Anda di halaman 1dari 9

MEMPERTAHANKAN TUJUAN PERATURAN DAFTAR NEGATIF

DALAM MENGENDALIKAN DOMINASI KEPEMILIKAN ASING DI


ERA DIGITALISASI (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PLATFORM
DIGITAL)

outline skripsi

Oleh:
Fahmi Rahmatulloh
NIM. 170111100148

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FAKULTAS HUKUM

2020
A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi yang penuh dengan digitalisasi secara tidak langsung kita
dipaksa untuk beralih ke teknologi. Kebutuhan akan teknologi ini seiring tumbuh
pesat yang apabila kita lihat secara grafik meningkat. Teknologi kita tidak bisa
hindari kemudahan ini menyebabkan transformasi industri yang awalnya
konvensional sekarang menjadi digital. Era digital ini mempermudah manusia untuk
melakukan segala hal dengan instan, tidak terlepas di masyarakat di Indonesia. Hal
ini mendorong industri-industri beralih kepada teknologi yakni yang sering kita
gunakan adalah platform digital yang di mana banyak kemudahan di platform digital
yang mengubah kita mulai dari transformasi berbelanja transportasi dan segala bidang
menggunakan platform digital atau internet.
Mulainya ditambah keadaan saat pandemi Covid-19 ini menyebabkan kita
mau tidak mau dipaksa untuk menggunakan teknologi untuk interaksi setiap hari. Hal
ini menyebabkan industri digitalisasi semakin berkembang pesat lagi. juga yakni
perusahaan yang pendapatan terbesar bukan lagi dari minyak atau pertambangan lagi
tetapi sekarang dari lini sektor teknologi yang kita bisa lihat yakni perusahaan Apple,
Alfabet Google, Amazon, Microsoft, dan masih banyak contoh perusahaan teknologi
yang lain, ini juga yakni perusahaan yang paling bernilai di dunia yakni perusahaan
teknologi bukan perusahaan konvensional lagi. dalam hal ini platform platform
digital telah mempermudah masyarakat dan kebutuhan masyarakat yang semakin
instan ini mendorong laju ekonomi pada era digital. Banyak investor-investor
penanaman modal asing berbondong-bondong untuk menanamkan modalnya kepada
industri digital. Hal ini menyebabkan Pemerintah perlu adanya peraturan mengenai
industri ekonomi dorong kepada sektor digital. Perlu tidak perlu pemerintah harus
membuat regulasi mengenai era digitalisasi ini terutama di sektor ekonomi yang
menjadi penopang kemajuan dari suatu negara.
Undang-undang penanaman modal dan daftar negatif Investasi (DNI) telah
mengecualikan yakni kegiatan penanaman modal tidak langsung dari ketentuan DNI.
Apabila diamati ditafsirkan secara sensus strico, pengecualian ini telah menyebabkan
investor asing dapat leluasa menggunakan transaksi pasar modal untuk meningkatkan
kepemilikan saham untuk mengendalikan secara bebas pada sektor tersebut.
Penelitian ini normatif empiris ini membahas tentang praktek dalam industri platform
digital yang menyimpang dari tujuan UU Penanaman Modal dan DNI maupun
peraturan lainya, yang akibatnya banyak timbul penyimpangan tersebut serta
bagaimana solusinya.
Pengaturan investasi asing telah dilakukan negara sebagai bentuk
pengendalian partisipasi asing dalam sektor bisnis usaha yang dalam hal ini
membentuk perlindungan dari negara bagi rakyat untuk melindungi hak hajat hidup
rakyat Indonesia terutama di era digital ini yang menjadi kebutuhan paling signifikan.
Sebagai negara yang berkembang memberlakukan penanaman modal asing
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan menumbuhkan perekonomian bagi
Indonesia. Penanaman modal asing yang disebut PMA menjadi pilihan untuk
memenuhi mendongkrak pertumbuhan ekonomi modal pembangunan di Indonesia,
PMA ini telah diatur di perundang-undangan namun modal yang merupakan landasan
bagi hukum mengalirnya PMA ke Indonesia ini telah sejalan dengan pertumbuhan
keadaan sosial geopolitik dan ekonomi dilakukan menurut peraturan PMA yang
mampu mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional yang mendorong
tercapainya sasaran pembangunan nasional landasan ini merupakan alasan pokok
lahirnya Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang
membawa prinsip non diskriminasi transparansi dan kepastian hukum ke dalam rezim
peraturan hukum penanaman modal di Indonesia yang jelas.1
Dari salah satu hal yang terpenting yakni diwajibkan cara UU No. 25 tahun
2007 terkait hukum revitalisasi yakni hukum dasar penanaman modal yang
menyangkut penentuan bidang usaha yang diperbolehkan secara batas porsi modal

