Anda di halaman 1dari 5

ADMINISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU

Administrasi sebagai seni adalah merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara
kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat
memberi peranan yang diharapkan, Kaitannya dengan adminisrasi berarti bagaimana
menerapkan knowledge (science) dengan menggunakan kemahiran, ketrampilan, pengalaman
yang dilakukan oleh para administrator/manajer (top, middle, lower level) dalam suatu kegiatan
kerjasama dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban
manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan
ciptanya/ akal pikirannya, rasanya/ seninya, karsanya/kehendaknya, dan adanya kerja sama
antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam kehidupan
bersama/ bermasyarakat.

Oleh karena itu administrasi sebagai suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru,
karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana
sudah terdapat administrasi, yaitu administrasi dalam praktek.
Herbert A. Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerja-sama
untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara
mereka, di sana telah terdapat administrasi.

Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan pe iode sejarah,
manusia telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang kita kenal, dan
telah menerapkan dalam bidang pemerintahan, perdagangan, perhubungan, pengangkutan dan
sebagainya, misalnya terlihat pada zaman Pemerintshan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan
Sriwijaya (di Indonesia), zaman pemerintahan Kera~jaan Mesir kuno, zaman Pemerintahan
Kerajaan Tiongkok kuno dan sebagainya.

Bukti-bukti peninggalan pada zaman tersebut berupa hasil kebudayaan yang sekarang masih
dikagumi orang, yaitu candi Borobudur, candi Kalasan (Indonesia). Piramid dari Mesir dan Pagar
Tembok Raksasa dari Tiongkok, dan lain-lain. Berakhirnya perkembangan administresi sebagai
seni ditandai oleh lahirnya "Gerakan Managemen IImiah" yang dipelopori oleh Frederick W.
Taylor dari Amerika Serikat dan Henry Fayol dari Perancis, pada akhir abad XIX, dan disini
terdapat dua hal yang perlu dicatat, yaitu :

1. Berakhirnya status administrasi sebagai seni semata-mata dan lahirnya administarsi dan
managemen sebagai ilmu pengetahuan (disiplin baru).
2. Berakhirnya periode prasejarah dan periode sejarah manusia dalam perken bangan
administrasi dan managemer. dan tibanya periode "zaman modern' yang di.mulai sejak
berakhirnya abad yang lalu dan terus berkembang sampai sekarang dalam abad XX ini.
administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang
akhirnya tidak ada. Kedua, administrasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yaitu:

1) Adanya dua manusia atau lebih


2) Adanya tujuan yang hendak dicapai
3) Adanya tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan 9
4) Adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan tugas-tugas itu.

Jadi administrasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya permulaan dari suatu
kegiatan sedang kapan berakhirnya kegiatan itu sendiri tidak diketahui. Administrasi sebagai
proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama-sama
dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai "seni" merupakan suatu
social phenomenon.

Administrasi sebagai ilmu merupakan serangkaian pengetahuan (knowledge) yang disusun


secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah (scienctific methods, research) dan
dapat dikontrol (diuji) kebenarannya. Secara filosofis administrasi dapat dilihat dari dimensi :
Ontologis (ruang lingkup dan objek kajian), epistemologis (metodologis), dan aksiologis
(aplikatif).

Administrasi sebagai ilmu melalui perjuangan yang cukup lama dan diawali dengan praktek,
ingat penyelidikan yang dilakukan oleh F.W. Taylor dan Henri Fayol yang kemudian melahirkan
teori-teori yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan efesiensi perusahaan. Kemudian
perkembangan selanjutnya, administrasi tergolong sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat-
syarat ilmu pengetahuan.

Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah :


(1) tersusun secara sistematis,
(2) obyektif-rasionil sehingga dapt dipelajari,
(3) menggunakan metode ilmiah,
(4) mempunyai prinsip-prinsip tertentu,
(5) dapat dijadikan teori.

Semua syarat-syarat tersebut telah dipenuhi oleh Administrasi, seperti sistematika dapat dilihat
dari segi unsur-unsurnya, obyek permasalahannya yaitu soal-soal kegiatan manusia dalam
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, hal ini dapat ditelaah secara
obyektif dan rasionil. Sedangkan mengenai metode penyelidikannya meliputi pengamatan,
percobaan dan analisis. Dan prinsip-prinsipnya ialah dari segi efesiensi.

Sebagaimana dikemukakan pada uraian dimuka, bahwa gerakan manajemen ilmiah yang
dipelopori F.W. Taylor tahun 1886 menandai berakhirnya status administrasi dan manajemen
sebagai seni semata-mata, dan mulai berdwistatus, yaitu disamping sebagai seni juga sebagai
ilmu.
Istilah “seni” atau art ini berasal dari bahasa Latin yang berarti “skill” atau keahlian, kemahiran
yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu. Dengan demikian, administrasi dan
manajemen yang dianggap seni adalah keahlian atau kemampuan kerja untuk mencapai
sesuatu hasil yang diinginkan atau dengan kata lain administrasi dan manajemen ditinjau dari
segi praktisnya.
The Liang Gie dalam buku Kamus Administrasi menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut :
Pengertian seni Administrasi biasanya dilawankan denga ilmu Administrasi (The Scienc of
Administration). Di sini, seni administrasi diartikan sebagai penggunaan kemahiran, kecerdikan,
pengalaman, firasat dan penerapan pengetahuan secara sistematis yang dilakukan oleh seorang
pejabat pimpinan dalam suatu usaha kerja sama sehingga tujuan usaha itu tercapai.

Selanjutnya sebagai bukti administrasi sebagai ilmu pengetahuan ialah adanya lembaga-
lembaga pendidikan yang membina ilmu administrasi ini. Seperti AIA (Akademi Ilmu
Administrasi), STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara), Jurusan Administrasi Niaga/Negara
dari perguruan tinggi baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Disamping itu sebagai bukti pula beberapa sarjana yang berpendapat bahwa Administrasi
sebagai ilmu diantaranya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Luther Gullick, beliau mengatakan bahwa Administrasi berkenaan dengan terciptanya tujuan
yang telah ditentukan. Jadi ilmu Administrasi adalah system pengetahuan, dengan pengetahuan
tersebut manusia dapat mngerti hubungan-hubungan, meramalkan akibat-akibat dengan
mempengaruhi hasil-hasil pada suatu keadaan di mana orang-orang secara teratur bekerja
sama untuk tujuan bersama. Dalam ilmu Administrasi, baik Administrasi negara, Administrasi
swasta hal baik menjadi asasnya ialah efisiensi. Tujuan pokok lmu Administrasi adalah
terselenggaranya pekerjaan dengan penggunaan tenaga manusia dan benda yang sedikit-
dikitnya.
Siagian (1977) mengemukakan pula bahwa, ilmu pengetahuan didefenisikan sebagai suatu
obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus melalui percobaan-percobaan
yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil dan
rumus-rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari.
Administrasi adalah suatu obyek ilmiah, yang telah memiliki prinsip-prinsip, rumus-rumus,
dalil-dalil sehingga ia merupakan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi harus diingat bahwa ilmu Administrasi yang tergolong kedalam ilmu-
ilmu sosial mempunyai karakterstik yang berbeda dengan karateristik ilmu-ilmu eksakta. Ilmu-
ilmu eksakta mempunyai karateristik utama, yaitu bahwa keseluruhan prinsip-prinsip, rumus-
rumus dan dalil-dalilnya berlaku universal dan dapat diterapkan melalui proses adopsi karena
prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalil tersebut tidak mengenal batas waktu dan tempat.
Dimanapun, bilamanapun dan oleh siapapun diterapkan pasti mendatangkan hasil yang sama.
Misalnya, jumlah sudut suatu segi tiga berjumlah 180 derajat.
Sebaliknya, ilmu-ilmu sosial memang juga mempunyai prinsip-prinsip, rumus-rumus
dan dalil-dalil yang bersifat universal. Akan tetapi didalam penerapannya harus di sesuaikan
dengan kondisi, tempat, waktu, dan manusia agar memberikan hasil yang diharapkan. Satu-
satunya rumus yang sungguh-sungguh berlaku bagi ilmu-ilmu sosial ialah : Dalam ilmu-ilmu
sosial satu-satunya kepastian adalah ketidakpastian. Memperhitungkan faktor keadaan,
tempat, waktu, dan manusia dan ilmu Administrasi disebut memperhitungkan faktor-faktor
ekologis ( lingkungan ).
Dengan demikian jelas sekali bahwa Administrasi disamping sebagai seni, juga
sebagai ilmu. Hal ini diakui oleh Siagian di mana beliau mengemukakan sebagai berikut : “
Administrasi sekarang ini dikenal sebagai Artistic Science karena didalam penerapannya seninya
masih tetap memegang peranan yang menentukan, sebaliknya seni Administrasi dikenal
sebagai suatu Scientific Art, karena seni itu sudah didasarkan atas sekelompok prinsip-prinsip
yang telah teruji kebenarannya “

Anda mungkin juga menyukai