Anda di halaman 1dari 20

EKSTRAKSI GIGI PALSU DI ESOFAGUS DENGAN

TORAKOTOMI, ESOFAGEKTOMI DAN ESOFAGOSTOMI

Hasnan Habib

Abstrak:
Benda asing di esofagus adalah salah satu masalah umum yang sering dihadapi
oleh dokter THT. Salah satunya adalah benda asing gigi palsu di esofagus.
Diagnosis benda asing gigi palsu di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan esofagoskopi. Tindakan
esofagoskopi dilakukan sebagai diagnostik dan terapeutik. Benda asing di dalam
esofagus bila tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat menyebabkan
terjadinya komplikas seperti perforasi esofagus, penyumbatan dan penekanan
benda asing ke jalan napas dan komplikasi lainnya. Kesiapan pasien, ketersediaan
alat, dan adanya tenaga ahli yang berpengalaman merupakan faktor-faktor yang
sangat penting dalam mengatasi kasus ini. Penanganan segera dengan
menggunakan esofagoskopi adalah cara yang aman dan efektif untuk melakukan
ekstraksi benda asing pada sebagian besar kasus. Torakotomi hingga
esofagektomi dilakukan pada kasus benda asing di esofagus yang mengalami
kesulitan atau kegagalan dalam melakukan ekstraksi dengan esofagoskopi.
Dilaporkan dua kasus benda asing gigi palsu di esofagus yang dikeluarkan dengan
tindakan torakotomi disertai esofagektomi.
Kata kunci: benda asing di esofagus, gigi palsu, torakotomi, esofagektomi

Abstract
Foreign body in the esophagus is one of the common problems that are often
faced by ENT doctors. One of them is the foreign body dentures in the esophagus.
The diagnosis of foreign bodies of dentures in the esophagus is based on history
taking, physical examination, radiological examination and esophagoscopy.
Esophagoscopic measures are performed as diagnostic and therapeutic. Foreign
body in the esophagus if not in the right handling and handling that can
immediately cause complications, such as esophageal perforation, blockage and
suppression of foreign body breathing and other complications. Patient readiness,
availability of equipment, and the presence of experienced experts are very
important factors in overcoming this case. Immediate treatment using
esophagoscopy is a safe and effective way to extract foreign bodies in most cases.
Thoracotomy with esophagectomy is performed in cases of foreign bodies in the
esophagus that have difficulty or fail to be extracted with esophagoscopy. Two
cases of foreign dental prosthesis in the esophagus were reported with
thoracotomy accompanied by esophagectomy.

Key words: foreign objects in the esophagus, dentures, thoracotomy


esophagectomy
PENDAHULUAN Kejadian benda asing gigi palsu pada
esofagus adalah hal yang biasa
UNIVERSITAS INDONESIA 1
terjadi pada kasus di bidang Telinga, Benda asing gigi palsu sebagian
Hidung dan Tenggorok. Pasien besar dapat diekstraksi menggunakan
biasanya datang dengan keluhan sulit esofagoskop baik rigid maupun
menelan, nyeri tenggorokan, nyeri fleksibel, tetapi bila ada kesulitan
menelan, dan mengeluarkan banyak dan komplikasi yang terjadi maka
liur / drooling. Faktor-faktor yang ada kemungkinan dilakukan
menyebabkan lepasnya gigi palsu ekstraksi secara torakotomi dengan
dari ridge alveolar dan tersangkut dilanjutkan esofagektomi.
pada esofagus adalah: Keterlambatan tindakan dapat
ketidakcocokan ukuran gigi palsu, menyebabkan terjadinya komplikasi
penggunaan yang sudah terlalu lama, berupa perforasi, fistel, abses,
dan kurangnya perawatan gigi palsu paralisis saraf laringeus rekuren dan
tersebut terutama ketika gigi palsu mediastinitis.6,7
tersebut sudah mulai longgar.4
ANATOMI
Peningkatan penggunaan gigi palsu
Esofagus merupakan sebuah saluran
yang terbuat dari bahan acrilyc
berupa tabung berotot yang
radiolucent belakangan ini
menghubungkan dan menyalurkan
disebabkan karena banyaknya yang
makanan dari rongga mulut ke
berkeinginan untuk mempertahankan
lambung. Dari faring menuju gaster,
fungsi dan estetika, serta
esofagus melalui tiga kompartemen
mempertahankan kualitas
dan dibagi berdasarkan kompartemen
mengunyah pada pasien yang
tersebut, yaitu leher (pars servikalis),
mengalami kehilangan gigi, hal ini
sepanjang 5 cm dan berjalan di
seiring dengan peningkatan angka
antara trakea dan kolumna
kejadian tertelannya gigi palsu. 1-3
vertebralis. Dada (pars thorakalis),
Benda asing gigi palsu esofagus
setinggi manubrium sterni berada di
biasanya ditemukan di daerah
mediastinum posterior mulai di
penyempitan anatomis esofagus yaitu
belakang lengkung aorta dan bronkus
sfingter krikofaring, level arkus
cabang utama kiri, lalu membelok ke
aorta, bronkus kiri, atrium kiri, dan
kanan bawah di samping kanan
sfingter esofagus bawah.5
depan aorta thorakalis bawah.
Abdomen (pars abdominalis), masuk
UNIVERSITAS INDONESIA 2
ke rongga perut melalui hiatus serta di proksimal dibatasi oleh
esofagus dari diafragma dan berakhir sfingter krikofaring. 8,9
di kardia lambung, panjang berkisar Esofagus juga mempunyai empat
2-4 cm.8,9 penyempitan fisiologis yang dapat
menyebabkan sulitnya instrumen
masuk dan menjadi lokasi benda
asing biasanya tersangkut.
Penyempitan tersebut yaitu, pertama
merupakan penyempitan krikofaring,
yang paling sempit, terletak setinggi
servikal VI dengan diameter
melintang pada orang dewasa sekitar
23 mm dan anteroposterior 17 mm.
Penyempitan kedua pada arkus aorta,
setinggi vertebra torakal IV dengan
diameter melintang sekitar 23 mm
dan anteroposteriornya 19 mm.
Penyempitan ketiga yaitu
penyempitan bronkial, terletak pada
Gambar 1. Topografi dan tempat bronkus utama kiri menyilang
penyempitan esofagus.8,9 di depan esofagus, setinggi vertebra
torakal V dengan diameter melintang
Di daerah leher (segmen servikal) kurang lebih 23 mm dan
esofagus berada pada garis tengah anteroposterior kurang lebih 17 mm.
dan sedikit deviasi ke kiri ketika Penyempitan keempat adalah
memasuki thorak, di bagian depan penyempitan diafragmatika terletak
terdapat trakea dan kelenjar tiroid, pada tempat esofagus menyilang
dan bagian belakang berbatasan diafragma, setinggi vertebra torakal
dengan fasia prevertebral dan X, diameter melintang dan
vertebra servikal 6-7, dan pada kedua anteroposteriornya kurang lebih 23
sisi lateral terdapat selubung karotis mm. Dari daerah penyempitan
dengan isinya dan otot-otot leher tersebut 70% tersangkutnya benda

