Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 2089-6549

BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)

Oleh: Herlina

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak
Paparan ini merupakan hasil kajian dari berbagai sumber yang
membahas tentang konsep dasar bibliotherapy dimulai dari sejarah,
pengertian, nilai-nilai, keterbatasan dan menjelaskan prinsip-prinsip
bibliotherapy, dan strategi pelaksanaan bibliotherapy yang tepat sesuai
sasaran dan jenis gangguan yang dihadapi. Hasil kajian ini sangat
berguna bagi pustakawan, psikolog, dan guru yang berminat
mempelajari tentang bagaimana buku dapat dijadikan alat terapi bagi
user/ klien/ peserta didik yang memiliki gangguan psikologis.

Kata Kunci: bibliotherapy, terapi buku.

Abstract
This account derives from various resources on basic concepts of bibliotherapy
including its history, understanding, values, and limitations. Study on the
basic concepts results in some explanation about the principles of bibliotherapy,
the strategies of conducting bibliotherapy with accuracy based on the aim and
its kind of problem faced. Results of the study will be beneficial for librarians,
psychologists, and teachers who are interested in learning about how books
serve as a tool needed by users, clients, or learners at large who have
psychological troubles.

Kata Kunci: bibliotherapy, book therapy.

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

A. Pendahuluan Selama berabad-abad

P
enggunaan buku untuk buku telah menjadi “terapis
tujuan treatment bisu” bagi begitu banyak orang.
memperoleh perhatian Melalui buku, pembaca dapat
khusus dan luas pasca Perang sepenuhnya memasuki peran
Dunia I dan II. Dengan baru; mereka seolah-olah
banyaknya tentara yang kembali mengalami sendiri contoh-
dari perang dengan gangguan contoh kehidupan dan gaya
atau simtom pasca trauma, hidup. Fiksi yang baik dapat
bibliotherapy dipandang sebagai memberikan klien model-model
treatment yang efektif dari sisi yang dapat membantunya
biaya. Sejak itulah penggunaan mengatasi masalah yang
bibliotherapy meluas dan saat ini dihadapinya. Nonfiksi yang
digunakan dalam profesi bermutu, terutama buku-buku
“membantu”, pada setiap bantu diri (self-help book) dapat
kelompok usia pada berbagai memberikan klien pengaruh
populasi. Bibliotherapy nyata dan saran yang
digunakan oleh konselor sekolah membantunya mengatasi
(Gladding, 2005), pekerja sosial masalah yang dihadapinya.
(Pardeck, 1998), perawat Saat terapis menggunakan
kesehatan mental (Frankas & fiksi dalam bibliotherapy, klien
Yorker, 1993), guru (Kramer & membaca tentang karakter
Smith, 1998), dan pustakawan (tokoh) yang menghadapi
(Bernstein, 1989). masalah yang mirip dengan
Bibliotherapy digunakan masalah yang ia hadapi, lalu ia
untuk mengatasi berbagai isu mengidentifikasikan dirinya
dan permasalahan. Banyak yang dengan karakter tersebut, dan
menggunakan buku dalam dengan demikian ia memperoleh
program pendidikan karakter kesadaran dan pemahaman
(Kilpatrick, Wolfe, & Wolfe, tentang motivasi, perasaan, dan
1994), sedangkan yang lain pikirannya (Griffin, 1984).
menggunakan untuk kesulitan Dengan membaca tentang
yang lebih spesifik, seperti konflik-konflik yang dialami
kematian dan keadaan karakter, kognisi, dan reaksi
menjelang kematian (Todahl, emosionalnya, klien memperoleh
Smith,Barnes, & Pereira, 1998), insight (pemahaman yang
dan perceraian (Kramer & Smith, timbul dengan cepat) tentang
1998). suatu situasi masalah (Pardeck &
Pardeck, 1983).

188 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

Bibliotherapy merupakan tannya (Pardeck & Pardeck,


teknik yang sangat bagus untuk 1984).
merangsang munculnya diskusi
tentang suatu masalah yang B. Sejarah Bibliotherapy
mungkin tidak didiskusikan Selama berabad-abad, buku
karena adanya rasa takut, telah digunakan sebagai sumberdaya
bersalah, dan malu (Mc Kinney, untuk membantu orang mengatasi
1997). Membaca tentang sebuah masalahnya. Sebagai contoh, pada
karakter dalam fiksi yang masa Thebes kuno, perpustakaan
mengatasi masalah yang mirip digambarkan sebagai “The Healing
dengan masalah yang Place of The Soul”, tempat
dihadapinya menjadikan klien penyembuhan jiwa. Masyarakat
terbantu mengungkapkan secara Thebes kuno menghargai buku
lisan perasaannya tentang sebagai sebuah sumber untuk
masalah yang ia hadapi kepada meningkatkan kualitas kehidupan.
terapis. Schrank dan Engels (1981)
Bibliotherapy dapat menyatakan bahwa praktik
membantu klien mengatasi dan bibliotherapy dapat ditelusuri
mengubah masalah yang sedang sampai masa Thebes kuno dan
dihadapinya manakala ia kemudian digunakan sebagai
membaca tentang orang lain sumber bantuan untuk pengajaran
yang berhasil mengatasi masalah dan penyembuhan.
seperti yang ia hadapi. Sebagai Beberapa buku sekolah
contoh, seseorang yang memiliki permulaan di Amerika seperti New
hambatan fisik dapat membaca England Primer dan Mc Guffy
tentang karakter yang berhasil Readers digunakan tidak hanya
mengatasi masalah yang untuk tujuan mengajar anak-anak
berkaitan dengan hambatan namun juga membantu mereka
fisiknya. Orang-orang yang mengembangkan karakter dan nilai
memiliki hambatan/kelemahan (value) positif, dan untuk
dapat belajar bahwa banyak meningkatkan penyesuaian pribadi
orang yang berhasil mengatasi (Spache, 1974). Para pendidik saat
masalah yang sama, sebelumnya ini, termasuk banyak klinisi,
memiliki kemiripan tentang menyadari bahwa bibliotherapy
perasaan tidak mampu dan dapat memainkan peran positif
gagal, dan belum menemukan dalam membantu orang mengatasi
cara untuk berhasil dan masalah penyesuaian pribadi,
mengembangkan kesadaran diri termasuk masalah kehidupan sehari-
tentangketidakmampuan/hamba hari.

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

Bibliotherapy baru contoh, orangtua atau guru dapat


belakangan ini mendapat pengakuan berhasil menggunakan bibliotherapy
sebagai sebuah pendekatan untuk membantu anak mengatasi
treatment. Perkembangan ini terjadi masalah yang berhubungan dengan
pada sekitar awal abad 20. Dua perkembangan dan penyesuaian
orang pendukung awal pribadi.
bibliotherapy pada abad 20 adalah Pada tahun 1960-an,
Dr. Karl dan Dr. William Menninger. Hannigan dan Henderson (1963)
Sejumlah artikel muncul dalam melakukan penelitian ekstensif
literatur profesional pada tahun tentang dampak bibliotherapy
1940-an; artikel-artikel ini seringkali terhadap kedekatan remaja
memfokuskan pada validitas penyalahguna obat-obatan dengan
psikologis dari teknik treatment baru pembebasan bersyarat. Penelitian
ini (bibliotherapy) (Bernstein, 1983). mereka terdiri atas beberapa upaya
Selama tahun 1950-an beberapa awal untuk menguji keefektifan
pemikiran yang berkaitan dengan bibliotherapy sebagai alat treatment.
bibliotherapy dibuat oleh Shrodes Sejak tahun 1960-an, telah dilakukan
(1949), yang menguji status seni ini sejumlah studi tentang keefektifan
yang sangat mempengaruhi bibliotherapy dalam membantu
pandangan filosofi. Definisi awal orang mengatasi masalah emosional
dari Shrodes (1949) tentang dan penyesuaian. Walaupun
bibliotherapy “as a process of ditemukan bahwa bibliotherapy
dynamic interaction between the merupakan alat klinis yang efektif,
personality of the reader and namun kritik terhadap bibliotherapy
literature under the guidance of a terus meningkat (Craighead, Mc
trained helper” (proses dari interaksi Namara, & Horan, 1984).
dinamis antara kepribadian pembaca
dengan literatur yang mendasari C. Pengertian Bibliotherapy
bimbingan dari helper terlatih) terus Istilah bibliotherapy terbentuk
mempengaruhi lapangan ini pada dari dua kata: biblio, berasal dari
masa sekarang. Pada masa kini, bahasa Yunani, biblus (buku), dan
Pardeck dan Pardeck (1989) therapy, menunjuk pada bantuan
berpendapat bahwa bibliotherapy psikologis. Secara sederhana,
tidak harus merupakan proses yang bibliotherapy didefinisikan sebagai
perlu diarahkan oleh terapis terlatih. penggunaan buku untuk membantu
Sebagaimana kemudian dinyatakan orang mengatasi masalahnya.
dalam bukunya, bibliotherapy dapat Bibliotherapy telah dikenal
dilakukan oleh individu yang tidak dengan banyak nama, misalnya
dilatih sebagai terapis. Sebagai biblocounseling, biblioeducation,

