Standar Operasional Prosedur Sat Sabhara PDF
Standar Operasional Prosedur Sat Sabhara PDF
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Bahwa berdasarkan peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan tata kerja Polres dan Polsek, kesatuan Polri tingkat
Polres sebagai kesatuan tingkat kewilayahan menyelenggarakan tugas
pokok Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum , pemberian perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam
daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
b. Terkait peran strategis Satsabhara Polres Jeparea sebagai salah satu
unsur pelaksana tugas tingkat kewilayahan yang berada dalam
naungan Kapolres Jepara yang bertugas menyelenggarakan tugas
pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum pemberian perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam
daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan. Maka tugas Sat sabhara saat ini da kedepan dihadapkan
pada tantangan tugas yang tidak semakin ringan namun sebaliknya
semakin multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas
Polres Jepara secara umum dan Sat Sabhara kususnya kedepan,
antara lain menyangkut peran Satsabhara sebagai salah satu
pelaksana tugas harkamtibmas di wilayah hukum Polres Jepara.
c. Dalam rangka kesamaan visi, persepsi dan pola tindak yang sama
terhadap implementasi penyelenggaraan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat penegakan hukum pemberian
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta
tugas – tugas Polri lain dalam daerah hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan, maka dipandang perlu membuat
naskan Pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Satsabhara
Polres Jepara tentang tata cara bertindak pelaksanna tugas personil
yang mengatur secara tegas dan jelas dalam pelaksanaan giat
harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu,
tertib dan terkoordinasi dengan baik.
d. Dengan tersusunya SOP Satsabhara Polres Jepara dimaksud adalah
merupakan pedoman dasar, acuan / kerangka kerja bagi unsur
pelaksana tugas baik dilapangan maupun di Staf pada Satuan
Sabhara dalam melaksanakan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan
kepada masyarakat guna menciptakan situasi yang kondusif dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara terintegritasi.
2. Dasar
a. Undang – Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
b. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
c. Perkap Nomor 23 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Polres
dan Polsek .
d. Perkap No 2 tahun 2018 tentang pembentukan peraturan Kepolisian.
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud disusunnya Standart Operational Procedure ( SOP ) adalah
kesamaan visi, persepsi dan pola tindak yang sama terhadap
implementasi penyelenggaraan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat penegakan hukum pemberian perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas
Polri lain dalam daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
b. Tujuan dibuatnya Standart Operational Procedure ( SOP ) ini adalah
sebagai pedoman dasar, acuan / kerangka kerja bagi unsur pelaksana
tugas baik dilapangan maupun di Staf pada Satuan Sabhara dalam
melaksanakan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan kepada
masyarakat guna menciptakan situasi yang kondusif dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara terintegritasi
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standart Operational Procedure ( SOP ) ini adalah
pelaksanaan giat Satsabhara dalam setiap pelaksanaan tugas baik
dilapangan maupun staf yang ada di Wilayah Hukum Polres Jepara.
5. Sistematika
I. PENDAHULUAN
II. PROSES STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
III. HASIL DAN REKOMENDASI SOP
IV. PENUTUP
6. Pengertian – Pengertian
a. Sat Sabhara adalah satuan samapta bayangkara sebagai Polisi tugas
umum yang bertugas melaksanakan Patroli.
b. Potensi gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah kondisi /
situasi yang merupakan faktor stimulan / pencetus/embrio
gangguan keamanan yang berpotensi besar akan tumbuh menjadi
gangguan nyata keamanan.
c. Ambang gangguan yang selanjutnya disingkat AG adalah kondisi
gangguan Kamtibmas skala menengah yang juka dibiarkan tidak ada
tindakan dapat meningkat menjadi gangguan nyata.
d. Gangguan nyata yang selanjutnya disingkat GN atau ancaman
faktual adalah gangguan keamanan berupa kejahatan atau
pelanggaran yang terjadi dan menimbulkan kerugian bagi
masyarakat berupa kerugian harta benda ataupun jiwa raga.
