Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME PAPER

ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA ANORGANIK


Synthesis, crystal structure, thermal studies and antimicrobial activity of a
mononuclear Cu(II)-cinnamate complex with N,N,N’,N’-
tetramethylethylenediamine as co-ligand
Polyhedron, 178: 1-7
Batool, S. S., Gilani, S. R., Zainab, S. S., Tahir, M. N., Harrison, W. T. A., Haidar, M. S., Syed,
Q., Mazhar, S., dan Shoaib, M.

Dosen Pengampu : Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, P.hD.

Disusun oleh:
Novina Dwi Putri M0317054
Kelas A

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
I. Pendahuluan
Hibrida logam-organik terbentuk akibat adanya hubungan struktur aktivitas
kompleks logam-karboksilat dimana memiliki topologi dan aplikasi di bidang kimia
supramolekul, magnet rekayasa kristal, serta obat-obatan. Turunan asam sinamat dapat
terjadi secara alami pada buah-buahan, biji kopi, brokoli, anggur, daun tembakau, dan
sebagainya dimana berperan sebagai pengikat lignin untuk menjadi hemiselulosan dan
selulosa di dinding sel. Hal ini berperan saat sintesis flavonoid, dan sebagai menyerap
radikal bebas sehingga disebut sebagai antioksidan yang baik, antidiabetes dan
hepatoprotektif.
Asam sinamat, sebagai ligam dalam kimia koordinasi, merupakan asam
karboksilat dengan gugus CH=CH antara gugus karboksilat dan cincin benzena, yang
mana memberikan fleksibilitas terbatas. Koordinasinya terhadap ion logam dapat
mengarah ke jumlah tipe koordinasi mulai monodentat hingga pengelatan
simetris/asimetris, jembatan pengkelat atau monoatomik pengkelat. Cu-II yang diberi
nama donor N◠N telah banyak disintesis. Faktor yang mempengaruhi campuran Cu(II)
karboksilat yaitu sifat ion logam, co-ligan, serta kondisi reaksi yang berbeda seperti pH
larutan, sifat pelarut, dan ion counter yang digunakan. Di luar lingkup koordinasi, dapat
dilihat kompleks monomeric [trans-Cu(en)2(H2O)2](p-metoksisinamat)2 dan [trans-
Cu(en)2(H2O)2](p-metoksinamat)2•2H2O mensubstitusi gugus sinamat sebagai ion
counter. Contoh untuk gugus karboksilat dan gugus sinamat berkoordinasi dengan pusat
logam secara monodentat adalah senyawa monomeric kompleks [Cu(2,2’-bipiridin)
(sinamat)2(H2O)], [Cu(phen)(sinamat)2] dan [Cu(piridin)2(sinamat)2(H2O)] •piridin. Pada
kompleks dimerik seperti [Cu2(phen)2(sinamat)2(NO3)(H2O) •NO3•CH3OH, gugus
karboksilat sinamat berkoordinasi dengan ion Cu(II) dalam tipe koordinasi pengkelat
syn-syn dimana kompleks ini menunjukkan kopling antiferromagnetik. Sintesis,
spektroskopi, serta karakterisasi untuk kompleks Cu(II)-N,N,N’,N’-

2
tetrametiletilendiamin dengan asam sinamat dilihat dari sifat biologisnya dan
keserbagunaanya dalam model Cu(II)-aromatik karboksilat diamin.

II. Eksperimen
CuCl2•2H2O, N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin, asam sinamat, methanol, dan
NaOH, akuabides dipersiapkan. Analisis senyawa dilakukan menggunakan TGA Q50
V6.5 build 196, spectrometer FT/IR-4100 tipe A menggunakan pellet KBr dengan
rentangan 4000-400 cm-1, spektrofotometer UV-Vis Double beam Mega-2100.
Bis(sinamato-O,O’)-(N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin)-tembaga(II).hidrat
[Cu(tmeda)(sinamat)2]•0.7H2O dibuat dengan melarutkan asam sinamat dengan
methanol dan menambahkan CuCl2•H2O yang telah dilarutkan dalam methanol serta
menambahkan juga NaOH lalu direfluks. Penambahan N,N,N’,N’-
tetrametiletilendiamin membuat larutan menjadi warna biru dan dievaporasi sehingga
menjadi kristal.