UNIVERSITAS INDONESIA 3
asing terjadi pada daerah Gejala-gejala yang dikaitkan dengan
penyempitan pertama. 8,9 tertelannya benda asing terjadi
dalam tiga tahap. Pada tahap pertama
sebagai gejala awal, terjadinya batuk
hebat atau muntah. Hal ini terjadi
JENIS BENDA ASING ketika benda asing pertama tertelan.
Beberapa jenis benda asing yang Tahap kedua adalah keadaan dimana
sering tersangkut di esofagus gejala masih ada tetapi tidak separah
diantaranya, tulang, duri ikan, biji tahap pertama. Benda asing telah
buah-buahan, koin, gigi palsu, pisau tersangkut, serta gejala-gejala yang
cukur. Benda asing koin sering ditimbulkan sedikit berkurang.
terjadi pada anak-anak terutama di Dalam tahap ini dapat berlangsung
usia 3 sampai 11 tahun. Benda asing untuk sesaat atau sementara.
seperti tulang, duri ikan, dan gigi Selanjutnya, tahap ketiga terdiri dari
palsu biasa terjadi pada orang gejala-gejala yang ditimbulkan
dewasa. Gigi palsu memiliki kawat akibat dari komplikasi.
yang mencuat di ujungnya Kemungkinan timbul rasa tidak
merupakan jenis yang berbahaya dan nyaman, disfagia, sumbatan, atau
dapat menyebabkan terjadinya perforasi esofagus hingga terjadinya
laserasi hingga perforasi esofagus. 6 mediastinitis. 10

GEJALA KLINIS Gejala disfagia bervariasi tergantung


pada ukuran benda asing. Disfagia
Gejala sumbatan akibat benda asing
lebih berat bila telah terjadi edema
esofagus tergantung pada ukuran,
mukosa yang memperberat
bentuk dan jenis benda asing, lokasi
sumbatan, sehingga timbul rasa
tersangkutnya benda asing,
sumbatan esofagus yang persisten.
komplikasi yang timbul akibat benda
Gejala lain ialah odinofagia yaitu
asing tersebut dan lama benda asing
rasa nyeri ketika menelan makanan
tertelan, bila benda asing tersebut
atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi,
sudah tersangkut > 24 jam dapat
ludah bercampur darah, dan muntah.
menimbulkan resiko komplikasi. 4
Adanya gejala nyeri di punggung
menunjukkan tanda perforasi atau
UNIVERSITAS INDONESIA 4
mediastinitis. Ganggung napas Pemeriksaan penunjang berupa
dengan gejala dispnoe, stridor dan pemeriksaan radiologis sangat baik
sianosis terjadi akibat penekanan dalam penegakkan diagnosis adanya
trakea oleh benda asing. 4,10 benda asing dan menentukan letak
dari benda asing tersebut.
DIAGNOSIS Pemeriksaan radiologis berupa foto
Diagnosis benda asing gigi palsu di polos servikal AP dan lateral harus
esofagus ditegakkan berdasarkan selalu dilakukan pada kecurigaan
anamnesis, gambaran klinis, benda asing di esofagus walau
pemeriksaan radiologi dan terkadang tidak memberikan hasil
endoskopi. Tindakan endoskopi yang diharapkan karena bahan gigi
dilakukan untuk tujuan diagnostik palsu yang terbuat dari acrilyc
dan terapi. 4,10 radiolucent. Pemeriksaan dengan
computer tomografi dapat membantu
Dari anamnesis didapatkan adanya untuk melihat seberapa jauh jarak
riwayat tertelan gigi palsu, bentuk benda asing dengan arkus aorta
dan ukuran gigi palsu, apakah ada untuk menentukan apakah ada
kawat yang mencuat atau tidak, serta kemungkinan untuk mengenai arkus
gejala-gejala klinis tertelan benda aorta pada gigi palsu dengan kawat .
11,12
asing pada esofagus seperti keluhan
sulit menelan sampai tidak bisa
menelan, gejala regurgitasi ketika Tindakan esofagoskopi sangat
makan, muntah disertai bercak darah, bermanfaat untuk diagnostik dan
dan banyak mengeluarkan liur. 4,10 terapeutik, baik menggunakan
esofagoskopi rigid maupun flexible. 12
Dari pemeriksaan fisik tidak terlalu
banyak membantu, terkadang yang PENATALAKSANAAN
ditemukan adanya penumpukan Benda asing di esofagus dikeluarkan
saliva di sinus piriformis. Adanya dengan tindakan esofagoskopi
demam dan emfisema subkutis harus dengan menggunakan cunam yang
dicurigai kemungkinan terjadinya sesuai dengan benda asing tersebut.
perforasi esofagus. 11 Bila benda asing telah berhasil
dikeluarkan harus dilakukan
UNIVERSITAS INDONESIA 5
esofagoskopi ulang untuk menilai Posterolateral torakotomi tidak hanya
adanya kelainan-kelainan esofagus menyediakan akses yang sangat baik
yang telah ada sebelumnya.13,14,15 ke mediastinum paru, trakea endo-
toraks, dan esofagus endotel, tetapi
Benda asing tajam yang tidak juga memungkinkan kontrol yang
berhasil dikeluarkan dengan aman terhadap pembuluh darah paru
esofagoskopi harus segera selama reseksi paru. Posterolateral
dikeluarkan dengan pembedahan thoracotomy menawarkan lebih
berupa servikotomi, torakotomi atau banyak aksesibilitas ke semua area
esofagotomi, tergantung lokasi benda thorax daripada sayatan lainnya. 18
asingnya. 18

