1 SM
1 SM
Oleh: Herlina
Abstrak
Paparan ini merupakan hasil kajian dari berbagai sumber yang
membahas tentang konsep dasar bibliotherapy dimulai dari sejarah,
pengertian, nilai-nilai, keterbatasan dan menjelaskan prinsip-prinsip
bibliotherapy, dan strategi pelaksanaan bibliotherapy yang tepat sesuai
sasaran dan jenis gangguan yang dihadapi. Hasil kajian ini sangat
berguna bagi pustakawan, psikolog, dan guru yang berminat
mempelajari tentang bagaimana buku dapat dijadikan alat terapi bagi
user/ klien/ peserta didik yang memiliki gangguan psikologis.
Abstract
This account derives from various resources on basic concepts of bibliotherapy
including its history, understanding, values, and limitations. Study on the
basic concepts results in some explanation about the principles of bibliotherapy,
the strategies of conducting bibliotherapy with accuracy based on the aim and
its kind of problem faced. Results of the study will be beneficial for librarians,
psychologists, and teachers who are interested in learning about how books
serve as a tool needed by users, clients, or learners at large who have
psychological troubles.
P
enggunaan buku untuk buku telah menjadi “terapis
tujuan treatment bisu” bagi begitu banyak orang.
memperoleh perhatian Melalui buku, pembaca dapat
khusus dan luas pasca Perang sepenuhnya memasuki peran
Dunia I dan II. Dengan baru; mereka seolah-olah
banyaknya tentara yang kembali mengalami sendiri contoh-
dari perang dengan gangguan contoh kehidupan dan gaya
atau simtom pasca trauma, hidup. Fiksi yang baik dapat
bibliotherapy dipandang sebagai memberikan klien model-model
treatment yang efektif dari sisi yang dapat membantunya
biaya. Sejak itulah penggunaan mengatasi masalah yang
bibliotherapy meluas dan saat ini dihadapinya. Nonfiksi yang
digunakan dalam profesi bermutu, terutama buku-buku
“membantu”, pada setiap bantu diri (self-help book) dapat
kelompok usia pada berbagai memberikan klien pengaruh
populasi. Bibliotherapy nyata dan saran yang
digunakan oleh konselor sekolah membantunya mengatasi
(Gladding, 2005), pekerja sosial masalah yang dihadapinya.
(Pardeck, 1998), perawat Saat terapis menggunakan
kesehatan mental (Frankas & fiksi dalam bibliotherapy, klien
Yorker, 1993), guru (Kramer & membaca tentang karakter
Smith, 1998), dan pustakawan (tokoh) yang menghadapi
(Bernstein, 1989). masalah yang mirip dengan
Bibliotherapy digunakan masalah yang ia hadapi, lalu ia
untuk mengatasi berbagai isu mengidentifikasikan dirinya
dan permasalahan. Banyak yang dengan karakter tersebut, dan
menggunakan buku dalam dengan demikian ia memperoleh
program pendidikan karakter kesadaran dan pemahaman
(Kilpatrick, Wolfe, & Wolfe, tentang motivasi, perasaan, dan
1994), sedangkan yang lain pikirannya (Griffin, 1984).
menggunakan untuk kesulitan Dengan membaca tentang
yang lebih spesifik, seperti konflik-konflik yang dialami
kematian dan keadaan karakter, kognisi, dan reaksi
menjelang kematian (Todahl, emosionalnya, klien memperoleh
Smith,Barnes, & Pereira, 1998), insight (pemahaman yang
dan perceraian (Kramer & Smith, timbul dengan cepat) tentang
1998). suatu situasi masalah (Pardeck &
Pardeck, 1983).
dengan anak yang lebih muda. tahap lebih jauh dari proses
Apapun strategi yang digunakan bibliotherapeutic mungkin untuk
untuk memperkenalkan buku dalam dicapai dengan bantuan dari terapis
treatment, terapis harus benar-benar (Pardeck & Pardeck, 1984).
mengenal baik isi dari buku yang
dipilih. Berikut ini adalah aktivitas
yang dapat digunakan oleh
Strategi Tindak Lanjut terapis/orang yang “membantu”
Zaccaria & Moses (1968) setelah buku dibaca. Strategi tindak
menyimpulkan bahwa terdapat lanjut ini sesuai untuk sebagian
kesepakatan antara berbagai studi besar anak. Beberapa aktivitas tindak
tentang bibliotherapy yaitu bahwa lanjut membutuhkan penataan
kegiatan membaca buku harus (setting) kelompok kecil. Terapis
disertai dengan diskusi dan/atau dapat menggunakan satu atau
konseling. Selama dan setelah beberapa aktivitas. Strategi
membaca buku, anak mungkin mencakup menulis kreatif, aktivitas
mengalami tiga tahapan dari proses seni, diskusi, dan bermain peran
bibliotherapeutic. Dalam kondisi (Pardeck & Pardeck, 1984)
terapeutik tradisional, anak berusia
lebih muda tidak mampu mengalami Menulis Kreatif
katarsis yang membawa pada insight Setelah membaca buku, anak
terhadap masalah. Namun, mengerjakan hal-hal berikut:
bibliotherapy memungkinkan anak a. Mengembangkan sinopsis
berusia lebih muda untuk melihat buku, menggunakan sudut pandang
solusi masalah tanpa verbalisasi karakter lain yang tidak sama
mendalam, konfrontasi, dan dengan karakter dalam buku.
interpretasi – strategi yang seringkali b. Membuat jadual harian untuk
sangat penting untuk keberhasilan karakter yang menjadi identifikasi
treatment. Dengan bimbingan dari diri anak, kemudian
terapis, anak terbantu untuk membandingkannya dengan jadual
mengidentifikasikan diri dengan anak sendiri.
karakter buku yang memiliki c. Menyusun sebuah diary
masalah yang mirip dengan masalah untuk karakter dalam cerita.
dirinya. Melalui proses ini, anak d. Menulis surat dari satu
mulai melihat bagaimana karakter karakter dalam buku untuk karakter
dalam buku ini mengatasi lain, atau dari anak kepada karakter
masalahnya dan kemudian dalam buku.
mengenali pemecahannya (Pardeck, e. Membuat ending yang
1990). Bagi anak berusia lebih tua, berbeda atau berhenti membaca
_*****_