Oleh:
Achmad Firza (105100301111054)
Galib Muttaqin (105100300111015)
Heru Eka Lodhita (105100701111003)
MagiArso (105100701111032)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Deskripsi Produk
Vigour Chips merupakan merek keripik produksi UD. Jayadi. Keripik Vigour
ini mempunyai berbahan dasar aneka buah dan sayur, seperti keripik nangka, apel,
salak, nanas, belimbing, semangka, wortel, kentang, tempe, dll. UD. Jayadi
memproduksi keripik dengan dua macam kualitas yang berbeda dari segi tekstur
yaitu keripik buah kualitas 1 dan kualitas 2 dengan harga yang terjangkau.
Produk ini bisa dijamin kesehatanya dikarenakan Quality Control dari Proses
produksi hingga pengemasan sangat baik. Dari pemilihan bahan buah, pemotongan
buah ( dengan desain pola potong yang berbeda dengan kripik buah yang lain ),
penggorengan, pengeringan dan pengemasan. Produk yang kami hasilkan merupakan
produk makanan yang berkualitas, yang dalam proses produksinya tanpa
menggunakan bahan tambahan ( bahan pengawet, gula, zat pewarna dan bumbu –
bumbu lainnya) proses pengemasan / packaging, display / outlet / penjualan .
Berbagai produk yang dihasilkan Vigour Chips ini yaitu : Keripik Apel, keripik
Nangka, keripik Mangga, keripik Rambutan, keripik Melon, keripik Salak, keripik
Wortel, keripik Klengkeng, keripik Pisang, keripik Semangka, keripik Ubi, keripik
Kentang, keripik Blimbing, keripik Pepaya, keripik Nanas, keripik Labu.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui Peta Proses Operasi, Peta aliran
proses pembuatan Kripik Apel, Peta Dari Ke, Flow Diagram dan Plant Layout
pada UKM Keripik Buah Vigour.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Layout
Menurut Ma’arif (2003) layout adalah pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas
produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urutan-urutan proses produksi
dalam membuat suatu barang. Layout ini sering disebut layout garis.
Sifat-sifat layout garis ini adalah :
1. Jenis produksi yang dihasilkan sedikit, tapi dengan volume yang banyak.
2. Mesin yang digunakan biasanya adalah mesin khusus.
3. Tenaga kerja yang diperlukan adalag tenaga khusus sesuai kebutuhan mesin.
4. Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada
keahlian karyawan.
5. Memiliki keseimbangan kapasitas mesin.
2.2 Tipe Layout
Menurut Ma’arif (2003), keputusan mengenai layout mencakup penempatan yang
terbaik dari mesin-mesin (di pabrik produksi),kantor dan meja-meja (dalam kantor),
atau pusat pelayanan (dalam kelompok jasa seperti rumah sakit atau department
store). Layout yang efektif mendukung arus bahan baku, manusia dan informasi
dalam dan di antara wilayah. Ada 6 tipe tata letak (layout) yang dikenal luas, yaitu :
1. Tata letak dengan posisi tetap (fixed Position Layout), merupakan tata letank
untuk proyek-proyek besar dan sangat memerlukan tempat seperti kapal dan
gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses (Process Oriented Layout),
menyangkut produksi yang jumlah produksinya kecil, namun banyak
variasinya (disebut juga Job Shop layout).
3. Tata letak kantor (Office Layout), yang menempatkan pekerjaan,
perlengkapan mereka dan ruang (kantor) bagi mereka agar informasi dapat
berjalan dengan lancer.
4. Tata letak ritel (Retail Layout), yang mengalokasikan tempat untuk rak-rak
dan memberikan tanggapan perilaku konsumen.
5. Tata letak gudang (Warehouse Layout), merupakan perpaduan antara ruang
dan penanganan bahan baku.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk (Product Oriented Layout),
mengusahakan pemanfaatan maksimal atas karyawan dan mesin-mesin pada
produksi yang berulang dan berkelanjutan.
2.3 Peta Proses
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan
pemeriksaan (Ulrich, 2000). Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat
hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja.
Peta Proses Operasi juga disebut garis bagan proses. Bagan proses operasi
memberikan pandangan dari seluruh proses dengan hanya merekam kegiatan utama
dan inspeksi yang terlibat dalam proses. Peta Proses Operasi hanya menggunakan dua
symbol yaitu operasi dan inspeksi. Peta Proses Operasi sangat membantu untuk
(Kumar, 2006) :
a. Memvisualisasikan urutan lengkap dari operasi dan pemeriksaan dalam
proses
b. Mengetehui di mana operasi yang dipilih cocok untuk rincian ke dalam
seluruh proses
c. Dalam Peta Proses Operasi, representasi grafis dari poin di mana bahan
diperkenalkan ke proess serta apa operasi dan inspeksi akan ditampilkan
pada tampilan peta proses operasi tersebut.
Peta proses operasi adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang
dilalui suatu produk. Peta proses operasi memperlus peta rakitan dengan
menambahkan setiap operasi ke dalam gambaran grafis pola aliran pertama yang
telah dikembangkan. Keuntungan dan kegunaan peta proses operasi adalah
(Hadiguna, 2008):
1. Mengombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan, sehingga memberikan
informasi yang lebih lengkap.
2. Menunjukan operasi yang harus dilakukan setiap komponen.
3. Menunjukan urutan operasi tiap komponen.
4. Menunjukan urutan fabrikasi dan rakitan tiap komponen.
5. Menunjukan kerumitan nisbi fabrikasi tiap komponen.
6. Menunjukan hubungan tiap komponen.
7. Menunjukan panjang nisbi lintasan fabrikasi dan ruang yang dibutuhkan.
8. Menunjukan titik tempat komponen memasuki proses.
9. Menunjukan tingkat kebutuhan sebuah rakitan.
10. Membedakan antara komponen yang dibeli dan dibuat.
11. Membantu perencanaan tempat kerja mandiri.
berdasarkan kondisi
berikutnya
PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) keripik buah ‘VIGOUR’ ini merupakan
usaha mikro yang memproduksi berbagai macam keripik buah. UKM ini selain
produksi juga menjual berbagai macam oleh – oleh khas Kota Batu.
Peta Proses Operasi atau yang biasa dikenal dengan singkatan OPC
merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialamai bahan (bahan-bahan) baku mengenai urutan-urutan operasi dan
pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis
lebih lanjut, seperti : waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat
atau alat yang dipakai. Berikut adalah OPC yang kami buat dalam pengamatan proses
pembuatan keripik apel pada bagan 1.
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses Operasi,
kita bisa memperoleh banyak manfaat di antaranya untuk mengetahui kebutuhan akan
mesin dan penganggaranya, memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan
memperhitungkan efisiensi di tiap operasi/ pemeriksaan), menentukan tata letak
pabrik, melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai dan sebagai alat untuk
latihan kerja.
Dari bagan 1 di atas terlihat bahwa ada 10 operasi yang tercatat dalam
pembuatan keripik apel dengan memakan waktu proses sebanyak 2185 menit dan alat
yang tercatat yaitu mesin pemotong, mesin pendingin (refrigerator), penggoreng
vakum (Vacuum Frying), dan peniris minyak (spinner). Waktu proses yang tertinggi
yaitu proses pembekuan (freezing) dengan mesin pendingin selama 1440 menit.
Proses ini memakan waktu yang ckup lama karna waktu minimum pembekuan agar
bahan setengah jadi yang akan di gunakan dalam hal ini adalah potongan buah apel
mengalami pembekuan yang sempurna, karena pembekuan yang sempurna akan
berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan dari penggoreng vakum.
Pada rangkuman Inspeksi, tidak tercatat adanya kegiatan murni inspeksi, yang
tercatat yaitu kegiatan Operasi Inspeksi yaitu sebanyak 3 kali dengan memakan waktu
proses 150 menit. Kegiatan yang teridentifikasi sebagai operasi inspeksi yaitu sortasi
manual sebanyak dua kali dan penimbangan manual. Dari sini terlihat bahwa sortasi
memakan waktu yang cukup lama yaitu sebanyak 60 menit. Perbaikan yang mungkin
dapat dilakukan yaitu dengan menambah pekerja pada proses ini dengan harapan
sortasi berjalan lebih cepat. Untuk sortasi awal minimasi waktu proses dapat di
minimasi dengan membeli bahan baku yang sudah tersortasi atau kualitas bagus, jadi
pada saat masuk ke UKM bahan baku sudah tersortir agar mempersingkat waktu
proses.
Peta aliran proses atau yang dikenal dengan sebutan FPC adalah suatu
diagram yang menunjukkan urutan-urutan operasi, pemeriksaan, transportasi,
menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur
berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan
untuk analisis seperti waktu yang dibutuhkan dari jarak perpindahan. Perbedaan peta
aliran proses dan peta proses operasi adalah :
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih
lengkap dibandingkan peta proses operasi. Peta aliran proses tidak bisa
digunakan untuk menggambarkan keadaan secara keseluruhan.
Adapun hasil pemetaan kami , Peta Aliran Proses (FPC) pada pembuatan
keripik apel di UKM yang kami kunjungi, pada bagan 2 dibawah ini.
Dengan adanya informasi-informasi yang tercatat pada peta aliran proses
seperti jumlah operasi, inspeksi, delay, transportasi, maupun storage kita dapat
menganalisa lebih lanjut untuk mengetahui berapa jarak perpindahan dari tiap
tahapan proses, maupun waktu yang terpakai, serta jumlah material yang digunakan.
Pada Flow Diagram yang ada terlihat bahwa aliran bahan yang terjadi
menggunakan aliran U-shapped dimana pada aliran yang terjadi kembali ke lokasi
yang berdekatan dengan lokasi awal. Namun jika dilihat lebih teliti, terjadi
ketidakefisienan dimana terjadi backtracking yaitu arah aliranya kembali melewati
pintu yang sama yaitu pada point 3 (proses produkdi) ke point 4(pengemasan) yang
bersamaan dengan point 1(penerimaan awal) ke point 2 (mesin pendingin). Lokasi
pengemasan juga tidak efektif berada di ruangan yang cukup jauh perpindahan
bahanya yaitu dari basement ke lantai 2 kemudian kembali ke gudang di lantai 1
terlihat pada point 6 ke point 7. Hal ini terjadi karena pemilik UKM ingin
mengefisiensikan lahanya yang tidak memungkinkan untuk melakukan ekspansi,
sehingga penataan layoutnya pun di abaikan.
3.2.4 Peta Dari-Ke ( From To Chart )
Peta Dari-Ke atau dikenal dengan sebutan From To Chart merupakan diagram
yang menggambarkan adanya perpindahan dari tiap – tiap stasiun kerja. Dari peta ini
informasi yang akan di dapatkan adalah jarak antar stasiun, dan mengidentifikasi
adanya backtracking. Backtracking adalah adanya arah aliran bahan kembali kepada
stasiun sebelumnya, arah aliran bahan yang baik adalah yang terus maju ke stasiun-
stasiun selanjutnya. Maka dari itu peta ini dibuat untuk mengidentifikasi adanya
proses yang mengalami backtracking. Peta Dari-Ke yang kami buat dapat dilihat pada
bagan 4 dibawah ini.
Peta Dari-Ke (From-To Chart) yang kami buat berisi mengenai pembuatan
keripik apel. Cara membaca peta Dari-Ke adalah dengan melihat kolom pertama
kebawah paling kiri itu merupakan stasiun “dari” dan baris paling atas ke kanan itu
merupakan stasiun “ke”. Cara membacanya dengan melihat stasiun “dari” kemudian
dilihat pada kolom “ke” lalu dituliskan jarak antara dari stasiun “dari” ke stasiun
“ke”. Berdasarkan Peta yang kami buat total jarak perpindahan yang tercatat yaitu
sejauh 1023 meter. Perpindahan terjauh terjadi dari stasiun “ Refrigirator” ke “Lokasi
Produksi (penggorengan keripik)” yaitu sejauh 1000m atau 1km, hal ini dikarenakan
lokasi bangunan yang terpisah. Dari peta juga terlihat bahwa angka-angka yang
tercatat semuanya berada pada sebelah kanan dari diagonal, yang artinya tidak ada
proses yang mengalami backtracking. Dapat disimpulkan bahwa aliran dari stasiun ke
stasiunya tidak begitu rumit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hadiguna, R. A & Heri, S. 2008. Tata Letak Pabrik. Cv. Andi Offset. Yogyakarta.
Kumar, A & Suresh. 2006. Production and Operation Management. New Age
International (P) Limited. New Delhi.
Sutalaksana, I. F, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Ulrich, Karl T. and Eppinger, Steven D. 2000. Product Design and Development.
Boston: Irwin McGraw- Hill Co.