0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan3 halaman
Chloroquine adalah obat antimalaria yang bekerja dengan menghambat enzim yang mengubah heme menjadi hemozoin, sehingga dapat membunuh parasit plasmodium. Selain untuk malaria, chloroquine juga digunakan untuk penyakit autoimun dan sedang diteliti manfaatnya untuk COVID-19. Chloroquine diberikan secara oral dengan dosis tertentu tergantung indikasinya, namun dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan
Chloroquine adalah obat antimalaria yang bekerja dengan menghambat enzim yang mengubah heme menjadi hemozoin, sehingga dapat membunuh parasit plasmodium. Selain untuk malaria, chloroquine juga digunakan untuk penyakit autoimun dan sedang diteliti manfaatnya untuk COVID-19. Chloroquine diberikan secara oral dengan dosis tertentu tergantung indikasinya, namun dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan
Chloroquine adalah obat antimalaria yang bekerja dengan menghambat enzim yang mengubah heme menjadi hemozoin, sehingga dapat membunuh parasit plasmodium. Selain untuk malaria, chloroquine juga digunakan untuk penyakit autoimun dan sedang diteliti manfaatnya untuk COVID-19. Chloroquine diberikan secara oral dengan dosis tertentu tergantung indikasinya, namun dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan
Chloroquine merupakan obat anti plasmodium yang digunakan untuk
mengatasi dan mencegah malaria. Obat ini mengandung gugus kunolin yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang mengubah heme menjadi hemozoin. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akumulasi heme bebas didalam vakuola makanan yang dapat memberikan efek kematian pada parasit plasmodium tersebut (Ikawati, 2020). Selain sebagai obat anti malaria, chloroquine juga memiliki manfaat untuk penyakit lainnya. Chloroquine juga dapat digunakan untuk menangani pasien dengan penyakit autoimun dengan cara mengikat faktor transkripsi pada sel T helper 17 dan mencegah terjadinya diferensiasi. Di waktu yang bersamaan chloroquine tersebut juga dapat mengaktifkan faktor transkripsi Foxp 3 yang mendorong pembentukan regulatory T cell. Regulatory T cell tersebut telah terbukti dapat mengobati dan mencegah penyakit autoimun (Goel and Garriets, 2020). Beberapa penelitian saat ini telah mencoba membuktikan efektifitas chloroquine dalam mengobati pasien dengan Covid-19. Chloroquine dan turunannya (hydrochloroquine) memiliki mekanisme kerja dengan meningkatkan pH endosom serta mengganggu glikosilasi dari reseptor SARS-Cov sehingga chloroquine berpotensi untuk memblokir infeksi virus. Selain itu, chloroquine juga dapat menghambat kuinon reduktase-2 yang memiliki keterlibatan dalam biosintesis asam sialat. Kemampuan menghambat kuinon reductase-2 itulah yang membuat chloroquine termasuk agen anti virus yang luas termasuk pada golongan flaviviruses, retroviruses dan coronaviruses (Juurlink, 2020; Singh et al., 2020). Rute pemberian obat chloroquine pada umunya adalah melalui oral. Hal tersebut dilakukan baik untuk pencegahan malaria, pengobatan malaria, pengobatan autoimun dan kasus Covid-19. Jika seseorang akan bepergian ke daerah endemis malaria maka sedapat mungkin obat tersebut diberikan sebagai propilaksis. Untuk propilaksis malaria dosis chloroquine yang diberikan yaitu 500mg selama satu sampai dua minggu sebelum bepergian, selama bepergian dan diberikan selama 4 minggu setelah bepergian dari daerah yang merupakan endemis malaria (Anonim, 2018). Untuk pengobatan malaria akut yang diakibatkan oleh P.vivax, P.Malariae, P.Ovale dan P.falciparum. Chloroquine diberikan dengan dosis 1 g per oral lalu dilanjutkan dengan 500mg per oral setelah 6-8 jam dan diberikan kembali setelah 24-48 jam dengan dosis awal sehingga dosis total adalah 2500mg dalam 3 hari. Chloroquine juga dapat diberikan secara intravena pada malaria derajat berat, akan tetapi hal tersebut jarang dilakukan mengingat tingkat toksisitas pemberian secara intravena cukup tinggi. Beberapa penelitian saat ini telah banyak melaporkan adanya resistensi terhadap chloroquine pada malaria yang disebabkan oleh P.falciparum dan P.vivax sehingga WHO menyarankan infeksi malaria tersebut diberikan penanganan dengan menggunakan artesunat atau obat kombinasi lainnya (Aguiar et al.,2018; World Health Organization, 2018). Untuk menangani kasus Covid-19 yang sedang terjadi, penggunaan chloroquine disarankan dengan pengawasan dokter (khususnya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit) sehingga masyarakat tidak dianjurkan untuk membeli obat chloroquine secara bebas. Dalam penggunaannya, terdapat beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu reaksi hipersensitivitas, mual, muntah, sakit kepala, tenggorokan terasa gatal, nafsu makan berkurang, diare, demam, retinopati, toksisitas pada retina neuromiopati, dan efek neuropsikiatri (Braga et al., 2015). Terdapat beberapa jurnal melaporkan bahwa pemberian chloroquine secara parenteral dapat menyebabkan hipotensi jika diberikan terlalu cepat atau diberikan dalam dosis yang tinggi (5mg base/kg atau lebih). Chloroquine merupakan obat golongan D sehingga sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menimbulkan risiko pada janin (Juurlink, 2020). Eliminasi dari obat chloroquine dari tubuh manusia adalah eliminasi melalui renal yaitu sebanyak 20-55%. Belum banyak jurnal yang melaporkan adanya interaksi obat secara signifikan antara obat chloroquine dengan obat-obatan yang lain. Akumulasi chloroquine didalam tubuh terjadi secara perlahan dan terjadi akibat penggunaan dosis berulang (seperti pada pasien yang mengalami rematik atau malaria kontinu atau pada kemoprofilaksis Covid-19) (White et al., 2020). Manfaat penugasan ini untuk saya pribadi adalah menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai manfaat-manfaat yang berkaitan dengan penggunaan obat chloroquine, di mana obat chloroquine ini tidak hanya dapat menangani serta mengobati kasus malaria saja tetapi manfaatnya dapat digunakan pada penyakit lain seperti penyakit autoimun hingga Covid-19. Selain itu pembuatan tugas mengenai chloroquine ini membantu saya dalam lebih memahami mengenai bagaimana rute pemberian obat dan dosis yang digunakan dalam melakukan penatalaksanaan sesuai dengan indikasi, kontraindikasi, serta efek samping yang dapat ditimbulkan selama proses pengobatan tersebut dilakukan. Terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Aguiar, A., Murce, E., Cortopassi, W., Pimentel, A., Almeida, M., Barros, D., Guedes, J., Meneghetti, M. and Krettli, A., 2018. Chloroquine analogs as antimalarial candidates with potent in vitro and in vivo activity. International Journal for Parasitology: Drugs and Drug Resistance, 8(3), pp.459-464. Anonim, 2018. Chloroquine Phosphate (Chloroquine) Dosing, Indications, Interactions, Adverse Effects, And More. [online] Reference.medscape.com. Available at: <https://reference.medscape.com/drug/chloroquine-phosphate-chloroquine- 342687> [Accessed 5 September 2020]. Braga, C., Martins, A., Cayotopa, A., Klein, W., Schlosser, A., Silva, A., Souza, M., Andrade, B., Filgueira-Júnior, J., Pinto, W. and da Silva-Nunes, M., 2015. Side Effects of Chloroquine and Primaquine and Symptom Reduction in Malaria Endemic Area (Mâncio Lima, Acre, Brazil). Interdisciplinary Perspectives on Infectious Diseases, 2015, pp.1-7. Goel, P. and Gerriets, V., 2020. Chloroquine. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551512/> [Accessed 5 September 2020]. Juurlink, D., 2020. Safety considerations with chloroquine, hydroxychloroquine and azithromycin in the management of SARS-CoV-2 infection. Canadian Medical Association Journal, 192(17), pp.E450-E453. Ikawati, Z., 2020. Mengenal Klorokuin Dan Avigan Untuk Terapi COVID-19. [online] Farmasi UGM. Available at: <https://farmasi.ugm.ac.id/id/mengenal-klorokuin-dan-avigan-untuk-terapi- covid-19> [Accessed 5 September 2020]. Singh, A., Singh, A., Shaikh, A., Singh, R. and Misra, A., 2020. Chloroquine and hydroxychloroquine in the treatment of COVID-19 with or without diabetes: A systematic search and a narrative review with a special reference to India and other developing countries. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews, 14(3), pp.241-246. White, N., Watson, J., Hoglund, R., Chan, X., Cheah, P. and Tarning, J., 2020. COVID-19 prevention and treatment: A critical analysis of chloroquine and hydroxychloroquine clinical pharmacology. PLOS Medicine, 17(9), p.e1003252. World Health Organization, 2018. Overview Of Malaria Treatment. [online] World Health Organization. Available at: <https://www.who.int/malaria/areas/treatment/overview/en/> [Accessed 5 September 2020].