Jagung Legowo PDF
Jagung Legowo PDF
Oleh
Ir. Kusmayadi
Widyaiswara Muda
Sistem tanam legowo umumnya dikenal pada pertanaman padi sawah dengan tujuan utama untuk
meningkatkan hasil gabah per satuan luas lahan. Ada beberapa tipe cara tanam legowo yang
biasa diterapkan petani diantaranya tipe legowo (2:1), (3:1) dst. Tanam legowo 2:1 berarti setiap
dua baris tanaman diselingi satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman
antar baris. Untuk menggantikan populasi tanaman pada baris yang kosong, jumlah tanaman
pada setiap baris yang berdekatan dengan baris yang kosong ditambah sehingga jarak tanam
dalam barisan menjadi lebih rapat.
1. Meningkatkan penerimaan intensitas cahaya matahari pada daun dan diharapkan hasil
asimilasi meningkat sehingga pengisian biji dapat optimal.
2. Memudahkan pemeliharaan tanaman, terutama penyiangan gulma baik secara manual
maupun dengan herbisida, pemupukan, serta pemberian air.
Wilayah Pengembangan
Cara tanam legowo dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan tingkat
kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat maksud penanaman sistem
logowo ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka penerapannya diutamakan dan
dikaitkan dengan upaya peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP
maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha.
Untuk dapat tercapainya populasi tersebut, maka jarak tanam biasa yang diterapkan adalah 75 cm
x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah yang
mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2
tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang). Jika penanaman dilakukan dengan
cara tanam legowo, agar populasi tanaman tetap berkisar antara 66.000 – 71.000 tanaman/ha,
maka jarak tanam yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dapat diartikan sebagai kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah.
Pengolahan tanah merupakan tindakan yang penting untuk menciptakan kondisi media perakaran
yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Tanah berfungsi sebagai wahana
(media) dimana air, udara, hara dan energi ditranslokasikan ke biji dan tanaman itu sendiri, oleh
karena itu sifat-sifat tanah yang mempengaruhi penyimpanan dan translokasi parameter tersebut
memainkan peran sangat penting.
Perlu diingat bahwa tanaman tidak memberikan tanggapan langsung kepada alat yang
digunakan dalam mengolah tanah, tetapi pada kondisi tanah yang diciptakan dari pengolahan
tanah tersebut. Perlu atau tidaknya tanah diolah harus dilihat dari keadaan kepadatan tanah,
kekuatan tanah dan tingkat aerasi.
Penanaman jagung kedalam lubang bekas tugal dimasukkan benih jagung dan setelah itu
di tutup dengan pupuk Petroganik sebanyak lebih kurang 8 – 10 gram/lubang tanam
sekaligus sebagai pupuk dasar.
Setelah 7 – 10 HST diberikan pula pupuk Urea 100 kg/ha, SP 36 150 kg/ha, KCL 100
kg/ha.
Waktu pemberian pupuk yaitu susulan I, 7 HST, susulan II, 25 – 30 HST, susulan III, 40
– 45 HST.
Sasaran gulma berdaun lebar, berdaun sempit dan teki-tekian. Aplikasinya dilakukan
setelah umur tanaman 10 – 15 HST atau gulma mencapai kira-kira 5 – 10 cm atau jumlah
daun tanaman jagung antara 2 – 4 helai.
Umur panen adalah 99 hari (Super Hibrida Bisi 222), dengan ciri – ciri tongkol masak
adalah :
- Kelobot kering dan warna kuning kecoklatan.
- Biji mengkilap, kering, keras dan tidak membekas bila ditekan dengan kuku.