TORAKOTOMI
POSTEROLATERAL
Kesulitan ketika mengeluarkan gigi
palsu di esofagus sering
membutuhkan tindakan operasi Gambar 2. Tehnik Posterolateral

terbuka salah satunya adalah Torakotomi19

tindakan torakotomi. Tindakan ini


dilakukan bila ketika proses ekstraksi Dua kelemahan potensial dari

dengan esofagoskopi tidak berhasil torakotomi posterolateral adalah

dan gigi palsu tersebut terindikasi nyeri, yang dapat mengganggu

merobek lumen esofagus. 18 gerakan pernapasan dan penurunan


mobilitas dinding dada. Namun,

Teknik torakotomi terdiri dari empat kesulitan-kesulitan ini dapat

tehnik yaitu, posterolateral diminimalisir dengan menggunakan

torakotomi, median torakotomi, teknik modern perawatan pasca

axillary torakotomi, dan anterolateral operasi, seperti analgesia epidural. 18,19

torakotomi. Toraktomi yang sering


digunakan adalah posterolateral ESOFAGEKTOMI

torakotomi. 16,17 Esofagektomi adalah suatu tindakan


operasi pengangkatan bagian
esofagus yang dilakukan pada
UNIVERSITAS INDONESIA 6
pengangkatan tumor ganas esofagus Esofagoskopi diagnostik dan
beserta kelenjar limfanya. Teknik ini terapeutik merupakan tindakan yang
juga dilakukan pada bagian esofagus paling utama dilakukan untuk
yang mengalami perforasi yang ekstraksi benda asing pada esofagus
cukup luas. Teknik ini dilakukan terutama < 6 jam pasca tertelan
melalui 4 pendekatan insisi yaitu benda asing.
transtorakal, Ivor-Lewis (melalui sela Indikasi tindakan operatif untuk
iga ke-5), Three-hole esofagektomi ekstraksi benda asing bila :
(insisi kecil di dada dan abdomen) 1. Benda asing (terutama tajam)
dan transhiatal (pada pertengahan sudah > 24 jam di esofagus. 21
abdomen). Operasi ini dilakukan 2. Kesulitan dalam pengambilan
dengan anestesi umum. 18,19 benda asing dengan
Teknik esofagektomi ada dua jenis, esofagoskopi yang sudah
1) transhiatal esofagektomi, 2) menggunakan berbagai
transtorakal esofagektomi. Pada maneuver namun tidak
transhiatal esofagektomi terdiri dari berhasil dan kesan benda
tindakan servikotomi dan laparotomi asing tersangkut.21
sedangkan transtorakal esofagektomi 3. Kemungkinan terjadi
dilakukan tindakan torakotomi dan perforasi pada esofagus > 6
laparotomi. 20 cm yang diketahui ketika
dilakukan esofagoskopi
(indikasi esofagektomi) dan
melihat klinis pasien ada
hematemesis atau tidak.21

KOMPLIKASI
Benda asing di esofagus dapat
Gambar 3. Tehnik transhiatal menyebabkan komplikasi ringan
esofagektomi (kiri), transtorakal
18
esofagektomi (kanan) 20 sampai berat. Loh et al.
Melaporkan dari 273 kasus benda
INDIKASI TINDAKAN asing di esofagus, didapatkan 20
OPERATIF PADA BENDA kasus (7,3%) komplikasi serius
ASING ESOFAGUS
UNIVERSITAS INDONESIA 7
berupa perforasi esofagus 70%, leher, indurasi dan nyeri
perforasi dengan mediastinitis 15%, sepanjang karotis