e. Acara arahan pimpinan selanjutnya disingkat AAP adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pimpinan kesatuan Polri berupa pemberian
pemberian arahan kepada seluruh anggota Polri sebelum diterjunkan
kelapangan untuk melaksanakan tugas.
f. Tempat kejadian perkara selanjutnya di singkat TKP adalah
tempat terjadinya gangguan Kamtibmas baik karena pelanggaran
maupun tindak pidana.
g. Patroli adalah Suatu bentuk kegiatan bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain yang dilakukan oleh 2 ( dua ) anggota Polri guna
mencegah terjadinya suatu tindak kriminal, memberikan rasa aman,
perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat.
h. Pengaturan adalah suatu kegiatan Kepolisian dalam rangka
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis,
terciptanya Kamtibmas, bebas dari rasa kekawatiran sehingga
masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan / aktifitas dengan
tertib dan lancar.
i. Pengaturan Lalu Lintas adalah Merupakan tindakan awal yanjg
perlu dilaksanakan sedini mungkin oleh Polri sebelum lalu lintas
berubah atau meningkat menjadi kurang teratur.
j. Pengawalan adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh anggota
Polri untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta
benda dari suatu tempat ke tempat lain.
k. Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota
Polri yang bersifat prevetif dengan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan
harta benda untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan Negara.
l. Penjagaan Tahanan adalah Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
anggota Polri untuk memberikan perlindungan terhadap Tahanan
dalam melaksanakan proses Hukum
m. Tindakan pertama di tempat kejadiann perkara selanjutnya di
singkat TPTKP adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
anggota Polri yang pertama kali melihat/ secara langsung
menemukan suatu kejadian untuk segera mengamankan korban,
pelaku, saksi, barang bukti dan tempat kejadian perkara ( TKP )
sampai polisi yangberwenang mendatangi dan mengolah TKP guna
proses hukum selanjutnya.
n. Tindak pidana ringan yang selanjutnya di singkat Tipiring adalah
suatu tindak pidana yang dilakukan sebagai akibat dari pelanggaran
dengan ancaman hukuman maksimal tiga bulan.
o. Penyidik adalah pejabat Polri atau Pegawai Negeri sipil yang diberi
wewenang kusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.
p. Penyidik Pembantu adalah Pejabat polisi negara Republik Indonesia
tertentu dengan pangkat serendah-rendahnya sersan dua (serda)
yang diangkat oleh kepala kepolisian negara Republik Indonesia atas
usul komandan atau pimpinan kesatuan masing-masing.
q. Minuman keras adalah sebuah minuman yang membuat orang
mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa plong bahkan tidak
punya beban.
r. Minuman keras oplosan adalah minuman keras yang ditambahkan
suatu bahan-bahan lainnya. Minuman keras memang terasa kita
tidak mempunyai masalah ketika meminumnya namun itu justru
berbahaya bagi kesehatan
s. Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa seksual, seperti
seks oral atau berhubungan seks.
t. Gepeng adalah salah satu kelompok yang terpinggirkan dari
pembangunan, dan di sisi lain memiliki pola hidup yang berbeda
dengan masyarakat secara umum
u. Pelanggaran Peraturan daerah ( Perda ) adalah perkara
pelanggaran terhadap ketentuan perda secara otonom oleh siapa saja
dapat diancam dengan kurungan maupun denda.
v. Acara Pemeriksaan cepat adalah Penyidik atas kuasa penuntut
umum dalam waktu tiga hari sejak berita acara pemeriksaan selesai
dibuat menghadapkan terdakwa beserta saksi dan barang bukti.
w. Unjuk rasa adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih
untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya
secara demonstratif di muka umum, meliputi unjuk rasa tertib, tidak
tertib, dan penindakan huru hara .
x. Pengendalian massa adalah suatu kegiatan yang bertujuan
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap
sekelompok masyarakat yang sedang menyampaikan pendapat atau
menyampaikan aspirasinya di depan umum untuk menciptakan
ketertiban umum.
y. Peleton dalmas adalah suatu kesatuan anggota polri yang terdiri
dari 38 orang.
