Anda di halaman 1dari 23

PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

USAHA PENJAHITAN KEMEJA (KONVEKSI)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
M. Rajulin 200130066
Novri Jelita Indah 200130052
Cindi Maharani 200130245
Multazzam 200130123
Muhammad Irfan Fadila 200130076

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Letak Fasilitas yang dibimbing oleh
:
Yohana Dian Putri, S.T., M. T

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
PENDAHULUAN

Tata letak merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu, tata letak
yang digunakan dalam perusahaan akan mempunyai pengaruh langsung terhadap
tingkat produktivitas perusahaan yang bersangkutan. Maka dari itu, diperlukan suatu
perancangan tata letak fasilitas yang meliputi perencanaan dan penyusunan fasilitas-
fasilitas fisik baik berupa peralatan maupun bangunan untuk mengoptimalkan
hubungan antara tenaga kerja, aliran material dari bagian penerimaan barang,
fabrikasi, hingga pengiriman produk jadi dan aliran informasi untuk mencapai tujuan
perusahaan secara efisien, ekonomis dan aman. Secara garis besar, perancangan tata
letak fasilitas memiliki prosedur yaitu analisa produk dan proses dengan melakukan
identifikasi awal, aspek teknis,aspek manajemen dan organisasi, analisis aspek
ekonomi dan finansial, serta analisis aktivitas dan perencanaan tata letak. Identifikasi
awal dilakukan guna mengetahui data-data yang diperlukan untuk perancangan tata
letak fasilitas, salah satunya adalah peta proses operasi. Aspek teknis menjelaskan
jumlah bahan dan mesin yang digunakan dengan teknik routing sheet dan multi
product processchart (MPPC).
Selain itu, aspek teknis juga menjelaskan luas lantai baik luas lantai gudang
bahan baku, luas lantai mesin, dan luas lantai gudang barang jadi. Aspek teknis ini
juga menjelaskan analisis ongkos penanganan bahan dan alokasi tata letak. Aspek
manajemen dan organisasi menjelaskan badan hukum dan karakteristik perusahaan,
visi dan misi, struktur organisasi, luas lantai perkantoran dan fasilitas, serta
ketenagakerjaan. Analisis aspek ekonomi dan finansial berisi perhitungan perhitungan
seperti biaya, modal kerja, rugi laba, serta proyeksi penilaian investasi.
Produk yang akan diproduksi adalah baju kemeja yang terbuat dari katun
linen, sehingga dengan mempelajari routing sheet dan multi product process chart
dapat mengetahui jumlah mesin-mesin yang diperlukan untuk pembuatan kemeja.
Selain itu, urutan produksi nya pun harus memiliki langkah - langkah yang mendasari
proses perencanaan tata letak fasilitas yang baik dan tepat pada perusahaan tersebut.

1
Perumusan masalah dari routing sheet dan multi product process chart dalam
pembuatan kemeja memiliki beberapa inti permasalahan. Adapun permasalahan
tersebut yaitu bagaimana urutan dari proses operasi yang menjelaskan secara singkat
tentang tahap-tahap yang dilalui oleh komponen kemeja dan berapa jumlah mesin
aktual yang diperlukan dalam memproduksi kemeja. Tujuan dari penerapan routing
sheet dan MPPC dalam pembuatan kemeja yaitu mengetahui urutan dan waktu proses
manufakturing dari pembuatan kemeja dan mengetahui jumlah mesin yang diperlukan
dalam produksi kemeja.

2
TINJAUAN PUSTAKA
Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas mulai dari awal sampai akhir proses. Di dalam peta kerja terdapat
banyak informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Fungsi
peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan, sehingga dapat mempermudah
dalam perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan kegiatannya, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat
(Wignjosoebroto, 2000). Peta kerja keseluruhan merupakan suatu peta kerja yang di
dalamnya melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk
membuat produk yang bersangkutan. Macam-macam peta kerja keseluruhan menurut
kegunaannya terdiri dari peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok
kerja, dan diagram alir.
Peta Proses Operasi merupakan suatu peta yang menggambarkan urutanurutan
proses atau operasi inspeksi, waktu kelonggaran, dan pemakaian material di dalam
proses produksi secara sistematis dan jelas mulai dari awal bahan baku sampai
menjadi produk jadi yang utuh maupun sebagai komponen (Niebel, 2003). Kegunaan
Peta Proses Operasi adalah untuk mengetahui kebutuhan mesin dan bahan baku,
menentukan tata letak pabrik, dan lain-lain. Di dalam peta ini memuat informasi
mengenai waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu proses, material yang
digunakan di dalam proses tersebut. Lambang yang digunakan dalam proses peta
operasi yang diusulkan Gillbreth ada 40 buah lambang, pada tahun berikutnya
lambang tersebut disederhanakan sehingga hanya tinggal 4 macam saja, namun pada
tahun 1947 American Society Mechanical Engineer (ASME) membuat standar
lambang-lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang merupakan modifikasi
yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Gillbreth yaitu operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu, penyimpanan, dan aktivitas gabungan.
Operasi merrupakan suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja
mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi. Pemeriksaan merupakan
suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatatan mengalami
pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Suatu kegiatan transportasi

3
terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat
yang bukan bagian dari suatu operasi. 4 Proses menunggu apabila benda kerja,
pekerja ataupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selalin menunggu
(biasanya sebentar), kejadian ini menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk
sementara waktu tanpa pencatatan samppai diperlukan kembali. Proses penyimpanan
terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda
kerja tersebut akan diambil kembali biasanya memerlukan prosedur perizinan
tertentu. Dan yang terakhir pada aktivitas gabungan terjadi apabila antara operasi dan
pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses
operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu
seperti operasi adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena
dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan adalah kegiatan memeriksa benda atau
objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas gabungan adalah
kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam
selang waktu yang relatif singkat. (Sutalaksana, 1979).
Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan
langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk),
berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat
informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang
dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat yan dipakai.
Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan
antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar terurai “ yang
digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu
rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi
dapat memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain, Untuk
menentukan kebutuhan operator, Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat
untuk menentukan tata letak fasilitas, Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja,
Alat untuk latihan kerja (Sutalaksana,1979). Pengurutan produksi (routing sheet)

4
adalah tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen
tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan. Pengurutan produksi
menjadi tulang punggung kegiatan produksi 5 yang merupakan pengumpulan kembali
semua data yang dikembangkan oleh rekayasawan proses dan alat komunikasi pokok
antara rekayasawan produk dan orang produksi.
Routing sheet ini sering disebut juga dengan lembar proses atau lembar
operasi (Apple, 1990). Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang
dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap komponen, nama atau
jenis peralatan yang digunakan, persentase scrap dan efesiensi pabrik. Urutan operasi
pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi yang ada pada peta proses
operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari perhitungan routing sheet adalah
dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah unit yang disiapkan, produk dengan
efesiensi serta jumlah mesin teoritis. Lembar urutan proses atau lembar operasi
adalah tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen
tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan (Apple, 1990). Lembar
urutan proses terutama ditujukan untuk mengetahui jumlah mesin atau peralatan
produksi yang diperlukan dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan dengan
memperhatikan persentase bahan baku yang terbuang, kapasitas mesin atau peralatan
dan efisiensi departemen atau pabrik..

5
1. DESKRIPSI PRODUK
Nama Produk : Baju Kemeja SD
Baju kemeja SD ini dipakai oleh siswa SD khusunya siswa kelas 1
dan 2 SD. Dimana nanti baju ini dibuat senyaman mungkin agar
konsumen yang memakainya merasa nyaman . Baju kemeja ini juga
dibuat agar semua siswa tingkat SD memiliki baju seragam
Manfaat : Manfaat seragam agar pelajar atau siswa terlihat kompak dan
rapi. Manfaat lain dari seragam adalah sebagai berikut:
1. Terlihat kompak
2. Identitas
3. Kepercayaan diri yang meningkat
Jenis bahan : Katun linen, masih termasuk ke dalam keluarga katun yang memiliki
ciri khas serat benang tersusun rapi. Meski dinamakan dengan katun,
namun kain katun linen ini tidak terbuat dari serat kapas. Keunggulan
dari katun linen ini adalah serat benangnya lebih kuat dibandingkan
katun yang terbuat dari kapas. Selain itu bahan kain ini pun mampu
menyerap keringat dengan baik dan cocok digunakan untuk daerah
tropis.
Jenis Kemeja : Kemeja lengan pendek
Warna : Putih
Uuran : 45 cm x 61 cm

Gambar 1.1 Baju Kemeja

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

6
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada proses pembuatan baju kemeja SD
ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan-bahan yang digunakan
a) Kain dasar katun linen
Bahan utama dalam proses pembuatan kemeja.
b) Benang jahit
Benang jahit membentuk jahitan yang efisien tanpa putus atau terdistorsi
selama masa penggunaan produk.
c) Koran
Digunakan untuk membentuk pola sesuai ukuran konsumen yang nantinya
kain dipotong sesuai pola ini.
d) Kancing kemeja
Digunakan untuk mengaitkan bagian depan baju kemeja atau alat
pembuka untuk mempermudah pemakaian.
2. Alat-alat yang digunakan
a) Gunting
Digunakan untuk memotong pola ataupun kain kemeja yang akan di jahit.

Gambar 1.2 Gunting Jahit

7
b) Jarum
Digunakan sebagai alat untuk menjahit kemeja.
c) Pulpen/pensil
Digunakan untuk menulis ukuran dan menandai pola saat pemotongan.
d) Meteran
Digunakan untuk mengukur badan costumer
e) Pendedel
Digunakan untuk membomgkar benang yang sudah dijahitkan jika ada
yang salah.

Gambar 1.3 Pendedel Benang

f) Radar
Digunakan untuk membuat garis atau pun jalan yang nantinya akan
menjadi jalan untuk jahitan.
g) Penggaris
Digunakan untuk mengukur pola.

8
h) Setrika
Digunakan untuk merapikan jahitan.
i) Mesin jahit
Digunakan untuk menjahit bagian-bagian pola yang sudah digunting agar
bisa menyatu.

Gambar 1.4 Mesin Jahit


j) Mesin obras
Digunakan untuk manjahit sisa atau tepi kain dari proses mesin jahit agar
tidak mudah terurai dan agar terlihat rapi.

9
Gambar 1.5 Mesin Obras

3. PROSES PRODUKSI BAJU KEMEJA


Adapun proses produksi dari baju kemeja adalah sebagai berikut:
1. Lakukan pengukuran pada pemakai kemeja atau pada badan costumer
2. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti
3. Kemudian buat pola untuk masing-masing bagian seperti pola badan bagian
belakang,badan depan,tangan,kerah,dan kantong
4. Setelah membuat pola langkah selanjutnya adalah memotong bahan kain yang
paling dekat dengan tepi terlebih dahulu,potong bahan kain mengikuti garis pola
yang sudah di buat
5. Potong bahan kain dari pola yang besar ke pola yang lebih kecil.
6. Sebelum menjahit buatlah tanda jahitan menggunakan radar dan karbon.
7. Setelah dibuat tanda langkah selanjutnya adalah menjahit bagian badan belakang
kemeja dengan bagian kanan dan kiri kemeja sesuai dangan tanda.
8. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penjahitan bagian lengan kanan daengan
lengan kiri,setelah dijahit lakukanlah pengobrasan pada bagian lengan dalam
lengan kanan dan lengan kiri, setelah obras lakukanlah pengabungan lengan kanan

10
dan lengan kiri kepada bagian badan depan dan belakang yang telah di gabungkan
terlebih dahulu.
9. Selanjutnya menjahit kerah sesuai dengan pola yang sudah di ukur, setelah maka
gabungkanlah kerah tersebut dengan gabungan baju yang sudah dijahit
sebelumnya
10. Setelah melakukan penggabungan bagian-bagian kemeja tersebut maka langkah
selanjutnya obras bagian dalam baju.
11. Setelah melakukan obras maka langkah selanjutnya adalah membuat lobang
kancing untuk memasang kancing.
12. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemasangan kancing dengan cara
menjahitkan nya ke baju yang sudah di gabungkan sebelumnya.
13. .Setelah pemasangan kancing langkah selanjutnya adalah pemeriksaan baju,baju
akan di periksa apakah ada kerusakan pada baju tersebut pada saat pembuatan
tersebut
14. Setelah melewati proses pemeriksaan maka baju akan di simpan ke dalam
penyimpaan/gudang.
15. Baju siap untuk dipasarkan

4. Operation Proces Chart (OPC)


Peta proses operasi atau process operation chart (OPC) pada Gambar
menunjukkan beberapa bagian yaitu keterangan dokumenter, komponen utama dan
tambahan, proses-proses yang dialami oleh setiap komponen sampai dengan
produk jadi, waktu proses setiap operasi dan pemeriksaan, dan total waktu
produksi. Berikut OPC pada pembuatan kemeja:

11
PETA PROSES OPERASI
NAMA OBYEK :BAJU KEMEJA
NAMA PETA :01
DIPETAKAN OLEH :KELOMPOK 2
TANGGAL DIPETAKAN :6 NOVEMBER 2022

Kancing Kantong Kerah Tangan Tangan Badan Badan bagian Badan bagian
baju kiri kanan bagian kiri kanan belakang

Mengukur Mengukur
Pengukuran 4 m Menguk Mengukur Mengukur Mengukur Mengukur kain
5m O-26 kain untuk 4 m kain badan
lobang kancing O-6 ur kain 4 m kain tangan 4m kain tangan 4m kain badan 4m badan bagian 5m
O-7
kantong O-5 O-4 O-3 O-2 O-1 bagian
kerah bagian kiri bagian kanan bagian kiri kanan
kemeja belakang

Pembuata Memotong kain


n lobang Memotong Memoton Memotong Memotong kain
Memotong kain Memotong kain bagian belakang
15 m O-27 kancing 5 m kain untuk 5 m O-13 g kain 5 m O-12 kain bagian 5m O-11 bagian belakang 5 m O-10 5m O-9 6m O-8
O-14 bagian belakang bagian belakang
Dengan kantong untuk belakang
mesin kemeja kerah
jahit

Menyambung/menjahit
kain bagaian belakang
20 m O-15 dengan kain bagian depan
sebelah kanan
Menjahit Menjahit
Menjahit 10 m tangan 10 m tangan bagian
25 m O-23 O-20 O-17
kerah bagian kiri kanan

Menyambung/menjahit
kain bagaian belakang
O-16
20 m dengan kain bagian depan
sebelah kanan
Obras tangan
Obras tangan bagian kanan
10 m O-21 10 m O-18
bagian kiri

Penjahitan tangan
15 m O-19 bagian kanan pada
badan bagian kanan

Penjahitan tangan
O-22 bagian kiri dengan
15 m
badan bagian belakang

25 m O-24
Penggabunagn/penjahitan
kerah dengan kemeja

10 m O-25 Penajahitan kantong pada


kemeja

20 m Pemasangan
O-28
kancing kemeja

Obras badan kemeja


15 m O-29
sekaligus setrika

10 m I-1
Pemeriksaan

Kegiatan
Waktu
Kegiatan Jumlah
(menit)

29 290

1 10
Total 30 300

Gambar 1.5 Operasi Process Chart (OPC)

12
5. Apc /Assembly Process Chart
Berikut Assembly Process Chart (APC) pada prmbuatan lemari satu pintu:
PETA PROSES PERAKITAN

NAMA OBYEK :BAJU KEMEJA


NAMA PETA :01
DIPETAKAN OLEH :KELOMPOK 2
TANGGAL DIPETAKAN :6 NOVEMBER 2022

Kerah Tangan Tangan Badan Badan bagian Badan bagian


Kancing Kantong belakang
baju kiri kanan bagian kiri kanan

20 m O-15 Perakitan 1

Benang + Jarum

O-16 Perakitan 2
20 m

Benang + Jarum

15 m O-19 Perakitan 3

Benang + Jarum

O-22 Perakitan 4
15 m

Benang + Jarum

25 m O-24 Perakitan 5

Benang + Jarum

10 m O-25 Perakitan 6

Benang + Jarum

20 m O-28 Perakitan 7

10 m I-1 Pemeriksaan

Kegiatan
Waktu
Kegiatan Jumlah
(menit)

7 125

1 10
Total 8 135

Gambar 1.6 Assembly Process Chart (APC)

13
6. Fpc (Flow Process Chart)
Peta aliran proses FPC adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan dari
operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi
selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta didalamnya memuat pula
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang
dibutuhkan dan jarak perpindahan. Berikut peta aliran proses Fpc pada
pembuatan lemari satu pintu:

14
PETA ALIRAN PROSES
Sekarang Usulan Beda Pekerjaan : Pembuatan
Meja
KEGIATAN Waktu
Jumlah Jumlah Waktu Jumlah Waktu No Peta : 03
(Menit)
8 290 Orang Bahan

4 10 Sekarang Usulan

4 9 Dipetakan olek : Kelompok 1

Tanggal dipetakan :
6 November 2022
2
Total 18 309
Lambang

(meter)
Jumlah

(Menit)

Ketera
Waktu
Jarak

ngan
Urutan Kegiatan

1. Semua bahan berada di tempat


penyimpanan

2. Semua bahan dibawa ke tempat penjahitan 1 2m

3. Pengukuran kain untuk bagian badan


belakang, bagian depan, tangan, kerah dan 34 m
kantong kemeja di meja pabrikasi
4. Pemotongang masing-masing bagian
yang sudah diukur sesuai ukuran 36 m
5. Memberi tanda jahitan pada masing-
masing kain menggunakan radar 10 m

6. Menjahit bagian tangan, badan, kerah,


dan kantong 150 m

7. Membawa ke mesin obras untuk merapikan


3m 3m
tepi kain
8. Obras masing-masing tepi kain yang sudah
35 m
di jahit

9. Bawa kembali ke mesin jahit 3m 3m

10. Buat lobang kancing dengan mesin jahit 15 m

11. Bawa kancing ke mesin


2m 3m
penjahitan

12. Pasang kancing pada kemeja 20 m

13. Bawa ke meja setrika 3m

14. Setrika kemeja agar rapi 10 m

15. Pemeriksaan pada kemeja 10 m

16. Produk kemeja selesai dam siap dipakai


konsumen
Gambar 1.7 Flow Process Chart (FPC)

15
7. Rounting Sheet (Teori)
Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan
untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap komponen, nama
atau jenis peralatan yang digunakan, persentase scrap dan efesiensi pabrik.
Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi yang ada
pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari perhitungan
routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah unit yang
disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah mesin teoritis.