abses retrofaring, fistel esofago- - Benda asing berukuran besar


dan berbentuk tidak teratur yang
subclavia, dan mediastinitis dengan
telah > 24 jam berada di dalam
pneumonia masing-masing 7,5%. 18,20
esophagus
- Terdapat bagian yang tajam
Fistel esofago-karotis merupakan
pada benda asing
komplikasi yang fatal. Komplikasi - Kegagalan saat ekstraksi dengan
lain yang dapat timbul abses esofagoskop
parafaring, perdarahan, striktur - Menyebabkan hematemesis
esofagus, obstruksi jalan napas, yang hebat atau ada kecurigaan
paresis nervus laringeus rekuren dan adanya perforasi, baik secara

striktura esofagus. 18,21 klinis maupun radiologis

SERIAL KASUS
ESOFAGOTOMI Kasus 1
Esofagotomi merupakan teknik Seorang pasien pria umur 53 tahun
operasi klasik yang dilakukan ketika (RM:44539XX) datang pada tanggal
tindakan esofagoskopi mengalami 28 Januari 2020 dengan keluhan
kesulitan dalam proses ektraksi. Pada tertelan gigi palsu sejak 3 jam
esofagotomi dilakukan insisi pada sebelum masuk rumah sakit. Pasien
esofagus yang bertujuan untuk tidak sengaja menelan gigi palsu saat
mengeluarkan benda asing di sedang kumur-kumur setelah makan.
esofagus atau juga untuk tatalaksana
akalasia esofagus. 23

Indikasi dilakukan esofagotomi pada


benda asing di esofagus, menurut
Savary dan Miller serta Terracol dan
Sweeet seperti dikutip Abdurrahman
adalah: 23
- Benda asing telah tersangkut di
Gambar 4. Gigi palsu yang hilang
esofagus > 24 jam sehingga
menyebabkan infeksi di daerah
UNIVERSITAS INDONESIA 8
Gigi palsu pasien yang tertelan demam, tidak ditemukan adanya
dengan menggunakan kawat pengait emfisema subkutis di regio leher
di sisi kanan dari arkrilik gigi palsu maupun dada. Pemeriksaan
tersebut, terdapat 2 gigi palsu dalam tenggorok dalam batas normal.
satu akrilik, dengan ukuran sekitar 2
cm x 4 cm. Pasien membuat gigi Pasien dilakukan pemeriksaan
palsunya di tukang gigi. Pasien sudah laboratorium darah RSCM pada
mencoba mengeluarkan gigi palsu tanggal 28 Januari 2020, didapatkan
dengan cara menekan perut dan hasil dalam batas normal. Dilakukan
merangsang untuk muntah dengan pemberian cairan kabiven 1440
memasukan jari ke tenggorok namun ml/24 jam, NaCl 0,9 % 500 ml/12
tidak berhasil. jam, methylprednisolone 1 x 125 mg
intravena kemudian pasien
Pasien mengeluh nyeri tenggorok dipuasakan.
dan nyeri menelan (VAS2). Selain
itu pasien merasa ada yang Hasil toleransi operasi dari bagian
mengganjal di disekitar dada. Penyakit Dalam didapatkan toleransi
Keluhan ludah bercampur darah operasi risiko ringan dan dari bagian
tidak ada, keluhan banyak liur tidak anestesi didapatkan ASA I tanpa
ada , keluhan batuk-batuk dan sesak penyulit jalan napas.
tidak ada. Keluhan THT lain tidak
ada. Pasien terakhir makan dan Pasien dilakukan pemeriksaan
minum 6 jam sebelum masuk rumah rontgen thorak ulang di RSCM
sakit. tanggal 28 Januari 2020, posisi
antero-posterior (AP) dan lateral
Pasien dilakukan foto rontgen thorax tampak benda asing berdensitas
antero-posterior (AP) di RS Haji logam di setinggi T3-4, posterior dari
Jakarta didapatkan bayangan kawat trakea, proyeksi esofagus.
gigi di proyeksi esofagus,
selanjutnya pasien dirujuk ke RSCM.

Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat


tanda obstruksi jalan napas, tidak ada
UNIVERSITAS INDONESIA 9
Gambar 5. Tampak benda asing
setinggi T3-4 pada rontgen thorak
lateral Gambar 6. CT scan thorak kontras

Pasien juga dilakukan pemerikasaan Tanggal 29 Januari 2020 dilakukan

CT scan thorax kontras untuk esofagoskopi dengan esofagoskop

melihat posisi benda asing dengan kaku no 8 x 30 cm, dilakukan insersi

arcus aorta , hasilnya didapatkan esofagoskopi ditemukan benda asing

benda asing berdensitas logam di gigi palsu di kedalaman 24 cm,

intralumern esofagus setinggi kemudian dilakukan ektraksi dengan

vertebra T2-3, tepat setinggi arcus rotatoar terdapat tahanan pada

aorta, curiga menembus lapisan kedalaman 20 cm. Sudah dilakukan

adventisia sisi kanan disertai berbagai maneuver tetapi tetap tidak

inflamasi fokal dinding esofagus di berhasil, tindakan tidak dilanjutkan.

level tersebut. Tidak tampak kelainan


paru bilateral. Tindakan dilanjutkan oleh TS bedah
thorax kardiovaskular. Dilakukan
insisi torakotomi posterolateral pada
ICS 5 menembus kutis, subkutis,
fasia dan otot kemudian identifikasi
sela iga 5, rongga thorax dibuka.
Tampak perlengketan paru kanan,
dilakukan adhesiolisis dengan saline
hangat. Didapati corpus alienum
pada 1/3 proksimal esophagus.
UNIVERSITAS INDONESIA 10
Terdapat laserasi sepanjang 6 cm, esofagostomi dan gastrostomi untuk
sehingga diputuskan untuk jalur makanan dan minuman. Pasien
esofagektomi. Dilakukan diseksi terpasang esofagostomi bag di daerah
esofagus dari distal ke proksimal, leher dan gastrostomi di abdomen.
Punctum distal esofagus dipotong
dan dijahit lalu corpus alienum Setelah operasi, pasien dirawat di
dikeluarkan. Punctum proksimal ICU dan mendapat pengobatan
dipotomg dan dijahit tegel sebagai Ampicilin-sulbaktam 4 x 1,5 gram
marker esofagostomi. Operasi iv, paracetamol 3 x 1 gram iv,
dilanjutkan oleh TS bedah digestif metoclopramide 3 x 10 mg iv,
ranitidine 2 x 50 mg iv, diet melalui
stoma gastrostomi, terpasang ETT,
1 terpasang esofagostomi bag,
gastrostomi bag dan selang WSD.
Keadaan selama di ICU cukup stabil
hanya ada gambaran denyut jantung
yang takikardi, tidak ada demam,
luka operasi tenang, tidak terdapat
emfisema subkutis daerah leher,
tidak tampak tanda infeksi. Pasien
tidak diperbolehkan makan dan
2
minum melalui mulut selama
terpasang gastrostomi.

Pada tanggal 30 Januari 2020, hari


pertama pasca operasi, pasien
dilakukan rontgen thorax ulang
dengan hasil tidak tampak kelainan
Gambar 7. Gigi palsu (1), esofagus radiologis pada jantung paru dan
(2) tidak tampak adanya pneumothorax
maupun pneumomediastinum. Kesan
Tindakan dilanjutkan oleh TS bedah hasil rontgen dalam batas normal.
digestif. Pasien dilakukan
UNIVERSITAS INDONESIA 11
Hari ke-4 pasca operasi pasien masih tertelan saat pasien sedang tidur dan
dirawat di ICU dan mendapat ketika terbangun pasien merasa gigi
penambahan obat-obatan berupa palsunya sudah tidak ada. Pasien
bisoprolol 1 x 125 mg per oral, KCl mengatakan gigi palsunya berukuran
puyer 3 x 1 per oral, amlodipine 1 x 4 cm x 1 cm.
5 mg per oral, kalsium glukonas 3 x
1 iv karena terdapat peningkatan Setelah kejadian pasien mengeluh
tekanan darah pada pasien 160/80 adanya rasa mengganjal di
mmHg dan nadi pasien yang masih tenggorokan disertai sulit menelan
cukup tinggi 140 kali/menit dan nyeri menelan (VAS2-3).
Keluhan suara serak, batuk, sesak
Pada tanggal 3 Februari 2020, hari dan kebiruan tidak ada. Keluhan
ke-5 pasca operasi, pasien sudah ludah bercampur darah ada.
pindah ruangan ke ruang perawatan
biasa karena keadaan pasien sudah Pasien sudah tidak makan dan
stabil. Pada tanggal 4 Februari 2020, minum setelah tertelan gigi palsunya.
hari ke-6 pasca operasi, pasien sudah Pasien makan dan minum terakhir 5
diperbolehkan pulang dengan jam sebelum masuk rumah sakit.
esofagostomi bag dan gastrostomi Sebelumnya pasien sudah berobat ke
tetap terpasang, pasien di sudah RS Siloam Karawaci, diberikan obat
diedukasi oleh TS bedah digestif anti nyeri, obat lambung dan
untuk perawatan esofagostomi bag antibiotik dan sudah dilakukan
dan gastrostomi. Pasien diminta percobaan esofagoskopi ekstraksi
untuk kontrol ke poliklinik THT tetapi tidak berhasil kemudian pasien
endoskopi dan poliklinik bedah dirujuk ke RSCM untuk
digestif 3 hari kemudian. penatalaksanaan lebih lanjut.

Kasus 2 Pada pemeriksaan fisik didapatkan


Seorang pasien laki-laki usia 26 tanda vital dan saturasi dalam batas
tahun (RM: 43923XX) datang pada normal. Tanda obstruksi jalan napas
tanggal 21 Juli 2010 dengan keluhan tidak ada, demam tidak ada, tanda
tertelan gigi palsu sejak 13 jam emfisema subkutis tidak ada.
sebelum masuk RS. Gigi palsu
UNIVERSITAS INDONESIA 12
Pemeriksaan tenggorok dalam batas didapatkan hasil korpus alienum
normal. logam linier melengkung di esofagus
proksimal setinggi C7-T1, tip korpus
Ketika di RSCM pasien dilakukan alieunum berada di anterior
pemeriksaan rontgen thorax AP prevertebral space regio mm. longus
(antero-posterior) dan rontgen colli dan berbatasan dengan aspek
servikal AP/lateral pada tanggal 21 anterior korpus vertebra T1, multiple
Juli 2019 dengan hasil tidak tampak KGB (Kelenjar Getah Bening) colli
kelainan radiologis pada jantung dan level II-III, DD/ limfadenopati
paru, korpus alienum berdensitas reaktif.
radioopak di setinggi korpus vertebra
T1. Korpus alienum berdensitas
radioopak di sisi anterior korpus
vertebra T1, proyeksi esofagus.
Tidak tampak penebalan jaringan
lunak colli bilateral, retrotrakea
maupun retrofaring. Gambar 9. CT scan thorak kontras

Dari pemeriksaan laboratorium darah


RSCM pada tanggal 21 Juli 2019,
didapatkan leukositosis sebanyak
16.330 /uL.

Dilakukan pemberian cairan kabiven


1440 ml/24 jam, NaCl 0,9 % 500
ml/12 jam, metronidazole 3 x 500
mg intravena, ceftriaxone 1 x 2 gram
intravena, ranitidine 2 x 50 mg
Gambar 8. Rontgen cervical
kemudian pasien dipuasakan.
AP/lateral

Hasil toleransi operasi dari bagian


Pasien juga dilakukan pemeriksaan
Penyakit Dalam didapatkan toleransi
CT scan leher dengan kontras,
operasi risiko ringan dan dari bagian
UNIVERSITAS INDONESIA 13
anestesi didapatkan ASA II dengan
leukositosis
1
Pasien direncanakan untuk
esofagoskopi ekstraksi dengan
esofagoskop kaku dengan persiapan
servikotomi sampai torakotomi.
Tanggal 23 Juli 2019 dilakukan
tindakan esofagoskopi dengan
esofagoskop no 8 x 30 cm. Dalam 2
proses tindakan esofagoskopi
didapatkan kesulitan dalam
pengambilan benda asing, sudah
dilakukan percobaan ekstraksi
sebanyak 2 kali dengan berbagai
Gambar 10. Esofagus(1), gigi
maneuver tetap tidak dapat
palsu(2)
diekstraksi dan terdapat tahanan di
kedalaman 23 cm dan terfiksasi tidak
Selanjutnya tindakan dilanjutkan TS
dapat digerakkan, dievaluasi tampak
bedah digestif, dilakukan
adanya laserasi dan perdarahan
pemasangan esofagostomi bag dan
sehingga esofagoskopi dihentikan,
gastrostomi untuk jalur makanan dan
dilanjutkan dengan tindakan
minum pasien. Operasi selesai,
torakotomi posterolateral oleh TS
pasien tidak boleh makan dan minum
bedah thorax kardiovaskuler untuk
lewat mulut.
pengambilan benda asing di
esofagus. Dalam proses pengambilan
Setelah operasi pasien, pasien
tampak benda asing berada di pars
dirawat di ICU dan mendapat
torakalis dari esofagus, tampak
pengobatan Ampicilin-sulbaktam 4 x
kawat dari gigi palsu menginfiltrasi
1,5 gram iv, paracetamol 3 x 1 gram
dinding esofagus posterior (rupture
iv, metoclopramide 3 x 10 mg iv,
esofagus), sehingga diputuskan untuk
ranitidine 2 x 50 mg iv, diet melalui
dilakukan esofagektomi sepanjang
stoma gastrostomi, terpasang ETT,
9,5 cm.
UNIVERSITAS INDONESIA 14
terpasang esofagostomi bag, esofagus terutama gigi palsu
gastrostomi bag dan selang WSD. mempengaruhi tindakan yang akan
Keadaan selama di ICU cukup stabil dilakukan untuk ekstraksi benda
hanya ada gambaran denyut jantung asing tersebut?”
yang takikardi, tidak ada demam, Pencarian Literatur
luka operasi tenang, tidak terdapat Dari kasus diatas dapat dirumuskan
emfisema subkutis daerah leher, pertanyaan klinis dengan
tidak tampak tanda infeksi. Pasien menggunakan model PICO (Patient
tidak diperbolehkan makan dan atau Problem, Intervention atau
minum melalui mulut selama Exposure, Comparison, dan
terpasang gastrostomi. Outcome) melalui tabel berikut ini.

Pasien dirawat selama 4 hari di ruang P Pasien dengan benda asing di


ICU, pada hari ke-5 pasca operasi esofagus
pasien dipindah rawat ke ruang I Durasi kurang dari 24 jam
C Durasi lebih dari 24 jam
perawatan biasa. Hari ke-7 pasca O Tindakan operatif (torakotomi,
operasi pasien diperbolehkan pulang esofagektomi)
dengan terpasang esofagostomi bag Tabel 1. Tabel PICO

dan gastrostomi. Pasien kontrol Pencarian literatur melalui database

kembali ke poliklinik THT Pubmed dengan kata kunci

endoskopi dan poliklinik bedah esophageal AND foreign body AND

digestif 7 hari kemudian esophagoscopy AND adult AND 24


hours.

ANALISA LITERATUR
Pertanyaaan Klinis Telaah kritis menggunakan Oxford

Berdasarkan paparan kasus diatas CEBM Appraisal tool untuk

terdapat beberapa permasalahan yang menelaah berdasarkan bukti klinis

mempengaruhi dalam menentukan dalam kasus ini sesuai dengan

penatalaksanaan benda asing pada rumusan PICO yang telah dibuat

esofagus. Sehingga disusunlah sebelumnya.

pertanyaan klinis sebagai berikut; “


Pada pasien ini apakah durasi lama
Clinical Key
tersangkutnya benda asing pada
UNIVERSITAS INDONESIA 15
yang benda asing tersangkut pada
Berdasarkan
Pertanyaan esofagus bagian atas sehingga pasien
Klinis
lebih segera untuk datang ke rumah

2 literatur sakit.

Artikel yang Pada studi ini, penggunaan


berkaitan
esofagoskopi rigid untuk ekstraksi
benda asing di esofagus merupakan
1 literatur
memiliki keberhasilan yang tinggi,
Gambar 9. Alur telusur literatur komplikasi yang rendah dan dapat
Hasil pencarian dengan mendeteksi posisi benda asing lebih
menggunakan kata kunci diatas baik. Tetapi bila dengan
didapatkan 2 artikel dari Pubmed. esofagoskopi rigid tidak berhasil,
Artikel kemudian dipilih berdasarkan tidak terdeteksi dan sudah ada tanda-
kriteria inklusi dan eksklusi, tanda komplikasi seperti fistel aorta
sehingga didapatkan 1 artikel yang esofagus, abses paraesofageal atau
memenuhi syarat tersebut dan releva mediastinitis maka dilakukan
dengan rumusan atau pertanyaan tindakan pembedahan seperti
klinis dalam kasus ini. servikotomi atau sampai torakotomi.

Analisis Dari 221 pasien dengan benda asing


Pada studi Zhang et al, yang esofagus, 208 pasien berhasil
membagi benda asing esofagus dilakukan tindakan esofagoskopi
berdasarkan durasi dari tertelan ekstraksi sedangkan 3 pasien sisanya
sampai dilakukan tindakan, grup A < dilakukan tindakan pembedahan
24 jam dan grup B > 24 jam. Pada yaitu 1 pasien dilakukan servikotomi
grup A didapatkan benda asing lebih dan 2 orang sisanya dilakukan
sering tersangkut di bagian atas dari thorakotomi, ketiga pasien tersebut
esofagus sedangkan grup B lebih berada dalam grup B. Dua orang
sering didapatkan benda asing pasien tersebut sudah didapatkan
tersangkut di esofagus bagian bawah, adanya perforasi esofagus dan
hal ini disebabkan karena gejala sulit mediastinitis.
menelan lebih dominan pada pasien
UNIVERSITAS INDONESIA 16
Dari studi Zhang et al, tidak diperkirakan
didapatkan adanya perbedaan yang dengan tepat

signifikan antara durasi tertelannya prognosis


pasien ini?
benda asing dengan tindakan yang
Applicability Apakah pasien Tidak
akan dilakukan. saya berbeda
sehingga
Validity Apakah pada Ya hasilnya tidak
pasien dapat
dilakukan diterapkan?
pengambilan Apakah hasil Ya

sampel pada ini bermakna

fase awal secara klinis,

perjalanan sehingga dapat

penyakit? saya gunakan


Apakah pasien Ya untuk
di follow up menentukan
secara berkala prognosis
dan lengkap? pasien saya?
Apakah Tidak Tabel 2. Table telaah kritis
hasilnya diseb-
diterapkan utkan DISKUSI
secara berkala
Benda asing yang tertelan dan
dan blind?
Jika prognosis Ya tersangkut di saluran cerna terutama
berbeda esofagus merupakan kasus yang
apakah cukup sering terjadi di bidang THT.
diperlukan Benda asing sering tersangkut di
penyesuaian esofagus bagian atas, walaupun tidak
factor
jarang juga tersangkut di esofagus
prognosis yang
bagian bawah.19
penting?
Importance Apakah hasil Ya
prognosisnya Durasi tersangkutnya benda asing >
dapat 24 jam dapat berisiko terjadinya
diperhitungkan perpindahan lokasi benda asing
? menjadi lebih turun kearah esofagus
Apakah dapat Ya
UNIVERSITAS INDONESIA 17
bagian bawah sehingga dapat terdapat tahanan pada kedalaman 20
berisiko untuk sulit di ekstraksi cm dan pada pasien kedua terdapat
dengan esofagoskopi rigid dan rentan tahanan pada kedalaman 23 cm.
terjadi komplikasi terjadinya selain itu pada pasien ke-1 ketika
perforasi esofagus terutama pada dievaluasi didapatkan adanya
benda asing yang tajam seperti gigi perforasi esofagus sepanjang > 6 cm,
palsu yang terdapat kawat dan pada pasien ke-2 didapatkan
diujungnya. 20,21 rupture esofagus. Karena alasan
tersebut maka diputuskan untuk
Ekstraksi benda asing dengan dilakukan tindakan pembedahan
esofagoskop rigid merupakan pilihan yaitu torakotomi posterolateral untuk
utama untuk ekstraksi benda asing dapat mengambil benda asing gigi
terutama durasi tersangkutnya benda palsu yang tertancap tersebut,
asing < 6 jam dan tidak dilanjutkan dengan esofagektomi
didapatkannya kesulitan, tahanan untuk menghindari komplikasi abses
ketika dilakukan tindakan. 20,21 dan mediastinitis. Pasien tidak
dilakukan tindakan esofagotomi
Resiko pengambilan benda asing karena didapatkan indikasi yang
dengan pembedahan dapat terjadi absolut untuk dilakukan tindakan
ketika benda asing sudah tersangkut esofagektomi yaitu terdapat perforasi
selama > 24 jam dan didapatkan sepanjang > 6 cm pada pasien ke-1
adanya tanda-tanda perforasi dari dan terdapat rupture esofagus pada
esofagus, atau sudah terjadi pasien ke-2 yang bila dilakukan
komplikasi fistel esofago aorta esofagotomi berisiko untuk
sampai mediastinitis. 20,21 terjadinya komplikasi mediastinitis
di kemudian hari. Tindakan
Pada kedua kasus diatas, kedua esofagektomi memang tindakan yang
pasien sudah tersangkut benda asing memiliki tingkat morbiditas yang
lebih > 24 jam walaupun tidak tinggi tetapi tingkat mortalitasnya
terdapat adanya tanda-tanda yang rendah Dibandingkan dengan
mediastinitis tetapi ketika dilakukan dilakukannya esofagotomi pada
tindakan ekstraksi dengan pasien ini, karena sudah terjadi
esofagoskopi rigid, pada pasien ke-1 perforasi dan rupture esofagus yang
UNIVERSITAS INDONESIA 18
cukup luas. Memang bila dilakukan 1. Nwaorgu OG, Onakoya PA,
Sogebi OA, Kokong DD,
esofagotomi tampak memiliki
Dosumu OO, et al.
morbiditas yang rendah tetapi Esophageal Impacted
Dentures. J Nation Med
sebenarnya memiliki tingkat
Assoc 2004; 96:1350- 3.
mortalitas yang tinggi karena risiko 2. Mohamed GF. Clinical
evaluation of the efficacy of
mediastinitis. Setelah itu dilanjutkan
soft acrylic denture compared
untuk pemasangan esofagostomi bag to conventional one when
restoring severely resorbed
dan gastrostomi untuk jalur makan
edentulous ridge. Cairo
dan minum pasien. 20,21 Dental Journal.
2008;24(2):313–333
3. Okeowo PA. Foreign bodies
KESIMPULAN in pharynx and esophagus-A
10 year review of patients
Benda asing di esofagus umumnya
seen in Lagos. Niger Quart J
terjadi pada pasien yang berusia Hosp Med. 1985;3:46–50.
4. de Ruiter MH, van Damme
diatas 20 tahun terutama benda asing
PA, Drenth JP. Serious
gigi palsu. Ekstraksi dengan complications following
removal of an ingested partial
esofagoskopi rigid merupakan
denture. Ned Tijdschr
pilihan utama, terutama bila durasi Geneeskd. 2007;151(3):194–
197.
tersangkutnya benda asing tersebut <
5. Ezeanolue BC. Localisation
24 jam dan tidak ada penyulit ketika and removal of swallowed
radiolucent dental prostheses
dilakukan tindakan tersebut.
impacted in cervical
Tindakan pembedahan seperti oesophagus. J Coll Med
1999;4(1): 4650.
servikotomi, thorakotomi dan
6. Webb WA. Management of
esofagektomi merupakan pilihan foreign bodies of the upper
gastrointestinal tract: update.
berikutnya bila durasi tersangkutnya
Gastrointest Endosc
benda asing > 24 jam walaupun 1995;41:39–51
7. Athanassiadi K, Gerazounis
bukan merupakan kriteria yang
M, Metaxas E, Kalantzi N
absolut untuk dilakukan. Namun bila (2002). Management of
esophageal foreign bodies: a
sudah terjadi perforasi yang luas
retrospective review of 400
maka menjadi tindakan absolut untuk cases. Eur. J. Cardiothorac
.Surg., 21 (4): 653-656.
dilakukan.
8. Ellis H. The Esophagus,
Clinical Anatomy, 11th ed.
Massachussetts: Blackwell
REFERENSI
Publishing; 2006.p.42-5

UNIVERSITAS INDONESIA 19
9. Schild JA, Snow JB. impactions. Gastrointest
Esophagology. In: Ballenger Endosc. 2011;73(6):1085–91.
JJ, Snow JB, editors. 17. Shreshtha D, Sikka K, Singh
Otorhinolaryngology head CA, et al. Foreign body
and neck surgery, 15th ed. esophagus: when endoscopic
Baltimore: Williams & removal fails. Indian J
Wilkins; 1996.p.1221-35 Otolaryngol Head Neck Surg.
10. Marbun EM. Aspek klinis 2013;65(4):380–2.
benda asing gigi tiruan di 18. Jiang J, Yu T, Zhang YF, et
esofagus. [Tesis]. Jakarta: al. Treatment of cervical
FKUI; 1991. esophageal perforation
11. Lam HCK, Woo JKS, Hasselt caused by foreign bodies. Dis
CA. Esophageal perforation Esophagus. 2012;25(7):590–
and neck abscess from 4.
ingested foreign bodies: 19. Operative Techniques in
treatment and outcomes. ENT Thoracic and Cardiovascular
J 2003; 82(10):786-94. Surgery, Vol 8, No 2 (May),
12. Blair SR, Graeber GM, 2003: pp 51-57
Cruzzapala JL, Gustafson 20. Operative Techniques in
RA, Hill RC, et al. Current Thoracic and Cardiovascular
management of esophageal Surgery, Vol 14, No 3 (June),
impaction. Chest 1993; 2003: pp 160-175
104(4):1205-9 21. Sdralis EIK, Petousis S,
13. Wu WT, Chiu CT, Kuo CJ, et Rashid F, et al.
al. Endoscopic management Epidemiology, diagnosis, and
of suspected esophageal management of esophageal
foreign body in adults. Dis perforations: systematic
Esophagus. 2011;24(3):131– review. Dis Esophagus.
7. 2017;30(8):1–6.
14. Sugawa C, Ono H, Taleb M, 22. Aidem HP, Baker LD. The
et al. Endoscopic Boerhaave syndrome. JAMA.
management of foreign 1964;187:57.
bodies in the upper 23. Abdurrahman H, Jusuf M.
gastrointestinal tract: a Ekstraksi benda asing di
review. World J Gastrointest esofagus dengan esofagotomi.
Endosc. 2014;6(10):475–81. ORL Indonesiana
15. Chaves DM, Ishioka S, Felix 1986;17(1):29-34.
VN, et al. Removal of a
foreign body from the upper
gastrointestinal tract with a
flexible endoscope: a
prospective study.
Endoscopy.
2004;36(10):887–92.
16. Committee ASoP, Ikenberry
SO, Jue TL, et al.
Management of ingested
foreign bodies and food

UNIVERSITAS INDONESIA 20

Anda mungkin juga menyukai