Anda di halaman 1dari 6

Journal on Education

Volume 05, No. 01, September-November 2022, pp. 1095-1100


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Pimpinan dalam Suatu Organisasi


atau Pengorganisasian

Devi Syukri Azhari1, Zihnil Afif2, Ahmad Sabri3, Hdayati4


1UPI YPTK Padang, Jl. Raya Lubuk Begalung, Padang, Sumbar
2UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Jl. Jendral Sudirman, No.137 Limo Kaum Kec. Lima Kaum, Kab. Tanah Datar, Sumbar
3,4
UIN Imam Bonjol Padang, Jl. Prof. Mahmud Yunus Lubuk Lintah, Anduring, Kec. Kuranji, Kota Padang, Sumbar
syukri.devi87@gmail.com

Abstract
The leadership role is a set of expected behavior, carried out by people in accordance with its position as a leader.
The role of the leader is very large in making decisions and taking responsibility for the outcome. The decision
reflects the character of a leader. Decision-making is central to the organization's activities are also a key
leadership or the core of leadership. Leaders must be able to take decisions in a variety of situations, by choosing
the best among a number of alternative alternatis decisions it faces. Alternatidf should be chosen that its smallest
negative risk so as not to harm the organization. Leaders must be able to explain the reason – the reason for
choosing one alternative decisions in a way that is most easily understood in order to get support in
implementation.
Keywords: Leadership, Decision making, Organization

Abstrak
Peran kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan, dilakukan oleh orang-orang sesuai dengan
kedudukannya sebagai pemimpin. Peran pemimpin sangat besar dalam mengambil keputusan dan bertanggung
jawab atas hasilnya. Keputusan mencerminkan karakter seorang pemimpin. Pengambilan keputusan merupakan
pusat kegiatan organisasi yang juga merupakan kunci kepemimpinan atau inti dari kepemimpinan. Pemimpin
harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan memilih yang terbaik diantara sejumlah
alternatif keputusan yang dihadapinya. Alternatidf sebaiknya dipilih yang resiko negatifnya paling kecil agar
tidak merugikan organisasi. Pemimpin harus dapat menjelaskan alasan- alasan memilih salah satu alternatif
keputusan dengan cara yang paling mudah dipahami agar mendapat dukungan dalam pelaksanaannya.
Kata kunci: Kepemimpinan, Pengambilan keputusan, Organisasi

Copyright (c) 2022 Devi Syukri Azhari, Zihnil Afif, Ahmad Sabri, Hdayati
Corresponding author: Devi Syukri Azhari
Email Address: : syukri.devi87@gmail.com (UPI YPTK Padang, Jl. Raya Lubuk Begalung, Padang, Sumbar)
Received 20 December 2022, Accepted 26 December 2022, Published 26 December 2022

PENDAHULUAN
Kebijakan dan pengambilan keputusan adalah dua unsur yang saling berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Kebijakan adalah sesuatu yang lebih bersifat teoretis, sedangkan
pengambilan keputusan lebih bersifat praktis. Tindakan pengambilan keputusan yang tidak didasarkan
pada teoritis dapat mengurangi nilai keilmiahan sebuah keputusan, sedangkan kebijakan yang tidak
disertai dengan pengambilan keputusan sulit akan menemukanwujudnya.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat urgen bagi setiap orang terutama bagi para
pimpinan atau manajer. Eksistensi seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilihat dari
berbagai bentuk kebijakan dan keputusan yang diambilnya. Seorang pimpinan atau manajer yang
efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang
relevan.
1096 Journal on Education, Volume 05, No. 01, September-Desember 2022, hal. 1095-1100

