Anda di halaman 1dari 288

KIMIA

dAsAr
Dwi Wahyudiati, M.Pd
Kimia Dasar
© Dwi Wahyudiati, M.Pd, 2016
Judul:
Kimia Dasar
Penulis:
Dwi Wahyudiati, M.Pd

Editor:
Bahtiar, M.Pd.Si
Layout:
Luthi Hamdani
Desain Cover:
Sanabil Creative
All rights reserved
Hak Cipta dilindungi Undang Undang
DIlarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku baik
dengan media cetak ataupun digital tanpa izin dari penulis
Cetakan 1:
Oktober 2016

ISBN:
978-602-6223-48-7
Diterbitkan oleh:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
Jln. Pendidikan No. 13 Mataram
Telp. 0370-621298, Fax. 0370-625337
Email: iainmatarampress@gmail.com
website: www.iainmataram.ac.id

Disetting dan dicetak oleh:


CV. Sanabil
Jl. Kerajinan I Perum Puri Bunga Amanah
Blok C/13 Sayang Sayang Cakranegara Mataram
Email: sanabil.creative@yahoo.co.id
Sambutan RektoR

Segala pujian hanya menjadi hak Allah. Shalawat dan salam


kepada Nabi Mulia, Muhammad SAW.
Eksistensi dari idealisme akademis civitas akademika
IAIN Mataram, khususnya para dosen, tampaknya mulai
menampakkan dirinya melalui karya-karya tulis mereka. Karya
tulis yang difasilitasi oleh Project Implementation Unit (PIU)
IsDB, seperti beberapa buah buku dalam berbagai disiplin
keilmuan semakin mempertegas idealisme akademis tersebut.
Kami sangat menghargai dan mengapresiasinya.
Dalam konteks bangunan intelektual yang sedang dan
terus dikembangkan di IAIN Mataram melalui “Horizon Ilmu”
juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari karya-karya
para dosen tersebut, terutama dalam bentangan keilmuan
yang saling mendukung dan terkait (intellectual connecting).
Bagaimanapun, problem kehidupan tidaklah tunggal dan
variatif. Karena itu, berbagai judul maupun tema yang
ditulis oleh para dosen tersebut adalah bagian dari faktualitas
“kemampuan” para dosen dalam merespon berbagai problem
tersebut.
Kiranya, hadirnya beberapa buku tersebut harus diakui
sebagai langkah maju dalam percaturan akademis IAIN
Mataram, yang mungkin, dan secara formal memang belum
terjadi di IAIN Mataram. Kami sangat berharap tradisi akademis
seperti ini akan terus kita kembangkan secara bersama-sama

Dwi Wahyudiati, M.Pd iii


dalam rangka dan upaya mengembangkan IAIN Mataram
menuju suatu tahpan kelembagaan yang lebih maju.
Terimakasih kepada Drs. H. Lukmanul Hakim, M.Pd
(selaku ketua PIU IsDB IAIN Mataram) yang telah memfasilitasi
para dosen, dan kepada para penulis buku-buku tersebut.
Rektor IAIN Mataram
Dr. H. Mutawali, M.Ag

iv Kimia Dasar
kata PenGantaR

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas segala


rahmat dan nikmat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga bahan ajar Mata Kuliah “Kimia Dasar”
dapat terselesaikan tepat waktu walaupun masih terdapat
banyak kekurangan. Bahan ajar ini disusun untuk mahasiswa
yang menempuh Mata Kuliah Kimia Dasar. Isi bahan ajar ini
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku pada Jurusan
Pendidikan IPA Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Mataram, di mana Mata Kuliah Kimia Dasar hanya terdiri
dari tiga (3) SKS sehingga susunan materinya disesuaikan
agar nantinya dapat mendukung Mata Kuliah Biokimia pada
semester selanjutnya.
Disadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan, bantuan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, Bahan ajar ini tidak mungkin
dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena
itu, segala bentuk dukungan, bantuan, dan bimbingan dari
berbagai pihak tersebut. Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga
bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, Oktober 2016


Penulis

Dwi Wahyudiati, M.Pd v


DaftaR ISI

Pengantar_iii
Daftar Isi_vii

Bab I
Materi Dan Perubahannya_1
A. Materi_1
B. Penggolongan Materi_4
C. Perubahan Materi_11
D. Reaksi Kimia_14
E. Macam Reaksi Kimia_18
F. Rangkuman_19
G. Latihan (Soal-Soal)_20

Bab II
Pemisahan Dan Pembuatan Campuran_23
A. Cara Pemisahan Komponen Campuran_23
B. Pembuatan Larutan_30
C. Rangkuman_44
D. Latihan_45

Bab III
Stoikiometri_49
A. Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia _49
B. Rumus Molekul_67

Dwi Wahyudiati, M.Pd vii


C. Rangkuman_85
D. Latihan (Soal-Soal)_86

Bab IV
Asam Basa, Penyangga Dan Hidrolisis Garam_89
A. Konsep Asam Basa_89
B. Kesetimbangan Ion Dalam Larutan_92
C. Reaksi Asam Dengan Basa_104
D. Larutan Penyangga_105
E. Hidrolisis Garam_116
F. Rangkuman_127
G. Latihan (Soal-Soal)_129

Bab V
Struktur Atom_131
A. Teori – Teori Dan Struktur Atom_131
B. Konigurasi Elektron_137
C. Bilangan Kuantum_140
D. Rangkuman_144
E. Latihan (Soal-Soal)_146

Bab VI
Tabel Periodik Unsur_147
A. Perkembangan Tabel Periodik_147
B. Penggolongan Periodik Unsur-Unsur_149
C. Konigurasi Elektron Kation Dan Anion_151
D. Keragaman Periodik Dalam Sifat-Sifat Fisika_153
E. Keragaman Sifat-Sifat Kimia Dalam
Unsur-Unsur Golongan Utama_169
F. Rangkuman_180
G. Latihan (Soal-Soal)_182

Bab VII
Ikatan Kimia_185
A. Konigurasi Elektron Yang Stabil_185

viii Kimia Dasar


B. Pembentukan Ikatan Kimia _190
C. Teori-Teori Yang Mendukung Pembentukan
Ikatan Kimia_206
D. Bentuk Molekul_208
E. Rangkuman_212
F. Latihan_213

Bab VIII
Hidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna)_215
A. Kekhasan Atom Karbon _215
B. Kedudukan Atom Karbon_217
C. Senyawa Hidrokarbon _217
D. Keisomeran_219
E. Alkana_219
F. Alkena_225
G. Alkuna_228
H. Rangkuman_229
I. Latihan_232

Bab IX
Karbohidrat, Protein, Dan Lemak_235
A. Peranan Karbohidarat, Proten, Dan Lemak_235
B. Karbohidrat_237
C. Lemak/Lipid _247
D. Protein_254
E. Reaksi-Reaksi Khas Protein_268
F. Kekurangan Protein_269
G. Rangkuman_270
H. Latihan Soal_271

Daftar Pustaka_275

Dwi Wahyudiati, M.Pd ix


bab I
mateRI Dan PeRubaHannYa

a. mateRI

1. Deinisi Materi
Materi dideinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki
massa, menempati ruang, memiliki sifat dapat dilihat, dicium,
didengar, dirasa, atau diraba. Dari batasan ini dapat dinyatakan
bahwa semua benda di alam ini termasuk diri kita sendiri
adalah materi. Contoh materi: bintang; bumi; tumbuhan;
hewan; manusia; batuan; minyak bumi; kayu; tanah, udara,
air; logam; bakteri; molekul; atom; elektron; dst.
Pertanyaan mungkin muncul, mengapa udara tergolong
materi? Mempunyai massa dan menempati ruangkah udara
itu? Bagaimana cara membuktikannya?

2. Sifat Materi
Setiap materi memiliki sifatnya masing-masing. Sifat
materi menunjuk pada karakteristik materi yang menjadi ciri
atau identitas dari materi itu. Mengenal sifat-sifatnya berarti
mengenal materi itu; demikian juga sebaliknya. Sifat materi
meliputi:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 1


a. Sifat isis; dideinisikan sebagai sifat yang bisa diukur
dan diamati tanpa merubah komposisi atau identitas
dari zat tersebut.1 Sifat isis mencakup: wujud (fasa),
bentuk, rasa, warna, bau, daya hantar panas, daya
hantar listrik, kelarutan dan beberapa tetapan isis
(seperti massa-jenis, indeks bias, titik beku, titik leleh,
titik didih, titik bakar, dll.).
b. Sifat kimia; mencakup: kereaktifan (misalnya
mudah/sukar bereaksi, dapat terbakar, melapuk, atau
membusuk), rumus kimia, susunan ikatan, bentuk
molekul, dll.

3. Massa
Massa materi menunjuk pada jumlah (kuantitas) materi itu
yang dinyatakan menurut ukuran SI dengan satuan: kilogram
(simbol: kg).
Contoh:
1 ton = 1000 kg
1 kg = 1000 g
1g = 1000 mg dst
Contoh konversi satuan massa:
Contoh:
2 g = ………… mg.
Penyelesaian:
2 g = (2) x (1000) mg
= 2.000 mg
= 2,0 x 103 mg.
250 mg = ………… kg.

1
Widi Prasetiawan, Kimia Dasar 1 ( Jakarta: Cerdas Pustaka, 2009), 6.

2 Kimia Dasar
Penyelesaian:
250 mg = (250) : {(1000)(1000)} kg

= 2,5 x 102-6 = 2,5 x 10-4 kg


Catatan:
Massa materi beda dengan berat materi. Massa tidak
dipengaruhi oleh gaya gravitasi; karenanya nilai massa
di manapun sama. Berbeda dengan berat yang nilainya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi, karenanya nilai berat materi
bergantung pada besarnya gaya gravitasi di mana materi itu
berada.

4. Volum
Salah satu sifat materi adalah menempati ruang2; berarti
materi mempunyai volum. Volum materi menunjuk pada
jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran
SI dalam satuan desimeter-kubik (simbol: dm3).
Contoh:
1 m3 = 1000 dm3
1 dm3 = 1000 cm3
1 galon = 3,8 L
1 barel = 159 L.
1 dm3 = 1 L = 1000 mL = 1000 cc
Keterangan:
a. Satuan volum yang sering digunakan dalam kimia selain

2
Yahdi dan Wahyudiati, Modul Kimia Dasar. (2014), 4.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 3


dm3 dan cm3 adalah L; mL; cc
b. L = liter; mL = mililiter; cc = sentimeter-kubik.
Contoh konversi satuan volum:
Contoh:
1) 0,3 dm3 = … mL
Penyelesaian:
0,3 dm3 = (0,3) x (1000) cm3
= 300 cm3.
= 300 mL.
2) 50 cc = … dm3.
Penyelesaian:
50 cc = 50 cm3

= 0,05 dm3

b. PenGGoLonGan mateRI
Materi dapat dibedakan menurut bagan skematik pada
Gambar1.1. Dari bagan klasiikasi tersebut, materi dapat
dibedakan atas 2 kelompok besar materi, yaitu zat dan
campuran. Kelompok zat dapat dibedakan sebagai unsur dan
senyawa. Sedangkan kelompok campuran dapat dibedakan
sebagai campuran heterogen, campuran homogen, dan
koloid.

4 Kimia Dasar
Gambar 1.1. Bagan Klasiikasi Materi3

1. Zat
Melalui beberapa cara pemisahan, materi yang tidak murni
itu dapat dipisahkan kembali (dimurnikan) dari campurannya;
misalnya melalui cara penguapan, cara penyaringan, cara
tarikan magnet, dll. Cara-cara ini dapat diterapkan bergantung
pada sifat campurannya.
Campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat kita
pisahkan besinya dari belerang dengan menggunakan magnet.
Besi akan memisah dari belerang karena besi menempel
(tertarik) pada magnet. Dalam hal lain, air sumur dapat kita
uapkan melalui pemanasan untuk memperoleh air murni
(akuades).
Materi seperti besi, belerang, dan air inilah yang
digolongkan sebagai zat. Contoh lain dari materi di sekitar
kita yang tergolong zat adalah gula, alkohol, tembaga, emas,
oksigen, nitrogen, asam sulfat, dan sebagainya.
Zat dideinisikan sebagai materi yang bersifat tunggal dan
homogen4. Bersifat tunggal artinya hanya satu-satunya zat
dan tidak ada zat lain selain dirinya; bersifat homogen artinya
sifat di semua bagian zat itu bersifat serbasama baik sifat isis

3
Widi Prasetiawan, Kimia Dasar 1 ( Jakarta: Cerdas Pustaka, 2009), 8.
4
Dedi Permana, Inti Sari Kimia SMA (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 17.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 5


(wujud, warna, rasa, bau, dll.) maupun sifat kimianya (rumus
kimia, kereaktifan, dll.).
Bagan skematik materi memperlihatkan bahwa zat dapat
dibedakan sebagai unsur dan senyawa. Dari serangkaian
contoh tentang zat di atas maka yang tergolong senyawa adalah
air, alkohol, asam sulfat, dan gula; sementara yang tergolong
unsur adalah besi, belerang, tembaga, emas, oksigen, dan
nitrogen.
a. Unsur
Karena unsur tergolong zat, berarti unsur bersifat tunggal
dan homogen. Sifat lain dari unsur adalah unsur tak dapat
diurai atau dipecah menjadi bagian yang lebih kecil (atau
lebih sederhana). Dengan demikian, unsur dapat dideinisikan
sebagai berikut.
Unsur merupakan, zat tunggal yang tak dapat diurai
menjadi bagian yang lebih kecil (sederhana)5. Contoh unsur
adalah semua logam (termasuk besi, emas, tembaga, dst.),
nitrogen, oksigen, dst.

Gambar 1.2 Komposisi Rata-rata Keberadaan Unsur (%massa).

5
Sunjaya Akhmad, Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya,1982).

6 Kimia Dasar
Dimanakah unsur itu dijumpai? Unsur alam ditemukan
dimana-mana; di luar angkasa, di udara, di air, di permukaan
tanah, sampai di perut bumi. Unsur alam yang paling dekat
dengan kehidupan kita di antaranya besi, aluminium, tembaga,
emas, seng, karbon, fosfor, belerang, raksa, nitrogen, oksigen,
hidrogen, neon, dst.
Unsur ada yang berwujud padat, cair, dan ada yang
berwujud gas. Manusia kini telah mengenal paling tidak, ada
110 unsur. Di antara 110 unsur, ada 94 unsur alam (unsur yang
telah tersedia di alam), dan selebihnya berupa unsur buatan,
yakni unsur yang berhasil dibuat manusia di laboratorium.
Jumlah keseluruhan unsur relatif tidak berubah, namun bukan
tidak mungkin di masa datang, manusia akan berhasil lagi
dalam membuat unsur buatan.
b. Senyawa
Senyawa dideinisikan sebagai zat yang dapat diurai menjadi
unsur-unsur pembentuknya melalui cara kimia.
Berdasar batasan di atas, senyawa merupakan hasil
penggabungan dua jenis unsur atau lebih secara kimia. Peristiwa
penggabungan secara kimia sering dinyatakan dengan istilah
persenyawaan. Dapat diduga, betapa banyaknya senyawa di
alam ini yang dapat dibentuk dari 110 unsur yang ada. Senyawa
alami merupakan senyawa yang terbentuk melalui proses
kimia alami; sedangkan senyawa yang terbentuk sebagai hasil
rakayasa manusia secara kimia disebut senyawa buatan atau
senyawa sintetis.
Contoh senyawa, antara lain: Air, gula, alkohol, asam
klorida, asam cuka, karbon dioksida, karbon monoksida, karat
besi, karet, dst. Senyawa yang dapat dibuat oleh manusia, di
antaranya gula, alkohol, asam cuka, asam sulfat, karet, dst.
Air dapat diurai dari unsur pembentuknya berupa gas
hidrogen (H2), dan gas oksigen (O2). Contoh senyawa lain,
gas karbon dioksida terbentuk dari unsur karbon dan unsur
Dwi Wahyudiati, M.Pd 7
oksigen; gula terbentuk dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen; sementara garam dapur terbentuk dari unsur natrium
dan unsur klor.
Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa suatu materi
tergolong senyawa sedangkan materi lainnya tergolong bukan
senyawa? Uraian lebih rinci tentang senyawa akan diberikan
pada bagian khusus.
c. Campuran
Campuran dideinisikan sebagai, materi yang terbentuk
dari hasil penggabungan 2 jenis zat atau lebih secara isis6.
Jelas bahwa campuran merupakan hasil penggabungan
beberapa zat. Atau campuran tergolong “materi yang terdiri
dari sekumpulan zat”. Sifat isis zat asal pembentuknya tidak
hilang seluruhnya, dan sebagian sifat isis lain muncul sebagai
sifat campurannya. Dengan demikian, campuran dapat terjadi
antar unsur dan unsur, unsur dan senyawa, atau senyawa
dan senyawa. Jadi dapat dinyatakan bahwa antar zat dapat
bergabung membentuk campuran. Di alam ini banyak sekali
ditemui campuran, baik di atmosfer, di hidrosfer, dari litosfer
sampai di perut bumi.
Tabel 1.2 Ciri-ciri pembeda jenis-jenis campuran

6
Chang, Raymond.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid.
( Jakarta: Erlangga, 2004).

8 Kimia Dasar
Campuran dapat dibedakan sebagai campuran heterogen,
campuran homogen, dan campuran koloid. Bagaimana
caranya sehingga kita dapat mengelompokkan campuran
sebagai campuran heterogen (serbaneka), campuran homogen
(campuran serbasama), atau sebagai campuran koloid? Ciri-
ciri pada tabel 1.2 di atas dapat kita terapkan.
1) Campuran heterogen
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, di antara ketiga jenis
campuran, campuran heterogen paling mudah dikenal dan
mudah ditemukan di sekitar kehidupan. Campuran heterogen
di sekitar kita dapat dijumpai sebagai tanah, air lumpur, pasir
bangunan, pasir-semen, air-minyak, dan lain-lain.
2) Campuran homogen
Campuran homogen dapat dijumpai di sekitar kita misalnya
udara, air gula, air hujan, air cuka, paduan logam, dsb.Udara
terdiri dari campuran gas-gas seperti gas nitrogen, gas oksigen,
gas karbon dioksida, dan gas lainnya. Air gula terbentuk dari
campuran antara air dan gula, sedangkan paduan logam
merupakan campuran homogen antara 2 logam atau lebih.
Campuran homogen memiliki satu ciri khas, yaitu tidak
akan memisah sendiri sampai waktu kapan pun. Oleh karena
itu campuran homogen disebut juga campuran sejati atau
populer dengan sebutan larutan. Jadi dapat dideinisikan
bahwa larutan merupakan “campuran homogen antara dua
zat atau lebih”. Dalam larutan, zat dalam jumlah terbanyak
berperan sebagai pelarut, sementara zat lainnya berperan
sebagai zat terlarut.
3.) Campuran koloid
Campuran koloid dapat ditemukan dalam kehidupan
misalnya berupa asap, kabut, busa, sirup, air susu, air sumur,
cat, dst.Asap terbentuk dari campuran antara partikel karbon
dan udara; sedangkan kabut merupakan titik-titik air dalam

Dwi Wahyudiati, M.Pd 9


udara. Air sumur yang tampak jernih (bidang batasnya agak
sukar diamati), namun jika didiamkan beberapa lama, air
sumur tersebut akan memisah dengan lapisan lumpur-halusnya
melekat pada dinding/dasar wadahnya.
Mengenai campuran dikenal juga istilah sistem dispersi.
Ada 3 macam sistem dispersi7, yaitu sistem dispersi molekuler
(atau sistem larutan); sistem dispersi halus (atau sistem koloid); dan
sistem dispersi kasar (atau suspensi). Ketiga jenis ukuran partikel
pada ketiga campuran atau sistem tersebut dapat digambarkan
seperti berikut.

Gambar 1.3 Perbedaan larutan, koloid dan suspensi


Suspensi memiliki bidang batas (dapat diindera) dan segera
dapat memisah, maka dikatakan suspensi merupakan sistem
2 fasa.Sementara larutan merupakan sistem satu fasa (tidak
memiliki bidang batas, dan tidak memisah).
Lainnya halnya dengan koloid, indera tidak dapat
mendeteksi bidang batas namun koloid dapat memisah dalam
selang waktu tertentu. Untuk mendeteksi, campuran itu
koloid atau bukan, dapat digunakan sumber cahaya. Caranya,
lewatkan berkas cahaya pada sistem campuran, jika cahaya
dihamburkan maka berarti sistem campuran itu tergolong
koloid.
Dengan demikian “sistem koloid” terletak antara “sistem
larutan” dan “suspensi”. Artinya, sistem koloid memiliki

7
Anonim,Kimia Dasar. (Surabaya:Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, 1991).

10 Kimia Dasar
ciri-ciri yang merupakan perpaduan ciri dari kedua sistem
lainnya. Ciri sistem koloid itu antara lain:bidang batas antara
zat terdispersi dan medium pendispersi hanya dapat dideteksi
dengan bantuan mikroskop-ultra (ukuran partikel cukup
kecil),bersifat 2 fasa tetapi sukar memisah (cukup stabil),
dantak dapat disaring dengan kertas saring biasa.

C. PeRubaHan mateRI
Setiap materi di alam ini selalu berubah. Materi tak
pernah diam; tidak terkecuali diri termasuk di dalam diri kita.
(Benarkah?). Contoh perubahan pada materi: pertumbuhan,
pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan,
pembakaran, perkaratan, pelapukan, pembusukan, dst.
Sesungguhnya, perubahan materi melibatkan perubahan
sifat dari materi itu sendiri. Perubahan sifat ini ada yang hanya
melibatkan perubahan sifat isisnya saja, dan ada pula yang
melibatkan perubahan sifat kimianya. Biasanya perubahan
sifat kimia selalu melibatkan perubahan sifat isis dari materi
itu.
Apa yang menyebabkan suatu materi mengalami
perubahan?Energilah penyebab materi berubah. Materi selalu
mengandung energi; materi berubah maka berubah pula
kandungan energinya. Pembebasan energi menyebabkan
kandungan energi dari materi asal berkurang; sementara
penyerapan energi menyebabkan materi asal bertambah
kandungan energinya8. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa
perubahan materi selalu disertai dengan perubahan energi.

1. Perubahan Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab suatu materi berubah
ialah energi panas. Pemanasan dapat menyebabkan lilin
meleleh; air menguap; kamper (kapur barus) dan iodium
8
Sukardjo, Kimia Fisika, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 11


menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang
pohon menjadi papan atau balok kayu. Energi cahaya membuat
materi di sekeliling kita berwarna, dan tiada cahaya semua
materi berwarna hitam.
Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh perubahan
materi yang melibatkan perubahan sifat isis materi itu pada
wujud, bentuk, atau warnanya. Lelehan lilin ketika membeku
akan diperoleh kembali lilin; uap air jika diembunkan akan
diperoleh kembali air yang sifat sama dengan air semula; begitu
juga uap kamper akan menyublim menjadi padatan kamper.
Perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan
pada sifat isis suatu materi dinamakan perubahan isis.
Dapat dinyatakan bahwa ciri umum dari perubahan isis
adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru dan
perubahannya bersifat sementara (zat asal dapat diperoleh
kembali). Perubahan wujud materi dan nama perubahannya
ditunjukkan oleh gambar berikut..

Gambar 1.4 Diagram perubahan wujud materi


Perubahan isis dapat diterapkan sebagai teknik pemisahan
campuran menjadi komponennya. Air akan menguap bila
dipanaskan, maka untuk memperoleh air murni dari air keruh
adalah dengan cara pendidihan dan pengembunan. Contoh lain,

12 Kimia Dasar
untuk memperoleh iodium murni dapat menerapkan teknik
penyubliman terhadap iodium kotor. Teknik pemisahan isis
bergantung pada sifat isis komponen penyusun campuran.

2. Perubahan Kimia
Bila kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan
bila suhu ini sampai pada titik bakarnya, maka kayu itu akan
terbakar dengan sendirinya. Contoh lain perubahan kimia
pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi,
kayu menjadi kayu lapuk, daun hijau berubah menguning,
buah-buahan membusuk, dsb.
Di laboratorium dapat dilakukan 2 percobaan dengan
menggunakan bahan yang sama, yaitu 1 bagian serbuk belerang
dan 1 bagian serbuk besi:
a. Percobaan-1, campur kedua serbuk sehomogen mungkin
ke dalam sebuah tabung reaksi. Amati hasilnya (inderalah
sifat isis materi yang diperoleh). Dekatkan materi hasil
pencampuran dengan magnet. Amati apa yang diperoleh.
b. Percobaan-2, campur kedua serbuk sehomogen mungkin
ke dalam sebuah tabung reaksi, lalu panaskan campuran
secara perlahan. Hentikan bila sebagian campuran telah
berubah. Amati hasilnya (inderalah sifat isis materi yang
diperoleh kedua zat). Dekatkan materi hasil pencampuran
dengan magnet. Amati apa yang diperoleh.
Beberapa contoh perubahan materi yang dikemukakan di
atas memiliki perbedaan dengan perubahan isis. Pada contoh
tersebut, sifat isis maupun sifat kimia dari materi sebelum
dan sesudah perubahan sangat berbeda. Pada perubahan isis,
tidak semua sifat asal hilang dan masih tampak pada materi
setelah perubahan. Namun pada perubahan kimia, sifat asal
menghilang tidak tampak pada materi setelah perubahan.
Dikatakan, materi hasil perubahan merupakan materi baru
yang sifatnya baru. Materi baru ini bersifat kekal (sukar

Dwi Wahyudiati, M.Pd 13


berubah kembali ke materi asal). Dengan kata lain, perubahan
kimia menyebabkan materi asal berubah menjadi materi baru.
Perubahan yang menyebabkan terbentuknya materi baru,
atau perubahan materi yang melibatkan perubahan sifat materi
secara kekal disebut sebagai perubahan kimia9.
Dari uraian di atas, perbedaan pokok antara perubahan
isis dan perubahan kimia dapat diikhtisarkan menurut Tabel
1.3 di bawah ini.
Tabel 1.3 Perbedaan perubahan isis terhadap perubahan kimia
No Perubahan Fisika Perubahan Kimia
1 Hanya melibatkan Melibatkan perubahan baik
perubahan pada sifat isis pada sifat kimia maupun
materi sifat isis materi
2 Bersifat sementara Bersifat permanen
3 Tidak menyebabkan Menyebabkan terbentuknya
terbentuknya zat baru zat baru

Berdasarkan perbedaan ciri kedua perubahan itu maka


perubahan materi di alam sekitar dapat dikelompokkan ke
dalam perubahan isis atau perubahan kimia.

D. ReakSI kImIa
Istilah perubahan kimia lebih populer dengan sebutan
reaksi kimia; atau kadangkadang cukup dengan sebutan
reaksi. Di atas telah disinggung bahwa perubahan kimia atau
reaksi kimia memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya
dari perubahan isis.

9
Chang, Raymond, Kimia DasarKonsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1,
( Jakarta: Erlangga:2004).

14 Kimia Dasar
Perubahan kimia (reaksi kimia) selalu melibatkan
perubahan pada sifat kimia maupun sifat isis dari materi. Jika
kedua materi dicampurkan, dan ciri bahwa reaksi keduanya
terjadi adalah (a) terjadinya perubahan warna, (b) timbulnya
gas, atau (3) terbentuknya endapan.Secara lebih rinci perubahan
kimia atau reaksi kimia dapat dijelaskan seperti berikut.Reaksi
kimia menyebabkan perubahan pada sifat kimia maupun sifat
isis materi. Pada prakteknya perubahan ini dapat diamati
gejalanya melalui ciri isis antara lain:
1. Terjadi Perubahan Warna
Gejala ini dapat diamati langsung melalui penginderaan.
Beberapa contoh reaksi:
a. Kertas atau kayu yang terbakar.
b. Daging buah apel yang terkelupas kulitnya.
c. Logam besi (abu2) yang berubah menjadi karat besi
(merah kecoklatan)
2. Timbul gas
Gejala ini dapat dideteksi dari gelembung-gelembung gas,
bau, atau perubahan volum/tekanan.Beberapa contoh reaksi:
a. Lantai keramik/marmer yang tersiram oleh air aki
(terbentuk gas CO2).
b. Mencelupkan paku ke dalam air aki (terbentuk gas
hidrogen, H2).
c. Meneteskan air pada karbid (terjadi gas etuna; gas
untuk mengelas logam).
Selain contoh di atas adalah “makanan yang terbungkus
plastik” yang sering menggelembung karena terbentuknya
gas. Berarti makanan itu telah mengalami perubahan kimia.
Gas apa yang terbentuk dari suatu reaksi dapat diperkirakan
dari bau atau warna yang khas dari gas itu; tetapi kadang-

Dwi Wahyudiati, M.Pd 15


kadang gas ada yang tak berwarna dan tak berbau maka sering
diperlukan zat lain atau cara tertentu untuk mengetahuinya.
Tabel 1.4 Contoh gas dan Sifatnya
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
karbon dioksida tak berwarna; tak berbau; dapat
(CO2) dideteksi dengan mengalirkan pada air
kapur, larutan menjadi keruh.
amoniak (NH3) tak berwarna; berbau pesing (khas)
hidrogen sulida (H2S) tak berwarna; berbau belerang (telur
busuk)
asam asetat tak berwarna; berbau cuka (khas)
(CH3COOH)

3. Terbentuk Endapan
Gejala ini dapat diketahui langsung seperti terjadi
kekeruhan, penggumpalan, atau pengkristalan. Beberapa
contoh reaksi:
karbon dioksida + air kapur à (terbentuk endapan putih)
CO2 + Ca(OH)2 à CaCO3 + air
tak berwarna tak berwarna endapan putih tak berwarna

air aki + air kapur à (terbentuk endapan putih)


H2SO4 + Ca(OH)2 à CaSO4 + air
tak berwarna tak berwarna endapan putih tak berwarna

Catatan:
Di samping ciri di atas, ada reaksi yang keberlangsungannya
dicirikan oleh adanya perubahan suhu. Misalnya pada

16 Kimia Dasar
reaksi antara -kapur tohor dan air-; -karbid dan air-; atau
-pembakaran bahan bakar-. Reaksi ini tergolong pada reaksi
yang membebaskan energi panas (kalor).
Ada suatu reaksi memberikan beberapa gejala sekali gus
(lihat pada contoh di atas). Tetapi ada pula reaksi tanpa gejala
sehingga tak terdeteksi oleh indera. Misalnya: reaksi soda api
dan asam klorida membentuk garam dapur dan air.
Soda api + asam klorida à (tak ada gejala)
NaOH + HCl à NaCl + H2O
tak berwarna tak berwarna (larutan tak berwarna).

a. Reaksi kimia bersifat kekal


(Kekal dapat diartikan bahwa materi hasil perubahan
bersifat tetap dan tak dapat kembali menjadi zat semula.
Biasanya zat asal dapat diperoleh kembali dengan cara melalui
reaksi kimia juga. Jadi perubahan kimia menghasilkan materi
yang sifatnya tetap atau kekal.)
b. Reaksi kimia menghasilkan materi baru
( Jika dua materi berbeda sifat isis maupun sifat kimianya;
berarti kedua materi itu berbeda jenisnya. Oleh karena itu
bila suatu materi mengalami perubahan dan hasilnya berupa
materi yang berbeda baik sifat isis maupun sifat kimia terhadap
materi asal, maka dikatakan bahwa materi yang terbentuk itu
merupakan materi baru.)
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa bila suatu
materi mengalami perubahan dengan menghasilkan materi
baru yang sifatnya kekal (baik isis dan kimia) berarti materi itu
mengalami perubahan kimia; atau reaksi kimia telah terjadi10.

10
Sukardjo, Kimia Fisika, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 17


Percobaan berikut ini dapat Sdr lakukan untuk melihat
gejala yang mungkin terjadi dan menunjukkan bahwa
perubahan kimia atau reaksi kimia telah berlangsung.
Tabel 1.5 Tabel pengamatan

e. maCam ReakSI kImIa


Reaksi kimia banyak macamnya bergantung pada dasar
kajian yang diterapkan. Reaksi yang berdasarkan pada arah
reaksi, dikenal ada 2 jenis11: reaksi sintesis (reaksi pembentukan
suatu materi/zat dari beberapa zat), dan ranalisis (reaksi
penguraian suatu materi/zat menjadi beberapa zat).
Contoh
1. Reaksi fotosintesis, reaksi pembentukan karbon dioksida
(dari karbon dan oksigen), reaksi pembentukan batu-kapur
(dari kalsium, oksigen, dan karbon dioksida).
2. Reaksi penguraian air (menjadi hidrogen dan oksigen),
reaksi penguraian bijih besi (menjadi besi dan oksigen),
reaksi penguraian batu kapur (menjadi kaput tohor dan
karbon dioksida).
Reaksi yang berdasarkan pada bentuk energi yang terlibat,
dikenal:
a. Reaksi eksoterm (reaksi yang disertai pelepasan energi
panas) dan reaksi endoterm (reaksi yang disertai
11
Musbach, Musaddiq, Fisika Modern II. ( Jakarta: Depdikbud,1996).

18 Kimia Dasar
penyerapan energi panas).
b. Reaksi fotosintesis (reaksi pembentukan materi oleh
penyerapan energi cahaya); reaksi fotoanalisis (reaksi
penguraian materi oleh penyerapan energi cahaya);
reaksi kemiluminesen (reaksi kimia yang memancarkan
energi cahaya).
3. Reaksi elektrolisis (reaksi penguraian materi oleh
penyerapan energi listrik); reaksi elektrokimia (reaksi
kimia yang dapat menghasilkan energi listrik).
4. Reaksi nuklir (reaksi kimia yang melibatkan energi radiasi
nuklir).

f. RanGkuman
1. Materi dideinisikan segala sesuatu yang mempunyai
massa, menempati ruang, dan memiliki sifat antara lain
dapat dilihat, dicium, didengar, diraba, atau dapat dirasa.
2. Materi memiliki sifat isis maupun sifat kimia; sifat isis
meliputi wujud, rasa, bau, warna, bentuk, dan beberapa
tetapan isis; dan sifat kimia meliputi kereaktifan
(kemudahan bereaksi; mudah terbakar), rumus kimia,
struktur ikatan. Materi juga memiliki 2 macam sifat lain
yakni sifat intensif (yang tidak bergantung pada jumlah/
ukuran materi), dan sifat ekstensif (yang bergantung pada
jumlah/ukuran materi).
3. Energi dideinisikan sebagai sesuatu yang dapat melakukan
kerja atau usaha. Energi tak dapat diciptakan dan
dimusnahkan; energi dapat berubah dari bentuk energi
yang satu ke bentuk energi lainnya.
4. Materi mencakup 2 golongan besar materi yakni zat
dan campuran. Zat dapat dibedakan sebagai unsur dan
senyawa; sedangkan campuran dapat dibedakan sebagai
campuran heterogen, campuran homogen (larutan), dan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 19


koloid. Istilah lain mengenai campuran adalah sistem
dispersi molekuler (larutan), sistem dispersi halus (koloid),
dan sistem dispersi kasar (suspensi).
5. Materi dapat mengalami perubahan dengan melibatkan
perubahan energi.
6. Perubahan isis merupakan perubahan materi yang hanya
melibatkan perubahan sifat isis materi itu, dan sifat
perubahannya tidak kekal (bersifat sementara).
7. Perubahan kimia merupakan (1) perubahan materi yang
melibatkan perubahan pada sifat kimia (kadang juga sifat
isis) dari materi itu; atau (2) perubahan yang menghasilkan
materi baru bersifat tetap (kekal).
8. Ciri-ciri perubahan kimia atau reaksi kimia adalah (1)
terjadinya perubahan warna, (2) timbulnya gas, dan (3)
terbentuknya gas.
9. Reaksi kimia banyak macamnya, di antaranya reaksi
analisis, reaksi sintesis, reaksi eksoterm, reaksi endoterm,
reaksi fotosintesis, reaksi nuklir, dst.
10. Reksi kimia tidak bertentangan dengan hukum kekekalan
materi dan hukum kekekalanenergi.

G. LATIHAN (SOAL-SOAL)
1. Apakah yang dimaksud materi? Perjelaslah dengan disertai
10 contoh dari lingkungan tempat tinggal Sdr.!
2. Ada berapa jenis energi berdasar sifatnya?
3. Energi apa yang terkandung di dalam kayu yang terletak
di atas meja?
4. Apa beda unsur dan senyawa?
5. Kelompokkanlah deretan materi berikut mana yang
tergolong unsur dan senyawa.

20 Kimia Dasar
-air-air-hujan-logambesi-kuningan-tanah liat-logam emas-
oksigen-gula-
6. Sebutkanlah ada berapa macam campuran yang Sdr ketahui?
7. Apakah beda antara larutan dan suspensi?
8. Jika Sdr menemui deretan materi seperti di bawah ini,
maka kelompokkanlah mana yang tergolong campuran
dan mana zat.
–gula-air gula-air mata-aluminium-air raksa-pasta gigi-
tanah-
9. Air dalam botol tertetesi 4-5 tetes minyak kelapa. Apa
pendapat Sdr mengenai campuran yng terjadi?
10. Ambil sebatang tusuk sate, lalu bakarlah. Amati segera
apa yang terjadi dengan menyebutkan semua hasil
penginderaan Sdr dihubungkan dengan materi dan
energi.
11. Apa yang dimaksud dengan perubahan isis dan perubahan
kimia?
12. Berikanlah masing-masing 1 contoh perubahan isis yang
disebabkan oleh bentuk energi berikut.
a. energi panas
b. energi listrik
c. energi translasi
d. energi cahaya
13. Sebutkan perbedaan antara perubahan isis dan perubahan
kimia!
14. Sebutkan tanda atau ciri yang menunjukkan bahwa materi
berikut ini telah mengalami perubahan kimia!
a. besi
b. kertas
Dwi Wahyudiati, M.Pd 21
c. daun
d. makanan
15. Berikanlah 1 contoh materi di sekitar kehidupan yang
dapat mengalami reaksi kimia dikarenakan oleh:
a. pemanasan
b. pembakaran
c. benturan/gon
d. penyinaran
16. Nyalakan sebatang lilin pada tempat yang bebas tiupan
angin. Setelah 5 menit amati dan catat apa yang terjadi
pada materi tersebut.

22 Kimia Dasar
bab II
PemISaHan Dan Pembuatan
CamPuRan

a. CaRa PemISaHan komPonen CamPuRan


Pemahaman atas sifat materi dapat memudahkan
manusia dalam memperlakukan materi itu sesuai dengan
kebutuhan hidupnya. Manusia dapat memisahkan logam dari
campurannya; air lumpur dapat dijernihkan; garam dapat
dipisahkan dari air laut; minyak bumi dapat dipecah menjadi
berbagai minyak bakar; dan banyak lagi. Ada 7 cara pemisahan
komponen campuran menjadi komponen penyusun-
penyusunnya yaitu12:

1. Pemisahan Berdasar Ukuran Partikel


Teknik ini diterapkan bergantung pada sifat campuran.
Saringan dapat berupa ayakan atau kertas saring dengan
ukuran pori-pori saringan yang dikehendaki. Butiran padatan
dapat dipisahkan dari butiran lebih besar dapat menggunakan
ayakan dengan ukuran pori-pori yang dikehendaki. Air lumpur
atau air keruh dapat disaring menggunakan kertas saring-
halus.
Huheey, J. E., Inorganic Chemistry Principles of Structure and Reactivity,
12

Second Edition, (New York, Harper International Edition, 1978).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 23


Gambar 2.1 Teknik Pemisahan Komponen Padatan-Cairan: [a]
Saringan Biasa dengan kertas saring, dan [b] Saringan Buchner
dengan penghisap.

2. Pemisahan Berdasarkan Perbedaan Fasa


Campuran antar dua zat ada yang menghasilkan campuran
homogen (larutan) atau campuran heterogen (atau campuran
2 fasa). Contoh campuran 2 fasa antar 2 zat cair umpamanya
adalah campuran antar minyak tanah dan air. Jenis campuran
2 fasa cair ini dapat dipisahkan dengan menggunakan alat yang
namanya corong pisah.

Gambar 2.2 Teknik Pemisahan Komponen dari Campuran dua fasa


dengan menggunakan corong pisah.

24 Kimia Dasar
3. Pemisahan Berdasar Perbedaan Titik Didih
Distilasiatau penyulingan merupakan proses pemisahan
komponen berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen
cairnya yang membentuk campuran. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah (atau yang mudah menguap), maka uap
yang terbentuk dialirkan untuk diembunkan dan ditampung
pada tempat khusus. Air yang diperoleh dari hasil penyulingan
dikenal sebagai akuades (berasal kata “aquadestilata”). Teknik
distilasi juga diterapkan pada pemisahan komponen dari
minyak bumi dengan cara distilasibertingkat.

Gambar 2.3. Contoh Rangkaian Peralatan Distilasi. [a] Teknik


Distilasi Biasa, dan [b] Teknik Distilasi bertingkat

4. Pemisahan Berdasar Kristalisasi


Kristalisasi diterapkan berdasarkan kelarutan zat.
Kemampuan melarut suatu zat dalam sejumlah pelarut adalah
tertentu dan berbeda-beda; maka dengan mengurangi jumlah
pelarutnya, sebagian dari zat yang terlarut akan muncul
berupa bangunan padat yang disebut kristal. Pengurangan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 25


pelarut dapat dilakukan dengan cara menguapkan pelarutnya
secara perlahan atau dibantu melalui pemanasan. Kristal yang
terbentuk dapat dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan,
dan kristalnya lalu dikeringkan.