16
Tabel Routing Sheet Produk Meja
No. Deskripsi Nama Produksi % Bahan Bahan Efesiensi Kebutuhan Mesin
Operas Mesin Mesin/Jam Scrap Diminta Disiapkan Mesin Teoritis Aktual
i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
001 Badan Belakang
Meja
O-1 Mengukur 15 0 12,24 12,24 12,88 0,153 1
Pabrikasi
Mesin
O-8 Memotong 12 0,02 12 12,24 12,88 0,191 1
Potong
002 Badan Depan Bagian Kanan
Meja
O-2 Mengukur 15 0 12,37 12,37 12,75 0,152 1
Pabrikasi
Mesin
O-9 Memotong 12 0,03 12 12,37 12,75 0,189 1
Potong
003 Badan Depan Bagian Kiri
Meja
O-3 Mengukur 15 0 12,24 12,88 12,88 0,153 1
Pabrikasi
Mesin
O-10 Memotong 12 0,02 12 12,24 12,88 0,191 1
Potong
004 Tangan Kanan
Meja
O-4 Mengukur 15 0 12,24 12,24 12,88 0,153 1
Pabrikasi
Mesin
O-11 Memotong 12 0,02 12 12,24 12,88 0,191 1
Potong
Mesin
O-17 Menjahit 6 0,01 6,25 6,31 6,64 0,197 1
Jahit
Mesin
O-18 Obras 6 0,04 6 6,25 6,57 0,196 1
Obras
005 Tangan Kiri
Meja
O-5 Mengukur 15 0 12,24 12,24 12,88 0,153 1
Pabrikasi
Mesin
O-12 Memotong 12 0,02 12 12,24 12,88 0,191 1
Potong
Mesin
O-20 Menjahit 6 0,01 6,25 6,31 6,64 0,197 1
Jahit
Mesin
O-21 Obras 6 0,04 6 6,25 6,57 0,196 1
Obras
006 Kerah
O-6 Mengukur Meja 15 0 2,5 2,5 2,63 0,031 1

17
Pabrikasi
Mesin
O-13 Memotong 12 0,02 2,45 2,5 2,63 0,009 1
Potong
Mesin
O-23 Menjahit 2,4 0,02 2,4 2,45 2,57 0,191 1
Jahit
007 Kantong Baju
Meja
O-7 Mengukur 15 0 12,37 12,37 13,02 0,155 1
Pabrikasi
Mesin
O-14 Memotong 12 0,03 12 12,37 13,02 0,197 1
Potong
008 Kancing
Tabel Routing Sheet Produk Meja(Lanjutan)
Meja
O-26 Mengukur 12 0 2,02 2,02 2,12 0,032 1
Pabrikasi
Pembuata Mesin
O-27 2 0,01 2 2,02 2,12 0,189 1
n Lobang Jahit
009 Perakitan
Mesin
O-15 Merakit 3 0 3 3 3,16 0,188 1
Jahit
010 Perakitan
Mesin
O-16 Merakit 3 0 3 3 3,16 0,188 1
Jahit
011 Perakitan
Mesin
O-19 Merakit 4 0 4 4 4,21 0,187 1
Jahit
012 Perakitan
Mesin
O-22 Merakit 4 0 4 4 4,21 0,187 1
Jahit
013 Perakitan
Mesin 2,4 0 2,4 2,4 2,52 0,188 1
O-24 Merakit
Jahit
014 Perakitan
O-25 Merakit Mesin 6 0 6 6 6,31 0,187 1

18
Jahit
015 Perakitan
Mesin 3 0 3 3 3,15 0,187 1
O-28 Merakit
Jahit
Tabel 1.1 Tabel Routing Sheet

19
8. Multi Product Process Chart (MPPC)
(MPPC) merupakan suatu peta yang digunakan untuk menganalisa aliran
barang dalam pabrik yang sudah ada maupun untuk perencanaan pabrik baru
dan mempunyai keterkaitan dengan peta proses operasi. Fungsi dari peta ini
yaitu untuk menunjukan keterkaitan produksi antar komponen atau antar produk
mandiri, bahan, bagian, pekerjan, atau kegiatan. Tujuan dari pembuatan multi
product process chart (MPPC) yaitu untuk dapat memahami aliran proses
produksi suatu produk secara keseluruhan beserta dengan total waktu
pengoperasian mesin yang digunakan.