Nawawi (1993: 55-56) mengatakan bahwa organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin
memiliki kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota
organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tulisan ini berupaya
menjadikan paradigma pendidikan Islam sebagai pisau analisis terhadap konsep tentang kebijakan dan
pengambilan keputusan Islam sebagai agama universal yang ajarannya tidak saja terbatas pada hal-hal
yang parsial, akan tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam suatu organisasi selalu
melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam
suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja
dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan,
metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini
disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership). (
Siagian, 1980)
Pentingnya peranan organisasi dalam suatu wadah akan mampu memberikan kontribusi positif
terhadap kegiatan organisasi tersebut. Wadah dalam hal ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang,
kelompok dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan ketentuan yang telah diatur dan
ditetapkan secara bersama-sama demi terwujudnya suatu maksud atau tujuan menurut sistem dan
wewenang yang telah ditetapkan.
Organisasi dalam sistem kerjasama dapat berlangsung secara periodik dalam waktu singkat atau
lama atau dalam satu waktu yang telah ditentukan dan disepakati, mempunyai identifikasi dan ciri
tersendiri.Organisasi melatih orang atau kelompok untuk disiplin, berani dan mengembangkan
kemapuan diri yang di-istilahkan dengan aktualisasi demi eksistensi.
Melalui organisasi kemapuan baru akan muncul, dalam bentuk kemampuan sederhana maupun
kemampuan luar biasa yang berbeda dari kebanyakan orang. Tujuan akhir dari organisasi tentunya bisa
mencapai mendatangkan output efektif dan efisien bermanfaat bagi internal organisasi, eksternal
organisasi dan masyarakat luas.
Proses perencanaan dan pengaturan yang telah selesai dirancang dalam suatu organisasi akan
berlanjut menjadi sebuah bentuk yang di istilahkan dengan pengorganisasian, top level, manajer akan
mendesain dan menentukan serta memutuskan posisi/spot/tugas kepada masing-masing personal yang
melekat dalam organisasi tersebut.
Organisasi kuat dan hebat adalah organisasi yang mampu membangun sistem, infrastruktur
serta sumber daya manusia dengan baik dan profesional, begitupun sebaliknya organisasi yang tidak
kuat adalah organisasi yang berjalan tanpa sistem dan entitas yang lemah tanpa aturan.

METODE
Metode yang digunakan adalah Literature review dan pendekatan artikel non penelitian dalam
bentuk studi kepustakaan dengan cara menganalisis , kajian dengan mengembangkan dengan bahasa
sendiri dan eksplorasi jurnal atau artikel, maupun ebook yang relevan, yang bertujuan untuk
Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Pimpinan dalam Suatu Organisasi atau Pengorganisasian, Devi Syukri Azhari,
Zihnil Afif, Ahmad Sabri, Hdayati
1097
mendapatkan gambaran secara mendalam dan membahas tentang sasaran keselamatan pasie. Penulisan
ini menggunakan metodologi studi kepustakaan. Penulisan artikel ini dilakukan dengan mengkaji
sebanyak 21 artikel nasional yang berhubungan dengan kebijakan dan pengambilan keputusan yang
terdapat padaa data basa google scholar. Hasil dari pengkajian kemudian di jabarkan melalui artikel
ilmiah.