Gambar 2.4 Teknik Kristalisasi [a], dan Teknik Sublimasi [b]

Dikenal pula teknik sublimasi terhadap kristal yang mudah


menguap seperti iodium, dan kapur barus (kamper). Kristal
tak murni dipanaskan perlahan, dan uapnya akan menyublim
pada dasar bejana yang dingin, dan padatan ini lalu dipisahkan.
Padatan/kristal yang diperoleh disebut sublimat.Di samping
itu dikenal pula beberapa teknik pemisahan materi dari
campurannya seperti kromatograi, osmosis, elektroforesis,
sentrifuser.

5. Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi didasarkan
pada perbedaan kelarutan komponen dalam pelarut yang
berbeda. Campuran dua komponen(misal A dan B) dimasukkan
dalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat
bercampur, seperti air dan minyak. Semuanya dimasukkan ke
dalam corong pisah dan dikocok agar bercampur sempurna
dan kemudian didiemkan sampai pelarut X dan Y memisah

26 Kimia Dasar
kembali. Kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut X dan Y,
tetapi perbandingannya tidak sama.
Misalkan A lebih banyak larut dalam X, sedangkan B lebih
banyak larut di Y. Akhirnya A dan B telah terpisah walaupun
tidak sempurna. Kedua pelarut dipisahkan menggunakan
corong pisah.Jumlah B dalam pelarut X dapat dikurangi
dengan cara diatas, yaitu menambahkan pelarut Y sehingga
B tertarik lebih banyak ke Y. Demikian juga untuk menarik A
dari pelaruy Y, dengan menambahkan pelarut X.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:
a. Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari
bahan yang wangi.
b. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi
solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum
digunakan dalam skala laboratorium maupun skala
industri.
c. Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan
untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks
padatan ke dalam cairan.
6. Kromatograi
Kromatograi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan
fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul)
yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase
gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan
cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul
dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut
dapat dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat
dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Beberapa alat-alat

Dwi Wahyudiati, M.Pd 27


analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk
analisis secara on-line (on-line analysis) seperti: penggabungan
kromatograi gas (gas chromatography) dan kromatograi cair
(liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan
LC-MS), Fourier-transform infrared spectroscopy (GC-FTIR), dan
diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS).
Berdasarkan jenis eluen atau fase gerak dan absorbennya
atau fase diamnya, kromatograi dapat dibagi ke dalam empat
cara, yaitu kromatograi kolom, kertas, lempeng tipis, dan
gas.
Kromatograi Kolom adalah kromatograi yang fase diamnya
dimasukkan ke dalam kolom atau tabung (pipa) kaca .

Gambar 2.5 Kromatograi Kolom

Kromatograi Kertas adalah jenis kromatograi yang


menggunakan kertas sebagai absorben (fase diam) dan zat cair
sebagai eluennya (fase gerak). Campuran komponen diteteskan
pada kertas (kertas kromatograi) dengan pipet kecil, misalkan
pada dua titik P dan Q. Kemudian kertas dicelupkan hati-hati
sampai garis yang telah dibuat sebelumnya, sehingga titik P
dan Q tidak terbenam. Kertas digantungkan supaya stabil

28 Kimia Dasar
dan dibiarkan agar eluen naik perlahan sambil membawa
komponen yang terdapat pada P dan Q.

Gambar 2.6 Kromatograi Kertas

Kromatograi lempeng tipis (KLT) menggunakan lempeng


tipis (seperti lempeng kaca atau logam yang dilumuri padatan
sebagai adsorben. Caranya dengan mencelupkan lempengan
kedalam bubur adsorben dan dikeringkan. Setelah itu lempeng
ditetesi campuran akan dipisahkan.

Gambar 2.7 Kromatograi Lapis Tipis

Kromatograi Gas adalah kromatograi yang menggunakan


gas sebagai eluennya, sedangkan komponen di dalam alat
akan diubah jadi gas dan mengalir bersama eluen. Kecepatan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 29


mengalir komponen akan berbeda dan akan mengakibatkan
terpisahnya komponen yang satu dengan yang lain.

Gambar 2.8 Kromatograi Gas


7. Elektroforesis
Proses ini menggunakan aliran listrik berdasarkan kutub
positif dan negative. Elektroforesis merupakan pergerakan
zat bermuatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik.
Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting
dan sangat sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi
molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatograi:
memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan
sifatnya. Dalam elektroforesis gel, pemisahan dilakukan
terhadap campuran bahan dengan muatan listrik yang berbeda-
beda (menggunakan prinsip dalam elektroforesis.

b. Pembuatan LaRutan
Pekerjaan di laboratorium, adakalanya bertujuan untuk
memisahkan komponen dari campurannya, dan ada pula
bertujuan untuk memperoleh campuran tertentu dengan
pencampuran beberapa komponen. Tujuan yang terakhir
ini biasanya untuk memperoleh macam campuran berupa
larutan, terutama larutan padat-cair dan larutan cair-cair. Zat
yang berperan sebagai pelarut disebut zat pelarut (solven),

30 Kimia Dasar
dan zat yang melarut disebut zat terlarut (solute)13. Biasanya
pada sistem cair-cair, zat dalam larutan yang berada dalam
jumlah terbesar berfungsi sebagai pelarut, sedangkan zat-zat
lainnya sebagai zat terlarut. Reaksi-reaksi kimia banyak yang
berlangsung dalam sistem larutan, terutama dalam pelarut
air.

1. Pelarutan
Melarut merupakan suatu proses masuk dan menyebarnya
partikel-partikel zat terlarut ke dalam pelarut. Dengan demikian
proses pelarutan atau pembentukan larutan membutuhkan
waktu. Dapatkah proses pelarutan dipercepat? Atau adakah
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelarutan?
Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan melakukan
serangkaian percobaan di laboratorium atau di rumah seperti
berikut.
a. Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air
kemudian masing-masing dimasukkan 10 g butiran gula
pasir. Gelas 1 tanpa pengadukan dan gelas 2 dibantu
dengan pengadukan. Amati apa yang terjadi.
b. Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air.
Gelas 1 dimasukkan dimasukkan 10 g butiran gula pasir,
dan gelas 2 dimasukkan 10 g serbuk halus gula pasir. Biarkan
dan tunggu (amati) apa yang terjadi.
c. Siapkan 3 kertas yang berisi 10 g butiran gula pasir. Isi gelas 1
dengan 100 mL air dingin (beri tanda batas); gelas 2 dengan air
panas (sampai tanda batas), dan gelas 3 dengan air mendidih
(sampai tanda batas). Ukur suhu pelarut dan kemudian
masukkan ketiga gula setakaran di atas ke dalam ketiga gelas.
Biarkan melarut dan tunggu (amati) apa yang terjadi.

13
Saito, Taro, Kimia Anorganik(Diterjemahkan oleh Ismunandar).
(Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo, 1996).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 31


Dari percobaan ini dapat disimpulkan mengenai faktor-
faktor apa yang mempengaruhi proses pelarutan.

2. Membuat Larutan
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan, maka
agar larutan dapat diperoleh dengan waktu lebih cepat, dan
terutama lebih aman, diperlukan beberapa tindakan awal
seperti berikut, antara lain:
a. Perkecil dulu butiran padatan (dalam lumpang), baru
kemudian dipindahkan untuk dilarutkan sedikit demi
sedikit ke dalam gelas kimia berisi sejumlah pelarutnya,
sambil diaduk perlahan. Setelah selesai pindahkan ke
dalam botol kemasannya yang telah diberi etiket.
b. Jika zat terlarutnya berupa asam-asam pekat, maka asam
pekat dialirkan melalui batang pengaduk ke dalam gelas
kimia berisi sejumlah pelarut. Setelah selesai pindahkan ke
dalam botol kemasannya yang telah diberi etiket.

Gambar 2.9 Pembuatan larutan


3. Konsentrasi/Kadar Larutan
Kadar larutan atau konsentrasi larutan merupakan
banyaknya zat terlarut dalam sejumlah volum pelarut. Hasil
larutan yang dibuat dapat dinyatakan dalam etiket, sebagai
contoh: 50 g glukosa/100 mL air atau Larutan Glukosa (50
g/100 mL air).
32 Kimia Dasar
Sering dalam pekerjaan laboratorium pada penyiapan
pereaksi untuk keperluan percobaan dibutuhkan larutan
dengan kadar tertentu. Banyak macam kadar yang diterapkan,
beberapa diantanya adalah: Zat dapat berada dalam keadaan
murni; dapat bersama dengan zat lain berupa campuran; atau
terlarut dalam pelarut seperti air. Untuk menyatakan jumlah
atau banyaknya zat itu dalam campuran atau larutannya sering
digunakan satuan kadar atau satuan konsentrasi.
Satuan kadar biasanya diterapkan untuk menunjukkan
tingkat kemurnian atau kandungan suatu zat dalam
campurannya, misalnya NaCl 100% (murni); NaCl 95%
(mengandung 5% zat asing atau pengotor).
Satuan konsentrasi menunjukkan banyak zat yang berada/
melarut dalam sejumlah tertentu campuran/larutannya. Bergantung
pada satuan yang diterapkan sebagai ukuran dari zat terlarut dan
pelarut maka dikenal berbagai satuan konsentrasi larutan.
Dari batasan tersebut, ‘kadar’ dan ‘konsentrasi’ memiliki
beberapa persamaan hanya satuan konsentrasi sering
diterapkan untuk zat yang berada dalam campuran homogen
atau dalam sistem larutan.
a. Karat
Istilah karat sering dijumpai di sekitar kehidupan namun
memiliki beberapa pengertian, antara lain:
1) Satuan berat untuk batu permata dimana 1 karat
setara dengan 200mg.Contoh: batu permata 250 karat
berarti batu permata ini beratnya 50 g.
2) Satuan kadar yang biasanya digunakan untuk
menunjukkan kemurnian emas dimana 1 karat setara
dengan kandungan 1/24 bagian emas murni dalam
campurannya.Contoh: perhiasan emas 22 karat berarti
perhiasan itu terbuat dari 22 bagian emas murni dan 2
bagian logam pencampur.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 33


b. Persen; %
Satuan ini dapat diterapkan untuk campuran maupun
larutan. Ada tiga tipe satuan, yaitu persen-massa, %(b/b);
persen-volum, %(v/v); dan persen massa-volum, %(b/v).
Penerapan ketiga macam kadar di atas bergantung pada
keberadaan sifat campuran zat. Perhatikan ketiga contoh
keberadaan sifat campuran berikut ini.

Gambar 2.10 Komposisi dan satuan komponen dalam campuran.


[a] Komponen campuran hanya dalam satuan massa; [b] Komponen
campuran hanya dalam satuan volum; dan [c] Komponen campuran
hanya dalam satuan massa dan satuan volum.
1) Persen Massa, %(b/b)
Persen-massa komponen A, atau %(b/b) A dideinisikan
sebagai berat A (dalam g) komponen A dalam dalam 100
gram total berat komponen. Dari deinisi ini dapat dinyatakan
sebagai:

%(b/b) A

Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan


kadar dari sifat campuran seperti dicontohkan oleh Gbr 2.10 a.
Kadar besi adalah,

34 Kimia Dasar
Disebut: besi 90%.
Contoh lain: Ditimbang 10 g gula, dan diukur 90 mL air
(beratnya 90 g karena massa jenis air adalah 1). Larutan yang
diperoleh, kadarnya adalah Larutan Gula 10%(b/b), biasa
hanya ditulis sebagai Larutan Gula 10%.
2) Persen Volum; %(v/v)
Persen-volum komponen A, atau %(v/v) A dideinisikan
sebagai volum zat A (dalam mL) dalam 100 mL total volum
komponen. Dari deinisi ini dapat dinyatakan sebagai:

%(v/v) A =

Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan


kadar dari sifat campuran seperti dicontohkan oleh Gambar
2.10 b. Kadar alkohol adalah,

(v/v)

Disebut: alkohol 80%.


Contoh lain: Diukur 10 mL alkohol, dan diukur 90 mL air,
lalu keduanya dicampurkan. Larutan yang diperoleh, kadarnya
adalah larutan alkohol 10%(v/v), biasa dapat ditulis sebagai
Larutan Alkohol 10%(v/v).
3) Persen massa/volum; %(b/v)
Persen berat-volum komponen A, atau %(b/v) A
dideinisikan sebagai berat A (dalam g) dalam 100 mL total
volum komponen. Dari deinisi ini dapat dinyatakan sebagai:
Dwi Wahyudiati, M.Pd 35
%(b/v) A =

Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan


kadar dari sifat campuran seperti dicontohkan oleh Gbr 2.10 c.
Kadar larutan NaCl adalah,
Kadar larutan NaCl = (b/v)
Disebut: larutan NaCl 10%(b/v).
Contoh lain: Ditimbang 10 g gula, dan gunakan gelas ukur
100 mL lalu isi pelarut air setinggi 90 mL. Larutkan gula ke
dalam gelas ukur, setelah larut tambahi pelarut air sampai
tanda batas 100 mL. Larutan yang diperoleh, kadarnya adalah
Larutan Gula 10%(b/v).
4) Ppm
Satuan kadar ini umumnya diterapkan terhadap kandungan
zat yang jumlahnya sangat kecil dalam campurannya. Misalnya
kadar logam mineral dalam air, kadar gas dalam udara, dan
untuk kadar larutan yang sangat encer. 1 ppm dideinisikan
sebagai 1 bagian zat itu per 1 juta bagian campuran.

Keterangan: ppm singkatan dari part per million atau


bagian per juta (bpj)
Larutan dengan konsentrasi 1 bpj, berarti mengandung 1
gram zat terlarut dalam tiap 1 juta (106) gram larutan atau 1
miligram zat terlarut dalam tiap 1 kg larutan

36 Kimia Dasar
Contoh soal :
1. Konsentrasi maksimum yang diizinkan arsen di dalam air
minum adalah 0,05 bpj, berarti di dalam 1 liter air minum,
maksimal terdapat 0,05 miligram arsen.
2. Udara mengandung gas karbon dioksida, CO2 sebesar
0,032%. Berapakah kadar gas CO2 jika dinyatakan dalam
satuan ppm?

Jawab:

Jadi kadar CO2 dalam udara sebesar 320 ppm.


Contoh soal lain :
• Kadar besi dalam air minum dari PDAM adalah 15 ppm.
Berapakah banyaknya besi (dalam g) dalam setiap liter air
minum jika massa jenis air minum = 1?
Jawab:
Massa jenis air minum = 1; 1 kg setata dengan 1 L air minum.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 37


Jadi untuk setiap liter air minum mengandung 1,5 x 10-2 g besi
atau 0,015 g besi.
Catatan:
Udara merupakan larutan yang terdiri dari gas nitrogen,
gas oksigen, dan gas-gas lain. Gas nitrogen berfungsi sebagai
pelarut sementara gas oksigen dan gas lainnya sebagai zat
terlarut.Dalam perunggu, tembaga sebagai pelarut sedangkan
seng sebagai zat terlarut. (Medali perunggu terbuat dari 84%
tembaga dan 16% seng.)
5) Molaritas (M)
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan
kosentrasi larutan,selain molalitas, normalitas maupun fraksi
mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut
dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengannotasi
M dan satuannya adalah mol/liter14. Rumus yang digunakan
untuk mencari molaritas larutan adalah:
M = n/V
Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan
gram dan volu-menya dalam mililiter, maka molaritasnya
dapat dihitung dengan rumus :

dengan:
M = molaritas (mol/Liter atau mmol/mL)
g = massa zat terlarut (gram)
Ar = massa atom relatif
Mr = massa moleku
mL = volume dalam mililiter
14
James E. Brady, Kimia Universitas, (Jakarta: Erlangga, 2000).

38 Kimia Dasar
Contoh:
1. Tentukan molaritas 0,2 mol HCl dalam 1 liter larutan!
Dik
n = 0,2 mol
V = 1 liter
M = n/V = 0,2 mol/1 liter = 0,2 M
2. Tentukan molaritas larutan yang dibuat dari 2 gram NaOH
yang dilarutkan ke dalam air sampai volumenya menjadi
500 mL!
Jawab
Dik
massa NaOH = 2 g
V = 500 mL = 0,5 L
Mol = g/Mr
Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H
= 23 + 16 + 1 = 40
Mol = 2 /40 = 0,05
M = mol/Liter = 0,05/0,5 = 0,1 M
Atau

= 0,1 M

6) Hubungan antara Molaritas dengan Kadar Larutan


Di laboratorium ditemui banyak zat kimia yang berwujud
larutan dengan satuan kadar kepekatan (%) tertentu, sehingga
Dwi Wahyudiati, M.Pd 39
untuk memanfaatkan dalamkegiatan praktikum harus ditentukan
untuk diencerkan sesuai dengan molaritasyang dikehendaki. Untuk
itu harus ditentukan terlebih dahulu molaritasnyadengan
mengubah satuan kadar kepekatan (%) dengan molaritas.

M=
10 x d x % massa
M
r

M = molaritas (mol/L)
D = berat jenis (g/mL)
Mr = massa molekul relatif

Contoh:
Tentukan molaritas dari asam sulfat pekat yang mengandung
96% H2SO4 dan massa jenis 1,8 kg L–1! (diketahui Ar H = 1,
S = 32, dan O = 16)
Jawab:
Dik:
% massa= 96%
d = 1,8 g/ml
Mr = 98

7) Pengenceran Larutan
Seringkali di laboratorium, larutan yang tersedia
mempunyai molaritastidak sesuai dengan yang kita kehendaki. Jika
larutan yang tersedia mempunyaimolaritas yang lebih besar dari yang
kita butuhkan, maka kita harus melakukanpengenceran. Pengenceran
menyebabkan volume dan molaritas larutan berubah,tetapi jumlah mol
zat terlarut tidak berubah.Rumus yang digunakan adalah:

40 Kimia Dasar
V1 x M1 = V2 x M2
Dan kita sepakati bahwa:
V1 = volumelarutan pekat yang akan diencerkan
M1 = molaritas larutan pekat
V2 = volume larutan yang akan kita buat
M2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat
Contoh
Tentukan molaritas larutan yang terjadi, jika 50 mL larutan
H2SO4 2 M ditambahdengan 150 mL air!
Jawab:
Dik:
V1 = 50 mL
M1 = 2 M
V2 = V1 + 150 mL = 50 mL + 150 mL = 200 mL
M2 = ......?

V1 x M1 = V2 x M2
M2 = (V1 x M1) / V2
M2 = (50 x 2) / 200 = 0,5 M

Konsentrasi Campuran
Jika dua atau lebih larutan sejenis yang konsentrasinya
berbeda dicampurkan, maka konsentrasi campuran dapat
ditentukan dengan:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 41


Diketahui bahwa
Mol = Molaritas x Volume
Maka,

Contoh:
100 ml larutan 0,1 M HCl dicampur dengan 150 ml larutan
0,2M HCl. Berapa molaritas campuran tersebut?
Jawab:

8) Kemolalan (m)
Kemolalan menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam
1 kg zat pelarut.

g = berat zat terlarut dalam gram


p = berat pelarut dalam gram

42 Kimia Dasar
Contoh
Tentukan molalitas dari 3 gram urea (CO(NH2)2), Mr = 60
yang dilarutkan dalam 500 ml air!
Jawab

9) FraksiMol (X)
Fraksi mol menunjukkan perbandingan jumlah mol zat
terlarut terhadap jumlah mol larutan.

X terlarut + X pelarut = 1

Contoh
Jika di dalam 414 gram air ter larut 73 gram HCl, berapa
fraksi mol HCl dalam Air? (Mr HCl = 36,5 dan H2O = 18)
Jawab
Mol HCl = 73/36,5 = 2 mol
Mol H2O = 414/18 = 23 mol

Dwi Wahyudiati, M.Pd 43


10) Normalitas
N = gr ek/ Liter
Grek= Mol X Jml H+ atau OH-

C. RanGkuman
Pemahaman atas sifat materi dapat memudahkan
manusia dalam memperlakukan materi itu sesuai dengan
kebutuhan hidupnya. Manusia dapat memisahkan logam dari
campurannya; air lumpur dapat dijernihkan; garam dapat
dipisahkan dari air laut; minyak bumi dapat dipecah menjadi
berbagai minyak bakar; dan banyak lagi. Ada 7 cara pemisahan
komponen campuran menjadi komponen penyusun-
penyusunnya yaituPemisahan Berdasar Ukuran PartikeL,
Pemisahan Berdasarkan Perbedaan Fasa, Pemisahan Berdasar
Perbedaan Titik Didih, Pemisahan Berdasar Kristalisasi,
Ekstraksi, Kromatograi, dan Elektroforesis.Pekerjaan di
laboratorium, adakalanya bertujuan untuk memisahkan
komponen dari campurannya, dan ada pula bertujuan untuk
memperoleh campuran tertentu dengan pencampuran
beberapa komponen. Tujuan yang terakhir ini biasanya untuk
memperoleh macam campuran berupa larutan, terutama
larutan padat-cair dan larutan cair-cair. Zat yang berperan
sebagai pelarut disebut zat pelarut (solven), dan zat yang
melarut disebut zat terlarut (solute)15. Biasanya pada sistem
15
Saito, Taro, Kimia Anorganik(Diterjemahkan oleh Ismunandar).

44 Kimia Dasar
cair-cair, zat dalam larutan yang berada dalam jumlah terbesar
berfungsi sebagai pelarut, sedangkan zat-zat lainnya sebagai
zat terlarut. Reaksi-reaksi kimia banyak yang berlangsung
dalam sistem larutan, terutama dalam pelarut air.

D. LatIHan
1. Glukosa di pasaran memiliki kemurnian 95%. Hitunglah
berapa g zat asing (pengotor) untuk setiap 1 kg glukosa
95%. ( Jawab: 50 g.)
2. Udara merupakan campuran dari gas nitrogen (79%),
gas oksigen (20%), dan gas-gas lainnya (1%). Sebutkan
mana zat yang bertindak sebagai pelarut, dan mana yang
berindak sebagai zat terlarutnya?
3. Lima mL alkohol 95% dituangkan ke dalam 100 mL
akuades. Berapa kadar alkohol yang diperoleh? ( Jawab:
alkohol 4,5%.)
4. Di laboratorium tersedia alkohol 95%(v/v) dengan massa-
jenis 0,8. Hitunglah berapa mL alkohol 95% yang harus
diukur untuk memperoleh 20 g alkohol 95%? Diketahui:
5. Seseorang yang akan melangsungkan percobaan
membutuhkan 100 mL larutan iodium dalam larutan
alkohol. Orang itu mencampurkan 1 g kristal iodium ke
dalam 50 mL alkohol 25%(v/v).
6. Nyatakan kadar larutan iodium tersebut dalam %(b/v).
Anggap padatan iodium tidak mengubah volum
campuran.
7. Nyatakan kadar larutan iodium tersebut dalam %(b/b).
Anggap massa-jenis dari air adalah 1, dan alkohol adalah
0,8.
(Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo, 1996).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 45


8. Hitunglah besarnya molaritas larutan NaOH yang dibuat
dengan melarutkan 16 gramNaOH (Ar Na = 23 dan O =
16) dalam 250 mL air!
9. Hitunglah besarnya K2Cr2O7 yang harus ditimbang untuk
membuat 500 mL larutan K2Cr2O7 0,05 M (Ar K = 39, Cr =
52, dan O = 16)!
10. Hitunglah volume (mL) yang diperlukan untuk melarutkan
0,53 gram Na2CO3 untuk membuat larutan Na2CO3 0,01M
(Ar Na = 23, C = 12, O = 16)!
11. Hitunglah besarnya molaritas larutan asam nitrat yang
mengandung 63% HNO3 massa jenisnya 1,8 kg L–1 (Ar H
= 1, N = 14, O = 16)!
12. Berapakah molaritas H2SO4 1,0 M yang dibutuhkan untuk
membuat 250 mL larutanH2SO4 0,1 M?
13. Berapakah volume air yang ditambahkan pada 25 mL
larutan HCl 2 M, untuk membuatlarutan HCl 0,5 M ?
14. Berapakah volume larutan HCl 0,2 M yang dibuat dari
5,88 mL larutan HCl berkadar36,5% dan massa jenis 1,7
kg L–1( Ar H = 1 dan Cl = 35,5).
15. Berapa volume air yang harus ditambahkan pada 50 mL
larutan HNO3 2 M untukmembuat larutan HNO3 0,5 M?
16. Sebutkanlah berbagai teknik pemisahan komponen dari
campurannya!
17. Di lab Sdr ada zat padat yang terkena sedikit air hingga
zat menjadi basah. Beri saran bagaimana caranya untuk
memperoleh kembali zat padat yang bebas air.
18. Seseorang membuat larutan gula dengan melarutkan
gula ke dalam pelarut air. Namun larutan yang diperoleh
ada partikel-partikel yang mengambang. Coba sarankan
bagaimana cara membebaskan kotoran-kotoran tersebut.
19. Suatu larutan 40% massa NaNO3 mempunyai kerapatan
46 Kimia Dasar
1,36 gram/ml. Hitunglah fraksi mol, kemolalan, dan
kemolaran dari NaNO3 (Mr = 85)

Dwi Wahyudiati, M.Pd 47


bab III
StoIkIometRI

a. HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA

1. Hukum Kekekalan Massa


Pada tahun 1774, Lavoiser memanaskan timah dengan
oksigen dalam ruang tertutup. Dengan menimbang secara
teliti, ia berhasil membuktikan bahwa dalam reaksi itu tidak
terjadi perubahan massa. Ia mengemukakan pernyataan
yang disebut hukum kekekalan massa, yang berbunyi “pada
reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil
reaksi” dengan kata lain “Materi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan”16
Contoh:
hidrogen + oksigen à hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)
Pada mulanya para ahli meyakini kebenaran hukum ini
karena berdasarkan percobaan. Akan tetapi timbul masalah
pada reaksi eksotermik dan reaksi endotermik, karena menurut
Albert Einstein massa setara dengan energi, yang dinyatakan
dengan persamaan :

16
Widi Prasetiawan, Kimia Dasar 1,( Jakarta: Cerdas Pustaka, 2009).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 49


2
E = mc
Dengan E = energi ( J), m = massa materi (g), dan c =
kecepatan cahaya (Artinya timbulnya energi dalam suatu
peristiwa mengakibatkan hilangnya sejumlah massa.
Sebaliknya, terserapnya energi disertai terciptanya massa.
Namun demikian, perhitungan menunjukkan bahwa
perubahan dalam reaksi sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Misalnya, reaksi 2 g hidrogen dengan 16 g oksigen menjadi
air melepaskan energi setara dengan 10-9 g massa. Jadi, hukum
kekekalan massa masih tetap berlaku.

2. Hukum perbandingan tetap


Proust (1754-1826)17, mencoba menggabungkan hidrogen
dan oksigen untuk membentuk air.Hasil Eksperimen Proust
seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Data hasil percobaan
Massa Massa Massa air yang Sisa hidrogen
hidrogen yang oksigen yang terbentuk (g) atau oksigen
direaksikan (g) direaksikan (g) (g)
1 8 9 -
2 8 9 1 g hidrogen
1 9 9 1 g oksigen
2 16 18 -

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen


bereaksi dengan 8 gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal
ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen
yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang
tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk.
Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan

17
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga, 2004).

50 Kimia Dasar
teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan
Tetap, yang berbunyi “Perbandingan massa unsur-unsur penyusun
suatu senyawa selalu tetap”18.
Contoh:
Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram
oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1
: 8. Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang
dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan hidrogen dan
oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x
8 gram oksigen yaitu 32 gram. Untuk kasus ini oksigen yang
dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa
sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan
menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram
hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram. Oksigen
bersisa = 8 gram.
Contoh. Hasil pemeriksaan garam dari Madura dan Lombok
menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data hasil percobaan
Massa garam Massa natrium Massa klor
Madura 0,2925 g 0,1150 g 0,1775 g
Lombok 1,7750 g 0,6900 1,0650 g

Tunjukkan bahwa garam mempunyai perbandingan unsur


yang tetap!
Jawab

18
Sunjaya Akhmad, Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya, 1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 51


Garam madura : % natrium =

% klor =

Garam Lombok: % natrium =

% klor =

3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)


Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam
senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing
menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk
suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa
senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. MIsalnya,
belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan
SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa
H2O dan H2O2.
Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut
pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan.
Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan
Berganda yang bunyinya “Bila dua unsur dapat membentuk lebih
dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap
(sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-
senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”19.

19
Widi Prasetiawan, Kimia Dasar I, ( Jakarta: Cerdas Pustaka,2009).

52 Kimia Dasar
Contoh: Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-
senyawa N2O,NO, N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Data percobaan .
Massa Massa
Senyawa Perbandingan
Nitrogen (g) Oksigen (g)
N 2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N 2 O3 28 48 7 : 12
N 2 O4 28 64 7 : 16
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat
tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka perbandingan massa
oksigen dalam: N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau.1
: 2 : 3 ..: 4.

4. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lusssac)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas
Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air.
Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi
tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.
Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis
Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume
gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan
berbagai macam gas. Menurut Gay Lussac 2 volume gas
Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk
2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi
sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1
volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.
Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume,
Anda perhatikan, data hasil percobaan berkenaan dengan
volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
Data hasil percobaan adalah sebagai berikut:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 53


Tabel 3.4 Data percobaan Gaylussac
No Volume gas yang bereaksi Hasil Reaksi Perban-
dingan
Volume
1 Hidrogen + Oksigen Uap air 2:1:2
1L + 0,5 L 1L
2 Nitrogen + Hidrogen Amonia 1:3:2
2L + 6L 4L
3 Hidrogen + Klor Hidrogen Klorida 1:1:2
1L + 1L 2L
4 Etilena + Hidrogen Etana 1:1:1
1L + 1L 1L

Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas,


perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi,
ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan
tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau
dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa“ Pada suhu dan
tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat “20.

5. Simbol Atom
Untuk memudahkan dalam penulisan unsur-unsur kimia,
maka Pada tahun 1814, Johs Berzelius (1779-1884) seorang ahli
kimia yang berasal dari Swedia, telah menciptakan symbol
Atom, yang sampai sekarang masih tetap dipakai. Cara
penulisannya, adalah sebagai berikut : Simbol Atom diambil
dari huruf pertama dari nama unsur itu (dalam bahasa latin)
dan ditulis dengan huruf besar. Bila huruf pertama dari
beberapa unsur itu sama, maka symbol atom akan diikuti oleh
huruf keduanya dan ditulis dengan huruf kecil. Bila huruf

Chang, Raymond, Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. ( Jakarta:


20

Erlangga, 2004).

54 Kimia Dasar
pertama dan kedua juga sama maka symbol atom akan diikuti
oleh huruf ketiganya (ditulis dalam huruf kecil). Dan begitu
seterusnya.

Contoh:
Carbon (C)
Calcium ( Ca )
Cadmium ( Cd )
Boron (B)
Barium ( Ba )
Bismuth ( Bi )
Tapi ada beberapa pengecualian yang perlu diketahui
yakni sodium, potassium dan Tungsten, symbol symbolnya
diambil dari bahasa Jerman yakni Natrium (Na), kalium (K)
dan Wolfram (W).
Tabel 3.5 Nama dan Simbol Unsur-Unsur Kimia Yang Sering
Digunakan Dalam Ilmu Kimia.
NAMA SIMBOL N A M A SIMBOL
Aluminium Al Mangan Mn
Stibium Sb Hydrarygrum (Air Hg
(Antinomium) Raksa)
Argon Ar Neon Ne
Arsenicum (Arsen) As Nickel (Nikel) Ni
Berillium Be Oksigen O
Barium Ba Nitrogen N
NAMA SIMBOL NAMA SIMBOL
Bismuth Bi Palladium Pd

Dwi Wahyudiati, M.Pd 55


Boron B Phospor P
Bromine Br Platinum (Platina) Pt
Cadminum Cd Kalium K
Calcium (Kalsium) Ca Radium Ra
Chlorine Cl Radon Rn
Chromium (Krom) Cr Rubidium Rb
Cobalt (Kobalt) Co Selenium Se
Cuprum (Tembaga) Cu Silicon (Silikon) Si
Flourine F Argentum (Perak) Ag
Germanium Ge Natrium Na
Aurm (Emas) Au Strontium Sr
Helium He Sulfur (Belerang) S
Hydrogen (Hidrogen) H Stannum (Timah Sn
Putih)
Iodine I Titanium Ti
Ferrum (Besi) Fe Wolfram W
Kripton Kr Uranium U
Plumbum (Timah Pb Vanadium V
Hitam)
Lithium (Litium) Li Xenon Xe
Magnesium Mg Zincum (Seng) Zn
Carbon (Karbon) C

6. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif


Dalam struktur atom, Anda telah mempelajari bahwa atom,
sangatlah kecil, oleh karena itu tak mungkin kita menimbang
atom dengan menggunakan neraca.Berdasarkan perhitungan
para ahli, satu atom Hidrogen memiliki massa 1,67 x 10 -27 Kg.

56 Kimia Dasar
Untuk membandingkan massa atom yang berbeda-beda,
para ahli menggunakan skala massa atom relatif dengan
lambang “ Ar “Para ahli juga menggunakan isotop karbon
C-12, sebagai standar dengan massa atom relatif sebesar 1221.
Contohnya :Massa atom rata-rata Oksigen 1,33 kali lebih
besar dari pada massa atom karbon - 12.
Maka :Ar O = 1,33 x Ar C-12
= 1,33 x 12 = 15,96
Dengan ditetapkannya massa atom relatif karbon – 12
sebesar 12,000 , maka satuan massa atom relatif adalah :
Massa atom relatif suatu unsur menunjukkan berapa kali
lebih besar massa atom unsur itu dibandingkan terhadap

atau

Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa


molekul (Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan
massa molekul unsur atau senyawa terhadap

Dimana massa molekul = jumlah dari massa atom-atom


penyusun molekul tersebut, dan

21
Achamad, H. dan Tupamahu, M.S, Struktur Atom, Struktur Molekul, dan
Sistem Periodik, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2001).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 57


massa molekul relatif (Mr) =

misal molekul H2O:


massa molekul H2O = massa 2 atom H + massa 1 atom O

Massa molekul relatif (Mr) H2O =

Mr H2O =

Mr H2O = 2 x Ar H + 1x Ar O

Sehingga Mr =

Contoh Soal :
1. Diketahui massa atom relatif H= 1, O = 16. Tentukan
massa molekul relatif H2O!
Penyelesaian:
Satu molekul H2O mengandung 2 atom H dan 1 atom O.
Maka,
Mr H2O = 2 x Ar H + 1x Ar O
Mr H2O = (2 x 1) + (1 x 16)
= 2 + 16
= 18

58 Kimia Dasar
2. Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai
berikut :
Ca= 40; O = 16; H = 1
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2
Penyelesaian :
Satu molekul Ca(OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O,
dan 2 atom H
Mr Ca(OH)2 = Ar Ca + ( 2 Ar O ) + ( 2 Ar H )
= 40 + ( 2 x 16 ) + ( 2 x 1 )
= 40 + 32 + 2
= 74
7. Konsep Mol dan Tetapan Avogadro

Diagram diatas menunjukkan hubungan satuan mol


dengan satuan jumlah zat yang lain. Hubungan massa zat
dengan mol dapat dirumuskan:
Massa = mol x Ar/Mr
Contoh:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 59


Dalam suatu percobaan, diketahui mol CuSO4 adalah 0,2
mol. Berapa gram berat 0,2 mol CuSO4? (Mr CuSO4 = 159,5)
Jawab.
Dik: mol CuSO4 = 0,2 mol
Mr = 159,5
massa CuSO4 = 0,2 mol x 159,5 g/mol = 31,9 g
Hubungan massa dengan volume gas pada keadan standar
(STP) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Volume = mol x 22,4 L
Dimana 22,4L merupakan volum molar gas pada keadaan
standar (suhu 0 °C atau 273 K, tekanan 1 atm dan 1 mol gas).

Untuk gas yang tidak dalam keadadaan standar hubungan


mol dengan jumlah volume gas dapat dicari dengan persamaan
gas ideal22:

V = volume gas (L)


n = mol gas
P = tekanan gas (atm)
R = tetapan gas (0,082 atm L/mol.K)
Apabila kita mereaksikan satu atom Karbon (C) dengan
satu molekul Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul
CO2. Tetapi sebenarnya yang kita reaksikan bukan satu atom
Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan sejumlah

Chang, Raymond, Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. ( Jakarta:


22

Erlangga, 2004).

60 Kimia Dasar
besar atom Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh
karena itu jumlah atom atau jumlah molekul yamg bereaksi
begitu besarnya, maka untuk menyatakannya, para ahli kimia
menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah partikel (molekul,
atom, atau ion).Satu mol dideinisikan sebagai jumlah zat yang
mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam
12,000 gram ato1m Karbon – 12. Jadi dalam satu mol suatu zat
terdapat 6,022 x 1023 partikel. Nilai 6,022 x 1023 partikel/mol
disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.
Hubungan mol dan jumlah partikel dapat dirumuskan:
N= nxL
N = jumlah partikel (atom, ion, molekul)
n = mol zat
L = bilangan Avogadro (6,022x1023)
Dalam kehidupan sehari-hari, mol dapat kita analogikan
sebagai “ lusin “. Jika lusin menyatakan jumlah 12 buah, maka
mol menyatakan jumlah 6,022 x 1023 partikel zat.Kata partikel
pada NaCl, H2O, N2 dapat dinyatakan dengan ion dan molekul,
sedangkan pada unsur seperti Zn, C, dan Al dapat dinyatakan
dengan atom. Perhatikan tabel berikut:
Tabel 3.6 Mol dan Jumlah Partikel
Unsur lambang jumlah Jenis Jumlah partikel`
partikel
Seng Zn 1 mol Atom 6,022 x 1023 atom
Aluminium Al 1 mol Atom 6,022 x 1023 atom
Natrium NaCl 1 mol Ion 6,022 x 1023 molekul
Klorida H2O 1 mol molekul 6,022 x 1023 molekul
Air
Rumus kimia suatu senyawa menunjukkan perbandingan
jumlah atom yang ada dalam senyawa tersebut.Tabel dibawah
inimenunjukkan Perbandingan atom-atom dalam H2SO4

Dwi Wahyudiati, M.Pd 61


Tabel 3.7 Perbandingan atom-atom dalam H2SO4
Jumlah H2So4 Jumlah Atom H Jumlah Atom S Jumlah Atom O
1 2 1 4
1 mol 2 mol 1 mol 4 mol
1 x (6,022 x 1023) 2 x (6,022 x 1023) 1 x (6,022 x 1023) 4 x (6,022 x 1023)
6,022 x 1023 1,204 x 1024 6,022 x 1023 2,408 x 1024

1 mol zat mengandung 6,022 x 1023 partikel


Contoh:
Satu molekul air (H2O) terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O.
Ada berapa atom dalam 1 mol air tersebut?
Jawab :
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan
1 atom O. Jadi 1 molekul air tersusun oleh 3 atom.
1 mol H2O mengandung 6,022 x 10 23 molekul atau3 x 6,022 x
1023 atom = 1,806 x 1023 atom
8. Massa Molar ( M )
Massa satu mol zat dinamakan massa molar (lambang
M). Besarnya massa molar zat adalah massa atom relatif atau
massa molekul relatif zat yang dinyatakan dalam satuan gram.
Perhatikan contoh pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Unsur dan Massa Molar (M)
Nama Zat Rumus Ar atau Mr Massa Molar (M)
Besi Fe Ar = 56 56 g/mol
Air H2O Mr = 18 18 g/mol
Garam dapur NaCl Mr = 53,5 53,5 g/mol
Karbon C Ar = 12 12 g/mol
Massa suatu zat merupakan perkalian massa molarnya (g/mol)
dengan mol zat tersebut (n).Perhatikan contoh berikut.
Contoh:
a. JikadiketahuiArH=1;ArO=16. Berapamassa2molH2O?
Jawab :
62 Kimia Dasar
Mr H2O = ( 2 . Ar H ) + ( 1 . Ar O )
= ( 2 x 1 ) + ( 1 x 16 )
= 18
Massa molar H2O = 18 g/mol
Jadi massa 2 mol H2O = 2 mol x 18 g/mol = 36 gram
b. Jika diketahui Ar C = 12 ; Ar O = 16. Berapakah
jumlah mol dari 11 gram CO2
Jawab :
Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )
= 44
Massa molar CO2=44g/mol
= massa=Mrxmol

9. Volume Molar ( Vm )
“Volume satu mol zat dalam wujud gas dinamakan volume
molar (dengan lambang, Vm) zat tersebut”23.Berapakah volume
molar gas? Bagaimana menghitung volume sejumlah tertentu
gas pada suhu dan tekanan tertentu?
Dengan mengandaikan gas yang akan kita ukur bersifat
ideal, maka persamaan yang menghubungkan jumlah mol (n)
gas, tekanan, suhu dan volume, adalah:
P . V = n . R . T
Dimana:
P =tekanan (satuan atmosir, atm)
V =volume (satuan liter, L)
n =jumlah mol gas

23
Anonim, Kimia Dasar. Surabaya. ( Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya,1991).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 63


R =tetapan gas ( 0,08205 L atm/mol. ?K )
T = suhu mutlak ( ?C + 273,15 ?K )
P.V= n . R . T V=

Jika, n = 1 mol
R=0,08205 L atm/mol. ?K
P=1atm, dan
T=273 ?K

Vm = 22,4 L

10. Menurut hukum Avogadro:


“Setiap gas yang volumenya sama, bila diukur pada suhu dan tekanan
sama akan mengandung jumlah partikel yang sama”.Hal ini juga
berarti bahwa:“ Setiap gas yang mengandung jumlah pertikel yang
sama, pada suhu dan tekanan yang sama akan memiliki volume yang
sama pula”24.
Pada keadaan standar (STP atau Standard, Temperatur and
Pressure yaitu suhu 0oC, Tekanan 1 atm); volume sejumlah gas
tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
V = n x 22,4L
Anda perhatikan contoh soal berikut!