III. Hasil dan Pembahasan


Kompleks Bis(sinamato-O,O’)-(N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin)
tembaga(II).hidrat [Cu(tmeda)(sinamat)2]•0.7H2O diperoleh dengan mencampurkan
CuCl2•H2O dan asam sinamat dengan penambahan tmeda dalam methanol yang sudah
ada NaOH di dalamnya.
Pada spektroskopi FT-IR, pita serapan pada 3392 cm-1 menunjukkan serapan
tidak terkoordinasi/kisi molekul air v(O–H). CH3 [vas(C–H)] dan [vs (C–H)] serapan
tmeda muncul pada geseran kimia 2980 cm-1 dan 2917 cm-1 dimana stretching vibrasi
metilen (gugus CH2) [v(C–H) muncul di 2895 cm-1 dan menunjukkan geseran kimia
yang ekivalen di 2970 cm-1, 2943 cm-1 dan 2860 cm-1 untuk senyawa tmeda bebas.
ѵ(=C–H) stretch ditunjukkan pada puncak 3046 cm-1. Serapan 1552 cm-1 dan 1385 cm-1
merupakan karakteristik bagian karboksilat dimana sesuai pada asimetrik [vas(CO-2)] dan
simetrik [vs(CO-2)] vibrasi stretching untuk gugus karboksilat terkoordinasi. Perbedaan
serapan (∆v) tersebut menentukan jenis koordinasi karboksilat dengan pusat Cu(II).
Semakin besar perbedaan densitas elektronik dalam dua ikatan C–O dari gugus
karboksilat (CO-2) maka semakin tinggi nilai ∆v (∆v kristal = 167 cm -1-, merupakan
koordinasi bidentat-O gugus karboksilat dengan pusat Cu(II). Serapan pada 1636 cm -1
sesuai dengan v(C=C) stretch. Sebuah puncak pada 879 cm-1 mungkin mengarah pada
keberadaan air terkoordinasi dalam molekul (O-H, bend). Serapan energi rendah pada
494 cm-1 dan 414 cm-1 merupakan Cu-O dan Cu-N stretching. Jadi, spektrum IR
menunjukkan koordinasi molekul air, dan dua ligan untuk pusat tembaga (II).
3
Pada spektroskopi UV-Vis, spektrum menunjukkan 3 pita dalam rentang: 663
nm(pita 1), 306 nm (pita 2), dan 273 nm(pita 3). Pita yang diukur pada panjang
gelombang 273 nm merupakan intraligan transisi π→ π * dan pita pada 306 nm
merupakan intraligan transisi n→ π*. Pita yang menunjukkan intensitas rendah yang
luas di panjang gelombang 647 nm (ɛ = 110 mol-1L.cm-1) pada daerah tampak,
merupakan 2Eg→2T2g (transisi d–d). dan sesuai dengan sistem octahedral. Kompleks
yang lainnya juga memiliki geometri koordinat enam. Kompleks [Cu(tmeda)(p-
nitrosinamat)2], [Cu(tmeda)(p-metoksisinamat)2], [Cu(tmeda)(4-kloro-2-nitrobenzoat)2],
dan [Cu(tmeda)(5-kloro-2-nitrobenzoat)2], masing-masing menunjukkan transisi d–d di
645 nm, 640 nm, 649 nm, dan 645 nm. Hal ini menandakan bahwa CuN 2O4 sebagai
kromofor menjaga karakternya dalam keadaan larutan juga.
Analisis TGA dilakukan dengan lingkungan Nitrogen dimana untuk kompleks
tersebut diperoleh termogram sebagai berikut.

Gambar 1. Kurva TG-DTA senyawa [Cu(tmeda)(sinamat)2•0•.7H2O


Dekomposisi pertama dimulai pada suhu 152oC dan meningkat menjadi 219oC sehingga
menghilangan molekul air dan disusul molekul tmeda. Hal ini disebabkan karena setelah
terjadinya penghilangan molekul air, kompleks Cu yang didehidrasi dengan sinamat dan
tmeda ([Cu(C6H16N2)(C9H7O2)2] terbentuk, yang selanjutnya disusul penghilangan
tmeda, diubah menjadi [Cu(sinamat)2] ([Cu(C9H7O2)2]). Hal inilah yang menyebabkan
berkurangnya nilai berat massa sebanyak 26,47% sesuai dengan nilai yang dihitung dari
26,47%. Pada tahap kedua, di suhu 219 oC hingga 530oC, terjadi penurunan massa
57,52% sesuai dengan hilangnya 2 gugus sinamat (perhitungan: 57,19%). CuO
terbentuk sebagai residu dengan nilai 16,01% (perhitungan: 16,34%). Jadi, pengamatan
rentang suhu diamati untuk penguraian [Cu(C9H7O2)2] dan pembentukan CuO.
4
Struktur kristal X-ray senyawa [Cu(tmeda)(sinamat)2•0•.7H2O sebagai
berikut.

Gambar 2. Struktur molekular kompleks dengan 50% perpindahan ellipsoid


Reaksi pembentukan senyawa kompleks ini adalah:
(i)CH 3OH/H2O/NaOH, 60oC

CuCl2•2H2O + 2H-cinn [Cu(tmeda)(sinamat)2•0•.7H2O(l)


(ii) 4 tmeda, R,T.

OH CH3

N CH3
O H3 C N

CH3

Gambar 3. H-cin= asam sinamat Gambar 4. Tmeda= N,N,N’,N’-


tetrametiletilendiamin
Senyawa kompleks tersebut netral dan mononuklir. Atom Cu adalah koordinat
enam dan dikelilingi oleh ligan 2 cinnamato -1 yang bersifat ligan mono-terdeprotonasi
bidentat dan ligan N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin yang berperan sebagai ligan
bidentat (chelating) sehingga membentuk struktur octahedral terdistorsi.

5
Tabel 1. Kristalografi data kristal

Tabel 2. Jarak ikatan dan sudut di kompleks [Cu(tmeda)(sinamat)2•0•.7H2O


Ikatan Jarak (Å) Ikatan Jarak (o)
Cu1 – O1 1,9644 (19) Cu1 – N2 2,041 (2)
Cu1 – O3 2,004 (2) Cu1 – N1 2,036 (2)
Cu1 – O2 2,540 (3) Cu1 – O4 2,443 (2)
Ikatan Sudut (Å) Ikatan Sudut (o)
O1 – Cu1 – O3 92,06 (9) N1 – Cu1 – N2 86, 86 (9)
O1 – Cu1 – N1 93,74 (10) O1 – Cu1 – O4 94,53 (8)
O3 – Cu1 – N1 161,33 (9) O1 – Cu1 – O2 57,03 (7)
O1 – Cu1 – N2 163,15 (9) O2 – Cu1 – N2 106,34 (8)
O3 – Cu1 – N2 92,66 (10) O2 – Cu1 – O4 58,54 (7)
O1 – Cu1 – O2 57,03 (7) O2 – Cu1 – O3 96,4 (8)
O4 – Cu1 – N1 103,28 (9) O2 – Cu1 – N1 101,64(8)
O2 – Cu1 – O4 143,16 (7) O4 – Cu1 – N2 101,72 (8)

Panjang Cu-O1 untuk kompleks [Cu(tmeda)(p-nitrosinamat)2] dan [Cu(tmeda)(p-


metoksisinamat)2] sama dengan kompleks kristal yaitu 1,897 Å (13) dan 2,0074 Å (12).
Atom-atom 2 karboksilat-O pada sinamat hingga atom Cu(II) dengan aksial yang lebih
panjang, panjang ikatan Cu-O (Cu1-O2= 2,540 Å, dan Cu1-O4 = 2,443 Å) sesuai

6
dengan distorsi Jahn teller. N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin (tmeda) membentuk 5
anggota cincin.
Pada kristal kompleks ini tersusun oleh interaksi non-kovalen seperti ikatan
hidrogen antar molekul dan intramolekul. Interaksi ikatan hidrogen membangun
interkoneksi antara entitas molekul yang berbeda dan mengarah ke struktur
supramolekul. Struktur kristal tersebut menunjukkan interaksi ikatan hidrogen termasuk
intramolekular dan intermolecular ikatan hidrogen untuk jenis C-H…O dan O-H…O
dengan D…A yang nilainya berkisar dari 2,778 Å hingga 3,482 Å. Unit monomer yang
berdekatan saling terhubung dengan ikatan hidrogen O-H…O melibatkan molekul air
tidak terkoordinasi dan atom karboksilat-O4 O1 dengan jarak Ow-O4 dari 2,778 Å
sehingga membentuk rantai 1 D.

Gambar 5. Fragmen struktur kompleks Gambar 6. Diagram packing


yang diperpanjang terhubung ikatan hi- kompleks yang menunjukkan
drogen O-H…O. Ikatan hidrogen C-H…O rantai [0 1 1] parallel menuju
juga dapat terlihat. bc plane.

Aktivitas biologis pada kompleks ini yaitu perbandingan antara kekuatan


mikroba dari kompleks logam dengan ligan bebasnya yang mengakibatkan peningkatan
aktivitas logam. Hal ini disebabkan delokalisasi muatan negative ke ligan yang
memberikan lipofisilitas lebih besar ke kompleks logam, yang masuk lebih mudah
melalui membran sel mikroba. Kompleks logam bebas tersebut akan merugikan
mikroba saat dalam sel. Cu(II) yang memiliki karboksilat dan ligan N,N dapat
menghancurkan mikroba karna pengikatan DNA pada kompleksnya. Beberapa contoh
mikroba tersebut seperti E.coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus spizenii, dan
Staphylococcus aureus.

7
VI. Kesimpulan
Campuran ligan Cu(II)-sinamat pada kompleks [Cu(tmeda)(sinamat)2•0•.7H2O
disintesis oleh reaksi asam sinamat, CuCl2•2H2O, dan N,N,N’,N’-tetrametiletilendiamin.
Pada analisis FTIR, bagian karboksilat pada sinamat terkoordinasi ke pusat Cu(II)
dengan cara pengkelat asimetris. Pada UV-Vis menunjukkan keberadaan kromofor
CuN2O4. Pada kristalografi, kompleks ini memiliki jenis koordinasi bidentat simetris
untuk N,N,N’,N’-tetrametildiaminn dimana membentuk sebuah 5 anggota cincin yang
mengandung pusat logam. Pada setiap gugus karboksilat di sinamat terdapat ikatan satu
panjang dan satu pendek sehingga membentuk octahedron memanjang. Pada analisis
TG-DTA, kompleks ini stabil pada suhu 151oC, dimana terjadi penghilangan molekul
air, tmeda, dan bagian sinamat. Sifat antimicrobial kompleks ini mampu berperan
terhadap Bacillus spizenii, Staphylococcus aureus, namun tidak berperan terhadap
Aspergillus niger.

Anda mungkin juga menyukai