z. Kompi dalmas adalah suatu kesatuan anggota polri yang terdiri dari
3 (tiga) peleton.
aa. Komandan peleton adalah seorang perwira polri yang memimpin
kesatuan peleton.
bb. Komandan kompi adalah seorang perwira polri yang memimpin
kesatuan kompi.
cc. Alat-alat dalmas adalah berbagai alat kelengkapan kepolisian yang
digunakan untuk melaksanakan tugas pengendalian massa baik
yang melekat pada perorangan maupun satuan, yang terdiri dari :
helm dengan pelindung muka, pelindung tangan dan kaki, gas
masker, tameng, tongkat t, tali dalmas, megaphone, handy talky,
handphone, video kamera, pemadam api, mobil public address,
senjata laras licin (gas airmata), kawat penghalang massa (riot
barrier), apc, awc, bus, truk, sepeda motor, toilet mobile dan ransus
kamerawan.
dd. Obyek Vital adalah Kawasan , tempat, bangunan dan usaha yang
menyangkut harkat hidup orang banyak, kepentingan dan atau
sumber pendapatan besar Negara yang memiliki potensi kerawanan
dan dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan
bila terjadi gangguan Kamtibmas.
ee. Pengamanan adalah Rangkaian kegiatan / tindakan dari Aparat
untuk membuat situasi dan kondisi terasa aman sehingga
lingkungan menjadi tenang dari orang di dalamnya tidak merasa
khawatir atau terancam.
3. Pengakhiran.
1. Konsolidasi
b. Pengecekan Kekuatan.
c. Pengecekan peralatan.
d. Laporan
2. Kaji ulang
a. Koreksi
b. Anev
9. PAM OBYEK VITAL
1) PENGGOLONGAN
a. OBYEK VITAL NASIONAL
(a) Identifikasi
Pembangkitan listrik PLTU Tanjung Jati B, berada di Ds.
Tubanan Kec. Kembang Kab. Jepara, jumlah Karyawan
sebanyak 500 Personil dengan luas wilayah Obyek Vital
Nasional 152 Ha dengan panjang pagar pengaman yang terbuat
dari beton sepanjang 6 Km dan tinggi 3,8 m, Kapasitas hasil
Produksi listrik PLTU Tanjung Jati B sebesar 500 Kv dan 150
KV
(b) Potensi Kerawanan
a) Potensi Gangguan ( PG )
(1) Ditariknya investasi oleh investor
(2) Terganggunya Produksi yang dihasilkan
(3) Tidak tercapainya target keuntungan sehingga akan
menyebabkan pengurangan tenaga kerja
(4) Musnahnya asset yang di miliki oleh Negara
(5) Rusaknya lingkungan sekitar Obyek Vital Nasional
yang dapat memicu masalah sosial.
b) Ambang Gangguan ( AG )
(1) Gangguan dalam bentuk kejahatan yang meliputi :
(a) Kejahatan Konvensional
a) Penggelapan
b) Penipuan
c) Pemerasan
d) Penganiayaan
e) Penculikan
f) Penyanderaan
g) Pembunuhan
h) Pembakaran
i) Pengrusakan
j) Penyelundupan
k) Penyerobotan
l) Pencemaran Lingkungan
(b) Kejahatan Transnasional
a) Terorisme
b) Kejahatan Komputer ( Cyber Crime )
c) Perampokan ( Sea Piracy )
d) Narkoba
e) Uang Palsu
f) Money Laundring
(c) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
a) Kerusuhan Massal
b) Penjarahan Massal
c) Konflik antar kelompok / antar kampung
(d) Kejahatan terhadap kekayaan Negara : Korupsi
(e) Gangguan dalam bentuk bukan kejahatan, antara
lain :
a) Aksi mogok kerja / masalah hubungan
industrial
b) Penutupan perusahaan sementara
c) Unjuk Rasa
d) Kecelakaan Kerja
e) Kebakaran karena kelalaian
f) Kerusakan peralatan
g) Masalah Pertanahan
h) Dampak kebijakan pemerintah
i) Masalah kesenjangan sosial
j) Sabotase
k) Persaingan bisnis
(f) Gangguan dalam bentuk peristiwa, antara lain :
a) Bencana alam
b) Kebakaran karena proses alam
c) Kecelakaan kerja
d) Serangan atau gangguan binatang buas
e) Gempa bumi
f) Banjir
g) Tanah Longsor
h) Angin Topan
i) Ombak Besar / Badai
c) Gangguan Nyata ( GN )
(1) Terjadinya Unjuk rasa bilamana tuntutan masyarakat
sekitar PLTU Tanjung Jati B tidak terpenuhi.
(2) Sering Terjadinya Pengompasan Karyawan sepulang /
pergi ke Proyek PLTU Tanjung Jati B.
(3) Pencurian bahan – bahan sisa proyek melibatkan
Oknum dalam Proyek PLTU Tanjung Jati B.
(4) Terjadinya Sabotase terhadap peralatan PLTU Tanjung
Jati B yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Obyek
Vital Nasional.
3) Karakteristik
a. Menghasilkan kebutuhan Pokok sehari – hari
b. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana
terhadap kemanusiaan dan pembangunan
c. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan
transportasi daan komunikasi secara nasional
d. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan
terganggunya penyelengaraan Pemerintahan Negara.
b. OBYEK VITAL
1) Identifikasi
a) Bank
Bank BRI, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Jateng, Bank BNI,
Bank Mega, Bank CIMB Niaga, Danamon, Bank BNI Syariah,
Bank BPR Jepara Artha, dll.
b) Instansi Pemerintahan
Kantor Bupati, Kantor DPRD Tk. II, Kantor Dikpora, DKK,
Disnaker, dll.
c) SPBU
SPBU Bulu, SPBU Senenan, SPBU Ngabul, SPBU Tahunan, SPBU
Krasak, SPBU Rengging, SPBU Welahan, dll.
d) Toko Emas
Toko emas Semar, Krisna.
e) Terminal
Terminal Sub Jepara Kota, terminal Sub Pecangaan,terminal sub
Welahan, terminal sub Bangsri, terminal sub Keling.
f) Pertokoan / Pasar
Pertokoan Kota ( pecinan ), SCJ, Pasar Jepara I & II, Pasar
Ngabul, Pasar Pecangaan, Pasar Mayong, dll.
g) Sekolah
Play Group, Tk Negeri dan Swasta, SD/ MI, SMP / Mts, SMA /
MA, Perguruan Tinggi Swasta.
h) Hotel / Restaurant
Hotel Jepara Indah, Hotel Kalingga Star, Hotel Elim, Hotel
Kencana, Sunset Baech, Palm Beach, Restaurant Maribu, Gazebo,
Mie Bandung, Limintu, La Marina, dll.
2) Potensi Kerawanan
(a) Potensi Gangguan ( PG )
1) Pedagang kaki Lima / Pedagang
2) Penyebrang Jalan / Pelajar
3) Toko Emas
4) Karyawan / PNS
5) Residivist
6) Miras / Prostitusi
(b) Ambang Gangguan ( AG )
1) Pasar / Pertokoan
2) Perbankkan / Perkantoran
3) Toko Emas
4) Sekolah
5) Hotel / Restaurant
6) Terminal
7) SPBU
(c) Gangguan Nyata ( GN )
1) Kejahatan Konvensional
Penggelapan, penipuan, Pemerasan, Pembakaran,
Penyelundupan, Pengrusakan, Pencurian, Perampokan,
Curanmor.
2) Kehajatan transnasional
Terorisme, Uang Palsu, dll.
3) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
Kerusuhan massal / unjuk rasa, Penjarahan massal
3) Karakteristik
(a) Obyek Vital Bidang gedung dan Bangunan Strategis ( Gedung
MPR, Istana Negara, Kantor Pemerintahan, perbankkan, dll )
(b) Obyek Vital bidang pertambangan ( tambang emas FrePort, batu
bara )
(c) Obyek Vital Bidang Transportasi ( transportasi darat, laut,
udara)
(d) Obyek Vital bidang Industri Strategis ( PT pupuk Sriwijaya, PT
Pindad, PT Petro Kimia )
c. OBYEK WISATA
1) Identifikasi
a. Wisata Alam ( bahari, panorama alam, dll )
Pantai Kartini, Pantai Bandengan , Pantai Teluk Awur, Pantai
Bondo, Air Terjun Songgo Langit, Hutan Pinus, dll dikelola oleh
Pemerintah Daerah Kab. Jepara.
b. Wisata Sejarah dan Budaya
Masjid dan Makam Mantingan , Majid Agung Jepara, Pendopo
Kabupaten, Musium Kartini, Ari- Ari kartini , di kelola oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara.
c. Wisata Minat Khusus
Arum Jeram, Menyelam, Berlayar, Memancing, di kelola oleh
masing – masing pengusaha / perusahaan penyedia sarana wisata
di masing – masing Obyek Wisata yang ada di Kab. Jepara.
2) Potensi Kerawanan
a. Potensi Gangguan ( PG )
1) Nelayan
2) Miras, Prostitusi
3) Biota Laut
4) Pedagang kaki Lima
5) Residivist
6) Penebangan Liar
7) Tanah Labil / Tanah Longsor
8) Hutan Lindung
9) Balap Liar
10) Supir angkot / tukang ojek
b. Ambang Gangguan ( AG )
1) Pantai Kartini
2) Pantai Bandengan
3) Pantai Teluk Awur
4) Benteng Portugis
5) Bumi Perkemahan Pakis aji
6) Hutan Pinus
7) Hutan Karet Keling
8) Setro
9) Sentra Industri Monel dan Ukir
c. Gangguan Nyata ( GN )
1) Perkelahian
2) Pencurian/ Curras / Currat
3) Pembunuhan
4) Perkelahian
5) Penipuan / Penggelapan
6) Penodongan / Pemalakan
7) Pengrusakan Hutan
3) Karakteristik
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
c. Menghapus Kemiskinan
d. Mengatasi Pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya
f. Memajukan Kebudayaan
g. Mengangkat Citra Bangsa
h. Memupuk rasa Cinta Tanah Air
i. Memperkukuh Jatidiri daan kesatuan Bangsa
j. Mempererat persahabatan antar Bangsa
d. VIP / VVIP
1) Identifikasi
Yang termasuk dalam golongan VIP, sbb :
a) Pejabat Dalam Negeri
(1) Pejabat DPR dan DPD
(2) Para Menko dan Menteri
(3) Gubernur
b) Pejabat Luar Negeri yang berhak mendapatkan Perlindungan dan
pengamanan VIP
(1) Pejabat Badan PBB
(2) Pejabat Corp Diplomatik / Para Duta Besar
(3) Tamu Negara dari Negara Asing
(4) Konsulat Jendral negara Asing
(5) Pejabat Lembaga Internasional lainnya
c) Orang – orang yang berhak mendapatkan perlindungan dan
pengamanan khusus
(1) Selebritis
(2) Pengusaha Trans Nasional
(3) Tersangka kriminal Trans Nasional / Internasional
(4) Saksi Penting Pro Justitia
(5) Keluarga Presiden dan Wakil Presiden
(6) Hakim dan Jaksa yang menyidangkan perkara khusus /
tertentu
Yang termasuk dalam golongan VVIP, sbb :
Presiden dan Wakil Presiden
2) Potensi Kerawanan
a. Potensi Gangguan ( PG )
1) Residivist
2) Pengendara Ranmor R2 dan R4
3) Pejalan Kaki
4) Pedagang kaki Lima
5) Jalan Rusak
b. Ambang Gangguan ( AG )
1) Presiden dan Wakil Presiden
2) Pejabat DPR dan DPD
3) Para Menko dan Menteri
4) Gubernur
5) Pejabat Badan PBB
6) Pejabat Corp Diplomatik / Para Duta Besar
7) Tamu Negara dari Negara Asing
8) Konsulat Jendral negara Asing
9) Pejabat Lembaga Internasional lainnya
10) Selebritis
11) Pengusaha Trans Nasional,dll
c. Gangguan Nyata ( GN )
1) Pencurian/ Curras / Currat
2) Pembunuhan
3) Penodongan / Pemalakan
4) Sabotase
3) Karakteristik
a. Pelaksanaan VIP / VVIP bisa dilaksanakan sesuai permintaan
pejabat VIP / VVIP dapat bersifat melekat atau Insidentil /
Protokoler sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Dalam melaksanakan perlindungan kepada pejabat VIP, bila
menemukan indikasi terjadinya ancaman dan gangguan, segera
lapor kepada pimpinan untuk segera tindak lanjuti sesuai
prosedur yang berlaku.
c. Dalam melaksanakan Pam VIP / VVIP agar selalu berkomunikasi
dengan Pos Komando atau pimpinan dengan sarana Komunikasi
yang ada ( HP, Telephone, HT, dll )
2. PELAKSANAAN
1) PAM OBYEK VITAL NASIONAL
a. Bentuk
a) Pengamanan secara langsung :
1) Penjagaan
2) Pengawalan
3) Patroli
4) Pengaturan
5) Binluh
b) Pengamanan secara tidak langsung :
1) Pemantauan
2) Pengawasan
3) Melaporkan informasi tentang perkembangan situasi Obyek
Vital Nasional.
b. Metode
a) Pengamanan oleh manusia ( Security By Human )
1) Satuan pengamanan Internal 3 regu ( 36 Personil )
2) Personil Polri Polres 5 Orang
3) Personil Polri Polsek - orang
b) Pengamanan menggunakan Konstruksi ( Security By
Contruction )
1) Pagar / Tralis Besi
2) Tembok / Benteng
3) Pintu Gerbang
4) Pintu Darurat
5) Keamanan Pos jaga ( tetap / sementara )
c) Pengamanan menggunakan elektronik ( Security By Electronic )
1) CCTV
2) Alat Komunikasi
3) Lampu sorot
4) Alarm
d) Pengamanan memanfaatkan kondisi alam atau alam buatan
( Security By Nature )
1) Gorong – Gorong
2) Sungai
3) Laut
e) Pengamanan dengan menggunakan Satwa ( Security By Animals
Satwa Anjing 2 ( dua ) ekor
f) Pengamanan dengan memberdayakan peran serta masyarakat
( Security By Community )
Masyarakat di sekitar Obyek Vital Nasional PLTU Tanjung Jati B.
c. Sifat
a. Pengamanan terbuka :
Pelaksanaan pengamanan terbuka pada Obyek Vital Nasional
dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Pre – emtif
dan Preventif serta penegakan hukum di lingkungan Obyek Vital
Nasional.
b. Pengamanan Tertutup :
Pelaksanaan pengamanan tertutup pada Obyek Vital Nasional
dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Preventif.
d. Giat Pengamanan
a. Pengamanan Terbuka, dalam bentuk :
1) Pemeriksaan terhadap badan, barang dan kendaraan yang
masuk maupun keluar Obyek Vital Nasional.
2) Pengaturan terhadap manusia, barang dan kendaraan yang
masuk maupun keluar obyek Vital Nasional, ruang parkir, rute
Lalu lintas dalam areal Obvitnas, tempat penyimpanan dan
penimbunan barang – barang sesuai jenis, dll.
3) Penjagaan yan bersifat tetap maupun Insidentil dengan
menempatkan Pos – pos jaga sesuai dengan luas areal obyek
Vital Nasional dan lokasi kerawanan.
4) Pengawalan terhadap manusia, dokumen dan barang yang
masuk maupun keluar Obvitnas.
5) Patroli yang dilaksanakan di dalam dan di luar Obvitnas
dengan menggunakan kendaraan / jalan kaki.
6) Pengawasan terhadap dokumen, manusia, barang dan
lingkungan.
7) Penanganan terhadap aksi unjuk rasa.
8) Penanganan terhadap pemogokan atau kerusuhan massa
secara Proporsional.