Contoh:
a. Hitung volume molekul gas CH4 pada keadaan STP!

Chang, Raymond, Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. ( Jakarta:


24

Erlangga, 2004).

64 Kimia Dasar
Jawab:
3,01 x 10 23 molekul gas CH4 = 0,5 mol
0,5 mol gas = 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L
Jadi volume gas CH4 tersebut = 11,2 L
b. Berapa Liter volume 17 gram gas H2S pada keadaan
STP?
Diketahui Ar H = 1 ; S = 32
Jawab:
Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 ) = 34

Mol H2S =

Volume H2S = n x Vm = 0,5 mol x 22,4 L/mol


= 11,2 L
c. Berapa mol gas metana (CH4) pada keadaan standar,
jika volumenya = 5,6 Liter?
Jawab:

Mol CH =

d. Berapa liter volumen 6 gram gas NO (Mr = 30),


jika diukur pada suhu 27 oC dan tekanan 1 atm?
Jawab:
Mol NO = = 0,2 n = 0,2

P = 1 atm
R = 0.082
T = 27 + 273 oK = 300 oK
P . V = n . R .T
1 . V = 0,2 . 0,082 . 300
V = 164 x 3 x 10-2
V = 4,92 liter
Dwi Wahyudiati, M.Pd 65
11. Gas-Gasa pada Suhu dan Tekanan Sama
Menurut Avogadro “ Pada suhu dan tekanan yang
sama, gas-gas dengan volume sama, mengandung
jumlah molekul yang sama, karena jumlah
molekul sama, maka jumlah molnya pasti sama”.
Jadi “Pada suhu dan tekanan yang sama (TP sama), maka
perbandingan mol gas sama dengan perbandingan volume gas”25.

Dimana:
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2

Contoh:
Tentukan volume 22 gram gas CO2, jika pada suhu dan
tekanan yang sama, 8 gram gas SO3 volumenya = 10 liter. Mr
CO2 = 44, Mr SO3 = 80.
Jawab:
mol gas CO2 = 22/44 = 0,5
mol gas SO3= 8/80= 0,1
Jadi,
n1 = 0,5,
n2 = 0,1
V1 = ?
V2 = 10 L
Karena suhu dan tekanan sama, perbandingan mol
menunjukkan perbandingan volume gas.

25
Sunjaya Akhmad.Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya:1982).

66 Kimia Dasar
Jadi V1 atau volume gas CO2 = L

b. RumuS moLekuL

1. Rumus Molekul dan Kadar Undur dalam Senyawa


Perbandingan massa dan kadar unsur dalam suatu senyawa
dapat ditentukan dari rumus molekulnya, dimana:

Contoh :
a. Berapakah kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)?
Dimana, Ar C = 12 ; N = 14 ; O = 16 ; dan H = 1.
Jawab:
1 mol urea mengandung 1 atom C, 1 atom O, 2 atom
N dan 4 atom H.
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60

b. Tentukan massa C dan N dalam 10 gram CO(NH2)2!


Jawab:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 67


2. Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan
jumlah relatif masing-masing unsur yang terdapat dalam zat.
Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan
angka indeks.Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan
molekul.Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan
terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa.
Rumus molekul, merupakan rumus yamg menyatakan jumlah
atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul
senyawa.
Contoh : Anda perhatikan pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Rumus molekul dan Rumus empiris
Nama Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris
Air H2O H2O
Glukosa C6H12O6 C2H2O
Benzena C6H6 CH
Etilena C2H4 CH
Asetilena C2H2 CH
Rumus Molekul = (Rumu Empiris) n
Mr Rumus Molekul = n x ( Mr Rumus Empiris )
n = bilangan bulat
Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul
suatu senyawa, dapat ditempuh dengan langkah berikut :
a. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa
b. Ubah ke satuan mol
c. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus
empiris
d. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
( Rumus Empiris ) n = Mr
e. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan,
dengan rumus empiris.
68 Kimia Dasar
Contoh :
a. Suatu senyawa terdiri dari 43,7% P dan 56,3% O.
Tentukan rumus empirisnya ! (Ar P = 3 dan O = 16)
Jawab :
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa P dan O masing-masing 43,7 g dan 56,3 g

Perbandingan mol P : mol O =

= 1,41 : 3,52
= 1 : 2,5
=2:5
Jadi rumus empirisnya P2O5
b. Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen,
dan sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C
= 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan
rumus molekul senyawa itu!
Jawab :
Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5= 2 : 2 :1
Maka rumus empiris = C2H2N
Rumus molekul ( C2H2N ) n = 80
( 24 + 2 + 14 ) n = 80
( 40 ) n = 80
n = 80/40 = 2
Jadi rumus molekul senyawa tersebut = ( C2H2N )2=
C4H4N2

Dwi Wahyudiati, M.Pd 69


3. Menentukan Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)
Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung
air kristal (H2O). Rumus kimia senyawa kristal padat sudah
diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat adalah
penentuan jumlah molekul air kristal (H2O) atau nilai x.Secara
umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :Rumus kimia
senyawa kristal padat : x.H2O.
Sebagai contoh garam Kalsium Sulfat, memiliki rumus
kimia CaSO4 . 2 H2O, artinya dalam setiap 1 mol CaSO4 terdapat
2 mol H2O. Beberapa senyawa berhidrat / berair kristal dapat
Anda lihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Rumus hidrat
Nama Senyawa Jumlah Molekul Rumus kimia
Air Kristal
Kalsium Sulfat 2 CaSO4.2H2O
Asam Oksalat 2 H2C2O4.2H2O
Tembaga (II) Sulfat 5 CuSO4.5H2O
Natrium sulfat 5 Na2SO4.5H2O
Magnesium Sulfat 7 MgSO4.7H2O
Natrium Karbonat 10 Na2CO3.10H2O

Untuk jelasnya Anda simak contoh berikut!


Contoh:
a. 5,0 gram hidrat dari Tembaga (II) Sulfat dipanaskan sampai
semua air kristalnya menguap. Jika massa Tembaga (II)
Sulfat padat yang terbentuk 3,20 gram. Tentukan rumus
hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)
Jawab :
Langkah-langkah penentuan rumus hidrat :
- Misalkan rumus hidrat adalah CuSO4 . x H2O
- Tentukan massa awal senyawa = 5,0 gram
70 Kimia Dasar
- Tentukan massa ahir senyawa = 3,20 gram
- Tentukan massa air kristal (massa yang hilang) dengan
massa awal dikurangi massa ahir (m. Awal- m. Akhir)
= 5,0 – 3,20 g = 1,8 g
- Tentukan mol kristal/senyawa dan mol air kristal
- Tentukan perbandingan mol kristal dan mol air kristal
- mol CuSO4 : mol H2O

Jadi CuSO4 : H 2O
1 : 5
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah
CuSO4.5H2O
b. Bagaimanakah Rumus kimia garam Barium Klorida
Berhidrat (BaCl2.x H2O) bila 12,2 gram garam tersebut
dipanaskan menghasilakan zat yang tersisa sebanyak 10,4
gram. Ar Ba = 137 ; Cl = 35,5 ; O = 16 ; H = 1
Jawab:
....BaCl2 . x H2O àBaCl2+ x H2O

12,2 gram 10,4 gram (12,2 - 10,4) = 1,8 gram


Perbandingan, mol BaCl2 : mol H2O =

=1:2
Jadi rumus kimia garam tersebut BaCl2.2 H2O

Dwi Wahyudiati, M.Pd 71


4. Penulisan Persamaan Reaksi Kimia
Reaksi kimia merupakan contoh yang paling sesuai untuk
perubahan kimia. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih diubah
menjadi zat baru. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi
(reaktan). Zat baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi
(produk). Hubungan ini dapat ditulis sebagai berikut.
Persamaan reaksi kimia adalah suatu pernyataan yang
menggambarkan reaksi kimia menggunakan rumus kimia
dan lambang-lambang lain. Pada pembahasan lambang unsur
anda telah mempelajari bagaimana menggunakan lambang-
lambang kimia. Beberapa lambang lain yang digunakan pada
persamaan reaksi kimia:
→ menghasilkan
+ ditambah
(s) padatan (s = solid)
(g) gas (g = gas)
(l) cairan atau leburan (l = liquid)
(aq) terlarut dalam air (aq = aquous)
Contoh persamaan reaksi
Pb(NO3)2(aq) + 2Kl(aq) → Pbl2(s) + 2KNO3(aq).
Lambang-lambang di sebelah kanan rumus-rumus tersebut
adalah (s) untuk padatan, dan (aq) untuk larutan, yang berarti
“terlarut dalam air”.
a. Koeisien
Apa arti angka-angka di sebelah kiri rumus pereaksi dan
hasil reaksi? Ingat bahwa hukum kekekalan massa menyatakan
bahwa massa zat tidak berubah selama reaksi kimia. Atom-
atom disusun ulang, namun tidak hilang atau musnah. Angka-
angka ini, yang disebut koeisien, mewakili jumlah unit masing-
masing zat yang berperan dalam reaksi. Misalnya, dalam reaksi

72 Kimia Dasar
diatas, satu unit Pb(NO)3(aq) bereaksi dengan dua unit KI dan
menghasilkan satu unit PbI2 dan dua unit KNO3.
Pb(NO)3(aq) + 2 KI à PbI2 + KNO3
Bagaimana cara menentukan koeisien-koeisien dalam
suatu reaksi kimia? Dalam bagian berikut anda akan mengetahui
bagaimana cara menentukan koeisien pada persamaan reaksi
kimia.
b. Mengecek Kesetaraan Persamaan Reaksi Kimia
Bercak perak adalah perak sulida, Ag2S. Senyawa ini
terbentuk ketika senyawa yang mengandung belerang di udara
atau ma kanan bereaksi dengan perak. Penulisan persamaan
reaksi kimia ini adalah.
Ag(s) + H2S(g) → A
g2S(s) + H2(g).
Sekarang perhatikan persamaan tersebut. Ingat bahwa
zat tidak tercipta atau musnah dalam reaksi kimia. Perhatikan
bahwa terdapat satu atom perak pada pereaksi, yaitu Ag(s).
Akan tetapi, terdapat dua atom perak dalam hasil reaksi,
yaitu Ag2S(s). Satu atom perak tidak dapat begitu saja menjadi
dua. Persamaan tersebut harus disetarakan sehingga dapat
menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam reaksi
tersebut. Persamaan reaksi kimia yang setara mempunyai
jumlah atom masing-masing unsur yang sama pada kedua ruas
persamaan tersebut. Untuk memastikan apakah persamaan itu
setara, buatlah bagan yang ditunjukkan dalam Tabel berikut.
Atom Jumlah atom
Ag + H2S Ag2S + H2
Ag 1 2
H 2 2
S 1 1

Dwi Wahyudiati, M.Pd 73


Jumlah atom hidrogen dan jumlah atom belerang setara.
Namun terdapat dua atom perak di sebelah kanan sedangkan
di sebelah kiri hanya satu. Persamaan tersebut tidak setara. Untuk
menyetarakan persamaan, jangan mengubah angka pada
rumus yang sudah benar. Letakkan angka
koeisien di sebelah kiri rumus pereaksi dan hasil reaksi
sehingga jumlah atom perak pada kedua sisi. Jika tidak ditulis
angkanya, berarti koeisien tersebut satu.Bagaimana anda
menentukan koeisien yang digunakan untuk menyetarakan
persamaan tersebut? Penentuan ini biasanya merupakan proses
mencoba-coba. Jika terlatih, proses tersebut menjadi mudah.
Pada persamaan reaksi kimia bercak perak, atom-atom
belerang dan hidrogen sudah setara. Tidak perlu menambahkan
koeisien didepan rumus-rumus yang mengandung atom-atom
ini. Kemudian perhatikan rumus-rumus yang mengandung
atom-atom perak: Ag dan Ag2S. Di sisi kanan terdapat dua
atom perak, sedangkan di sisi kiri hanya terdapat satu. Jika
ditambahkan koeisien 2 didepan Ag, persamaan tersebut
menjadi setara, seperti ditunjukkan dalam Tabel berikut.
Atom Jumlah atom
2Ag + H2S Ag2S + H2
Ag 2 2

H 2 2

S 1 1

2Ag(s) + H2S(g)→ Ag2S(s) + H2(g).


c. Langkah-Langkah Menyetarakan Persamaan Reaksi
Kimia
1) Cara tabel (langsung)

74 Kimia Dasar
Jika sepotong pita magnesium terbakar dalam labu berisi
oksigen, terbentuklah serbuk putih yang disebut magnesiun
oksida. Untuk menulis persamaan reaksi kimia yang setara
untuk sebagian besar reaksi, ikuti 4 langkah berikut ini:
Langkah 1. Gambarkan reaksi dalam kata-kata, letakkan
pereaksi disisi kiri dan hasil reaksi di sebelah kanan.
Magnesium plus oksigen menghasilkan magnesium oksida.
Langkah 2. Tulispersamaan reaksi kimia untuk reaksi
tersebutmenggunakan rumus-rumus dan lambang-
lambang. Rumus untuk unsur-unsur umumnya hanya
lambang-lambang. Akan tetapi, harus diperhatikan
bahwa oksigen adalah molekul diatomik, O2. Mg(s) + O2(g)
→MgO(s).
Langkah 3. Hitunglah atom dalam persamaan. Buatlah bagan
(tabel) untuk membantumu. Atom-atom magnesium
sudah setara, namun atom-atom oksigen belum. Oleh
karenanya persamaan ini belum setara.
Atom Jumlah atom
Mg + O2 MgO
Mg 1 1
O 2 1
Langkah 4.Tentukan koeisien yang menyetarakan persamaan
tersebut. Ingat, untuk menyetarakan persamaan jangan
mengubah angka pada rumus yang sudah benar. Coba
dengan memberi koeisien 2 di depan MgO untuk
menyetarakan oksigen. Mg(s) + O2(g) ฀2MgO(s)
Sekarang terdapat dua atom Mg di sisi kanan sedangkan di
sisi kiri hanya satu jadi koeisien 2 juga dibutuhkan oleh Mg.
2Mg(s) + O2(g) →2MgO(s).
Atom Jumlah atom
Mg + O2 MgO

Dwi Wahyudiati, M.Pd 75


Mg 2 2
O 2 2
Contoh
Tuliskan reaksi berikut dan setarakan
a. Logam tembaga direaksikan dengan
padatan belerang menghasilkan
tembaga (I) sulida, Cu2S.
b. Logam natrium direaksikan
dengan air menghasilkan larutan
natrium hidroksida (NaOH) dan gas hidrogen.
Jawab
a.
Atom Jumlah atom
2Cu + S Cu2S
Cu S 2 2
1 1

2Cu(s) + S(s)→ Cu2S(s)


b.
Atom Jumlah atom
2Na + 2H2O 2NaOH + H2
Na 2 2
H 4 4
O 2 2

2Na(s) + 2H2O(l) →2NaOH(aq) + H2(g)


2) Cara abc (Substitusi)
Cara ini dilakukan dengan memberi koeisien sementara
dengan huruf a,b,c,d dan seterusnya. Kemudian melakukan
76 Kimia Dasar
substitusi dengan berpedoman bahwa jumlah masing-masing
atom di ruas kiri dama dengan jumlah atom pada ruasn kanan.
Langkah-langkah:
Langkah 1 : memberi koeisien sementara, pilih rumus kimia
yang paling kompleks dan berilah koeisien 1, sedangkan
yang lainnya berilah koeisien a, b, c, dan seterusnya
Langkah 2 : menyelesaikan secara substitusi, dengan prinsip
jumlah masing-masing atom di ruas kiri = ruas kanan
Langkah 3 : menuliskan hasil akhir
Contoh:
a). Setarakan reaksi Mg(s) + O2(g) → MgO(s).Jawab:
Langkah 1. rumus kimia yang paling kompleks MgO
a Mg + b O2 → MgO
langkah 2.
Jumlah di ruas kiri = jumlah di ruas kanan
Hasil
Atom Mg a= 1 a=1
Atom O 2b = 1 b = 1/2
Langkah 3.
Mg + O2→2MgO
Agar koeisien tidak pecahan, maka kalikan dengan 2,
sehingga:
Mg + O2→ 2 MgO
b). Setarakan reaksi:
C7H16 + O2 → CO2 + H2O
Jawab
Langkah 1: rumus kimia paling kompleks C7H16 + a
O2→ b CO2 + c H2O
Dwi Wahyudiati, M.Pd 77
Langkah 2:
Jumlah di ruas kiri = jumlah di ruas kanan
Hasil
Atom C 7=b b=7
Atom H 6 = 2c c=8
Atom O 2a = 2b + c 2a = (2 x 7)+ 8 2a = 22a = 11
C7H16 + 11 O2→ 7 CO2 + 8 H2O

d. Perhitungan Kimia
Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat
dalam reaksi harus diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya,
satuan-satuan yang diketahui harus diubah kedalam bentuk
mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.
Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol tersebut
antara lain:
1). Tuliskan persamaan reaksi dari soal yang ditanyakan
dan setarakan
2). Ubahlah semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat
ke dalam mol
3). Gunakan koefesien reaksi untuk menyeimbangkan
banyaknya mol reaktan dan produk.
4). Ubah satuan mol dari zat yang ditanyakan ke dalam
satuan yang ditanya (L atau gram atau volume dll).

Contoh:
1) Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi
pembakaran 4 gram H2 dengan O2? Ar H= 1; O = 16.
Penyelesaian:
Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2à2H2O
78 Kimia Dasar
Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:
g H2àmol H2àmol H2Oàg H2O
ubah kecari ubah ke
H2= 4/2mol = 2 mol
H2O = x mol H2 =2/2 x 2 mol = 2 mol
g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g
2) Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam
klorida secukupnya menurut reaksi:
Al (s) + HCl (aq) àAlCl3 (aq) + H2 (g)
Ditanya:
a. Berapa gram AlCl3 yang terbentuk?
b. Berapa Volume gas H2 (STP)?
c. Berapa pertikel H2 yang terjadi?
Ar Al = 27 ; Cl = 35,5

Penyelesaian:
2 Al (s) + 6 HCl (aq) à 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Al = 1 mol
a. mol AlCl3 =

=
= 1 mol
g AlCl3 = mol AlCl3 x Mr AlCl3
= 1 x { (27) + (3 x 35,5) }
= 1 x 133,5
= 133,5 g

b. mol H2=

=
= 1,5 mol

Dwi Wahyudiati, M.Pd 79


Volume H2 (STP) = mol H2 x 22,4 L
= 1,5 x 22,4 L
= 33,6 L
c. Jumlah Partikel H2 = mol H2 x 6,02 . 1023
= 1,5 x 6,02 . 1023
= 9,03 x 1023 partikel
3) Zn (s) + HCl (aq) àZnCl2 (aq) + H2 (g)
Bila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu
tersebut bervolume 20 liter, berapa literkah volume
gas Hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tersebut? Ar
Zn = 65.
Penyelesaian:
Zn (s) +2 HCl (aq)àZnCl2 (aq)+ H2 (g)

Volume H2 = mol H2 x 20 L (T.P) tersebut


= 0,2 x 20 L
=4L

4) Untuk membakar gas etana (C2H6) diperlukan


oksigen 4,48 L (STP), menurut reaksi:
C2H6 (g) + O2 (g) àCO2 (g)+H2O (g)
a. Berapa gram etana tersebut ( Ar C = 12 ; H = 1 ; O = 16 )

80 Kimia Dasar
b. Berapa gram CO2 yang dihasilkan?
Penyelesaian:
2 C2H6 (g) + 7O2 (g) à4 CO2 (g) + 6 H2O (g)

mol O2 = = 0,2 mol

a. mol C2H6 = 2/7 x 0,2 mol


= 0,057 mol
gram C2H6 = 0,057 x 30 = 1,71 gram

b. mol CO2 = 4/7x 0,2 mol = 0,114 mol


gram CO2 = 0,114 x 44 = 5,02 gram

a. Pereaksi Pembatas

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-


zat pereaksi yang dicampurkan tidak selalu sama dengan
perbandingan koeisien reaksinya26. Hal ini berarti bahwa
ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas. Bagaimana
hal ini dapat terjadi?

Anda perhatikan gambar di bawah ini!

X + 2Y à ......XY2

Gambar : Pereaksi Pembatas

26
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 81


Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koeisien
reaksi, 1 mol zat X membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas
menunjukkan bahwa 3 molekul zat X direaksikan dengan 4
molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul
zat X yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang
tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y
ini disebut pereaksi pembatas.
Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi
dan tidak bersisa di akhir reaksi.
Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan
dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koeisiennya,
lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan
pereaksi pembatas27.
Contoh :
1. Diketahui reaksi sebagai berikut
S (s) + 3 F 2à (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Penyelesaian :
S + 3 F2à SF6
Dari koeisien reaksi menunjukkan bahwa:
1 mol S membutuhkan 3 mol F2
Kemungkinan yang terjadi:
* JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan

mol F2 =

= 3/1 x 2 mol = 6 mol


Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
27
Sunjaya Akhmad.Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya,1982).

82 Kimia Dasar
* Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang
dibutuhkan

mol S =

= 1/3 x 10 mol
= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya
2 mol.Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S
a. mol SF6 =1 x 2 mol = 2 mol

b. zat yang tersisa adalah F2, sebanyak = 10 mol – 6 mol = 4 mol F2


Soal di atas dapat juga diselesaikan dengan:
- setarakan reaksinya
- semua pereaksi diubah menjadi mol
- bagikan masing-masing mol zat dengan masing-
masing koeisiennya.
- Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas
(diberi tanda atau lingkari)
- cari mol zat yang ditanya.
- Ubah mol tersebut menjadi gram/
liter/partikel sesuai pertanyaan.
Penyelesaian:
S+3F2à SF6

2 mol 10 mol

2/1= 2 10/3= 3,33 (Nilai 2 < 3,33)

Dwi Wahyudiati, M.Pd 83


Berarti zat pereaksi pembatas : S

Sehingga ditulis:

S+3 F2 SF6

2 mol 10 mol

a. mol SF6=

=1/1 x 2 mol = 2 mol

b. mol F2 yang bereaksi =


= 3/1x 2 mol

= 6 mol

mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi

= 10 mol - 6 mol = 4 mol

2. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi


sulida, menurut persamaan:

Fe (s) + S (s) à FeS (s)


a. tentukan pereaksi pembatas
b. gram FeS yang terbentuk
c. massa zat yang tersisa ( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
Penyelesaian:
Fe (s) + S (s) à FeS (s)

10 gram3,2 gram
10/56mol 3,2/32mol

84 Kimia Dasar
0,178 mol0,1 mol
0,178/1 0,1/1 (Nilai 0,1 < 0,178)
a. Pereaksi pembatas S
b. FeS yang terbentuk= 1/1 x 0,1 mol = 0,1 mol
Massa FeS = 0,1 x Mr FeS
= 0,1 x 88
= 8,8 gram

c. Fe yang bereaksi = 1/1 x 0,1


= 0,1 x 56
= 5,6 gram
Fe sisa = 10 - 5,6 gram = 4,4 gram

C. RanGkuman
Stoikhiometri berasal dari bahasaYunani yang artinya
mengukur unsur (stoichion = unsur, metrein = mengukur).
Unsur bisa berarti atom, molekul, ion, ataupun partikel
pembentuk atom (proton, neutron, dan elektron). Sedangkan
mengukur bisa berarti meninmbang ataupun menghitung
(analisa kwantitatif ).
Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia terdiri dari: Hukum
Kekekalan Massa, Hukum Ketetapan Perbandingan, Hukum
Perbandingan Berganda, Hukum Perbandingan Setara,
Hukum Avogadro, Hukum Gay Lussac.
Pada perhitungan konsep Sthoikiometri mencakup; Massa
Atom, Massa Molar Unsur dan Bilangan Avogadro, Massa
Molekul, Komposisi Persen Senyawa, Penentuan Rumus
Empiris Hasil Percobaan, Reaksi Kimia dan Persamaan Kimia,
Jumlah Reaktan dan Produk, Pereaksi Pembatas, dan Hasil
Reaksi.
Dwi Wahyudiati, M.Pd 85
D. LATIHAN (Soal-Soal)
1. a. Bagaimana bunyi Hukum perbandingan berganda dari
Dalton
b. Bagaimana perbandingan massa O dalam senyawa CO
dan CO2. (dengan ...massa C yang sama atau tetap)
2. Diketahui persamaan reaksi
N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)
Jika volume gas H2 sebanyak 60 ml, pada (T,P) sama,
tentukan:
a. Volume gas N2 dan NH3
b. Perbandingan volume antara N2 : H2 : NH3
c. Apakah berlaku Hukum Gay Lussac?
3. 22,4 L gas SO2 direaksikan deangan 33,6 L gas O2 (STP)
membentuk gas SO3. Berapa gram SO3 yang terjadi? ( Ar S
= 32 ; O = 16 )
4. Jika diketahui Ar C = 12; H = 1; N = 14
Berapa mol kah zat-zat di bawah ini?
a. 3,2 gram CH4
b. 170 gram NH3
c. 5,6 L gas NH3 (STP)
5. Stirena adalah komponen penyusun Polistirena,
mempunyai massa molekul relatif (Mr) sebesar 104. Jika
diketahui rumus empirisnya (CH), maka tentukan rumus
molekul Stirena! (Ar C = 12 ; H = 1)
6. Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis 58.
Jika senyawa itu terdiri dari 82,8% Karbon dan 17,2%
Hidrogen, tentukan rumus molekulnya!
7. 7 gram Nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan Hidrogen

86 Kimia Dasar
membentuk Amoniak (NH3)
a. Tulis reaksi setaranya!
b. berapa liter Amoniak dihasilkan (stp)? (Ar N = 14)
8. Sejumlah Karbon direaksikan dengan Oksigen membentuk
Karbon dioksida (CO2). Jika CO2 dihasilkan 11,2 L (STP),
berapa gram Karbon yang bereaksi? (Ar C = 12)
9. Diketahui reaksi
Al (s) + H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)
Jika pada reaksi tersebut 8,1 gram Al direaksikan dengan
29,4 gram H2SO4 (Ar Al = 27 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)
a. Setarakan reaksi tersebut
b. Tentukan pereaksi pembatasnya
c. Berapa liter gas H2 (STP) dihasilkan?
10. Pada suhu 0 dan tekanan 1 atm, volume gas hidrogen (H2)
adalah 10 L dengan jumlah mol (H2) sebanyak 5 mol.
Tentukan volume gas nitrogen tersebut!
11. Berapakah volume 14 gram gas nitrogen (N2) pada suhu
27 dan tekanan 2 atm?(Ar N = 14)
12. Diketahui 0,01 mol gas Cl2 (Ar Cl = 35,5). Berapakah
massa, jumlah pertikel, dan volume Cl2 jika dihitung pada
suhu 0 dan tekanan 1 atm (STP)?
13. Suatu gas yang berwarna coklat ternyata mengandung 2,34
g nitrogen dan 5,34 g oksigen. Tentukan rumus empiris
senyawa tersebut, jika diketahui Ar N = 14 dan O = 16.
14. Suatu senyawa karbon (Mr = 60) mempunyai massa
3 g. Senyawa tersebut tersusun atas 1,2 g karbon; 0,2 g
hidrogen; dan sisanya oksigen. Tentukan rumus empiris
dan rumus molekul senyawa tersebut! ( Ar H = 1; C = 12;
dan O = 16).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 87


15. Kristal NaCl.XH2O dipanaskan hingga air kristalnya
menguap. Berat kristal setelah pemanasan menjadi 44,9%
dari berat semula. Berapakah nilai X dan rumus kimia
kristal? Dik. Ar Na = 23; Cl = 35,5; H = 1; O = 16).
16. Berapakah kadar C dan N dalam urea [CO(NH2)2]?
17. Senyawa H2SO4 yang mempunyai massa 50 g direaksikan
dengan 20 g NAOH. Berapakah Na2SO4 yang dihasilkan?
(Ar H = 1; S = 32; O = 16)
18. 0,5 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2 menurut reaksi:
N 2 + H2 NH3
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Berapa liter NH3 (STP) dihasilkan?
c. Berapa mol zat sisa?
19. Setarakan reaksi-reaksi dibawah ini:
a. Mg + O2 → MgO
b. CO2 + H2O → H2CO3
c. SO2 + H2O → H2SO3
d. N2O3 + H2O → HNO2
e. P2O3 + H2O → H3PO3
f. Na2O + H2O → NaOH
g. HNO3 + KOH → KNO3+ H2O
h. HCl + NaOH → NaCl + H2

88 Kimia Dasar
bab IV
aSam baSa, PenYanGGa Dan
HIDRoLISIS GaRam

a. konSeP aSam baSa


Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka,
asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu
yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang
licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit
maag selalu meminum obat yang mengandung magnesium
hidroksida.

1. Asam dan basa menurut Arrhenius


Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air
akan menghasilkan ion hidrogen (H+)28. Asam umumnya
merupakan senyawa kovalen. Misalnya gas hidrogen klorida
yang merupakansenyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan ke
dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
HCl(aq) + H2O(l) à H+ (aq) + Cl-(aq)

28
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2).
( Jakarta: Erlangga,2005).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 89


Ion H + tidak berupa proton bebas akan tetapi terikat pada
molekul air, membentuk H3O+ (aq) (ion hidronium). Akan tetapi
untuk kepraktisan di sini kita akan menuliskannya sebagai H+ saja.
Perlu diingat bahwa yang menyebabkan sifat asam adalah
ion H+. Oleh karena itu, senyawa seperti etanol (C2H5OH),
gula pasir (C12H22O11), meskipun mengandung atom hidrogen
tetapi tidak bersifat asam, sebab tidak dapat melepaskan ion
H+ ketika dilarutkan ke dalam air. Namun ada senyawa yang
tidak mempunyai atom hidrogen tetapi bersifat asam yaitu
beberapa oksida bukan logam, sebab mereka dapat bereaksi
dengan air menghasilkan ion H+. Oksida semacam ini disebut
oksida asam.
Contoh:
CO2 + H2O à H2CO3
SO2 + H2O à H2SO3
SO3 + H2O à H2SO4
N2O3 + H2O à 2HNO2
N2O5 + H2O à 2HNO3
P2O3 + H2O à 2H3PO3
P2O5 + H2O à 2H3PO4
Di bawah ini tercantum nama asam yang perlu diketahui.
Tabel 4.1 Asam dan reaksi ionisasinya
Rumus Nama Asam Reaksi ionisasi
asam
HF Asam flourida HF(aq) ⇌ H+(aq) + F-(aq)
HBr Asam bromida HBr(aq) à H+(aq) + Br-(aq)
H 2S Asam sulfida H2S(aq) ⇌ 2H+(aq) + S2-(aq)
CH3COOH Asam asetat CH3COOH(aq) ⇌ H+(aq) + CH3COO-(aq)
HNO3 Asam nitrat HNO3(aq) à H+(aq) + NO3-(aq)
H2SO4 Asam sulfat H2SO4(aq) à 2H+(aq) + SO42-(aq)
H3PO4 Asam fosfat H3PO4(aq) à 3H+(aq) + PO43-(aq)

90 Kimia Dasar
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah ion H+ yang
dihasilkan untuk setiap molekul asam dapat satu, dua, atau
tiga. Asam yang menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai
asam monoprotik atau asam berbasa satu, sedangkan asam
yang menghasilkan dua ion H+ disebut asam diprotik atau
berbasa dua.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam
air akan menghasilkan ion OH29-. Yang menyebabkan sifat basa
adalah ion OH-.
Contoh:
NaOH merupakan suatu basa sebab dapat melepaskan
OH- jika dilarutkan ke dalam air.
NaOH(aq) à Na+(aq) + OH–(aq)
Tabel 4.2 Basa dan reaksi ionisasinya
Rumus Nama Basa Ionisasi Basa
Basa
NaOH Natrium hidroksida NaOH(aq) àNa+(aq) + OH-(aq)
KOH Kalium hidroksida KOH(aq) à K+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Ca(OH)2(aq) à Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2(aq) àBa2+(aq) + 2OH-(aq)
NH3 Amonia NH4OH(aq) à NH4+(aq) + OH-(aq)
Dari tabel di atas NH3 tidak mempunyai gugus OH
namun NH3 dalam larutannya dapat menghasilkan OH- .
Namun tidak semua senyawa yang mengandung gugus OH-
merupakan suatu basa. Misalnya, CH3COOH dan C6H5OH
justru merupakan asam.

29
Sunjaya Akhmad.Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya,1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 91


b. keSetImbanGan Ion DaLam LaRutan

1. Kesetimbangan air
Air merupakan elektrolit lemah, karena sebagian molekul
air dapat terionisasi sebagai berikut:

H2O(l)à H+(aq) + OH-(aq)


Karena jumlah molekul air yang terionisasi sangat sedikit,
maka konsentrasi H2O dianggap tetap, sehingga K [H2O]
memberikan harga yang tetap.
K [H2O] = [H+] [OH-]
K[H2O] = tetap = Kw (tetapan kesetimbangan air). Harga Kw
berubah apabila suhu berubah. Karena ionisasi air merupakan
reaksi endoterm, maka apabila suhu dinaikkan, harga Kw akan
semakin besar. Pada suhu 25°C harga Kw adalah 10-14.
Dari persamaan reaksi ionisasi di atas, harga [H+] =
[OH-], maka apabila disubstitusikan kedalam persamaan akan
diperoleh:
Kw = [H+] [OH-]
Kw = [H+] [H+]
Kw = [H+]2
Pada 25°C konsentrasi ion H+ dan OH+ dapat ditentukan :
10-14 = [H+]2

Dan [OH-] = 10-7 mol/L

92 Kimia Dasar
2. Pengaruh asam dan basa terhadap kesetimbangan air
Adanya ion H+ atau OH– yang dihasilkan oleh suatu asam
atau basa akan mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan
air.
H2O(l)⇌ H+(aq) + OH-(aq)
Sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi ion H+ dan
OH- dalam larutan tersebut.
a. Asam kuat dan asam lemah
Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi sempurna
atau mendekati sempurna dalam larutannya30. Bila dalam air
dilarutkan asam kuat, maka kesetimbangan air akan terganggu.
Misalnya: ke dalam air dimasukkan HCl 0,1 M, maka:
H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH-(aq)
10-7 M 10-7 M
HCl(aq) ⇌ H+(aq) + Cl-(aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Adanya ion H+ yang berasal dari HCl menyebabkan
kesetimbangan air bergeser ke kiri, sehingga [H+] dan [OH-]
dari air menjadi kurang dari 10-7. Oleh karena itu, [H+] dari air
akan dapat diabaikan terhadap [H+] dari HCl.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam larutan asam kuat,
[H ] hanya dianggap berasal dari asam saja, sebab ion [H+]
+

dari air dapat diabaikan karena terlalu kecil jika dibanndingkan


dengan H+ yang berasal dari HCl 0,1M.
Contoh soal:
Berapa konsentrasi H+, SO42-, dan H2SO4 dalam larutan
encer 0,05 M?

Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2).
30

( Jakarta: Erlangga,2005).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 93


Penyelesaian:
H2SO4 dalam pelarut air termasuk asam kuat. Sehingga
dianggap terionisasi sempurna atau 100%.
H2SO4(aq) à 2H+(aq) + SO42-(aq)
Mula-mula : 0,05 M 0 0
Terionisasi : 100%

Setimbang : ~0 ~ 0,1M ~ 0,05 M


Jadi, setelah terionisasi, dalam larutan H2SO4 0,05 M
terdapat:
[H+] = 0,1 M
[SO4-2] = 0,05 M
Tidak terdapat molekul H2SO4.
Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya terionisasi
sebagian. Karena yang terionisasi hanya sebagian berarti
dalam larutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara
ion yang dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang
terlarut dalam air.
Contoh:
Untuk asam monoprotik akan terjadi reaksi setimbang :
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
Tetapan ionisasi asamnya (Ka) adalah:

Dari harga Ka kita dapat menentukan [H+] (konsentrasi


H+) dalam larutan asam lemah. Derajat ionisasi asam lemah
sangat kecil, sehingga hanya sedikit HA yang terionisasi.
Karena hanya sedikit yang terionisasi, maka [HA] dalam
larutan dianggap tetap.

94 Kimia Dasar
Dari tetapan ionisasi (Ka) asam lemah, maka konsentrasi
H dapat diketahui:
+

Karena [H+] = [A-]

[H+]2= Ka x [HA]
[H+] =

Harga Ka menggambarkan kekuatan asam. Semakin besar


harga Ka berarti semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, atau
semakin kuat asam tersebut. Selain harga Ka, besaran lain yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kekuatan asam
adalah derajat ionisasi (α).
Bagaimana hubungan derajat ionisasi, Ka, dan konsentrasi
asam?
Reaksi kesetimbangan:
HA(aq) ⇌ H+(aq) + A-(aq)
Mula-mula : aM – –
Terionisasi : aα aα aα

Setimbang : (a – a )α aα aα
Dengan memakai hubungan:
[H+] =

aα =

Dwi Wahyudiati, M.Pd 95


aα =
a2 = Ka x a
α2 = (Ka x a)/a2
α2 = Ka / a
Karena yang terionisasi sangat sedikit maka [HA] dianggap
tetap, sehingga: a –aα = a atau

Dari rumus di atas, maka dapat ditarik kesimpulan semakin


encer maka derajat ionisasinya semakin besar, dan sebaliknya.
Contoh soal:
Berapa konsentrasi H+, F-, dan HF dalam larutan HF 0,1
M, jika diketahui derajat ionisasi HF = 8,4%?
Penyelesaian:
Senyawa HF dalam larutan air tergolong asam lemah
sehingga terionisasi sebagian sesuai dengan derajat
ionisasinya.
Untuk menghitung konsentrasi masing-masing spesi dalam
larutan, berlaku hukum kesetimbangn kimia.
HF(aq) ⇌ H+(aq)+ F-(aq)
Mula-mula : 0,1 M 0 0
Terionisasi : 8,4% x 0,1 M 0,0084 0,0084
Setimbang : (0,1 – 0,0084)M 0,0084 0,0084
Jadi, konsentrasi masing-masing dalam larutan HF adalah
[HF] = 0,0916 M
[H+] = 0,0084 M
[F-] = 0,0084 M

96 Kimia Dasar
Di atas kita telah mengenal asam monoprotik, sekarang
akan dibahas asam poliprotik. Asam poliprotik adalah asam
yang dapat mengahsilkan lebih dari satu ion H+. Contohnya
H2CO3, H3PO4, dll.
Asam-asam tersebut terionisasi secara bertahap, oleh
karena itu asam poliprotik mempunyai lebih dari satu harga
Ka.
Contoh:
H2S yang terionisasi secara bertahap sebagai berikut:
H2S(aq) ⇌ H+(aq) + HS-(aq) …………………..(1)

Kemudian HS– terionisasi lagi sebagai berikut:


HS-(aq) ⇌ H+(aq) + S2-(aq) ………………….. (2)

Jika persamaan (1) dan (2) digabungkan, maka akan


diperoleh:
H2S(aq) ⇌ H+(aq) + HS-(aq) …………….(1)
HS-(aq) ⇌ H+(aq) + S2-(aq) …………… (2)
+
H2S(aq) ⇌ 2H (aq) + S (aq) …………… (3)
+ 2-

Dari persamaan reaksi hasil penjumlahan (3) diperoleh :

Dwi Wahyudiati, M.Pd 97


Ternyata Ka merupakan hasil perkalian dari Ka1 dan Ka2

b. Basa kuat dan Basa Lemah


Basa kuat adalah basa yang dalam larutannya dapat
terionisasi sempurna31. Basa kuat juga akan menggeser
kesetimbangan air apabila dilarutkan ke dalamnya, yang
disebabkan adanya ion OH- dari basa yang terlarut tersebut.
Misalnya ke dalam air dilarutkan NaOH 0,1 M, maka
H2O(aq) ⇌ H+(aq) + OH-(aq)
10-7 M 10-7 M
NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)
0,1 M 0,1 M
Dengan adanya ion OH- dari NaOH kesetimbangan air
akan bergeser ke kiri. Ion [H+] dan [OH-] dari air berkurang
dan menjadi sangat sedikit dibandingkan ion OH- yang berasal
dari NaOH, maka [OH-] yang berasal dari air dapat diabaikan.
Contoh soal:
Berapa konsentrasi OH- dan [H+] dalam larutan NaOH
0,1 M?
Penyelesaian:
NaOH merupakan basa kuat.
NaOH(aq) à Na+(aq) + OH–(aq)
31
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2).
( Jakarta: Erlangga,2005).

