Anda di halaman 1dari 4

11/2/17

Pintu Bus dengan Kontrol Pneumatik


Aplikasi Pneumatik dalam Proses
• Silinder pneumatik penggerak ganda diletakkan di sisi dalam salah
Produksi satu daun pintu lipat bus.
• Bagian pangkal silinder penggerak ganda diikatkan pada bodi mobil
mekalui engsel, demikian pula pada ujung batang torak silinder,
Massus Subekti sehingga gerakan maju mundur stang torak akan memudahkan pintu
bus membuka dan menutup dengan fleksibel.
• Pintu bus akan menutup bila batang torak silinder pneumatik
penggerak ganda bergerak maju (A+), sedangkan pintu bus akan
membuka bila batang torak silinder pneumatik penggerak ganda
tersebut bergerak mundur (A -).

Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Bus Otomatis Pintu Bus dengan Kontrol Pneumatik

Pintu Bus dengan Kontrol Pneumatik Diagram Tahap Perpindahan

1
11/2/17

Simbol Logika Tabel Logika Gerakan Pintu Bus

Persamaan Matematis dan Diagram Karnought Persamaan Matematis dan Diagram Karnought
Untuk Saluran 1.2 (X) Untuk Saluran 1.4 (Y)

Membuka pintu bus dengan menggunakan katup S4 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup S4
• Pada saat bus sedang menunggu penumpang di terminal, halte ataupun
tempat-tempat pemberhentian bus lainnya, maka pintu dikondisikan terbuka
• Pada saat bus akan berangkat, sopir/kondektur bus
terus. harus menutup pintu bus terlebih dahulu. Untuk itu
• Hal ini dimungkinkan dengan mengoperasikan katup S4. Ketika katup S4 maka katup S4 harus dikembalikan ke posisi semula.
dioperasikan, saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup, aliran udara dari saluran Saluran 1 tertutup dan saluran 3 terbuka. Udara
1 ke saluran 2 menuju saluran 1.2 (X) pada katup V4 melalui katup V3. mampat pada saluran 1.2 (X) akan mengalir ke katup
• Aliran udara pada katup V4 adalah udara masuk saluran 1 keluar saluran 2 V3 menuju saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3
menuju saluran silinder bagian depan melalui katup V6. Udara mendorong pada katup S4. Akibatnya udara pada saluran 1.4 (Y)
silinder ke belakang (A-). Udara dalam silinder bagian belakang didorong
keluar menuju saluran 4 dan keluar saluran 5 pada katup V4 melalui katup akan mendorong katup V4 sehingga aliran udara pada
V5. Dengan gerakan A- (silinder mundur) maka pintu bus akan terbuka. katup V4 adalah udara dari kompresor masuk saluran
• Pada saat kondisi pintu bus terbuka maksimal, akan mengaktifkan katup S1.
Sehingga aliran udara pada katup S1 adalah saluran 1 terbuka, saluran 3
1 diteruskan ke saluran 4 menuju katup V5 dan
tertutup, udara mengalir dari saluran 1 ke saluran 2 dan selanjutnya kemudian masuk ke saluran silinder bagian belakang.
diteruskan ke katup V1. Aliran udara ini akan mengaktifkan katup V1 Udara pada bagian depan akan didorong ke luar
sehingga udara dari kompresor akan mengalir ke katup V4 melalui saluran melewati katup V6 menuju saluran 2 dan dibuang
1.4 (Y). Pada saat yang bersamaan, pada saluran 1.2 (X) masih terdapat udara
mampat sehingga kondisi ini tidak akan mempengaruhi posisi katup V4. melalui saluran 3 pada katup V4. Dengan gerakan
Posisi silinder masih dalam kondisi awal dan posisi pintu bus masih dalam maju ini (A+), pintu bus akan segera tertutup
keadaan terbuka terus.

2
11/2/17

Membuka pintu bus dengan menggunakan katup S2 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup S2
• Apabila di tengah perjalanan ada penumpang • Pada waktu pintu terbuka maksimal
yang akan turun, maka untuk membuka pintu, maka akan mengaktifkan katup S1.
penumpang tinggal menekan katup S2. Pada Dengan terbukanya katup S1, maka katup
waktu katup S2 ditekan maka saluran 1 terbuka V1 akan mengalirkan udara dari
dan saluran 3 tertutup. Aliran udara dari saluran 1 kompresor menuju katup V4 melalui
menuju saluran 2 untuk selanjutnya diteruskan ke saluran 1.4 (Y). Pada saat udara masuk ke
V2 dan V3, kemudian menuju ke katup V4 melalui
saluran 1.2 (X). Aliran udara pada katup V4 udara saluran 1.4 (Y), pada saluran 1.2 (X) tidak
masuk saluran 1 menuju saluran 2 kemudian ada udara mampat karena pada saat
diteruskan ke katup V6. Selanjutnya diteruskan ke katup S2 dilepas maka posisi akan
silinder melalui saluran bagian depan. Udara kembali ke posisi awal. Sehingga udara
mendorong silinder ke belakang. Udara pada pada saluran 1.2 (X) akan segera dibuang
bagian belakang silinder akan didorong ke luar ke udara bebas melalui saluran 3 pada
melalui katup V5 menuju saluran 4 dan dibuang katup S2. Akibatnya silinder akan
melalui saluran 5. Silinder bergerak mundur (A-) bergerak maju (A+) dan pintu bus akan
dan pintu bus terbuka segera menutup kembali

Membuka pintu bus dengan menggunakan katup S3 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup S3

• Apabila akan menaikkan penumpang di • Pada saat pintu terbuka maksimal maka
tengah perjalanan, maka untuk akan mengaktifkan katup S1 sehingga
membuka pintu bus, dilakukan oleh sopir
atau kondektur bus tersebut yaitu udara dari kompresor akan mengalir dari
dengan cara menekan katup S3. Ketika saluran 1 ke saluran 2 menuju katup V1.
katup ditekan, maka saluran 1 terbuka, Dengan terbukanya katup V1, maka
saluran 3 tertutup, udara mengalir dari udara dari kompresor akan masuk ke
saluran 1 ke saluran 2 untuk selanjutnya
diteruskan ke saluran 1.2 (X) pada katup katup V4 melalui saluran 1.4 (Y).
V4 melalui katup V2 dan katup V3. Aliran Akibatnya udara dari kompresor akan
udara ini akan mengubah arah aliran mengalir dari saluran 1 ke saluran 4
pada katup V4 yaitu udara masuk dari menuju katup V5 menuju silinder bagian
saluran 1 ke saluran 2 menuju katup V6. belakang. Maka silinder akan bergerak
Selanjutnya masuk ke silinder melalui
saluran bagian depan. Silinder bergerak maju (A+) dan pintu akan tertutup
mundur (A-) dan pintu bus akan terbuka kembali

Pintu Bus dengan Kontrol Pneumatik Penahan/penjepit benda (ragum)


• Fungsi-fungsi katup V5 dan V6 adalah untuk mengatur kecepatan • Arah gerakan silinder
gerak pintu bus pada saat membuka dan menutup. Katup V1 pneumatik penggerak ganda
merupakan katup tunda waktu. Katup ini berfungsi untuk pada ragum di bawah ini adalah
memberikan selang waktu pintu bus menutup kembali setelah pintu : A+ (menekan/menahan), A-
bus terbuka. Sedangkan katup V2 dan V3 merupakan katup balik (melepaskan kembali ke posisi
fungsi “ATAU” yang memungkinkan pintu bus dapat dioperasikan awal)
dengan menggunakan beberapa jenis katup pneumatik menurut
situasi dan kondisi pada saat pintu bus tersebut dioperasikan.

3
11/2/17

Pemotong plat Membuat profil plat


• Arah gerakan silinder pneumatik • Benda kerja berupa plat diletakan di atas
landasan berupa profil sesuai bentuk yang
penggerak ganda: A+ (memotong), diinginkan. Silinder pneumatik yang
A- (kembali ke Posisi Awal). Ujung digunakan berupa silinder pneumatik
penggerak ganda. Gerakan menekan benda
silinder pneumatik diberi slide kerja diawali dengan naiknya stang torak ke
untuk pengarahkan mata pisau atas (A+) selanjutnya akan menekan tuas
mekanik, yang dihubungkan dengan profil
gergaji menekan plat. Setelah selesai dengan
penekanan siolinder pneumatik kembali ke
Posisi Awal (A-). Tombol penekan dibuat dua
buah, agar tidak terjadi kecelakaan pada
lengan tangan saat penekanan, sedangkan
untuk mengangkat dilakukan dengan,
menekan satu buah tombol.

Pengangkat dan Penggeser Benda Pengangkat dan Penggeser Material Full Pneumatik.

• Arah gerakan silinder pneumatik • Silinder pneumatik penggerak ganda


penggerak ganda mengangkat material 1.0 terletak pada arah vertical. Pada
ke posisi atas (lihat Gambar 80), silinder ujung batang toraknya diletakan plat
A naik/mengangkat (A+), ketika sampai sebagai tempat dudukan silinder 2.0.
Batang torak slinder 1.0 akan
di atas, silinder B mendorong material mengangkat material sampai
ke konveyor atas (B+). Silinder B ketinggian tertentu (A+). Selanjutnya
kembali ke Posisi Awal (B-). selanjutnya stang torak silinder 2.0 akan
silinder pneumatik A kembali turun ke menggeser material ke konveyor
posisi semula (A-), sehingga siklusnya lainnya (B+). Silinder 1.0 akan kembali
dapat ditulis: A+, B+, B-, A-. Untuk ke posisi awal (A-) selanjutnya silinder
membuat kontrol tersebut dapat 2.0 juga akan kembali ke posisi awal
(B-). Siklus A+,B+,A-,B- tersebut akan
menggunakan sistem Full Pneumatik, berlangsung secara terus menerus
elektropneumatik, maupun PLC selama suplai udara dari katup 3/2
(Programmable Logic Kontrol) penggerak tuas 0.2 dihentikan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai