Anda di halaman 1dari 8

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP

SEBUAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN


Oleh:
NOVITA ALFIAN
VEBRI ARIA R.
e-mail: novitaalfia@gmail.com

Abstrak
Peran kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan, dilakukan oleh orang-
orang sesuai dengan posisinya sebagai pemimpin. Peran pemimpin sangat besar dalam
mengambil keputusan dan mengambil tanggung jawab atas hasilnya. Keputusan tersebut
mencerminkan karakter seorang pemimpin. Pengambilan keputusan sangat penting bagi
aktivitas organisasi juga merupakan kepemimpinan kunci atau inti kepemimpinan.
Pemimpin harus dapat mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan memilih yang
terbaik di antara sejumlah keputusan alternatif alternatif yang dihadapinya. Alternatidf harus
dipilih yang memiliki risiko negatif terkecil sehingga tidak membahayakan organisasi.
Pemimpin harus bisa menjelaskan alasannya - alasan memilih satu keputusan alternatif dengan
cara yang paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Pengambilan Keputusan

Abstrak
The role of leadership is a set of behaviors expected, performed by people according to their
position as leaders. The role of the leader is enormous in making decisions and taking
responsibility for results. This decision. Decision-making is critical to organizational activity
as well as a key leadership or core of leadership.

Leaders must be able to make decisions in various situations, choosing the best among the
number of alternative options they face. Alternatives must be selected that have a negative risk.
The leader should be able to explain the reason - the reason for choosing an alternative decision
in the most understandable way to get support in its implementation.

Keywords: Leadership, Making Decision


I. Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun berorganisasi kita selalu
dihadapkan pada permasalah yang sama Yakni tentang pengambilan keputusan, karena mau
tidak mau kita harus mengambil keputusan untuk menentukan masa depan. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam proses tersebut perlu adanya beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dan diutamakan oleh kita baik secara Individu maupun Organisasi. Tentunya dalam proses
pengambilan Keputusan ini kita selalu menyesuaikan dengan situasi kondisi toleransi
pandangan dan jangkauan. Dan mengetahui mana keputusan yang bersifat Idiologis, Strategis
maupun Taktis.
Dari berbagai pertimbangan yang ada ini kita dapat mengambil keputusan dengan tepat dan
meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan. Banyaknya pertimbangan pertimbangan yang
kita lakukan dalam proses pengambilan keputusan ini akan menyebabkan proses tersebut akan
semakin menarik. Hambatan – hambatan dalam proses pengambilan keputusan ini perlu
diangkat karena iniakan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat mengurangi hambatan
– hambatan tersebut dalam pengambilan keputusan baik secara Individu maupun organisasi.
Dipilihnya organisasi kemasyarakatan sebagai objek karena saat ini organisasi
kemasyarakatan sangat berperan dalam proses perubahan masyarakat. Sehingga peran
organisasi kemasyarakatan sangat vital bagi masyarakat. Pengambilan keputusan dalam
organisasi kemasyarakatan tentunya sangat berperan dalam membesarkan peranannya dalam
masyarakat. Sehingga proses ini dapat diambil sebagai bahan pertimbangan bagi kita sebagai
Individu maupun organisatoris.

II. Perumusan Masalah


Dalam perumusan masalah ini terlebih dahulu akan diungkapkan tentang pengertian masalah
itu sendiri. Menurut Natsir (1999) yaitu : “Masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian
atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemengandungan arti, adanya
halangan dan rintangan, adanya celah atau gap antar kegiatan atau fenomena baik yang telah
ada maupun yang belum ada”. Sehingga masalah yang timbul dari permasalahan yang diangkat
ini adalah proses pengambilan keputusan dimana pengambilan keputusan harus segera
dilakukan karena ada pelbagai permasalahan dan perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat. Sehingga perlu adanya tanggapan yang bersifat taktis maupun strategis dalam
pengambilan kebijakn tersebut. Maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pengambilan keputusan ?
b. Sebutkan hal –hal yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam organisasi
kemasyarakatan ?
c. Apa Strategi mengatasi hambatan – hambatan tersebut ?
III. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat maka dapat dibuat tujuan
penulisan ini adalah:
1. Mengetahui proses pengambilan keputusan di organisasi kemasyarakatan
2. Mengetahui hal – hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan

IV. Metode Penelitian


Menurut Nasir (1999:52) metode penelitian membicarakan bagaimana secara berurut suatu
penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan.
Adapun Faisal (2003:10) menyatakan bahwa: "Penelitian adalah menelaah suatu masalah
dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan
pengetahuan barn yang terandalkan kebenaranya (obyektif dan sahih) mengetahui dunia alani
dan sosial". Sedangkan pengertian penelitian menurut Nasir (1999:15) adalah pencarian
pengetahuan dan pemberiartian yang terus menerus tcrhadap sesuatu. Penelitian juga
merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
Selanjurnya Nasir mengelompokan metode penelitian dalain lima jenis, dan berdasarkan
kelima jenis metode penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif.
A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penelili
mengunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode
penelitian tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan atau menggambarkan pelaksanaan
kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi kemasyarakatan Tujuan penelitian
tersebut sesuai dengan pendapat Nasir tentang tujuan penelitian deskriptif yang menyatakan
bahwa tujuan dan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi dan gambaran atau
lukisan sacara sistematis, faktual dan akurat raengenai fakta, sifat-sifat serta hubimgan antar
fenomena yang diselidiki (Nasir, 1999:63).
Sedangkan pendekatannya meriggunakan pendekatan kualitatif, karena pada hakekatnya
penelitian ini dilakukan dengan mengadalkan manusia (peneliti) sebagai intrumen utama,
berinteraksi dengan orang yang diamati dalam suatu lingkungan kantor organisasi
kemasyarakatan, untuk menghasilkan data deskriptif yang benipa kata-kata atau lisan dari yang
diamati yang diperoleh dengan melakukan wawancara serta kegiatan lain yang dapat
menunjang, seperti observasi dan dokumentasi. Metode yang dipakai tersebut merujuk pada
definisi Bogdan dan Taylcr sebagaimana dikutip Moleong yang mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai: "Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-knta atau
lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati" (Moleong, 2002:3). Sejalan dengan definisi
tersebut, Kirk dan Miller sebagaimana dikutif Moleong mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah "Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tevsebut dalam bahasanya dan peristilaliannya" (Moleong, 2003:3).
B. Fokus Penelitian Ditetapkan fokus penelitian menurut Moleong (2002:62-63) adalah
pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kechia, penetapan kasus itu berfungsiuntuk
memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau masukanmasukan suatu infomasi yang baru dimasukan
dilapangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditetapkannya fokus penelitian adalah
untuk membatasi studi terhadap hal-hal yang dijadikan pasat perhatian, sehingga penelitian
yang dilakukan dapat terarah pada permasalahan tertentu.
Dengan ditetapkan fokus penelitian akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan
informasi di lapangan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah. Adapun yang menjadi
fokus penelitian sebagai berikut: Proses pengambilan keputusan yang dihadapi oleh Organisasi
Kemasyarakatan.
C. Lokasi dan Situs Penelitian Lokasi penelitian di fokuskan di Wilayah kota Blitar. Dengan
alasan bahwa diera otonmi ini kita harus mampu menghormati kearifan local yang ada karena
tidak lain dengan itulah pembangunan diera otonomi daerah mampu dijalankan. Tentunya
setiap daerah mempunyai kearifan local masing – masing yang harus dihormati. Wilayah kota
Blitar terletak di Jawa Timur selatan dengan luas wilayah sekitar 600 Ha. Dobagi dalam 3 (tiga)
kecamatan dengan masing – masing kecamatan mempunyai 7 (tujuh) kelurahan. Sehingga
wilayah kota Blitar mempunyai 21 Kecamatan. Penduduk Kota Blitar sebagian besar bekerja
dalam sector jasa dan pariwisata dan sebagian lagi di pertanian (pertanian, perikanan). Ikon
kota Blitar yang mengandalkan pariwisata baik pariwisata Spiritual makam bung Karno, wisata
buatan yakni Pemandian sumber Udel, dan pariwisata pendidikan (perpustakaan, museum
Bung karno) Selain itu karena pertimbangan secara umum dalam penelitian baik itu biaya,
lokasidan kemudahan akses, penulis memilih untuk wilayah kota Blitar karena wilayah yang
relative kecil dan penulis sendiri juga kuliah di wilayah kota Blitar.
Dimana kunci sukses dalam era otomoni daerah tidak lain adalah peranan putra daerah yang
harus ditingkatkan. Dan organisasi kemasyarakatan tentunya mempunyai peranan yang besar
dalam hal ini, sehingga kita sebagai mahasiswa meski mengetahui proses pengambilan
kebijakan yang dilakukan oleh organisasi – organisasi tersebut. Dengan begitu mahasiswa
kedepan tidak hanya belajar teori – teori yang pada akhirnya keilmuannya bagaikan sesuatu
yang ada di menara dan tidak pernah membumi. Sebatgai generasi pelopor sudah sepantasnya
apabila mahasiswa mampu memberikan angin perubanhan.

A. Jenis dan Sumber Data


Sesuai drengan jenisnya data yang diperoleh dapat digolongkan menjadi.
1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau data yang
didapat sendiri dari lapangan secara langsung (oleh peneliti). Data primer dalam penelitian ini
adalah: a. Hasil wawancara dengan aparatur pimpinan Organisasi Kemasyarakatan di Kota
Blitar: Data yang diperoleh berupa data dan informasi yang berkaitan dengan proses
pengambilan keputusan yang dialami oleh organisasi – organisasi kemasyarakatan dalam
proses pengambilan kebiujakan b. Pengamatan langsung dari peneliti terhadap
kegiatankegiatan Organisasi Kemasyarakatan.
2. Data Skunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat
memperkuat atau mendukung data primer yang bersumber dari dokumen-dokumen dan arsip-
arsip yang berkaitan dengan tema penelitian. Data skunder dapat diperoleh peneliti melalui:
Data-data yang berupa surat-surat dokumen resmi dari bagian kesekretariatan a. Media massa
(majalah, koran, dan tabloit), makalah atau paper, laporan dan hasil penelitian lain.

B. Teknik Pengambilan Data


Dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data penelitian akan dilakukan dengan cara terbuka
dengan melakukan tiga tahap kegiatan, yaitu:
1. Proses memasuki lokasi penelitian (getting in) Pada tahap pertama ini, peneliti
mendatangi kantor Organisasi Kemasyarakatan guna mendapatkan informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang fokus penelitian.
2. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along) Ketika berada pada kantor Organisasi
kemasyarakatan, peneliti akan berupaya melakukan interaksi untuk mendapatkan data
dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Pengumpulan Data (logging the Data) Dalam pengurnpulan data, teknik yang akan peneliti
gunakan adalah:
1. Observasi Merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi melalui
pengamatan secara langsung pada Iokasi penelitian, dengan demikian peneliti dapat
melihat fenomena atau gejala yang sebenamya terjadi dilapangan.
2. Wawancara Adalah percakapan dengan maksud terlentu. Peneliti memilih melakukan
wawancara secara terbuka, karena sebaiknya penelitian kualitatif menggunakan
wawancara terbuka yang para subyeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan
mengetahui pula apa maksud dari wawancara itu, sehingga dapat diperoleh data dan
informasi yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab
secara langsung dengan pimpinan organisasi kemasyarakatan. Dalam melakukan
wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan yang diajukan
tidak menyimpang dari fokus penelitian.
3. Dokumentasi Merupakan pengurnpulan data yang menyakinkan dokumendokumen yang
terkait dengan fokus penelitian yang dapat menunjang pemahaman dan penggalian data
dalam penelitian ini. Dokumentasi ini berupa upaya pencatatan dokumen-dokumen yang
ada berupa arsiparsip, makalah dan laporan resmi yang berkaitan dengan penelitian.

A. Instrumen Penelitian Instrumen


Penelitian merupakan alat bantu yang digunakar. Oleh peneliti dalm kegiatan pengumpulan
data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan
alat pengumpulan data yang utama (Moleong, 2004:4).
Peneliti dimasukan sebagai instrumen utama karena alat yang bukan manusia tidak mungkin
untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Jadi
peneliti disini berperan sebagai instrumen pokok, sedangkan insrrumen penunjangnya adalah
pedoman wawancara, catatan lapangan dan alat tulis menulis untuk membantu dalam
pencatatan hal-hal yang penting di lapangan.
IV. Pembahasan
A. Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan inti dari suatu kepemimpinan yang merupakan bagian
dari organisasi dan manajemen. Dimana dalam pengambilan keputusan seseorang haruslah
mengetahui beberapa hal. Antara lain sifat keputusan yang diambil seperti keputusan
idiologis yakni keputusan yang bersifat lama dan sesuai dengan dasar dari pada pendirian
suatu organisasi kemasyarakatan dimana ini dilakukan sekali dalam pendirian suatu
organisasi. Yang kedua merupakan keputusan yang bersifat strategis adalah suatu
keputusan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi dengan sebuah strategi – strategi
yang pada dasarnya diambil dalam waktu yang agak lama. Keputusan yang bersifat
strategis biasanya diambil untuk menentukan suatu kebijakan dalam tempo tahunan. Dan
terakir keputusan yang bersifat taktis keputusan ini diambil dalam tempo yang singkat dan
hanya berakibat dalam tempo yang sangat singkat. Prose pengambilan keputusan sendiri
sangat bermacam – macam. Dimana keputusan yang diambil oleh suatu organisasi
kemasyarakatan sering sekali dipengaruhi oleh dasar pendiriannya, masa yang
mendukung, tujuan organisasi, kelompok - kelompok dalam organisasi tersebut, dan
tentunya pengaruh dari luar organisasi. Tidak dikesampingkan pula adanya feed back dari
pengambilan kepusan terdahulu. Keputusan yang diambil oleh organisasi kemasyarakatan
di Blitar cenderung bersifat reaksioner dimana mereka sering sekali dipengaruh adanya
peristiwa – peristiwa yang bersifat spontanitas saja. Inilah yang menyebabkan adanya
kemandulan – kemandulan organisasi kemasyarakatan dalam membawa perubahan
dimasyarakat sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan 1 tentang proses
pengambilan keputusan.

B. Hal-hal Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Dari tabel diatas dapat kiranya kita semua hal – hal yang mempengaruhi suatu proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi kemasyarakat terutama di Blitar. Dimana
banyak sekali kepentingan yang mempengaruhi suatu keputusan akan diambil oleh suatu
organisasi kemasyarakatan yang ada. Hal ini dapat dibedakan menjadi 2 hal yang pokok
sekali yakni. Dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Dari dalam Organisasi antara
lain: dasar pendirian organisasi, ini sangat mempengaruhi karena dasr tersebut merupakan
sandaran dimana suatu organisasi dapat bertahan dengan keadaannya sampai sekarang dan
merupakan pedoman bagi anggota organisasi. Dimana anggota organisasi akan selalu
mengembalikan permasalah kepada dasar dari pendirian organisassi saat terjadi benturan
dalam pengambilan suatu keputusan organisasi. 2. Dalam setiap organisasi selalu terdapat
kelompok – kelompok yang mana kelompok – kelompok ini selalu mempunyai
kepentingan dalam penguasaan organisasi kedepan. Ni sangat berpengaaruh dalam suatu
organisasi sebab mereka sangat berperan dalam Perilaku organisasi (hubungan antara
anggota) dala organisasi. 3. Styrategi dalam mencapai tujuan, banyak sekali strategi yang
digunakan dalam mencapai tujuan organisasi dimulai dari kooperatif sampai
nonkooperatif. Ini sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan terutama
sekali saat menyangkut kebijakan Pemerintah. Keempat adalah Tujuan dari suatu
organisasi, tujuan organisasi merupakan bagian dasar dari berdirinya organisasi
kemasyarakatan yang ada. Sehingga mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam
proses pengambilan keputusan. Dan tentunya basis mas yang dimiliki oleh organisasi
kemasyarakatan dimana basis masa akan sangat mempengaruhi suatu organisasi dalam
pencapaian tujuan dan pelaksanaan dalam pengambilan keputusan. Yang tidak boleh
dilupakan oleh kalangan organisastoris adalah kelompok diluar organisasi yang
mempunyai pengaruh dalam suatu proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
kemasyarakatan. Mereka yang mempunyai pengaruh antara lain. Pasar dimana pasar
sangat mempengaruh suatu keputusan dalam organisasi kemasyarakatan terutam
yangmenyangkut masalah hajat hidup anggotanya. Kedua Pemerintah ini juga terkait
dengan kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah dan juga strategi pencapaian
tujuan seperti yang diuraikan diatas. Dimana kebijakan pemerintah lebih sering direspon
oleh kalangan organisasi kemasyarakatan terutama yang mempunyai pengaruh yang
signifakan dengan kepentingan umum. Ketiga, kekuatan organisasi lain hal ini tidak dapat
dipandang sebelah mata mengingat ini merupakan jaringan dalam hal lobi – lobi dengan
unsur lain yang sama – sama mempunyai kepengan .Dan tentunya kepentingan –
kepentingan yang terselubung dalam organisasi tersebut termasuk kepentingan
penyandang dana dari organisasi tersebut.