1
Sulistiowati dan Paripurna, Jurnal penelitian,:”Mempertahankan Tujuan Peraturan Daftar
Negatif Investasi Dalam Mengendalikan Dominasi Kepemilikan Asing”,(Yogyakarta:Universitas Gajah
Mada,2012)abstrak
dalam bidang usaha bagi investor asing. Pasal 12 undang-undang penanaman modal
telah menyatakan bahwa semua bidang usaha atau sejenis usaha terbuka bagi kegiatan
penanaman modal kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan
terbuka dengan persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal asing
adalah produksi senjata mesiu, alat peledak, peralatan perang, serta bidang usaha
lainnya yang secara exploit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.
Dari ketentuan lebih lanjut yang mengenai bidang usaha dengan kepemilikan
modal telah diatur dalam daftar negatif investasi yang dikoordinasikan dengan suatu
peraturan presiden daftar negatif yang dimaksud yakni yang berlaku adalah daftar
negatif yang termaktub dalam Peraturan Presiden No. 44 Tahun 2016 tentang Daftar
Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di
Bidang Penanaman Modal. Berdasarkan regulasi tersebut, penyelenggara transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik (marketplace berbasis platform, daily deals,
price grabber, iklan baris online) dengan nilai Investasi kurang dari
Rp.100.000.000.000,00 maka berlaku ketentuan kepemilikan modal asing maksimal
49%. Usaha tersebut bias menjadi celah terbuka 100% untuk asing dengan minimal
investasi Rp 100 miliar atau setara US$ 8 juta. Pada pembaharuan daftar negatif
investasi di masa yang akan datang, BKPM akan membentuk juknis dan membuka
kepemilikan modal asing 100% untuk bisnis e-commerce namun harus bermitra
dengan UMKM2.
Hal ini bisa menjadi celah bagi perusahaan asing yang memiliki kepemilikan
100% yang beroperasi bebas di Indonesia yang meraup keuntungan secara masif di
sektor digital platform maupun iklan online yang kini menjadi kebutuhan di lihat dari
perkembangan teknologi yang sangat pesat hal ini harus dipandang serius
bahwasannya ini menjadi celah dari kerugian negara bagi masyarakat Indonesia serta
negara Indonesia mengenai data pribadi bagi hajat rakyat hidup orang banyak
mengapa ini sangat penting bahwasannya kita telah terdorong untuk di era digitalisasi

2
KPPU (komisi Pengawas persaingan Usaha).: Jurnal Analisa “Penelitan Kebijakan Di Sektor
Publik Ekonomi Digital.(Jakarta,2019)
yang di mana kebutuhan akan platform digital sangat pesat dan disini juga mereka
membutuhkan data pribadi yang mengenai regulasi tersebut juga belum diatur yang
banyak negara telah mengatur tentang undang-undang keamanan data pribadi.
Terbukanya dengan persyaratan persentase saham tersebut maka bisa dikuasai
oleh asing sepenuhnya sektor yang paling di partisipasi pasar modal asing yakni
adalah sektor yang dianggap rawan terhadap pengaruh asing misalnya pertahanan
negara dan telekomunikasi online yang sekarang di era digitalisasi.
DNI berfungsi sebagai penutup yakni mencegah terbukanya atau celah untuk
memastikan adanya keseimbangan tertentu yang hendak dipelihara oleh BKPM, ini
dapat mematikan kepentingan swasta nasional terhadap martabat ekonomi dan pihak
lainnya mendukung kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional contoh kebijakan
yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional adalah kebijakan batasan usaha
bagi pelaku asing yang kewajiban membangun kemitraan dengan usaha kecil dan
menengah serta mewajibkan memprioritaskan pengusaha lokal atau investor lokal
untuk hajat hidup orang banyak sendiri. Jika perusahaan dipegang oleh lokal maka
akan pengaruh dari luar negeri tidak begitu masif dan berbahaya. Jika perusahaan
tersebut milik asing sepenuhnya maka hal ini bisa berdampak luas yang di mana di
era digitalisasi bukan hanya senjata api yang menjadi adu kuat negara-negara akan
tetapi saat ini adalah peran teknologi yang bisa menaklukan suatu negara. Hal ini
penting untuk segala lini sektor terutama di sektor digital internet perlu adanya
peranan lokal agar lini sektor kembali ke lokal tidak keluar ke negara asing,
penjelasan pasal 2 UU No. 25 tahun 2007 dan pasal 2 ayat 2 (b) ke 1 dan ke 4 Kepres
No.44 tahun 2016 telah mengecualikan kegiatan penanaman modal yang tidak
langsung dan portofolio dari ketentuan DNI, serta yang peraturan Keppresnya tujuan
untuk membatasi kepemilikan modal asing tetapi menjadi celah untuk kepemilikan
sepenuhnya asing. Penelitian ini melihat bahwa pengecualian ini menimbulkan
pertanyaan: bagaimana posisi BKPM terhadap pembelian saham oleh asing yang
mengakibatkan prestasi kepemilikan saham asing pada suatu perusahaan menjadi
melebihi apa yang ditentukan oleh DNI? penelitian ini mengambil beberapa contoh
kasus yakni di bidang platform digital: yang saya kutip dari CNBC Indonesia
bahwasanya Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi
Setyadi mengungkapkan sekitar 99% saham Go-Jek dikuasai asing, Sementara itu,
lanjut dia, aplikator transportasi lainnya yakni Grab bahkan seluruh sahamnya atau
100% dikuasai asing. Budi,3 belum lagi dari platform-platform lainnya yang
kepemilikannya sering diberitakan bahwasannya banyak investor luar negeri seperti
Softbank asal Jepang, Alibaba China dan masih banyak lagi berinvestasi dananya ke
platform platform digital di Indonesia.
Dari hal ini sudah bisa menjadi contoh bahwasannya awal dari regulasi
tersebut tujuan untuk membatasi kepemilikan modal tetapi pada rincian tersebut
mengenai sektor penyelenggara transaksi perdagangan melalui sistem elektronik
(marketplace berbasis platform, daily deals, price grabber, iklan baris online) dengan
nilai Investasi kurang dari Rp.100.000.000.000,00 maka berlaku ketentuan
kepemilikan modal asing maksimal 49% yang di atur dalam Kepres No.44 tahun
2016 tentang DNI Maka ini lebih dari 100 miliar bisa menjadi celah kepemilikan
100% bagi penanaman modal asing, ini akan bisa menjadi celah kepemilikan 100%
penanaman modal asing dimana sektor ini paling pesat perkembangannya dan
perusahaan paling bernilai di bidang sektor ini telah terjadi penyimpangan dari tujuan
DNI terkait Pasal 2 UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Kepres
No.44 tahun 2016 tentang DNI Pasal 2 ayat 2 (b) ke 1 dan ke 4.

B. Rumusan Masalah
“Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam tulisan
ini yaitu:
1. Apakah ada penyimpangan dari tujuan peraturan DNI dalam mengendalikan
kepemilikan asing yang sekarang di era digitalisasi?

3
Media berita https://www.cnbcindonesia.com/news/20180528183219-4-
16941/kemenhub-99-saham-go-jek-dikuasai-asing
2. Apa akibat dari penyimpangan tersebut?
3. Bagaimana solusi penyimpangan tersebut?

C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
a) Dari Sudut Tujuannya

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hukum teori normatif


dengan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif. Penelitian ini berupaya
untuk mencari penemuan asas atau dasar hukum pada suatu perkara
yang telah dikaji.

b) Dari Sudut Penerapannya

Penelitian yang dilakukan lebih terfokus pada suatu isu atau


permasalahan, isu hukum yang ada adalah Conflict Of Norm atau
konflik aturan hukum. Dimana tidak diaturnya suatu peraturan
presiden lanjutan dari peraturan perundang-undangan.

c) Dari Tujuan Pembuatannya


Tujuan dari adanya penelitian ini adalah lebih difokuskan untuk
memecahkan suatu isu atau masalah yang ada.

2. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan objek penelitian, penelitian ini menggunakan beberapa
pendekatan, pendekatan yang pertama ialah pendekatan perundang-
undangan dalam arti menelaah semua peraturan yang berkaitan
dengan isu hukum, sehingga mampu menemukan ratio legis suatu
undang-undang.
Pendekatan yang kedua dengan pendekatan konseptual yang
ditafsirkan secara sensus strico yakni penafsiran yang bersifat
kohoren yang meneliti serangkaian metodologi dalam bidang disiplin
ilmu
Daftar Pustaka

Jurnal

Sulistiowati dan Paripurna, Jurnal penelitian,: (Yogyakarta:Universitas Gajah


Mada,2012) abstrak

Mempertahankan Tujuan Peraturan Daftar Negatif Investasi Dalam


Mengendalikan Dominasi Kepemilikan Asing. volume 4, Nomor 1.

KPPU (komisi Pengawas persaingan Usaha).(Jakarta,2019)

Jurnal Analisa “Penelitan Kebijakan Di Sektor Publik Ekonomi Digital

Pembatasan Masa Jabatan. (Pontianak:Universitas Tanjungpura,2015).

Internet

https://www.cnbcindonesia.com/news/20180528183219-4-16941/kemenhub-99-saham-go-jek-

dikuasai-asing diakses pada tangal 19 September 2020

Anda mungkin juga menyukai