Dimensi kewirausahaan
- Kualitas Dasar Kewirausahaan yang meliputi kualitas daya berpikir dan daya fisik.
⇒ berpikir kreatif, berpikir inovatif, berpikir orisinil, berpikir sistem, terampil mengambil
keputusan dan selalu berpikir positif.
- Kualitas Instrumental Kewirausahaan yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu.
⇒ harus memahami bidang lain seperti matematika, ekonomi, manajemen, dll.
2. Pengembangan Wirausaha
Memasuki dunia usaha yang makin kompetitif, seorang wirausaha harus memiliki kecerdasan
untuk menangkap peluang usaha. Dunia usaha Zaman sekarang telah melahirkan kreatititas dan
inovasi yang cukup tinggi. Mampu memanfaatkan sesuatu untuk dikembangkan untuk menj adi
sebuah peluang usaha. Sebagai sebuah pengembangan, wirausahawan telah menciptakan
berbagai pengembangan dalam dunia usahanya, seperti, social
entrepreneurship, technopreneurship, leadpreneurship,
beautypreneurship, dan cyberpreneurship. Hal ini banyak mencerahkan dunia kewirausahaan
menjadi lebih holistik.
3. Ciri” Kewirausahaan
a. Percaya diri
b. Berorientasikan tugas dan hasil
c. Berani mengambil risiko
d. Kepemimpinan
e. Keorisinilan
f. Berorientasi ke masa depan
g. Jujur dan tekun
5. Komponen perencaan
7. Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu
dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).
Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula
sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat
pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-renewable
resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman dan hewan (sumber daya
hayati).
8. Analisa SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam
daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan
Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa yang ada
di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi
bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda dapat
memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat mengubahnya.
Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.
Fisik
Pengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya adalah:
pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tetapi tidak efektif untuk bahan yang
mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein.
pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan
untuk daging dan susu.
pembekuan, pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah
titik beku air.
pengasapan. Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka
panjang, biasa diterapkan pada daging.
pengalengan. Perpaduan kimia (penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang hampa
dalam kaleng).
pembuatan acar. Sering dilakukan pada sayur ataupun buah.
pengentalan dapat dilakukan untuk mengawetkan bahan cair
pengeringan, mencegah pembusukan makanan akibat mikroorganisme, biasanya dilakukan
untuk bahan padat yang mengandung protein dan karbohidrat
pembuatan tepung. Teknik ini sangat banyak diterapkan pada bahan karbohidrat
Irradiasi, untuk menghancurkan mikroorganisme dan menghambat perubahan biokimia
Biokimia
Pengawetan makanan secara biokimia secara umum ditempuh dengan penambahan senyawa
pengawet, seperti:
penambahan enzim, seperti papain dan bromelin
penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula.
pengasinan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan
pemanisan, menaruh dalam larutan dengan kadar gula yang cukup tinggi untuk mencengah
kerusakan makanan
pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau mengandung
minyak. Bahan pengawet makanan ada yang bersifat racun dan karsinogenik. Bahan pengawet
tradisional yang tidak berbahaya adalah garam seperti pada ikan asin dan telur asin,
dan sirup karena larutan gula kental dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kalsium propionat
atau natrium propionat digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang, asam sorbat
menghambat pertumbuhan kapang dalam keju, sirup dan buah kering.
12. Pengemasan produk olahan makanan awetan dari bahan pangan hewani
Pengemasan
Kemasan makanan berfungsi menjaga agar produk tetap higiene dan awet, mudah dikonsumsi
dan mudah didistribusikan. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan
primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk
distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan untuk produk makanan fungsional setengah jadi
berbeda dengan produk makanan fungsional jadi yang siap dikonsumsi.
Pada produk makanan proses pengemasan berkaitan erat dengan proses pengolahan produk.
Pengemasan berperan penting dalam menentukan keawetan produk makanan yang dikemasnya.
Kemasan makanan mempunyai tujuan melindungi produk dari pengaruh lingkungan seperti uap
air, dan mikroorganisme. Kemasan juga berfungsi melindungi produk makanan dari benturan
yang dapat menyebabkan kerusakan pada bentuk dan isi kemasan. Kemasan yang bersentuhan
langsung dengan produk makanan disebut kemasan primer.