C. Hambatan-hambatan Dalam Proses Pengambilan Keputusan


Dalam proses pengambilan keputrusan dalam suatu organisasi dimapun lebih – lebih di
Blitar ini. Banyak sekali hambatan hambatan yang terjadi, penulis membedakannya dalam
dua katagori yakni hambatan yang datangnya dari dalam (weakness) dan hambatan yang
datangnya dari luar (Treathy). Hambatan hambatan ini harus mampu diselesaikan oleh
organisasi kemasyarkatan manapun karena organisasi dituntut untuk selalu siap dalam
pengambilan keputusan. Hambatan yang berasal dari dalam antara lain; 1 terlalu bersikap
idialis. Organisasi yang terlalu bersikap idialis akan menjadi suatu organisasi
kemasyarakatan yang sulit mengambil keputusan dengan segera karena organisasi tersebut
akan kurang merespon setiap perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Ini terjadi
karena umumnya mereka berfikiran seperti gaya pemikir yang ortodok. Idialis memang
perlu namun terlalu idial akan membuat organisasi ehilangan momen dalam suatu
pengambilan keputusan. Yang kedua Tidak mampu menilai kepentingan yang diutamakan,
Setiap organisasi pastilah mempunyai target – target yang jelas dalam mencapai tujuan
namun kebanyakan organisasi kemasyarakatan terjebak dalam suatu hal hal yang bersifat
taktis semata sehingga gerakan yang dilakukannya kurang masif. Dimana organisasi
kemasyaraktan di Blitar tidak mampu menjalankan program – program yang bersifat
jangka panjang dan sudah menjadi amanat dalam pemilihan pengurus. Ini menyebabkan
tidak adanya rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan. Ketiga
adanya Kelompok – kelompok dalam organisasi yang saling bertentangan satu sama
lainnya. Adanya kelompok memang akan menjadikan organisasi besar dengan
mamejemen konflik dan lebih bias bersikap demokrasi, namun dalam proses pengambilan
keputusan akan menjadi terlalu lama. Karena akan terjadi persaingan dalam tubuh
organisasi. Konflik ini akan meningkat saat menjelang dan pasca pergantian
kepemimpinan dalam tubuh Organisasi.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Dalam proses pengambilan keputusan yang diambil oleh suatu organisasi
kemasyarakatan pastilah mengalami berbagai macam hambatan yang terjadi baik dari
luar maupun dalam organisasi. Dan dalam proses tersebut pimpinan organisasi selalu
mempertimbangkan berbagai macam hal – hal. Karena pada hakekatnya Pengambilan
Keputusan merupakan puncak dari system organisasi dan manajemen. Pengambilan
keputusan perlu diambil untuk menunjukan eksistensi organisasi terutama dalam
menyikapi keadaan yang ada dimasyarakat. Namun organisasi sering terjebak dalam
pengambilan keputusan yang bersifat taktis semata.
B. Saran
Penulis merupakan manusia biasa yang selalu mempunyai salah dan alfa termasuk
dalam penulisan karya ini. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca
budiman. Yang akan penulis gunakan sebagai bahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alimudin, A., & Sukoco, A. (2017). The Leadership Style Model That Builds Work Behavior
Through Organizational Culture. JURNAL LENTERA: Kajian Keagamaan, Keilmuan
Dan Teknologi, 3(2), 362-375.

Alimudin, A., & Falani, A. Z. (2017). Strategic Decision Making Based on Information
Systems for Improving the Competitiveness of Small and Medium Enterprises in the
Trade Sector of Tourism and Commerce City.

Kartini Kartono, 2000, Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta

Sondang P. Siagian, 1987 Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta

Dhino –ambargo, blogspot.com. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan, 22 Mei 2013.
http://sellyinthewords.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai