Anda di halaman 1dari 32

Kamis, 1 Oktober 2020

Mazmur 19:1-7

TAK HABIS DICERITERAKAN


(Tangupu’ Diulelean)
Endless to be Told

Sejak dulu kita mendengar ceritera dongeng tentang


segala sesuatu yang membuat kita merenung akan kisah-kisah
yang diceritakan dalam dongeng tersebut. Dalam dongeng
tersebut kita dapat mengetahui awal ceritera yang sangat menarik
hingga akhir ceritera yang memberi kesan.
Bagian firman Tuhan kali ini adalah sebuah perenungan
pemazmur akan sejarah penciptaan dan keteraturan alam ciptaan
yang bisa didiami dan dinikmati manusia (ay.2-7). Karena itu
pemazmur tidak menyangkali bahwa alam semesta yang begitu
kompleks ini adalah sebuah keajaiban yang agung serta sangat
menakjubkan dari Tuhan. Segala keteraturan, bulan, bumi,
matahari serta planet lainnya membuat kita berpikir bahwa
keteraturan-keteraturan itu pasti ada yang merancang dan
mengaturnya. Untuk itulah pemazmur menghayati bahwa segala
yang ada berasal dari Allah yang menciptakan dan mengatur
seluruh alam raya.
Pemazmur mengajak kita memiliki kesadaran bahwa bumi
serta segala yang ada di dalamnya adalah milik kepunyaan Tuhan
yang harus dipelihara dan dijaga dengan baik. Tuhan hanya
beranugerah kepada kita dan memberi kita kesempatan untuk
hidup di dalamnya. Kita bukanlah pemilik bumi tetapi kita
hanyalah pemakai. Tuhan sendiri yang adalah pemilik. Kita tak
akan pernah habis menceritakan bagaimana Tuhan menciptakan
bumi dan alam semesta yang begitu luas tetapi cukuplah kita
menghayati bahwa Tuhan sangat baik dan sungguh baik yang
telah memberi kita kesempatan untuk mendiami bumi yang
sampai hari ini kita hidup di dalamnya. Karena itu, marilah kita
seperti pemazmur yang secara sadar menggunakan bumi ini
dengan baik sambil memuliakan Allah. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 1
Jumat, 2 Oktober 2020
Mazmur 19:8-15

PERKATAAN YANG MENYEGARKAN


(Kada Mepamasannang)
Refreshing Words

Ada begitu banyak dari kita yang akhirnya merasa kecewa


karena mendengarkan kata-kata dari orang lain yang menurut kita
tidak enak didengar bahkan menganggu perasaan kita. Tentu saja
ada perkataan yang baik, ada juga perkataan yang tidak baik.
Sudah pasti yang kita rindukan adalah perkataan yang
menyegarkan jiwa.
Pembacaan kita saat ini menuliskan sebuah penghayatan
pemazmur bahwa Taurat Tuhan itu sangat sempurna dan
menyegarkan jiwa bahkan peraturan dan perkataan-Nya
memberikan hikmat karena sangat menyejukkan (ay.8-9). Karena
itu, pemazmur sadar lalu memberi gambaran bahwa takut akan
Tuhan itu adalah bagian dari hidup suci. Taurat dan perkataan
Tuhan itu digambarkan oleh pemazmur sebagai hal yang sangat
indah lebih daripada emas dan lebih manis daripada madu (ay.11).
Itu artinya tidak ada yang melebihi kauasa perkataan Tuhan yang
memebri kenyamanan ketika didengar. Dari sinilah pemazmur
meyakinkan dirinya lalu sadar dan berserah sambal berkata:
“Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar
dan janganlah menguasai aku sehingga aku tak bercela lalu bebas
dari pelanggaran. (ay.14)
Kita sering kecewa dan marah karena mendengar
perkataan yang tidak mengenakkan. Lalu bagaimana kita bisa
meloloskan diri dari kecenderungan untuk mengucapkan kata-
kata yang menyakiti orang lain? Caranya adalah, milikilah
kesadaran bahwa Allah adalah pendengar pertama dari perkataan
yang kita ucapkan. Karena itu, mari memperkatakan yang baik
yang dapat menyenangkan Tuhan dan sesama. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 2


Sabtu, 3 Oktober 2020
Keluaran 23:1-13

TAAT TERHADAP ATURAN


(Makaritutu Lako Dandanan Sangka’)
Obey The Rules

Sudah tidak asing lagi bagi kita bahwa setiap budaya


setempat ataupun setiap lembaga, baik itu lembaga profit atau
lembaga non profit sudah pasti memiliki aturan-aturan umum
ataupun aturan-aturan khusus yang harus ditaati oleh setiap orang
yang terkait dengan lembaga atau budaya tersebut.
Keluaran 23:1-13 menguraikan tentang peraturan dan hak-
hak manusia. Untuk menaati aturan tersebut, Tuhan yang harus
menjadi tolak ukur bagi sikap dan perilaku umat sehingga ketika
ada orang yang bertindak tidak sesuai dengan kehendak Tuhan,
umat-Nya harus tetap bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana
yang tidak, agar di tengah-tengah lingkungan yang tidak
mengenal Tuhan, umat harus hidup sebagai pribadi yang berkenan
kepada Tuhan (ay.2). Tuhan pun mengingatkan bahwa sebagai
pribadi yang maha kuasa, Tuhan memiliki kepedulian atas seluruh
wilayah termasuk hewan dan ciptaan yang lain (ay.10-12). Untuk
semua yang Tuhan ciptakan maka dalam ayat 13 ditekankan
bahwa semua yang Tuhan atur ini sama penting. Semuanya
membantu umat untuk menghayati kemurahan Tuhan dalam
hidup keseharian mereka.
Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya dengan
berbagai perintah yang harus ditaati bahwa alam ini adalah milik
kepunyaan Tuhan yang harus dipelihara. Jangan digunakan
sewenang-wenang dan tetaplah memiliki kesadaran bahwa
aturan-aturan yang Tuhan telah nyatakan kepada manusia untuk
mengelola bumi hendaknya menjadi perhatian. Jangan merusak
bumi, tetapi diamilah dan rawatlah. Taatlah terhadap Tuhan saat
kita mendiami ciptaan-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 3


Minggu, 4 Oktober 2020
Ulangan 5:1-21

“MUSA” YANG DIKIRIM TUHAN


(“Musa” To Nasua Puang)
“Moses” Sent by the Lord

Musa bukanlah seorang pemimpin yang tidak punya


kelemahan. Perjalanan panjang dalam memimpin umat Tuhan
telah memberikan kepadanya pengalaman hidup yang indah,
dramatis, juga tragis. Karena satu kesalahan, ia tidak diizinkan
Tuhan masuk tanah Kanaan. Apakah Musa marah? Tidak. Saat-saat
terakhir ia akan berpisah dengan umat Tuhan, dan kepemimpinan
akan dilanjutkan oleh Yosua, kitab Ulangan menjadi saksi betapa
Musa tetap peduli pada keselamatan umat Tuhan.
Musa memanggil seluruh orang Israel itu untuk berkumpul
dan mengingatkan mereka tentang perjanjian yang mereka ikat
dengan Tuhan di Horeb. Musa menasehati mereka untuk tetap
taat dan setia pada peraturan dan Hukum Tuhan (kesepuluh
firman). Cinta kasih Musa tidak pernah berubah. Dalam pidato
perpisahannya ini, Musa seakan-akan ingin mengatakan kepada
Israel bahwa siapapun pemimpinmu kelak, satu hal yang harus
kamu ingat bahwa pemimpin sejati hanya Allah. Musa tahu, di
tanah Kanaan orang Israel akan menikmati kenyamanan dan
kemakmuran. Semua itu bukannya tanpa resiko. Israel bisa
berpaling. Karena itu, sebelum semuanya terjadi, Musa perlu
mengulang hukum Tuhan kepada mereka.
Hidup kita juga ibarat sebuah perjalanan. Ada banyak
godaan di sepanjang jalan itu. Syukurlah bahwa Allah senantiasa
mengirimkan “Musa-Musa” yang akan menolong serta
mengingatkan kita agar tetap berada di jalur yang Tuhan mau.
“Musa” itu bisa orang tua, guru, pendeta, sahabat, atau siapapun
yang peduli kepada kita. Mereka mengasihi kita dengan tulus,
meski mungkin pernah kita mengecewakan. Sungguh kasih Allah
tercermin dalam nasehatnya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 4


Senin, 5 Oktober 2020
1 Petrus 2:1-10

PARANDANGAN MATOTO’
(Dasar Yang Kuat)
Strong Foundation

Ia ke la umbangunki’ misa’ bangunan banua, tantu didaka’


tu inan melo ladinai umbangunni, kumua padang melo sia raka,
tae’ siaraka na marapo ba’tu marawa tuan na senga’- senga’na.
Susi duka to ke ladibangunmi tantu dipemaranga duka tu
ladinainna unnoton parandangan, sia ia temai batu ladipake tantu
didakaran tu batu matoto’ belanna ia tu parandangan iamo
lananai bendan banua dao. Parallu ditandai kumua moi disangamo
melo tu padang ladinai mebanua sia melo garaganna tu banua
ladibangun apa tae’ anna matoto’ tu parandanganna manassa tae’
na sangapa anna sanggang. Lan Matius 7:26,27) dipasangtinti to
baga tu to umpabendan banuanna dao to’ bungin (kassi’),
Pa’basanta umpamalesoi kumua ia tu Puang Yesu iamo
Batu petau tu naparandan Puang Matua lan tanga-tangana
kombongan tu sipatu lananai bendan kombongan (taun-Na Puang
Matua) , anna matoto’ bendanna, moiraka na buda tu tau ussangai
batu katitodoan belanna sia sisala pa’poraianna tu pa’poraian
Puang Matua. Ia tu untarimai sia umpopendadi batu petau (batu
parandangan) tu Puang Yesu iamo digente’ to ditambai lanmai
kamalillinan mentama kamaseroan kale-kallean-Na Puang (ay.9)
anna digente’ misa’ rapu ditonno', misa' kombongan tominaa
ma'parenta, misa' bangsa masallo', sangrapu tau misanNa Puang
Matua, anna pakaleleanni tu penggauran kapuanNa Puang.
Dipasangtintiki’ batu tuo tu bendan dao parandangan
matoto’ iamo tu Puang Yesu belanna diomo mai kale-Na ladinai
unnappa’ kamamasean sia kamauparan ke tontongki’ manda’ sia
matoto’ umpoparandanganni lan katuoanta, sia la tontongki’
ma’kurre sumanga’ anna ditoyangan tu kaleta diomai mintu’
kakadakean tu tangsituru’ pa’poraian-Na. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 5


Selasa, 6 Oktober 2020
2 Korintus 5:11-21
JANGAN SALAH MENILAI
(Da’ anna Ditimbang Sala)
Don’t Missjudge

Tidak banyak orang yang mengenal sosok Susan Boyle,


sebelum ia mengikuti audisi dalam acara televisi “Britain Got
Talent”, sebuah acara pencarian bakat di Inggris. Usianya 47
tahun, parasnya biasa saja, dandanan sederhana, bertubuh gemuk
dan berasal dari sebuah kota kecil. Ketika ia memperkenalkan
dirinya diatas panggung, Juri dan penonton tertawa meremehkan.
Namun saat ia mulai menyanyikan lagu “I dreamed a dream” ,
sebuah lagu dari kisah drama musical Les Miserables, suara
soprannya membuat semua orang tercengang dan terpesona.
Harus diakui, pada umumnya, kita begitu mudah menilai orang lain
berdasarkan penampilannya. Di pikiran kita sudah ada stigma
tertentu, sehingga tanpa sadar kita mengukur seseorang
berdasarkan pikiran kita.
Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus,
Paulus mengakui bahwa ia dahulu menilai Yesus berdasarkan
ukuran manusia sehingga ia membenci para pengikut Kristus.
Namun kasih Kristus telah membuatnya sadar bahwa ia salah
menilai Kristus. Ia mengajak jemaat untuk tidak melakukan hal
yang sama. Sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, seharusnya
setiap orang bisa menguasai diri, terutama pikirannya. Paulus
sadar betapa sulit bagi orang-orang untuk menerimanya sebagai
utusan Kristus karena masa lalunya yang jahat, namun penilaian
orang tidak membuatnya mundur dan menyerah dari pelayanan.
namun Paulus yakin bahwa kasih Allah di dalam Kristus telah
mendamaikan hatinya. Allah tidak pernah memperhitungkan
pelanggarannya. Pengalaman Paulus ini membuat kita belajar
untuk tidak salah menilai orang yang kita jumpai. Salah menilai
akan membuat kita meremehkannya, padahal bisa jadi melalui dia,
Allah mau kita belajar banyak hal. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 6


Rabu, 7 Oktober 2020
Yohanes 11:45-57

PIKIRAN YANG TERSESAT


(Pa’tangaran Pusa)
Lost Thinking

Seorang penulis spiritual asal Kanada, Eckhart Tolle dalam


bukunya “A New Earth” menuliskan bahwa perang dunia pertama
tahun 1914-191, terjadi karena kesesatan berpikir manusia. Ketika
pikiran manusia tersesat, ia akan kehilangan kesadaran. Padahal
kesadaran sangat dibutuhkan untuk menentukan kualitas
kebijakan manusia. Cara berpikir negatif akan mudah mendorong
orang melakukan hal-hal negatif, sebaliknya seseorang yang
terbiasa berpikir positif, akan mudah melakukan hal-hal yang
positif.
Itulah yang terjadi pada orang-orang Farisi ketika
memikirkan Yesus secara negatif. Akibatnya, mereka selalu
mencari-cari kesalahan Yesus. Saat banyak orang percaya kepada
Yesus yang telah membangkitkan Lazarus, mereka justru
tersinggung dan berujung pada konspirasi antara Imam-Imam
kepala dan Mahkamah Agung untuk membunuh Yesus. Kayafas
sebagai Imam Besar memandang Yesus sebagai provokator.
Mengetahui hal itu, bagaimana reaksi Yesus? Ia memilih untuk
“menyingkir” dari hadapan publik. Apakah Yesus takut? Tidak, Dia
memilih untuk tinggal bersama murid-murid-Nya di Efraim, dalam
rangka menjaga suasana tetap kondusif, sekaligus
mempersiapkan hati murid-murid bahwa sebagai pelayan tidak
selalu hal baik yang dilakukan akan ditanggapi positif oleh orang
lain.
Memang kita tidak bisa mengendalikan pikiran orang
untuk tidak tersesat, tetapi kita bisa menjaga pikiran kita untuk
tidak ikut sesat. Kesadaran untuk tetap mengendalikan pikiran
agar tidak tersesat akan menolong kita untuk tetap berlaku baik
dan bijak dalam menghadapi setiap persoalan,terutama dalam
pelayanan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 7


Kamis, 8 Oktober 2020
1 Petrus 5:1-11

PAKAILAH KERENDAHAN HATI


(Angkaranni tu Kamadiongan Penaa)
Be Humble

Kerendahan hati adalah salah satu kebajikan yang


seharusnya kita miliki dalam hidup ini. Namun karakter ini jarang
ditemukan di dalam diri banyak orang. Andrew Murray dalam
bukunya “Humility” mengatakan, “kerendahan hati adalah
ketenangan jiwa yang sempurna. Mengapa? Karena dalam
kerendahan hati, saya tidak mengharapkan apapun dan tidak
merasakan apapun yang dilakukan terhadap saya. Saya tetap
tenang, meski tidak diberikan pujian, dipersalahkan bahkan
dihina”.
Dalam suratnya Petrus menekankan hal kerendahan hati
ketika ia memberi nasehat kepada para penatua dalam
menggembalakan kawanan domba Allah. Kerendahan hati itu
dinyatakan dalam sikap tidak memaksakan kehendak, tidak
mencari-cari keuntungan dan tidak main perintah, karena sebagai
penatua, mereka harus menjadi teladan dalam melakukan
kehendak Allah. Kerendahan hati dalam pola kepemimpinan
jemaat juga dapat dijabarkan dalam penggembalaan yang
melibatkan, memberdayakan dan mencerdaskan. Ini berarti dalam
melayani, harus ada kesadaran bahwa mereka dipanggil Allah
bukan karena mereka lebih hebat dari orang lain, tetapi semata-
mata anugerah dan kesempatan untuk terlibat dalam pekerjaan
Allah yang besar di dunia ini.
Penderitaan, aniaya, fitnah dan air mata akan menjadi
bagian yang tak pernah hilang dalam mengerjakan tugas
pelayanan, namun kerendahan hati akan menolong kita untuk
tetap tenang. Allah menentang orang yang congkak tetapi
mengasihani orang yang rendah hati. Kerendahan hati memang
pilihan, tetapi percayalah jika kita bersedia memakainya maka
setiap pelayanan kita akan menjadi berkat. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 8