HASIL DAN DISKUSI


Pengertian Kebijakan
Secara etimologi, istilah kebijakan berasal dari kata “bijak” yang berarti “selalu menggunakan
akal budidaya; pandai; mahir” (Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 149). Selanjutnya dengan
memberi imbuhan ke- dan - an, maka kata kebijakan berarti “rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan” (Departemen
Pendidikan Nasional, 2002: 149).
Pengertian di atas setidaknya memberikan dua poin penting yang perlu dipahami, yaitu:
pertama, pengambilan keputusan mesti didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan logis sehingga
dapat diterima oleh semua pihak yang menjadi sasaran keputusan tersebut. Kedua, pengambilan
keputusan yang pada gilirannya melahirkan satu atau lebih keputusan dapat dijadikan sebagai garis-
garis besar untuk melakukan suatu pekerjaan, profesi atau kepemimpinan.
Bertitik tolak dari pengertian di atas, maka pengertian kebijakan dalam pendidikan merupakan
keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendi- dikan, yang dijabarkan dari
visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu
masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu (Tilaar, 2008: 140). Begitu pula halnyakebijakan dalam
pendidikan Islam, harus pula relevan dengan visi, misi pendidikan Islam.
Menurut Tilaar (2008: 149), visi pendidikan Islam untuk wilayah Indonesia adalah mewujudkan
manusia Indonesia yang takwa dan produktif sebagai anggota masyarakat Indonesiayang ber-Bhinneka.
Sementara misi pendidikan Islam adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di dalam pembentukan
manusia Indonesia, yaitumanusia yang saleh dan produktif.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai
“masalah” sebagai sesuatu yang meru- pakan penyimpangan daripada yang dikehendaki, direncanakan
atau dituju denganmenjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya (Atmosudirdjo, 1990:
45). Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan merupakan suatu
pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Dikatakan lebih lanjut bahwa
masalah tersebut menyangkut penge- tahuan tentang hakikat dari masalah yang dihadapi, analisis
masalah dengan memper- gunakan fakta dan data, mencari alternatif yang paling rasional dan penilaian
hasil yang dicapai sehingga akibat dari keputusan yang diambil akan dapat menjawab pertanyaan
1098 Journal on Education, Volume 05, No. 01, September-Desember 2022, hal. 1095-1100

tentang apayang harus diperbuat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan
(choice) pada salah satu alternatif tertentu.
Dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif
yang dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusanitu harus bersifat
fleksibel, analitis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya
yang tersedia (berupa manusia dan material).
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam, tergantung dari permasa- lahannya.
Keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat pula keputusan dibuat berdasarkan
rasio.
Selain tergantung kepada permasalahannya, pengambilan keputu- san juga tergantung kepada
individu yang membuat keputusan. Atas dasar hal ini, Terry (dalam Syamsi, 2000: 16-17)
mengemukakan beberapa dasar pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,
2. Pengambilan keputusan berdasarkan rasional,
3. Pengambilan keputusan berdasar-kan fakta,
4. Pengambilan keputusan berdasar-kanpengalaman dan
5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
Pengertian Organisasi
Sangat banyak pengertian sederhana tentang organisasi, dimana antara pengertian satu dengan
yang lainnya sebenarnya memiliki kesamaan essensial. Banyak para ahli organisasi yang melihat
esksistensi organisasi dari sudut pandang yang berbeda, sehingga melahirkan beberapa pengertian
berbeda tentang organisasi, diantaranya adalah:
1. Organisasi ialah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama (James
D. Money).
2. Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan kepemimpinan yang dapat
diidentifikasi, yang bekerja secara teratur untuk mencapai satu tujuan bersama atau tujuan
sekelompok orang (Stephen Robins).
3. Struktur dari hubungan atas dasar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi
(Dwight Waldo).
4. Suatu sistem usaha bersaman antara dua orang atau lebih yang bersifat formal untuk mencapai satu
tujuan (Chester I.Barnard).
5. Suatu pola komunikasi yang kompleks dari hubungan antar manusia (Herbert A. Simon)
6. Bentuk persekutuan dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan serta terikat
secara formal dalam satu ikatan hirarki, dimana akan selalu terdapat bentuk hubungan antara
sekelompok orang yang disebut dengan pimpinan dan sekelompok orang yang disebut sebagai staf
(Sondang P Siagian).
Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Pimpinan dalam Suatu Organisasi atau Pengorganisasian, Devi Syukri Azhari,
Zihnil Afif, Ahmad Sabri, Hdayati
1099
7. Organisasi adalah suatu sistem mengenai kerja sama yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih
(Chester/Bernard).
Menurut Bernard, ada tiga elemen organisasi yaitu:
1. Kemampuan untuk bekerja sama : tidak ada organisasi tanpa individu. Dalam organisasi yang
menjadi pokok masalah sebenarnya bukan individu itu, tetapi kemauan mereka untuk berkerja
sama.
2. Tujuan yang ingin dicapai : kemauan untuk bekerja sama itu tidak dapat dikembangkan jikalau
tidak ada tujuan yang jelas, merupakan elemen yang penting dalam organisasi.
3. Komunikasi : proses kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi dapat dicapai melalui
komunikasi. Komunikasi adalah sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai sub-sistem
dalam organisasi.
Jenis kerja sama itu tidak terhitung banyaknya, tetapi dalam garis besarnya dapat dikelompokan
menjadi empat kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik, yang berhubungan
dengan aspek sosial, yang berhubungan dengan aspek individual, dan variabel-variabel lain. Yang
berhubungan dengan aspek lingkungan fisik adalah faktor geografis, faktor sarana-prasarana yang
dipergunakan organisasi.
Aspek sosial terjadi karena hakekat kerja sama itu sendiri kecuali itu dalam mencapai
tujuannya. Organisasi merupakan sub-sistem dari organisasi yang lebih besar sehingga ia mempunyai
lingkungan sosial yang lebih luas sesuai dengan hakekatnya itu, aspek sosial selalu ada dalam setiap
organisasi. Aspek individual terdapat dalam organisasi itu sendiri, adalah kelompok individual yang
mempunyai interaksi dan sistematik.
Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengaturan yang dilakukan setelah perencanaan dalam organisasi
selesai digarap, didalam pengorganisasian, manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta
tugas-tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi tersebut.
Organisasi di umpamakan sebagai tempat dan pengorganisasian di umpamakan sebagi
pembagian dari tempat-tempat atau membagi tempat menjadi lebih kecil. Maka dapat ditarik sebuah
penjelasan bahwa ketika berbicara tentang organisasi akan sama dengan berbicara pengorganisasian.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa organisasi dan pengorganisasian merupakan sistem kerja
sama yang diatur dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu bersifat secara formal. Sistem kerja
sama tersebut mempunyai tujuan tertentu, berlangsung dalam satu waktu tertentu dan mempunyai
identifikasi tertentu.