98 Kimia Dasar
Mula-mula : 0,1 M
Terurai : 0,1 M 0,1 M 0,1 M

Setimbang : ~0 0,1 M 0,1 M


Jadi konsentrasi OH- = 0,1 M
Sedangkan [H+] :
Kw = [H+] [OH-]
10-14 = [H+] [0,1] (pada 25 °C, Kw =10-14)
[H+] = 10-13 M
Basa lemah hanya sedikit mengalami ionisasi, sehingga
reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
BOH(aq) ⇌ B+(aq) + OH-(aq)
Untuk basa monovalen berlaku hubungan seperti pada
asam lemah, yaitu :

Dan derajat ionisasinya dapat ditentukan dengan rumus :

Kb dan α dapat digunakan sebagai ukuran kekuatan basa,


sama seperti halnya dalam asam lemah. Semakin besar harga Kb
semakin kuat basanya dan semakin besar derajat ionisasinya.

c. Derajat keasaman (pH)


Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat
kecil sehingga untuk kemudahan penulisan digunakan besaran
lain. Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat
kecil, Sorensen (1868 – 1939) mengusulkan konsep pH, agar

Dwi Wahyudiati, M.Pd 99


memudahkan kimiawan dalam mengukur konsentrasi ion H+
dan perubahannya dalam suatu larutan.
Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi logaritma
negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan32:

pH = – log [H+] = log

dengan menggunakan analogi yang sama, maka kita dapat


menentukan harga konsentrasi ion OH– dalam larutan:

pOH = – log [OH-] = log

Lambang pH diambil dari bahasa Perancis ‘pouvoir


hydrogene’, artinya tenaga hidrogen menuju eksponensial.
Misalnya, air murni pada 25oC memiliki konsentrasi [H+] =
1,0 × 10–7 maka pH air pada suhu itu adalah 7,0.
Konsentrasi H+ atau ion OH– untuk larutan encer
memiliki rentang antara 10–1 M sampai 10–14 M. Untuk larutan
encer seperti itu paling tepat diungkapkan dalam bentuk pH
dan pOH yaitu untuk menghindari angka pengukuran yang
sangat kecil. Jika konsentrasi lebih besar dari satu molar, nilai
pH akan negatif. Demikian juga untuk konsentrasi OH– yang
lebih dari satu molar, nilai pOH akan lebih besar dari 14. Jadi,
untuk larutan asam basa yang mempunyai konsentrasi lebih
besar daripada 1,0 M tidak perlu diungkapkan dalam bentuk
pH dan pOH.
Dalam kesetimbangan air juga terdapat tetapan
kesetimbangan:
Kw = [H+] [OH–]
Dengan menggunakan konsep –log = p, maka :
–log Kw = –log ( [H+] [OH–] )
32
Miessler, G. L., and Tarr, D. A., Inorganic Chemistry, Second Edition, (New
Jersey, Prentice Hall International, 1999).

100 Kimia Dasar


–log Kw = (–log [H+] ) + (–log [OH–])
pKw = pH + pOH
Oleh karena pada suhu 25oC harga Kw = 10–14, secara
numerik pKw = –log (1,0 × 10–14) = 14, maka dapat disimpulkan
pula bahwa:
pH + pOH = 14
Besaran pH digunakan untuk menunjukkan tingkat
keasaman dan kebasaan suatu larutan.
1) Harga pH dan sifat larutan
Pada kondisi air murni, yaitu kondisi dimana tanpa asam
atau basa (netral) harga pH suatu larutan akan sama dengan
pOH.Bagaimana jika kondisi larutan bersifat asam atau basa?
Contoh soal:
Berapa pH larutan HCl 0,1 M dan Mg(OH)2 0,01 M ?
Penyelesaian:
(*) HCl(aq) à H+(aq) + Cl–(aq)
0,1 M 0,1 M
[H+] = 0,1 M
pH = –log 0,1
=1
(*) Mg(OH)2(aq) à Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
0,01 M 0,02 M
[OH–] = 0,02 M
pOH = –log 0,02
pOH = 1,7
maka nilai pH dapat dicari dengan:
pH + pOH = 14

Dwi Wahyudiati, M.Pd 101


pH = 14 – 1,7
pH = 12,3
Pada larutan yang bersifat asam, harga pH < 7
Pada larutan yang bersifat netral, harga pH = 7
Pada larutan yang bersifat basa, harga pH > 7
Harga pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan
suatu asam atau basa. Pada konsentrasi yang sama, semakin
kuat suatu asam semakin besar konsentrasi ion H+ dalam
larutan , dan itu berarti semakin kecil harga pH-nya.
Jadi, semakin kuat suatu asam semakin kecil harga pH-nya.
Sebaiknya, semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi
ion OH– dalam larutan. Semakin besar ion OH– berarti semakin
kecil konsentrasi ion H+ dalam larutan. Jadi, semakin kuat suatu
basa semakin besar harga pH-nya33.
2) pH asam lemah dan basa lemah
pH suatu asam lemah dan basa lemah dapat dihitung
berdasarkan konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam larutan.
Seperti yang telah diuraikan pada sub-bab asam lemah dan
basa lemah.
Contoh Soal:
Hitung larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5)!
Penyelesaian:

33
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2).
( Jakarta: Erlangga,2005).

102 Kimia Dasar


=
= 10-3 M
pOH = –log 10–3
=3
pH + pOH = 14
pH = 14 – 3
Maka, pH = 11
Untuk menghitung pH suatu asam lemah adalah dengan
memakai rumusan:

3. Indikator asam basa dan pH


Harga pH suatu larutan dapat diketahui dengan
menggunakan pH-meter atau suatu indikator. pH-meter
merupakan suatu rangkaian elektronik yang dilengkapi suatu
elektrode yang dirancang khusus untuk dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur. Bila eklektrode kaca ini dimasukkan
ke dalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan
oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besar beda potensial ini
menunjukkan angka yang menyatakan pH larutan tersebut.
Selain pH-meter, pH suatu larutan dapat ditentukan pula
dengan suatu indikator asambasa. Walaupun bersifat kualitatif,
indikator ini sering digunakan, karena dapat berubah warna
dalam rentang pH yang relatif kecil. Perubahan warna suatu
indikator melibatkan kesetimbangan antara bentuk asam dan
bentuk basa dengan warna yang berbeda.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 103


Tabel 4.3 Beberapa Indikator asam-basa
Indikator Perubahan Warna Trayek pH
Metil jingga Merah ke kuning 3,1 – 4,4
Metil merah Merah ke kuning 4,2 – 6,2
Lakmus Merah ke biru 4,5 – 8,3
Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6
fenolftalein Tak berwarna ke merah ungu 8,0 – 9,6

Dengan kertas indikator universal, kita juga dapat


mengetahui kekuatan asam atau basa pada konsentrasi yang
sama dengan cara menetapkan pH tersebut.

C. ReakSI aSam DenGan baSa

1. Reaksi Penetralan/Penggaraman Asam Basa


Dari televisi, Anda sering melihat iklan yang menggambarkan
bagaimana efektifnya antasid (obat maag) dalam menetralkan
asam lambung. Apa yang dikandung obat-obatan antasid
tersebut? Ternyata obat-obatan tersebut mengandung basa,
karena hanya basa yang dapat menetralkan pengaruh asam.
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam
dan basa cenderung bereaksi satu sama lain. Reaksi asam dan
basa merupakan pusat kimiawi sistem kehidupan, lingkungan,
dan proses-proses industri yang penting. Bila larutan asam
direaksikan dengan larutan basa, maka sebagian dari ion H3O+
asam akan bereaksi dengan sebagian ion OH- basa membentuk
air.
H3O+ (aq) + OH-à 2H2O
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan
basa disebut reaksi penetralan. Persamaan diatas hanya
memperhitungkan sebagian ion-ion yang ada dalam larutan.
Apakah yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif

104 Kimia Dasar


sisa basa? Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion
yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk itu mudah
larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada dalam larutan.
Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya
akan bergabung membentuk endapan.Jadi reaksi asam dengan
basa disebut juga penggaraman, karena:
Asam + Basa à Garam + Air
Produk rekasi dari asam basa ada beberapa kemungkinan
sifat Garam yang dihasilkannya:
a. Garam netral, jika hasil reaksi dari asam kuat dan
basa kuat, dan garamnya tidak mengalami hidrolisis.
Garam netral juga diperoleh dari asam lemah dan basa
lemah dengan harga ka dan kb sama, garam ini dapat
mengalami hidrolisis.
b. Garam asam, jika dari pereaksi asam kuat dan basa
lemah. Garam ini dapat mengalami hirolisis jika
pada ahir reaksi tidak ada basa lemah tersisa atau
ditambahkan pada larutan garam. Dan jika basa lemah
tersisa atau ditambahkan pada larutan garam ini, maka
larutannya akan membentuk larutan penyangga.
c. Garam bersifat basa, jiha dihasillkan dari reaksi
asam lemah dengan basa kuat. Garam ini juga dapat
mengalami hidrolisis dan dapat bersifat sebagai
penyangga.

D. LaRutan PenYanGGa
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah
larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH
tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung34. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah

34
Sunjaya Akhmad.Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya,1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 105


pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam
kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan
basakonjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam
konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini
disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai
campuran yang terdiri dari:
a. Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-),
campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Misal
: CH3COOH ditambah CH3COO- (dari garamnya)
b. Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+),
campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.
`Misal NH3 ditambah NH4+
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
a. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH
< 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam
lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu
asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari
asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat
yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium,
dan lain-lain.
b. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH >
7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah
dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah

106 Kimia Dasar


dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan
berlebih.

1. Cara kerja larutan penyangga


Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa
dengan asam dan basa konjugasinya. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya
secara signiikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

2. Larutan penyangga asam


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga
yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami
kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut35:
a. Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke
kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan
ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) ⇌ CH3COOH(aq)
b. Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion
OH dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk
-

air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke


kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi,
penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen
asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan
tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H2O(l)

35
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2).
( Jakarta: Erlangga,2005).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 107


3. Larutan penyangga basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan
penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami
kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
a. Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan
mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan
berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion
NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) ⇌ NH4+ (aq)
b. Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka
kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH-
dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa
(NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) ⇌ NH3 (aq) + H2O(l)

4. Perhitungan pH Larutan Penyangga


a. Campuran Asam lemah dengan garamnya
Contoh
Campuran: CH3COOH + CH3COONa
Reaksi ionisasi dalam air.
Rx 1 : CH3COOH ⇌ CH3COO- + H+
Rx 2 : CH3COONa ⇌ CH3COO- + Na+
Pada reaksi 1:

108 Kimia Dasar


Pada campurannya berarti:

[H+] =

[CH3COO-] total = [CH3COO-] asam + [CH3COO-] garam


Karena pada reaksi 1, derajat ionisasi sangat kecil
(mendekati nol) sedangkan pada reaksi 2, derajat ionisasi sama
dengan satu (reaksi sempurna) maka:
[CH3COO-] asam<< [CH3COO-] garam , sehingga [CH3COO-]
asam
diabaikan. Jadi:
[CH3COO-] total = [CH3COO-] garam

[H+] =

Karena jumlah CH3COO- dari garam diikat satu maka:


[CH3COO-] garam = [CH3COONa]

[H+] =

Dapat disederhanakan:

Karena volume asam (Va) = volume garam (Vg) yaitu


volume campuran itu sendiri maka:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 109


Untuk garam yang mempunyai basa konjugasi diikat lebih
dari satu, misalnya:
(CH3COO)2Ba à 2CH3COO- + Ba2+
[CH3COO-] = 2x[(CH3COO)2Ba]
= 2x [garam]

b. Campuran basa lemah dengan garamnya


Untuk campuran basa lemah dengan garamnya penurunan
persamaannya analog dengan asam lemah dengan garamnya.
Dan diperoleh:
- Campuran NH4OH dengan NH4Cl:

- Campuran NH4OH dengan (NH4)2SO4 :

Contoh:
1. Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan
CH3COONa sehingga konsentrasi CH3COOH 0,1 M dan
konsentrasi CH3COONa 0,05 M.
Jika Ka CH3COOH = 1,8 x10-5, tentukan pH campuran
tersebut!
Jawab:
Konsentrasi yang diketahui adalah setelah dicampurkan

110 Kimia Dasar


maka:

pH = -log [H+] = -log 3,6 .10-5 = 5 –log 3,6 = 4,44


2. 50 ml NH4OH 0,1 M dicampur dengan 100 ml (NH4)2SO4
0,2 M. Jika Kb NH4OH = 10-5, tentukan pH campuran
tersebut!
Jawab:
mmol NH4OH = ml x M = 50 x 0,1 = 5 mmol
mmol (NH4)2SO4 = 100 x 0,2 = 20 mmol

pH = 14 – pOH = 14 – (5 + log 8) = 9 –log 8


3. Campuran HCOOH 0,2 M dengan HCOONa 0,3 M
mempunyai pH = 4. Jika Ka HCOOH = 2 . 10-4, tentukan
perbandingan volume HCOOH dan HCOONa!
Jawab
Misal volume HCOOH = Va
Volume HCOONa = Vg
mmol HCOOH = ml x M = Va. 0,2
mmol HCOONa = ml x M = Vg. 0,3
pH = 4, berarti [H+] = 10-pH = 10-4M

Dwi Wahyudiati, M.Pd 111


= 2.10-4 .

Jadi perbandingan volume HCOOH dengan HCOONa = 3 : 4

7. Larutan Penyangga dalam kehidupan Sehari-hari


Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan;
misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat
warna, fotograi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia,
kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat
sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia
mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia
dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan
larutan penyangga.
a. Fungsi Larutan dalam tubuh manusia
Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia
merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaski yang melibatkan
enzim sebagai katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja
dengan baik pada pH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim
tetap bekerja secara optimum, diperlukan lingkungan reaksi
dengan pH yang relative tetap, unutk itu maka diperlukan
larutan penyangga.
Didalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa
konjugasi yang berfungsi sebagai larutan penyangga. Cairan
tubuh, baik sebagai cairan intra sel (dalam sel) dan cairan
ekstra sel (luar sel) memerlukan system penyangga tersebut
unutk mempertahankan harga pH cairan tersebut. System
penyangga ekstra sel yang penting adalah penyangga karbonat
( H2CO3/HCO3-) yang berperan dalam menjaga pH darah,
112 Kimia Dasar
dan system penyangga fosfat (H2PO4-/HPO42-) yang berperan
menjaga pH cairan intra sel.
1) Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat
(H2CO3) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO3).
H 2 CO 3 (aq)à HCO 3(aq) + H +(aq)
Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam
mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami
kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan
oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi
ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan
penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan
diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan
dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar
oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki
bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan
H2CO3. Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi
alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
2) Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat
oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi
kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin
adalah:
HHb + O2 (g)à HbO2- + H+
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi
konsentrasi ion H+, sehingga pH darah juga dipengaruhi
olehnya. Pada reaksi di atas O2 bersifat basa. Hemoglobin yang
telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk
asam hemoglobin. Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada

Dwi Wahyudiati, M.Pd 113


peruraian H2CO3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO2
yang terlarut dalam air saat metabolisme.
3) Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat
penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari
campuran dihidrogen fosfat (H2PO4-) dengan monohidrogen
fosfat (HPO32-).
H2PO4-(aq) + H+(aq)àH2PO4(aq)
H2PO4- (aq) + OH-(aq)àHPO42-(aq)) + H2O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4.
Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat
penting untuk larutan penyangga urin.
Air Ludah sebagai Larutan Penyangga
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang
kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk
ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada
mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga
fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari
fermentasi sisa-sisa makanan.
Menjaga keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah,
biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan
mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik
. Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh
dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga
agar pH dapat dijaga.
Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari
tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya
asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan
114 Kimia Dasar
hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat;
sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena
itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer
kelebihan asam.
b. Fungsi Larutan penyangga dalam industri
Dalam indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk
pembuatan obat-obatan agar zat aktif dari obat tersebut
mempunya pH tertentu. Selain itu larutan penyangga juga
digunakan unutk industri makanan dan minuman ringan
seperti yang sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam
sitrat. Contohnya pada asam sitrat :
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang
ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam
sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup,
sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat
ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan
sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang
dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau
(misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat
adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi
di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama
IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Sifat-sifat isis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah
kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus
karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.
Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat.
Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk

Dwi Wahyudiati, M.Pd 115


mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan
banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat
dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga
digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air

e. HIDRoLISIS GaRam
Hidrolisis merupakan reaksi penguraian zat oleh air, reaksi
ini juga dapat terjadi jika garam bereaksi dengan air36. Reaksi
hidrolisis garam juga memegang peranan penting untuk
memberikan sifat larutan garam tersebut apakah larutan
garam bersifat asam, basa ataupun netral.
Peristiwa hidrolisis garam sangat tergantung dari komposisi
pembentuk garam, sehingga kita dapat kelompokan kedalam
empat bagian yaitu; 1)garam yang berasal dari asam kuat dan
basa kuat, 2) asam kuat dan basa lemah, 3) asam lemah dan
basa kuat dan 4) asam lemah dan basa lemah.

1. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat


Garam dengan komposisi ini tidak mengalami hidrolisis,
hal ini disebabkan karena tidak terjadi interaksi antara ion-ion
garam dengan air, seperti reaksi dibawah ini:
Garam NaCl, Garam akan terionisasi:
NaCl à Na+ + Cl-
Na+ + H2O ฀
Cl- + H2O ฀
Sifat keasaman atau kebasaan larutan sangat ditentukan
oleh keberadaan pelarut yaitu H2O, telah kita bahas bahwa
dalam kesetimbangan air, dimana [OH-] = [H+] sebesar 10-7
sehingga pH dan pOH untuk garam ini = 7.

36
Chang, Raymond, Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).

116 Kimia Dasar


2. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
Garam dengan komposisi ini mengalami hidrolisa sebagian,
hal ini disebabkan terjadinya interaksi antara ion-ion garam dengan
air. Interaksi tersebut mengubah konsentrasi ion H+, sehingga
pH garam juga berubah37. Perubahan tersebut dapat kita ikuti dari
reaksi dibawah ini.
NH4Cl à NH4+ + Cl-
Cl- + H2O ฀
NH4+ + H2O ฀ NH4OH + H+
Dari reaksi secara total bahwa larutan memiliki ion H+
bebas yang mengindikasikan bahwa larutan bersifat asam.
Dalam keadaan setimbang, besarnya [H+] dapat ditentukan.
a. Penentuan rumus konstanta hidrolisis (Kh)
Contoh garam NH4Cl
Rx 1 : NH4Cl à NH4+ + Cl-
Rx 2 : NH4+ + H2O ฀ NH4OH + H+
Dari reaksi 2 (karena memiliki kesetimbangan)

Kalikan dengan

37
Sunjaya Akhmad,Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya, 1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 117


Perhatikan reaksi ionisasi NH4OH:
NH4OH฀ NH4+ + OH-

Berarti: =

Perhatikan reaksi ionisasi air, H2O


H2O ฀ H+ + OH-

maka

jadi

b. Penentuan rumus [H+]


Dari Rx 2:
NH4+ + H2O ฀ NH4OH + H+

Karena [NH4OH] = [H+] dimana koefesien sama, dan


[H2O] diabaikan:

[H+]2 = Kh.[NH4+]
[H+] =

118 Kimia Dasar


1) Untuk garam NH4Cl dimana:
[NH4+] = [NH4Cl] = [garam] = [g], maka:

2) Untuk garam (NH4)2SO4 dimana ion yang terhidrolisis


diikat 2 maka:
(NH4)2SO4à 2NH4+ + SO42-
[NH4+] = 2[(NH4)2SO4] = 2.[garam] = 2.[g], maka

3. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat


Garam dengan komposisi ini mengalami hidrolisa
sebagian, proses tersebut didasarkan pada mekanisme reaksi
sebagai berikut:
Contoh: garam CH3COONa à CH3COO- + Na+
Na+ + H2O ฀
CH3COO- + H2O ฀ CH3COOH + OH-
Dalam larutan garam ini menghasilkan OH- bebas, dan
menyebabkan larutan bersifat basa. Untuk jenis garam ini pH
larutan > 7.
a. Penentuan rumusan konstanta hidrolisis (Kh)
Contoh : garam CH3COONa
Rx 1 : CH3COONa à CH3COO- + Na+(dalam air)
Rx 2 : CH3COO- + H2O ฀ CH3COOH + OH-
Pada reaksi 2 terjadi kesetimbangan berarti ada konstanta
kesetimbangan.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 119


Jika dikalikan maka

Perhatikan ionisasi asam lemah CH3COOH


CH3COOH ฀ CH3COO- + H+

Berarti

Jadi

b. Penentuan rumusan OH-


Pada reaksi 2:
CH3COO- + H2O ฀ CH3COOH + OH-

Karena [CH3COOH] = [OH-] dan [H2O] diabaikan karena


jumlah yang bereaksi kecil sekali, maka:

120 Kimia Dasar


1) Untuk garam CH3COONa dimana
[CH3COO-] = [CH3COONa] = [garam] = [g]
maka:

2) Untuk garam (CH3COO)2Ba dimana ion yang


terhidrolisis diikat 2 maka
(CH3COO)2Ba à 2CH3COO- + Ba2+
[CH3COO-] = 2.[CH3COOBa] = 2.[garam] = 2.[g]

4. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah


a. Penentuan Kh
Contoh: garam (CH3COO)(NH4)
Rx 1 : (CH3COO)(NH4) + air à CH3COO- +
NH4+
Rx 2 : CH3COO- + NH4+ + air ฀ CH3COOH +
NH4OH

Dwi Wahyudiati, M.Pd 121


b. Penentuan rumusan [H+] atau [OH-]
Dari rx 2 :
CH3COO- + NH4+ + H2O ฀ CH3COOH +
NH4OH

122 Kimia Dasar


Dari rumus tersebut, harga ion H+ tidak tergantung pada
konsentrasi garam tetapi hanya tergantung pada Ka dan
Kb.

Maka [H+] = 10-7 (pH = 7) berarti bersifat netral.


Jika Ka > Kb maka [H+] > 10-7 atau pH < 7 berarti bersifat
asam
Jika Ka < Kb maka [H+] < 10-7 atau pH > 7 berarti basa.
Contoh:
1. 4,1 g natrium asetat, CH3COONa (Mr = 82) dilarutkan
dalam air hingga volume larutan 500 mL. Jika Ka
CH3COOH = 10-5 tentukan pH larutan!
Jawab:

CH3COONa merupakan garam berasal dari asam lemah


dan basa kuat, berarti bersifat basa, maka yang dicari
konsentrasi ion OH-.

pOH = -log [OH-] = -log 10-5 = 5


pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9
Dwi Wahyudiati, M.Pd 123
2. 100 mL larutan (NH4)2SO4 0,1 M. Jika tetapan hidrolisis,
Kh = 10-9 tentukan pH larutan tersebut!
Jawab:
(NH4)2SO4 berasal dari basa lemah dengan asam kuat
berarti bersifat asam, maka yang dicari konsentrasi ion
H+.
Dan ion yang mengalami hidrolisis diikat 2 maka:

pH = -log [H+] = -log 10-5.(2)1/2 = 5 – ½ log 2 = 4,85


3. 1 liter larutan NH4F 0,1 M. Jika Kb NH4OH = 1,8 . 10-5 dan
Ka HF = 6,8. 10-4
Tentukan pH larutan tersebut!
Jawab:
Konsentrasi garam tidak berpengaruh

4. 100 mL NH4OH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL HCl 0,2


M. Jika Kb NH4OH= 1,8 . 10-5
a. Tentukan pH larutan NH4OH!
b. Tentukan pH larutan HCl!
124 Kimia Dasar
c. Tentukan pH larutan setelah bereaksi!
Jawab:
a.

= 1,34 . 10-3
pOH = -log [OH-] = - log 1,34 . 10-3
= 3 –log 1,34
pH = 14 – pOH = 14 – (3-log 1,34)
= 11 + log 1,34 = 11,13
b. [H+] = [HCl] = 0,2 = 2. 10-1
pH = -log [H+] = -log 2.10-1
= 1 – log 2
= 0,7
c. Kedua larutan direaksikan, kemudian keadaan
sisanya.
mmol NH4OH = V . M = 100 ml x 0,1 M = 10 mmol
mmol HCl = V . M = 50 ml x 0,2 M = 10 mmol
NH4OH + HCl à NH4Cl + H 2O
Awal : 10 mmol 10 mmol
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol
10 mmol
Sisa : - - 10 mmol 10 mmol
Tersisa NH4Cl dan terbentuk H2Oberarti terjadi hidrolisis
dengan sifat garam asam.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 125


5. Hidrolisis dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Konsep hidrolisis dalam kehidupan misalnya
adalah:
a. Pelarutan sabun
Garam natrium stearat, C 17H 35COONa (sabun cuci) akan
mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air , menghasilkan
asam stearat dan basanya NaOH.
Reaksi:
C17H35COONa + H2O C17H35COOH + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk
mencuci, airnya harus bersih dan tidak mengandung garam Ca
2+
atau Mg2+. garam Ca2+ dan Mg 2+ banyak terdapat dalam air
sadah.Jika air yang digunakan mengandung garam garam Ca
2+
, terjadi reaksi
2(C17H35COOH) + Ca2+ (C17H35COO)2 + H+
Sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya,
cucian tidak bersih karena fungsi buih untuk memperluas
permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
b. Penjernihan air

126 Kimia Dasar


Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip
hidrolisis, yaitu menggunakan senyawa aluminium fosfat yang
mengalamihidrolisis total.
c. Karbohidrat
Termasuk gula, selulosa, tepung (polisakarida), tongkol
jagung, sekam padi, dan lain-lain yang mengandung pentosan
pada proses hidrolisis menjadi furfural38. Juga sebagai bahan
baku pembuatan Hexametildiamin untuk bahan

f. RanGkuman
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka,
asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu
yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang
licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit
maag selalu meminum obat yang mengandung magnesium
hidroksida.
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam umumnya merupakan
senyawa kovalen.Adanya ion H+ atau OH– yang dihasilkan
oleh suatu asam atau basa akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran kesetimbangan air.
H2O(l) ฀ H+(aq) + OH-(aq)
Sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi ion H+ dan
OH- dalam larutan tersebut.
Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi sempurna
atau mendekati sempurna dalam larutannya.Asam lemah adalah
asam yang dalam larutannya terionisasi sebagian. Karena yang

Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael, Pengantar Kimia Organik


38

dan Hayati. (Bandung: ITB, 1992).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 127


terionisasi hanya sebagian berarti dalam larutan asam lemah
terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam
tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air.
Basa kuat adalah basa yang dalam larutannya dapat terionisasi
sempurna. Basa kuat juga akan menggeser kesetimbangan air
apabila dilarutkan ke dalamnya, yang disebabkan adanya ion
OH- dari basa yang terlarut tersebut
Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat
kecil sehingga untuk kemudahan penulisan digunakan besaran
lain. Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat
kecil, Sorensen (1868 – 1939) mengusulkan konsep pH, agar
memudahkan kimiawan dalam mengukur konsentrasi ion H+
dan perubahannya dalam suatu larutan.
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah
larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH
tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah
pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit
asam kuat atau basa kuat.Larutan penyangga tersusun dari
asam lemah dengan basakonjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan;
misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat
warna, fotograi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia,
kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat
sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia
mempuny ai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH
darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh
manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya
dengan larutan penyangga.

128 Kimia Dasar


G. LATIHAN (Soal-Soal)
1. Kedalam gelas ukur dicampurkan 24 g CH3COOH (Mr =
60) dengan 40 g CH3COONa (Mr = 82) dan ditambahkan
air sehingga volume campuran 500 ml. Jika Ka CH3COOH
= 1,8 . 10-5, tentukan pH campuran tersebut
2. Terdapat campaigner yang berasal dari 50 ml CH3COOH
0,10 M dengan 100 ml larutan (CH3COO)2Ba 0,15 M. Jika
Ka CH3COOH = 1,8 . 10-5, tentukan pH campuran!
3. 100 ml CH3COOH 0,2 M dicampur dengan 25 ml Ba(OH)2
0,1 M. Jika Ka CH3COOH = 10-5.
a. Tentukan pH larutan CH3COOH!
b. Tentukan pH larutan Ba(OH)2!
c. Tentukan pH campuran !
4. Terdapat campuran 500 ml CH3COOH 0,1 M dan 500 ml
CH3COONa 0,1 M. Ka CH3COOH = 10-5. Tentukan !
a. H campuran tersebut!
b. pH jika pada campuran tersebut ditambahkan sedikit
asam misalnya 5 ml Ka CH3COOH 0,1 M
c. pH campuran tersebut jika ditambahkan sedikit basa
misalnya 5 mL NH4OH 0,1 M
5. Jelaskan garam yang bagaimana yang dapat mengalami
hidrolisis dalam air? Bagaimana sifat masing-masing garam
tersebut?
6. Suatu garam NH4Cl (Mr = 53,5) sebanyak 10,7 gram
dilarutkan dalam air sehingga volumenya 400 ml.
a. Tentukan konsentrasi larutan NH4Cl!
b. Jika Kb NH4OH = 1,8 . 10-5, tentukan pH larutan
garam tersebut!
7. 2 liter larutan (HCOO)2Ba 0,2 M. Jika Ka HCOOH = 2 .

Dwi Wahyudiati, M.Pd 129


10-4, tentukan pH larutan tersebut!
8. Gelas kimia I berisi 100 ml larutan CH3COOH 0,1 M.
Gelas kimia II berisi 100 ml larutan NaOH 0,1 M. Jika Ka
CH3COOH = 10-5
a. Tentukan pH larutan pada gelas kima I!
b. Tentukan pH larutan pada gelas kimia II!
c. Jika larutan pada gelas kimia I dan II dicampur,
tentukan pH campurannya!

130 Kimia Dasar


bab V
StRuktuR atom

a. teoRI – teoRI Dan StRuktuR atom


Konsep atom sudah dikenal sejak peradaban Yunani (500
SM). “Atom” berasal dari bahasa Yunani, yaitu atomos, yang
berarti tidak dapat dibagi39. Menurut ilosof Yunani, atom
dianggap sebagai partikel sangat kecil yang tidak dapat diurai
lagi. Sayangnya, tidak ditemukan data atau eksperimen yang
dapat menjelaskan pemikiran tersebut.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang konsep
atom, antara lain :

1. Teori Atom Dalton


Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan hipotesa
tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier)
dan hukum perbandingan tetap (Proust). Postulat teori atom
Dalton berbunyi :Atom adalah zat yang terdiri dari bagian
terkecil yang tidak dapat diuraikan. Semua atom pada unsur
yang sama bersifat identik, tetapi atom – atom yang berasal
dari unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda pula

39
Achamad, H. dan Tupamahu, M.S, Struktur Atom, Struktur Molekul, dan
Sistem Periodik, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,2001).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 131


Senyawa kimia terbentuk dari atom – atom dengan
jumlah perbandingan tertentu. Reaksi kimia terjadi karena
adanya perubahan susunan atom dari satu kombinasi
menjadi kombinasi yang lain. Sifat individu atom sendiri tidak
mengalami perubahan.Postulat Dalton ini bertahan selama
hampir seratus tahun. Kunci keberhasilan teori ini adalah
adanya konsep yang menjelaskan bahwa tiap unsur memiliki
atom dengan karakteristik massa tertentu.
a. Kelebihan teori atom Dalton :
1) dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier)
2) dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap
(Hukum Proust)
b. Kekurangan teori atom Dalton :
1) Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom
2) PadaKenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi
partikel yang lebih kecil yang disebut partikel
subatomik

2. Teori Atom Thomson


Pada tahun 1897 seorang isikawan Inggris, Joseph John
Thomson menemukan elektron, yaitu suatu partikel bermuatan
negatif yang lebih ringan daripada atom. Dia memperlihatkan
bahwa elektron merupakan partikel subatomik. Dari
penemuannya ini J.J Thomson mengemukakan Hipotesis
sebagai berikut : “Karena elektron bermuatan negatif, sedangkan
atom bermuatan listrik netral, maka haruslah dalam atom ada
muatan listrik positif, yang mengimbangi muatan elektron
tersebut”40. Maka disusunlah suatu model atom yang dikenal
dengan model atom roti kismis.

40
Amiruddin, Achmad. Kimia Anorganik II. (Bandung: ITB,1997).

132 Kimia Dasar


Teori yang diusulkan :
a. Atom berbentuk bola pejal bermuatan listrik yang
homogen
b. Elektron bermuatan negatif tersebar di dalamnya
(seperti kismis yang tersebar di dalam roti)
a. Kelebihan :
1) dapat menerangkan adanya pertikel yang lebih kecil
dari atom yang disebut partikel subatomik
2) dapat menerangkan sifat listrik atom
b. Kelemahan :
tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar
alfa pada lempengan tipis emas

3. Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan
eksperimen yaitu penembakan lempeng tipis dengan partikel
alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan
atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-
susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Hipotesa dari
Rutherford adalah : “Atom yang tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan
massa atom terpusat pada inti atom”41.
Teori Yang Diusulkan :
a. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan
hampir seluruh massa akan terpusat pada inti
b. Elektron beredar mengelilingi inti
c. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan
elektron, sehingga atom bersifat netral

41
Siregar, Morgong, Dasar-dasar Kimia Organik, ( Jakarta: P2LPTK, 1988).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 133


d. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan
ruangan kosong
a. Kelebihan :
1) dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar
alfa oleh lempeng tipis emas
2) mengemukakan keberadaan inti atom
b. Kelemahan:
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke
dalam inti atom. Berdasarkan teori isika, gerakan elektron
mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama
- kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya
makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti

4. Teori Atom Bohr


Pada tahun 1913 Niels Hendrik David Bohr mengemukakan
teori atom yang bertitik tolak dari model atom Rutherford dan
teori kuantum Planck.
Teori yang diusulkan :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di
dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain
dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga
energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka
elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan
yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.
a. Kelebihan :
1) Mengaplikasikan teori kuantum untuk menjawab
kesulitan dalam model atom rutherford.

134 Kimia Dasar


2) Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran
(emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom hidrogen.
b. Kelemahan :
1) Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar
dari hidrogen.
2) Tidak dapat menerangkan efek Zeeman, yaitu
spektrum atom yang lebih rumit bila atom ditempatkan
pada medan magnet
Penelitian modern kemudian menunjukkan bahwa atom
terbagi atas tiga macam partikel, yaitu proton, neutron, dan
elektron42.
Tabel 5.1. Partikel – partikel atom
Massa Muatan
unit muatan
gram sma Coulomb
elektronik
Proton 1,67 x 10-24 1,007276 + 1,6 x 10-19 +1
Neutron 1,67 x 10-24 1,008665 0 0
Elektron 9,11 x 10-28 0,000549 - 1,6 x 10-19 -1
Sumber : Achmad dan Tupamahu, 2001฀

Proton dan neutron membentuk inti. Karena proton


bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan, maka inti
atom bermuatan positif. Banyaknya proton dalam inti disebut
sebagai proton number (nomor proton) atau atomic number
(nomor atom). Tiap unsur memiliki nomor atom yang
berbeda – beda, contohnya karbon (C),memiliki nomor atom
6, nitrogen (N) memiliki nomor atom 7, oksigen (O) memiliki
nomor atom 8, dll. Sampai dengan unsur bernomor atom 20,
jumlah proton dan neutron dalam inti sama. Di atas nomor
42
Musbach, Musaddiq. Fisika Modern II. ( Jakarta: Depdikbud,1996).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 135


atom 20, jumlah neutron umumnya lebih besar dari pada
jumlah proton. Misalnya, timbal (Pb) dengan jumlah proton
82, memiliki 125 neutron dalam inti. Banyaknya proton dan
neutron dalam inti disebut nucleon number (nomor inti) atau
mass number (nomor massa). Struktur atom secara sederhana
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5.2. Partikel penyusun atom


Elektron digambarkan mengelilingi inti atom menurut
lintasan tertentu. Karena letaknya di luar, maka elektron –
elektron inilah yang berperan ketika unsur – unsur mengalami
reaksi atau membentuk ikatan. Susunan elektron di dalam
atom menentukan sifat dari unsur yang bersangkutan.
Notasi Atom

X zA
X = Lambang Atom
A = Nomor Massa/Massa Atom
Z = Nomor Atom
Contoh perhitungan :
Tentukan proton, neutron, dan elektron dari atom 2311Na !

136 Kimia Dasar


Diketahui : Nomor massa = 23
Nomor atom = 11
Ditanya : proton (p), elektron (e), dan neutron (n)
Jawab : proton = elektron = 11
neutron = nomor massa – proton = 23 – 11 = 12
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan komposisi
jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom yaitu
isotop, isobar, dan isoton.
a. Isotop
Isotop adalah inti atom atau nuklida yang mempunyai
nomor atom (jumlah proton) sama tetapi mempunyai nomor
massa (jumlah neutron) berbeda. Contohnya adalah atom
karbon yang mempunyai 3 macam isotop berupa : 146 C, 136 C,
12
6
C.
b. Isobar
Isobar adalah inti atom atau nuklida yang mempunyai
nomor massa (jumlah proton dan jumlah neutron) sama tetapi
mempunyai nomor atom (jumlah proton) berbeda. Contoh :
14
6
C, 147 N
c. Isoton
Isoton adalah inti atom atau nuklida yang
mempunyai jumlah neutron sama tetapi
mempunyai nomor atom (jumlah proton) berbeda.
Contoh : 115 B, 126 C, 137 N

b. konfIGuRaSI eLektRon
Elektron tersusun dalam kulit – kulit (n) yang dapat
dinyatakan dalam huruf kapital, yaitu K, L, M, N, O, … atau
angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, … . Tiap kulit memiliki sub – sub kulit
yang dinyatakan dengan huruf, yaitu s, p d, f. Dalam sub – sub

Dwi Wahyudiati, M.Pd 137


kulit terdapat ruang (orbital) yang dapat menampung elektron
dengan kapasitas tertentu.
Tabel 5.2. Sub – sub kulit dan kapasitas elektron di dalamnya
Sub kulit Jumlah ruang Kapasitas
(orbital) Elektron
s 1 2
p 3 6
d 5 10
f 7 14

Elektron diisikan pada ruang – ruang (orbital) dengan


energi yang terendah lebih dulu. Sistem pengisian elektron
berdasarkan tingkat energi ini disebut sebagai Prinsip Aufbau.
Urutan tingkat energi pada sub – sub kulit dapat dilihat pada
gambar 5.3

Gambar 5.3 Tingkat energi atom


Menurut Pauli, dalam satu orbital, tidak boleh diisi oleh
elektron dengan arah putaran (spin) yang sama. Aturan ini
disebut sebagai Azas Larangan Pauli, yang membatasi jumlah
elektron dalam satu orbital maksimal adalah dua.

138 Kimia Dasar


Selain dua aturan di atas, dalam pengisian elektron pada
orbital juga berlaku Aturan/Kaidah Hund, yaitu :
1. Elektron yang masuk ke dalam sub kulit yang memiliki
lebih dari 1 orbital, disebarkan terlebih dahulu pada orbital
– orbital yang tingkat energinya sama, dengan spin yang
searah
2. Posisi orbital setengah penuh atau penuh lebih stabil

Contoh :
1. Unsur Cl (nomor atom 17)
Jumlah elektron = 17
Konigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
2. Ion Fe3+ (nomor atom 26)
Karena ion bermuatan +3 à kehilangan 3 elektron à hanya
23 elektron yang terlibat dalam konigurasi
Konigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
3. Ion F- (nomor atom 9)
Karena ion bermuatan -1 à bertambah 1 elektron à ada 10
elektron yang terlibat dalam konigurasi
Konigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6
4. Unsur Ar (nomor atom 18)
Jumlah elektron = 18
Konigurasi elektron = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Catatan :
- Ion positif terjadi apabila suatu unsur melepaskan
elektron à jumlah elektron dalam konigurasi lebih
sedikit daripada jumlah elektron pada nomor atom
Dwi Wahyudiati, M.Pd 139
- Ion negatif terjadi apabila suatu unsur menerima
elektron à jumlah elektron dalam konigurasi lebih
banyak daripada jumlah elektron pada nomor atom
- Suatu unsur membentuk ion positif atau negatif agar
memiliki konigurasi seperti gas mulia
- Gas mulia memiliki konigurasi dengan orbital penuh,
umumnya berakhir pada orbital np6, kecuali unsur He
(konigurasi elektron = 1s2)

C. bILanGan kuantum
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam
atom, digunakan empat bilangan kuantum yaitu :
1. n, bil kuantum utama à kulit
2. l, bil kuantum azimuth à sub kulit
s = 0, p = 1, d = 2, f = 3
- m, bil kuantum magnetik à orbital
harga antara –l s.d. +l.
- S, bil. Kuantum spin à putaran elektron
harga + ½ dan – ½
1. Bilangan kuantum utama
Bilangan kuantum utama (n) menunjukkan nomor lintasan
atau tingkat energi dari elektron dalam atom, atau juga bisa
diartikan sebagai kulit atom. Berapa nilai “n”? n memiliki
nilai semua bilangan positif yaitu 1,2,3, dan seterusnya hingga
tak terbatas. Simbol lain untuk menyebut urutan ini adalah
dengan menyebut kulit K, L, M, N, dan seterusnya. Nilai n
yang berbeda menunjukkan tingkatan energi yang berbeda.
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah
elektron. Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati
tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n2. Contoh

140 Kimia Dasar


: kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum = 2 x 42 elektron
= 32 elektron.
Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke
tingkat energi yang lain. Bila dari tingkat n=1 ke n=2 maka
elektron akan menyerap energi, dan bila berpindah dari n =
5 ke n=4 maka elektron akan melepaskan energi, energi yang
dilepaskan ini berupa emisi cahaya dengan panjang gelombang
tertentu.

Gambar 5.4. Diagram tingkat energi


2. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth disebut juga bilangan kuantum
momentum angular, bilangan kuantum ini menentukan bentuk
ruang dari orbital. Artinya nilai l yang berbeda menunjukkan
bentuk orbital yang berbeda pula. Nilai l adalah dari 0 hingga
n-1. Adapun bentuk orbital dengan nilai bilangan kuantum
azimuth 1 sampai 3 adalah sebagai berikut:
l = 0 bentuk orbitalnya disebut “orbital s”
l = 1 bentuk orbitalnya disebut “orbital p”
l = 2 bentuk orbitalnya disebut “orbital d”
l = 3 bentuk orbitalnya disebut “orbital f ”

Dwi Wahyudiati, M.Pd 141


Huruf-huruf s, p, d, dan f berasal dari istilah sharp,
principal, diffuse, dan fundamental yang digunakan untuk notasi
spektroskopi deret-deret spektrum unsur alkali.
3. Bilangan kuantum magnetik
Bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi orbital di
dalam ruang relatif dengan kedudukan orbital yang lain dalam
atom. Besarnya nilai m ditentukan dari “+l” hingga “-l”.
Artinya untuk l = 0 maka nilai m nya adalah 0, untuk l=1 maka
nilai m nya adalah -1,0, dan 1. Jadi setiap nilai m menunjukan
satu ruang orbital di dalam sub kulit atom. Perhatikan contoh
berikut : l = 0 bentuk orbitalnya disebut “orbital s” dan nilai
m yang mungkin adalah 0 sehingga orbital hanya memiliki
1 ruang orbital. l = 1 bentuk orbitalnya disebut “orbital p”
dan nilai m yang mungkin adalah -1, 0, dan 1 sehingga orbital
p memiliki 3 ruang orbital p dengan orientasi yang berbeda
yaitu Px, Py, Pz.
l = 2 bentuk orbitalnya disebut “orbital d” dan nilai m yang
mungkin adalah -2,-1, 0, 1, dan 2, sehingga orbital d memiliki
5 ruang orbital d dengan orientasi yang berbeda, yaitu dxz, dyz,
dxy, dx2-y2 dan dz2.

Gambar 5.5. Orbital d

l = 3 bentuk orbitalnya disebut “orbital f ” dan nilai m yang


mungkin adalah -3,-2,-1, 0, 1, 2, dan 3, sehingga orbital f memiliki
7 ruang orbital dengan orientasi yang berbeda.
142 Kimia Dasar
Gambar 5.6. Orbital f
Bilangan kuantum ini berhubungan dengan tingkatan
energi dan ukuran orbital, semakin besar nilai “n” maka
elektron menduduki orbital dengan tingkat energi yang lebih
besar dan ukuran orbitalnya juga semakin besar.
4. Bilangan Kuantum Spin
Bilangan kuantum spin muncul untuk menjelaskan bahwa
elektron yang berputar dapat menghasilkan medan magnet,
sangatlah mungkin untuk mengasumsikan bahwa perputaran
elektron ini memiliki dua arah yang berbeda sehingga dapat
dihasilkan medan magnet yang berlawanan arah. Dengan
asumsi ini maka bilangan kuantum spin hanya memiliki dua
nilai yang dilambangkan dengan + ½ dan -1/2. Masing-masing
nilai “s” diatas mewakili dua buah elektron yang berputar
berlawanan arah di dalam ruang orbital. Perhatikan ilustrasi
berikut:

Gambar 5.7. Arah perputaran elektron

Dwi Wahyudiati, M.Pd 143


Perhatikan gambar di atas, elektron 1 (bulatan berwarna
merah) sebelah kiri berputar ke arah kiri dan elektron kedua
berputar ke arah kanan (perhatikan tanda putaran biru diatas)
akibat perbuataran ini kedua elektron akan menghasilkan
medan magnet yang berlawanan arah (ditandai dengan huruf
N kutub magnet utara dan S kutub magnet selatan).
Bilangan kuantum spin ini berhubungan dengan postulat
Wolfgang pauli (1900-1958) yang menyatakan bahwa suatu
elektron didalam atom tidak boleh memiliki 4 bilangan
kuantum yang sama. Elektron dalam orbital yang sama akan
dapat memiliki nilai n, l, dan m yang sama, sehingga untuk
nilai bilangan kuantum yang keempat yaitu bilangan kuantum
spin “s” tidak boleh sama. Karena hanya ada 2 nilai s, maka
oleh sebab itulah satu orbital maksimal hanya bisa diisi oleh
dua elektron dengan dua arah putaran yang berlawanan.

D. RanGkuman
Konsep atom sudah dikenal sejak peradaban Yunani (500
SM). “Atom” berasal dari bahasa Yunani, yaitu atomos, yang
berarti tidak dapat dibagi. Menurut ilosof Yunani, atom
dianggap sebagai partikel sangat kecil yang tidak dapat diurai
lagi.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang konsep atom,
antara lain :Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan
hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa
(Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Postulat
Dalton ini bertahan selama hampir seratus tahun. Kunci
keberhasilan teori ini adalah adanya konsep yang menjelaskan
bahwa tiap unsur memiliki atom dengan karakteristik massa
tertentu.
Pada tahun 1897 seorang isikawan Inggris, Joseph
John Thomson menemukan elektron, yaitu suatu partikel
bermuatan negatif yang lebih ringan daripada atom. Dia

144 Kimia Dasar


memperlihatkan bahwa elektron merupakan partikel
subatomik. Dari penemuannya ini J.J Thomson mengemukakan
Hipotesis sebagai berikut : “Karena elektron bermuatan negatif,
sedangkan atom bermuatan listrik netral, maka haruslah dalam
atom ada muatan listrik positif, yang mengimbangi muatan
elektron tersebut”. Maka disusunlah suatu model atom yang
dikenal dengan model atom roti kismis.
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan
eksperimen yaitu penembakan lempeng tipis dengan partikel
alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan
atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-
susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Hipotesa dari
Rutherford adalah : “Atom yang tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan
massa atom terpusat pada inti atom”.Pada tahun 1913 Niels
Hendrik David Bohr mengemukakan teori atom yang bertitik
tolak dari model atom Rutherford dan teori kuantum Planck.
Penelitian modern kemudian menunjukkan bahwa atom
terbagi atas tiga macam partikel, yaitu proton, neutron, dan
elektron. Elektron tersusun dalam kulit – kulit (n) yang dapat
dinyatakan dalam huruf kapital, yaitu K, L, M, N, O, … atau
angka, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, … . Tiap kulit memiliki sub – sub kulit
yang dinyatakan dengan huruf, yaitu s, p d, f. Dalam sub – sub
kulit terdapat ruang (orbital) yang dapat menampung elektron
dengan kapasitas tertentu.
Untuk menentukan kedudukan suatu elektron dalam
atom, digunakan empat bilangan kuantum yaitu :
1. n, bil kuantum utama à kulit
2. l, bil kuantum azimuth à sub kulit
s = 0, p = 1, d = 2, f = 3
3. m, bil kuantum magnetik à orbital
harga antara –l s.d. +l.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 145


4. S, bil. Kuantum spin à putaran elektron
harga + ½ dan – ½

E. LATIHAN (Soal-Soal)
1. Mengapa model atom Rutherford tidak dapat diterima?
2. Apa perbedaan antara model atom Bohr dan model
mekanika kuantum?
3. Atas asumsi apa sehingga disimpulkan bahwa sinar katode
itu terdiri atas partikel-partikel dan bermuatan negatif
4. Sebutkan dua dasar hukum kimia yang dipakai oleh Dalton
dalam menggunakan teori atomnya!
5. Model atom mana yang dipakai hingga saat ini? Mengapa?
6. Jelaskan aturan aufbau yang berhubungan dengan
pengisian elektron pada kulit atom!
7. Mengapa dalam suatu atom yang sama tidak mungkin
2 elektron memiliki keempat bilangan kuantum yang
sama?
8. Tentukan bilangan kuantum n, l, m, dan s dari 17 Cl dan 30 Zn!
9. Apa yang dimaksud dengan orbital
10. Tentukan harga-harga bilangan kuantum yang paling
mungkin untuk elektron ke-21 dari atom 21Sc!
11. Tentukan kulit valensi untuk unsur yang konigurasi
elektronnya :
a. 1s2 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10
12. Berapa banyaknya elektron yang tidak berpasanganuntuk
atom 15P?

146 Kimia Dasar


bab VI
tabeL PeRIoDIk unSuR

a. PeRkembanGan tabeL PeRIoDIk


Pada abad ke-19 ketika para kimiawan masih samar-samar
dalam memahami gagasan tentang atom dan molekul dan
belum mengetahui adanya elektron dan proton, dan menyusun
tabel periodik berdasarkan massa atom suatu unsur. Pada
tahun 1864 kimiawan inggris John Newlands memperhatikan
bahwa jika unsur-unsur yang dikenal pada waktu itu disusun
berdasarkan massa atomnya, maka setiap unsur kedelapan
memiliki sifat yang mirip dan dikenal sebagai hukum oktaf,
akan tetapi hukum ini tidak cocok untuk unsur-unsur setelah
kalsium, dan karya Newlands tidak diterima oleh masyarakat
ilmiah43.
Lima tahun kemudian kimiawan Rusia Dimitri Mendeleev
dan kimiawan jerman Lothar Meyer mengemukakan
penyusunan tabulasi unsur-unsur yang lebih luas berdasarkan
keteraturannya, sifat yang berulang secara periodik.
Penggolongan yang disusun oleh Mendeleev lebih baik bila
dibandingkan dengan Newlands yang disebabkan oleh 2
hal yaitu: penggolongan unsur-unsur dengan lebih tepat
berdasarkan sifatnya dan adanya kemungkinan meramal

43
Sunjaya Akhmad. Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya, 1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 147


sifat-sifat beberapa unsur yang belum ditemukan, misalnya
Mendeleev mengusulkan adanya unsur yang belum ditemukan
yang disebut eka-aluminium (unsur pertama di bawah
aluminium dengan golongan yang sama). Ketika galium
ditemukan 4 tahun kemudian, sifat-sifat yang dimiliki sangat
mirip dengan sifat-sifat eka-aluminium yang diprediksikan
seperti yang ditunjukkan pada tabel 6.1 di bawah ini:
Tabel 6.1 Sifat-sifat eka-aluminium
Sifat unsur Eka-aluminium (Ea) Galium (Ga)
Massa atom 68 sma 69,9 sma
Titik leleh Rendah 29,78 0 C
Kerapatan 5,9 g/cm 3 5,94 g/cm 3
Rumus Oksida
Ea 2 O 3 Ga 2 O 3

Versi awal tabel periodik memiliki ketidakkonstitenan,


misalnya massa atom argon (39,95 sma) lebih besar dari massa
atom kalium (30, 10 sma). Jika unsur ini digolongkan hanya
berdasarkan nomor atomnya, maka argon akan menempati
posisi yang ditempati kalium pada tabel periodik modern,
tetapi ada kimiawan yang akan menempatkan argon (gas
inert) dalam golongan yang sama dengan litium dan natrium
(2 logam yang sangat reaktif ), sehingga disarankan adanya
beberapa sifat mendasar lainnya selain massa atom (dasar sifat
periodik yang diamati). Sifat ini akhirnya berkaitan dengan
nomor atom.
Pada tahun 1913, seorang isikawan muda Inggris, Henry
Moseley, menemukan keterkaitan antara nomor atom dan
dan frekuensi sinar X yang dihasilkan dari pembakaran
unsur yang sedang dikaji dengan elektron berenergi tinggi.
Dengan sedikit pengecualian moseley menemukan bahwa
urutan kenaikan nomor atom sama dengan kenaikan massa
atom. Setelah itu, muncullah istilah tabel periodik modern

148 Kimia Dasar


yang biasanya menampilkan nomor atom bersama dengan
lambang unsurnya, di mana nomor atom menunjukkan
jumlah elektron dalam atom suatu unsur. Konigurasi elektron
unsur membantu menjelaskan munculnya sifat isika dan
kimia. Kegunaan dan pentingnya tabel periodik unsur terletak
pada fakta bahwa penggunaan pemahaman tentang sifat-
sifat umum dan kecenderungan dalam golongan atau periode
untuk meramalkan sifat unsur apapun dengan cukup tepat,
walaupun unsur tersebut tidak dikenal dengan baik44.

Gambar 6.1 Tabel Periodik Unsur

B. PENGGOLONGAN PERIODIK UNSUR-UNSUR


Menurut jenis sub kulit yang terisi, unsur-unsur dapat
dibagi menjadi beberapa golongan; unsur utama, gas mulia,
unsur transisi (logam transisi), lantanida dan aktinida45. Unsur-
unsur utama (representative elements) adalah unsur-unsur dalam
golongan 1A-7A, yang semuanya memiliki sub kulit s atau p
dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum penuh.

44
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).
45
Achamad, H. dan Tupamahu, M.S, Struktur Atom, Struktur Molekul, dan
Sistem Periodik, (Bandung :PT. Citra Aditya Bakti, 2001).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 149


Dengan pengecualian pada helium, seluruh gas mulia (noble
gas) yaitu unsur-unsur golongan 8A yang mempunyai sub
kulit p yang terisi penuh. (Konigurasi elektronnya adalah
1s2 untuk helium dan ns2 np6 untuk gas mulia yang lain, di
mana n adalah bilangan kuantum utama untuk kulit terluar).
Logam transisi adalah unsur-unsur dalam golongan 1B dan 3B-
8B, yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau
mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tak terisi
penuh. Unsur-unsur ini sering juga disebut dengan unsur-
unsur transisi blok d. Lantanida dan aktinida sering disebut
juga dengan unsur transisi blok –f karena kedua golongan ini
memiliki subkulit f yang tidak terisi penuh46.
Pola yang jelas akan muncul ketika kita mengkaji
konigurasi elektron unsur-unsur dalam golongan tertentu.
Pada Golongan 1A (logam alkali) memiliki konigurasi elektron
terluar yang mirip; masing-masing memiliki inti gas mulia
dan konigurasi ns1 untuk elektron terluarnya. Demikian pula
dengan golongan 2A (alkali tanah) juga memiliki inti gas mulia
dengan konigurasi elektron terluarnya ns2. Elektron terluar
suatu atom yang terlibat dalam ikatan kimia, sering disebut
dengan elektron valensi (valence electron). Jumlah elektron
valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku kimia
diantara unsur-unsur dalam setiap golongan. Pengamatan
ini juga berlaku untuk unsur halogen (golongan 7A), yang
memiliki konigurasi elektron terluar ns2np5 dan menunjukkan
sifat-sifat yang sangat mirip, akan tetapi harus berhati-hati
dalam meramalkan golongan 3A-6A. Sebagai contoh, unsur-
unsur dalam golongan 4A memiliki konigurasi elektron yang
sama, ns2np4, tetapi memiliki lebih banyak keragaman dalam
sifat-sifat kimia di antara unsur-unsur ini; karbon adalah

46
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).

150 Kimia Dasar


nonlogam, silikon dan germanium adalah metaloid, timah dan
timbal adalah logam.
Dalam satu golongan, gas mulia berperilaku sangat
mirip, dengan pengecualian kripton dan xenon, unsur-unsur
ini secara kimia bersifat inert. Alasannya adalah seluruh
unsur ini memiliki subkulit terluar ns2np6, terisi penuh yaitu
suatu keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi.
Walaupun konigurasi elektron terluar logam transisi tidak
selalu sama dalam satu golongan dan tidak ada pola yang
teratur dalam perubahan konigurasi elektron dari satu logam
ke logam lain dalam periode yang sama. Akan tetapi seluruh
logam transisi memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dari unsur-unsur lainnya. Hal tersebut disebabkan karena
seluruh logam-logam ini memiliki subkulit d yang tidak terisi
penuh. Demikian pula unsur-unsur lantanida dan aktinida
menyerupai satu sama lain dalam deretnya karena mempunyai
subkulit f yang tidak terisi penuh.

C. konfIGuRaSI eLektRon katIon Dan


anIon
Oleh karena banyak senyawa ionik yang berbentuk kation
atau anion monoatomik akan sangat membantu untuk
mengetahui bagaimana menulis konigurasi elektron spesi-
spesi ion ini. Prosedur untuk menulis konigurasi elektron ion-
ion akan dibagi menjadi 2 kelompok47.

1. Ion yang Dihasilkan dari Unsur Golongan Utama


Pada pembentukan kation dari atom netral unsur golongan
utama, satu elektron atau lebih dikeluarkan dari kulit n terluar

Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. Pengantar Kimia Organik


47

dan Hayati. (Bandung. ITB, 1992).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 151


yang masih terisi. Di bawah ini adalah konigurasi elektron
beberapa atom netral dan kation-kationnya yang terkait:
Na: [Ne] 3s1 Na+: [Ne]
Ca: [Ar] 4s2 Ca2+: [Ar]
Al: [Ne] 3s23p1 Al3+: [Ne]
Perhatikan bahwa setiap ion mempunyai konigurasi
elektron gas mulia yang stabil.
Dalam pembentukan anion, satu elektron atau lebih
ditambahkan ke kulit n terluar yang terisi sebagian. Perhatikan
contoh-contoh berikut:

H: 1s1 H : 1s2 atau [He]

F: 1s22s22p5 F : 1s22s22p6 atau [Ne]
2−
O: 1s22s22p4O : 1s22s22p4 atau [Ne]
3−
N: 1s22s22p3 N :1s22s22p6 atau [Ne]
Jadi, semua anion mempunyai konigurasi elektron gas
mulia yang stabil. Hal ini merupakan ciri khas dari hampir
semua golongan utama ialah ion-ion yang dihasilkan dari
atom-atom netralnya mempunyai konigurasi elektron terluar
gas mulia ns2np6.

2. Kation yang Dihasilkan dari Logam Transisi


Pada baris pertama logam transisi (Sc-Cu), orbital 4s selalu
diisi lebih dahulu sebelum orbital 3d, seperti mangan dengan
konigurasi elektron [Ar] 4s23d548.Jika terbentuk ion Mn2+,
memungkinkan 2 elektron dikeluarkan dari orbital 3d untuk
menghasilkan [Ar] 4s23d3. Pada kenyatannya, konigurasi
elektron Mn2+ [Ar] 3d5. Alasannya adalah interaksi elektron-
elektron inti pada atom netral agak berbeda dengan interaksi
pada ionnya. Jadi, meskipun dalam Mn orbital 4s selalu terisi

48
Amiruddin, Achmad. Kimia Anorganik II. (Bandung: ITB,1970).

152 Kimia Dasar


lebih dahulu daripada orbital 3d, elektron dikeluarkan dari 4s
pada pembentukan Mn2+, karena orbital 3d lebih stabil daripada
orbital 4s dalam ion logam transisi, 0leh karena itu, jika kation
terbentuk dari logam transisi, elektron yang dilepaskan
pertama-tama selalu orbital ns kemudian baru orbital (n-1) d.
Pada kenyatannya logam transisi dapat membentuk lebih dari
satu kation dan seringkali kation tersebut tidak isoelektron
dengan gas mulia sebelumnya.

D. KERAGAMAN PERIODIK DALAM SIFAT-SIFAT


fISIka
Konigurasi elektron unsur-unsur memiliki suatu
keragaman periodik dengan bertambahnya nomor atom yang
menyebabkan terjadinya keragaman periodik dalam perilaku
isis dan kimianya. Di mana sifat isika dan sifat kimia suatu
unsur berbeda dalam setiap golongan dan periode yang
ditempati oleh suatu unsur.

1. Muatan Inti Efektif


Muatan inti efektif berperan menentukan posisi keadaan
energi dan garis-garis spektral atom, khususnya energi ionisasi
dan berbagai sifat-sifat atom lain yang saling terkait, seperti
karakter sifat logam dan bukan logam (ditentukan berdasarkan
mudah atau tidaknya mengalami ionisasi). Besarnya interaksi
antara masing-masing tipe elektron yang menyebabkan adanya
efek pelindung dan muatn inti efektif memang sulit ditentukan
secara eksak.
Muatan inti efektif yang dimiliki oleh suatu unsur
dipengaruhi oleh efek perisai yang dilakukan elektron yang
berada di dekat inti terhadap elektron-elektron pada kulit luar
dalam atom berlektron banyak. Adanya elektron-elektron
perisai penyaring mengurangi gaya elektrostatik antara proton
yang bermuatan positif dalam inti dengan elektron-elektron

Dwi Wahyudiati, M.Pd 153


pada kulit luar. Gaya tolak menolak antar elektron dalam atom
berelektron banyak akan lebih mengimbangi gaya tarik yang
dilakukan oleh inti. Konsep muatan inti efektif memungkinkan
untuk menjelaskan efek perisai pada sifat-sifat periodik.
Seperti pada Helium dengan konigurasi elektron 1s2.
Kedua proton helium memberikan muatan +2 kepada inti,
tetapi gaya tarik penuh dari muatan ini terhadap 2 elektron
1s sebagian diimbangi oleh tolak menolak elektron-elektron.
Akibatnya, setiap elektron 1s diperisai dari inti oleh elektron 1s
lainnya. Muatan inti efektif dinyatakan sebagai:
Zeff = Z – σ
Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (nomor atomnya)
dan σ (sigma) disebut konstanta perisai yang memiliki nilai
lebih besar dari 0 tetapi lebih kecil dari Z.
Salah satu contoh pengaruh dari perisai elektron adalah
energi yang diperlukan untuk mengeluarkan satu elektron
dari atom berelektron banyak dengan perkiraan energi 2373
kj untuk mengeluarkan elektron pertama dari 1 mol atom He
dan energi sebesar 5251 kj untuk mengeluarkan elektron kedua
ion He+. Alasan diperlukannya lebih banyak energi untuk
mengeluarakan elektron kedua yaitu dengan hanya terdapat
1 elektron, maka tidak ada perisai dan elektron itu merasakan
seluruh pengaruh dari muatan inti +2.
Untuk atom-atom dengan 3 elektron atau lebih, elektron
pada kulit tertentu diperisai oleh elektron pada kulit bagian
dalam (kulit yang lebih dekat dengan inti), tetapi tidak oleh
elektron pada kulit yang lebih luar. Seperti pada lithium yang
memiliki konigurasi elektron 1s22s1, elektron 2s diperisai oleh
2 elektron 1s, tetapi elektron 2s tidak memberi efek perisai
terhadap elektron 1s. Sebagai tambahan, kulit bagian dalam
yang terisi penuh memerisai elektron bagian luar secara lebih
efektif daripada elektron lainnya. Di mana, perisai elektron

154 Kimia Dasar


menghasilkan konsekuensi yang penting untuk ukuran atom
dan pembentukan ion-ion dan molekul-molekul49.

2. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom suatu logam adalah setengah jarak antara
2 inti pada atom-atom yang berdekatan. Untuk unsur yang
berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah
jarak antara inti dua atom dalam molekul tertentu. Jari-
jari atom ditentukan oleh bagaimana kuatnya elektron kulit
bagian luar ditahan oleh inti. Makin besar muatan inti efektif,
makin kuat elektron-elektron ditahan dan semakin kecil jari-
jari atomnya. Unsur-unsur ynag berada pada periode kedua
dari Li-F, dari kiri ke kanan, ditemukan bahwa jumlah elektron
dalam kulit bagian dalam (1s2) adalah tetap, sedangkan muatan
inti bertambah.
Elektron-elektron yang ditambahkan untuk mengimbangi
bertambahnya muatan inti tidak efektif dalam memerisai satu
sama lainnya. Akibatnya muatan inti efektif bertambah terus
menerus sedangkan bilangan kuantum utamanya tetap (n=2).
Misalnya elektron 2s pada bagiam luar litium diperisai dari inti
(3 proton) oleh 2 elektron 1s. Diasumsikan efek perisai dari
2 elektron 1s meniadakan 2 muatan positif dalam inti. Jadi,
elektron 2s hanya merasakan gaya tarik yang disebabkan oleh 1
proton dalam inti (muatan inti efektifnya +1). Dalam berilium
(1s22s2), setiap elektron 2s diperisai oleh 2 elektron 1s bagian
dalam yang meniadakan 2 dari 4 muatan positif dalam inti.
Oleh karena 2s tidak saling melindungi satu sama lain secara
efektif, hasil keseluruhannya yaitu muatan inti efektif untuk
masing-masing elektron 2s lebih besar dari +1. Jadi, karena
muatan inti efektif bertambah, jari-jari atom terus berkurang
dari litium ke lorin.

49
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 155


Jari-jari atom ditentukan berdasarkan pada perhitungan
adari setengah jarak antar atom dwiatomik. Dari pengukuran
ini terlihat bahwa untuk unsur-unsur segolongan, dari atas ke
bawah mempunyai jari-jari atom yang semakin besar, sedang
unsur-unsur dalam satu periode, dari kiri ke kanan memiliki
jari-jari atom yang makin kecil.
Tabel 4.2. Jari-Jari Atom Berbagai Unsur dalam Satuan nm
Golongan

IA II A III A IV A VA VI A VII A

H (0,037) Be (0,125) B (0,090) C (0,077) N (0,075) O (0,075) F (0,071)


Li (0,134) Mg (0,145) Al (0,130) Si (0,118) P (0,110) S (0,102) Cl (0,099)
Na (0,154) Ca (0,174) Ga (0.12) Gr (0,122) As (0,122) Se (0,117) Br (0,114)
K (0,196) Sr (0,191) In (0,150) Sn (0,140) Sb (0,143) Te (0,135) I (0,155)
Rb (0,216) Ba (0,198) Ti (0,155) Pb (0,154) Bi (0,15) Po (),153)
Cs (0,235)

Dari atas ke bawah (dalam satu golongan), misalnya


golongan 1A dapat diamati bahwa jari-jari atom bertambah
dengan bertambahnya nomor atom. Untuk logam alkali
elektron terluar menempati orbital ns. Karena ukuran orbital
bertambah dengan meningkatnya bilangan kuantum utama
n, ukuran atom logam bertambah dari Li ke Cs. Hal serupa
juga dapat diterapkan pada unsur-unsur dalam golongan yang
lain.

3. Jari-Jari Ion
Jari-jari ion (ionic radius) adalah jari-jari kation atau anion.
Jari-jari ion mempengaruhi sifat-sifat isika dan kimia suatu
senyawa ionik. Misalnya, struktur berdimensi tiga dari suatu
senyawa ionik bergantung pada ukuran relatif kation dan
anionnya.
Jika atom netral diubah menjadi suatu ion, diharapkan
ukurannya berubah. Jika atom membentuk anion, ukurannya

156 Kimia Dasar


(atau jari-jarinya) bertambah, oleh karena muatan inti tetap
sama tetapi tolak menolak yang dihasilkan oleh elektron
yang ditambahkan akan memperbesar daerah awan elektron,
sedangkan kation lebih kecil dari atom netral yang disebabkan
oleh pelepasan 1 elektron atau lebih mengurangi tolak-menolak
elektron-elektron tapi muatan inti tetap sama, sehingga
awan elektron mengkerut. Ukuran jari-jari atom suatu unsur
berbanding lurus dengan jari-jari ionnya. Dari atas ke bawah
tabel periodik, jari-jari atom dan ion bertambah. Untuk ion-
ion yang dihasilkan dari unsur-unsur dengan golongan
yang berbeda, perbandingan dalam ukuran akan berarti jika
hanya ion-ionnya adalah isoelektron (kation lebih kecil dari
anion), misalnya, Na+ lebih kecil daripada F-. Kedua ion ini
mempunyai jumlah elektron yang sama, tetapi Na (Z = 11)
mempunyai proton lebih banyak daripada F ( Z = 9). Muatan
inti Na+ yang lebih besar menghasilkan jari-jari yang lebih kecil
.

Gambar 6.2 Ukuran Jari-Jari atom dan Ion Dalam Satu Periode dan
Golongan
Pada kation isoelektron, untuk jari-jari ion tripositif (ion
yang mempunyai 3 muatan positif ) lebih kecil daripada ion
diposotif ( mempunyai 2 muatan positif ) yang lebih kecil dari
ion unipositif (1 muatan positif ), misalnya pada unsur dalam

Dwi Wahyudiati, M.Pd 157


periode ketiga; Al3+, Mg2+, dan Na+. Ion Al3+ mempunyai
jumlah elektron yang sama dengan Mg2+ tetapi kelebihan 1
proton. Jadi, awan elektron pada Al3+ tertarik lebih ke dalam
daripada dalam Mg2+ dan Na+.
Pada anion isoelektron, menunjukkan bahwa jari-jari
bertambah jika dimulai dari ion dengan muatan uni negatif
(-) dengan ion yang muatannya dinegatif (2-), dan seterusnya.
Jadi ion oksida lebih besar daripada ion lourida karena oksigen
mempunyai 1 proton lebih sedikit daripada Flourin sehingga
awan elektron lebih tersebar meluas dalam O2-.

4. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom, ion atau molekul. Energi
untuk melepaskan elektron pertama disebut energi pengionan
pertama, untuk melepaskan elektron kedua disebut energi
pengionan kedua, dan seterusnya, di mana besarnya energi
pengionan dipengaruhi oleh jari-jari atom dan susunan
elektron, dalam tiap golongan, dari atas ke bawah, energi
pengionan semakin kecil, karena jari-jari ion semakin besar50.
Sifat-sifat kimia setiap atom dipengaruhi oleh konigurasi
elektron valensi atom tersebut. Energi ionisasi adalah energi
minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron
dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya
energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan
untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya,
atau bagaimana ”eratnya” elektron terikat dalam atom.
Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan
elektronnya.
Untuk atom berelektron banyak, besar energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron pertama dari atom
pada keadaan dasarnya, disebut energi ionisasi pertama (I1).
50
Sukardjo, Kimia Fisika, (Yogyakarta:Rineka Cipta,1997).

158 Kimia Dasar


Energi + X+ (g ) X+ (g ) + e-
Dalam persamaan di atas, X menyatakan atom unsur
apa saja yang berwujud gas dan e- adalah satu elektron. Tidak
seperti halnya atom dalam fase cair dan padat, atom fase
gas tidak dipengaruhi oleh atom-atom tetangganya. Energi
ionisasi kedua (I2) dan energi ionisasi ketiga (I3) ditunjukkan
dalam persamaan berikut:
Energi + X+ X2+ (g ) + e- ionisasi kedua
Energi + X2+ X3+ (g ) + e- ionisasi ketiga (dst)
Jika sebuah elektron dilepaskan dari satu atom netral,
tolakan di antara elektron-elektron yang tersisa akan berkurang.
Karena muatan inti tetap tak berubah, lebih banyak energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron lain dari ion
bermuatan positif. Oleh karena itu, untuk unsur yang sama,
energi ionisasi selalu bertambah dengan urutan berikut:
I1 < I2< I3 <.....
Dalam satu periode, energi ionisasi unsur bertambah
dengan bertambahnya nomor atom. Kecenderungan ini sejalan
dengan bertambahnya muatan inti efektif dari kiri ke kanan.
Muatan inti efektif yang lebih besar artinya elektron di bagian
luar terikat lebih erat sehingga energi ionisasi pertamanya
lebih besar. Unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi sangat
tinggi bersifat tidak reaktif secara kimia (gas mulia) dan He
mempunyai energi ionisasi pertama terbesar diantara semua
unsur51.

51
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga,2004).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 159


Tabel 6.3. Energi Ionisasi Berbagai Unsur
Z Unsur Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam

1 H 1.312
2 He 2.373 5.251
3 Li 520 7.300 11.815
4 Be 899 1.757 14.850 21.005
5 B 801 2430 3.660 25.000 32.820
6 C 1.086 2.350 4.620 6.220 38.000 47.261
7 N 1.400 2.860 4.580 7.500 9.400 53.000
8 0 1.314 3.390 5.300 7.470 11.000 13.000
9 F 1.680 3.370 6.050 8.400 11,000 15.200
10 Ne 2.080 3.950 6.120 9.370 12.200 15.000
11 Na 495,9 4,560 6.900 9.540 13.400 16.600
12 Mg 738,1 1.450 7.730 10.500 13.600 18.000
13 Al 577,9 1.820 2.750 11.600 14.800 18.400
14 Si 786,3 1.580 3.230 4.360 16.000 20.000
1S P 1.012 1.904 2.910 4.960 6.240 21.000
16 S 999,5 2.250 3.360 4.660 6.990 8.500
17 Cl 1.251 2.297 3.820 5.160 6.540 9.300
18 Ar 1.521 2.666 3.900 5.770 6.240 8.800
19 K 418,7 3.052 4.410 5.900 8.000 9.600
20 Ca 589,5 1.145 4.900 6.500 8.100 11.000

160 Kimia Dasar


Graik6.3. Hubungan Antara Energi Ionisasi dan Nomor Atom
Suatu Unsur
Unsur-unsur golongan 2A mempunyai energi ionisasi
pertama yang lebih tinggi dari logam alkali, karena memiliki
2 elektron valensi (ns2). Unsur non logam mempunyai energi
ionisasi lebih besar dibandingkan dengan unsur logam dan
energi ionisasi metaloid berada di antara logam dan non logam.
Perbedaan energi ionisasi ini berpengaruh pada kemampuan
suatu unsur untuk membentuk kation (unsur logam) dan anion
(unsur non logam) dalam senyawa ionik. Untuk golongan
tertentu energi ionisasi menurun dengan bertambahnya
nomor atom (dari atas ke bawah dalam golongan itu). Unsur-
unsur dalam golongan yang sama memiliki konigurasi
elektron terluar yang mirip, tetapi, dengan meningkatnya
bilangan kuantum utama n, bertambah pula jarak rata-rata
elektron valensi dari inti. Makin jauh jarak antara elektron dan
inti berarti gaya tariknya lemah sehingga elektron lebih mudah
untuk dilepaskan dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Jadi, karakter logam dari unsur-unsur dalam satu golongan
meningkat dari atas ke bawah (golongan 3A-7A). Misalnya
pada golongan 4 A; karbon adalah nonlogam, silikon dan
germanium adalah metaloid, timah dan timbal adalah logam.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 161


Terdapat ketidakteraturan pada saat terjadi perpindahan
dari golongan 2A ke 3A (dari Be ke B, dari Mg ke Al). Golongan
3A mempunyai 1 elektron dalam subkulit p terluar (ns2np1) yang
diperisai dengan baik oleh elektron bagian dalam dan elektron
ns2 sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepaskan 1e- p
lebih rendah daripada untuk melepaskan sepasang elektron s
dari tingkat energi utama yang sama, sehingga energi ionisasai
golongan 3A < 2A pada periode yang sama. Ketidakteraturan
kedua terjadi antara golongan 5A dan 6A (dari N ke O dan
dari P ke S). Unsur golongan 5A (ns2np3) elektron p berada
dalam 3 ortibal yang terpisah (aturan Hund). Dalam golongan
6 A (ns2np4) elektron tambahan harus dipasangakan dengan
salah satu dari 3 elektron p. Kedekatan elektron pada orbital
yang sama menghasilkan tolakan elektrostatik yang lebih
besar sehingga lebih mudah untuk mengionisasi atom unsur
golongan 6A, walaupun muatan inti bertambah besar satu
satuan. Jadi energi ionisasi dalam golongan 6A lebih rendah
daripada golongan 5 A dalam periode yang sama.

5. Ainitas Elektron
Sifat lain yang sangat mempengaruhi perilaku kimia
atom-atom adalah kemampuannya untuk menerima satu atau
lebih elektron. Kemampuan ini disebut ainitas elektron yaitu
perubahan energi yang terjadi ketika satu elektron diterima
oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.
X(g) + e- X − (g)
Pada bahasan sebelumnya telah diketahui bahwa energi
ionisasi positif berarti bahwa energi harus diberikan untuk
melepas satu elektron. Di sisi lain, ainitas elektron bernilai
positif berarti bahwa energi dilepaskan ketika satu elektron
ditambahkan ke suatu atom, contoh; proses atom lourin
menerima satu elektron dalam keadaan gas:
F(g) + e- F − (g) ∆H = -328 kJ

162 Kimia Dasar


Tanda ∆H menandakan reaksi tersebut bersifat eksotermik,
tapi memiliki ainitas +328 kJ/mol. Jadi, ainitas elektron
merupakan energi yang harus diberikan untuk melepaskan
elektron dari ion negatif. Untuk pelepasan satu elektron dari
lourida:
F − (g) F(g) + e- ∆H = +328 kJ
Ainitas elektron yang bernilai besar dan positif berarti
bahwa ion negatif tersebut sangat stabil (atom yang memiliki
kecenderungan kuat untuk menerima elektron), seperti energi
ionisasi yang tinggi menunjukkan bahwa atom itu sangat
stabil.
Secara percobaan, ainitas elektron ditentukan dengan
melepaskan elektron tambahan dari suatu anion, tetapi
berlawanan dengan energi ionisasai, ainitas elektron sulit
diukur karena anion-anion berbagai unsur tidak stabil.
Pola kecenderungan keseluruhannya adalah meningkatnya
kecenderungan dalam menerima elektron (nilai ainitas
elektron semakin positif ) dari kiri ke kanan dalam satu
periode (ainitas logam< non logam). Nilai-nilainya sedikit
bervariasai dalam golongan tertentu. Halogan (golongan 7A)
memiliki nilai ainitas elektron terbesar, karena dengan hanya
menerima satu elektron, setiap atom halogen akan memiliki
koniguarasi elektron stabil gas mulia yang berada tepat di
sebelah kanannya. Misalnya, konigurasi elektron F − adalah
1s22s22p6 ; Cl − 3s23p6 dst. Hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa gas mulia memiliki ainitas kurang dari nol. Jadi, anion-
anion gas ini jika terbentuk akan tidak stabil .
Bila potensial ionisasi merupakan ukuran kemampuan
suatu unsur untuk berubah menjadi ion positif, maka ainitas
elektron merupakan ukuran suatu unsur untuk berubah
menjadi ion negatif.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 163


Tabel 6.4. Nilai Ainitas Elektron Beberapa Unsur Golongan
Utama dan Gas Mulia
Ia 2a 3a 4a Sa 6a 7a 8a
H He
<0
Li Be B C N 0 F Ne
60 <_ 0 27 122 0 141 328 <0
Na Mg A1 Si P S Cl Ar
0 44 134 72 200 349 <0
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
-18 2,4 29 118 77 195 325 <0
Rh Sr In Sn Sb Te I Xe
47 4,7 29 121 101 190 295 <0
C. Ba TI Pb Bi At Rn
45 14 30 110 110 9 <0
Ainitas elektron oksigen memiliki nilai positif (141 kJ/
mol), yang berarti bahwa proses:
O(g) + e- O − (g) ∆H = -141 kJ
bersifat eksotermik. Di sisi lain, ainitas elektron O − sangat
negatif (-780 kJ/mol), yang berarti bahwa proses :
O − (g) O(g) + e- ∆H = + 780 kJ
bersifat endotermik walaupun ion O2- isoelektron dengan
gas mulia Ne. Proses ini tidak disukai pada fase gas karena
kenaikan tolakan antar elektron yang dihasilkannya melampaui
kestabilan yang diperoleh dengan mencapai konigurasi gas
mulia, akan tetapi O2- umumnya dalam senyawa ion (misalnya
Li2O dan MgO), dalam padatan, ion O2- distabilkan oleh kation-
kation tetangganya.

164 Kimia Dasar


Graik 6.4. Hubungan Antara Nomor Atom dan Ainitas Elektron.

6. Keelektronegatifan
Elektronegativitas unsur adalah kecenderunagn suatu
unsur untuk menarik elektron dari atom lain untuk digunakan
secara bersama. Besaran ini pada umumnya untuk atom-atom
yang berjari-jari kecil, dan mempunyai harga elektronegativiats
lebih besar bila dibandingkan dengan atom-atom yang
berjari-jari lebih besar. Harga elektronegativitas suatu unsur
setara dengan harga potensial ionisasi unsur tersebut, artinya
semakin besar harga potensial ionisasinya, semakin besar pula
keelektronegatifan unsur tersebut.
Tarikan atom netral dalam molekul stabil terhadap elektron,
merupakan sifat yang oleh Pauling disebut keelektronegatifan.
Pengertian kualitatif mengenai keelektronegatifan yang
umumnya dipelajari pertama kali dikemukakan oleh Pauling
dan keelektronegatifan dideinisikan sebagai daya atom dalam
molekul untuk menarik elektron.
Ditemukan berbagai cara yang telah diusulkan untuk
menghitung keelektronegatifan, diantaranya adalah yang
diusulkan oleh Mulliken, yang berdasarkan teori yang

Dwi Wahyudiati, M.Pd 165


menunjukkan bahwa kecenderungan atom dalam suatu
molekul untuk bersaing dengan atom lain yang mengikatnya
untuk menarik elektron sekutu harus sebanding dengan (I +
A)/2, yaitu rata-rata potensial ionisasi dan ainitas elektron.
Menurut Allred dan Rochow mengemukakan cara empirik
untuk mneghitung keelektronegatifan, dan menganggap
elektron dalam ikatan ditarik oleh salah satu dari kedua inti
menurut hukum Coulomb:
Z *e 2
Gaya =
r2
Di mana Z* adalah muatan inti efektif yang dirasakan oleh
elektron, dan r jarak rata-rata elektron dari inti.
Keelektronegativanadalah salah satu parameter atom
paling fundamental yang mengungkapkan secara numerik
kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam molekul.
Kelektronegativan sangat bermanfaat untuk menjelaskan
perbedaan dalam ikatan, struktur dan reaksi dari sudut
pandang sifat atom. Berbagai cara telah diajukan untuk
menjelaskan dasar teori kekuatan tarikan elektron, dan
berbagai studi masih aktif dilakukan untuk mencari nilai
numerik dari ke-elektronegativan. Skala Pauling, dikenalkan
pertama sekali tahun 1932, masih merupakan skala yang paling
sering digunakan, dan nilai-nilai yang didapatkan dengan cara
lain dijustiikasi bila nilainya dekat dengan skala Pauling. L.
Pauling mendeinisikan ke-elektrogenativan sebagai besaran
kuantitatif karakter ionik ikatan. Awalnya persamaan berikut
diusulkan untuk mendeinisikan karakter ionik ikatan antara
A dan B.
. = D(AB)-½(D(AA)+D(BB))
D adalah energi ikatan kovalen. Namun, kemudian diamati,
∆ tidak selalu positif, dan Pauling memodiikasi deinisinya

(D(A )X D(B ) )
dengan:
∆ = D (AB)

166 Kimia Dasar


dan mendeinisikan karakter ionik ikatan A-B. Lebih
lanjut, ke-elektronegativan χ dideinisikan dengan cara agar
perbedaan keelektronegativan atom A dan B sebanding dengan
akar kuadrat karakter ion. Koeisien 0.208 ditentukan agar
kelektronegativan H 2.1 bila energi ikatan dinyatakan dalam
satuan kkal/mol.
X A − X B = 0,208 ∆
Keelektronegativan Pauling meningkat dengan kenaikan
bilangan oksidasi atom, nilai-nilai ini berhubungan dengan
bilangan oksidasi tertinggi masing-masing unsur.A. L. Allred
dan E. G. Rochow mendeinisikan keelektronegativan sebagai
medan listrik dipermukaan atom Zeff /r2, dan menambahkan
konstanta untuk membuat keelektronegativan X AR sedekat
mungkin dengan nilai Pauling dengan menggunakan r adalah
jari-jari ikatan kovalen atom.
Z eff
X AR = 0,74 + 0,36
r2
Nampak hasilnya adalah unsur-unsur dengan jari-jari
kovalen yang kecil dan muatan inti efektif yang besar memiliki
ke-elektronegativan yang besar.
R. Mulliken mendeinisikan ke-elektronegativan X M
sebagai rata-rata energi ionisasi I dan ainitas elektron A sebagai

X M = (1 + A)
berikut:
1
2
Unsur-unsur yang sukar diionisasi dan mudah menarik
elektron memiliki nilai ke-elektronegativan yang besar.
Walaupun ke-elektronegativan dideinisikan dengan keadaan
valensi dalam molekul dan memiliki dimensi energi, hasil yang
diperoleh dianggap bilangan tak berdimensi, walaupun deinisi
Mulliken jelas sebab berhubungan langsung dengan orbital
atom, biasanya nilai ke-elektronegativan Pauling atau Allred-
Rochow yang digunakan, karena nilai-nilai ini tidak terlalu
banyak berbeda, ke-elektronegativan Pauling biasanya cukup

Dwi Wahyudiati, M.Pd 167


bila dipilih salah satu. Nilai ke-elektronegativan berubah tidak
hanya dengan perubahan deinisi, tetapi juga sangat dipengaruhi
oleh keadaan ikatan atom, dan nilai-nilai itu harus digunakan
dengan hati-hati. Keelektronegativantom-atom penyusun
adalah besaran yang sangat penting untuk menjelaskan ikatan,
struktur dan reaksi senyawa, oleh karena itu, kimiawan selalu
berusaha untuk memperluas dasar parameter ini.

7. Potensial Ionisasi
Potensial ionisasi suatu unsur dideinisikan sebagai tenaga
yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron di kulit terluar
dari atom netral atau ion. Bila dari atom netral dinamakan
potensial ionisasi pertama, sedang untuk melepaskan elektron
berikutnya disebut potensial ionisasi tingkat kedua. Potensial
ionisasi suatu unsur ditentukan oleh dua faktor yaitu muatan
inti dan jari-jari atom. Makin besar muatan inti maka makin
besar pula gaya elektrostatik muatan inti terhadap elektron
sehingga makin tinggi pula potensial ionisasinya. Untuk unsur
dalam satu periode dari kiri ke kanan muatan intinya akin
besar dan jari-jari atomnya makin kecil, sehingga potensial
ionisasinya dari kiri ke kanan semakin besar. Untuk unsur
dalam satu golongan dari atas ke bawah muatan intinya makin
besar dan jari-jarinya juga semakin besar, ternyata pengaruh
jari-jari atom makin besar diabandingkan muatan inti sehingga
potensial ionisasinya dari atas ke bawah makin rendah..
Istilah potensial ionisasi yang paling dikenal adalah
potensial ionisasi pertama yang dideinisikan sebagai kerja
yang diperlukan untuk mengambil elektron yang terikat
paling lemah dari suatu atom normal dan meghasilkan atom
yang bermuatan positif. Jumlah energi yang diperlukan untuk
melakukan kerja ini dapat dinilai baik dalam kilo kalori ataupun
dalam elektronvolt.
Potensial ionisasi pertama diukur untuk elektron atau
elektron-elektron paling luar, sedangkan tiap baris dalam atom
168 Kimia Dasar
berkala terdiri atas unsur-unsur yang sesuai dengan urutan
pengisian kulit paling luarnya dengan elektron. Kenaikan
muatan inti dan pengurangan jari-jari, bekerja untuk mengikat
tiap elektron tambahan lebih kuat kepada inti. Faktor yang
mempengaruhi besarnya potensial ionisasi adalah; besarnya
muatan inti, jari-jari atom, efek pemerisaian kulit elektron, dan
bentuk elips lintasan elektron.
Menurut hukum Coulomb, gaya yang bekerja antara dua
muatan listrik berbanding langsung dengan hasil kali besar
muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, tetapi
dalam atom berbagai pengaruh mengganggu, menghalangi
penggunaan yang tidak lebih dari hanya pendekatan kepada
penggunaan hukum Coulomb. Pada kenyataannya hukum
tersebut berfungsi sebagai alat ramalan kasar mengenai
pengaruh kedua faktor yang pertama.
Keberkalaan potensial ionisasi, dihasilkan oleh kenaikan
tiba-tiba jarak rata-rata antara inti sehubungan dengan
dimulainya kulit baru. Pada saat yang sama, terdapat penurunan
sehubungan dengan muatan inti efektif yang disebabkan oleh
pemerisaian elektron-elektron dalam kulit dalam. Apabila
elektron berada di sekitar inti atom, maka dapt dianggap
bahwa kulit dalam bertindak sebagai perisai yang berperan
dalam menurunkan gaya tarikan muatan positif inti untuk
elektron-elektron yang berada di luar kulit tersebut sehingga
setiap kulit dalam yang berada diantara inti dan kulit paling
luar, menghasilkan efek perisai yang melemahkan gaya yang
menahan elektron luar kepada atom.

E. KERAGAMAN SIFAT-SIFAT KIMIA DALAM


UNSUR-UNSUR GOLONGAN UTAMA
Energi ionisasi dan ainitas elektron membantu kimiawan
untuk memahami jenis-jenis reaksi yang dialami unsur-unsur
dan sifat senyawa unsur-unsur tersebut. Dengan konsep ini kita
dapat meninjau perilaku kimia unsur-unsur secara sistematis,
Dwi Wahyudiati, M.Pd 169
dengan memusatkan perhatian khusus pada hubungan antara
sifat-sifat kimia dan konigurasi elektron.

1. Kecenderungan Umum dalam Sifat-Sifat Kimia


Unsur-unsur dalam golongan yang sama mempunyai
kemiripan dalam sifat kimia karena memiliki konigurasi
elektron terluar yang mirip, akan tetapi harus diterapkan
secara hati-hati. Kimiawan sudah lama mengetahui bahwa
anggota pertama dari setiap golongan (unsur-unsur periode
kedua dari litium sampai lourin) berbeda dari anggota lainnya
dalam golongan yang sama. Misalnya, litium walaupun
memperlihatkan banyak sifat-sifat khas logam alkali,
merupakan satu-satunya logam dari golongan 1A yang tidak
membentuk lebih dari satu senyawa dengan oksigen. Umumnya
alasan perbedaan tersebut adalah ukuran kecil yang tidak biasa
untuk anggota pertama setiap golongan dibandingkan dengan
anggota lain dalam golongan yang sama.
Kecenderungan lain dalam perilaku kimia unsur-unsur
golongan utama adalah hubungan diagonal. Hubungan
diagonal merujuk pada kemiripan yang ada antara pasangan
unsur dalam golongan dan periode yang berbeda pada tabel
periodik. Secara khusus, tiga anggota pertama periode kedua
(Li, Be dan B) memperlihatkan banyak kemiripan dengan
unsur-unsur yang terletak secara diagonal di bawahnya dalam
tabel periodik. Adapun sifat-sifat kimia hidrogen dan unsur-
unsur golongan utama adalah:
a. Hidrogen (1s1)
Unsur hidrogen tidak dapat menempati tempat yang
sepenuhnya sesuai dengan sifat-sifatnya dalam tabel periodik.
Pada umumnya ditempatkan pada golongan 1A dalam tabel
periodik (tidak boleh berpikiran bahwa hidrogen termasuk
golongan itu). Hidrogen memiliki 1 elektron valensi s dan
membentuk ion unipositif (H + ) yang terhidrasi dalam larutan,

170 Kimia Dasar


dan dapat membentuk ion hidrida (H − ) dalam senyawa ion
seperti NaH, CaH2, sebagai ion hidrida, hidrogen menyerupai
halogen yang seluruhnya membentuk ion uninegatif (F − dll).
Ion hidrida bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen
dan hidroksida logam yang bersesuaian:
2 NaH(s) + 2 H2O (l )
à 2 NaOH (aq) + 2 H2 (g)
CaH2 (s) + 2 H2 O (l ) à Ca(OH)2(s) + 2 H2 (g)
Senyawa hidrogen yang paling penting adalah air, yang
terbentuk ketika hidrogen terbakar di udara:
2 H2 (g) + O2 (g) à 2 H2 O (l )
b. Unsur-Unsur Golongan I A (ns1, n ≥ 2)
Unsur-unsur golongan 1A dikenal dengan logam alkali
yang memiliki energi ionisasi rendah dan karena itu memiliki
kecenderungan yang besar untuk melepaskan satu elektron
valensinya. Sebagian besar senyawa berupa ion unipositif
(logam-logam sangat reaktif ) sehingga tidak pernah ditemukan
dalam keadaan bebas di alam. Logam-logam yang bersesuain
tersebut bereaksi dengan air menghasilakn gas hidrogen dan
hidroksida logam:
2 M (s) + 2 H2 O (l ) à 2 MOH (aq) + H2 (g)
Di mana, M adalah logam alkali. Ketika dibiarkan di udara,
unsur-unsur tersebut secara bertahap kehilangan kilapnya
karena bergabung dengan gas oksigen membentuk oksida.
Litium membentuk litium oksida (mengandung ion O 2− ):
4 Li (s) + O2 (g) à 2 Li2O (s)
Logam alkali lainnya membentuk peroksida (mengandung
2−
ion O 2 ) selain oksida:
2 Na (s) + O2 (g) à Na 2 O 2 (s)
Kalium, rubidium, dan sesium juga membentuk
2−
superoksida (mengandung ion O 2 ):

Dwi Wahyudiati, M.Pd 171


K (s) + O2 (g) à KO 2 (s)
Alasan bahwa perbedaan jenis oksida terbentuk ketika
logam alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan
dengan kestabilan oksida tersebut dalam keadaan padat,
karena semua oksida ini adalah senyawa ionik, kestabilannya
bergantung pada pada seberapa kuat kation dan anion saling
tarikk menarik satu sama lain. Litium cenderung untuk
membentuk litium oksida yang demikian karena senyawa ini
lebih stabil dibandingkan litium peroksida.

Gambar.6.6 Contoh Logam Golongan II A


c. Unsur-Unsur Golongan 2A (ns2, n ≥ 2)
Unsur-unsur golongan 2A ini biasanya disebut dengan
logam alkali tanah dan bersifat kurang reaktif daripada golongan
logam alkali. Baik energi ionisasi pertama maupun kedua
turun dari berilium ke barium dan memiliki kecenderungan
untuk membentuk M2+ (M melambangkan atom logam alkali),
karena itu karakter logamnya meningkat dari atas ke bawah
dalam golongan itu. Sebagian besar senyawa berilium (BeH2
dan berilium halida, seperti BeCl2) dan beberapa senyawa
172 Kimia Dasar
magnesium (MgH2) yang terdapat di alam berupa molekul dan
bukan ion. Kereaktifan logam alkali tanah dengan air cukup
beragam. Berilium cukup reaktif untuk bereaksi dengan air
dingin:
Ba (s) + 2 H2O (l ) à Ba(OH)2 + H2 (g)
(aq )
Kereaktifan logam alkali tanah terhadap oksigen juga
meningkat dari Be ke Ba. Berilium dan Magnesium membentuk
oksida (BeO dan MgO) hanya pada suhu tinggi, sedangkan
CaO, SrO dan BaO terbentuk pada suhu kamar.
Magnesuim bereaksi dengan asam membentuk gas
oksigen:

Mg (s) + 2 H + (aq) à Mg2+(aq) + H2 (g)


Kalsium, stronsium dan barium juga bereaksi dengan asam
menghasilkan gas hidrogen.
Sifat-sifat kimia kalsium dan stronsium memberi satu
contoh menarik tentang kemiripan golongan dalam tabel
periodik stronsium-90, suatu isotop radioaktif, adalah produk
utama dari ledakan bom atom. Jika suatu bom atom diledakkan
di atmosfer, stronsium-90 yang terbentuk akan tercampur
dengan tanah dan air dan amsuk ke dalam tubuh kita lewat
rantai makanan yang relatif pendek, karena kalsium dan
stronsium secara kimia serupa, ion Sr2+ dapat menggantikan
ion Ca2+ dalam tubuh kita (dalam tulang). Pemaparan tubuh
kita secara terus menerus terhadap radiasi energi-tinggi yang
dipancarkan oleh isotop stronsium-90 dapat menyebabkan
anemia, leukimia dan beberapa penyakit kronis lainnya.
d. Unsur-Unsur golongan 3A (ns2np1, n ≥ 2)
Anggota pertama golongan 3A, boron adalah bersifat
metaloid; sisanya adalah logam. Boron tidak membentuk
senyawa ionik biner dan tidak reaktif terhadap gas oksigen dan
air. Aluminium akan berekasi dengan oksigen bila dibiarkan di
udara:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 173


4 Al (s) + 3 O2 (l ) à 2Al2O3 (s)
Aluminium yang memliki lapisan pelindung berupa
aluminium oksida kurang reaktif dibandingkan dengan
aluminium yang hanya membentuk ion tripositif. Unsur ini
bereaksi dengan klorida sebagai berikut:
2 Al (s) + 6 H + à 2 Al3+(aq) + 3 H2 (g)
Unsur-unsur logam golongan 3A yang lain membentuk
ion unipositif maupun tripositif. Semakin ke bawah ditemukan
bahwa ion unipositif menjadi lebih stabil daripada ion
tripositif.
Unsur-unsur logam dalam golongan 3A juga membentuk
banyak senyawa molekul. Misalnya, aluminium bereaksi dengan
hidrogen membentuk AlH3, yang sifat-sifatnya menyrrupai
BeH2 (contoh hubungan diagonal). Jadi, dari kiri ke kanan
alam tabel periodik terlihat adanya pergeseran bertahap dari
karakter logam ke non logam dalam unsur-unsur golongan
utama.
e. Unsur-Unsur Golongan 4A (ns2np2, n ≥ 2)
Anggota pertama golongan 4A adalah karbon (non
logam), silikon dan germanium adalah metaloid. Unsur-unsur
logam golongan ini, timah dan timbal, tidak bereaksi dengan
air tetapi bereaksi dengan asam (asam klorida) membebaskan
gas hidrogen:
Sn (s) + 2 H + (aq) à Sn2+(aq) + H2 (g)
Pb (s) + 2 H + (aq) à Pb2+(aq) + H2 (g)
Unsur-unsur golongan 4A membentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +4. Untuk karbon dan silikon, tingkat
oksidasi +4 adalah yang lebih stabil. Misalnya CO2 lebih stabil
daripada CO dan SiO2 merupakan senyawa stabil, tetapi, dari
atas ke bawah dalam golongan itu, kecenderungan stabilnya
adalah terbalik. Dalam senyawa timah tingkat oksidasi +4

174 Kimia Dasar


hanya sedikit lebih stabil dari tingkat oksidasi +2. Dalam
senyawa timbal tingkat oksidasi +2 lebih stabil. Konigurasi
elektron terluar timbal adalah 6s26p6, dan timbal cenderung
kehilangan hanya elektron 6p (untuk membentuk Pb2+)
daripada kehilangan elektron 6p dan 6s-nya (untuk membentuk
Pb4+), seperti pada senyawa PbO dan PbO2.
f. Unsur-Unsur Golongan 5A (ns2np3, n ≥ 2)
Dalam golongan 5A, nitrogen dan fosfor adalah nonlogam,
arsenik dan antimon adalah metaloid dan bismut adalah
logam52. Unsur nitrogen adalah gas diatomik (N2). Unsur
ini membentuk sejumlah oksida (NO, N2O, NO2, N2O4, dan
N2O5). Senyawa N2O5 berwujud padat dan yang lain berwujud
gas. Nitrogen memiliki kecenderungan untuk menerima 3
elektron untuk membentuk ion nitrida N3- (sehingga mencapai
koniguarsi elektron 1s22s22p6 yang isoelektron dengan neon).
Sebagian besar nitrida logam (Li3N dan Mg 3 N2) merupakan
senyawa ionik. Fosfor terdapat sebagai molekul P4. Fosfor
membentuk dua oksida padat dengan rumus P4O6 dan P4O10.
Asam okso yang penting adalah HNO3 dan H3PO4, terbentuk
ketika oksida berikut bereaksi dengan air:
N2O5 (s) + 2 H2 O (l ) à 2 HNO3 (aq)
P4O10(s) + 2 H2 O (l ) à H3PO4 (aq)
g. Unsur-Unsur golongan 6A (ns2np4, n ≥ 2)
Tiga anggota pertama golongan 6A (oksigen, belerang dan
selenium) adalah non logam dan dua anggota yang terakhir
(telurium dan polonium) adalah metaloid. Oksigen adalahgas
diatomik; unsur belerang dan selenium memiliki rumus molekul
S 8 dan Se 8 , polonium adalah unsur radioaktif yang sulit dikaji
dalam laboratorium). Oksigen memiliki kecenderungan untuk
menerima 2 elektron untuk membentuk ion oksida (O2-) dalam

Achamad, H. dan Tupamahu, M.S, Struktur Atom, Struktur Molekul, dan


52

Sistem Periodik, (Bandung :PT. Citra Aditya Bakti, 2001).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 175


banyak senyawa ionik. Konigurasi elektron O2- adalah 1s22s22p6
yang isoelektron dengan Ne. Belerang, selenium dan telurium
juga membentuk anion dinegatif: S2-, Se2-, Te2-. Unsur-unsur
dalam senyawa ini (khususnya oksigen) membentuk sejumlah
besar senyawa molekul dengan non logam. Senyawa belerang
yang penting adalah SO2, SO3 dan H2S. Asam sulfat terbentuk
ketika belerang trioksida dilarutkan dalam air:
SO3 (g) + H2 O (l ) à H2SO4 (aq)
h. Unsur-Unsur Golongan 7A (ns2np5, n ≥ 2)
Semua halogen (unsur golongan 7A) adalah non logam
dengan rumus umum X2, di mana X melambangkan unusr
halogen. Karena kereaktifannya yang sangat besar, halogen
tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya di alam.
Anggota terakhir golongan 7A adalah astatin, suatu unsur
radioaktif. Flourin sangat reaktif sehingga unsur ini dapat
bereaksi dengan air dan menghasilkan gas oksigen:
2 F2 (g) + H2 O (l ) à 4 HF (aq) + O2 (g)
Halogen memiliki energi ionisasi yang tinggi dan memiliki
ainitas elektron yang bernilai positif besar sehingga unsur ini
akan mudah membentuk anion dengan jenis X − (F − , Cl − , Br

dan I − ) disebut halida. Ion-ion ini isoelektron dengan gas
mulia, misalnya F − isoelektron dengan Ne, Cl − dengan Ar dan
seterusnya. Kebanyakan halida logam alkali dan alkali tanah
adalah senyawa ionik. Halogen juga membentuk senyawa
molekul di antara sesama halogen (ICl dan BrF3) dan dengan
unsur-unsur non logam dalam golongan yang lain (NF3, PCl5,
dan SF6). Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrogen halida:
H2 (g) + X2 (g) à 2 HX (g)

Ketika reaksi ini melibatkan lourin, terjadi ledakan, tetapi


reaksinya menjadi kurang dahsyat jika kita menggantinya
dengan klorin dan iodin. Hidrogen halida larut dalam air

176 Kimia Dasar


membentuk asam klorida. Dalam deret ini HF adalah asam
lemah tetapi asam lainnya (HCl, HBr dan HI) adalah asam
kuat.
i. Unsur-Unsur Golongan 8 A (ns2np6, n ≥ 2)
Semua gas mulia terdapat sebagai spesi monoatomik.
Konigurasi elektron gas mulia menunjukkan bahwa
subkulit terluar atom-atomnya ns dan npsudah terisi penuh,
yang menandakan kestabilan yang besar53. (Konfigurasi
elektron Helium adalah 1s2). Energi ionisasi Golongan 8A
merupakan yang tertinggi di antara semua unsur, dan gas
ini tidakmemiliki kecenderungan untuk menerima elektron
tambahan. Selama bertahun-tahun unsur-unsur ini disebut
gas inert, dan memang demikian sampai tahun 1963 tidak ada
yang dapat membuat senyawa yang mengandung salah satu
unsur-unsur ini. Tetapi suatu percobaan yang dilakukan oleh
kimiawan Inggris Neil Bartlett menggoncangkan pandangan
kimiawan yang telah lama berlaku tentang unsur ini. Pada
saat mencampurkan xenon dengan platina heksaluorida,
suatu zat pengoksidasi yang kuat, terjadi reaksi berikut:
Xe(g) + PtF6 (g) àXePtF6(s)
Sejak itulah, sejumlah senyawa xenon (XeF4, XeO3, XeO4,
XeOF4) dan sedikit senyawa kripton (KrF 2 ), telah dapat
dibuat. Waluupun ada ketertarikan yang besar dalam
kimia terhadap gas mulia, tetapi senyawa unsur ini tidak
memiliki penerapan komersial, dan tidak terlibat dalam
proses biologis di alam. Pada tahun 2000kimiawan membuat
suatu senyawa yang mengandung argon (HArF), yang stabil
hanya pada suhu yang sangat rendah. Tidak ada senyawa
helium atau neon yang dikenal.

Saito, Taro. Kimia Anorganik (Diterjemahkan oleh Ismunandar).


53

(Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo,1996).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 177


2. Sifat-sifat Oksida dalam Satu Periode
Salah satu cara untuk membandingkan sifat-sifat unsur-
unsur golongan utama dalam satu periode adalah dengan
mengkaji sifat-sifat dari sederetan senyawa yang serupa.
Oksigen bergabung dengan hampir semua unsur, dan
membandingkan sifat-sifat oksida unsur-unsur periode ketiga
untuk melihat bagaimana logam berbeda dari metaloid dan
nonlogam54.
Pada pembahasan sebelumnya bahwa oksigen
memiliki kecenderungan untuk membentuk ion oksida.
Kecenderungan ini amat didorong dalam reaksi dengan
logam yang memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu
logam golongan IA, 2A, dan aluminium. Jadi Na 2 O,
MgO, dan Al2O3, adalah senyawa-senyawa ionik, seperti
yang terlihat dari titik leleh dan titik didihnya yang tinggi.
Senyawa-senvawa ini memiliki struktur tiga dimensi yang
luas di mana setiap kation dikelilingi oleh sejumlah tertentu
anion, dan sebaliknya, karena energi ionisasi unsur-unsur
meningkat dari kiri ke kanan, maka sifat molekul dari oksida-
oksida yang terbentuk akan bertambah juga. Silikon adalah
metaloid, oksidanya (SiO,) juga memiliki jaringan tiga
dimensi yang sangat besar, walaupun dengan tidak adanya
ion-ion. Oksida fosfor, belerang, dan klor adalah senyawa
molekul yang terdiri atas saluran-saluran kecil yang terpisah.
Tarik-menarik yang lemah antara molekul-molekul ini
menghasilkan titik leleh dan titik didih yang relatif rendah.
Kebanyakan oksida dapat digolongkan sebagai asam atau
basa, bergantung pada apakah oksida ini menghasilkan asam
atau basa ketika dilarutkan dalam air atau bereaksi sebagai
asam atau basa dalam proses tertentu. Beberapa oksida bersifat
oksida amfoteryang berarti bahwa oksida-oksida tersebut

Baum, S. J., and Scaife, C. W. J., 1980, Chemistry, A Life Science Approach
54

Second Edition, New York, Macmillan Publishing

178 Kimia Dasar


bersifat asam maupun basa. Dua oksida pertama pada periode
ketiga. Na 2 O dan MgO, adalah oksida basa. Misalnya, Na 2 O
bereaksi dengan air membentuk natrium hidroksida (yang
bersifat basa):
Na 2 O(s) + H 2O(l)à2NaOH (aq)
Magnesium oksida agak sulit larut; oksida ini tidak
bereaksi dengan air dalam tingkat yang teramati, tetapi,
oksida tersebut bereaksi dengan asam dengan cara yang
menyerupai reaksi asam-basa:
MgO(s) + 2HCI(aq) à MgCl2 (aq ) + H 2O (l)
Perhatikan hahwa produk reaksinya berupa garam (MgCl2)
dan air, produk yang biasa dihasilkan pada reaksi penetralan
asam-basa.
Aluminium oksida bahkan lebih sulit larut dibandingkan
magnesium oksida; oksida ini juga tidak bereaksi dengan
air, tetapi zat ini menunjukkan sifat-sifat basa ketika bereaksi
dengan asam:
Al 2 O3 (s)+ 6HC1(aq)à 2AlCl3(aq) + 3H 2 O
Zat ini juga menunjukkan sifat-sifat asam ketika bereaksi
dengan basa:
Al 2 O3 (s) + 2NaOH(aq) + 3H 2 O (l) à2NaAl(OH)4 (aq)
JadiAl 2 O3, digolongkan sebagai oksida amfoter karena
memiliki sifat-sifat asam basa. Oksida amfoter yanglain
adalah ZnO, BeO, dan Bi 2 O 3
Silikon dioksida tidak larut dalam air dan tidak bereaksi
dengan air. Tetapi, oksida ini memiliki sifat-sifat asam
karena bereaksi dengan basa yang sangat pekat:
SiO 2 (s) + 2NaOH(aq)àNa 2 SiO3 (aq) + H 2 O(l)

Dwi Wahyudiati, M.Pd 179


karena alasan inilah, basa pekat seperti NaOH sebaiknya
tidak ditempatkan dalam peralatan gelas pyrek yang terbuat
dari SiO2.
Oksida periode ketiga yang tersisa bersifat asam, seperti
ditandai dengan reaksinva denganair membentuk asam fosfat
(H3PO4), asam sulfat (H 2 SO4), dan asam perklorat:
SO 3 (g) + H 2 O (l) àH 2 SO 4 (aq)
Cl 2 O 7 (s) + H 2 O (l)
à HCl0 4 (aq)
Kajian ini singkat mengenai oksida unsur-unsur periode
ketiga ini menunjukkan bahwa menurunnya karakter logam
unsur-unsur dari kiri ke kanan dalam satu periode. Oksidanya
berubah dari bersifat basa menjadi amfoter kemudian menjadi
bersifat asam.
Oksida logamnormal biasanya bersifat basa, dan
kebanyakan oksida nonlogam bersifatasam. Sifat-sifat
antara dari oksida-oksida (seperti ditunjukkan oleh oksida
amfoter) di pertengahan dalam satu periode. Karakter logam
unsur-unsur golongan utama meningkat dari atas ke bawah,
di mana, oksida unsur-unsur dengan nomer atom yanglebih
tinggi akan bersifat lebih basa dibandingkan dengan unsur-
unsur yang lebih ringan.

f. RanGkuman
Menurut jenis sub kulit yang terisi, unsur-unsur dapat
dibagi menjadi beberapa golongan; unsur utama, gas mulia,
unsur transisi (logam transisi), lantanida dan aktinida. Unsur-
unsur utama (representative elements) adalah unsur-unsur dalam
golongan 1A-7A, yang semuanya memiliki sub kulit s atau p
dengan bilangan kuantum utama tertinggi yang belum penuh.
Dengan pengecualian pada helium, seluruh gas mulia (noble
gas) yaitu unsur-unsur golongan 8A yang mempunyai sub
kulit p yang terisi penuh. (Konigurasi elektronnya adalah

180 Kimia Dasar


1s2 untuk helium dan ns2 np6 untuk gas mulia yang lain, di
mana n adalah bilangan kuantum utama untuk kulit terluar).
Logam transisi adalah unsur-unsur dalam golongan 1B dan 3B-
8B, yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau
mudah menghasilkan kation dengan subkulit d yang tak terisi
penuh. Unsur-unsur ini sering juga disebut dengan unsur-
unsur transisi blok d. Lantanida dan aktinida sering disebut
juga dengan unsur transisi blok –f karena kedua golongan ini
memiliki subkulit f yang tidak terisi penuh.
Pola yang jelas akan muncul ketika kita mengkaji
konigurasi elektron unsur-unsur dalam golongan tertentu.
Pada Golongan 1A (logam alkali) memiliki konigurasi elektron
terluar yang mirip; masing-masing memiliki inti gas mulia
dan konigurasi ns1 untuk elektron terluarnya. Demikian pula
dengan golongan 2A (alkali tanah) juga memiliki inti gas mulia
dengan konigurasi elektron terluarnya ns2. Elektron terluar
suatu atom yang terlibat dalam ikatan kimia, sering disebut
dengan elektron valensi (valence electron). Jumlah elektron
valensi yang sama menentukan kemiripan perilaku kimia
diantara unsur-unsur dalam setiap golongan. Pengamatan
ini juga berlaku untuk unsur halogen (golongan 7A), yang
memiliki konigurasi elektron terluar ns2np5 dan menunjukkan
sifat-sifat yang sangat mirip, akan tetapi harus berhati-hati
dalam meramalkan golongan 3A-6A. Sebagai contoh, unsur-
unsur dalam golongan 4A memiliki konigurasi elektron yang
sama, ns2np4, tetapi memiliki lebih banyak keragaman dalam
sifat-sifat kimia di antara unsur-unsur ini; karbon adalah
nonlogam, silikon dan germanium adalah metaloid, timah dan
timbal adalah logam.
Dalam satu golongan, gas mulia berperilaku sangat
mirip, dengan pengecualian kripton dan xenon, unsur-unsur
ini secara kimia bersifat inert. Alasannya adalah seluruh
unsur ini memiliki subkulit terluar ns2np6, terisi penuh yaitu
suatu keadaan yang menggambarkan kestabilan yang tinggi.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 181


Walaupun konigurasi elektron terluar logam transisi tidak
selalu sama dalam satu golongan dan tidak ada pola yang
teratur dalam perubahan konigurasi elektron dari satu logam
ke logam lain dalam periode yang sama. Akan tetapi seluruh
logam transisi memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dari unsur-unsur lainnya. Hal tersebut disebabkan karena
seluruh logam-logam ini memiliki subkulit d yang tidak terisi
penuh. Demikian pula unsur-unsur lantanida dan aktinida
menyerupai satu sama lain dalam deretnya karena mempunyai
subkulit f yang tidak terisi penuh.

G. LATIHAN (Soal-Soal)
1. Mengapa ada upaya mengelompokkan unsur dengan cara
tertentu?
2. Apa dasar pengelompokan Dobereiner dan Newland?
3. Terangkan perbedaan penggolongan unsur menurut cara
Mendeleyev dan Lothar Meyer!
4. Apakah unsur dibawah ini mempunyai sifat yang mirip
menurut teori triad?
5. Terngkan hukum periodik versi modernn!
6. Apakah dasar sistem periodik modern?
7. Apakah yang dimaksud:
a. Blok s dan d
b. Unsur logam dan non logam
c. Golongan utama dan transisi
d. Perioda pendek dan perioda panjang.
8. Tentukan golongan dan periode dari unsur-unsur yang
mempunyai konigurasi elektron:
a. 1s2 2s1

182 Kimia Dasar


b. 1s2 2s2 2p4
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
9. Tentukan nomot atom unsur yang terletak pada:
a. Golongan IIIA, periode 3
b. Golongan VA, periode 4
c. Golongan IIB, periode 4
d. Golongan VIB, periode 4
e. Golongan VIA, periode 5
10. Bagaimana keperiodikan jari-jari otom dalam sistem
periodik?
11. Apakah yang dimaksud ainitas elektron dan bagaimana
keperiodikannya?
12. Apakah yang dimaksud dengan keelektronegatifan dan
bagaimana keperiodikannya?
13. Apakah yang dimaksud dengan ainitas elektron dan
bagaimana keperiodikannya?
14. Manakah atom yang paling besar jari-jarinya dari atom
berikut:
Ge, Sb, Sn, dan As
15. Manakah yang lebih besar energi ionisasinya?
a. Li atau Be
b. Be atau B
c. C atau N
d. N atau O
e. Ne atau Na

Dwi Wahyudiati, M.Pd 183


bab VII
Ikatan kImIa

a. konfIGuRaSI eLektRon YanG StabIL


Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam
keadaan bebas (kecuali pada temperatur tinggi), melainkan
sebagai suatu kelompok atom-atom atau sebagai molekul.
Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom
lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian,
yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari : helium (2He),
neon (10Ne), argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan
radon (86Rn). Unsur-unsur gas mulia hampir tidak membentuk
ikatan dengan atom lain dan karena ketidakreaktifannya maka
sering disebut gas inert55. Gas mulia yang paling dikenal adalah
helium, neon, dan argon.
Kestabilan atom gas mulia karena atom ini memiliki
elektron oktet di kulit terluar. Kecuali helium yang memiliki 2
elektron (duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron (oktet)
pada kulit terluarnya. Susunan yang demikian menurut Kossel
dan Lewissangat stabil, sehingga atom-atom gas mulia tidak
menerima elektron ataupun melepaskan elektron terluarnya56.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia sangat
stabil.

55
Sukardjo, Ikatan Kimia, (Yogyakarta:Rineka Cipta,1990).
56
ibid, Ikatan Kimia, (Yogyakarta:Rineka Cipta,1990).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 185


Tabel 7.1. Konigurasi elektron gas mulia
Lambang Unsur Jumlah Elektron Pada Kulit Elektron
K L M N O Valensi
2 He 2 2
10 Ne 2 8 8
18 Ar 2 8 8 8
36 Kr 2 8 18 8 8
54 Xe 2 8 18 18 8 8
Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konigurasi
elektron seperti gas mulia. Kecenderungan ini bisa terjadi
dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan
atom lainnya. Atom yang mendekati konigurasi gas mulia
akan berusaha untuk mencapai konigurasi gas mulia baik
dengan cara menerima maupun memberikan elektron kulit
terluarnya. Atom-atom dapat saling terikat dengan beberpa
cara yaitu:

1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang


lain.
Misalnya:
a. atom Natrium yang tidak stabil melepaskan satu elektron
valensinya menjadi ion (Na+) dengan konigurasi elektron
seperti neon.
Atom 11Na (2. 8. 1) à Ion 11Na+ (2. 8)

Gambar7.1. Perubahan Struktur Elektron Atom Na menjadi Ion Na+

186 Kimia Dasar


b. atom Cl yang tidak stabil menerima tambahan satu
elektron, sehingga menjadi ion Cl- dengan konigurasi
elektron seperti argon. Atom 17Cl (2. 8. 7) à Ion 17Cl-(2. 8.
8)

Gambar 7.2. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Ion Cl-


Kedua ion ini yang muatannya berlawanan saling tarik
menarik secara elektrostatik dalam kisi ion. Serah terima
elektron yang terjadi dari penggabungan kedua cara di atas
disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama elektron oleh dua atom.


Atom 17Cl (2. 8. 7) yang tidak stabil bisa menjadi
stabildengan cara menggunakan bersama satu pasang elekltron
dengan atom klor yang lain sehingga terbentuk molekul luor,
F2. Dengan demikian masing-masing atom akan memiliki
konigurasi elektron yang stabilseperti gas mulia argon (2. 8.
8). Pembentukan molekul dengan cara ketiga ini disebut ikatan
kovalen.
Atom 17Cl + Atom 17Cl à Molekul Cl2,
setiap Clkonigurasi elektronnya2. 8. 8

Gambar 7.3. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi


Molekul Cl2
Dwi Wahyudiati, M.Pd 187
Menurut Gilbert Lewis yaitu bahwa atom bergabung untuk
mencapai konigurasi elektron yang lebih stabil. Kestabilan
maksimum tercapai jika atom telah memiliki konigurasi
elektron yang sama (isoelektron) dengan konigurasi elektron
gas mulia.
Pada saat atom berinteraksi untuk membentuk ikatan
kimia, hanya bagian terluarnya yang bersinggungan dengan
atom lain. Oleh Lewis disebut dengan sistem titik yaitu elektron
valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan kimia dan jumlah total elektron yang terlibat tidak
mengalami perubahan.
Lambang titik Lewis terdiri dari lambang unsur dan titik-
titik yang setiap titiknya menggambarkan setiap elektron
valensi dari atom-atom unsur. Konsep penulisan struktur
Lewis adalah berdasarkan Hukum Oktet: Kulit elektron yang
penuh harus mengandung 8 elektron (kecuali kulit pertama
yang mempunyai 2 elektron dalam keadaan penuh).
Penulisan struktur Lewis mengikuti tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Tulis kerangka struktur dari senyawa yang terlibat, yang
terdiri dari lambang kimia atom-atom yang terlibat
dan menempatkan atom-atom yang berikatan secara
berdekatan satu sama lain. Secara umum , atom dengan
keelektronegatifan terkecil menempati posisi di tengah /
pusat.
2. Hitung jumlah total elektron valensi dari semua atom yang
terlibat.
3. Gambar ikatan antara atom pusat dengan semua atom di
sekitarnya. Lengkapi oktet dari semua atom pusat.
4. Jika aturan oktet belum tercapai pada atom pusat, gunakan
pasangan elektron bebas dari atom-atpm disekitarnya
untuk menambah ikatan rangkap dua atau rangkap tiga

188 Kimia Dasar


di antara atom pusat dan atom disekitarnya sampai aturan
terpenuhi.

3. Menggambar Struktur Lewis


Titik-titik mewakili elektron valensi ini diisi satu persatu di
sekitar atom.

jumlah bilangan titik sama dengan konigurasi elektron


unsur tersebut.

Bilangan titik maksimum disekeliling setiap atom/ion


adalah 8 (ATURAN OKTET)

Untuk membedakan ion (dalam pembentukan ion) dengan


atom (dalam pembentukan ikatan kovalen), ion-ion dalam
struktur Lewis dilukis dalam kurung bersegi: “[ ]” & nilai
ditulis dibagian kanan atas.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 189


b. Pembentukan Ikatan kImIa
Atom-atom sebagai suatu kelompok atom atau sebagai
molekul berada dalam keadaan yang lebih stabil dari pada
atom dalam keadaan bebas. Mengapa atom-atom dapat
berikatan dan bagaimanakah ikatan itu dapat digambarkan
dengan struktur atom? Atom-atom dapat berikatan karena
atom-atom yang berikatan lebih stabil dari pada atom dalam
keadaan sendiri-sendiri (terpisah)57. Bahwa atom-atom yang
terikat itu lebih sedikit energinya, yang berarti lebih stabil.
Interaksi antara dua atom atau lebih selalu disertai dengan
pengeluaran energi. Gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul tersebut disebut ikatan kimia.Ikatan kimia adalah
gaya atau interaksi yang menyebabkan atom-atom terikat
bersama sebagai molekul atau menyebabkan atom-atom, ion-
ion, dan molekul-molekul terikat bersama sebagai kumpulan
yang lebih kompleks58.
Berdasarkan interaksi yang terjadi pada kelompok atom-
atom dan molekul, interaksi yang mengikat atom-atom dalam
molekul dibedakan :

1. Interaksi antar atom, yang terdiri atas:


a. Ikatan ion atau ikatan elektrovalen.
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik menarik
antara ion yang bermuatan positip dan ion bermuatan negatif
yang dihasilkan karena perpindahan (transfer) elektron antara
atom-atom yang membentuk ikatan. Gaya tarik menarik
yang bekerja pada ikatan ini disebut gaya elektrostatik atau
gaya Coulomb. Suatu ikatan ion dihasilkan dari gaya tarik
elektrostatik antara ion yang bermuatan positip ( kation ) dan
ion yang bermuatan negatip ( anion )
Siregar, Morgong, Dasar-dasar Kimia Organik,( Jakarta:P2LPTK, 1988).
57

Baum, S. J., and Scaife, C. W. J.,Chemistry, A Life Science Approach Second


58

Edition, (New York, Macmillan Publishing, 1980).

190 Kimia Dasar


Garam dapur yang disebut natrium klorida, NaCl
merupakan contoh yang mudah untuk memahami terjadinya
ikatan ion. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom
natrium melepaskan sebuah elektron valensinya sehingga
terjadi ion natrium, Na+ dan elektron ini diterima oleh atom
klor sehingga terjadi ion klorida, Cl-.
Na (2. 8. 1) à Na+ (2. 8) + e
Cl (2. 8. 7) + e à Cl- (2. 8. 8).
Selanjutnya ion klorida dan ion natrium saling tarik
menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terjadi ikatan ion.
Terbentuklah natrium klorida, NaCl.

Gambar 7. 4. Serah Terima Elektron Pada Pembentukan Natrium Klorida, NaCl


Secara sederhana kristal NaCl digambarkan seperti berikut.

Gambar 7.5. Susunan Ion dalam Kristal Natrium Klorida, NaCl

Dwi Wahyudiati, M.Pd 191


Contoh lain adalah Magnesium klorida, MgCl2. Setiap
atom logam magnesium melepaskan dua elektron pada kulit
terluarnya membentuk ion Mg2+. Dua elektron ini diserahkan
kepada dua atom non-logam klor sehingga terbentuk dua ion
klorida, Cl-
Mg (2. 8. 2) à Mg2+ (2. 8) + 2e
[Cl (2. 8. 7) + e à Cl- (2. 8. 8) ] 2x,
Ion-ion magnesium dan klorida melakukan tarik-menarik
dengan gaya elektrostatis sehingga terbentuk MgCl2.

Gambar 7.6. Ikatan Ion yang terbentuk pada Magnesium Klorida,


MgCl2
Senyawa-senyawa seperti NaCl dan MgCl2 yang berupa
padatan terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik.
Dalam senyawa ion banyaknya muatan positif dan muatan
negatif adalah seimbang.
Ikatan ion terjadi antara atom-atom logam dengan non-
logam. Dalam ikatan ion jumlah elektron yang dilepas logam
sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh non-logam.
b. Ikatan Kovalen

192 Kimia Dasar


Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama
elektron dari atom-atom yang membentuk ikatan. Pada
umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan
logam yang mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah
atau nol. Seperti misalnya : H2, CH4, Cl2, N2, C6H6, HCl dan
sebagainya.
Menurut Baum dan Scaife, ikatan kovalen dibangun dari
gaya tarik antara dua atom sebagai hasil dari berbagi antara
satu atau lebih elektron pada kulit terluar oleh kedua atom59.
Ikatan kovalen terbagi atas:
1). Ikatan Kovalen Murni
a). Ikatan Kovalen Polar
Jika dua atom non logam berbeda keelektronegatifannya
berikatan, maka pasangan elektron ikatan akan lebih tertarik
ke atom yang lebih elektronegatif. Ikatan kovalen seperti ini,
di sebut ikatan kovalen polar dan senyawanya di sebut senyawa
polar.
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang
tidak sama terhadap pasangan elektron persekutuannya. Hal
ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua atomnya.
Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang
lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub
positif dan negatif. Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai
keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan
elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih
elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif.

ibid.,Chemistry, A Life Science Approach Second Edition, (New York,


59

Macmillan Publishing, 1980).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 193


Gambar 7.7. Ikatan kovalen polar pada molekul HCl
Pada umumnya jika ikatan kovalennya polar dan bentuk
molekul asimtris, maka senyawanya Polar.

Gambar 7.8. Ikatan Kovalen Polar pada Molekul H2 dan NH3


b). Ikatan Kovalen Non Polar
Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit,
sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi momen
dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan
mendapat gaya tarik yang sama.
Pada umumnya bila suatu unsur non logam bersenyawa
dengan unsur non logam yang lain, masing-masing
atom akan menyumbangkan elektron untuk digunakan
bersama membentuk ikatan kovalen, pada dasarnya untuk
menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non polar
sama, yaitu dengan menggunakan struktur Lewis atau rumus
elektron. Pada umumnya jika suatu senyawa ikatan kovalennya
polar, tetapi bentuk molekulnya simetris, maka senyawanya
non polar.

194 Kimia Dasar


Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila
pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah
satu atom yang membentuknya. Jadi di sini terdapat satu atom
pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan
atom lain sebagai penerimanya.Syarat pembentukannya:Atom
yang satu memiliki pasangan elektron bebas dan Atom lainnya
memiliki orbital kosong
Pada pembentukan ikatan kovalen yang sederhana, tiap
atom mensuplai satu elektron pada ikatan - tetapi hal itu
tidak terjadi pada kasus disini. Ikatan koordiansi (biasa juga
disebut dengan ikatan kovalen dativ) adalah ikatan kovalen
(penggunaan bersama pasangan elektron) yang mana kedua
elektron berasal dari satu atom.
Contoh: Reaksi antara amonia dan hidrogen klorida
Jika kedua gas tak berwarna tersebut dicampurkan, maka
akan terbentuk padatan berwarna putih seperti asap amonium
klorida.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 195


Ion amonium, NH4+, terbentuk melalui transfer ion
hidrogen dari hidrogen klorida ke pasangan elektron mandiri
pada molekul amonia.

Gambar 7.10. Ikatan kovalen koordinasi


Ketika ion amonium, NH4+, terbentuk, empat hidrogen
ditarik melalui ikatan kovalen dativ, karena hanya inti hidrogen
yang ditransferkan dari klor ke nitrogen. Elektron kepunyaan
hidrogen tertinggal pada klor untuk membentuk ion klorida
negatif.
Atom-atom yang sama atau hampir sama
keelektronegatifannya cenderung membentuk ikatan kovalen
dengan menggunakan pasangan elektron bersama. Dalam
ikatan kovalen setiap atom memiliki konigurasi elektron
seperti gas mulia. Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom
non-logam. Hampir semua senyawa kovalen terbentuk
dari atom-atom non-logam. Dua atom non-logam saling
menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih
pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. Senyawa
yang berikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

Sifat isis senyawa ion dan senyawa kovalen


1. Titik Didih

196 Kimia Dasar


Air (H2O) merupakan senyawa kovalen. Ikatan kovalen
yang mengikat antara atom hidrogen dan atom oksigen
dalam molekul air cukup kuat, sedangkan gaya yang mengikat
antar molekul-molekul air cukup lemah. Keadaan inilah yang
menyebabkan air yang cair itu mudah berubah menjadi uap air
bila dipanasi sampai sekitar 100o C, akan tetapi pada suhu ini
ikatan kovalen yang ada di dalam molekul H2O tidak putus.

Gambar 7.11. Dengan pemanasan sampai 100oC, molekul-molekul


air dalam ketel diputus air Uap air
Garam dapur, NaCl adalah senyawa ionik yang meleleh
pada suhu 801oC dan mendidih pada suhu 1517oC. NaCl
mempunyai titik didih tinggi karena mengandung ikatan ion
yang sangat kuat, sehingga untuk memutuskan ikatan tersebut
dibutuhkan panas yang sangat besar. Hampir semua senyawa
kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di bawah
suhu 200oC), sedang senyawa ion mempunyai titik didih yang
tinggi (rata-rata di atas suhu 900oC).
2. Kemudahan Menguap
Banyak sekali berbagai bahan yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari merupakan senyawa kovalen seperti
ditunjukkan pada gambar 18. Sebagian besar senyawa kovalen
berupa cairan yang mudah menguap dan berupa gas. Molekul-
molekul senyawa kovalen yang mudah menguap sering
menghasilkan bau yang khas. Parfum dan bahan pemberi
aroma merupakan senyawa kovalen. Hal ini tidak diperoleh
pada sifat senyawa ionik.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 197


Gambar 7.12. Beberapa bahan yang mengandung senyawaKovalen
3. Daya hantar Listrik
Senyawa ion dalam keadaan padatan tidak dapat
menghantar arus listrik, tetapi bila padatan ionik dipanaskan
sampai suhu tinggi sehingga diperoleh lelehannya maka dapat
menghantar arus listrik. Larutan senyawa ionik yang dilarutkan
ke dalam air juga dapat menghantar arus listrik. Pada keadaan
lelehan atau larutan ion-ionnya dapat bebas bergerak. Senyawa
kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus
listrik. Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak mengandung
ion-ion sehingga posisi molekulnya tidak berubah.
4. Kelarutan
Banyak senyawa ion yang dapat melarut dalam air.
Misalnya, natrium klorida banyak diperoleh dalam air laut.
Kebanyakan senyawa kovalen tidak dapat melarut dalam air,
tetapi mudah melarut dalam pelarut organik. Pelarut organik
merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah,
alkohol, dan aseton. Senyawa ionik tidak dapat melarut dalam
pelarut organik. Namun ada beberapa senyawa kovalen yang
dapat melarut dalam air karena terjadi reaksi dengan air dan
membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke
dalam air akan membentuk ion hidrogen dan ion sulfat.

198 Kimia Dasar


Tabel 7.2. Perbandingan Sifat Ikatan Ion dengan Ikatan Kovalen
Sifat Ikatan ion Ikatan kovalen
Titik didih Tinggi Rendah
Titik leleh Tinggi Rendah
Wujud Padat pada suhu kamar Padat, cair, gas pada
suhu kamar
Daya Hantar Menghantar; larutannya dalam Tidak
listrik air dapat menghantar arus
listrik
Kelarutan dalam melarut dalam air Sulit larut dalam air
Air
Kelarutan dalam Tidak dapat melarut Dapat melarut
pelarut organik

c. Ikatan logam.
Logam mempunyai sifat khusus seperti penghantar listrik
yang baik, mempunyai titik leleh yang tinggi, berupa padatan
yang mengkilat dan ulet. Dalam bentuk padatan atom-atom
logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat. Unsur-
unsur logam pada umumnya mempunyai elektronegativitas
yang relatif rendah.
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat daya
tarik menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion
logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang
bergerak bebas. Dalam ikatan logam terjadi delocalized ikatan
elektron yang bergerak mengelilingi ion positip. Elektron yang
aktif dalam ikatan ini adalah elektron valensi yang merupakan
medan listrik karena itu logam aktif sebagai konduktor listrik.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 199


Gambar 7.13. Elektron aktif dalam ikatan logam

Gambar 7.14. Ikatan logam

200 Kimia Dasar


Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam
sebagai suatu kristal terdiri dari ion-ion positif logam dalam
bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron yang bergerak
bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam
tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga
relatif bebas bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa
logam bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik,
dan juga mengkilat. Gambar 7.15 mengilustrasikan suatu
model logam dengan elektron-elektron membentuk suatu
“lautan” muatan negatif.

Gambar 7.15. Struktur Logam menurut Teori “Lautan Elektron”


Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat
logam,seperti: dapat ditempa menjadi lempengan tipis, ulet
karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki titik leleh
dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan dan
direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur
kristal harus berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-
atom yang bergeser akan tetap pada kedudukan yang sama.
Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion
positif merupakan penyangga (Gambar 5.15).
Keadaan yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik.
Dalam kristal ionik, misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah
gaya tarik menarik antar ion-ion yang muatannya berlawanan
dengan elektron valensi yang menempati kedudukan tertentu
di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 201


terjadi keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya
pergeseran ion positif dan negatif sedemikian rupa sehingga
ion positif ber-dekatan dengan ion positif dan ion negatif
dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan
terjadi tolak-menolak sehingga kristal ionik menjadi retak.

Gambar 7.16. Adanya Tekanan terhadap kristal ionik

Tabel 7.3. Perbandingan sifat-sifat isis logam dengan non logam


LOGAM NON LOGAM

1. Padatan logam merupakan 1. Padatan non-logam


penghantar listrik yang baik. biasanya
2. Mempunyai kilap logam bukan penghantar listrik.
3.Kuat dan keras (bila digunakan 2. Tidak mengkilap.
sebagai logam paduan atau 3. Kebanyakan non-logam
alloy) tidak
4.Dapat dibengkokkan dan kuat dan lunak.
diulur. 4.Biasanya rapuh dan patah
5.Penghantar panas yang baik bila
6.Kebanyakan logam dibengkokkan atau diulur.
mempunyai 5. Sukar menghantar panas
kerapatan yang besar 6.Kebanyakan logam
7.Kebanyakan logam kerapatannya rendah
mempunyai 7.Kebanyakan non-logam titik
titik leleh dan titk didih yang leleh dan titik didihnya rendah
tinggi.

202 Kimia Dasar


2. Interaksi Antar Molekul, yang terdiri atas
a. Ikatan Hidrogen.
Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul
yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas
yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya
antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen dan ikatan ion.
Ikatan kimia terjadi diantara beberapa molekul,
dimana atom-atom dalam molekul tersebut mempunyai
perbedaan elektronegativitas tinggi. Atom yang mempunyai
elektronegativitas tersebut terikat pada atom H dalam molekul
lain, demikian hingga terbentuk rantai ikatan beberapa
molekul. Ikatan hidrogen terbentuk jika60:
(i). Atom hidrogen terikat pada atom yang
keelektronegatifannya besar (N, O, dan F).
(ii) atom yang sangat elektronegatif mempunyai pasangan
elektron bebas.

60
Achamad, H. dan Tupamahu, M.S,Struktur Atom, Struktur Molekul, dan
Sistem Periodik, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 203


Gambar 7.17. Ikatan hidrogen
b. Ikatan Van der Waals.
Ikatan ini ada dalam semua atom atau molekul, baik atom
atau molekul tersebut sudah membentuk ikatan ataupun
belum. Energi ikatannya sangat kecil, berkisar antara 1 – 10
kkal/mole.
Ikatan ini adalah satu-satunya ikatan dalam gas mulia yang
cair atau padat dan ikatan ini tidak mempunyai arah.
Ada tiga gaya yang menyusun ikatan ini yaitu61:
1) Gaya dipol-dipol
Gaya ini ada pada molekul-molekul polar seperti H2O dan
NH4. Di sini muatan positif dipol satu menarik muatan negatif
dipol lainnya. (gaya orientasi)
2) Gaya dipol-dipol terinduksi
Molekul polar dapat menginduksi molekul non polar,
hingga terbentuk molekul polar terinduksi. Keduanya dapat
tarik menarik (gaya induksi)

61
Sukardjo, Ikatan Kimia, (Yogyakarta, Rineka Cipta,1990).

204 Kimia Dasar


3) Gaya dispersi
Molekul-molekul non polar atau gas-gas mulia tidak
mempunyai dipol. Namun demikian adanya perpindahan sedikit
dari kedudukan inti dan elektron dalam molekul, menyebabkan
terjadinya dipol, walaupun sebentar. Hal ini menyebabkan
terjadinya dipol pada molekul lain karena induksi, hingga terjadi
gaya tarik (gaya dispersi).
Gaya dorong pembentukan ikatan hidrogen adalah distribusi
muatan yang tak seragam dalam molekul, atau polaritas molekul
(dipol permanen). Polaritas molekul adalah sebab agregasi
molekul menjadi cair atau padat. Namun, molekul non polar
semacam metana CH4, H2, He ( molekul monoatomik) dapat
juga dicairkan, dan pada suhu yang sangat rendah, mungkin juga
dipadatkan. Hal ini berarti bahwa ada gaya agregasi antar molekul-
molekul ini. Gaya semacam ini disebut gaya antar molekul.
Ikatan hidrogen adalah salah satu jenis gaya antar molekul.
Gaya antar molekul khas untuk molekul non polar adalah gaya
Van Der Waals. Asal-usul gaya ini adalah distribusi muatan
yang sesaat tidak seragam ( Dipol sesaat) yang disebabkan oleh
luktuasi awan elektron disekitar inti. Semakin banyak jumlah
elektron dalam molekul semakin mudah molekul tersebut akan
dipolarisasi sebab elektron-elektronnya akan tersebar luas.

Gambar 7.18. Ikatan Van der Waals

Dwi Wahyudiati, M.Pd 205


C. TEORI-TEORI YANG MENDUKUNG PEMBENTUKAN
Ikatan kImIa

1. Teori Ikatan Valensi


Teori ikatan valensi menjelaskan sifat ikatan kimia dalam
suatu molekul dari sudut valensiatom. Teori ini menyimpulkan
suatu aturan bahwa atom pusat dalam suatu molekul
cenderung untuk membentuk ikatan elektron ganda sesuai
dengan batasan geometris seperti kurang lebih ditentukan
oleh aturan oktet.
Pada tahun 1916, G.N. Lewis mengusulkan suatu ikatan
kimia yang terbentuk melalui interaksi dua elektron yang
berbagi ikatan (shared bonding electron) dengan representasi
molekul seperti struktur Lewis. Dengan menggunakan teori
Heitler-London (1927), untuk pertama kalinya dimungkinkan
untuk menghitung sifat hidrogen berdasarkan pertimbangan
mekanika kuantum. Dua konsep utama lain dalam teori ikatan
valensi adalah resonansi (1928) dan hibridisasi orbital (1930)
yang dikembangkan oleh Linus Pauling.
Pada tahun 1927, teori ikatan valensi dikembangkan atas
dasar argumen bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika
dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom
bersama oleh karena efek penurunan energi sistem. Pada
tahun 1931, beranjak dari teori ini, kimiawan Linus Pauling
mempublikasikan jurnal ilmiah yang dianggap sebagai jurnal
paling penting dalam sejarah kimia: “On the Nature of the
Chemical Bond”. Dalam jurnal ini, berdasarkan hasil kerja Lewis
dan teori valensi ikatan Heitler dan London, Linus Pauling
mewakilkan enam aturan pada ikatan elektron berpasangan62:
a. Ikatan elektron berpasangan terbentuk melalui interaksi
elektron tak-berpasangan pada masing-masing atom.

62
ibid, Ikatan Kimia, (Yogyakarta, Rineka Cipta,1990).

206 Kimia Dasar


b. Spin-spin elektron haruslah saling berlawanan.
c. Seketika dipasangkan, dua elektron tidak bisa berpartisipasi
lagi pada ikatan lainnya.
d. Pertukaran elektron pada ikatan hanya melibatkan satu
persamaan gelombang untuk setiap atom.
e. Elektron-elektron yang tersedia pada aras energi yang
paling rendah akan membentuk ikatan-ikatan yang paling
kuat.
f. Dari dua orbital pada sebuah atom, salah satu yang dapat
bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk
ikatan paling kuat, dan ikatan ini akan cenderung berada
pada arah orbital yang terkonsentrasi.

2. Teori Orbital Molekul


Teori orbital molekul (Molecular orbital tehory), disingkat
MO, menggunakan kombinasi linear orbital-orbital atom
untuk membentuk orbital-orbital molekul yang mencakup
seluruh molekul.
Dalam teori orbital molekul, tiap-tiap molekul dianggap
mempunyai orbital, seperti pada atom. Tiap-tiap elektron
dalam atom dapat ditunjukkan dengan fungsi gelombang ψ
, yang mempunyai orbital tertentu. Tiap-tiap elektron dalam
molekul juga dapat ditunjukkan dengan fungsi yang sama,
yang menyatakan orbital molekul tertentu.
Orbital-orbital molekul dari suatu molekul mempunyai
energi yang berbeda-beda dan bentuk yang berbeda pula.
Prinsip Pauli juga berlaku di sini, jadi tidak mungkin orbital
molekul mempunyai dua elektron yang persis sama. Ini
beratrti tiap molekul hanya dapat diidi oleh dua elektron yang
pintalnya berlawanan ( Sukardjo, 1990; 78).
Hal yang sama dikemukakan Huheey (1978; 115) bahwa
jika dua inti atom ditempatkan pada jarak setimbang dan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 207


ditambahkan elektron, inti atom tersebut akan bergerak ke
dalam orbital molekul yang dalam banyak cara analogi dengan
orbital atomik. Dalam atom terdapat orbital-orbital s, p, d, f,
dan seterusnya, ditunjukkan oleh variasi himpunan bilangan
kuantum dan dalam molekul terdapat orbital-orbital σ , π , δ ,
dan seterusnya, ditentukan oleh bilangan kuantum.

3. Teori VSEPR
Teori VSEPR merupakan satu metode untuk memprediksi
bentuk molekul berdasarkan pada pasangan elektron dan
penolakan elektrostatik63. Teori ini didasarkan atas hipotesis
bahwa semua elektron valensi (pasangan ikatan dan pasangan
bebas) menempati kedudukan di sekitar atom pusat sedemikian
rupa sehingga tolak menolak antara pasangan elektron
seminimal mungkin. Kedudukan baru dari pasangan elektron
ini menentukan bentuk molekul (Achmad dan Tupamahu,
2001; 79).
Menurut teori ini, jumlah pasangan elektron menentukan
penyusunan pasangan-pasangan elektron disekitar atom pusat
molekul. Terdapat gaya tolak elektrostatik antara dua pasangan
elektron yang cenderung menolak orbital atom sejauh mungkin
satu sama lain. Karena pasangan elektron menempati orbital
atom, pasangan elektron bebas juga mempunyai dampak yang
sama dengan pasangan elektron ikatan. Dengan kata lain,
pasangan elektron bebas dan pasangan elektron ikatan juga
tolak menolak sejauh mungkin.

D. bentuk moLekuL
Teori yang mendasari :
1. VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulstion), teori tolakan
pasangan elektron. Bentuk molekul dan ion ditentukan
63
Miessler, G. L., and Tarr, D. A., Inorganic Chemistry, Second Edition, (New
Jersey, Prentice Hall International,1999).

208 Kimia Dasar


oleh penataan pasangan elektron di sekeliling atom pusat.
Untuk menyusun bentuk molekul, yang dibutuhkan adalah
seberapa banyak pasangan elektron yang berada pada tingkat
ikatan, dan kemudian tertatanya untuk menghasilkan jumlah
tolakan minimum antara pasangan elektron. Adapun cara
menentukan bentuk molekul adalah :
Tahap1
Gambarlah struktur Lewis dari molekul tersebut
Tahap 2
Tentukan jumlah elektron yang berpasangan pada atom
pusat molekul tersebut
Tahap 3
Tentukan geometri molekul tersebut sesuai dengan jumlah
pasangan elektron pada tahap 2 apakah linier, trigonal
planar, tetrahedarl, trigonal bipiramid, atau oktahedral.
Tahap 4
Tentukan struktur molekulnya dengan cara mengetahui
berapa banyak pasangan elektron yang berikatan (lihat
susunan atom-atom yang berikatan dengan atom
pusatnya.
Geometri molekul berdasarkan jumlah pasangan elektron
terikat suatu molekul digambarkan seperti pada tabel
berikut ini:

Dwi Wahyudiati, M.Pd 209


Tabel 7.4. Geometri molekul
Jumlah Geometri
Gambar Contoh
pasangan e Molekul

2 Linier BeCl2, CO2

3 Trigonal Planar BF3, BH3

CH4,
4 Tetrahedral
CH3Cl

Trigonal
5 PCl5
Bipiramid

6 Oktahedral SF6, XeF6

210 Kimia Dasar


Tabel 7.5. Geometri molekul

2. Hibridisasi, berdasarkan struktur elektron yang terdapat


pada orbital yang mengalami perubahan karena terjadinya
ikatan. Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya
orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru
yang sesuai dengan sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital
yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan
bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.
Tabel 7.6 Macam Hibridisasi
Orbital Σ Bentuk Molekul Sudut Contoh
Hibrida Pasangan Ikatan
Elektron
ikatan
dan bebas

Dwi Wahyudiati, M.Pd 211


sp 2 Garis lurus 180 BeCl2
sp2 3 Trigonal 120 C2H2
sp3 4 Bujur sangkar 90 NI(CN)42-
sp3d 5 Bipiramida trigonal 120 dan 90 PCl5
d2sp3 6 Oktahedral 90 Fe(CN)63-
sp3d2 6 Oktahedral 90 SF6

e. RanGkuman
Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam
keadaan bebas (kecuali pada temperatur tinggi), melainkan
sebagai suatu kelompok atom-atom atau sebagai molekul.
Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom
lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian,
yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari : helium (2He),
neon (10Ne), argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan
radon (86Rn). Unsur-unsur gas mulia hampir tidak membentuk
ikatan dengan atom lain dan karena ketidakreaktifannya maka
sering disebut gas inert. Gas mulia yang paling dikenal adalah
helium, neon, dan argon.
Kestabilan atom gas mulia karena atom ini memiliki
elektron oktet di kulit terluar. Kecuali helium yang memiliki 2
elektron (duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron (oktet)
pada kulit terluarnya. Susunan yang demikian menurut Kossel
dan Lewis sangat stabil, sehingga atom-atom gas mulia tidak
menerima elektron ataupun melepaskan elektron terluarnya.
Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konigurasi
elektron seperti gas mulia. Kecenderungan ini bisa terjadi
dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan
atom lainnya. Atom yang mendekati konigurasi gas mulia
akan berusaha untuk mencapai konigurasi gas mulia baik
dengan cara menerima maupun memberikan elektron kulit
terluarnya.

212 Kimia Dasar


Atom-atom dapat saling terikat dengan cara: perpindahan
elektron dari satu atom ke atom yang lain dan pemakaian
bersama elektron oleh dua atom, misalnya Atom 17Cl (2. 8. 7)
yang tidak stabil bisa menjadi stabil dengan cara menggunakan
bersama satu pasang elekltron dengan atom klor yang lain
sehingga terbentuk molekul luor, F2. Dengan demikian
masing-masing atom akan memiliki konigurasi elektron yang
stabil seperti gas mulia argon (2. 8. 8). Pembentukan molekul
dengan cara ketiga ini disebut ikatan kovalen. Atom-atom
sebagai suatu kelompok atom atau sebagai molekul berada
dalam keadaan yang lebih stabil dari pada atom dalam keadaan
bebas. atom-atom dapat berikatan karena atom-atom yang
berikatan lebih stabil dari pada atom dalam keadaan sendiri-
sendiri (terpisah). Bahwa atom-atom yang terikat itu lebih
sedikit energinya, yang berarti lebih stabil.
Interaksi antara dua atom atau lebih selalu disertai dengan
pengeluaran energi. Gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul tersebut disebut ikatan kimia. Menurut Baum dan
Scaife (1980; 51), Ikatan kimia adalah gaya atau interaksi yang
menyebabkan atom-atom terikat bersama sebagai molekul
atau menyebabkan atom-atom, ion-ion, dan molekul-molekul
terikat bersama sebagai kumpulan yang lebih kompleks.

f. LatIHan
1. Apakah yang dimaksud dengan atom stabil?
2. Apakah yang dimaksud elektron valensi suatu unsur?
3. Hitunglah elektron valensi unsur dengan nomor atom:
a. 12 b. 37 c. 14 d. 7
4. Apakah yang dimaksud dengan aturan oktet?
5. Mengapa atom unsur golongan gas mulia bersifat
monoatom?
6. Mengapa jari-jari ion Cl- lebih besar dari Cl?
Dwi Wahyudiati, M.Pd 213
7. Mengapa jari-jari ion K+ lebih kecil dari atom K?
8. Apakah yang dimaksud ikatan ion, kovalen dan logam?
berikan contoh!
9. Bagaimana cara terbentuknya ion positif dan ion negatif ?
10. Ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur dari golongan
berapa?
11. Tuliskan rumus ion di bawah ini:
Ion sianida b. ion perklorat c.ion permanganat
12. Tentukan senyawa kovalen antara unsur:
a. Oksigen dengan karbon
b. Oksigen dengan belerang
c. Karbon dengan luor
13. Tentukan rumus Lewis senyawa di bawah ini
a. CO2 b. SO c. SO3 d. NCl3
14. Apa yang dimaksud ikatan kovalen Koordinasi? Berikan
contoh!
15. Tentukan struktur resonansi dari:
a. O3 b. CO2 c. NO3-
16. Tentukan struktur molekul
a. GaCl3 b. AsF3 c. BrF4-

214 Kimia Dasar


bab VIII
HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA
DAN ALKUNA)

a. kekHaSan atom kaRbon


Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat
membentuk persenyawaan yang stabil yang begitu besar
jumlahnya, sebab atom karbon mempunyai beberapa kekhasan,
yaitu:
Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen
Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem
periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2.
Konigurasi atom karbon adalah sebagai berikut:
6C = 2,4

Berdasarkan konigurasi tersebut, atom karbon mempunyai


4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan elektronya stabil
sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar),
atom karbonmemerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat
membentuk empat buah ikatan kovalen.
Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil
Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk
empat pasang elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga
lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 215


elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat
stabil.
Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap
Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon
dapat membentuk ikatan tunggal (CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3),
ikatan rangkap dua (C=C) , dan ikatan rangkap tiga (C฀C) .
Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang
(Ikatan yang Panjang)

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (atom karbon rantai lurus)


Atom karbon rantai bercabang:

Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu :


rantai lurus, bercabang, dan melingkar ( siklik ).
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (atom karbon rantai lurus)
Atom karbon rantai bercabang:

216 Kimia Dasar


Sikloheksana (Rantai Karbon Berbentuk Siklik)

b. keDuDukan atom kaRbon


Berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat pada atom
karbon lainnya, atom karbon dibedakan menjadi atom C
primer, C sekunder, C tersier, dan C kuarterner64. Atom C
primer yaitu atom C yang mengikat 1 atom C lain Atom C
sekunder yaitu atom C yang mengikat 2 atom C lain Atom
C tersier yaitu atom C yang mengikat 3 atom C lain Atom C
kuarterner yaitu atom C yang mengikat 4 atom C lain.
Untuk memahaminya perhatikan struktur karbon
berikut.

C. SENYAWA HIDROKARBON
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang
paling sederhana. Disebut Hidrokarbon karena mengandung unsur
C dan H Terdiri dari; Alkana (CnH2n+2), Alkena (CnH2n) Alkuna
(CnH2n-2)
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon
yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon,
misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon.
64
Sunjaya Akhmad.Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan Pendidikan
Tinggi Lainnya. (Surabaya: Sinar Wijaya,1982).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 217


Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang
begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan
susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang
paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah
senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon.
Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang
begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan
susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa
karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik
dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa
karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan
bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan
alkana. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika
memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap
tiga dinamakan alkuna. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa
karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin
juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi
senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa
karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup. Senyawa aromatik
yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk
rantai benzena.

218 Kimia Dasar


D. keISomeRan
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus
molekul yang sama tetapi mempunyai struktur atau konigurasi
yang berbeda65. Struktur berkaitan dengan cara atom-atom
saling berikatan, sedangkan konigurasi berkaitan dengan
susunan ruang atom-atom dalam molekul. Keisomeran
dibedakan menjadi 2 yaitu keisomeran struktur(keisomeran
karena perbedaan struktur) dan keisomeran ruang; keisomeran
karena perbedaan konigurasi (rumus molekul dan strukturnya
sama).

1. Keisomeran Struktur
Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu; (1) keisomeran kerangka,
jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka
atom) berbeda, (2) keisomeran posisi, jika rumus molekul dan
rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi cabang /
gugus penggantinya berbeda, (3) keisomeran gugus fungsi

2. Keisomeran Ruang
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu; (1) keisomeran geometri,
keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus
tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama, (2)
keisomeran optik .

e. aLkana
Struktur ALKANA : CnH2n+2 CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)

sikloheksana
Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. Pengantar Kimia Organik
65

dan Hayati. (Bandung. ITB,1992).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 219


Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon
dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Rumus umum alkana yaitu : C n H
2n+2
; n = jumlah atom C.
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh (alkana rantai
lurus dan siklo/cincin alkana) dan termasuk golongan parain
karena memiliki afinitas kecil (sedikit gaya gabung) Sukar
bereaksi, C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas, C4 –
C17 pada t dan p normal adalah cair, Alkana dengan nomor
atom C > C18, pada t dan p normal adalah padat, titik didih
makin tinggi terhadap penambahan unsur C, jumlah atom C
sama yang bercabang mempunyai TD rendah, kelarutannnya
mudah larut dalam pelarut non polar, berat jenis naik dengan
penambahan jumlah unsur C dengan sumber utama gas alam
dan petrolium

1. Deret Homolog Alkana


Adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan
antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH 2.
Sifat-sifat deret homolog; (1) Mempunyai sifat kimia yang
mirip, (2) Mempunyai rumus umum yang sama, (3) Perbedaan
Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14, (4) Semakin
panjang rantai karbonmakin tinggi titik didihnya
Tabel.8.1 Contoh Senyawa Alkana
Rumus Nama Rumus Nama
CH 4 metana C 6 H 14 heksana
C2 H6 etana C 7 H 16 heptana
C3 H8 propana C 8 H 18 oktana
C 4 H 10 butana C 9 H 20 nonana
C 5 H 12 pentana C 10 H 22 dekana

220 Kimia Dasar


2. Sifat-sifat Alkana
a. merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut
dalam air
b. makin banyak atom C (rantainya makin panjang),
maka titik didih makin tinggi
c. pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud
gas, C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud cair, diatas C 18 H 38
berwujud padat
d. mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom
halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 )
e. dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)

3. Isomer Alkana
Isomer Alkana ialah alkana yang mempunyai rumus
molekul sama, tetapi rumus struktur beda, akan tetapi
perkecualian pada CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer.
Gugus Alkil yaitu Alkana yang telah kehilangan 1 atom H.
Tabel.8.2 Jumlah Isomer Pada Alkana

alkana jumlah isomer


C 4 H 10 2
C 5 H 12 3
C 6 H 14 5
C 7 H 16 9
C 8 H 18 28
C 9 H 20 35
C 10 H 22 75

Dwi Wahyudiati, M.Pd 221


4. Tata Nama Alkana
Adapun tata nama alkana berdasarkan aturan dari IUPAC
(nama sistematik) adalah:
a. Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian; bagian
pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang dan
bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai
induk.Tentukan rantai terpanjang (sebagai nama alkana).
b. Rantai indukadalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika
terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih
yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama
alkana sesuai dengan panjang rantai.
c. Tentukan rantai cabangnya. Cabang diberi nama alkil
yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti
akhiran –ana menjadi –il.Gugus alkil mempunyai rumus
umum : C n H 2n+1dan dilambangkan dengan R
d. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka.Untuk
itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari
salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi
cabang mendapat nomor terkecil.
e. Pemberian nomor dimulai dari atom C yang paling dekat
dengan cabang
f. Alkil-alkil sejenis digabung dengan awalan di(2), tri(3), dst
g. Alkil tak sejenis ditulis berdasar abjad (butil, etil, metil,..)
atau dari yang paling sederhana (metil, etil, propil,....)Gugus
AlkilAlkana yang telah kehilangan 1atom H. Jika terdapat 2
atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan
di, tri, tetra, penta dst.
h. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan
urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal,
sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-
butil dianggap berawalan b-. Awalan iso- tidak diabaikan.

222 Kimia Dasar


Jadi isopropil berawal dengan huruf i- .Awalan normal,
sekunder dan tersierharus ditulis dengan huruf cetak miring
.
i. Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk,
maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis
terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.

5. Sumber dan Kegunaan Alkana


Alkanaadalah komponen utama dari gas alam dan minyak
bumi. Adapun kegunaan alkana adalah sebagai berikut; sebagai
bahan bakar, sebagai pelarut sumber hidrogen, pelumas, bahan
baku untuk senyawa organik lain, dan bahan baku industri.
Metana berguna sebagai zat bakar, sintesis, dan carbon black
(tinta,cat,semir,ban). Propana, Butana, Isobutana berfungsi
sebagai zat bakar LPG (Liquiied Petrolium Gases). Pentana,
Heksana, Heptana berfungsi sebagai pelarut pada sintesis.
Tabel 7.3.Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/
mentah
TD (oC) Jumlah C Nama Penggunaan
< 30 1-4 Fraksi gas Bahan bakar gas
30 - 180 5 -10 Bensin Bahan bakar mobil
180 - 230 11 - 12 Minyak tanah Bahan bakar memasak
Minyak gas
230 - 305 13 - 17 Bahan bakar diesel
ringan
Minyak gas
305 - 405 18 - 25 Bahan bakar pemanas
berat
Sisa destilasi :
a. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan
vaselin
b. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas
dari m. bumi

Dwi Wahyudiati, M.Pd 223


6. Pembuatan Alkana
a. Hidrogenasi senyawa Alkena
b. Reduksi Alkil Halida
c. Reduksi metal dan asam

7. Reaksi-reaksi pada Alkana


Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut
parain yang artinya ainitas kecil. Reaksi terpenting dari
alkana adalah reaksi pembakaran, substitusidan perengkahan
(cracking )
a. Reaksi Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan
uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan
gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
b. Reaksi Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain,
khususnya golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom
atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Salah satu reaksi
substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu
penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya
klorin ( klorinasi ). Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan
dengan klorin.
c. Reaksi Perengkahan atau cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi
potongan-potongan yang lebih pendek. Perengkahan dapat
terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi.
d. Reaksitanpa oksigen
Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari
alkana.Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas
hidrogen dari alkana.

224 Kimia Dasar


f. aLkena
Rumus umum alkena yaitu :C n H 2n ; n = jumlah atom.
AlkenaAdalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon
dengan satu ikatan rangkap dua (–C=C–). Senyawa yang
mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut alkadiena, yang
mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut alkatriena dst66, Alkena
juga biasa dikenal dengan sebutan olein (pembentuk minyak).
Sifat isiologisnya lebih aktif yaitu sbg obat tidur (2-metil-2-
butena). Adapun sifat-sifatnya secara umum; merupakan gas
tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam
udara (pada konsentrasi 3 – 34 %) serta biasanya terdapat
dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”.

1. Tata Nama Alkena


a. Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai
(yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti
akhiran –ana menjadi –ena.
b. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
c. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk
sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor
terkecil.
d. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan
angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap
yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
e. Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.

2. Keisomeran pada Alkena


Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.

66
Chang, Raymond. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1).
( Jakarta: Erlangga, 2004).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 225


3. Keisomeran Struktur.
Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena
perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena perbedaan
kerangka atom C.
Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang
mempunyai 3 isomer struktur. Contoh yang lain yaitu alkena
dengan 5 atom C.

4. Keisomeran Geometris.
Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran
geometris yaitu : karena perbedaan penempatan gugus-gugus
di sekitar ikatan rangkap.
Contohnya :
Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena
yaitu cis -2-butena dan trans -2-butena. Keduanya mempunyai
struktur yang sama tetapi berbeda konigurasi (orientasi gugus-
gugus dalam ruang). Pada cis -2-butena, kedua gugus metil
terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya
pada trans -2-butena, kedua gugus metil berseberangan. Tidak
semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom
karbonnya (C=C) mempunyai keisomeran geometris. Senyawa
itu akan mempunyai keisomeran geometris jika kedua atom C
yang berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda

5. Sumber dan Kegunaan Alkena


Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau
dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah
digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik,
dan alkohol, dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur
dengan O2), untuk memasakkan buah-buahan, dan sintesis zat
lain (gas alam, minyak bumi, etanol).

226 Kimia Dasar


6. Pembuatan Alkena
a. Dehidrohalogenasi alkil halida
b. Dehidrasi alkohol
c. Dehalogenasi dihalida
d. Reduksi alkuna

7. Reaksi-reaksi pada Alkena


Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan
karena adanya ikatan rangkap C=C.Reaksi alkena terutama
terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari
alkena meliputi; reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi

8. Reaksi Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar.
Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga
lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena
mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga
pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak
oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO
2
dan uap air.

9. Reaksi Adisi (penambahan = penjenuhan)


Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi
penjenuhan ikatan rangkap .

10. Reaksi Polimerisasi


Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana
menjadi molekul yang besar. Molekul sederhana yang mengalami
polimerisasi disebut monomersedangkan hasilnya disebut
polimer. Polimerisasi alkenaterjadi berdasarkan reaksi adisi.
Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut; (1) Mula-mula

Dwi Wahyudiati, M.Pd 227


ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan
2 elektron tidak berpasangan, (2) elektron-elektron tidak
berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar
gugus sehingga membentuk rantai.

G. aLkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuhyaitu
hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C฀C–)
. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut
alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan
rangkap 3 disebut alkenuna . Rumus umum alkuna yaitu :C n
H 2n-2 ; n = jumlah atom C. Adapun Sifat-sifatnya yaitu suatu
senyawaan endoterm (maka mudah meledak), berupa gas, tak
berwarna,dan baunya khas.

1. Tata Nama Alkuna


a. Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai
dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una .
b. Tata namaalkuna bercabangsama seperti penamaan
alkena.

2. Keisomeran pada Alkuna


Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka
dan posisi.Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris
dan keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai
2 isomer.

3. Sumber dan Kegunaan Alkuna


Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah
etuna (asetilena), C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas
besi dan baja. Adapun penggunaan etuna yaitu pada pengelasan
(dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi;+- 3000oC),

228 Kimia Dasar


dipakai untuk mengelas besi dan baja, untuk penerangan, dan
untuk sintesis senyawa lain.

4. PembuatanAlkuna
a. Dehidrohalogenasi alkil halida
b. Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer

5. Reaksi-reaksi pada Alkuna


Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk
menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi
2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena. Reaksi-reaksi
terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan
H 2, adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida
(HX). Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap
alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu :

“ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H


yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit
mengikat atom H ”

“ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama


banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai
rantai C paling panjang “67.