Jumat, 9 Oktober 2020
Yakobus 4:1-10

JEBAKAN KEINGINAN
(Poyana Kamoraian)
Trap of Desire

Pada dasarnya manusia cenderung mengikuti keinginan


daging atau hawa nafsunya. Apa yang enak, nikmat,
menyenangkan dan membuat nyaman, akan dipilih, sekalipun
tidak sesuai dengan prinsip iman. Seorang filsuf asal Jerman,
Schopenhauer pernah mengatakan, “keinginan adalah sumber
penderitaan manusia, karena keinginan manusia itu tidak terbatas,
sedangkan pemenuhan atas keinginan itu terbatas”.
Yakobus pun menuliskan dalam suratnya, “kamu
mengingini sesuatu tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh, iri hati, bertengkar dan berkelahi.” Lalu apakah itu
berarti, kita harus membunuh keinginan itu? Tidak! Selama kita
hidup, keinginan atau hawa nafsu akan selalu ada. Bahkan dalam
konsep iman Kristen, keinginan itu pada dasarnya baik. Hanya saja,
kita perlu mengendalikannya, bukan justru keinginan itu yang
menjadi tuan atas hidup kita. Disinilah, penguasaan diri menjadi
penting, karena kegagalan menguasai diri akan menghasilkan
kejatuhan, pertengkaran, pertentangan, akar pahit dan luka batin.
Yakobus bahkan menuliskan juga, ”kamu berdoa, tetapi kamu
tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa”. Mengapa
bisa salah berdoa? “karena yang kamu minta hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”. Hal ini menunjukkan
bahwa jebakan keinginan pun bisa masuk dalam doa-doa yang kita
panjatkan kepada Tuhan.
Karena itu berhati-hatilah. Jangan biarkan diri kita
terjebak oleh keinginan daging atau hawa nafsu. Jalinlah selalu
persahabatan dengan Allah sehingga oleh kasih karunia-Nya, kita
tetap kuat dan tidak mudah jatuh dalam jebakan keinghinan yang
dapat menghancurkan kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 9


Sabtu, 10 Oktober 2020
Markus 2:18-22

BUKAN UNTUK DIPAMERKAN


(Tangia Ladiporombo’)
Not to be Shown

Seorang fisuf Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel


mengatakan, “ciri khas manusia adalah ingin “diakui” oleh orang
lain. Setiap generasi punya keinginan itu, yang membedakan
hanyalah caranya”. Ketika internet belum ada, jika orang mau
“diakui” maka ia akan pamer sesuatu secara langsung di depan
banyak orang, dan disebarkan dari mulut ke mulut. Sekarang ini,
sudah lebih mudah. Bermodalkan kamera ponsel dan jaringan
internet, diunggah ke media sosial, maka seketika itu juga akan
muncul pengakuan dari orang lain melalui simbol “like”.
Begitupun dalam hal aktivitas kerohanian. Saat ini muncul
istilah,”Kristen Sosmed”, karena semakin banyak orang yang
senang memamerkan aktivitas rohaninya di media sosial.
Pada suatu waktu, Yesus pun pernah didatangi orang-
orang yang mempertanyakan, mengapa murid-murid-Nya tidak
pernah terlihat berpuasa? sedangkan murid-murid Yohanes dan
orang Farisi berpuasa. Apakah Yesus melarang murid-murid-Nya
berpuasa? Tentu saja tidak! Injil Matius 6:16-18 menuliskan bahwa
Yesus juga mengajarkan murid-Nya untuk berpuasa, tetapi dengan
cara dan motivasi yang benar. Yesus menjawab dengan
menjelaskan bahwa murid-murid-Nya akan berpuasa pada waktu
yang tepat dan dengan motivasi yang benar.
Bagi Yesus, berpuasa itu baik, aktivitas rohani itu baik,
tetapi jangan dilakukan sebagai ajang pamer kesalehan tanpa
mengerti maknanya. Berpuasa bukanlah sekedar kebiasaan dan
aktivitas rohani belaka, tetapi sebuah kerinduan untuk dekat
dengan Allah dalam kehidupan. Yesus tidak mau semua yang
dilakukan hanya formalitas dan kemunafikan. Karena itu, tidak
perlu pamer rohani sebab yang dilihat Allah adalah hati kita yang
berorientasi pada kemuliaan Allah saja. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 10
Minggu, 11 Oktober 2020
Keluaran 32:15-35

TERHUKUM KARENA MELANGGAR


(Diukung Belanna Untengkai Atoran)
Punished For Transgressed

Pernahkah anda menerima hukuman sebagai akibat dari


pelanggaran yang anda lakukan? Dan pernahkah anda marah lalu
memberikan hukuman kepada mereka yang anda anggap
bersalah?
Musa sangat marah ketika turun dari gunung dan
menyaksikan sorak-sorai umat yang menyembah patung. Karena
itu, Musa mengambil patung tersebut lalu membakar dan
menggiling patung berhala serta menyuruh umat Israel
meminumnya setelah dicampur dengan air sebagai lambang
bahwa mereka harus menanggung perbuatan dosa mereka. Musa
pun menegur Harun yang begitu mudah berkompromi dengan
mengikuti keinginan umat Israel membuat patung untuk
disembah. Akibatnya, Musa menantang Israel untuk memihak
kepada Tuhan. Lalu tampillah suku Lewi yang memihak Tuhan
dengan melenyapkan kaum sebangsa yang memberontak
melawan Allah. Walaupun Musa telah bertindak keras dan tegas
terhadap Israel yang telah berdosa, ia tetap memiliki hati yang
penuh belas kasihan sehingga rela berkurban demi umat Israel
mendapat pengampunan Tuhan (ay. 32).
Walaupun Musa telah menghukum bangsa Isarel karena
pelanggaran mereka namun akhirnya ia memohon pengampunan
kepada Tuhan untuk mengampuni dosa umat Israel. Musa tidak
membiarkan mereka tetap terhukum. Dari sini kita belajar bahwa
sekalipun kita telah jatuh ke dalam dosa atas pelanggaran kita, di
dalam Kristus kita telah menerima pengampunan dosa sehingga
kita beroleh keselamatan. Yesus telah menyatakan pengampunan-
Nya atas kehidupan kita sehingga kita pun harus sadar dan segera
berbalik kepada Tuhan. Janganlah melanggar perintah Tuhan.
Don’t break the commandments of the Lord. Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 11


Senin, 12 Oktober 2020
Yudas 1:17-23

BANTANGKO LAN KAPATONGANANMU


(Teguhkan Imanmu)
Strengthen Your Faith

Nakua lan aya’ 17-18; Apa kamu te, e pa'kaboro'ku, la


mikilalai tu apa napokada dolomo mintu' rasulu'Na Puangta Yesu
Kristus; susi tu mangkamokomi napokadan, kumua iake attu
undinna la sae ba'tu pira-pira to patelle tu unturu' kamailuan
masuangna.
Ia te pa’pakilala iate umpakainga’ki’ kumua parallu dikareai
tu kapatongananta belanna inangla bu’tu tu ma’rupa-rupa
tomangada’ sala sia pangadaran mepapusa, senga’mito tu petelle
sia pabe’se tu maraa umpamo’dongki’ lan kapatonganan. Susi
napamanassa Yudas (tangia Yudas Iskariot) kumua lan attu
ma’katampakanna la bu’tu tu to pabe’se tu tuo unturu’ kamailuan
sia umbudanan mentolinona, susinnamo tomai to mekutana
kumua umbara buttinna kumua ia tu Yesu Kristus iamo Puang sia
dikua para’ Puang na matumbai anna dia’ta’?, sia dipakario-rio
anna tae’bang anna mebali? Iamo te tomekutana susi temai tu
disanga to umpaden kasisarakan, sia to umbudanan mentolinona
sia tae' anna torroi Penaa (ay.9).
Iamoto anna dipakaintin lako kita susi dipokada lan ay.20
kumua “Apa kamu te, e pa'kaboro'ku, pabantangi tu kalemi
umpoparandangan kapatonganan masallo'mi tongan, ammi
massambayang Narondong Penaa Masallo' “. Ia tu to tang
ma’patongan lako Kristus tae’ anna torroi Penaa Masallo’, iamoto
anna tontong tuo lan kamalillinan, sia unnuali katonganan-Na
Puang Matua.
Denki’raka tangla nao’ton kamalamman, apa iake
tontongsiaki’ makaritutu lan kapatonganan, sia tuara’ napanundu’
Kuasa Penaa Masallo’, manassa Iamo Puangmo la tontong
umpabatta’ki’ sia napasiria kamarampasan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 12


Selasa, 13 Oktober 2020
Mazmur 97:1-12

MENGHARAPKAN PERTOLONGAN ALLAH


(Urrannuan Pa’tunduan-Na Puang)
Hoping God’s Help

Seringkali kita lengah dalam menjalani kehidupan


keseharian kita, seolah-olah tidak ada yang mengontrol. Akibatnya
kita bebas melakukan apa saja yang kita mau termasuk menindas
sesama kita seperti orang fasik yang menindas orang benar.
Tetapi bagaimana akhir dari tindakan seperti itu?
Mazmur 97 menggambarkan keberadaan Allah sebagai
raja yang akan membela umat-Nya dari penindasan orang-orang
fasik. Pemazmur mengakui bahwa Allah adalah raja yang punya
kekuatan untuk membela milik kepunyaan-Nya. Pemazmur
menggambarkan bahwa kedatangan-Nya menggetarkan seisi
dunia sehingga alam pun tidak berdaya di hadapan-Nya (ay.2-5)
bahkan bangsa yang menolak Allah dengan cara menyembah
berhala tertunduk malu di hadapan-Nya (ay.6-7). Kekuatan Allah
disambut dengan sorak-sorai di Sion. Allah datang untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan karena semua orang benar
tetap dipelihara oleh-Nya dan melepaskan umat-Nya dari tangan
orang-orang fasik (ay.10-11).
Mungkin kita sedang mengalami tekanan kehidupan
karena adanya orang lain yang selalu menindas kehidupan kita
dengan cara yang kita tidak suka sehingga membuat kita merasa
terbeban dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, kita harus yakin
bahwa Allah punya cara untuk menolong orang-orang benar.
Karena itu yakinlah bahwa akan tiba waktunya Allah akan hadir
menolong kita dengan membebaskan kita dari tekanan-tekanan
kehidupan. Lebih dari itu kita patut bersyukur karena di dalam
Kristus, Allah sudah datang mengalahkan dosa dan maut agar kita
beroleh kehidupan yang kekal. Berharaplah pada Tuhan, hanya
Dialah penolong hidup kita. Dia baik sepanjang waktu. God is good
all the time. Amen
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 13
Rabu, 14 Oktober 2020
2 Raja-Raja 17:7-23

JANGAN MENYAKITI HATI TUHAN


(Da’ ammi Pa’dikki Penaan-Na Puang)
Don’t Let The Lord Down

“Satu kali kau sakiti hati ini masih ku maafkan dua kali kau
sakiti hati ini juga kumaafkan tapi jangan kau coba tiga kali jangan
oh janganlah cukuplah sudah, cukuplah sudah jangan kau ulang
lagi”. Penggalan lagu yang berjudul Jangan Sampai Tiga Kali yang
dipopulerkan oleh Trio Ambisi mengingatkan kita bahwa manusia
punya batas perasaan. Lalu bagaimana dengan perasaan Tuhan
melihat tingka laku umat-Nya yang berkali-kali menyakiti-Nya?
Pada bagian ini kerajaan Israel runtuh karena kejahatan
Hosea bin Efa yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan
bersama dengan seluruh Isarel (ay.7-8). Mereka melupakan
kebaikan Tuhan dengan ikut serta dalam penyembahan seperti
kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar mereka (ay.9-11). Mereka
hidup sesuai yang mereka mau dan mengabaikan Tuhan. bangsa
Israel tidak lagi mau mendengarkan perintah bahkan semakin
mengeraskan hati serta menolak ketetapan Tuhan. Seperti
bangsa-bangsa lain, orang Israel juga mempersembahkan anak-
anak sebagai korban dalam api, melakukan tenung dan yang jahat
sehingga sehingga menimbulkan sakit hati Tuhan (ay.14-17).
Karena itu Tuhan murka dan menolak mereka (ay.18-23) karena
orang Isarel lupa akan kebaikan-kebaikan Tuhan yang Tuhan telah
nyatakan kepada mereka.
Gambaran kehidupan orang Israel mungkin menjadi
bagian dari gambaran kehidupan kita yang penuh dengan dosa
dan pelanggaran. Karena itu, bertobatlah dan kembalilah kepada-
Nya dan janganlah menyakiti hati Tuhan dengan segala
pelanggaran yang kita lakukan. Ingatlah bahwa dalam Kristus,
dosa-dosa kita telah diampuni sehingga kita pun dilayakkan untuk
datang kepada-Nya.Terpujilah Kristus. Blessed be the God . Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 14


Kamis, 15 Oktober 2020
3 Yohanes 1:5-12

MENYATAKAN KASIH DALAM SITUASI SULIT


(Unnangkaran Pa’kaboro’ Lan A’gan Mabanda’)
Expressing Love In Difficult Situation

Covid 19 di awal tahun 2020 ini membuat kita sangat


ketakutan sehingga ruang gerak kita semakin sempit. Hal itu
terasa Ketika pemerintah menganjurkan untuk di rumah saja.
Perekonomian lumpuh, perusahaan mulai mengurangi produksi
dan merumahkan karyawannya. Dapatkah kita berbagi kasih
dengan saudara seiman atau orang-orang di sekitar kita?
Seorang Kristen yang bernama Gayus dipuji karena
sikapnya menolong orang sekalipun mereka yang ditolong itu
adalah orang asing dan orang yang tidak dikenalnya. Tindakan
Gayus adalah tindakan sebagai orang percaya dan yang berkenan
kepada Allah (ay.5-6), karena dengan pelayanan itu nama Tuhan
dipermuliakan sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah
tidak mendapat kesempatan untuk menjatuhkan jemaat dan
orang percaya (ay.7). Walaupun Gayus melakukan pelayanan kasih
dengan baik namun ada saja orang yang mengambil kesempatan
mencari nama seperti seorang Diotrefes yang ingin menjadi orang
terkemuka (ay.9). Diotrefes melakukan tindakan meleter (tutur
kata yang keluar terus menerus dengan tidak tentu maksud dan
tujuannya) serta melontarkan kata-kata yang kasar dan tidak mau
menerima saudara-saudara yang datang bahkan mencegah orang-
orang serta mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita? Bertindaklah
seperti Gayus dan janganlah meniru orang yang jahat seperti
Diotrefes yang selalu merasa benar. Percayalah bahwa
barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah. Barangsiapa
berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. Berbuat baiklah walau
dalam situasi sulit untuk kemuliaan Allah. Kita telah menerima
yang terbaik dari-Nya yaitu hidup kekal. Always doing good.
Berbuat baiklah selalu. Do the best for God. Jesus bless you. Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 15


Jumat, 16 Oktober 2020
1 Petrus 5:1-11

GEMBALA YANG MENGGEMBALAKAN


(To Mangkambi` Ma’paraka)
Sheperd To Lead

Pernakah kita dinasehati? Bagaimana perasaan jika


dinasehati? Mengapa ada orang yang tidak mau dinasehati?
Mengapa orang menasehati kita atau mengapa kita memberi
nasehat kepada orang lain?
Petrus memberi nasihat kepada para penatua sebagai
teman dan saksi penderitaan Kristus yang akan mendapat bagian
dalam kemuliaan itu (ay.1). Petrus berharap agar para penatua
mengembalakan kawanan domba Allah bukan dengan paksa,
tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah (ay.2).
Jangan berbuat seolah-olah mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan, tetapi hendaklah menjadi teladan bagi mereka
(ay.3). Sebab apabila Gembala Agung datang, saksi Kristus akan
menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu (ay.4). Petrus
juga menasehati orang-orang muda supaya tunduk kepada orang-
orang tua karena siapa yang merendahkan diri kepada semua
orang akan ditinggikan Tuhan (ay.5-6) karena itu janganlah kuatir
(ay.7), tetapi tetaplah berjaga-jaga sebab lawan orang percaya
adalah Iblis (ay.8). Ibils harus dilawan dengan iman yang teguh.
Allah telah memanggil kita masuk ke dalam persekutuan dengan
Kristus menuju kepada kemuliaan-Nya yang kekal dan Dia pulalah
yang akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan
mengokohkan kita, sebab Dia yang empunya kuasa sampai
selama-lamanya (ay.9-11)
Yesus adalah Gembala Yang Agung. Dia menggembalakan
umat-Nya agar menerima kehidupan yang kekal. Hiduplah dalam
gemabalaan-Nya untuk menggembalakan setiap orang dalam
hidup ini. Tuhan selalu bersamamu. God always be with you. Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 16


Sabtu, 17 Oktober 2020
Matius 14:1-12

MULUT ORANG BENAR


Pudukna to malolo
The Mouth Of The Righteous

Mulutmu harimaumu! Ungkapan tersebut adalah


ungkapan anak muda yang beberapa waktu yang lalu trend.
Mengapa mulut orang kok bisa jadi harimau? Ternyata mulut bisa
membawa celaka jika tidak digunakan dengan baik.
Dapatkah kita katakan kepada Yohanes Pembabtis
mulutmu harimaumu? Jawabannya tidak! Yohanes mati sahid
karena kebenaran. Ketika Yesus mulai terkenal dalam pelayanan-
Nya Herodes pun mendengarnya (ay.1). Herodes ketakutan
setelah membunuh Yohanes pembabtis dan mengatakan "Inilah
Yohanes pembaptis ia sudah bangkit dari antara orang mati dan
itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Herodes
menyangka bahwa Yesus itu adalah Yohanes yang sudah bangkit
lagi (ay.2). Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, dan
memenjarakannya karena mengatakan "Tidak halal engkau
mengambil Herodias menjadi istrimu (ay.3-4) Herodes ingin
membunuh Yohanes, tetapi ia takut kepada orang banyak yang
memandang Yohanes sebagai seorang nabi. Tetapi pada hari
ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias dan
menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan
memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah
dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku
di sini kepala Yohanes Pembaptis (ay.5-8).
Dalam menyatakan dan memperjuangkan kebenaran
mungkin kita akan mengalami ancaman dan tantangan seperti
Yohanes. Namun tetaplah memperkatakan hal yang benar karena
itulah yang berkenan di hadapan Allah. Kristus telah mati namun
bangkit karena telah menyampaikan kebenaran. Kita pun
dipanggil untuk menyatakan kebenaran dalam tuntunan Roh
Kudus kepada semua orang. Terpujilah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 17


Minggu, 18 Oktober 2020
Keluaran 40:34-38

ALLAH TERUS BERSAMA UMATNYA


(Tontong tu Puang Ussisolan Taun-Na)
God Always Be with His People

Mungkin kita merasa bahwa Allah tidak pernah berada


bersama dengan kita saat-saat kita menjalani kehidupan. Namun
kita dapat menghayati bahwa apapun keberadaan kita ia selalu
bersama dengan kita sesuai cara-Nya yang mungkin kita tidak
mengerti cara kehadiran-Nya.
Dalam ayat 34 diceriterakan bahwa: "Lalu awan itu
menutupi kemah pertemuan, dan kemuliaan Tuhan memenuhi
Kemah Suci." Kemuliaan Tuhan membuat Musa tidak dapat
memasuki Kemah Suci (ay.35). Karena itu, Musa baru dapat naik
ke gunung Sinai pada hari ketujuh saat Tuhan memanggil dia. Ini
menunjukkan bahwa kekudusan Tuhan membuat makhluk ciptaan
tak tahan berada didekat-Nya. Namun Dia berkenan menuntun
umat dari hari ke hari, mengarahkan ke mana mereka harus pergi
dan di mana mereka perlu berkemah. Allah terus ada di atas
Kemah Suci siang dan malam (ay.36-38) seperti kehadiran-Nya
yang ditandai dengan tanda-tanda alam seperti yang dialami oleh
umat Israel.
Bagian firman Tuhan hari ini menjelaskan kepada kita
tentang penyertaan Tuhan terhadap umat-Nya yang selalu nyata
bahwa Allah sungguh-sungguh berdiam di antara umat-Nya.
Mungkin kita tidak melihat lagi awan seperti yang disaksikan oleh
umat Allah saat itu, tetapi kita harus sadar bahwa Allah selalu
menyertai kita sama seperti Ia menyertai Israel. Allah yang kita
sembah adalah Allah yang sama menyertai umat Israel. Dia adalah
Allah yang kudus yang tetap mengasihi kita dalam Kristus Yesus.
Yakinlah bahwa Allah yang kita sembah dalam Yesus Kristus selalu
hadir dalam kehidupan kita. Dia mengarahkan kehidupan kita
melalui kuasa Roh Kudus untuk meyakinkan hati kita bahwa Allah
yang kita percaya tak pernah meninggalkan kita. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 18
Senin, 19 Oktober 2020
Mazmur 63:1-12

BERHARAPLAH
(Ma’rannuan Komi)
Be Hoping

Manassa ianang tangla nalambi’ tanga’ta tu kamatandean-


Na Puang, iamora bannangna to anna den tontong ma’sattuan
lako kale-Na kumua anna samukkun-mukkunna tuo sia lobo’ tu
kapatongananta ondongpi tontong maarra’ lan kasiumpuran sola
Puang. Iamote tu mendadi pentoean manda’na to Daud saelako ia
tu kamaliranna lako Puang Matua samandu-mandunna matoto’
moiraka anna marassan lan misa’ a’gan kapussakan sia
kamatakuran. Lan ay.2 nanai maleso umba susi tu Daud meongli’
umpapayan kamamaliranna lako Puang Matua anna
massambayang nakua “O Puang Matua, Kamumo
Kapenombangku, Kamumo tu kupeangla', napoma'rangKomi
deatangku, sia nakamali'Komi kaleku, dio padang rangke sia
ba'ta', sia tang nailli' uai.
Moi anna marassan te toma’pudi unnolai misa’ a’gan
katuoan tonna male umpallaian kalena diomai to lamorai ungka’tu
sunga’na iamo tu Saul, apa lan tu ianna to tae’ anna kapa’dean
pentoean sia kapa’rannuanan sangadinna tontong natiro maleso
lan kapatongananna tu kama’biran-Na Puang Matua, sia tae’ anna
tileluk kapassattuananna kumua manassa Puang urrindingpala’i
sia la ullendokanni diomai ualinna.
Kamamaliranna Daud lako Puang Matua dipasangtinti
misa’ donga ungkabarri salu (Mz.42), kumua moiraka anna
mambela lalan lanaola umpengkaai’ tu salu sia buda tu a’gan
mepamataku’ lan kalingkan apa inangla napellambi’ tu inan
lananai unnappa’ uai lana iru’.
Buda a’gan laditammu ullingkai te katuoan sia buda duka
tu nenne’ meampangi apa nakua kadanna Puang lan Yes.55:6
“Daka'i tu PUANG, su'ding ma'din siapi diappa';
massambayangkomi metamba lako, su'ding mandappi' siapi”

