Anda di halaman 1dari 19

Ujian Akhir Semester Fisika Komputasi

LAPORAN PEMBUATAN SIMULASI MEDIA FISIKA GERAK PELURU


DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTASI MATLAB

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Asina Sofia Harianja 8196175004

Dosen Pengampu :
Dr. Rita Juliani, S.Si., M.Si
Dr. Makmur Sirait, M.Si

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
pembuatan simulasi media sederhana Fisika Gerak Peluru dengan menggunakan
Komputasi Matlab.

Dalam penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu terutama kepada :

1. Dr. Rita Juliani, S.Si., M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Komputasi
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan
makalah, terimakasih atas dorongan semangat yang telah diberikan.
Penulis juga meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan baik yang
disengaja maupun tanpa disengaja. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kita semua.

Medan, Mei 2020

Asina Sofia Harianja


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Gerak Peluru ................................................................................3
2.2 Matlab(Matrix Laboratory)...........................................................4
BAB III LANGKAH KERJA
3.1 Prosedur Kerja Dengan Matlab ...................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................3
5.2 Saran.............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
LAMPIRAN SCRIPT CODING MATLAB
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran fisika persoalan gerak peluru menjadi topik yang
sangat penting mulai dari tingkat SMA sampai perguruan tinggi. Banyak hal yang
bisa dipelajari dari persoalan gerak peluru, mulai dari konematika yang paling
sederhana sampaii penyelesaian secara numerik dan dengan membuat
visualisasinya dengan bahasa pemrograman. Persoalan gerak peluru yang paling
sederhana adalah dengan menyelesaikannya dengan menggunakan persaman-
persamaan kinematika. Penyelesaian kasus seperti ini biasa dilakukan di tingkat
SMA dan pada awal-awal kuliah di perguruan tinggi yang terdapat dalam mata
kuliah fisika dasar.

Penyelesaian persoalan gerak peluru menjadi tidak sederhana ketika


hambatan udara disertakaan dalam pembahasannya. Untuk persoalan seperti ini
gerak peluru tidak dapat lagi diselesaikan secara analiktik tetapi harus dengan
pendekatan tertentu. Misalnya untuk peluru yang bergerak dengan kecepatan
sampai 24 m/s hambatan udara sebanding dengan kecepatan udara dan untuk
kecepatan peluru yang lebih besar dari nilai tersebut tetapi di bawah kecepatan
suara, hambatan udara berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan peluru.
(Marion, 1988)

Hambatan udara yang disertakan dalam pembahasan gerak peluru akan


memberikan pemahaman yang lebih kepada mahasiswa tentang bagaimana sutu
teori fisika digunakan dan batasan-batasan teori tersebut berlaku dan benar untuk
menyelesaikan suatu persoalan fisika. Dengan memasukan hambatan udara dalam
pembahasan gerak peluru dapat dilihat bahwa ada koreksi terhadap pengidealan
kasus gerak peluru dengan mengabaikan hambatan udara. Ketinggian maksimum,
jangkauan maksimum yang dicapai peluru akan berkurang dengan adanya
hambatan udara. Mahasiswa akan menyadari bagaimana transisi dari teori yang
ideal menjadi teori dengan kenyataan yang sebenarnya. Ketika hambatan udara
menjadi semakin kecil dan bisa diabaikan, penyelesaian gerak peluru dengan
menyertakan hambatan udara harus bisa dikembalikan ke hasil ketika gerak peluru
dianggap ideal, yaitu tidak ada hambatan udara.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan gabungan antara gerak dengan kecepatan
tetap/Gerak Lurus Beraturan (GLB) pada arah horizontal serta gerak dengan
percepatan tetap /Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada arah vertikal.
Gerak peluru selalu mempunyai kecepatan awal. Walaupun demikian, tidak
berarti setiap gerakan yang mempunyai kecepatan awal termasuk gerak peluru.
Gerak Peluru adalah gerak dimana suatu benda diberi kecepatan awal dan
bergerak sejauh lintasan yang dipengaruhi gaya gravitasi bumi (lintasannya
berbentuk parabola).

Gambar 2.1 Lintasan Gerak Parabola (Suryani, Gita. 2015)


 Kecepatan awal kearah horizontal (sumbu X)
V ox =V o cos α
 Kecepatan awal kearah vertikal (sumbu Y)
V oy =V o sin α
2.1.1 Persamaan Gerak Peluru tanpa Memperhitungkan Hambatan Udara
Persamaan yang digunakan pada gerak peluru tanpa memperhitungkan
hambatan udara sebagai berikut
Kecepatan peluru saat t sekon:

 Pada sumbu X :
Karena jenis geraknya GLB (gerak lurus beraturan) maka kecepatannya selalu
konstan , sehingga akan sama dengan kecepatan awal untuk sumbu X yaitu:
V x =V ox =V o cosα

 Pada sumbu Y:
Jenis gerakan pada sumbu Y adalah GLBB (gerak lurus berubah
beraturan), rumus untuk mencari kecepatan saat t yaitu Vt = Vo - gt
dengan Vo disini diganti Vo miliknya Y atau Voy , yaitu:
V y =V o sin α−¿
 Saat t sekon, ketinggian peluru (y) adalah:
1
y=V o sin αt − g t 2
2
 Saat t sekon, jarak mendatar peluru (x) adalah:
x=¿
 Tinggi maksimum 𝑌𝑚𝑎𝑘𝑠 yang bisa dicapai peluru adalah:

V o2 sin2 α
Y maks= ( 2g )
 Jarak terjauh 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 yang dicapai peluru adalah:

V o2 sin 2 α
X maks= ( g )
2.1.2 Persamaan Gerak Peluru yang Memperhitungkan Hambatan Udara
Persamaan yang digunakan pada gerak peluru yang memperhitungkan
hambatan udara sebagai berikut:(Marion, 1988)
Kondisi awal:
x ( t =0 )=0
y ( t=0 )=0
V x ( t=0 ) =V o cos α
V y ( t=0 )=V o sin α
Persamaan Gerak:
m a x =−kmV x
m a y =−kmV y −m. g
 Persamaan gerak kearah X:
F=m a x
dV x
m a x =m =−k mV x
dt
dV x
=−k V x
dt
Dimana (𝑘 𝑚 𝑉𝑥) adalah besarnya gaya hambat dengan k = konstanta.
Dengan mengintegrasikan persamaan (2.11), didapatkan persamaan sebagai
berikut:
d Vx
∫ =−k ∫ V x
dt
ln V x =−k t+ C1
Konstanta integrasi pada persamaan (2.12) didapat jika ditentukan kondisi
awal V ( t=0 )=V o cos α sehingga diperoleh C 1=ln (V o cos α )
ln V x =−k t+ C1
ln V x =−k t + ln(V o cos α )
ln V x −ln(V o cos α )=−k t
Vx
ln =−kt
V o cos α
Vx
=e−kt
V o cos α
Sehingga diperoleh kecepatan dalam arah X yaitu:
V x =V o cos α e−kt
Dengan menggunakan persamaan tersebut, didapat persamaan perpindahan
X sebagai fungsi waktu:
dx
V x= =V o cos α e−kt
dt
x=V o cos α ∫ e−kt dt
−V o cos α −kt
x= e +C2
k
V o cos ∝
Dengan kondisi awal x ( t =0 )=0 dan C 2= diperoleh:
k
−V o cos ∝ −kt V o cos ∝
x= e +
k k
V o cos ∝ −kt
x= (−e +1)
k
V o cos ∝ −kt
x= (1−e )
k
Dimana nilai ≪1 , dengan menggunakan deret exponensial didapat:
V o cos ∝ 1 1
x≈
k (
k t− k 2 t 2 + k 3 t 3−…
2 6 )
Dengan mengambil 2 suku pertama dari deret tersebut, diperoleh jarak
mendatar peluru:
1
(
x=V o cos ∝ t− k t 2
2 )
 Persamaan gerak kearah Y:
F=m a y
dV y
m a y =m =−kmV y −mg
dt
dV y
=−k V y −g
dt
dV y
=−dt
k V y +g
Dimana (𝑘 𝑚 𝑉𝑥) adalah besarnya gaya hambat dengan k = konstanta.
Dengan mengintegrasikan persamaan (2.17), didapatkan persamaan sebagai
berikut:
dV y
∫kV =−∫ dt
y+g

1
ln ( k V y + g )=−kt+C 1
k
ln ( k V y + g )=−t +C1

k V y + g=e−kt +k C 1

Dengan cara yang sama pada persamaan (2.12), diperoleh kecepatan dalam
arah Y yaitu:
dy −g k ( V o sin ∝ ) + g −kt
V y= = + (e )
dt k k
Dengan menggunakan cara yang sama pada persamaan (2.14), didapat
persamaan perpindahan Y sebagai fungsi waktu:
dy −g k ( V o sin ∝ ) + g −kt
V y= = + (e )
dt k k
k ( V o sin ∝) + g
y= −¿ +
−kt
2
(1−e )
k k
Dimana nilai ≪1 , dengan menggunakan deret exponensial didapat:
k ( V o sin ∝) + g 1 2 2 1 3 3
y ≈− ¿ +
k k 2 (
+ kt− k t + k t −…
2 6 )
Dengan mengambil 2 suku pertama dari deret tersebut, diperoleh
ketinggian peluru:
1 1
(
y=V o sin ∝ t− k t 2 − g t 2
2 2 )
 Waktu untuk mencapai jarak terjauh:
V o sin ∝ k ( V o sin∝ )
t x= ( g
1− )( 3g )
 Tinggi maksimum 𝑌𝑚𝑎𝑘𝑠 yang bisa dicapai peluru adalah:
2
g V o sin∝ k ( V o sin ∝ )
Y maks=
2 g ( 1−
3g ( ))
 Jarak terjauh 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 yang dicapai peluru adalah:
V o2 sin 2∝ 4 k ( V o sin ∝ )
X maks= ( g
1−
3g )( )
2.2 Matlab (Matrix Laboratory)
MATLAB singkatan dari Matrix Laboratory, merupakan bahasa
pemrograman yang paling efisien untuk perhitungan numerik berbasis matriks dan
dikembangkan oleh The Mathwork Inc. Bahasa pemrograman ini bersifat
extensible, yang artinya seorang pengguna dapat menulis fungsi baru untuk
ditambahkan pada library. (Benny,2013). Dengan demikian jika di dalam
perhitungan kita dapat menformulasikan masalah ke dalam format matriks maka
MATLAB merupakan software terbaik untuk penyelesaian numericnya.
MATLAB yang merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis pada
matriks sering digunakan untuk teknik komputasi numerik, untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang melibatkan operasi matematika elemen, matrik, optimasi,
aproksimasi dan lain-lain
MATLAB telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang
canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas pengolahan sinyal,
aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga berisi toolbox yang berisi
fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus. MATLAB bersifat extensible, dalam arti
bahwa seorang pengguna dapat menulis fungsi baru untuk ditambahkan pada library
ketika fungsi-fungsi built-in yang tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu.

BAB III
LANGKAH KERJA
MATLAB banyak digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
matematika karena MATLAB suatu bahasa pemrograman matematika lanjutan
yang dibentuk dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matriks
sehingga jika di dalam perhitungan kita dapat menformulasikan masalah ke dalam
format matriks maka MATLAB mampu menyelesaikan permasalahan
numeriknya. Dalam laporan ini kita akan memandafaatkan Matlab dalam
mensimulasikan gerak peluru sehingga dapat mempermudah siswa dalam
mengunakannya sebagai media dalam memahami gerak peluru.
Prosedur Kerja Dengan MATLAB

1. Sebagai langkah awal buka program Matlab pada desktop sehingga akan
terbuka program dengan memunculkan kotak dialog MATLAb dan Comman
Window.
2. Membuat simulasi pada GUI Matlab, ketik guide comman window lalu klik
enter kemudian pilih Blank agar dapat desain.

3. Kemudian desain tampilan awal simulasi gerak peluru, dengan input


kecepatan awal, sudut, gravitasi dan konstanta gesekan. Sedangkan Output
untuk simulasi yaitu titik terjauh (X max), titik tertinggi (Y Max), waktu saat
titik terjauh, dan waktu saat titik tertinggi dalam sekon.

4. Langkah Selanjutnya buat M-file baru pada Comman Window dengan cara
mengklik menu File pada Comman Window dan pilih New kemudian M-File
seperti gambar di bawah ini:

5. Maka akan muncul kotak M-File baru seperti pada gambar di bawah ini:
6. Masukkan kode program ke program MATLAB sebagai berikut dengan cara
mengketikkannya pada kotak dialog M-File
 Koding Matlab
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pada laporan ini berupa simulasi pemrograman
yang menerapkan metode Euler dalam pencarian data perhitungan untuk
mempermudah melakukan percobaan gerak peluru, baik gerak peluru tanpa
pengaruh gaya hambat udara maupun gerak peluru yang dipengaruhi gaya hambat
udara. Pembahasan dalam skripsi ini berupa analisis grafik dari simulasi tersebut,
berikut analisisnya :

1) Untuk gerak peluru dengan memvariasikan kecepatan awal.

Gambar 1. Simulasi Grafik Gerak Peluru dengan kecepatan awal = 5 m/s,


gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 45o, Koefisien Hambatan = 0,15.

Gambar 2. Simulasi Grafik Gerak Peluru dengan kecepatan awal = 10 m/s,


gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 45o, Koefisien Hambatan = 0,15.
Gambar 3. Simulasi Grafik Gerak Peluru dengan kecepatan awal = 20 m/s,
gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 45o, Koefisien Hambatan = 0,15.
Dengan mengubah kecepatan awal ketika peluru meluncur maka dapat
kita ketahui bahwa kecepatan awal berpengaruh terhadap tinggi dan jarak
maksimum peluru tersebut. Yang dimana semakin besar kecepatan awal maka
akan semakin besar pula nilai ymax dan tmax yang didapatkan.

2) Untuk gerak peluru dengan memvariasikan koefisien hambatan udara.

Gambar 4. Simulasi Grafik Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat


Udara dengan kecepatan awal = 20 m/s, gravitasi = 9,8 m/s 2,
sudut = 45o dan koefisien hambatan = 0,15.
Gambar 5. Simulasi Grafik Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat
Udara dengan kecepatan awal = 20 m/s, gravitasi = 9,8 m/s 2,
sudut = 45o dan koefisien hambatan = 0,2.

Gambar 6. Simulasi Grafik Gerak Peluru Yang Dipengaruhi Gaya Hambat


Udara dengan kecepatan awal = 20 m/s, gravitasi = 9,8 m/s 2,
sudut = 45o dan koefisien hambatan = 0,25.
Dengan mengubah beberapa nilai koefisien hambatan dapat diketauhi
pengaruh dari gaya gesek udara yang bekerja pada gerak peluru tersebut.
Yang dimana semakin besar nilai koefisien hambatan maka jarak tempuh
peluru semakin kecil, hal ini dikarenakan lintasan yang bekerja pada peluru
tidak seutuhnya dipengaruhi oleh gaya gravitasi melainkan juga dipengaruhi
oleh gaya gesek udara yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan,
sehingga nilai percepatannya tidak lagi konstan.

3) Untuk Gerak Peluru dengan variasi konstanta sudut.

Gambar 7. Simulasi Grafik Gerak Peluru denagn dengan kecepatan awal = 10


m/s, gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 30o dan koefisien hambatan 0,2.

Gambar 8. Simulasi Grafik Gerak Peluru denagn dengan kecepatan awal = 10


m/s, gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 45o dan koefisien hambatan 0,2.
Gambar 9. Simulasi Grafik Gerak Peluru denagn dengan kecepatan awal = 10
m/s, gravitasi = 9,8 m/s2, sudut = 60o dan koefisien hambatan 0,2.
Dengan mengubah nilai konstanta dari sudut gerak peluru yang
dipengaruhi gaya hambat udara maka dapat diketahui semakin besar sudut
yang diberikan maka semakin besar nilai ymax yang didapatkan dan semakin
besar pula nilai xmax yang didapatkan.
BAB V
PENUTUP
5 . 1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada gerak peluru tanpa pengaruh gaya hambat udara dan pada gerak
peluru yang dipengaruhi gaya hambat udara dengan mengubah nilai sudut
yang diberikan pada peluru didapatkan grafik pada lintasan gerak peluru
pada bidang (x,y) yang membentuk sebuah trayektori parabola.
2. Simulasi Gerak Peluru yang Di Pengaruhi Gaya Hambat Udara Beserta
Analisisnya dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0
disimpulkan bahwa semakin besar nilai koefisien hambatan maka semakin
kecil nilai percepatannya yang didapatkan. Karena gaya hambat udara
mempengaruhi peluru yang bergerak jatuh lurus ke bawah.
3. Terlihat perbedaan grafik yang terjadi antara gerak peluru tanpa
memperhitungkan gaya hambat udara maupun gerak peluru yang
memperhitungkan gaya hambat udara dimana semakin besar nilai
koefisien hambatan udara, maka semakin pendek jarak tempuh (X max)
peluru.
4. Simulasi gerak peluru ini dapat digunakan siswa SMA dalam virtual
praktikum agar dapat memahami pengaruh kecepatan awal, konstanta
sudut, koefisien hambatan udara terhadap gerak peluru yang ditunjukkan
dalam grafik pada simulasi ini.
5.2 Saran
Dalam pembuatan program simulasi dengan MATLAB ini tentu masih
banyak kekurangan dan kesalahan sehingga untuk penelitian lebih lanjut dapat
disempurnakan, dibuat lebih menarik dan data yang disajikan bisa lebih banyak
lagi serta lebih teliti dalam pembuatan program ataupun persamaan yang
digunakan sehingga hasilnya lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Benny. 2013. Pengertian MATLAB (Matrix Laboratory). http://bennyadiwijaya.
blogspot.co.id/2013/02/pengertian-matlab-matrix-laboratory.html (diakses
tanggal 22 Mei 2020)
Marion, J.B. and Thornton, S.T. 1988. Classical Dynamics of Particles &
Systems. Edisi 3. Harcourt Brace Jovanovich: United States of Amerika
Sari, S.R. Prihanto, Agus. 2013. Simulasi Gerak Peluru yang Dipengaruhi Gaya
Hambat Udara Beserta Analisisnya dengan Menggunakan Bahasa
Pemrograman Delphi 7.0. Vol 02 No 01. Halaman 01-05
Suryani, Gita. 2015. Gerak Peluru. https://istanafisika. wordpress. Com
/2015/09/27/ soal-dan-pembahasan-fisika-gerak-peluru/(diakses tanggal 22
Mei 2020)
Widagda, IGA. 2012. Pemrograman Komputer dengan Matlab. Fisika FMIPA
Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai