derajat kesehatan). Ada ukuran-ukuran kuantitatif
yang jelas, akurat seperti tertuang dalam indikator, target, relasi statistik.
Sedangkan pada analisis sosial lebih kepada memberikan gambaran yang jelas
( deskripsi ) tentang makna yang ditangkap dari suatu fakta sosial. Tidak
menggunakan ukuran kuantitatif yang penting fakta sosial diungkap, dijelaskan
sehingga oleh setiap orang dapat dipakai gambaran dan selanjutnya dapat digunakan
sebagai rujukan untuk melengkapi lebih lanjut. Dalam analisis sosial, relasi antara
fakta menjadi penting karena setiap fakta seringkali tidak berdiri sendiri, misal
1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

kebiasaan merawat tali pusat bayi dengan di popok pakai daun sirih, tidaklah berdiri
sendiri. Kebiasaan itu didapat dari nenek moyang mereka dan keyakinan itu yang
menjadikan perilaku semakin mendapat pengesahan.
Dalam kasus ini, relasi yang lain adalah bahwa kenyataan ini bisa juga dilihat
banyaknya tanaman sirih yang mungkin dihasilkan oleh adanya keputusan bersama
untuk melestarikan tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk obat, dan sangat
mungkin keputusan bersama ini menjadi peraturan desa. Analisis situasi merupakan
proses upaya untuk mendapatkan permasalahan yang berkaitan dengan derajat
kesehatan, melalui survey atau pencatatan maka diperoleh masalah kesehatan,
kemudian melakukan pelacakan pada faktor-faktor yang berpengaruh pada
munculnya angka kesakitan atau kematian.
Sedangkan dalam analisis sosial target untuk menemukan masalah tidak ada,
disini merupakan penjelajahan (explorasi) fakta-fakta sosial, kekayaan sosial yang
dimiliki oleh suatu masyarakat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika
fakta sosial yang kita dapati itu merupakan masalah. Misalnya ada “paham” yang
menolak imunisasi, ini merupakan kenyataan sosial yang “dianggap” sebagai
masalah karena akan menghambat jalannya program imunisasi
Dalam analisis sosial ini, yang diperlukan adalah kemampuan seseorang dalam
menangkap apa yang dimaksud fakta-fakta sosial, kekayaan sosial, dan relasinya.
Untuk itu dalam melakukan analisis sosial perlu diketahui elemen-elemen berikut :
1. Jumlah penduduk, KK
2. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur
3. Mata pencaharian termasuk pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan
4. Jumlah dusun, RT/RW
5. Agama dan keyakinan
6. Lembaga desa (seperti Pamong desa, Badan Perwakilan Desa, Dukuh)
7. Sarana kesehatan yang tersedia seperti polindes posyandu, bidan, mantri,
dokter,dukun 5
8. Perkumpulan ibu-ibu
9. Iuran pembangunan daerah (IPEDA)
10. Kegiatan ronda malam
11. Program kebersihan lingkungan desa
12. Ritual upacara adat (mitoni, tetes, sunat, jagong bayi, dll)
13. Konsep sehat sakit
14. Pengertian KB, Aborsi, kesehatan alat reproduksi
15. Program kesehatan (Posyandu balita, Usila)
Jadi analisis sosial berfungsi untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan kesehatan di
komunitas, mencari akar masalah dan mencari solusi yang tepat

Siklus Analisis Sosial

Cara Pandang /
Teori
Menentukan
Refleksi
Situasi
Ipoleksosbud
Aksi

Menentukan
Strategi
Masalah Sosial
Menentukan
Akar Masalah
1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

3. Hubungan Gender dengan Determinan Kesehatan Lain


Masyarakat pedesaan di Indonesia, kebanyakan masih tergantung pada sektor
pertanian. Pengeluaran rata-rata per kapita mereka mudah menurun secara cepat di
bawah garis kemiskinan (didefinisikan sebagai pendapatan per kapita perbulan rata-
rata sebesar Rp.41.588). Dalam kondisi seperti ini, masyarakat biasanya lebih
memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar pangan, bukan kebutuhan
sandang apalagi kesehatan. Akibatnya masyarakat mengalami berbagai permasalahan
kesehatan yang dampaknya terutama terlihat lebih jelas pada perempuan dan anak.
Bidan desa memainkan peran penting untuk kelangsungan hidup ibu dan anak,
terutama di daerah pedesaan. Masih tinggi kebutuhan perempuan terhadap pelayanan
persalinan oleh tenaga bidan. Tren pemanfaatan tenaga bidan desa di sejumlah
kabupaten untuk pelayanan masa kehamilan (antenatal care) ANC dan masa nifas
(postpartum care) menunjukkan peningkatan , bahkan dibeberapa kabupaten
pemanfaatan bidan untuk ANC hingga mencapai 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa
bidan sangat berperan dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
pengobatan dasar, khususnya pelayanan ibu dan anak di daerah pedesaan
Namun permasalahan terkait kesehatan reproduksi perempuan tidak hanya
mencakup masalah klinis saja, tetapi non klinis. Seringkali perempuan dihadapkan
dengan ketakutan yang bisa berdampak kepada kondisi kesehatan reproduksinya,
misalnya : takut KB, karena takut di suntik, takut punya anak, karena sudah banyak
anak atau baru saja melahirkan, dan lain-lain. Sebagai tokoh penting di desa, seorang
bidan seharusnya tidak hanya berperan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan
reproduksi, tetapi juga dalam membantu pemecahan masalah, baik yang terkait
maupun tidak dengan kesehatan reproduksi yang berkembang di masyarakat.
Ketrampilan yang mereka miliki, secara klinis maupun non klinis esensial dalam
memberikan pelayanan yang aman dan menghargai perempuan.

6
LATIHAN

Ilustrasi Kasus

1. Inayah dari Desa Kemuning Kecamatan Melawai Lombok Utara. Seorang perempuan
muda, lincah, berani berbicara, suka melakukan protes, akhirnya dinikahi oleh seorang
kepala dusun yang juga seorang haji. Inayah merupakan istri keempat secara resmi.
Inayah, merasa tidak mampu menghadapi kenyataan bahwa anak muda laki-laki
sebayanya atau yang sedikit terpaut diatasnya merasa tidak pantas menikahinya. Mereka
(laki-laki) lebih senang mencari perempuan yang lebih muda, tampilan fisik yang
menarik menjadi idaman bagi setiap lelaki. Jarak umur Inayah dengan suaminya terpaut
25 tahun , yang mestinya pantas menjadi anaknya. Inayah dijadikan istri keempat, status
kepala dusun dan haji merupakan “harapan dunia” material dan surga bagi Inayah.
Dalam perjalanannya perkawinannya, Inayah selalu mendapat kasih sayang dari
suami seperti istri-istri yang lain, perkara adil atau tidak sulit diungkapkan. Inayah
akhirnya hamil, dan pada masa hamil muda tubuh Inayah masih kelihatan bagus, segar
dan tidak terlalu gemuk. Suaminya merasa senang dan bangga akan punya anak lagi dari
seorang perempuan cantik
Dengan bertambahnya usia kehamilan Inayah, tubuhnya menjadi gemuk dan gembrot.
Seperti yang terjadi biasanya atau sering ditemui didaerah itu, suami merasa sudah tidak
tertarik dengan tubuh yang dimiliki istrinya. Suami akhirnya melirik ke perempuan lain
yang lebih memberikan gairah birahinya.
Inayah dengan naluri yang dimiliki sebagai perempuan yang berani bicara, mulai
protes. Mulai dari menyalahkan diri sendiri “kenapa aku kawin dan hamil” sampai
1
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS

memprotes kekuasaan lelaki dan legitimasi agama. Dengan keberaniannya Inayah


menantang suaminya dan menuntut apa yang menjadi haknya, dan tidak menyetujui
suaminya menikah lagi. Tapi apa yang didapat, Inayah diceraikan oleh suaminya.
Kenyataan telah terjadi Inayah hendak menggugurkan anaknya, namun ia takut
dosa, kalaupun mau nekat, ia tidak tau bagaimana caranya dan dimana tempatnya. Inayah
mengurung diri, sambil meratapi tubuhnya yang sedang mengandung besar. Dia tidak
pernah memeriksakan kehamilannya, hatinya galau, uang sudah tidak diberi lagi oleh
suaminya, malu kepada orang tua. Inayah stress.
Inayah akhirnya melahirkan dengan perdarahan yang cukup banyak dan posisi
bayi yang terlilit, tetangga hanya bisa menolong dengan cara sederhana dengan memberi
“asapan” (upaya untuk memberi kehangatan) kepada Inayah. Akhirnya bayi Inayah
meninggal. Menyesalkan Inayah dengan kematian bayinya? Tidak semuanya. Inayah
bersyukur tidak memelihara anak yang membawa aib dan anak yang meninggal belum
ternodai oleh dosa, diyakini Inayah akan membawa ibunya ke surga kelak.

Pertanyaan :

1. Tentukan faktor determinan penyebab kasus diatas !


2. Bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi Inayah, agar tidak terulang lagi
pada perempuan lain ?

Anda mungkin juga menyukai