Supported by
ffi
(4.7 $fsff ffi5/%
SUSUNAN PANITIA
Selvia Mayangsari
Anis Maisyaroh
Durkes Herlina
Eva Kholisoh
Febriana Kusumawardani
Alessandra Lupita
Ayu Pratiwi
Budhy Rahmawati
Dian Cahya
I
Sela Angela
Zahra Tsabita
Shanella
Nidaan Khofiyah
Viny Sartika
Fandy Achmad
Christina Ayu K
lka Shinta
Galuh Qodrina
Namrotul Uela
Maharani Angel
MelaniSukirman
Ariani Budiningtyas
Christian A W
Deo Marpaung
Radikanta
Gema Akbar
Abror
Royang Fajar G
Perancangan Tata Letak Pabrik Kelapa Sawit Sei Baruhur PT. Perkebunan
Pecel Madiun 14
Industri Manufaktur 43
Lukmandono
Metode Transportasi 58
Menurunkan Rep air Ulang Defect Insert Dies 61 135 No.8 Di PT.Oerlikon
Freshindo, Jakarta 75
Analisis Keekonomian Proyek Perusahaan Minyak dan Gas Bumi : Studi Kasus
ABC Oil 84
Lukmandono
Jumsan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, lnstitut Tcknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)
Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya 601 17
Email ; lukmandono@gmail.com
.\BSTRAK
Indtrstri manrjhktur nterupakan salah satu sektor utama pendorong perhunbuhan ekonomi sehingga
pentitg dilakukan penelitian y(:Lng me gusulkan keunggulatr strategi bersaing di sektor ini sebagai upqyu
oeningkatan pertumbuhan industri. Melalui pendekatan analisis SltOT, dihasilkan nilai IFAS sebesar 2,4
nilai EFAS sebesar 2,36 sehingga matriks IE rnengarahkan posisi unluk menerapkan srategi
tertutllbuhan d.tn stabilitas. Bobot prioritas pada emp(it variubel berpengaruh dilakukan dengan
tendekqten AHP dengan lqsil sebesqr 47ok untuk uanulActuring strategi, 210.4 untuk conxpetitiye
;n'ategt, 15 Ltntuk kemitrqqn dan I7'% utltuk teknologi. Melalui matriks petlgemba gan strategi daya
:autg indtrstri ntanu/itktur dihasilkan enam keatggulan strqtegi juitu: (1) peningkatan kualitas hasil
:.oduksi dengan strategi cost leadership & dtfibrenticttion unlttk uemperluas jalur pemasaran dun
-.e ilgketkan potensi pttsar, (2) peningkatan j alinat| kemitrLtet| Ltntqra penusok, pelanggun dun pcstrirtg
;engan nenjamin ketersediaan SDM melalui dttkungan pcnerintoh, (3) penekauan biaya produksi
;engan eJisiensi SDM dan pengentbangan teknologi baru, (4) peningkatan penggunaa teknologi
-:anufaktur & teknologi inforn(isi Lottuk meningkatkan flel<sibilitas dan du1,a tawar, (5) peningkatqn
;:i+unge1 pemer[ntah untuk rnemirinalkan pembajakatt dan penanganan HKI, dan (6) peningkututr
..ridulpuqn teknologi unluk nengembangkan produk baru.
PE\D.{HULUAN
Daya saing adalah gambaran bagaimana suatu bangsa telmasuk perusahaan-perusahaan dan SDM-
:.: mengendalikan kekuatan kompetensi yang dimilikinya secara terpadu guna mencapai kesejahteraal
:i: keuntungan (Zuhal, 2010). Daya saing suatu bangsa ditentukan oleh kcmampuan daya saing dari
:<-:ku pembangunan atau pelaku usaha, kemanpuan daya saing nasyarakatnya dan kemampuan daya
ri:g negara. lndustri manulaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong perturnbuhan ekononi,
--::san kontribusi hampir nencapai 30 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain besarnya
ekspor pada industri rnanulirktur, penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur non migas
=gsa
,:: ntenempati urutan atas sehingga rnembaik tidaknya kinerja sektor industri uanut'aktur rncmpunyai
:--:ak nyata baik terhadap ckspor, penyerapan tenaga kerja maupun ekonotni secara kcscluruhan (BPS,
: . !.