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 19


Selasa, 20 Oktober 2020
Bilangan 12:1-19

JANGAN SEPERTI HARUN DAN MIRYAM


(Da’ammi Peulai’ Harun sola Miryam)
Don’t Be Like Aaron And Mirian

Pernahkah anda pernah merasa kecewa karena


menyaksikan orang lain mengambil keputusan yang tidak sejalan
dengan keinginan hati anda? Lalu apa sikap anda ketika
menyaksikan keadaan tersebut?
Musa memilih diam dan tidak membela diri (ay.3), namun
Tuhan membela hamba-Nya Musa. Tuhan telah memilih dan
menetapkan Musa, melampaui jabatan nabi karena kepadanya
Tuhan berbicara muka dengan muka (ay.6-8). Namun perbuatan
Miriam dan Harun seolah menolak pilihan Allah atas Musa (ay.2).
Miryam dan Harun kecewa kepada Musa yang telah menikahi
perempuan Kusy. Terlebih ketika mereka menyaksikan bagaimana
Tuhan memilih dan mengurapi Musa untuk menjadi pemimpin
atas Israel. Mereka iri hati lalu mengata-ngatai Musa dengan
mengatakan:“Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan
Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?.
Tuhan tahu apa yang terjadi, sehingga Ia memanggil Musa, Harun
dan Miryam untuk masuk ke Kemah Pertemuan (ay.6-7) Karena
telah mengatai-ngatai orang yang telah diurapi Tuhan, Miryam dan
Harun kena kusta!" (ay.9-10).
Tuhan memilih seseorang sesuai yang Allah inginkan.
Karena itu, kita harus menghormati keputusan Allah dengan
memberikan dukungan kepada setiap hamba-Nya. Lebih dari itu,
beri mereka semangat dan jangan justru mengata-ngatai mereka
dengan ucapan yang tidak memberi harapan. Apa yang menimpa
Miryam dan Harun kiranya menjadi pelajaran dan peringatan keras
bagi kita bahwa jangan sekali-kali iri hati kepada orang lain,
terlebih kepada orang-orang yang telah dipilih dan diurapi Tuhan.
Sekali lagi berhentilah iri hati. Stop being jealous. Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 20


Rabu, 21 Oktober 2020
Matius 17:24-27

YESUS PUN MEMBAYAR PAJAK


(Nabaya’ duka Puang Yesu tu Sima)
Jesus Also Paid The Tax

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara.


pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan
negara dari sektor pajak. Uang pajak digunakan untuk
kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Lalu
bagaimana sikap Yesus terhadap pajak?
Agar tidak menjadi batu sandungan, Yesus berkata kepada
Petrus bahwa: "Petrus, agar kita tidak menjadi batu sandungan,
kita akan buktikan bahwa kita membayar pajak”. Karena itu Yesus
menyuruh Petrus memancing ke danau, dan yang luar biasa
adalah ikan pertama yang didapat oleh Petrus didalamnya
terdapat uang empat dirham. Hal itu terjadi ketika Petrus
menuruti perintah Yesus. Dengan uang tersebut Petrus
menggunakannya membayar pajak 2 dirham kepada pemungut
bea dan selebihnya untuk Yesus dan Petrus. Sangat menarik
bahwa Yesus menyuruh Petrus untuk memancing ikan karena
Yesus tahu ikan mana yang harus ditangkap yang di dalam mulut
ikan tersebut terdapat empat dirham. Ini membuktikan kepada
kita bahwa Yesus adalah Allah yang tahu mengenai segala
perkara.
Pada dasarnya pajak berfungsi untuk membangun
kesejahteraan masyarakat, bahwa dengan membayar pajak
berarti kita telah terlibat dalam membiayai kepentingan bersama.
Begitu pentingnya pajak sehingga Yesus dan murid-murid-Nya ikut
membayar pajak. Lalu bagaimana dengan kita? apakah kita merasa
terbeban dengan tagihan pajak? Marilah bertindak seperti Yesus
bahwa berikanlah kepada pemerintah apa yang harus diberi dan
berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi bagian Tuhan. Taatlah
membayar pajak untuk kepentingan bersama, namun tetaplah
bersyukur dengan memberi persembahan kepada Tuhan. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 21
Kamis, 22 Oktober 2020
Titus 1:5-16

PILIH YANG BAIK, TEGUR YANG TAK TERTIB


(Pilei tu Melona, Pakilalai Tu To Tangdiada’)
Choose The Best, Scold The Undisciplined

Pernahkah anda melihat orang-orang yang memiliki


semangat besar untuk menjadi Penatua? dukungan seperti apa
yang anda berikan kepadanya? Lalu bagaimana jika ternyata calon
penatua yang sangat diandalkan banyak orang ternyata tidak
sejalan dengan apa yang anda lihat?
Paulus berpesan kepada Titus agar berhati-hati dalam
memilih penatua agar orang-orang yang akan dipilih menjadi
Penatua hendaknya memiliki hati yang tulus dan bukan orang
yang suka mencari keuntungan pribadi (ay.5-9). Selain itu Paulus
juga mengingatkan agar Titus tidak segan-segan menegur orang-
orang yang tidak tertib serta yang masih percaya kepada
dongeng. Paulus berharap agar Titus menyampaikan teguran
berdasarkan kebenaran dan kasih Kristus, karena orang-orang
seperti itu barulah bisa jujur apabila ia berpegang kepada
perkataan yang benar sesuai dengan firman Tuhan (ay.9). Ciri
hidup yang berpegang kepada kebenaran serta memiliki iman
yang sehat adalah orang yang tidak melibatkan diri kepada
dongeng dan tahyul (ay.13-14), serta yang tidak menyerahkan
hidupnya dengan mengindahkan dongeng, tetapi yang
menjadikan Tuhan sebagai sandaran hidup.
Kita harus sadar bahwa dalam kehidupan yang melayani
Tuhan, sudah pasti kita memiliki banyak kekurangan yang perlu
dibenahi. Melalui surat Titus ini, kita disadarkan untuk selalu
menjaga hidup agar tetap tertib menjadi berkat dan bukan untuk
mencari kepentingan diri dalam pelayanan. Tugas yang sedang
dipercayakan kepada kita adalah tanggung jawab yang harus
dikerjakan dengan sepenuh hati dan rasa pengabdian kepada
Allah yang sudah menyelamatkan kita. Karena itu, pilihlah mereka
yang ingin melayani Tuhan namun tegur jika tak tertib. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 22
Jumat, 23 Oktober 2020
Titus 2:1-10

MENJADI TELADAN KEHIDUPAN


(Mendadi Pa’tuladanan Katuoan)
To Be Example Of Life

Secara sederhana dapat dipahami bahwa teladan adalah


sesuatu yang patut ditiru baik dari segi perkataan maupun
perbuatan yang nampak dalam kelakuan setiap hari.
Paulus menyampikan kepada Titus tentang apa yang harus
disampaikan untuk menanggapi kelakuan dan ajaran-ajaran yang
tidak sehat yang muncul dalam kehidupan jemaat. Karena itu,
Paulus menguraikan bahwa laki-laki yang tua hendaknya menjadi
pribadi yang sederhana dan terhormat (ay.2) sedangkan
perempuan hendaknya menunjukan sikap perempuan yang tekun
beribadah (ay.3-4). Selain itu perempuan yang muda diharapkan
mengasihi suami dan anak dalam keteladanan. Untuk itu, Paulus
berharap agar orang-orang dapat hidup sederhana dan jangan
sampai seperti peminum yang tidak dapat mengendalikan diri,
tetapi pentingnya menjadi pribadi yang terhormat karena
kebaikannya, sehat dalam iman dan tekun memelihara kehidupan
yang benar sebab dengan berlaku seperti itu menunjukkan bahwa
ia telah menjadi manusia baru dalam Kristus. Karena itu Paulus
menginginkan bahwa seorang pelayan harus menjadi kesaksian
Allah bagi sesamanya (ay.7-10), dengan cara menjadi teladan dan
memelihara ajaran yang menyehatkan.
Bagaimana dengan kehidupan anda? Apakah sudah
menjadi teladan dalam tutur kata dan tindakan? Yesus telah
menjadi teladan dalam seluruh aspek kehidupan bahwa seluruh
rangkaian kehidupan-Nya telah menunjukkan cara hidup yang
patut diteladani. Karena itu, marilah kita selaku orang yang
percaya terus menyatakan sikap yang dapat menjadi model untuk
di teladani oleh semua orang dalam kehidupan kita. Kita tak akan
sempurna bertindak seperti Yesus, namun dengan bimbingan Roh
Kudus kita akan dimampukan menjadi teladan kebenaran. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 23
Sabtu, 24 Oktober 2020
Ulangan 32:44-47

INGATLAH PERKATAANKU
(Kilalai tu Kupokadanna)
Remember My Words

Jika anda merenungkan ulang kehidupan, adakah


perkataan seseorang yang sampai hari ini masih tersimpan di
pikiran anda? Jika masih ada, mengapa perkataan itu tetap
menguat dalam ingatan anda?
Perikop ini merupakan pesan terakhir Musa sebelum ia
meninggal. Ia berpesan agar bangsa Israel tetap taat terhadap
Taurat dan setia mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Ketika Musa menyampaikan nasihatnya, bangsa Israel berkumpul,
tertunduk untuk mendengarkan setiap kata dari Musa. Musa
mengharapkan agar bangsa Israel tidak hanya larut dalam rasa
haru tetapi diharpkan menyimak segala perkataan Musa. Itulah
sebabnya Musa berkata: “perkataan ini bukanlah perkataan
hampa bagimu…”(ay.47). Kalimat “Jalanilah harimu, seolah itu
sebagai “kesempatan terakhir” untuk bangsa Israel. Musa
berharap agar bangsa Israel tetap mengingat syair-syair nyanyian
Musa untuk direnungkan (ay.44-45). Dalam kesempatan itu, Musa
kembali menegaskan kepada orang-orang Israel agar tidak
meremehkan segala ajaran, nyanyian peringatan, dan Taurat
Tuhan yang telah ia sampaikan kepada mereka bahwa semua yang
telah mereka dengar wajib diajarkan dan dilakukan oleh bangsa
Israel dan keturunannya dengan setia (ay.46). Itulah sebabnya
Musa menggarisbawahi bahwa segala hukum Taurat yang telah
diajarkan kepada mereka bukan ucapan kosong melainkan sumber
kehidupan mereka (ay.47).
Melalui perkataan Musa diatas, kita diajak merenung
bahwa jika kita memilih hidup berdasarkan perkataan Allah, maka
kita pun akan menikmati keselamatan, namun jika kita lebih
memilih mengabaikan perkataan Allah maka kita akan merasakan
kehancuran akibat dari pilihan dan pembangkangan kita sendiri.
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 24
Minggu, 25 Oktober 2020
Mazmur 119:41-48

TUHAN PASTI MENEPATI JANJINYA


(Manassa Napogau’ Puang tu Pangallu’-Na)
God Always Keep HIS Promise

“Janji-janji manis”, kalimat yang sering dikenakan kepada


orang yang suka membuat janji, tetapi tidak pernah ditepati. Saat
disampaikan, pendengar atau yang menjadi korban seakan
tersugesti sehingga percaya saja apa kata orang tersebut.
Pembacaan kita saat ini juga berbicara soal janji. Tapi jangan salah,
janji yang ini, bukan janji-janji manis alias palsu.
Janji yang diharapkan oleh pemazmur adalah janji Tuhan
tentang keselamatan (ay.41). Pemazmur berharap bahwa jika
Tuhan menepati janji-Nya maka ia yakin bahwa ia akan dapat
memberi jawab kepada orang yang mencelanya (ay.42).
Pemazmur percaya pada firman Tuhan dan ia mau berharap pada
hukum-hukum Tuhan. Kita mungkin pernah merasa demikian. Kita
berada pada posisi yang sulit dan tertekan. Kita tidak tahu lagi apa
yang akan kita katakan untuk memberi jawab kepada orang yang
mencela kita. Pemazmur memberikan teladan kepada kita saat ini.
Saat ia dalam posisi sulit dan tertekan, ia memutuskan untuk tetap
percaya pada janji Tuhan yang akan memampukannya untuk
keluar dari situasi sulit yang dihadapinya. Ia tetap mau berharap
pada hukum-hukum Tuhan (ay.43), tetap berpegang pada Taurat
Tuhan (ay.44), terus mencari titah Tuhan (ay.45) dan
merenungkan ketetapan-ketetapan Tuhan (ay.48). Pemazmur
bahkan berkata bahwa “Aku menaikkan tanganku kepada
perintah-perintah-Mu yang kucintai dan aku hendak merenungkan
ketetapan-ketetapan-Mu”(ay. 48). Menaikkan tangan tanda bahwa
ia percaya penuh pada janji Tuhan tentang keselamatan bagi
umat-Nya.
Tetaplah percaya pada janji Tuhan, karena itulah janji yang
pasti. Pemazmur sudah membuktikannya. Janji yang sama juga
berlaku atas kita anak-anakNya. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 25
Senin, 26 Oktober 2020
Yakobus 2:14-26

KAPATONGANAN SOLA PENGGAURAN


(Iman dan Perbuatan)
Faith and Works

Buda tau ussanga kalena ma’patongan apa tangmanassa


lan penggauranna, susi dukato buda tau nakua umpogau’bang
kameloan lan katuoanna apa tangmanasssa kapatongananna.
Tanda manassana kumua ma’patonganki’ ke tontongi situru’
penggauran, ten dukato kumua iatu penggauran melo dipogau’
iapi na maleso torroanna kumua melo ke diangkaranpi
menggaronto’ lan kapatonganan. Denbangsia tu nasanga tau
melo situru’ tombanganna, apa tangsituru’ timbangan
kapatonganan.
Napamata’tak Rasulu’ Yakobus kumua ia tu kapatonganan
sola penggauran, tontongpi siayoka ba’tu ma’din dipasangtinti
da’dua tau marassan lumingka, anna tontong siambaro mentengka.
Umpatengka kapatonganan tu dipapayan lan penggauran iamo
tanda manassana kumua inang to mengkaolaki’ lako Puang
Matua, belanna tae’gai’na tu disanga ma’patongan apa ia tu
penggauran tangsusi sipa’ toma’patongan. Padabangsia
penggauran nenne’ kita ussangami melo apa sitonganna tangsusi
pangadaran kapatonganan. Ia tu penggauran melo iamo buanna
kapatongananta sia ia tu buanna kapatongan la membua
penggauran melo. Lan Ibrani 11 pira-pira tau dipokada susinna
Henokh, Nuh, Abraham, Musa, Yusuf tu sipatu mendadi
pa’tuladanan belanna kamengkaolanna lan kapatonganan lako
Puang Matua, naurunganni mendadi pa’tuladanan lako bati’
siosso’na.
Kapatonganan tangsituang penggauran dipasangtinti to
mate susi dipokada lan ay.26 “Belanna susi kale mate, ke tae'i
penaa lan, susi dukamo kapatonganan to, mate, ke tae'i nasituang
penggauran”. Iamoto la tontong payan tu kapatongananta
ullendui’ penggauran melo situru’ kadan-Na Puang Matua. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 26
Selasa, 27 Oktober 2020
Keluaran 34:29-35

GLOWING
(Bercahaya)
Pandila-dila

Glowing!!! Ya, wajah glowing bercahaya adalah dambaan


setiap wanita. Jadi tidak heran kalau saat ini, dunia periklanan
dipenuhi dengan tawaran-tawaran menggiurkan tentang cara
membuat wajah para wanita glowing bercahaya dalam sekejab.
Pembacaan kita saat ini juga bercerita mengenai wajah
yang bercahaya. Wajah siapa? Wajah Musa. Seperti apakah
mukanya yang bercahaya itu? Apakah sama seperti dambaan
banyak wanita saat ini yang dimaksud glowing? Ternyata jika
diperhatikan secara seksama maka sangat jelas bahwa bukan
seperti wajah glowing bercahaya yang dimaksud tetapi yang
dimaksudkan adalah wajah yang benar-benar bersinar, ada
cahayanya yang membuat orang tidak sanggup memandangi dan
menjadi takut (ay.30). Cahaya seperti apakah yang dimaksud?
Alkitab tidak mencatat dengan detail tentang gambaran cahaya
yang dimaksud, namun sangat jelas pula dikatakan bahwa
wajahnya bercahaya karena baru saja Musa berbicara dengan
Tuhan. Cahaya itu melekat karena Musa kembali untuk
menyampaikan apa yang Tuhan inginkan dari bangsa Israel.
Mungkin saja ini menjadi salah satu bukti bahwa benar Musa telah
berbicara dengan Tuhan dan apa yang disampaikannya adalah
benar dari Tuhan.
Kita juga adalah orang-orang yang dipakai Tuhan dalam
dunia ini menyampaikan ingin-Nya. Dia pun mau kita bercahaya di
depan banyak orang dengan menjadi teladan yang baik. Jangan
pernah takut menyampaikan apa kata Tuhan. Banyak anak Tuhan
yang hanya sibuk membuat wajah lahiriah bercahaya alias
glowing, tapi lupa apa sesungguhnya yang Tuhan ingin kita
bercahaya memancarkan kemuliaan-Nya. Bercahayalah
senantiasa. Keep glowing. Amen
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 27
Rabu, 28 Oktober 2020
Ulangan 26:16-19

KESAYANGAN
(Dikaboroi’)
Compassion

“…Waktu ku kecil hidupku amatlah senang, senang


dipangku-dipangku dipeluknya serta dicium-dicium dimanjakan
namanya kesayangan.. “Demikian sepenggal bunyi lagu yang
sangat disenangi oleh anak kami. Suatu hari, ia bertanya kepada
saya, “ma, kenapa mama sayang sama saya”? Waw, pertanyaan
yang sangat sederhana tetapi cukup menantang untuk
menjawabnya dengan bijak karena saya tahu jawaban saya ini juga
akan mempengaruhi cara pandang anak saya kepada kami
orangtuanya. Saya menjawab dengan tegas “karena kamu adalah
anak mama dan kamu anak yang baik, selalu dengar-dengaran
sama mama. Karena itulah mama menyayangimu”. Kita
menyayangi anak-anak kita karena mereka memang adalah anak
kita dan tentu karena ada sikap atau perilaku anak kita yang
membuat kita semakin menyayangi dan mencintai mereka.
Tuhan pun dalam pembacaan kita saat ini berbicara
kepada bangsa Israel “…bahwa engkau akan menjadi umat
kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa
engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya ”(ay. 18). Sangat
jelas, mengapa umat Israel menjadi umat kesayangan Tuhan.
Pertama bahwa karena sebelumnya mereka memang adalah umat
pilihan Tuhan sendiri. Kedua adalah karena umat Israel berpegang
kepada segala perintah Tuhan. Ayat 16 Tuhan berkata “…lakukan
ketetapan dan peraturan…,lakukan semuanya itu dengan setia,
dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu”.
Jika ingin menjadi umat kesayangan Tuhan maka hal yang
perlu diperhatikan adalah menjadi taat dan setia kepada Tuhan.
Maukah engkau menjadi umat kesayangan? Setialah, lakukanlah
segala perintah-Nya. Tuhan mengasihi kita. God loves us. Amen

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 28


Kamis, 29 Oktober 2020
Yosua 1:1-11

DITOLE-TOLE
(Diulang-ulang)
Repeated

Sesuatu yang ditole-tole, tentu punya maksud tertentu.


Ditole-tole adalah bahasa toraja yang jika diartikan dalam bahasa
Indonesia berarti diulang-ulang. Sesuatu yang ditole-tole/diulang-
ulang diucapkan karena hal itu dianggap penting dan menjadi
penekanan.
Dalam kisah Yosua yang dipilih Tuhan menggantikan Musa
dalam pembacaan kita saat ini, berulang-ulang Tuhan berkata
kepada Yosua “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu…” (ay.6,7&9).
Mengapa? Setelah 40 tahun memimpin bangsa Israel, Musa
meninggal. Tentu bangsa Israel sangat kehilangan, termasuk
Yosua yang selama ini menjadi abdi Musa (ay.1). Tuhan pun segera
memilih Yosua menggantikan Musa memimpin bangsa Israel.
Tuhan menyatakan janji penyertaan-Nya kepada Yosua. Ia sudah
melihat betapa sulitnya memimpin bangsa Israel. Akankah bangsa
Israel mendengarkannya? Tuhan sangat mengerti kondisi
tersebut. Karena itu, secara berulang-ulang/natole-tole, Tuhan
menguatkan Yosua dengan berkata “kuatkan dan teguhkanlah
hatimu”. Tuhan mau Yosua sadar benar bahwa Dialah yang telah
memilihnya maka Dia sendiri pun yang akan menyertai Yosua.
Hanya saja, yang perlu diingat oleh Yosua adalah bahwa ia harus
bertindak hati-hati, jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri, dan
jangan lupa memperkatakan dan merenungkan kitab taurat siang
dan malam serta jangan kecut dan tawar hati (ay.7-9).
Mungkin kita pernah mengalami hal yang serupa.
Kehilangan pemimpin dan orang yang kita kasihi. Kita mulai takut
untuk menghadapi kenyataan. Ingatlah janji penyertaan Tuhan.
Jika Dia mengijinkanmu mengalami pergumulan yang sedang
engkau hadapi, percayalah Dia juga yang akan senantiasa menjaga
dan memimpinmu. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 29
Jumat, 30 Oktober 2020
Yosua 2:1-14

BERESIKO
(Poleanna)
Risky

Pernahkan anda memutuskan untuk melakukan sesuatu


yang sebenarnya anda tahu bahwa keputusan itu beresiko besar?
Walaupun demikian, anda tetap melakukannya karena anda tahu
apa yang ada lakukan itu adalah sebuah kebenaran.
Rahab dalam pembacaan kita juga mengambil keputusan
yang tidak main-main. Bisa dibayangkan bahwa betapa beraninya
ia menyembunyikan dua pengintai negrinya di dalam rumahnya
sendiri. Tentu kita tahu resiko apa yang bisa saja terjadi kalau
Rahab sampai ketahuan. Dari mana keberanian sebesar itu
muncul? Pembacaan kita sesungguhnya dengan jelas
menggambarkan bahwa pengalaman hiduplah yang membuat
Rahab sedemikian berani. Ia sendiri telah mendengar bahwa
bangsa Israel telah mengalami banyak sekali mujizat selama ini.
Mulai sejak bangsa Israel berangkat dari Mesir sampai dipinggir
sungai Yordan (ay.9-11). Ia mendengar secara langsung apa yang
terjadi selama ini kepada bangsa Israel sehingga diam-diam ia pun
mulai tertarik kepada siapa Tuhannya bangsa Israel. Hal inilah
yang membuat Rahab begitu berani mengambil resiko dari
keputusan untuk menyembunyikan dua pengintai. (ay.4).
Seringkali dalam pelayanan yang kita kerjakan
sesungguhnya kita tahu ada resiko besar yang akan kita tanggung.
Mungkin tidak disukai, difitnah atau nyawa taruhannya. Kita bisa
dikuatkan dari kisah Rahab bagaimana Tuhan sudah
melindunginya. Rahab tentu sadar benar apa resiko dari
keputusannya tetapi ia tetap mengambil keputusan untuk
melakukan. Ia yakin yang dilakukannya itu benar. Jika yang sedang
engkau perjuangkan dalam pelayananmu saat ini adalah sesuatu
yang benar dan sesuai kehendak Tuhan, teruslah berjuang. Rahab
dilindungi Tuhan, Tuhan pun pasti akan melindungimu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 30


Sabtu, 31 Oktober 2020
Yosua 2:15-24

SEMUA TERBERKATI
(Mintu’i Naluang Passakke)
All Are Blessed

Di sebuah acara TV dikisahkan seorang pemulung sampah


yang suka berbuat baik. Suatu hari, ia memberi sebungkus nasi
kepada seorang nenek tua renta yang sedang kelaparan.
Sebenarnya si pemulung sampah ini sendiri belum makan, namun
karena rasa kasihannya kepada nenek tersebut maka ia
memberikan bungkusan nasi tersebut walaupun ia sendiri
kelaparan. Tanpa disadari ia terekam kamera yang membuatnya
mendapat hadiah. Hadiah tersebut berupa rumah dan sejumlah
isinya. Ia menangis terseduh-seduh ketika menerima hadiah
tersebut.
Rahab yang membantu 2 pengintai yang diutus Yosua
menyelidiki negeri Yerikho. Karena kebaikan dan keberaniannya
menolong kedua pengintai ini, ia dan keluarganya selamat.
Dikatakan dalam pembacaan kita bahwa kedua pengintai tersebut
berjanji bahwa ketika bangsa Israel menyerang Yerikho maka
mereka memastikan bahwa Rahab serta seluruh anggota
keluarganya akan selamat karena telah menolong melindungi
mereka. “… siapapun yang ada dalam rumahmu, jika ada orang
mencideraiya,kamilah yang menanggung akibat pertumpahan
darahnya”(ay.19). Keberanian dan kebaikan 1 orang Rahab
menyelamatkan seluruh anggota keluarganya.
Tanpa kita sadari seringkali sesungguhnya kebaikan yang
kita tabur telah sedang kita nikmati buahnya. Bukan hanya kita,
tetapi juga anak-anak kita, keluarga kita, semua menikmatinya.
Galatia 6:9-10 berkata “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita
tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan
bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang…”.
Teruslah berbuat baik. Amin
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 31
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT – Renungan Harian Toraya 32

Anda mungkin juga menyukai