2. REKOMENDASI SOP
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B/ 23 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Januari 2019
Pembuatan
Tgl Revisi -
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang 1. Memahami prinsip – prinsip dasar tugas fungsi Sabhara tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia pengamanan Onyek Vital sehingga dapat terwujud persamaan visi,
persepsi kesatuan sesuai dalam implementasi tugas pokoknya
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang untuk mewujudkan Giat Pengamanan
Administrasi Pemerintahan. 2. Memahami situasi perkembangan pengamanan di seputaran Obvit,
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 sehingga mampu melaksanakan pengamanan.
3. Memahami mekanisme dan tata cara pengamanan.
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Surat Keputusan No. Pol : Skep / 738 / X /
2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang
pedoman system pengamanan obyek Vital
Nasional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Pengaturan 1. Surat Perintah Tugas Pangamanan
2. SOP Penjagaan 2. Senjata bahu
3. SOP Pengawalan 3. Rompi anti Pluru
4. SOP Patroli 4. Komputer
5. SOP TPTKP 5. Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman dengan SOP Unit Pam Obvit yang selesai di susun di catat penomoran dari Si
pertelaan tugas pada peraturan Kapolri Nomor : 23 Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag Sumda
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Polres Jepara
Tatakerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor
K
PELAKSANA MUTU BAKU
ET
NO KEGIATAN Kanit Keleng Waktu Out Put
Pengelola Kasat Pers
Kapolres Pam kapan
Obvit Sabhara Pam
Obvit
1 Pengelola Obvit Surat 1 hari Permintaan
mengajukan Surat permohon dapat
Permohonan Awal an terpenuhinya
Pengamanan Pam Obvit
kepada Kapolres
Jepara
DI SUSUN OLEH
UNIT PAM OBVIT SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 24 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan Januari 2019
Tgl Revisi
-
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
SAT SABHARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS DALMAS
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 25 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan Januari 2019
Tgl. Revisi
-
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
SAT SABHARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 25 / I / 2018 / Res Jpr
Tgl
Januari 2018
Pembuatan
Tgl. Revisi
-
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif Januari 2018
Disahkan KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
RESOR JEPARA
oleh
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
SAT SABHARA AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 26 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Januari 2019
Pembuatan
Tgl Revisi
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA -
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 27 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Januari 2019
Pembuatan
Tgl Revisi
-
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
SAT SABHARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang 1. Memahami prinsip – prinsip dasar tugas fungsi Sabhara
Kepolisian Negara Republik Indonesia; tentang Pengawalan sehingga dapat terwujud persamaan
visi, persepsi kesatuan sesuai dalam implementasi tugas
pokoknya untuk mewujudkan Giat Pengawalan
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang 2. Memahami situasi perkembangan keamanan terhadap
Administrasi Pemerintahan. obyek yang dikawal sehingga mampu melaksanakan
pengawalan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
3. Memahami mekanisme dan tata cara pengawalan
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor 3
tahun 2011
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Pengaturan 1. Sprint Gas - Gampol yang berlaku
2. SOP Penjagaan 2. Senjata bahu - Borgol
3. SOP Pengawalan 3. Rompi anti Pluru - Alkom
4. SOP Patroli 4. Komputer
5. SOP TPTKP 5. Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman dengan SOP Unit Pam Obvit yang selesai di susun di catat penomoran dari Si
pertelaan tugas pada peraturan Kapolri Nomor : 23 Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag Sumda
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Polres Jepara
Tatakerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor
K
PELAKSANA MUTU BAKU
ET
NO KEGIATAN Kanit Keleng Waktu Out Put
Kasat Pers
Kapolres Kaurmin Turjaw kapan
Sabhara Wal
ali
1 Menerima Desposisi 60 Terlaksananya
permohonan Alkom menit pengawalan
Pengawalan Awal
mendisposisikan
kepada Kasat
sabhara
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 28 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Januari 2019
Pembuatan
Tgl. Revisi
-
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif Januari 2018
Disahkan KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
RESOR JEPARA
oleh
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
SAT SABHARA AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
Nomor SOP B / 29 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Januari 2019
Pembuatan
Tgl Revisi
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA -
SAT SABHARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA