PENDAHULUAN
bagi manusia. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat berperan pada konsumsi
mesin-mesin pribadi seperti kendaraan roda dua dan roda empat. Peningkatan volume
kendaraan tentu saja berdampak pada kualitas udara disuatu wilayah dan secara
keseluruhan menyumbang emisi gas dunia. Dampak lain dari tingginya konsumsi
manusia.
pada tingkatan frekuensi tertentu yang berpengaruh bagi kesehatan makhluk hidup.
Kebisingan disebabkan oleh alat transportasi, mesin di pabrik dan suara manusia pada
suatu keadaan yang padat. Kuantitas bunyi pada beberapa tingkatan dapat
memiliki kemampuan yang berbeda dengan hewan dalam menangkap bunyi. Bunyi
dengan frekuensi tertentu dan kontinu secara tidak langsung dapat membahayakan
(2010) Kebisingan yang timbul diatas ambang batas yang diijinkan akan bersifat
destruktif terhadap sistem secara keseluruhan. Begitu pula bila ditinjau secara non-
teknis, kebisingan dapat menurunkan performa kerja manusia yang terlibat secara
material bangunan, udara atau vegetasi. Bunyi bersifat dapat dipantulkan dan diserap.
Bunyi yang dipantulkan akan menghasilkan bunyi kembali yang frekuensinya lebih
rendah dari frekuensi bunyi awal, sementara bunyi yang diserap akan hilang. Tiap
tertentu. Beberapa material dirancang mampu meredam bunyi yang dihasilkan dari
transportasi atau pabrik seperti dinding berbahan serat atau sabut. Alamiahnya alam
mampu meredam bunyi dalam beberapa frekuensi karena alam merupakan system
terbuka yang saling terikat satu sama lain. Keberadaan vegetasi tanaman adalah
keuntungan terbesar bagi kehidupan di Bumi, hal ini karena vegetasi berperan dalam
menjaga lingkungan seperti penghasil Oksigen, penyerap emisi, penurun suhu dan
peredam bunyi yang baik. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian Erdianto, et
berupa pohon mampu mereduksi kebisingan sebesar 8.6 dBA, mengurangi suhu
sebesar 2.25 ℃ dan meningkatkan kelembaban udara sebesar 5.3 % serta mampu
Vegetasi dengan kanopi rapat lebih efektif dalam meredam bunyi. kombinasi
jenis dan ketinggian vegetasi yang memiliki kerapatan daun merata hingga
permukaan tanah mampu menyerap bunyi lebih baik daripada vegetasi yang tidak
disebabkan jenis vegetasi dengan ciri peredam kebisingan seperti memiliki daun tebal
dan kaku, kerapatan daun yang tinggi, dan kombinasi tanaman dengan berbagai
tingkatan tinggi, tidak ditanam secara merata sehingga penyerapan tidak maksimal.
Bentuk dan kondisi vegetasi hutan kota yang berbentuk jalur dan gerombol
bergerombol mempunyai peranan yang sangat baik untuk peredam kebisingan. Pohon
dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang,
dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang
mengurangi kebisingan adalah tanaman yang memiliki tekstur halus dengan kondisi
pertumbuhan dedaunan tanaman sampai ke tanah. Grey dan Deneke (1986) juga
menyatakan, sudah menjadi patokan bahwa tanaman yang paling efektif dalam
menyerap kebisingan adalah tanaman yang memiliki daun yang banyak dan tangkai
daun yang tebal dan berair atau dengan kata lain kerapatan daun rapat/rimbun.
transportasi masyarakat
1.2.4 Tingkat polusi bertambah, baik polusi udara, tanah, dan bunyi
1.2.5 Diperlukan adanya treatmen yang dapat meredam tingkat kebisingan dan
1.3.2 Bagaimana efektivitas vegetasi sebagai peredam dan penangkal polusi alami?
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian mengacu pada rujukan masalah yang akan diselesaikan.
1.4.1 Mengetahui bagaimana proses kebisingan yang terjadi dari aktivitas manusia.
1.5.2 Hasil penilitan ini dapat memberikan masukan bagi para perancang
1.5.3 Memberikan informasi bagi para mahasiswa dan publik tentang ketahanan
alam dalam mereduksi bunyi (peredam bunyi) secara alami serta berperan
KAJIAN TEORI
medium atau tanpa medium. Gelombang dibedakan menjadi dua yaitu gelombang
berupa benda yang bergetar. Halliday et al. (2005) menyebutkan bahwa bunyi
benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di sekitar dan melalui medium
periodik inilah yang menggetarkan selaput gendang telinga (Yasid, et al., 2016).
bergantung pada sifat mediumnya. Menurut Giancolli (2005) bahwa bunyi tidak dapat
merambat jika tidak ada materi. Bunyi dapat merambat di udara, dua batu yang saling
menumbuk dibawah air dapat didengar oleh perenang di bawah permukaan, karena
getaran dibawa ke telinga oleh air. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi memerlukan
medium dalam perambatannya. Laju bunyi akan berbeda untuk materi yang berbeda.
Pada udara di 0℃ dan tekanan 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s. Gas
seperti helium, yang kerapatannya jauh lebih kecil dari udara tetapi modulus elastinya
tidak berbeda jauh, lajunya kurang lebih tiga kali lipat dari udara. Pada zat cair dan
padat, yang jauh lebih tidak bisa ditekan dan berarti memiliki modulus elastis yang
jauh lebih besar, lajunya perambatan bunyi akan lebih besar lagi. Laju bunyi pada
temperature, tetapi hal ini terutama tampak pada gas. Sebagai contoh di udara, laju
bertambah sekitar 0.60 m/s untuk setiap kenaikan temperature satu derajat Celcius.
20.000 Hz. (1 Hz adalah 1 siklus per detik). Jangkauan ini disebut jangkauan
pendengaran. Jangkauan ini berbeda dari orang ke orang. Satu kecenderungan umum
adalah jika orang bertambah tua, mereka makin tidak bisa mendengar frekuensi yang
tinggi, sehingga batas frekuensi tinggi mungkin menjadi 10.000 Hz atau kurang.
bunyi). Banyak hewan dapat mendengar frekuensi ultrasonic seperti anjing dapat
mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz, dan kelelawar dapat mendeteksi frekuensi
termasuk gempa bumi, Guntur, gunung berapi, dan gelombang yang dihasilkan oleh
getaran mesin-mesin yang berat. Sumber terakhir ini bisa sangat merepotkan untuk
para pekerja, karena gelombang infrasonic walaupun tidak dapat terdengar dapat
bekerja dengan resonansi, menyebabkan gerakan dan iritasi yang cukup besar pada
seperti air, padatan, tanah dan udara dimana laju sebuah gelombang bunyi tergantung
2.2 Kebisingan
memukul dua batu merupakan bunyi dengan kualitas tertentu, dengan ketinggian
yang jelas tidak terlihat. Bunyi seperti dalam peristiwa tersebut merupakan campuran
dari banyak frekuensi yang sedikit hubungannya satu sama lain. Jika spectrum bunyi
yang terbuat dari bunyi seperti peristiwa diatas, maka tidak akan ada spectrum
frekuensi yang kontinu atau nyaris kontinu. Bunyi seperti ini disebut dengan
kebisingan dalam perbandingannya dengan bunyi lain yang lebih harmonis yang
terdiri dari frekuensi yang merupakan kelipatan sederhana dari nada dasar.
masalah kesehatan lingkungan. Bising adalah suara yang tidak dikehendaki, dapat
oleh getaran dari suatu sumber bunyi dan merambat melalui media udara atau
mengganggu atau timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan maka bunyi
Taraf intensitas bunyi dinyatakan dengan skala logaritmik. Satuan skala ini adalah
bel, dari Alexander Graham Bell (1847-1922), penemu telepon, atau yang lebih umum
decibel (dB), yang merupakan 0,1 bel (10 dB=1 bel). Taraf Intensitas, TI, dari bunyi
I
TI =10 log
I0
minimum yang dapat didengar orang rata-rata yaitu ”ambang pendengaran” yang
P0 : daya pembanding
atau tidak. Melalui ukuran tersebut maka dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi
tersebut dapat diterima atau tidak dapat diterima seperti dalam Tabel 2.
bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori yaitu; 1)
Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising yang
disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik; 2)
Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi
bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz; 3) Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu
bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan
getaran struktur komponen dari suatu sistem struktur atau bagian yang
yang timbul di udara perambatan kebisingan melalui dua media seperti ini
akan saling berkaitan. Dimana jika terjadi suatu perambatan bunyi yang
Standar alat ukur yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah Sound
Level meter (SLM). Sound Level meter (SLM) sendiri merupakan alat ukur dengan
basis sistem pengukuran elektronik. Menurut Buchla dan Mclachan (1992), Meskipun
pengukuran bisa dibuat secara langsung dengan cara mekanis, sistem pengukuran
termasuk kebisingan akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat menimbulkan
mengukur tingkat kebisngan pada saat tertentu. Biasanya alat ini digunakan untuk
batas maksimum yakni 85 dBA. Alat ini terdiri dari Microphone, alat penunjuk
memperlihatkan perbedaan kepekaan yang besar pada frekuensi rendah dan tinggi
yang menyerupai reaksi telinga untuk intensitas rendah. Skala Pengukuran B. untuk
dengan dua cara yaitu pertama menggunakan cara sederhana. Dengan sebuah Sound
Level Meter, biasa diukur tingkat tekanan bunyi dBA selama 10 menit untuk tiap
pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik. Cara kedua yaitu cara langsung
pengukuran LTMS , yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan
Keterangan :
Ls : Leq selama siang hari
Lm : Leq selama malam hari
Lsm : Leq selama siang dan malam hari
Bising pada umumnya dapat merusak telinga bagian tengah dan bagian
penumpukan kotoran telinga sedangkan telinga bagian dalam ditandai dari rusaknya
sel rambut telinga dalam yang kebanyakan merusak saraf vestibulokoklear dan
nadi, kontruksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta
gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, gangguan konsentrasi, cepat marah
terjadi kerusakan penerimaan di pusat pendengaran yaitu dibagian otak oleh saraf
kebisingan dengan rasa tidak nyaman, gangguan konsentrasi, gangguan emosi atau
cepat marah, dan gangguan tidur. Terhadap daya kerja, kebisingan dapat mengurangi
daya kerja seseorang yang menyebabkan terjadi kesalahan ketika bekerja sehingga
menurunkan prestasi kerja tenaga kerja, selain itu kebisingan dapat meningkatkan
kebisingian, temperatur atau panas yang terlalu tinggi, udara yang lembab,
penerangan di kantor yang kurang baik juga dapat meningkatkan gangguan psikologis
pekerja seperti rasa tidak nyaman, gangguan konsentrasi, gangguan emosi atau cepat
gangguan psikologis tersebut berada dalam diri seseorang, orang tersebut akan
mengalami stressor yang sangat ekstrim. Salah satu reaks terhadap kejadian yang
penuh stress adalah tidak responsif dan aspek-aspek trauma (Bart Smet, 1994). Oleh
karena itu, dibutuhkan medium dalam menekan laju bunyi agar tidak menyebabkan
gelombang bunyi dapat di batasi dengan menggunakan suatu medium yang memiliki
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantaranya sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dngan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Kebisingan bukan
saja bervariasi menurut tekanan suranya, tetapi juga sangat berhubungan dengan
gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Penanaman vegetasi pepohonan
dalam bentuk shelter belt, dengan penutupan yang rapat dan berlapis-lapis, dapat
Namun pohon dan tumbuhan biasanya tidak efektif sebagai penghalang bising.
Pengurangan bising dari pohon bergantung kepada dahan dan daun sehingga bising
yang berada dekat tanah tidak tereduksi secara signifikan. Pohon yang ditanam
berdekatan dan searah dengan arah datang gelombang bunyi lebih efektif daripada
pohon yang berdiri sendiri. Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan
diharuskan memiliki kerimbunan dan kerapatan daun merata mulai dari permukaan
tanah hingga ketinggian yang diharapkan. Maka perlu diatur kombinasi antara
tanaman penutup tanah, perdu, dan pohon atau kombinasi dengan bahan lainnya
spesies, tinggi tanaman, berat, dan jarak tumbuh. 2) faktor-faktor iklim, yaitu
kecepatan angin, suhu, dan kelembaban, dan 3) jenis suara, asal dan tingkat desibel
(tingkat intensitas). Gelombang suara yang diserap oleh daun, cabang, ranting pohon
dan semak-semak. Telah dilaporkan bahwa tanaman yang paling efektif untuk
penyerapan suara adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging dengan banyak
tangkai daun (daun tangkai). Kombinasi ini memberikan tingkat fleksibilitas yang
tinggi dan getaran. Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorbsi
gelombang oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk
meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dan daun yang rindang.
Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. (Grey dan Deneke,
kelenturan daun, hal ini berkaitan dengan kemudahan daun untuk bergerak karena
penelitian ini disertakan tiga jurnal penelitian sebelumnya yang relevan dan
sehingga dapat memberikan daya redam yang lebih baik. Penelitian dilakukan
di jalan tol Waru – Sidoarjo dengan vegetasi yang ada di tepi jalan tol. Sampel
diletakkan di tepi jalan tol dan di belakang vegetasi yang ada di lokasi
penelitian. Pada saat yang bersamaan juga diukur intensitas kebisingan di dua
10,12% dan jenis vegetasi yang paling efektif meredam kebisingan adalah
jalan Demang Lebar Daun Palembang. Tujuan dari penelitian ini adalah
dipilih sesuai dengan jenis pohon yang dijumpai di sebelah kiri atau kanan
pada titik 1 meter di depan pohon, 1 dan 5 meter di belakang pohon, selama
10 menit dengan pembacaan setiap 5 detik pada pukul 07.00, 10.00, 15.00 dan
magahoni adalah model Rauh, pohon Lagerstroemia sp. adalah model Troll
kebisingan tertinggi oleh pohon bambu, masing-masing 4,88 dB(A) dan 8,52
kebisingan pada taman. Bahan dan alat yang digunakan adalah tiga buah
model taman yang sudah didesain dan Sound level meter untuk mengukur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Negeri Gorontalo yang tersaji pada gambar dibawah. Sementara waktu
pengukur intensitas bunyi yaitu Sound Level Meter. Pengukuran jarak dengan
lingkungan Universitas Negeri Gorontalo. Sampel dalam penelitian ini adalah titik-
titik yang memenuhi kriteri pengukuran yaitu wilayah tanpa vegetasi, vegetasi
rendah, sedang dan tinggi yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Factor pertama yaitu tingkat tutupan tajuk
vegetasi sebanyak 4 level (tanpa vegetasi, rendah, sedang dan tinggi). faktor kedua
yaitu tingkat rotasi per menit (RPM) sumber bunyi sebanyak 4 level (2000 r/min,
3000 r/min, 4000 r/min, 5000 r/min). dan factor yang ketiga yaitu jarak dari sumber
kebisingan). Variabel bebas ( arah, kecepatan angin, suhu, dan kelembapan udara).
Variabel control (kerapatan vegetasi, diameter batang, dan tinggi bebas cabang)
H0 : p = 0
H1 : p ≠ 0
Referensi