Rochman, et.al. (2011\ mengkombinasikan metode SWOT dengan AHP dalarn menganalisis daya
,j industri agro di Indonesia. Faktor yang dignnakan untuk nremilih plioritas dari industri agro yang
=
:'--::sial untuk nrengembangkan nonotechnology adalah faktor lingkungan internal yang terdiri dari 7
.:- .::: dan factor eksternal yang terdiri dari 7 kriteria- Nikolau, ct ol.. (2010) urelgguttakan analisis
.
" T pada industri mineral dan perlambalgan, dengan keunggulan kou'rpetitif perelitiannya adalah
rE::--:ngan biaya, peningkatan produktivitas, dan pengembangan inovasi. Hossain, et 41., (2010)
::<:Jnakarr fungsi produksi Cobb Doughs pada industri manufaktur dengan keunggulankompetitif
-i- .la5tisitas rrodal dan elastisitas tenaga kerja. Soni, et al., (2011) menggunakan pendekatan en]pi[is
:a- :dustri manufaktur dengan kcunggulan kompetitifpada strategi bersaing dan strategi rantai pasok.
(201 l) menggunakar' explcuatory factor onalysis pada industri manufaktur dengan keunggulan
-r:- :: :1..
{gr:r<:r:if pada Enli4,, delivett, .flexibility dal1 cosl. Pengukuran tingkat daya saing suatu wilayah
a=--.''-*kan kenampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan yang
rrg= ;an berkeianjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan intemasional (lrawati dkk,
1:
::relitian ini memfokuskan pada empat variabel berpengaruh yaito manufacturing strategy,
rn;-::ire strategy, kemitraan dan teknologi sebagai dasar analisis SWOT. Strategi manufaktur
salah satu dimensi daya saing yang sering digunakan (Amoako-Gya:mpah, et.a|.,2008; Avella,
--::-,an
-; :1:Ol: Demeter,2003; Miltenburg, 2008). Empat kunci kompetitif manufaktur yang digunakan
43
Seminar Nqsional IDEC 2015 ISBN : 97 8-602-702 59-3-6
Surakarta, 9 Septenber 2015
adalah cosl, qtrulity, delivem dan /lexibitity. lndikator kernampuan teknologi teldiri dari exislirg
pro.luctio capabiliq,, access to new technolog), process improveme t capability' product itnprovement
capability, <lan ttew product clevelopment capability (Sirikai, et
ql 2006) Kemitraan mengandung
pengedi;n adanya hutungan kerja sama usaha diantara berbagai pihak yang sinergis' bersifat sukarela'
dan dilandasi oleh prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat dan
saling
sebagai suatu strategi pengembangan usaha, kemitraan telah telbukti berhasil diterapkan
menguntungkan.
"negara,
di b"anyak antara lain di Jepang dan empat negara di Asia' yaitu Korea Selatan, Taiwan,
Hongkong dui Singupora- Di negaia-negara tenebut kemitraan umumnya dilakukan melalui
pola
pemasok bahan baku
subkontrak yang memberikan peran kepadu industri kecil dan menengah sebagai
dan komponen indust besar (Kartasasmita, 1997).
Keunggulan strategi bersaing industri manufaktur harus terus diupayakan' agar
peningkatan
penguatan daya saing industri
pertumbuhii industri lef,ih mudah tercapai Dalam rangka merdukung
manufaknr perlu dilakukan analisis straiegi bersaing dengan jalan mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluangdanacamanyangterjadi.LangkahberikutnyaadalahmenyrsunmatriksIFAS(inlernalstrategic
'factor'analysisru.-o,yl,matriksEFAS(ertemalstrqtegicfctctoranolysisnunnary)danmatrikslE
"(internsl
extem'[). Hasii at<trir model ini adalah strategi dan rencana aksi pengembangan daya saing
untukmenjawabtujuandaripenelitianyaitumenentukankeunggulanstrategibersaingdiSektolindustri
manufakhrr.
sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optinral, efektif, dan efisien; (2) menganalisis suatu
(3) mengetahui keuntungan yang
kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana unhlk melakukan sesuatu;
diniliki penrsahaan competitor; (4) menganalisis prospek perusahaan untuk peDjualan' keuntungar' dan
p"ng"nlbungrn produk yang dihasilkan; (5) menyiapkan pcrusahaan untuk siap dalam menghadapi
p"riurotu1tun yang terjadi; dan (6) menyiapkan untuk menghadapi adanya kemungkitran dalarn
perencanaa[ pengembangan di dalam perusahaan.
2. 2.
2.
2.
44
Seninar Nusional IDEC 2015 IS B N : 97 8-60 2 -7 0 2 5 9 -3 -6
Surakqrtq, 9 Septetnber 2015
Lli triangulasi ini urengutamakan kebenaran dalam suatu penelitian dengan menggunakan
.x:=:cara dari iuforman lainya. Kemudian dilakukan uji silang dengan hasil yang telah diperoleh dari
dr=an-infonnan sebelunmya. Apa bila terdapat perbedaan, hatus dilakukan tenls men€rus hingga hasil
45
Seminar Nasional IDEC 2015
ISBN : 97 8 -60 2 -7 0 2 5 9- 3 -6
Surakarta, 9 Septembe,. 2015
yang diperoleh tidak ada perbedaan. Demi mendapatkan hasil yang maksimal dan ketepatan penelitian ini,
peneliti menggunakan uji triangulasi supaya hasil didapat dari seiumh pelaku
usahu ini t"rdi.i dari unsur
perusahaan, asosiasi, dan pemerintahan dapat n'lencerminkan
kondisi yang sebenamya. peta swor yang
rnengambarkan kondisi internal maupun ekstemal diuraikan pada Tabel
2.
Langkah selanjutnya adarah menyrsun Matrik IFAS yang urerupakan penjabaran
deta'dan secara
kuantitatif atas variabel Kekuatan dan Keremahan. Daram mairik ini ada penentuan
score / ,oting yang
dilakukan dengan dasar sebagai berikut: Keku an, rating I : sangat kecil; 2:
kecil; :: fr"sa'.;" + i
sangat besar. untqk Kelemahsn, pemberian score nya merupakan kebarikan
dari Kekuatan. sedangkan
untuk membedakan nilai bobot antam range 0 - I (total keselunrhan bobot:
I atau 100 %) untuk tiapiiap
variabel berdasarkan penting/tidak pentingnya kiteria memberikan dampak terhadap
iaktor strategis:
Nilqi bobot 0 merurnjukkan tidak penting dan Nitai hobot I menunjirkkan sangit penting. tJn:nk
pembobotan sub item menggunakan strategi pro-rata (perbandingan yang
sama) antar sub item. Bobot
untuk empat variabel berpengaruh yai.'.r manrfacturtng strategy, cimpetitive
s/,"dteg-),, kemihaan dan
teknologi digunakan pendekatan A]Hp (anuryticar hieirchy plocess) yang merupakan
sarah satu dari
metode Multi criteria Decision Making (MCDM) yung i"rp.r* daram membuat
formulasi dan
menganalisa suatu keputusan ke dalam struktur hirarki bertingkat dari tujuan,
kiteria dan altematif
(Sharma' el a1.,2008). Hasil score kekuatan intenar pada Taber
3 sebesar 3,2 dan kelemahan intemar
sebesar 1,6 diperoleh nta-rata score untuk faktor intemal sebesar 2.4.
oTAL t.6
46
Seminer Nasional IDEC 2015 ISBN: 97 8-602-7 02 59-j-6
Surakqrta, 9 Septanber 2015
Matriks internal ekstemal pada Gambar I disusun berdasarkan nilai IFAS dan EFAS. Matriks irti
mempakan model awal untuk melrperoleh stntegi pengembangan daya saing indusi manufaktur. Nilai
IFAS ada diantara 2.00 3.00, nraka dalam matrik posisinya ada di posisi rata - rata, dan nilai EFAS
;'ang juga diantara 2.00 - 3.00, maka dalam matrik posisinya ada di posisi nenengah. Dengan
pe imbangan tersebut pertemuan diantara skor IFAS dan EFAS mengarahkan posisi kondisi industri
rnanufaktur untuk menerapkan strategi Pe umbuhan dan Stabilitas. Berdasarkan analisis IFAS, EFAS,
dal Matrik tntenal Ekstemal maka dapat disusun altematif strategi yang dapat disarankan, yakni SO
Sti ategy. ST Strqteg), I4/O Str"ategt. dan WT Strateg' seperti pada Tabel 4.
STR?ITEGI
cj.oo 2,0o)
GlwrrrrLidssi
Gl!'tr I
Di6if,lai Kq$;h'di
STRATI'GI bdsr!; inr.cei rdlgul
ru.T()R (3,OO-2.OO) srrbilitr I
EI TERNAL Tid,L ad. pdb3la
}1ofi SHcgy
47
Seminar Nanional IDEC 2015 ISBN: 978-602-70259-3-6
Surqkartq, 9 September 2015
Matrik
abel 5- lndustri Manufaktur
INTERNAL STRENGTES (S) WEAKNESS('N
FACTOR l. Kualitas hasil produksi seluruh 1. Fleksibilitas strategi
sektor cukup baik manufaktur masih
2. Biaya produksi masih lemah
teq angkau Daya tawar yang
3. Strategi cost leadership & rendah terhadap
EKSTERNAL differensiasi produk cukup baik distributor
FACTOR 4. Dukungan pemerintah untuk 3. Semakin tingginya
pengembangan industri biaya produksi
manufaktur cukup baik 4 Tuntutan SDM
5. Terialinnya kemifiaan di semakin beragam
tingkat intemal, pemasok, dan 5. Kebijakan dan regulasi
pesaing tentang impor &
Kuatnya pengetahuan tentang ekspor yang kurang
teknologi manufaktur mendukung
7. Kondisi teknologi informasi 6. Seringnya terjadi
semakin membaik pelanggaran hak cipta
produk (HKI)
'7. Kurangnya
ketersediaan teknologi
untuk merancang
produk baru
Rendahnya
kemampuan teknologi
untuk mengembargkan
produk bam
OPPORTUNITIES (O) SO STRATEGY , . ,I/O SI-RATEGY
l. Terbukanya jalur pemasaran . Peningkatan kualitas hasil r Penekanan biaya
yang semakin beragam produksi dengal strategi cosl produksi dengan
2. Potensi pasar cukup besar I e a cle rs h ip & di fle re tt ia t io tr efisiensi SDM dan
3. Ketcrsediaan bahan baku yang untuk memperluas jalur pengembangan
memadai pernasaral dan meningkatkan teknologi bant
4. Ketersediaan SDM yang cukup poteDsi pasar . Peningkatan
5. Komitmen yang kuat dari o Peningkatan jalirran kemitraan penggunaan tekrologi
pemerintah untuk membalgun antara pemasok, pelanggan dan manufakhrr & teklologi
mitraan
ke pesaing dengan men;amin informasi untuk
6. Potensi terjalinnya kemitraan k€tersediaan SDM melalui meningkatkan
dengan pelanggan cukup dukungan pemerintah fleksibilitas dan daya
terbuka tawar
7. Terbukanya penggunaan
teknologi baru
8. Terbukanyajoirl proyek
Densembansan teknoloei
TREATHS (T) ST STR4TEGY WT STE4TEGY
l. Strategi produk RRC yang . Peningkatan dukungar . Peningkatan
semakin kuat pemerintah unhlk kemampuan teknologi
2. Kekuatan inovasi produk- meminimalkan pembajakan dan unhlk mengembangkan
produk impor penanganan HKI produk baru dalam
3. Produk pesaing yang berbiaya rangka memenuhi
rendah peISyaratan pelanggan
4. Lemabnya penanganar HKI
5. Pembajakan produk yang akan
mengganggu inovasi
6. Kemampuan teknologi
manufaktur untuk memenuhi
persyaratan pelanggan
'7
. Ceoatnva life cvcle teknolosi
48
Seminar Nasional IDEC 2015 I SBN : 97 8 -602 -7 02 5 9-3 - 6
Surlkarta, 9 September 2015
Dari matriks pengembangan daya saing industri manufaktur pada Tabel 5, kemudian dirumuskan
keunggulan strategi bersaing industri manufaktur melalui rencana aksi pengebangana seperti yang terlihat
pada Tabel 6.
SNIPULAN
Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keunggulan strategi bersaing pada industri malufaktut'
-1am penelitiall ini dapat disimpulkan scbagai berikut:
L peningkatan kualitas hasil ploduksi rlengan strategi coJl lettdership & dilJbrentiution unluk
menrperluas jalur pemasaran dan meningkatkan potensi pasat,
2. peningkatan jalinan kemitraan antara pelrasok, pelanggan dan pesaing dengan menjamin
ketersediaan SDM melalui dukungan pemer itltah,
3. penekanan biaya produksi dengan efisiensi SDM dan pengembangan teknologi baru,
_+. peningkatan penggunaan teknologi manufaktur & teknologi infomasi untuk meningkatkan
fleksibilitas dan daya tawar.
5. peningkatan dukungan pent€rintah untuk memininralkan pembajakan dan penanganan HKI,
6. peningkatan kemampuan teknologi untuk mengembangkan produk baru-
FLSTAKA
:-:oako-Gyampah, K., and Acquaah, M., 2008, "Manufacturing Strategy, Competitiv€ Strategy and Firm
Perfonnance: An Empirical Study in a Developing Economy Environmerrt', Int J. Production
Economics 11 I, pp 575-592.
49
Seminur Nasional IDEC 2015 ISBN : 978-602-70? 59-3-6
Surqkarta, 9 September 20J 5
Avella, L., Fernandez, E., and Vazquez, C.J., 2001, "Analysis of Manufacturing Strategy as an
Explanatory Factor of Competitiveness in the Large Spanish Industrial FiIm", Int. J. Production
Ec onomics, Y olunte 72, pages 1 39-l 57.
Bas, E., 2013, " The integrated
frarnework for analysis of electricity supply chain using an integrated
SWOT-fuzzy TOPSIS methodology combined with AHP: The case of Turkey", lnternational
Jor.unal of Electrical Power ancl Energt Systems 44 (2013) 897 907 .
Demeter, K., 2003, "Manufacturing Skategy and Compepetitiveness", Intenvtiotwl Journal of
Production Economlcs", Volumes 8l-82, Pages 205-213.
Hossain, M.2., Al-Amri, K.S., 20l0,"Use of Cobb-Douglas production model on some select€d
nranufacturing industries in Oman", Education, Business and Socie4t: Contemporary Middle
Eqstern Issues, VoL 3 Iss 2 pp. 78 85.
Irawati, I., Urufi, 2., Rezobeoen,R.E., , Setiawan, A., Aryanto, 2012, "Pengukuran Tingkat Daya Saing
Daerah Berdasarkan Vadabel Perekonomian Daerah, Variabel Infrastruktur Dan Sumber Daya
Alam, Sena Variabel Sumber Daya Manusia Di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara" Jumal TI
Undip, Vol. VII, No. l, Januari 201?.
Jogiyanto, 2005, "Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Konpetitif, Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
Kaftasasmita, G., 1997, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Kemitraan Guna Mewujudkan Ekonomi
Nasional yang Tangguh dan Mandiri, SeminarNasional LP2KMK, Jakarta, 7 Nopember 1996.
Liu, N., Roth, A.V., Rabinovich E., , 201 l,"Antecedents and consequences ofcombinative competitive
capabilities in manufacturing", Intenl(rtionql Jout-txal of Operations & Production Mqnegement,
Itol. 3l Iss I2 pp. 1250- 128.
Miltenburg, J., 2008, "Setting Manufacturing Strategy for a Factory-withiD-a-factory'', . J. Production
Ecottotnits I ll. pp 307-3223.
Nasution,2003, " Metode Penelitian Natumlistik Kualitatif', Bandung: Tarsito.
Nikolaou, LE., Evangeliros K.t., 2010, " A SWOT analysis of environrnental manageneDt practices in
Greek Mining and Mineral Industry", International Jour al of Resources -Policy 35 (2010) 226
234.
Rangkuti, F., 2006, "Analisis SIIOT Tekik Menbedah Kants Bisnis", PT. Glamedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Rocman, N.T-, Daryanto, A., Nuryartono, N., 2011, "Analysis of Indonesian Agroindustry
Competitiveness in Nanotechnology Development Perspective Using SWOT-AHP Method",
hl le ntatiotw l JoLo n a l o/ Busi ness and Ma na genet . y o1. 6. N0. 8, August 20 1 1.
Sharna, M. J., Moon, I. and Bae, H., 2008, "Analytic hierarchy process to assess aud optimize
distribntion network", Applied Mathematics and Conputation,Vol.202, pp. 256-265.
Sirikrai, S.B.. Tang, J.C.S., 2006, "Industrial Competitiveness Analysis : Using the Analytic Flicr.archy
Process", The Journal of High Technology Management Research, Volume 17, Issue I , Pages 7l-
83.
Soni, G., Kodali, R., 201l,"The strategic fit between "competitive strategy" and "supply chair strategy"
in lndian manufacturing industry: an empirical approach", Measuring Business Excellence, Vol. l5
Iss 2 pp. 70 - 89.
Zuhal., 2010, "Knowleclge & Innovation Platform - Kekuatan Daya Salng", Penerbit Gramedia Pustaka
Utama.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur,2010, "Pertumbuhan Produksi lndustri Manufaknrr
Besar dan Sedang Jawa Timur T|iwulan I tahun 2010," Berita Resmi Statistik No- 29/05BSnh.
lX. 2 Mei 201 L
-,
50