KESIMPULAN
Dasar utama kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam adalah visi dan
misi pendidikan Islam itu sendiri. Oleh sebab itu, apapun bentuk kebijakan dan keputusan yang diambil
senantiasa mengacu kepada visi dan misi tersebut tanpa mengabaikan nilai-nilai yang terkandung
1100 Journal on Education, Volume 05, No. 01, September-Desember 2022, hal. 1095-1100

didalamnya. Secara teknis, pengambilan keputusan dalam pendidikan Islam mesti didasarkan kepada
musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga hasil dari keputusan secara bersama itu dapat pula
dipertanggungjawabkan secama bersama. Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal
yang benar. manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar. Kepemimpinan
seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalamsetiap pengambilan keputusan,
sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin.

REFERENSI
Asnawir, Manajemen Pendidikan, 2006. Padang,IAIN IB Press
Sabri ahmad Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang e-mail: e-mail:
ahmadsabri81@yahoo.co.idhttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/
34/41
Atmosudirdjo, Prajudi, 1990. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan
(Decisionmaking), Jakarta, Ghalia Indonesia
Departemen Agama RI, 1995. al-Quran dan Terjemahnya, Semarang, Toha Putra
Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, BalaiPustaka
Fatah, Nanang, 2006. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Kartono,
Kartini, 1988. Pimpinan dan kepemimpinan. Jakarta: Ghalia Indonesia Langgulung, Hasan,
2003. Asas-AsasPendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru
Arno dkk., 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung,
Mujamil Qomar, 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang, Erlangga
Nawawi, Hadari, 1993. Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta, Gajah Mada UniversityPress
Sagala, Syaiful, 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta Siswanto, H.B.,
2006. Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara
Syamsi, Ibnu, 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta: Bumi Aksara
Terry, G.R., 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen, diterjemahkan oleh J. Smith D.F.M, dari judul asli:
Guide to Management, Jakarta:Bumi Aksara
Tilaar, H.A.R., 2008. Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai