Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KIMIA DASAR I
PENDAHULUAN, STRUKTUR ATOM
DAN SISTEM PERIODIK

DOSEN PENGAMPU :
RHAHMASARI ISMET S.Si, M.Sc

DIAZ SATYA HAIKAL


211010900049

FAKULTAS TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah yang berjudul ‘Permukiman Berkelanjutan’ dapat terselesaikan. Tidak

lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rhahmasari Ismet S.Sc, M.Sc

selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Lingkungan. Tugas yang beliau

berikan menjadi pelajaran serta menambah wawasan bagi penulis terikait materi

‘Permukiman Berkelanjutan’.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini

bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai

penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 15 Oktober 2021

Diaz Satya Haikal

2
DAFTAR ISI

Cover ..........................................................................................................................1

Kata Pengantar ...........................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan Ilmu Kimia ...............................................................................4

A. Susunan Materi .............................................................................................4


B. Struktur Materi ..............................................................................................4
C. Sifat Materi ...................................................................................................5
D. Perubahan Materi ..........................................................................................5
E. Pengelompokan Materi .................................................................................6
F. Hukum-hukum Dasar Kimia .........................................................................8
BAB II Struktur Atom ................................................................................................10
A. Teori Perkembangan Model Atom .................................................................10
B. Struktur Atom .................................................................................................14
C. Nomor Atom dan Nomor Massa ....................................................................15
D. Konfigurasi Elektron ......................................................................................16
E. Elektron Valensi .............................................................................................17
BAB III Sistem Periodik ............................................................................................19
A. Teori Klasifikasi Unsur Lavoisier................................................................19
B. Teori Klasifikasi Unsur Dobereiner .............................................................19
C. Teori Klasifikasi Unsur Chancourtois .........................................................20
D. Teori Klasifikasi Unsur Newlands ...............................................................21
E. Teori Klasifikasi Unsur Mendeleev .............................................................22
F. Teori Klasifikasi Unsur Morseley ................................................................24
BAB IV Kesimpulan ..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN ILMU KIMIA

Ilmu Kimia adalah bagian dari IPA yang fokus pada pembahasan tentang
susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya.
Unsur dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia Sebagai bagian
ilmu pengetahuan, kimia berhubungan langsung dengan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari (Irwansyah, et al., 2017).
Secara umum, materi kimia merupakan konsep yang menjelaskan hal-hal
yang bersifat abstrak, sehingga dianggap salah satu mata kuliah yang sulit bagi
mahasiswa. Dalam memahami materi kimia membutuhkan pemahaman konsep
yang kuat dan bersifat komprehensif. Sehingga, membutuhkan penggunaan
representasi tingkat makroskopik, submikroskopik dan simbolik (Setiawan, et
al.,2016).
A. Susunan Materi
Susunan materi yang dimaksud adalah tentang unsur, senyawa, dan
campuran.
a. Unsur adalah zat paling sederhana yang sudah tidak bisa dibagi lagi,
contohnya 𝑁𝑎, 𝐻, 𝑂, 𝐹𝑒, 𝑑𝑎𝑛 𝐶.
b. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur dengan
perbandingan tertentu. Contoh senyawa adalah 𝐶𝑂2 , 𝐻2 𝑂, 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑎𝐶𝑂3 .
c. Campuran adalah gabungan antara dua zat atau lebih di mana sifat
penyusunnya tidak berubah. Contoh campuran adalah larutan gula, susu,
air kanji, dan sebagainya.
B. Struktur Materi
Struktur materi menjelaskan tentang ikatan yang terjadi antaratom sampai
terbentuk molekul unsur, molekul senyawa, atau ion.
a. Contoh molekul unsur adalah 𝑂2 , 𝑁2 , 𝐻2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑃4 .
b. Contoh molekul senyawa adalah 𝐶𝑂2 , 𝐻2 𝑂, 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑎𝐶𝑂3 .
c. Contoh ion adalah 𝑁𝑎 + , 𝐶𝑙 − , 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑎2+ .

4
C. Sifat Materi
Sifat materi yang dimaksud lebih mengarah ke sifat-sifat kimia suatu zat,
misalnya mudah terbakar, mudah mengalami korosi, mudah bereaksi dengan zat
lain, dan sebagainya. Sifat materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sifat
fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung, yang
termasuk sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku,
kelenturan, dan kekuatan. Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan
kemampuan sebuah zat untuk bereaksi atau berubah menjadi zat lain. Untuk
mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat dilakukan melalui reaksi.
Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas
oksigen. Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan zat baru,yaitu
air yang sifatnya berbeda dengan sifat zat pembentuknya.
Selain dapat digolongan berdasarkan sifat fisika dan kimia, sifat materi
dapat dikelompokkan menjadi sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif
adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat tersebut, semakin banyak
jumlahnya berarti semakin berat. Sifat intensif materi adalah sifat materi yang
tidak bergantung pada jumlah zat.

D. Perubahan Materi
Materi dapat mengalami perubahan. air akan berubah menjadi uap air bila
didihkan dan akan berubah menjadi es bila dibekukan. Uap air bila didinginkan
akan berubah menjadi air dan es bila dipanaskan akan berubah kembali menjadi
air. Perubahan wujud yang terjadi pada air termasuk ke dalam perubahan fisika,
yaitu perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Pada perubahan fisika,
susunan komponen zat tidak berubah. Contoh perubahan fisika lainnya adalah
kapur barus menyublim menjadi gas, gandum yang digiling menjadi tepung terigu,
benang diubah menjadi kain, batang pohon dipotong-potong menjadi kayu balok
dan triplek.
Bila kita memperhatikan warna daun pada pohon kelapa, kita akan
mengetahui adanya perubahan warna pada daun kelapa. Ketika daun tersebut baru
tumbuh, daun tersebut bewarna kuning, kemudian semakin lama semakin hijau,

5
dan bila sudah kering akan bewarna coklat. Perubahan yang terjadi pada daun
tersebut merupakan perubahan yang bersifat tetap, daun yang sudah bewarna
coklat tidak akan berubah kembali menjadi bewarna hijau. Perubahan materi
seperti ini disebut perubahan kimia, yaitu perubahan materi yang menghasilkan
jenis dan sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya. Perubahan materi secara
kimia akan menyebabkan terbentuknya zat baru. Pada perubahan kimia, susunan
komponen zat berubah. Gejala yang menyertai terjadinya perubahan kimia adalah
terjadinya perubahan warna, terjadinya endapan, terbentuk gas, dan perubahan
suhu.

E. Pengelompokkan Materi
- Zat tunggal, yaitu penggolongan materi bedasarkan bentuk materi yang
memiliki komposisi yang tetap dan sifat yang khas. Zat tunggal terbagi
atas unsur dan senyawa.
a. Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa. Unsur dilambangkan dengan
satu, dua atau tiga huruf. Huruf pertama dari lambang unsur selalu
ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua atau ketiga ditulis dengan
huruf kecil. Jika huruf kedua dari suatu lambang adalah huruf besar
maka lambing tersebut bukanlah lambang unsur, melainkan lambang
senyawa. Contoh : Natrium (Na), Barium (Ba), Boron (B), dan lain-
lain.
b. Senyawa adalah zat kimia yang terbentuk dari dua atau lebih unsur.
Oleh karena itu, senyawa dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih
sederhana melalui proses kimia. Hal lain yang harus diperhatikan
ketika membahas tentang senyawa adalah bahwa senyawa terbentuk
dari unsur-unsurnya dengan perbandingan yang tetap. Berdasarkan
hasil eksperimen yang dilakukannya, Joseph Louis Proust menyatakan
bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu
senyawa adalah tetap. Postulat tersebut dikenal sebagai hukum
perbandingan tetap. Senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu senyawa yang berasal dari benda tak hidup yang disebut

6
senyawa anorganik dan senyawa yang berasal dari benda hidup yang
disebut senyawa organik.
- Campuran adalah kombinasi atau gabungan beberapa zat yang terbentuk
tanpa melalui reaksi kimia. Sifat campuran yaitu zat-zat yang membentuk
campuran tidak memiliki komposisi yang tetap, artinya kita dapat
membentuk campuran dengan mencampurkan berbagai macam bahan
dan komposisi tanpa ada perbandingan yang tetap. Campuran terbagi
menjadi dua, yaitu campuran homogen dan heterogen.
a. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama, dalam
artian komposisi bahan atau zat yang digunakan sejenis. contohnya
udara, larutan garam dapur, campuran alkohol 70% dengan air, dan
bensin, dimana zat penyusun campurannya sangat sulit untuk
dibedakan dan tidak terlihat lagi bahan semulanya.
b. Campuran heterogen yaitu campuran antara dua zat atau lebih,
masih nyata sifat masing-masing, contoh campuran terigu dan gula
pasir, serbuk besi-pasir.
Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan secara fisika.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan campuran adalah
dengan cara:
1. penyaringan (filtrasi),
2. penyulingan (destilasi),
3. pengkristalan (kristalisasi)
4. kromatografi, dan
5. sublimasi.

F. Hukum-hukum Dasar Kimia


1. Hukum Lavoisier

Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu


Antonie Laurent Lavoisier. Dalam penelitiannya, Lavoisier membakar
merkuri cair berwarna putih dengan oksigen sampai dihasilkan merkuri
oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan
merkuri oksida sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan

7
oksigen. Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen
yang dibutuhkan pada proses pembakaran sama dengan massa oksigen
yang terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan. Oleh karena itu,
hukum Lavoisier dikenal sebagai hukum kekekalan massa.

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖.

2. Hukum Proust

Seorang ilmuwan asal Prancis, Joseph Louis Proust, meneliti


perbandingan massa unsur yang terkandung di dalam suatu senyawa pada
tahun 1799. Penelitian itu membuktikan bahwa setiap senyawa tersusun
atas unsur-unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Oleh karena itu,
hukum Proust dikenal sebagai hukum perbandingan tetap.

𝑃𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 − 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝.

3. Hukum Dalton
Seorang ilmuwan asal Inggris, John Dalton, melakukan penelitian
dengan membandingkan massa unsur-unsur pada beberapa senyawa,
contohnya oksida karbon dan oksida nitrogen. Senyawa yang digunakan
Dalton adalah karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Dari
perbandingan keduanya, diperoleh hasil sebagai berikut.

Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa


oksigen di dalamnya akan memenuhi perbandingan tertentu.
Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang
diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan demikian, hukum
Dalton dikenal sebagai hukum perbandingan berganda.
4. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu
Joseph Gay-Lussac. Lussac meneliti tentang volume gas dalam suatu
reaksi kimia. Berdasarkan penelitiannya, Lusac mengambil kesimpulan

8
bahwa perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada
suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter
gas hidrogen menghasilkan 2 liter gas amonia.

5. Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia,


Amadeo Avogadro, pada tahun 1811. Avogadro menyatakan bahwa
partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan
bisa berbentuk molekul unsur, contohnya 𝐻2 , 𝑂2 , 𝑁2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑃4 .

9
BAB II

STRUKTUR ATOM

Gagasan pertama kali tentang model atom lahir dari filsafat antara
Democritus dan Aristoteles (500 Sebelum Masehi). Ada perbedaan filsafat di
antara mereka tentang penyusun dari suatu materi. Aristoteles menyatakan bahwa
suatu materi tersusun dari suatu materi kecil yang dapat dibagi terus-menerus.
Sedangkan Democritus menyatakan bahwa materi tersusun dari suatu partikel
yang disebut atomos (atomos adalah partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi (bahasa Yunani)).

Namun karena merupakan filsafat, pengetahuan tentang atom tidak


berkembang karena hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Pengetahuan tentang atom mulai berkembang pesat sejak penelitian John Dalton
dan Avogadro yang mengungkapkan suatu gas yang berbeda namun memiliki
volume yang sama dan berisi jumlah molekul yang sama bila suhu dan
tekanannya sama.

Teori-teori model dan struktur atom tersebut mulai disempurnakan karena


memiliki kekurangan sehingga dihasilkan teori model atom Thomson, teori model
atom Rutherford, dan teori model atom Bohr.

A. Teori Perkembangan Model Atom


1. Teori Model Atom Dalton

Teori model atom Dalton pertama kali muncul pada tahun 1808. Teori ini
muncul dari penelitian berat gabungan secara kimia, Dalton menyimpulkan
bahwa bentuk dan struktur atom menyerupai bola pejal yang padat. Selain itu,
berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam A New System of Chemical
Philosophy, Dalton menyimpulkan sifat-sifat atomnya adalah sebagai berikut:

a. Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.


b. Semua atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat yang
sama.
c. Unsur kimia yang berbeda akan memiliki jenis atom yang berbeda.

10
d. Selama reaksi kimia, atom-atom hanya dapat bergabung dan dipecah-
pecah menjadi atom-atom yang terpisah, tetapi atau tidak dapat diubah
selama reaksi kimia tersebut.
e. Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya melalui penggabungan
atom tidak sejenis dengan perbandingan yang sederhana.

Gambar 2.1 Model Atom Dalton


2. Teori Model Atom Thompson
Teori model atom Thompson lahir dari percobaan Joseph John
Thompson tahun 1897. J.J. Thompson melakukan percobaan
menggunakan tabung sinar katoda. Berdasarkan hasil penelitiannya,
terdapat atom yang memiliki muatan negatif yang disebut elektron. Oleh
sebab itu, J.J. Thompson mengusulkan bahwa model atom yang tepat
adalah seperti roti kismis. Menurut Thompson, model atom berbentuk
seperti bola kismis dengan muatan listrik terdistribusi merata dan elektron
tersebar pada bola ini dengan jumlah muatan negatif yang sama dengan
muatan positif.

Gambar 2.2 Model Atom Thompson

11
3. Teori Model Atom Rutherford
Teori model atom Rutherford lahir dari percobaan Ernest
Rutherford (1871-1937) bersama murid-muridnya, Hans Geiger dan
Ernest Mandem. Percobaan mereka adalah memberikan hamburan partikel
α pada suatu lapisan logam tipis emas. Dari hasil eksperimen tersebut,
mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel α melewati lapisan
tipis seperti menembus ruang kosong dan ada juga partikel yang
terdefleksi dengan sudut yang lebar. Eksperimen mereka juga
menunjukkan bahwa ada partikel yang terpantul kembali ke arah
datangnya sinar.
Kemudian Rutherford menjelaskan hasil eksperimennya dengan
menggunakan model atomnya bahwa terdapat muatan positif dalam
sebuah atom terkonsentrasi pada suatu bagian relatif kecil dibanding
ukuran atom. Bagian bermuatan positif ini disebut inti (Nucleus)
sedangkan bagian atom yang berada di luar dan bergerak mengelilingi inti
atom seperti planet-planet mengelilingi matahari disebut elektron.

Gambar 2.3 Model Atom Rutherford


4. Teori Model Atom Bohr

Teori Model atom Bohr lahir dari gagasan Niels Bohr (1913). Teori model
atom Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Ruhterford yang
gagal menjelaskan gaya gerak elektron pada lintasan orbit. Bohr mengusulkan
bahwa:

12
a. Elektron-elektron yang bergerak di dalam orbit memiliki momentum
dan energi yang terkuantisasi sehingga hanya beberapa orbit yang yang
berada pada jarak dari inti.
b. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan
saat mereka bergerak di dalam orbit melainkan akan tetap stabil di
dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

Gambar 2.4 Model Atom Bohr


5. Teori Mekanika Kuantum
Model atom mekanika kuantum merupakan model atom yang
paling modern. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan awan-
awan elektron yang mengelilinginya. Daerah kebolehjadian ditemukannya
elektron dinamakan orbital. Menurut teori ini, ada empat jenis orbital,
yaitu 𝑠, 𝑝, 𝑑, 𝑓. Atom ini dicetuskan oleh beberapa ilmuwan seperti
Schrodinger, J. Chodwick, E. Fermi, dan Albert Einstein.

Gambar 2.5 Model Atom Mekanika Kuantum

13
B. Struktur Atom
Berdasarkan teori atom Dalton (1803) yang dikemukakan oleh John
Dalton, atom merupakan bagian terkecil yang tidak dapat di urai atau di bagi lagi,
John Dalton mengilustrasikan atom sebagai bola pejal yang sangat kecil yang
bersifat identik sehingga setiap unsur memiliki atom yang berbeda juga.
Oleh karena itu struktur atom bisa didefinisikan secara sederhana sebagai
susunan partikel dasar atom. Sebagai partikel penyusun sebuah materi, atom ikut
menentukan sifat materi tersebut, sampai saat ini tidak ada teori atau model yang
mutlak dari sebuah atom, dan teori mengenai atom masih terus mengalami
perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan.
Pada umumnya atom terdiri dari ruang hampa yang didalamnya terdapat
inti dimana massa dan muatan positifnya (+) berada di inti atom dan dikelilingi
oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif (-), sedangkan untuk inti atom
terdiri dari proton dan neutron. Jumlah proton didalam inti atom inilah yang
nantinya menentukan muatan inti atom, dan massa inti atom ditentukan oleh
banyaknya jumlah proton dan neutron.

Gambar 2.6 Struktur Atom


1. Elektron
Pada tahun 1897, J.J. Thompson menemukan elektron. Elektron
ditemukan dalam kulit atom secara beraturan, mengorbit inti atom seperti
planet-planet yang mengorbit Matahari. Karena berada di bagian luar
atom, elektron bukanlah partikel yang stabil. Elektron dapat lepas
ataupun berpindah ke atom lain membentuk reaksi kimia.
2. Proton
Pada tahun 1886, Goldstein menemukan bahwa bila pada katode
diberi lubang, maka gas di belakang katode menjadi berpijar. Hal ini

14
menunjukan adanya radiasi yang berasal dari anode. Radiasi tersebut
dinamakan sinar anode atau sinar positif atau sinar terusan. Partikel sinar
anode terkecil diperoleh dari gas hydrogen. Partikel ini kemudian disebut
proton.
3. Neutron
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932, namun
keberadaannya sudah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Pada tahun
1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom berilium dengan
partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang mempunyai daya
tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa
radiasi tersebut terdiri partikel netral yang disebut neutron.

C. Nomor Atom dan Nomor Massa

Nomor atom (Z) merupakan jumlah proton (muatan positif) atau jumah
elektron dalam atom. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama
dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah
elektronnya, dan nantinya merupakan hal yang menentukan sifat suatu unsur.

Nomor massa (A) merupakan jumlah proton dan neutron. Nomor massa
menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu unsur.
𝑁𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝐴) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑜𝑛 + 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 . Sedangkan X
melambangkan susunan suatu unsur netral.

- Isotop, yaitu unsur-unsur yang memiliki nomor atom sama namun nomor
massa berbeda. Contoh 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 (𝐶) 𝑎𝑙𝑎𝑚 126𝐶 𝑑𝑎𝑛 136𝐶 .

15
- Isobar, merupakan unsur-unsur yang memiliki nomor massa sama namun
nomor atom berbeda. Contoh 146𝐶 𝑑𝑎𝑛 147𝐶 .
- Isoton, yaitu unsur-unsur yang memiliki nomor atom yang berbeda namun
memiliki neutron yang sama.

D. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron merupakan penyusunan atau lapisan elektron


berdasarkan tingkat energinya dalam suatu atom, dimana atom memiliki lapisan
paling dekat dengan inti sampai yang terluar secara berurutan dari K, L, M, N, O,
P, Q, dan seterusnya.

Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah


susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.
Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika
kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang.
Secara formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi
gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks.
Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron
tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang
menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan
mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah proporsional
terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang
lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh
karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat
menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari
satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.

16
Gambar 2.7 Konfigurasi Elektron

Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti


"membangun, konstruksi") adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi
elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan sebagai:

‘Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu
sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi’.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18
unsur pertama; ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya.
Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah
Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.
Orbital diisi dengan urutan peningkatan 𝑛 + !, dan apabila terdapat dua orbital
dengan nilai 𝑛 + 1 yang sama, maka orbital yang pertama diisi dengan orbital
nilai 𝑛 yang paling rendah. Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital
adalah sebagai berikut:

1𝑠 2𝑠 2𝑝 3𝑠 3𝑝 4𝑠 3𝑑 4𝑝 5𝑠 4𝑑 5𝑝 6𝑠 4𝑓 5𝑑 6𝑝 7𝑠 5𝑓 6𝑑 7𝑝

E. Elektron Valensi
Dalam ilmu kimia, elektron valensi adalah elektron pada kelopak terluar
yang terhubung dengan suatu atom, dan dapat berpartisipasi dalam pembentukan
ikatan kimia jika kelopak terluar belum penuh. Dalam ikatan kovalen tunggal,
kedua atom yang berikatan menyeimbangkan satu elektron valensi untuk
membentuk pasangan bersama. Kehadiran elektron valensi dapat menentukan

17
sifat kimia unsur, seperti valensinya—yang menentukan apakah dapat berikatan
dengan unsur lain dan, jika dapat, seberapa cepat dan seberapa banyak ia dapat
berikatan. Untuk unsur golongan utama, elektron valensi hanya dapat ada di
kelopak elektron terluar; pada logam transisi, elektron valensi dapat juga berada
di kelopak dalam.
Jumlah elektron valensi suatu unsur dapat ditentukan berdasarkan
golongan tabel periodik (kolom vertikal) di mana unsur tersebut dikategorikan.
Selain golongan 3–12 (logam transisi), unit digit nomor golongan menandakan
jumlah elektron valensi yang terkait dengan atom netral suatu unsur yang
terdafatar dalam kolom tersebut.

Gambar 2.8 Tabel Periodik


Golongan I atau alkali memiliki elektron valensi sebesar 1 dan golongan II atau
logam alkali tanah memiliki elektron valensi 2. Untuk golongan 3-12 atau logam
transisi memiliki elektron valensi sebesar 3-12*. Golongan III-VIII atau boron
sampai gas mulia memiliki elektron valensisebesar 3-8**.
Keterangan : * Terdiri dari elektron 𝑛𝑠 dan (𝑛 − 1)𝑑.
** Kecuali helium, yang hanya memiliki 2 elektron valensi.

18
BAB III
SISTEM PERIODIK

A. Pengelompokan unsur kimia oleh Lavoisier


Pada 1789, Antoine Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia. Unsur-
unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non
logam. Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor,
oksigen, azote (nitrogen ), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong logam
adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak.
Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth, kobalt,
tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum,nikel, emas, platina, tobel,
tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium
oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida.
o Kelemahan dari teori Lavoisier : Pengelompokkan masih terlalu umum
o Kelebihan dari teori Lavoisier : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarka sifat kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan
setelahnya.
B. Penglompokan unsur kimia oleh Dobereiner
Pada tahun 1829, Johann Wolfgang Dobereiner mengelompokkan setiap 3
unsur kimia yang sifatnya mirip bedasarkan kenaikan berat atomnya.
Pengelompokkan ini dikenal dengan nama Hukum Triad Dobereiner. Hukum ini
merupakan sebuah hukum atau teori yang mengelompokkan tiga unsur kimia
dengan kemiripan sifat tertentu.
Pada tahun 1820-an, Dobereiner ikut andil dalam percobaan yang
dipimpin oleh J.J. Berzelius, seorang ahli kimia asal Swedia. Dalam percobaan
tersebut dilakukan kontak antara hidrogen dengan bubuk platinum untuk
mengembangkan konsep katalis. Menjelang akhir dekade, Dobereiner
memgungkapkan bahwa sifat-sifat penyusun bromin adalah cairan yang berada di
tengah-tengah antara gas klorin dan iodin padat. Dobereiner juga
mengkategorikan unsur-unsur lain dalam dua kelompok yang masing-masing
terdiri dari tiga unsur. Kalsium, stronsium dan barium berada dalam satu

19
kelompok. Sementara itu, belerang, selenium, dan telurium berada di kelompok
lainnya.
Masing-masing kelompok unsur Triad memiliki kemiripan dari segi
penampilan dan reaksi elemen. Dobreiner mengungkapkan bahwa dalam setiap
tiga rangkaian unsur tersebut, rata-rata bobot atom paling ringan dan terberat
mendekati bobot atom unsur tengah. Tetapi Dobereiner tidak dapat membuktikan
hipotesisnya dengan jumlah Triad yang cukup sehingga pada saat itu, temuannya
dianggap belum lengkap namun bersifat hanya berdasar pada keingintahuan yang
menarik.
Dobereiner mengemukakan bahwa massa atom relatif unsur tengah di
setiap tiga rangkaian unsur mendekati rata-rata massa atom relatif dua unsur
lainnya. Unsur-unsur yang berada dalam satu kelompok tersebut disusun
berdasarkan kenaikan massa atomnya. Teori ini memberi ilmuwan lain petunjuk
bahwa massa relatif suatu atom sangat penting saat menyusun unsur-unsur

Gambar 3.1 Tabel periodik unsur menurut Dobereiner.

C. Pengelompokan unsur kimia oleh Chancourtois


Alexandre-Emile Béguyer de Chancourtois, seorang geolog Prancis,
merupakan ilmuwan pertama yang memperhatikan periodisitas unsur-unsur —
unsur-unsur yang mirip muncul pada interval tertentu jika disusun berdasarkan
berat atomnya. Pada tahun 1862 ia menyusun bentuk awal tabel periodik, yang
disebutnya Vis tellurique (telluric helix), setelah unsur telurium, terposisikan di
dekat pusat diagram. Dengan penyusunan unsur secara spiral dalam sebuah
silinder berdasarkan kenaikan berat atom, de Chancourtois melihat bahwa unsur-
unsur dengan kesamaan sifat berbaris secara vertikal. Publikasinya tahun 1863
memasukkan suatu grafik (yang terdiri dari ion-ion dan senyawa, sebagai
penambahan unsur), tetapi makalah originalnya dalan Comptes Rendus Academie

20
des Scéances lebih menggunakan istilah geologi daripada kimia dan tidak
memasukkan diagram. Alhasil, ide de Chancourtois hanya mendapat sedikit
perhatian hingga akhirnya Dmitri Mendeleev mempublikasikan penelitiannya.

Gambar 3.2 Klasifikasi unsur kimia menurut Chancourtios.

D. Pengelompokan unsur kimia oleh Newlands

John Alexander Reina Newlands adalah orang pertama yang


mengelompokkan unsur-unsur bedasarkan kenaikan massa atom relatif.
Pengelompokkan ini dikenal dengan nama Hukum Oktaf. Ia menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur
kedelapan.

Newlands mengamati bahwa banyak terdapat pasangan unsur serupa, yang


dibedakan atas beberapa kelipatan delapan dalam nomor massanya, dan
merupakan yang pertama kali memperkenalkan nomor atom. Ketika 'hukum
oktaf'nya dipublikasikan dalam Chemistry News, periodisitas delapan ini mirip
dengan skala musikal, sehingga hal itu diejek oleh beberapa orang sezamannya.
Kuliahnya di hadapan Chemistry Society pada 1 Maret 1866 tidak dipublikasikan.
Perhimpunan mempertahankan keputusannya dengan mengatakan bahwa topik
'teoretis' semacam itu bisa mengundang kontroversi.

Pentingnya analisis Newlands akhirnya diakui oleh Chemistry Society


dengan Medali Emas lima tahun setelah mereka mengakui penelitian Mendeleev.

21
Tidak sampai abad berikutnya bahwa pentingnya periodisitas delapan akan
diterima, dengan teori ikatan valensi Gilbert N. Lewis (1916) dan teori oktet
ikatan kimia Irving Langmuir (1919) The Royal Chemistry Society menghargai
kontribusi Newlands kepada sains pada tahun 2008, ketika mereka memberikan
Plakat Biru ((Inggris): Blue Plaque) di rumah kelahirannya, yang menyebutnya
sebagai "penemu Hukum Periodik unsur-unsur kimia". Ia memberikan kontribusi
istilah 'periodik' dalam bidang kimia.

Gambar 3.3 Sistem periodik oleh Newlands.

E. Klasifikasi unsur kimia oleh Mendeleev


Kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev adalah ilmuwan pertama yang
membuat tabel periodik yang serupa dengan yang digunakan sekarang. Mendeleev
menyusun unsur-unsur berdasarkan massa atom, sesuai dengan massa molar
relatifnya. Kadang disebutkan bahwa ia memainkan chemical solitaire di atas
kereta api perjalanan jauh, menggunakan kartu dengan berbagai fakta tentang
unsur yang dikenal. Pada 6 Maret 1869, sebuah presentasi formal dibuat untuk
The Russian Chemical Society, berjudul Ketergantungan Antara Sifat-sifat Berat
Atom Unsur-unsur ((Inggris) The Dependence Between the Properties of the
Atomic Weights of the Elements). Pada tahun 1869, tabelnya dipublikasikan
dalam sebuah jurnal Rusia tak ternama dan kemudian dipublikasi kembali dalam
sebuah jurnal Jerman, Zeitschrift für Chemie. Di dalamnya, Mendeleev
menyatakan bahwa:
a. Unsur-unsur, jika disusun menurut massa atomnya, menunjukkan suatu
periodisitas sifat-sifat yang nyata

22
b. Unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat kimia memiliki berat atom
yang hampir sama (𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙, 𝑃𝑡, 𝐼𝑟, 𝑂𝑠) atau meningkat secara berkala
(𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙, 𝐾, 𝑅𝑏, 𝐶𝑠).
c. Penyusunan unsur-unsur, atau kelompok unsur sesuai massa atomnya,
berhubungan dengan valensinya, dan juga, sampai batas tertentu, dengan
sifat kimia pembedanya; seperti terlihat di antara seri lainnya dalam
𝐿𝑖, 𝐵𝑒, 𝐵, 𝐶, 𝑁, 𝑂, 𝑎𝑛𝑑 𝐹.
d. Unsur-unsur yang paling banyak disebarkan memiliki berat atom kecil.
e. Besarnya berat atom menentukan karakter unsur, seperti besarnya molekul
menentukan karakter senyawa.
f. Kita harus memperkirakan penemuan banyak unsur yang belum diketahui
– misalnya, unsur-unsur yang analog dengan aluminium dan silikon –
dengan berat atom diperkirakan antara 65 dan 75.
g. Berat atom unsur kadang-kadang dapat diubah dengan mengetahui unsur-
unsur bersebelahan nya. Oleh karena itu berat atom telurium harus berada
di antara 123 dan 126, dan tidak mungkin 128.
h. Sifat karakteristik tertentu unsur dapat diprakirakan dari massa atom
mereka.

Gambar 3.4 Tabel periodik menurut Mendeleev.

23
F. Klasifikasi unsur kimia oleh Morseley
Pada tahun 1913, Henry Gwyn Jeffreys Moseley melakukan percobaan
pada 𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟−𝑋. Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh
masa atom relatif, melainkan kenaikan jumlah proton. Kenaikan tersebut
mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokkan unsur-
unsur Morsley (dikenal dengan sistem periodik modern) merupakan
penyempurnaan dari sistem periodik Mendeleev.
Ia menggunakan informasi tentang panjang gelombang sinar-X, Moseley
menempatkan argon (dengan nomor atom Z = 18) sebelum kalium (Z = 19),
meskipun terdapat fakta bahwa berat atom argon 39,9 lebih besar daripada berat
atom kalium (39,1). Urutan baru itu sesuai dengan sifat kimia unsur-unsur, karena
argon adalah gas mulia dan kalium merupakan logam alkali. Demikian pula,
Moseley menempatkan kobalt sebelum nikel dan mampu menjelaskan bahwa
telurium muncul sebelum iodium, tanpa merevisi berat atom eksperimental
telurium, seperti yang telah diusulkan oleh Mendeleev. Penelitian Moseley
menunjukkan bahwa ada kekosongan dalam tabel periodik di nomor atom 43 dan
61, yang sekarang masing-masing ditempati oleh teknesium dan prometium.
Dari keenam pengelompokan unsur kimia diatas, dapat diketahui bahwa
setiap pengelompokan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Mulai dari Lavoisier yang hanya dapat mengklasifikasikan 33 unsur, hingga
klasifikasi Morseley yang merupakan penyempurnaan dari klasifikasi Mendeleev
atau dikenal dengan sistem periodik modern.

Gambar 3.5 Sistem periodik modern.

24
BAB IV

KESIMPULAN

Kimia merupakan ilmu tentang materi, sifatnya, strukturnya,


perubahan/reaksinya serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Kimia
secara khusus dibagi menjadi beberapa bidang utama, yaitu: kimia analisis, kimia
organik, kimia anorganik, kimia fisik, dan biokimia.

Kimia mengkaji sifat zat, dan secara khusus mempelajari reaksi yang
mentransformasi satu zat menjadi zat lain. Kimia menyediakan pedoman untuk
menyesuaikan sifat-sifat zat yang ada agar dapat memenuhi beberapa kebutuhan
atau penerapan khusus dan menciptakan bahan yang benar-benar baru yang
dirancang sejak awal agar memiliki sifat tertentu yang diinginkan. Melalui semua
keberhasilan itu, kimia telah memberi andil yang luar biasa dalam perbaikan
produk pertanian, pengendalian penyebaran penyakit, peningkatan produksi
energi, dan penurunan pencemaran lingkungan.

Bahan-bahan kimia sangat mempengaruhi kehidupan kita, maka ilmu


kimia sudah pasti menjadi salah satu bidang paling berjaya yang amat penting
hingga saat ini. Tanpa disadari, bahan kimia telah digunakan secara luas dalam
kehidupan sehari-hari. Kegunaan bahan kimia akan terus meningkat dan manusia
akan sentiasa memerlukan bahan baru. Dalam hal inilah, ilmu kimia memainkan
peranan strategis dan krusial untuk pengembangan kualitas hidup manusia.

Struktur atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral.
Elektron-elektron pada suatu atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom mampu berikatan satu sama
lainnya membentuk suatu molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan
elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton
dan elektron yang berlainan bersifat positif atau negatif dan adalah ion.

25
Sistem periodik unsur kimia adalah susunan unsur-unsur berdasarkan
nomor atom dan kemiripan sifat-sifatnya. Anda perlu untuk mengenali,
memahami, dan menghafalnya guna menghitung reaksi kimia. Dengan tabel
periodik, kita bisa mengetahui nomor atom, konfigurasi elektron, dan sifat setiap
unsur. Sistem periodik unsur kimia yang disusun oleh Moseley berkembang
dengan baik hingga sampai pada bentuk yang sekarang ini. Perkembangan sistem
periodik unsur kimia mengikuti hukum periodik bahwa bila unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur akan berulang secara
periodik.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/13039/4/4_bab%201.pdf
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI4401-M1.pdf
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hakikat-ilmu-kimia-kimia-kelas-
10/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hukum-dasar-kimia/amp/
https://www.zenius.net/blog/materi-kimia-struktur-atom
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektron_valensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Konfigurasi_elektron
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tabel_periodik

27

Anda mungkin juga menyukai