H. RanGkuman
Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat
membentuk persenyawaan yang stabil yang begitu besar
jumlahnya, sebab atom karbon mempunyai beberapa kekhasan,
yaitu: Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen. Atom
karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem periodik

67
Ibid, Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1). ( Jakarta: Erlangga,
2004).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 229


atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2.
Konigurasi atom karbon adalah sebagai berikut:
6C = 2,4

Berdasarkan konigurasi tersebut, atom karbon


mempunyai 4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan
elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai
8 elektron terluar), atom karbon memerlukan 4 elektron.
Sehingga atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan
kovalen.
Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil . Dalam
persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang
elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah
pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan elektron bebas.
Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil. Atom karbon
dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap. Keempat elektron valensi
yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal
(CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3), ikatan rangkap dua (C=C) , dan
ikatan rangkap tiga (C฀C) .
Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang (Ikatan
yang Panjang)
Berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat pada
atom karbon lainnya, atom karbon dibedakan menjadi atom
C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuarterner. Atom C
primer yaitu atom C yang mengikat 1 atom C lain Atom C
sekunder yaitu atom C yang mengikat 2 atom C lain Atom
C tersier yaitu atom C yang mengikat 3 atom C lain Atom C
kuarterner yaitu atom C yang mengikat 4 atom C lain.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon
yang paling sederhana. Disebut Hidrokarbon karena
mengandung unsur C dan H Terdiri dari; Alkana (CnH2n+2),
Alkena (CnH2n) Alkuna (CnH2n-2)

230 Kimia Dasar


Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih
dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,
para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan
atom-atom karbon dalam molekulnya.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang
paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah
senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan
atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa
hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa
hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan
hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam
molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya,
senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa
alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik
adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C
itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya,
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai
C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini
dinamakan alkana. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa
alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena
dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Senyawa

Dwi Wahyudiati, M.Pd 231


hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai
samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik
dan aromatik. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik
yang membentuk rantai tertutup. Senyawa aromatik yaitu
senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk
rantai benzena.

I. LatIHan
1. Buatlah struktur dari senyawa berikut:
a. 2,3-dimetil butana
b. 2,2,3-trimetil pentana
c. 3-etil-2,2,4,6-tetrametil oktana
2. Buatlah struktur senyawa dari 3-etil-2,2,4-trimetil heptana,
kemudian tetntukan dan tunjukkan atom karbon primer,
skunder, tersier dan kuartener dari senyawa tersebut.
3. Buatlah struktur dari senyawa berikut :
a. 2-pentena
b. 3,4,4-trimetil-1-pentena
c. 3-isopropil-1-pentena
4. Tuliskan struktur dari senyawa :
a. 3-metil-1-butuna
b. 4,5-dimetil-2-heksuna
c. 3-metil-1-butuna
5. Jelaskan bagaimana terjadinya :
a. Reaksi substitusi
b. Reaksi adisi
c. Reaksi eliminasi

232 Kimia Dasar


6. Jelaskan cara membedakan alkena dengan sikloalkana
7. Ada suatu senyawa mempunyai rumus molekul sama, yaitu
C4H14O. Tentukan kedua senyawa tersebut! Bagaimana
cara membedakannya?

Dwi Wahyudiati, M.Pd 233


bab IX
kaRboHIDRat, PRoteIn,
Dan Lemak

a. PeRanan kaRboHIDaRat, PRoten, Dan


Lemak
Setiap mahluk hidup baik itu manusia maupun hewan
membutuhkan energi untuk dapat melaksanakan aktiitasnya
dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya manusia, ada tiga
komponen penting penghasil energi yang sangat di butuhkan
yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang diperlukan
ini diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan yang kita makan mngandung tiga
kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak atau lipid.
Dalam kehidupan sehari-hari bahan makanan pokok yang
biasa kita makan adalah beras, jagung, sagu, dan singkong.
Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa
yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat
yang trdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak
hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi terdapat pula sebagai
gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah dan lain-
lainnya. Protein dan lemak relatif tidak begitu banyak terdapat
dalam makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 235


Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok
zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari
sudut kimia dan fungsinya. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Karbohidrat yang
terasa manis disebut gula (sakar). Dari beberapa golongan
karbohidrat, ada yang sebagai penghasil serat-serat yang
sangat bermanfaat sebagai diet (dietary iber) yang berguna
bagi pencernaan manusia.
Dalam kehidupan protein mempunyai peranan yang
penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung
dengan baik karena adanya enzim, suatu rotein yang berperan
sebagai biokatalis. Disamping itu, hemoglobin dalam butir-
butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk
melawan bakteri penyakit yang disebut dengan antigen, juga
suatu protein.
Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O,
dan unsur-unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan
tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah
nitrogen (N). Bahkan dalam analisa bahan makanan dianggap
bahwa semua N berasal protein, suatu hal yang tidak benar.
Unsur nitrogen ini di dalam makanan mungkin berasal pula
dari ikatan organik lain yang bukan jenis protein, misalnya
urea dan berbagai ikatan amino, yang terdapat dalam jaringan
tumbuhan68.
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas
unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang
mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu

68
Krisno, Agus. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang.
(Malang: UM,2002).

236 Kimia Dasar


(zat pelarut lemak), seperti ether. Lemak yang mempunyai
titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan
yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang
padat pada suhu kamar disebut lemak gaji, sedangkan yang
cair pada suhu kamar disebut minyak.

b. kaRboHIDRat
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton
polihidroksil atau turunannya. selain itu, ia juga disusun
oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum
Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu
menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Pada
umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih
yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air
(kecuali beberapa polisakarida).
Selain itu, karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat
gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana
setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total
kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%.
Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya
sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan
sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras,
gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-
bijian yang tersebar luas di alam. Sebagaimana Allah berirman
dalam Al-Quran yang artinya: Dialah yang menjadikan bumi
sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah – buahan sebagai rezeki bagimu,
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu – sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengatahui. Dalam surat Yasin ayat
Dwi Wahyudiati, M.Pd 237
33 Allah berirman: Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi
mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi
itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian,maka dari biji-bijian
itu mereka makan. “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu
yang memikirkan” (An-nahl, 11).
Dari ayat di atas telah membuka lebar mata dan ikiran kita
bahwa Allah telah menciptakan atau menjadikan bumi sebagai
pijakan atau tempat tumbuhnya berbagai macam kebutuhan
bagi makhluk hidup baik manusia, maupun hewan. Yang
salah satunya adalah buah – buahan, karena buah – buahan
diciptakan oleh Allah karena mempunyai manfaat yang besar
bagi umat manusia, begitu juga dengan sayur – sayuran. Tetapi
meskipun demikian manusia tetap tidak boleh melampaui
batas. Karena Allah telah berirman dalam Al- Qur’an Surat
Al – A’ raf ayat 31, yang berbunyi: ” makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang – orang yang berlebih – lebihan “.
Secara umum deinisi karbohidrat adalah senyawa organik
yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan
pada umumnya unsur Hidrogen dan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat
dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber
bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk
glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat
dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada
tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi
CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel
tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (kloroil).
238 Kimia Dasar
Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa
matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Reaksi fotosintese sinar matahari :
6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 + 6 O2
Pada proses fotosintesis, kloroil pada tumbuh-tumbuhan
akan menyerap dan menggunakan enersi matahari untuk
membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara
dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Energi kimia yang
terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah
dan biji-bijian.

1. Fungsi karbohidrat di dalam tubuh


a. Adapun fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan
sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat
diubah langsung menjadi enersi untuk aktiitas tubuh,
dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di
hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti
sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan
enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
b. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai
penghasil energi.
c. Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas
pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak
mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika
tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh,
maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat
sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein
akan meninggalkan fungsi utamanya
d. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan
demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 239


pemecahan protein yang berlebihan.
e. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksiikasi zat-zat
toksik tertentu.
f. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus
di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu
penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
g. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak
dapat dicerna, mengandung serat (dietary iber)
berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.

2. Penggolongan Karohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat
molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa
yang sederhana yang mempunya berat molekul 90 hingga yang
mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai
senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida69.
a. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam
arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja
dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi
lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling
sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Macam-macam contoh monosakarida adalah :
1) Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan erring disebut
dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya
terpolarisasi kea rah kanan. Di alam glukosa terdapat pada
buah-buahan dan madu lebah. Terkadang orang menyebutnya

69
Syukri,S. Kimia Dasar Jilid II, (ITB:Bandung, 1999).

240 Kimia Dasar


gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam,
terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup
jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari
hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula
Darah) dan berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh
sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan isiologis Kadar Gula
Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat
melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai
pada penderita Diabetes Mellitus.
2) Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenya disebut
levulosa. Fruktisa mempunyai rasa manis lebih dari gluosa, juga
lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Disebut juga gula
buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling
manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil
hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari
hasil pemecahan sukrosa.
3) Galaktosa
Galaktosa jarang terdapat bebas di alam, biasanya berikatan
dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat
dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada
glukosa dan kurang larut dalam air.
4) Pentosa
Beberapa pentosa yang penting adalah arabinosa, xilosa,
ribose dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini terdapat dalam
keadaan bebas di alam. Arabinosa diperoleh dari gom arab
dengan jalan hidrolisis, sedangkan xilosa diperoleh dari proses
hidrolisis terhadap jerami atau kayu.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 241


b. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai
molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida.
Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang
lain membentuk satu molekul disakarida.
Contoh Oligosakarida yaitu :
1) Sukrosa
Sukrosa berasal dari tebu,bit dan tumbuhan, misalnya
dalam buah nanas dan dalam wortel Adalah gula yang kita
pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering disebut gula
meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert.
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari
satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
2) Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri
dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa, dan
laktosa kurang larut di dalam air. Adapun sumbernya hanya
terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.susu sapi
4-5% dan asi 4-7%. Laktosa dapat menimbulkan intolerance
(laktosa intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase
sehingga kemampuan untuk mencema laktosa berkurang.
Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa,
baik untuk sementara maupun secara menetap. Gejala yang
sering dijumpai adalah diare, gembung, latus dan kejang
perut. Deisiensi laktase pada bayi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi
diit dengan pemberian formula rendah laktosa seperti LLM,
Almiron, Isomil, Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas
Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh diberikan terlalu
lama (maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk
pertumbu ban sel-sel otak.

242 Kimia Dasar


Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan
D-glukosa,karena laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan
galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor
1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa.
Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus
-OH gkikosidik, dengan demikian laktosa mempunyai sifat
mereduksi dan mutarotasi
3) Maltose
Maltose adalah suatu disakarida yang terbentuk dari
dua molekul glukosa. Maltose mudah larut dalam air dan
mempunyai rasa lebih manias daripada laktosa, tetapi
kurang manis daripada sukrosa Mempunyai 2 (dua) molekul
monosakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa. Di
dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum,
lebih mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat.
Dengan Jodium amilum akan berubah menjadi warna biru.
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada
serelia; Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa
atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin
lekat nasi tersebut.Berdasarkan kandungan amilosanya, beras
(nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:amilosa tinggi 25-
33%, amilosa menengah 20-25%, amilosa rendah 09-20%, dan
amilosa sangat rendah < 9%.
4) Rainosa
Rainosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas
tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-
glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan
dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon
1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa.
Apabila dihidrolisis sempurba, rainosa akan menghasilkan
galaktosa, glukosa dan fruktosa.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 243


c. Polisakarida
Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks
daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri
atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai
rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi, polisakarida
yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid.
Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.
1) Pati / Amilum
Amilum terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan
memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis
pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada
pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan
dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan
iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan
iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin,
maltosa, dan glukosa yang tida memberi warna dengan
iodium.
Selain itu, amilum merupakan sumber energi utama bagi
orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara
sedang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan
makanan pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-
bijian merupakan sumber amilum yang berlimpah ruah oleh
karena mudah didapat untuk di konsumsi. Jagung, beras dan
gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%, sedangkan
pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam
rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar
(tidak manis), tidak seperti monosakarida dan disakarida. Di

244 Kimia Dasar


dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu
air panas membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta;
peristiwa ini disebut “gelatinisasi”.
d. Glikogen
Terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada
amilum. Glikogen tidak mereduksi larutan Benedict dan dengan
iodium memberikan warna merah.Glikogen merupakan “pati
hewani”, terbentuk dari ikatan 1000 molekul, larut di dalam
air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan
iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat
pada otot hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan
disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian
glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Sumber banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup
jagung (26%).
1) Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan bagian
yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Selulosa
tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena tidak
ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat
dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi.Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam
menilai kualitas makanan, makin tinggi kandungan serat
dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut dipandang
semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para
ahli sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun
diet manusia yang sangat penting. Tanpa adanya serat,
mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang air besar).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 245


3. Uji Karbohidrat
a. Uji Molisch
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi
molisch yang terdiri dari ฀-naftol dalam alkohol akan bereaksi
dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat
pekat terhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesiik untuk
karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan
bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat.
Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.
b. Uji Benedict
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan
membentuk kuprooksida yang berwarna. Gula pereduksi
beraksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata
(Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH
laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama
yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau
bukan.
c. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
Pada percobaan ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam.
Disakarida juga akan memberikan hasil positif bila didihkan
cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
d. Uji Seliwanoff
Reaksi ini spesiik untuk ketosa. Dasarnya adalah
perubahan fruktosa oleh asam panas menjadi levulinat dan
hidroksimetilfurfural yang selanjutnya berkondensasi dengan
resorsinol membentuk senyawa berwarna merah.

246 Kimia Dasar


e. Uji Tollens
Uji ini untuk positif terhadap karbohidrat pentosa yang
membedakannya dengan heksosa.
f. Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa adalah karbohidrat golongan disakarida. Hidrolisis
sukrosa ini untuk membuktikan apakah hasil hidrolisis dari
sukrosa adalah glukosa dan fruktosa yaitu dengan cara setelah
sukrosa dihidrolisis, larutan yang telah dihidrolisis itu dites
dengan test benedict untuk membuktikan glukosa dan test
seliwanoff untuk membuktikan ada fruktosa.
g. Percobaan glikolisis pada ragi
Pada manusia dan hewan, hasil akhir glikolisis anaerob
adalah asam laktat, sedangkan pada ragi glikolisis anaerob
(peragian gula) menghasilkan etanol. Pada percobaan ini akan
dilihat hasil glikolisis anaerob pada ragi yang berupa CO2 dan
etanol. Selain itu akan dilihat pula pengaruh inhibitor terhadap
glikolisis anaero.

C. LEMAK/LIPID
Kata lemak berasal dari bahasa Yunani (Greece) yaitu lipos.
Sedangkan dalam bahasa inggris berarti lipid70. Secara umum
lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam
air tetapi dapat diekstrasi dengan pelarut non polar seperti
klorofom, eter dan benzena. Pengertian ini didasarkan dari
salah satu kesepakatan Kongres Internasional Kimia Murni dan
Terapan (International Congres of Pure and Applied Chemistry)
karena sukarnya memberikan deinisi yang jelas tentang lemak.
Senyawa-senyawa lemak tidak memiliki rumus struktur yang
sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi .karena

Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. Pengantar Kimia Organik


70

dan Hayati.( Bandung. :ITB, 1992).

Dwi Wahyudiati, M.Pd 247


itu dibuat kesepakatan tentang lemak yang didasarkan pada
sifat isika lemak seperti diatas.
Salah satu klompok senyawa organik yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat
berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Para ahli
Biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang
mempunyai sifat isika seperti lemak, dimasukkan dalam suatu
kelompok yang disebut dengan lipid. Adapun sifat isika yang
dimaksud adalah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton,
kloroform, benzena yang sering juga disebut “pelarut lemak”;
(2) ada hubungan dengan asam-asam lemak dan esternya; (3)
mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup.

Penggolongan Lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk dalam lpid ini terbagi
dalam beberapa golongan. Secara umum lipid digolongkan
dalam tiga golongan besar yaitu: (1) Lipid sederhana yaitu
ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak/
gliserida dan lilin; (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak
yang mempunyai gugus tambahan yaitu fospolipid dan
serebrosida; (3) derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contonhya asam lemak, gliserol,
dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimianya, lipid
dibagi dalam dua golongan besar yaitu lipid yang disabunkan,
yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan
lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Lemak, disebut juga lipid adalah suatu zat yang kaya akan
energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi.

248 Kimia Dasar


Dalam bab ini lipid dibagi dalam beberapa golongan
berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu lemak,
kolesterol, trigliserida, fospolipid, dan asam lemak.

1. Lemak
a. Struktur
Adapun yang dimaksud lemak disini adalah suatu ester
asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu rihidroksil
alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon, di mana setiap atom
karbonnya memiliki gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk
ester yang disebut monoglserida, digliserida atau trigliserida.
Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu, lemak adalah suatu trigliserida.
b. Sifat
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada
suhu ruangan sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan
berupa zat cair. Lemk yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh, sednagkan lemak cair
(minyak) mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan
dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda
–beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak
yang terkandung di dalamnya diukur dengan menggunakan
bilangan iodium. Iodium dapat berekasi dengan ikatan rangkap
dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi
aidisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu, makin
banyak ikatan rangkap, makin banyak pula ikatan iodium yang
dapat berekasi.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di udara
akan menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak. Hal
ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan
asam lemak bebas. Di samping itu juga dapat terjadi proses
oksidasi terhadap asam emak tidak jenuh yang hasilnya akan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 249


menambah bau dan rasa tidak enak. Oksidasi asam lemak
tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya
akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan bau dan
rasa tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu
tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang
menyebabkan ketengikan lemak.
c. Fungsi Lemak
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi,
bahan baku hormon, membantu transport vitamin yang
larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan
suhu, serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa hewan-hewan
percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup
dalam makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan,
bahkan ada yang berhenti tumbuh dan akhirnya mati. Dalam
saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama
berada di dalam lambung dibandingkan dengan karbohidrat
dan protein, demikian juga proses penyerapan lemak yang
lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu,
makanan yang mengandung lemak mampu memberikan
rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan makanan yang
kurang atau tidak mengandung lemak. Salah satu fungsi lemak
memang untuk mensuplai sejumlah energi, dimana satu gram
lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat
hanya mengandung 4 kalori. Fungsi lain dari lemak adalah
untuk membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak.
Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak
esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai
dari makanan. Lemak tubuh dalam jaringan lemak (jaringan
adipose) mempunyai fungsi sebagai insulator untuk membantu
tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada
wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti
jaringan lemak di bagian bokong dan dada. Selain itu, lemak
tubuh dalam jaringan lemak juga berperan sebagai bantalan

250 Kimia Dasar


yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal dan
organ lainnya.
d. Trigliserida
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas
98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol.
Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila
terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka
dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah
sebagai zat energi.

2. Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh
masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada
struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel
otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk
pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D
(untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat),
hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam
empedu (untuk fungsi pencernaan ). Pembentukan kolesterol
di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50% total sintesis) dan
sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai
sel-sel berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung
kolesterol antara lain daging (sapi maupun unggas), ikan dan
produk susu. Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya
banyak mengandung kolesterol, tetapi makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.

3. Lipid Plasma
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti
juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut
ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat
larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut
dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan

Dwi Wahyudiati, M.Pd 251


fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata
Lipo=lemak, dan protein). Ada beberapa jenis lipoprotein,
antara lain; Kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein),
IDL (Intermediate Density Lipoprotein), LDL (Low Density
Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein)

4. Asam Lemak
a. Struktur
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai
ester rigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan
ataupun dari tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat
dengan yang mempunyai ranatai karbon panjang dengan
rumus umum R-COOH, di mana R adalah rantai karbon yang
jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) atau rantai karbon
tidak jenuh (mengandung ikatan rangkap) dan pada umumnya
asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.
b. Penggolongan Asam Lemak
Menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap yang terkandung
dalam asam lemak, maka asam lemak dapat digolongkan
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
(1). Asam lemak jenuh (Tidak Mengandung Ikatan
Rangkap), saturated Fatty Acid (SFA)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang
mempunyai ikatan tunggal atom karbon (C), di mana masing-
masing atom C ini akan berikatan dengan atom H, contohnya
adalah: asam butirat(C4),asam kaproat(C6),asam kaprotat(C8)
dan asam kaprat(C10). Umumnya sampai denagan asam
kaprat(C10) ini bersifat cair dan mulai asam laurat sampai asam
lignoserat bersifat padat.
Tabel 9.1 Macam-macam Asam Lemak Jenuh dan sumbernya

252 Kimia Dasar


Macam Asam Sumbernya panjang sifat
Lemak Jenuh rantai isik
Asam laurat Minyak kelapa C12 padat
Asam miristat Minyak nabati C14 padat
Asam palmitat Minyak nabati dan hewani C16 padat
Asam strearat Minyak nabati dan hewani C18 padat
Asam arakhida Minyak kacang C20 padat
Asam behenat Minyak kacang C22 padat
Asam lignoserat Minyak kacang C24 padat
Asam butirat Lemak buter C4 cair
Asam kaproat Lemak buter dan kelapa C6 cair
Asam kaprilat Minyak kelapa dan buter C8 cair
Asam kaprat Minyak salam C10 cair

(2). Asam Lemak tidak Jenuh (mengandung ikatan


rangkap)
Asam lemak tidak jenuh tunggal merupakan asam lemak
yang selalu mengandung 1 ikatan rangkap 2 ataom C dengan
kehilangn paling sedikit 2 atom H.Contohnya Asam burat,
Asam palmitoleat(C12), dan Asam oleat(C18) umumnya banyak
terdapat pada lemak nabati atau hewani.
Tabel 9.2 Macam Asam Lemak yang Tergolong MUFA dan
Sumbernya.
Macamnya Sumber Panjang Sifat
rantai isik
Asam -lemak nabati C16 Cair
palmitoleat -lemak hewani

Dwi Wahyudiati, M.Pd 253


Asam oleat -lemak nabati C18 Cair
-lemak hewani
-75% minyak live
-30% lemak babi
- 40% lemak sapi dan domba
(3). Asam Lemak Tak Jenuh Poli (PUFA,Poly Unsaturated
Fatty Acid)
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap banyak
merpakan asam lemak yang mengandung lebih dari 1 ikatan
rangkap.Asam lemak ini akan kehilangan paling sedikit 4 atom
H, contohnya asam lemak linoleat dll.
Tabel 9.3 Macam Asam Lemak yang Tergolong PUFA dan
Sumbernya
MACAMNYA SUMBER PANJANG SIFAT
RANTAI FISIK
Asam linoleat -10% dalam adpokad C18 CAIR
-20%-30% dalam kacang
atau lemak ayam
-50%-60% dalam minyak
jagung
-70% dalam minyak
kapas
Asam - lemak sapi,lemak ayam C18 CAIR
eleostearat dan lemak nabati
-20% dalam hati,lemak C18 CAIR
babi
-7% dalam kacang kedelai
Asam -lemak hewani C20 CAIR
arakhidonat -Minyak kacang tanah

D. PRoteIn
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti
pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting

254 Kimia Dasar


atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena
sel itu pembentuk merupakamn pembentuk tubuh kita, maka
protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan
selebihnya didalam jaringan lain, dan cairan tubuh. Semua
enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intra seluler dan sebagainya adalah protein. Disamping
itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat,
dan molekul-molekul yang essensial untuk kehidupan. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantika oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh.
Protein yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu
polipeptida dinamakan sebagai protein monomerik dan yang
dibentuk oleh beberapa polipeptida contohnya hemoglobin
pula dikenali sebagai protein multimerik. Kebanyakan
protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti
misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof ).
Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun
1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik.
Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA,
yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
Dwi Wahyudiati, M.Pd 255
ribosoma. Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme
pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang
penting, proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan
baik karena adanya enzim yang berfungsi sebagai biokatalis.
Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-
paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri
penyakit atau disebut antigen, juga suatu protein.

1. Sumber Protein
Protein dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat
berasal dari hewani maupun nabati. Protein yang berasal dari
hewani seperti daging, ikan, ayam, telur, susu, dan lain-lain
disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, tempe, dan
tahu disebut protein nabati. Dahulu, protein hewani dianggap
berkualitas lebih tinggi daripada menu seimbang protein
nabati, karena mengandung asam-asam amino yang lebih
komplit. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini membuktikan
bahwa kualitas protein nabati dapat setinggi kualitas protein
hewani, asalkan makanan sehari-hari beraneka ragam.
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan,
pembentukan otot, pembentukan sel-sel darah merah,
pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon,
dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna
menjadi asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein
tubuh di dalam otot dan jaringan lain. Protein dapat berfungsi
sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi
tidak mencukupi seperti pada waktu berdiet ketat atau pada

256 Kimia Dasar


waktu latihan isik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15% dari
total kalori yang dikonsumsi berasal dari protein.
Tabel 9.4 Kandungan asam amino dalam beberapa makanan.
Bahan Makanan Lisin (%) Methionin (%)
Tepung ikan 4,51 1,63
Bungkil kedele 2,69 0,62
Jagung 0,26 0,18
Dedak padi 0,59 0,26
Sumber NRC (1994)

Tabel 9.5 Koefesien kecernaan murni asam amino (%)


Bahan Lisin Metionin Cystine Arginin Threonin
makanan
Jagung 81 91 85 89 84
Bungkil kedele 91 92 82 92 88
Dedak padi 75 78 68 87 70
Barley 78 79 81 85 77
Tepung ikan 88 92 73 92 89
(60-63%)
Tepung daging 79 85 58 85 79
(50-54%)
Tepung bulu 66 76 59 83 73
Tepung darah 86 91 76 87 87

Sumber NRC (1994) diukur dengan caecectomised

2. Fungsi Protein
a. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu
oleh senyawa mikro molekul spesiik;dari reaksi yang sangat

Dwi Wahyudiati, M.Pd 257


sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai
yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.Hampir semua
enzim menunjukan daya katalisatik yang luar biasa dan
biasanya mempercepat reaksi
b. Alat pengangkut dan alat penyimpan
Banyak molekul dengan berat molekul kecil serta beberapa
ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein
tertentu.
c. Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan
otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang berperan
yaitu aktin dan myosin
d. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan
adanya kalogen,suatu protein berbentuk bulat panjang dan
mudah membentuk serabut.
e. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor yang dapat
mempengaruhi fungsi-fungsi DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan
f. Media perambatan implus syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berupa
reseptor, dll.
Sabda Rosul: “Berobatlah kamu sekalian (bila sakit)
karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mendatangkan suatu
penyakit kecuali mendatangkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit yaitu penyakit tua”. rasulullah pun menjelaskan
dalam sandanya sebagai berikut: “Berpuasalah kamu, niscaya
kamu menjadi sehat.” (HR abu Hurairah).

258 Kimia Dasar


3. Struktur Molekul Protein

Gambar 9.1 Struktur Molekul Protein


Protein adalah makromolekul yang unik sekaligus
memiliki struktur yang kompleks. Meskipun protein hanya
tersusun atas asam amino yang ada 20 jenis saja, namun untuk
dapat berfungsi, ia akan melipat-lipat dan membentuk suatu
struktur tertentu yang sangat presisi sekaligus sulit diprediksi
hingga saat ini. Karena strukturnya yang unik dan presisi itulah
maka protein memiliki fungsi yang spesiik yang berbeda satu
dengan lainnya. Struktur protein memiliki tingkatan, kita akan
melihat bagaimana asam amino sebagai monomer penyusun
protein tersusun sehinggamembentuk struktur protein.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 259


4. Bagaimana Protein Terbentuk?
Kita mulai dari asam amino, nama resminya adalah asam
2-amino karboksilat atau asam ฀-amino karboksilat71. Secara
umum memiliki struktur sebagai berikut:

Gambar 9.2 Molekul Asam Amino


Dimana R adalah gugus samping mulai dari yang paling
sederhana –H (glycine | gly) hingga yang memiliki gugus
samping siklik seperti tryptophan (trp). Gambar di bawah ini
adalah struktur dari 20 jenis asam amino penyusun protein.
Gugus R ada yang bersifat netral, bermuatan positif, negatif,
ada yang hidroilik dan hidrofobik.

Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. Pengantar Kimia Organik


71

dan Hayati. (Bandung. ITB:1992).

260 Kimia Dasar


Gambar 9.3 Struktur 20 asam amino penyusun protein
Asam amino (selanjutnya disebut AA saja) dapat membentuk
rantai karena gugus amino (–NH2) suatu AA dapat bereaksi
dengan gugus karboksilat (–COOH) pada AA lainnya. Molekul
rantai yang terbentuk dinamakan peptida, jika rantainya relatif
pendek (<10 AA) biasa disebut oligopeptida, jika rantainya
panjang disebut polipeptida atau protein (sekitar 50 – 2000

Dwi Wahyudiati, M.Pd 261


residu AA). Ikatan yang terbentuk antar AA dinamakan ikatan
peptida.

Gambar 9.4 Reaksi Pembentukan Ikatan Peptida


Karena reaksi pembentukan peptida membebaskan 1
molekul air, maka jumlah AA penyusun polipeptida disebut
residu. Berdasarkan konvensi, penyebutan urutan AA dimulai
dari AA yang memiliki gugus –NH2 (disebut N terminal)
hingga yang memiliki gugus –COOH bebas (C terminal).
Rantai peptida biasa disebut “backbone” alias tulang punggung
sedangkan gugus R biasa disebut gugus samping.

Gambar 9.5 Struktur Molekul Polipeptida

262 Kimia Dasar


a. Struktur Primer

Gambar 9.6 Struktur Primer Protein


Secara sederhana, struktur primer protein adalah urutan
asam amino penyusun protein yang disebutkan dari kiri
(N-terminal) ke kanan (C-terminal). AA bisa ditulis dalam
singkatan 3 huruf atau 1 huruf. Jadi untuk gambar di atas bisa
ditulis seperti ini:
Gly-Pro-Thr-Gly-Thr-Gly-Glu-Ser-Lys-Cys-Pro-Leu-
Met-Val-Lys-Val-Leu-Asp-Ala-Val-Arg-Gly-Ser-Pro-Ala atau
GPTGTGESKCPLMVKVLNAVRGSPA Cara penulisan yang
terakhir (kode 1 huruf ) lebih banyak digunakan karena lebih
praktis. Struktur primer terbentuk karena ikatan peptida antar
AA selama proses biosintesis protein atau translasi. Urutan
asam amino dapat ditentukan dengan metode Degradasi
Edman atau Tandem Mass Spectrophotometry. Atau bisa juga
dari hasil translasi in silico gen pengkode protein tersebut.
b. Struktur Sekunder
Pada bagian tertentu dari protein, terdapat susunan AA
yang membentuk suatu struktur yang reguler dengan sudut-

Dwi Wahyudiati, M.Pd 263


sudut geometri tertentu. Ada dua struktur sekunder utama
yaitu alfa-helix dan beta-sheet. Struktur ini terjadi akibat
adanya ikatan hidrogen antar AA.

Gambar 9.7 Struktur Sekunder Protein


Pada gambar sebelah kiri, terlihat bahwa struktur alfa-helix
terbentuk oleh ‘backbone‘ ikatan peptida yang membentuk
spiral dimana jika dilihat tegak lurus dari atas, arah putarannya
adalah searah jarum jam menjauhi pengamat (dinamakan
alfa). Satu putaran terdiri atas 3.6 residu asam amino dan
struktur ini terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara
atom O pada gugus CO dengan atom H pada gugus NH
(ditandai dengan garis warna oranye). Seperti halnya alfa-
helix, struktur beta-sheet juga terbentuk karena adanya ikatan
hidrogen, namun seperti terlihat pada gambar sebelah kanan,
ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian rantai yang pararel
sehingga membentuk lembaran yang berlipat-lipat. Tidak
semua bagian protein membentuk struktur alfa-helix dan beta-
sheet, pada bagian tertentu mereke tidak membentuk struktur
yang reguler.
c. Struktur Tersier

264 Kimia Dasar


Gambar 9.8 Struktur Tersier Protein Dihydrofolatreductase
Struktur tersier adalah menjelaskan bagaimana seluruh
rantai polipeptida melipat sendiri sehingga membentuk
struktur 3 dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi oleh interaksi
antar gugus samping (R) satu sama lain. Ada beberapa interaksi
yang terlibat yaitu:
d. Interiaksi ionik
Terjadi antara gugus samping yang bermuatan positif
(memiliki gugus –NH2 tambahan) dan gugus negatif (–COOH
tambahan).

Gambar 9.8 Ikatan Ionik

Dwi Wahyudiati, M.Pd 265


e. Ikatan hidrogen
Jika pada struktur sekunder ikatan hidrogen terjadi pada
‘backbone‘, maka ikatan hidrogen yang terjadi antar gugus
samping akan membentuk struktur tersier. Karena pada gugus
samping bisa banyak terdapat gugus seperti –OH, –COOH,
–CONH2 atau –NH2 yang bisa membentuk ikatan hidrogen.

Gambar 9.9 Ikatan hydrogen


f. Gaya Dispersi Van Der Waals
Beberapa asam amino memiliki gugus samping (R)
dengan rantai karbon yang cukup panjang. Nilai dipol yang
berluktuatif dari satu gugus samping dapat membentuk ikatan
dengan dipol berlawanan pada gugus samping lain72.

Gambar 9.10.Ikatan Van Der Waals

72
Sukardjo, katan Kimia,( Yogyakarta:Rineka Cipta,1990)

266 Kimia Dasar


g. Jembatan Sulida

Gambar 9.11 Jembatan Disulida


Cysteine memiliki gugus samping –SH dimana dapat
membentuk ikatan sulida dengan –SH pada cystein lainnya,
ikatan ini berupa ikatan kovalen sehingga lebih kuat dibanding
ikatan-ikatan lain yang sudah disebutkan di atas.
h. Struktur Quartener
Protein atau polipeptida yang sudah memiliki struktur
tersier dapat saling berinteraksi dan bergabung menjadi suatu
multimer. Protein pembentuk multimer dinamakan subunit.
Jika suatu multimer dinamakan dimer jika terdiri atas 2 subunit,
trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk 4 subunit. Multimer
yang terbentuk dari subunit-subunit identik disebut dengan
awalan homo–, sedangkan jika subunitnya berbeda-beda
dinamakan hetero–. Misalnya hemoglobin yang terdiri atas 2
subunit alfa dan 2 subunit beta dinamakan heterotetramer.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 267


Gambar 9.11.Struktur Quartener Protein Hemoglobin
Perlu diketahui bahwa beberapa protein dapat berfungsi
sebagai monomer sehingga ia tidak memiliki struktur
quartener.

E. REAKSI-REAKSI KHAS PROTEIN

1. Reaksi Millon
Perekasi millon adalah larutan merkuro dan merkuri
nitrat dalam asam nitrat. Apabila perekasi ini ditambahkan
pada larutan protein akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya
rekasi ini positif untuk enol-fenol karena terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil
yang positif.

2. Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati
ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan
putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.

268 Kimia Dasar


Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Jadi reaksi ini positif untuk
protein yang mengandung tirosin, fenilalanin, dan triptofan.
Kulit kita bila terkena asam nitrat akan berwarna kuning
disebabkan oleh rekasi xantoprotein ini.

3. Reaksi Sakaguchi
Perekasi yang digunakan adalah naftol dan
natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini member hasil
positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein
yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.

f. kekuRanGan PRoteIn
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh
kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel
tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus
sedikitnya mengonsumsi 1 g protein per kg berat tubuhnya.
Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang
mengandung dan atlet-atlet. Kekurangan Protein bisa
berakibat fatal seperti; kerontokan rambut (Rambut terdiri
dari 97-100% dari Protein), yang paling buruk ada yang disebut
dengan kwaskiorkor (busung lapar)biasanya pada anak-anak
kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang busung lapar
yang disebabkan oleh iltrasi air di dalam pembuluh darah
serta gangguan kekurangan protein yang terus menerus
menyebabkan kematian.

Dwi Wahyudiati, M.Pd 269


G. RanGkuman
Setiap mahluk hidup baik itu manusia maupun hewan
membutuhkan energi untuk dapat melaksanakan aktiitasnya
dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya manusia, ada tiga
komponen penting penghasil energi yang sangat di butuhkan
yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang diperlukan
ini diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan yang kita makan mngandung tiga
kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein,
dan lemak atau lipid.
Dalam kehidupan sehari-hari bahan makanan pokok yang
biasa kita makan adalah beras, jagung, sagu, dan singkong.
Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa
yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat
yang trdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak
hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi terdapat pula sebagai
gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah dan lain-
lainnya. Protein dan lemak relatif tidak begitu banyak terdapat
dalam makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok
zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari
sudut kimia dan fungsinya. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Karbohidrat yang
terasa manis disebut gula (sakar). Dari beberapa golongan
karbohidrat, ada yang sebagai penghasil serat-serat yang
sangat bermanfaat sebagai diet (dietary iber) yang berguna
bagi pencernaan manusia.
Dalam kehidupan protein mempunyai peranan yang
penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung
dengan baik karena adanya enzim, suatu rotein yang berperan
sebagai biokatalis. Disamping itu, hemoglobin dalam butir-

270 Kimia Dasar


butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah salah
satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk
melawan bakteri penyakit yang disebut dengan antigen, juga
suatu protein.
Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O,
dan unsur-unsur khusus yang terdapat di dalam protein dan
tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah
nitrogen (N). Bahkan dalam analisa bahan makanan dianggap
bahwa semua N berasal protein, suatu hal yang tidak benar.
Unsur nitrogen ini di dalam makanan mungkin berasal pula
dari ikatan organik lain yang bukan jenis protein, misalnya
urea dan berbagai ikatan amino, yang terdapat dalam jaringan
tumbuhan.
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas
unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang
mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu
(zat pelarut lemak), seperti ether. Lemak yang mempunyai
titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan
yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang
padat pada suhu kamar disebut lemak gaji, sedangkan yang
cair pada suhu kamar disebut minyak.

H. LatIHan SoaL
1. Sebutkan penggolongan senyawa karbohidrat dan
contohnya!
2. Jelaskan apa yang dimaksud aldo heksosa, keto heksosa,
dan aldo pentosa!
3. Sebutkan hasil hidrolisis senyawa karbohidrat berikut:
a. Maltosa à
b. Sukrosa à
c. Laktosa à
Dwi Wahyudiati, M.Pd 271
d. Amilum à
e. Selulosa à
4. Sebutkan sumber yang mengandung karbohidrat berikut:
a. Sukrosa d. Selulosa
b. Laktosa e. Glukosa
c. amilum
5. Tentukan jenis masing-masing ikatan dan orbital yang
digunakan untuk berikatan pada senyawa-senyawa dibawah
ini! Jenis ikatan yang dimaksud adalah apakah ikatan sigma
(σ) atau ikatan phi (π).

6. Tentukan golongan senyawa-senyawa berikut sesuai gugus


fungsi yang dimilikinya !

7. gambarkan struktur umum asam amino!

272 Kimia Dasar


8. Jelaskan sifat-sifat asam amino!
9. Jelaskan terbentuknya zwitter ion dari asam amino!
10. Termasuk reaksi apa pembentukan senyawa protein?
Tuliskan reaksi 2 asam amino!
11. Sebutkan penggolongan protein!
12. Jelaskan mekanisme kerja enzim dan sebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi kerja enzim!
13. Jelaskan bagaimana proses metabolisme karbohidrat!

Dwi Wahyudiati, M.Pd 273


DaftaR PuStaka

Achamad, H. dan Tupamahu, M.S, 2001, Struktur Atom, Struktur


Molekul, dan Sistem Periodik, Bandung, Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti
Amiruddin, Achmad. 1970. Kimia Anorganik II. Bandung: ITB
Anonim, 1991. Kimia Dasar. Surabaya. Jurusan Kimia Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Anonim, 2008, Ikatan Kimia, www.Chem-is-try.org, download
tanggal 19 Januari 2008
Baum, S. J., and Scaife, C. W. J., 1980, Chemistry, A Life
Science Approach Second Edition, New York, Macmillan
Publishing
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Huheey, J. E., 1978, Inorganic Chemistry Principles of Structure and
Reactivity, Second Edition, New York, Harper International
Edition
Krisno, Agus. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang
Miessler, G. L., and Tarr, D. A., 1999, Inorganic Chemistry,
Second Edition, New Jersey, Prentice Hall International
Musbach, Musaddiq. 1996. Fisika Modern II. Jakarta:
Depdikbud.
Dwi Wahyudiati, M.Pd 275
Saito, Taro. 1996. Kimia Anorganik(Diterjemahkan oleh
Ismunandar). Reproduced by permission of Iwanami
Shoten, Publishers, Tokyo
Siregar, Morgong, 1988, Dasar-dasar Kimia Organik, Jakarta,
P2LPTK
Soedioetama, Djaenni.1976. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta
Sukardjo, 1997, Kimia Fisika, Yogyakarta, Rineka Cipta
Sukardjo, 1990, Ikatan Kimia, Yogyakarta, Rineka Cipta
Sunjaya Akhmad. 1982. Ilmu Kimia Umum Untuk Universitas dan
Pendidikan Tinggi Lainnya. Surabaya: Sinar Wijaya.
Wilbraham, C. Antony dan Matta, S. Michael. 1992. Pengantar Kimia
Organik dan Hayati. Bandung. ITB

276 Kimia Dasar

Anda mungkin juga menyukai