1. TUJUAN PERCOBAAN
• Mengetahui bagaimana cara pengkabelan straight dan cross dan perbedaan
fungsi kabel straight dan cross.
• Melakukan pengkabelan straight dan cross.
• Mengetahui contoh penggunaan kabel cross untuk menghubungkan 2
device.
• Melakukan remote desktop dan transfer file.
• Mengetahui penggunaa Access Point sebagai Bridge dan Repeater.
• Mengetahui konsep subnetting class IP dan perbedaan setiap class IP.
• Melakukan subnetting sesuai class IP.
2. DASAR TEORI
2.1 Pengkabelan Cross dan Straight
2.1.1 Kabel Unshieldid Twisted Pair (UTP)
Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) yaitu jenis kabel yang terbuat
dari bahan penghantar tembaga, mempunyai isolasi dari plastik dan
terbungkus oleh bahan isolasi yang dapat melindungi dari api dan juga
kerusakan fisik. Sesuai namanya “Unshielded”, berarti kabel ini tidak
dilengkapi dengan pelindung aluminium sehingga jenis kabel ini kurang
tahan dengan interferensi elektromagnetik jika dibandingkan dengan
Shield Twisted Pair (STP). Sedangkan “Twisted Pair” merujuk pada
bentuk dari isi kabel tersebut yang saling berlilitan pada setiap pasang.
Kabel UTP terdiri dari bagian dalam yang berisi 4 pasang kabel
yang berlilitan. Lilitan kabel tersebut berfungsi untuk mengurangi induksi
dan kebocoran pada kabel. Setiap Warna pada kabel memiliki fungsi yang
berbeda. Dari 8 warna kabel UTP, masing-masing memiliki perannya
sendiri, adapun fungsinya, yaitu:
a. Remote Desktop
b. File Sharing
LAN (Local Area Nework) biasanya di gunakan di kantor maupun
di rumah yang gunanya untuk mengshare file ke semua komputer
yang terhubung dengan kabel LAN. Dengan kabel LAN tersebut kita
bisa mentransfer file yang besar dengan kecepatan tinggi.
1. Karakteristik Bridge
• Dapat memisahkan jaringan yang luas menjadi sub jaringan
yang lebih kecil.
• Dapat mempelajari alamat, meneliti paket data dan
menyampaikannya.
• Dapat mengoleksi dan melepas paket-paket diantara dua
segmen jaringan.
• Dapat mengontrol broadcast ke jaringan.
• Dapat merawat address table.
2. Keuntungan Bridge
3. Memperluas/menambah jarak dari network yang ada.
4. Menambah jumlah workstation pada network Mengurangi
kemacetan traffic (dengan network partitioning)
5. Menyediakan koneksi ke network yang berbeda (misalnya
Ethernet ke Token Ring).
6. Memindahkan data melalui intermediate network dengan
protokol yang berbeda.
3. Kelemahan Bridge
• Bridge tidak bisa memblokir paket broadcast
• Menambah delay pada jaringan.
• Jika alamat yang diterima tidak di kenal oleh bridge, maka
akan di siarkan berita ke jaringan segmen lain dan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya broadcast strom (badai siaran) yang
efeknya dapat membuat jaringan macet total.
• Walaupun dapat memiliki domain collision yang berbeda,
tetapi peralatan bridge hanya memiliki satu broadcat domain.
Terdapat dua jenis mode, yaitu:
1. Mode Bridge
Mode bridge digunakan sebagai Access point atau pemancar akan
tetapi hanya bisa melayani satu client atau disebut juga dengan PTP
(Point To Point), mode ini juga bisa kita gunakan untuk network
yang sifatnya Routing ataupun Bridging. Untuk menggunakan mode
ini perangkat Routerboard minimal memiliki lisensi level 3, sebagai
contoh untuk type produk Embedded 5.xGHz jenis SXT-5HnD yang
hanya memiliki license level 3, kita bisa membuat koneksi point to
point dengan menggunakan 2 buah perangkat tersebut.
2. Mode AP-Bridge
2.2.2 Repeater