1. Kemasan harus dapat melindungi isi dari pengaruh lingkungan dan saat distribusi. Misalnya
kripik akan lembek jika kemasannya tidak dapat menahan H2O yang masuk melalui pori-pori.
2. Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yang dikemas sehingga
pelabelan harus tercetak dengan jelas dan komplit.
3. Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup kembali serta berdesain atraktif.
4. Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri bila dipajang di etalase toko atau
swalayan.
5. Bahan kemasan akan lebih baik jika ramah lingkungan dan dapat di daur ulang.
Follow Up, merupakan proses mendorong terkoordinasinya perencanaan proses produksi. Tahapan
ini menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga
kerja yang diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap bentuk barang.
Untuk melakukan perencanaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan
kebutuhannya, serta kemampuan produsen.
Routing, merupakan proses menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses produksi. Dalam
tahapan ini ditentukan alur produksi mulai pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan,
penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi.
Dalam routing harus ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap
alur.
Dispatching, merupakan proses menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah. Setelah
dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching. Dalam dispatching dicantumkan hasil
perencanaan dan penkadwalan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, seperti berapa
jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hinhga waktu produksi sesuai dengan hasil
scheduling atau penjadwalan.
14. Sistem produksi merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan
dan saling menunjang satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, sistem
produksi adalah sistem integral yang memiliki komponen struktural dan fungsional perusahaan.
Komponen struktural terdiri dari bahan, peralatan, mesin, tenaga kerja, informasi, dan lain
sebagainya. Sementara komponen fungsional meliputi perencanaan, pengendalian, pengawasan,
dan hal lain yang berhubungan dengan manajemen. Layaknya sistem lain pada umumnya, sistem
produksi juga terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi. Adapun subsistem dalam
sistem produksi terdiri dari:
– Pengendalian kualitas
Sistem produksi ada bermacam-macam. Mereka dibedakan berdasarkan proses, tujuan, atau
lainnya. Artikel ini akan membahas mengenai sistem produksi yang sering digunakan yaitu sistem
produksi berdasarkan proses menghasilkan output dan tujuan operasinya.
a. Continuous process
Continuous process atau biasanya dikenal dengan proses produksi kontinu. Pada sistem ini peralatan
produksi disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk
atau jasa. Aliran bahan dalam proses dalam sistem ini juga sudah distandarisasi sebelumnya. Proses
ini akan lebih memudahkan perusahaan yang memiliki produk dengan demand yang tinggi. Sehingga
produknya akan lebih mudah terjual di pasaran.
b. Intermitten process
Intermitten process adalah sistem produksi yang terputus-putus di mana kegiatan produksi
dilakukan tidak berdasarkan standar tetapi berdasarkan produk yang dikerjakan. Karenanya
peralatan produksi disusun dan diatur secara fleksibel dalam menghasilkan produknya. Untuk proses
ini, perusahaan dengan produk yang musiman akan cocok. Misalnya seperti perusahaan produksi
jaket musim dingin.
Dilihat dari tujuan operasinya, sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yakni:
1. Engineering to order (ETO), adalah sistem produksi yang dibuat bila pemesan meminta
produsen membuat produk mulai dari proses perancangan.
2. Assembly to order (ATO), merupakan sistem produksi di mana produsen membuat desain
standar, modul operasional standar. Selanjutnya, produk durakit sesuai dengan modul dan
permintaan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan sistem ini adalah pabrik
mobil.
3. Make to order (MTO), yakni sistem produksi dimana produsen akan menyelesaikan
pekerjaan akhir suatu produk jika ia telah menerima pesanan untuk item tersebut.
4. Make to stock (MTS), sistem produksi di mana barang akan diselesaikan produksinya
sebelum ada pesanan dari konsumen.
Metode pengemaasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah pengemasan sealer,
pengemasan vakum, pengemasan dengan atmosfir termodifikasi (MAP), pengemasan dengan
atmosfir terkendali (CAP).
Pengemasan vakum adalah pengemasan dengan tekanan udara hampa. Pengemasan vakum
diperlukan untuk mengeluarkan oksigen. Plastik yang digunakan dalam pengemasan vakum adalah
yang mempunyai permiabilitas uap air dan oksigen yang rendah dan tahan terhadap produk pangan
yang dikemas. Penggunaan gas sebagai bahan perintang pada pengemasan vakum adalah cara untuk
melindungi produk pangan dari kerusakan yang diakibatkan oleh kapang yang masih dapat tumbuh
dalam kondisi vakum. Kelemahan dari kemasan vakum adalah menyebabkan kerusakan bentuk,
warna dan bau.
Pengemasan dengan atmosfir termodifikasi adalah penyimpanan produk dalam kemasan dengan
memodifikasi udara di dalamnya dengan menggunakan gas O2, CO2, N2, uap air dan gas-gas lainnya.
Kemasan dengan system ini merupakan alternatif kelemahan yang ada pada kemasan vakum.
Pengaturan komposisi gas dalam ruang kemasan dilakukan pada tahap awal pengemasan dengan
pemilihan bahan kemasan yang dapat menghasilkan konsentrasi tertentu. Jenis gas dan
konsentrasinya harus disesuaikan dengan produk pangan yang akan dikemas.
Pisau, mesin pemotong, wadah, mesin(tergantung pada barang yang ingin diproduksi)
1. Proses Fabrikasi
⇒ Proses menggunakan alat mesin untuk menjadikan bentuk baru tanpa harus sejenis dengan
aslinya seperti proses pembuatan sepatu, pembuatan tas, dll.
2. Proses Ekstraktif
⇒ Proses produksi yang dijalankan dengan mengambil bahan baku langsung dari sumber alam yang
telah tersedia seperti pertambangan.
3. Proses Sintesis
⇒ Proses yang mengkombinasikan beberapa bahan dalam suatu bentuk produk seperti: perusahaan
obat-obatan dan kimia.
4. Proses Analitis
⇒ Proses yang menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa
macam bentuk yang menyerupai jenis aslinya seperti bahan bakar minyak (BBM), aspal, dll.
18. makanan khas daerah yang dimodifikasi dari nabati dan hewani
Berikut ini adalah 5 contoh makanan daerah yang sudah dimodifikasi dari bahan nabati:
Sementara itu, contoh makanan yang dimodifikasi dari bahan hewani antara lain sebagai berikut:
- Ayam geprek, dimodifikasi dengan menambahkan keju menjadi ayam geprek mozarella.
- Rendang, dimodifikasi dengan cara menjadi isian dari sushi.
- Ikan atau daging-daging lainnya yang dimarinasi dengan bumbu tertentu agar awet.
- Telur bebek yang dimodifikasi dengan cara diasinkan agar awet dan menambah cita ras.
- Daging sapi yang diawetkan dengan cara diasapi. Cara ini juga menambah cita rasa.
- Bahan makanan yang salah satu komponennya ditingkatkan melalui kondisi khusus,
perkembangbiakan atau secara bioteknologi
- Penambahan komponen
- Menghilangkan komponen dalam bahan makanan dengan menggunakan teknologi /
bioteknologi
- Mengganti komponen bahan makanan dengan komponen lain yang lebih menguntungkan
- Memodifikasi komponen dalam bahan makanan secara enzimatis, kimiawi atau teknologi
tertentu
- Memodifikasi bioavalibilitas komponen makanan
21. BEP
Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau
seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)
Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P))*
Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.
HP = Harga Pokok
PPN = Pajak Penjualan ( dapat dihilangkan bila anda tidak mau membebankan pajak kepada pembeli,
dalam hal ini pajak ditanggung penjual)
HPP = 10.000
Ppn = 10%
= 30.000
Bila anda menginginkan pajak untuk ditanggung pembeli, maka dapat anda bebankan biaya
tambahan sebesar 30.000x10% = 3.000. Jadi total harga jual anda adalah 33.000 (profit yang anda
dapatkan adalah 20.000)
Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti
akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
26. BEP
27. BEP
Tindakan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda dengan kebutuhan, karakteristik,
atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran yang
berbeda;
Yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih
segmen yang akan dilayani,
posisi produk adalah produk yang ditempati relatif terhadap para pesaingnya di benak konsumen,
pemasar ingin mengembangkan posisi pasar yang unik untuk produk mereka.
Menurut PHILIP KOTLER, yang dimaksud dengan KONSUMEN adalah semua individu atau pun rumah
tangga yang memperoleh atau membeli barang/jasa untuk tujuan konsumsi pribadi. Adapun
menurut AZIZ NASUTION, Konsumen adalah setiap individu atau orang yang memperoleh
barang/jasa yang dipergunakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Sementara pengertian PESAING dari ahli tidak dijumpai. Meski begitu, terdapat definisi pesaing
secara umum dalam konteks kewirausahaan. Pesaing diartikan sebagai pihak-pihak yang mengejar
sasaran atau target pasar yang sama dengan apa yang kita kejar.
1. MODAL USAHA
Hampir 80% dari mereka mereka yang ingin memulai usaha,pasti terbentur dengan masalah
modal.Saya sangat tidak menyarankan memulai bisnis dengan modal " hutang " karena ini akan
sangat memberatkan kalian kalian semua nanti,teruta untuk kalian yang tidak bisa atau tidak
mengerti dengan ilmu menejemen atau mangatur usaha kalian.
SOLUSI
1. Bekerjalah " se adanya " walaupun hasil nya sedikit lakukan ( tabunglah hasilnya )
3. Mulailah dengan usaha yang bermodal kecil saja ( kalau sukses ) mulai yang lebih besar
4. Kalau terpaksa melakukan hutang,,jangan terlalu banyak mengambil hutang,dan ber hutang lah
pada lembaga atau instansi yang membebankan bunga " kecil ",,bahkan kalau bisa yang
menggunakan sistem syariah " tanpa bunga "
Banyak usaha atau bisnis yang memilikii sebuah " dilema " dimana bisnis tersebut membutuhkan
tenaga sedangkan hasil nya tidak cukup untuk menggaji atau membayar tenaga tenaga tersebut.
SOLUSI
1. Gunakan tenaga kerja yang menguasai banyak hal,,maksudnya satu orang bisa atau faham
berbagai macam pekerjaan sesuai usaha yang anda jalankan.Ini sangat efektif untuk memangkas
jumlah tenaga yang di butuhkan
Pernah kah mengalami pamasukan cukup banyak tetapi pengeluaran jauh lebih banyak??letak
kesalahan nya ada pada sistem management yang amburadul.Jangan menganggap bahwa karena
usaha anda belum besar,jadi tidak perlu yang namanya management,kalau anda seperti itu,anda
akan bertemu dan berkenalan dengan yang namanya ' BANGKRUT "
SOLUSI
1. Gunakan uang hanya untuk kebutuhan yang " harus " ada saja,,selain itu jangan gunakan uang
anda
2. Hindari sifat glamor atau berlebihan terhadap hal hal yang tidak penting!!!!
4. Serahkan tugas ini kepada mereka yang tidak mempunyai jiwa " glamor "
4. MASALAH LOKASI
SOLUSI
3. Saat melakukan promosi,sampaikan letak atau tempat bisnis anda dengan se datail detail nya
kepada calon konsumen
4. Buat lah peta di kertas dan tempelkan pada semua produk yang akan sampai ke konsumen
6. Buat lah tempat bisnis yang " UNIK " di mana sekali ada yang melihat,mereka langsung bisa tahu
kalau itu adalah tempat usaha anda atau jenis usaha yang anda tekuni
Tempat sudah sangat strategis tetapi masih sepi pengunjung???masalah nya ada pada promosi dan
pemasaran anda.
SOLUSI
pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu
kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Laporan adalah bentuk penyajian dari suatu fakta mengenai ahal yang berkenaan terhadap keadaan
ataupun suatu kegiatan.
39.
b. Selalu Perspektif
Sebenarnya cara membuat perencanaan usaha itu mudah. Setidaknya ada 7 tahapan perencanaan
usaha yang harus Anda lakukan yaitu :
Jika Anda bisa mengikuti langkah-langkah perencanaan usaha diatas, maka Anda bisa
memaksimalkan potensi keberhasilan usaha Anda. Usaha yang direncanakan dengan baik dan usaha
yang hanya berjalan tanpa rencana tentu memiliki kualitas yang berbeda.
Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan cara
memperoleh, menggunakan, serta mengelola keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.
Manajemen keuangan juga diterapkan dengan beberapa tujuan, yakni:
Kemudian, dana tersebut dapat dialokasikan untuk kegiatan lain yang lebih menguntungkan
perusahaan.