190 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

bibliopsychology, library dalam treatment bagi orang-orang


therapeutic, biblioprophylaxis, yang mengalami masalah emosional
tutorial group therapy, dan atau sakit mental. Bibliotherapy
literatherapy (Rubin, 1978). Webster sering digunakan dalam kerja
(1981) mendefinisikan bibliotherapy kelompok sosial dan terapi
sebagai “guidance in the solution of kelompok dan dilaporkan efektif
personal problems through directed bagi semua orang dari berbagai
reading.” Berry (1978) kelompok usia, baik bagi pasien
mendefinisikan bibliotherapy rawat inap maupun rawat jalan, juga
sebagai "a family of techniques for efektif bagi orang-orang sehat yang
structuring an interaction between a ingin berbagi literatur yang berguna
facilitator and a participant...based bagi pertumbuhan dan
on mutual sharing of literature”. perkembangan pribadi.
Lebih dari beberapa tahun lalu Tujuan utama bibliotherapy
bibliotherapy telah digunakan oleh adalah: a) memberikan informasi
berbagai profesional pemberi tentang masalah, b) memberikan
bantuan seperti konselor, psikolog, insight tentang masalah, c)
psikiater, dan pendidik. Kemudian menstimulasi diskusi tentang
para pekerja sosial juga mulai masalah, d) mengkomunikasikan
menggunakan bibliotherapy dalam nilai-nilai dan sikap-sikap baru, e)
praktek klinis. (Pardeck & Pardeck, menciptakan suatu kesadaran
1987). Dictionary of Social Work (awareness) bahwa orang lain
karangan Barker mengemukakan berhasil mengatasi masalah yang
definisi komprehensif dari mirip, dan f) memberikan solusi atas
bibliotherapy, yaitu: permasalahan (Baruth & Burggraf,
The use of literature and poetry in 1984; Griffin, 1984; dan Pardeck &
the treatment of people with Pardeck, 1984).
emotional problems or mental Banyak informasi dapat
illness. Bibliotherapy is often used in diperoleh melalui kegiatan membaca
social group works and group bersama dan membaca buku yang
therapy and is reported to be ditugaskan. Bibliotherapy membuat
effective with people of all ages, with seseorang dapat mempelajari fakta-
people in institutions as well as fakta baru, cara berbeda dalam
outpatients, and with healthy people memandang/mendekati masalah,
who wish to share literature as a dan pilihan cara memikirkan
means of personal growth and masalah (Griffin, 1984). Karena
development.” (Barker, 1987: 15) pengetahuan atau pengalaman
Artinya, bibliotherapy adalah pribadi sebagian besar klien tentang
penggunaan literatur dan puisi masalah yang mereka hadapi

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

terbatas, bibliotherapy dapat Bibliotherapy juga dapat


memberikan insight yang digunakan untuk membantu
bermanfaat bagi klien untuk individu meningkatkan hubungan
mengatasi masalah-masalah interpersonal. Sebagai contoh, jika
tersebut. klien memiliki masalah dalam
hubungan dengan keluarga atau
D. Nilai Bibliotherapy peer, bibliotherapy dapat membantu
Praktisi yang bekerja dengan klien mengembangkan toleransi dan
klien yang mengalami masalah pemahaman terhadap orang lain dan
melihat nilai besar dari merumuskan pendekatan yang lebih
bibliotherapy. Secara khusus, objektif untuk mengatasi masalah.
bibliotherapy dapat membantu klien Setelah membaca bagaimana
mendapatkan insight tentang keluarga lain mengatasi masalah,
masalah, memberikan klien teknik individu dapat sampai pada solusi
relaksasi dan diversi, dan membantu untuk mengatasi masalah keluarga.
klien fokus pada hal-hal di luar Insight penting terhadap masalah ini
dirinya sendiri. Walaupun salah satu dapat membawa pada eksplorasi
kritik utama terhadap bibliotherapy solusi dengan bantuan dari praktisi
adalah bahwa bibliotherapy bukan (Pardeck, 1990).
ilmu eksakta, namun banyak praktisi Bibliotherapy merupakan alat
menemukan bahwa bibliotherapy yang sangat baik untuk membantu
merupakan alat treatment yang klien mengatasi hambatan fisik atau
efektif. Yang perlu dicatat adalah emosional. Melalui membaca tentang
bahwa hampir seluruh terapi hambatan (disability) dan perolehan
bantuan jauh dari eksak, termasuk insight tentang bagaimana karakter
bibliotherapy. Bibliotherapy bisa jadi (tokoh) dalam buku mengatasi
lebih kompleks daripada terapi lain masalah yang mirip, klien dapat
karena seseorang harus terampil mengatasi masalah yang berkaitan
baik dalam memilih literatur yang dengan hambatan (disability)-nya.
sejalan dengan masalah yang Bibliotherapy juga dipandang
dihadapi klien maupun mengetahui sebagai alat preventif. Sebagai
bagaimana menggunakan literatur contoh, remaja dengan perilaku
tersebut sebagai media terapeutik berlebihan dapat memperoleh
(Pardeck, 1990). Jika seseorang insight melalui literatur tentang
berhasil menyatukan tahap-tahap perilakunya dan menemukan solusi
ini, bibliotherapy dapat terbukti untuk mencegah masalah di masa
sebagai pendekatan treatment yang mendatang. Individu dapat
sangat berharga. membaca tentang krisis
perkembangan yang terjadi dan

192 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

merumuskan strategi untuk dinyatakan bahwa bibliotherapy


mengatasinya. Remaja seringkali berhasil dilakukan terhadap
menaruh perhatian yang besar kelompok bukan pembaca melalui
terhadap seksualitas manusia; buku bicara (talking book) maupun
literatur dapat membantunya pendekatan inovatif lainnya.
mengatasi masalah dan isu yang Bibliotherapy paling efektif bagi
berkaitan dengan seksualitas. anak dan remaja yang memiliki
kebiasaan membaca. Penting untuk
E. Keterbatasan Bibliotherapy diperhatikan orang yang membantu
Sebagaimana juga dengan harus mengetahui klien dengan
sebagian besar pendekatan sebaik mungkin untuk menilai
terapeutik, terdapat keterbatasan tingkat membaca dan minat klien.
dan hal-hal yang harus diwaspadai Jika klien dan helper tidak cocok
saat menggunakan bibliotherapy. (match), material bacaan bisa
Keterbatasan bibliotherapy yang menyebabkan klien frustrasi
paling utama adalah bibliotherapy (Pardeck & Pardeck, 1984).
seharusnya tidak digunakan sebagai Ketiga, klien mungkin
pendekatan tunggal terhadap mengintelektualisasikan masalah
treatment; bibliotherapy lebih saat membacanya. Klien bisa gagal
sebagai tambahan terhadap mengidentifikasi diri dengan
treatment (Pardeck & Pardeck, 1984, karakter dalam cerita, yang
1986). kemudian memunculkan bentuk
Sebagai sebuah seni, proyeksi untuk meredakan klien
bibliotherapy memiliki sejumlah dari tanggungjawab mengatasi
keterbatasan sebagai berikut. masalah (Pardeck & Pardeck, 1984).
Pertama, campuraduknya Anak-anak dengan usia lebih muda
dukungan empiris bagi juga masih terbatas dalam
bibliotherapy yang dilakukan perkembangan kognitif, sehingga
melalui fiksi, namun bukti bibliotherapy mungkin kurang tepat.
memberikan kesan bahwa nonfiksi, Keempat, berbahaya
khususnya buku-buku bantu diri mengandalkan terlalu banyak hal
(self-help book) dinilai memiliki pada buku (Bernstein, 1983).
dukungan ilmiah dalam Bibliotherapy tidak dapat mengatasi
bibliotherapy. seluruh masalah, bahkan mungkin
Kedua, banyak orang yang meningkatkan rasa takut, defense,
bukan pecandu membaca; hal ini dan meningkatkan rasionalisasi atas
berarti bibliotherapy memiliki perubahan. Seseorang harus benar-
dampak yang terbatas pada benar mengingat bahwa
kelompok orang ini. Namun

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

bibliotherapy bukanlah pengobatan diaplikasikan terhadap masalah,


ajaib untuk semua masalah. namun tidak harus identik.
Kelima, kemungkinan bahwa 4. Kemampuan membaca klien
hubungan dengan orang yang harus diketahui dan dijadikan
membantu bisa menyebabkan pengarah dalam memilih material
teratasinya masalah perlu bacaan yang akan digunakan. Jika
dipertimbangkan (Zaccaria & Moses, klien tidak dapat atau kurang
1968). Sebagaimana pada cara mampu membaca, perlu dilakukan
terapeutik lainnya, perlu dimonitor membaca nyaring atau
dengan asesmen yang teliti tentang menggunakan material audiovisual.
efek dari hubungan terapeutik 5. Kondisi emosional dan usia
terhadap masalah klien versus kronologis klien harus diperhatikan
dampak bibliotherapy terhadap dan direfleksikan dalam tingkat
masalah klien (Pardeck, 1990). kesulitan material bacaan terpilih.
Dengan memperhatikan 6. Sebagaimana dikatakan oleh
keterbatasan-keterbatasan tersebut, Zaccaria & Moses (1968), minat
praktisi maupun orang yang membaca, baik individu maupun
membantu akan dapat menjadikan umum merupakan pengarah dalam
bibliotherapy sebagai pendekatan seleksi:
kreatif untuk mengatasi masalah, Minat baca anak-anak dan remaja
tidak hanya pada orang dewasa mengikuti tahapan yang dapat
namun juga pada anak-anak. diprediksi.
• Dari usia 2/3 tahun sampai 6/7
F. Prinsip-prinsip Biblioterapy tahun anak senang mendengarkan
Pardeck & Pardeck (1984, cerita tentang kejadian-kejadian
1986) dan Rubin (1978) menguraikan seputar keluarga.
prinsip-prinsip utama bibliotherapy • 6/7 sampai 10/11 tahun,
sebagai berikut. terdapat peningkatan minat
1. Orang yang membantu harus terhadap cerita-cerita fantasi.
menggunakan material bacaan yang • Remaja melalui beberapa
dikenalnya. tahapan membaca. Remaja awal (12-
2. Orang yang membantu harus 15 tahun) cenderung tertarik pada
menyadari panjang material bacaan. cerita binatang, petualangan, misteri,
Hindari material yang kompleks kisah supernatural, olahraga. Remaja
dengan detail dan situasi yang tidak pertengahan (15-18 tahun) minat
ada hubungannya. membaca berubah terhadap topik
3. Pertimbangkan masalah klien; seperti kisah perang, roman, dan
material bacaan harus dapat cerita kehidupan remaja. Minat
membaca pada usia remaja akhir (18-

194 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

21 tahun) cenderung terarah pada kognitif, melainkan lebih untuk


cerita yang berkaitan dengan nila- membuka material-material yang
niali pribadi, makna sosial, direpres (ditekan ke alam bawah
pengalaman manusia yang asing dan sadar) dan tidak disadari, maka
tidak biasa, dan transisi terhadap kehadiran terapis menjadi sangat
kehidupan usia dewasa. penting. Kompleksitas tak terbatas
7. Material bacaan yang yang merupakan kelebihan dari
mengekspresikan perasaan atau bibliotherapy afektif bisa jadi
mood yang sama dengan klien berlebihan, mengancam, dan
seringkali merupakan pilihan yang memprovokasi terjadinya kecemasan
baik. Prinsip ini disebut sebagai (anxiety). Selain itu, buku juga bisa
“isoprinciple”, istilah yang berasal menjadi model dari perilaku yang
dari teknik terapi musik dan biasa tidak diinginkan. Akhirnya,
digunakan dalam terapi puisi. informasi yang diberikan kepada
8. Material audiovisual harus pembaca juga bisa jadi
dipertimbangkan dalam treatment disalahartikan,
jika tidak tersedia material bacaan. disalahinterpretasikan, dan bahkan
menyimpang, terutama saat anak
G. Peran Penting Terapis dalam dan remaja serta populasi beresiko
Bibliotherapy tinggi terlibat.
Proses identifikasi terhadap Sebagai contoh, kita
karakter bacaan, yang diikuti dengan membacakan puisi kepada
pengalaman katarsis , insight, dan kelompok anak yang menderita
tindakan bisa terjadi dalam karena kehilangan. Dalam puisi ini,
kehidupan sehari-hari tanpa terapi. karakter dihadapkan pada dilema
Bennet (1998) menyatakan ada dua antara harus gembira dengan situasi
hal baik yang diberikan oleh cerita dimana anak diharapkan berduka
yaitu kode kejujuran dan contoh cita. Anak merasa malu dan bersalah
yang baik. Buku memberikan karena melupakan ayahnya.
kesempatan untuk membuat Beberapa anak mungkin
keputusan dan perbandingan moral, menidentifikasi diri dengan karakter
dan membantu anak memilah antara dan menyimpulkan bahwa dirinya
benar dan salah. Buku juga seharusnya tidak melupakan dan
memberikan model untuk tidak pernah bahagia. Tentu saja
identifikasi. Identifikasi dengan bukan hal seperti ini yang kita
model yang positif merupakan tahap harapkan. Kita berharap bahwa pada
penting dalam perkembangan anak. tahap awal kedukacitaan, orang
Namun, karena prosesnya merasa bahwa dirinya tidak akan
tidak hanya berkaitan dengan belajar pernah mampu kembali ke

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

kehidupan normal. Hal ini korektif, yang memungkinkan


merupakan perasaan yang normal terjadinya pengalaman katartik dan
yang akan pudar seiring dengan refleksi dari pengalaman tersebut.
berjalannya waktu. Kita juga Intervensi terapis dalam
berharap mereka akan tahu bahwa interaksi antara partisipan dengan
sesekali merasa bahagia bukanlah literatur sangat penting terutama
sebuah kesalahan, dan merasakan bila bekerja dengan anak dan remaja.
kegembiraan bukan berarti bahwa Sebagaimana dalam terapi lain,
mereka melupakan orang yang konselor bertanggung jawab atas
dicintai. Selain itu, jika orangtua si iklim yang aman dari proses
anak meninggal, kita ingin bibliotherapy, dan harus yakin
mengatakan kepada si anak bahwa bahwa literatur benar-benar
orangtuanya ingin melihat anaknya dipahami dan tidak menyimpang
gembira. Kita juga ingin melalui pengalaman pribadi
mengklarifikasi kepada anak bahwa pembaca berusia muda. Terapis juga
orang-orang di sekitarnya tidak harus mempertahankan rasa ingin
menginginkan si anak terus menerus tahu pembaca terhadap
berduka cita, bahkan jika orang kompleksitas kehidupan dan
menuntut anak untuk terus berduka mendorong partisipan untuk
cita, anak bisa menolaknya. mengatasi dan menantang kejadian-
Inilah peran terapis untuk kejadian dalam kehidupan. Oleh
menumbuhkan proses identifikasi, karena itu, penulis
meredakan emosi dan merekomendasikan untuk
mengekspresikannya, serta menggunakan bibliotherapy sebagai
membantu klien mendiskusikan dan terapi tambahan, dimana ada tiga
memahami emosi-emosi ini dengan hubungan yang dijalin yaitu antara
cara yang tidak menghakimi. literatur, partisipan, dan konselor.
Penerimaan sikap terhadap figure Jarak yang diciptakan oleh literatur
bacaan memberikan pesan penting antara klien dan masalahnya
bagi klien bahwa emosi diterima dan membantu terapis untuk
dipahami. Hal inilah yang membimbing anak mengatasi isu-isu
merupakan terapeutik, yang pada yang menyulitkan dengan lebih
saat bersamaan melegitimasi aman, kurang defensif dan resisten.
perasaan klien. Bila diskusi menjadi
lebih personal (pribadi), terapis juga H. Tahapan Pelaksanaan
mengirimkan pesan langsung Bibliotherapy
tentang penerimaan terhadap klien. Proses bibliotherapeutic
Proses ini membawa pada meliputi suatu seri aktivitas yang
pengalaman emosional yang berbeda yang sangat penting bagi

196 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

penggunaan buku dalam treatment. Faktor terpenting adalah masalah


Proses ini mencakup kesiapan klien yang terjadi pada anak. Anak
dan seleksi buku, kegiatan klien mungkin memiliki sedikit atau
membaca buku, serta aktivitas banyak penyesuaian dan masalah
tindak lanjut. Seluruh aktivitas ini perkembangan. Walaupun tersedia
ditujukan untuk menggerakkan banyak buku untuk berbagai
klien agar melalui tahapan-tahapan masalah, namun tetap sangat
dalam proses bibliotherapeutic yaitu penting untuk diperhatikan bahwa
identifikasi dan proyeksi, katarsis, bila menggunakan fiksi, buku
dan insight. tersebut harus berisi karakter dan
situasi yang dapat dipercaya yang
Kesiapan memberikan harapan realistik bagi
Sebelum melaksanakan anak. Terapis juga harus mengetahui
treatment bibliotherapy, terapis atau minat dan tingkat kemampuan
orang yang membantu pelaksanaan membaca anak.
treatment harus mempertimbangkan Elemen penting lain dari buku
faktor penting yaitu kesiapan anak. adalah bentuk publikasi. Bentuk-
Pemilihan waktu yang tidak tepat bentuk alternatif seperti braille, buku
akan menghambat proses. Pada bicara (kaset), dan buku berukuran
umumnya, anak paling siap besar tersedia untuk anak-anak
memulai bibliotherapy bila telah berkebutuhan khusus. Terapis juga
memiliki syarat-syarat berikut: diharapkan menggunakan edisi
(Zaccaria & Moses, 1968) bersampul tipis sehingga lebih enak
a. Rapport (terjalinnya digunakan oleh anak (Fader &
hubungan baik antara klien dan McNeil, 1968).
terapis) yang memadai,
kepercayaan, dan keyakinan telah Memperkenalkan Buku
ditanamkan oleh terapis kepada Jika anak telah siap mengikuti
anak. proses bibliotherapy dan telah
b. Jika klien merupakan anak dilakukan pemilihan buku, maka
yang lebih tua, anak dan terapis yang perlu diperhatikan terapis
telah membuat kesepakatan tentang adalah bagaimana memasukkan
masalah yang akan di-treatment. buku ke dalam treatment. Sebagian
c. Telah dilakukan eksplorasi besar orang dari profesi
awal dari permasalahan. “membantu” menganggap bahwa
Seleksi Buku yang terbaik adalah menganjurkan
Terapis harus menentukan buku jika bekerja
mempertimbangkan beberapa faktor dengan anak berusia lebih tua;
saat memilih buku untuk treatment. namun sebaliknya jika berhadapan

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

dengan anak yang lebih muda. tahap lebih jauh dari proses
Apapun strategi yang digunakan bibliotherapeutic mungkin untuk
untuk memperkenalkan buku dalam dicapai dengan bantuan dari terapis
treatment, terapis harus benar-benar (Pardeck & Pardeck, 1984).
mengenal baik isi dari buku yang
dipilih. Berikut ini adalah aktivitas
yang dapat digunakan oleh
Strategi Tindak Lanjut terapis/orang yang “membantu”
Zaccaria & Moses (1968) setelah buku dibaca. Strategi tindak
menyimpulkan bahwa terdapat lanjut ini sesuai untuk sebagian
kesepakatan antara berbagai studi besar anak. Beberapa aktivitas tindak
tentang bibliotherapy yaitu bahwa lanjut membutuhkan penataan
kegiatan membaca buku harus (setting) kelompok kecil. Terapis
disertai dengan diskusi dan/atau dapat menggunakan satu atau
konseling. Selama dan setelah beberapa aktivitas. Strategi
membaca buku, anak mungkin mencakup menulis kreatif, aktivitas
mengalami tiga tahapan dari proses seni, diskusi, dan bermain peran
bibliotherapeutic. Dalam kondisi (Pardeck & Pardeck, 1984)
terapeutik tradisional, anak berusia
lebih muda tidak mampu mengalami Menulis Kreatif
katarsis yang membawa pada insight Setelah membaca buku, anak
terhadap masalah. Namun, mengerjakan hal-hal berikut:
bibliotherapy memungkinkan anak a. Mengembangkan sinopsis
berusia lebih muda untuk melihat buku, menggunakan sudut pandang
solusi masalah tanpa verbalisasi karakter lain yang tidak sama
mendalam, konfrontasi, dan dengan karakter dalam buku.
interpretasi – strategi yang seringkali b. Membuat jadual harian untuk
sangat penting untuk keberhasilan karakter yang menjadi identifikasi
treatment. Dengan bimbingan dari diri anak, kemudian
terapis, anak terbantu untuk membandingkannya dengan jadual
mengidentifikasikan diri dengan anak sendiri.
karakter buku yang memiliki c. Menyusun sebuah diary
masalah yang mirip dengan masalah untuk karakter dalam cerita.
dirinya. Melalui proses ini, anak d. Menulis surat dari satu
mulai melihat bagaimana karakter karakter dalam buku untuk karakter
dalam buku ini mengatasi lain, atau dari anak kepada karakter
masalahnya dan kemudian dalam buku.
mengenali pemecahannya (Pardeck, e. Membuat ending yang
1990). Bagi anak berusia lebih tua, berbeda atau berhenti membaca

198 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)


ISSN : 2089-6549

sebelum bab terakhir dan a. Berpartisipasi dalam meja


menciptakan ending sendiri. bundar untuk memutuskan satu
f. Menyusun surat yang karakter dalam buku yang akan
dianggap mungkin dituliskan oleh dibahas.
karakter dalam buku tentang sebuah b. Memainkan peran sebuah
situasi masalah. kejadian dalam cerita, dengan
g. Membuat berita tentang partisipan memainkan peran
sebuah kejadian dalam buku. karakter kunci.
c. Memainkan peran pengadilan
Aktivitas Seni pura-pura berkaitan dengan kejadian
Strategi seni sesuai bagi anak dalamcerita, dimana klien
yang senang dengan aktivitas memainkan peran sebagai
artistik. Setelah membaca buku, anak terdakwa, pengacara, hakim, juri,
diarahkan untuk mengikuti aktivitas dan saksi.
berikut: d. Mendiskusikan titik kekuatan
a. Membuat peta yang dan kelemahan karakter yang
menggambarkan kejadian-kejadian menjadi identifikasi diri anak.
dalam cerita dengan menggunakan Tentu saja orang yang
imajinasi anak yang berbeda dengan membantu harus benar-benar
yang ada dalam buku. mempertimbangkan tingkat
b. Membuat wayang atau model kematangan dan kesukaan anak saat
lilin (clay) dari karakter cerita. memilih aktivitas tindak lanjut.
c. Merekat gambar dan atau Terapis dapat mengadaptasi
menggunting dari majalah untuk aktivitas agar sesuai dengan anak;
menciptakan kolase yang sebagai contoh, anak yang tidak suka
menggambarkan kejadian dalam menulis dapat menggunakan tape
cerita recorder untuk aktivitas menulis
d. Membuat gambar sekuens kreatif. Tergantung pada masalah
(berurutan) dari kejadian penting anak dan tipe buku yang digunakan,
dalam buku. terapis dapat menyarankan beberapa
e. Membuat sebuah mobil yang aktivitas tindak lanjut yang dapat
mewakili kejadian kunci atau dipilih oleh anak.
karakter dalam buku, dengan
menggunakan gambar yang dibuat Daftar Pustaka
sendiri oleh anak atau diambil dari Anderson, C.A., & Bushman, B.J.
majalah. 2002. "Human Aggression",
Diskusi dan Bermain Peran dalam Annual Review
Terapis meminta anak untuk: Psychology, vol.53, p.27-51.

EduLib – Herlina 187


EduLib, Tahun 2, Vol 2, No. 2 November 2012

Berk, L.E. (2003). Child Helmi, A.F., & Soedardjo. (1998).


Development, 6th ed. Boston, "Beberapa Perspektif Perilaku
MA: Allyn & Bacon Agresi", dalam Buletin
Franklin, D.J. (2011). "Depression – Psikologi, Tahun VI No.2,
Information and Treatment". Desember 1998.
Psychology Information Panzarino, P.J. (2011). Depression.
Online. (online). Tersedia: (online). Tersedia:
http://psychologyinfo.com/depr http://www.medicinenet.com/
ession/ (3 maret 2012) depression_overview_pictures_
Hadi, P. (2004). Depresi dan slideshow/article.htm (3 Maret
Solusinya. Yogyakarta: penerbit 2012)
Tugu. Shechtman, Z. (2009). Treating Child
Heaton, J. (2003). "Major Depressive and Adolescent aggression
Disorder: What are the Facts?", Through Bibliotherapy. NY:
dalam AllPsych Journal. Springer Science + Business
(online). Tersedia: Media.
http://allpsych.com/journal/dep Zirpoli, T.J. 2008. Behavior
ression.html (11 Maret 2012) Management: Applications for
Heleta, S. (2007). Human Aggression: Teachers. p. 440-448. Tersedia:
pre-disposed or Learned? South http://www.education.com/
Africa: Nelson Mandela reference/article/ aggressive-
Metropolitan University, Port behavior/ (3 maret 2012)
Elizabeth.

_*****_

200 BIBLIOTHERAPY (TERAPI MELALUI BUKU)

Anda mungkin juga menyukai