Deskripsi Fabrikasi Perakitan Jumlah Mesin

Peralatan 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 Teoritis Aktual

Receiving - -

O- O- O- O- O- O- O- O-
Mesin Fabrikasi 0,827 1
1 2 3 4 5 6 7 26
0,153 0,152 0,153 0,153 0,153 0,031 0,155 0,032

O- O- O- O- O- O- O-
Mesin Potong 1,159 2
8 9 11 12 13 14 15
0,191 0,189 0,191 0,191 0,191 0,009 0,197

O- O- O- O-
Mesin Jahit 0,774 1
17 20 23 27
0,197 0,197 0,191 0,189

O- O-
Mesin obras 0,392 1
18 21
0,196 0,196

O- O- O- O- O- O- O-
Meja Perakitan 1,312 2
15 16 19 22 24 25 28
0,188 0,188 0,187 0,187 0,188 0,187 0,187

Penyimpanan - -

Gambar 1.8 Multi Product Process Chart (MPPC)


Berdasarkan hasil routing sheet pada diatas, dapat dilihat bahwa jumlah mesin
yang digunakan setiap komponen berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan
dipengaruhi oleh produksi mesin per jam dan persentase scrap. Semakin besar
jumlah produksi mesin per jam maka jumlah mesin yang dibutuhkan cenderung kecil
dan sebaliknya. Perhitungan jumlah mesin yang digunakan juga dipengaruhi oleh
efisiensi mesin dan reabilitas. Efisiensi mesin merupakan tingkat pemanfaatan mesin

20
dalam melakukan suatu proses produksi. Nilai efisiensi mesin sebesar 95%
menunjukkan mesin dapat digunakan selama 95% dari waktu bekerja sedangkan
sisanya sebesat 5% dari waktu bekerja digunakan untuk waktu set up mesin maupun
maintenance. Sedangkan reabilitas merupakan peluang sebuah komponen (mesin),
melakukan fungsinya dengan baik, dalam kurun waktu dan operasi tertentu. Jumlah
mesin aktual pada routing sheet tidak dapat digunakan secara langsung dalam
perancangan tata letak fasilitas mesin dikarenakan jumlah-jumlah tersebut masih
dalam setiap komponen dan belum dikelompokkan dalam mesin yang sama. Maka
dari itu diperlukan multi product process chart (MPPC).

9. Analisa
Nama objek yang diproduksi adalah baju kemeja, komponen-komponen
utama yang diperlukan untuk membuat baju kemeja yaitu badan bagian belakang
sebanyak 1 unit, badan depan bagian kanan sebanyak 1 unit, badan depan bagian kiri
1 unit, bagian kerah sebanyak 1 unit, tangan bagian kanan sebanyak 1 unit, tangan
bagian kiri sebanyak 1 unit, kantong baju sebanyak 2 unit, dan kancing untuk
kemeja. Selain kuantitas setiap komponen, dapat diketahui pula ukuran yang diterima
dan ukuran dipakai setiap komponen. Proses yang dialami oleh setiap komponen
yaitu mengukur, memotong, menjahit, membuat lobang kancing, dan merakit.
Berdasarkan peta proses operasi terdapat 29 operasi dalam membuat lemari
dengan waktu total produksi adalah sebesar 290 menit. Mesin-mesin yang digunakan
yaitu meja fabrikasi untuk proses mengukur, mesin potong untuk proses memotong,
mesin jahit untuk menjahit, mesin obras untuk jahit pinggir atau tepi kemeja agar
tidak terurai, meja assembling atau perakitan untuk proses merakit. Berdasarkan
multi product process chart (MPPC), jumlah total mesin yang digunakan adalah 7
unit dengan rincian 1 meja fabrikasi, 2 mesin potong, 1 mesin jahit, 1 mesin obras,
dan 2 meja perakitan. Mesin potong memiliki kuantitas paling besar dibandingkan
dengan mesin yang lain, hal tersebut disebabkan karena pada routing sheet jumlah
produksi mesin tidak cukup banyak dan scrap yang dihasilkan cukup banyak
sehingga akan mempengaruhi jumlah mesin teoritisnya.

21
Perbedaan yang jelas antara routing sheet dan multi product process chart
(MPPC) yaitu penentuan jumlah mesin aktual. Pada multi product process chart
(MPPC) penentuan jumlah mesin dikelompokkan berdasarkan kesamaan dalam
mesin yang digunakan. Sehingga teknik yang digunakan dalam perancangan tata
letak fasilitas adalah process layout.

22

Anda mungkin juga menyukai