Anda di halaman 1dari 24

Mata Pelajaran : Teknik Pelaksanaan dan Pengawasan Pekerjaan Jalan

Arnetta Yiska Alisya P. / XII KJIJ 2 / 6

SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN)


SEMARANG
KOMPOSISI KENDARAAN AWAL UMUR RENCANA PADA TAHUN 2019

Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) adalah jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan bermotor beroda
4 atau lebih yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.

Jalan akan dibuka pada tahun 2024


Klasifikasi Jalan
 Klasifikasi Jalan :1
 Jalan : Kolektor Umur Rencana (5+5+5+5) tahun
 Lebar Jalan : 7 meter
 Arah : 2 jalur, 2 arah tanpa median

Pertumbuhan Lalu Lintas


5% selama masa pelaksanaan
5% perkembangan lalu lintas
 Curah hujan rata-rata pertahun : 163,75 mm/tahun
 Kelandaian jalan 5%
 Jenis lapisan perkerasan yang digunakan
 Lapisan permukaan : Laston DATA CBR : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8
 Pondasi atas : Batu pecah kelas A
 Pondasi bawah : Sirtu Kelas B
MENGHITUNG LHR (Lintas Harian Rata-Rata)

Mn = Mo (1+r)n
Menentukan Angka Ekivalen
Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat
kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan
yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).

GOLONGAN
NO
KENDARAAN
JENIS EKIVALEN Berdasarkan tabel, maka didapat :
1 1 Sepeda motor,skuter dan kendaraan roda tiga 0  Mobil Penumpang : 0,00045
2 2 Sedan,jeep dan station wagon 0,00045  Taksi : 0,00045
3 3 Opelet,pick up,suburban,combi dan mini bus 0,035
 Mobil Pick Up : 0,035
4 4 Pick up mikro truk dan mobil hantaran 0,035
5 5a Bus kecil 0,159  Bis Besar : 0,311
6 5b Bus besar 0,311  Bis Kecil : 0,159
7 6a Truk dua sumbu empat roda 0,159
 Mobil Barang : 0,035
8 6b Truk dua sumbu enam roda 2,548
 Bemo :0
9 7a Truk tiga sumbu 2,329
10 7b Truk gandeng 7,059  Sepeda Motor :0
11 7c Truk semi-trailer 4,584  Sepeda :0
12 8 Kendaraan tak bermotor 0
 Becak :0
Menentukan LEP
• LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) adalah jumlah lintas ekivalen harian ratarata dari sumbu tunggal
seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.

• Dihitung nilai LEP (2024) yaitu :


1. Mobil Penumpang : 135.081,641 x 0,5 x 0,00045 = 30,3933
2. Taksi : 1.500,907 x 0,5 x 0,00045 = 0,3377
3. Mobil Pick Up : 3.645,060 x 0,5 x 0,035 = 63,7885
LHRj = LHR awal rencana
4. Bis Besar : 3.087,580 x 0,5 x 0,311 = 480,1186 Cj = Koefisien Distribusi
Kendaraan
5. Bis Kecil : 10.313,376 x 0,5 x 0,159 = 819,9133
EALj = ekuivalen kendaraan
6. Mobil Barang : 9.970,312 x 0,5 x 0,035 = 174,4804
7. Bemo : 1.029,193 x 0,5 x 0 =0 Jumlah LEP 2024= 1.569,0318

8. Sepeda Motor : 48.629,391 x 0,5 x 0 =0


9. Sepeda : 300,181 x 0,5 x 0 =0
10. Becak : 42,883 x 0,5 x 0 =0
Menentukan LEA
• LEA (Lintas Ekivalen Akhir) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16
ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana.

• Dihitung nilai LEA (2029) untuk 5 tahun yaitu :


1. Mobil Penumpang : 172.402,207 x 0,5 x 0,00045 = 38,7904
2. Taksi : 1.915,580 x 0,5 x 0,00045 = 0,4310 Jumlah LEA 2029 = 2.002,5266
3. Mobil Pick Up : 4.652,123 x 0,5 x 0,035 = 81,4121
4. Bis Besar : 3.940,622 x 0,5 x 0,311 = 612,7667
5. Bis Kecil : 13.162,772 x 0,5 x 0,159 = 1.046,4403
6. Mobil Barang : 12.724,925 x 0,5 x 0,035 = 222,6861
7. Bemo : 1.313,541 x 0,5 x 0 =0
8. Sepeda Motor : 62.064,795 x 0,5 x 0 =0
9. Sepeda : 383,116 x 0,5 x 0 =0
10. Becak : 54,731 x 0,5 x 0 =0
• Dihitung nilai LEA (2034) untuk 10 tahun yaitu :
1. Mobil Penumpang : 220.033,759 x 0,5 x 0,00045 = 49,5075
2. Taksi : 2.444,820 x 0,5 x 0,00045 = 0,5500
3. Mobil Pick Up : 5.937,419 x 0,5 x 0,035 = 103,9048
4. Bis Besar : 5.029,343 x 0,5 x 0,311 = 782,0628
5. Bis Kecil : 16.799,403 x 0,5 x 0,159 = 1.335,5525
6. Mobil Barang : 16.240,587 x 0,5 x 0,035 = 284,2102
7. Bemo : 1.676,448 x 0,5 x 0 =0
8. Sepeda Motor : 79.212,153 x 0,5 x 0 =0
9. Sepeda : 488,964 x 0,5 x 0 =0
10. Becak : 69,825 x 0,5 x 0 =0

Jumlah LEA 2034 = 2.555,831


• Dihitung nilai LEA (2039) untuk 15 tahun yaitu :
1. Mobil Penumpang : 280.825,029 x 0,5 x 0,00045 = 63,1856
2. Taksi : 3.120,278 x 0,5 x 0,00045 = 0,7020
3. Mobil Pick Up : 7.577,818 x 0,5 x 0,035 = 132,6118
4. Bis Besar : 6.418,858 x 0,5 x 0,311 = 998,1324
5. Bis Kecil : 21.440,768 x 0,5 x 0,159 = 1.704,5410
6. Mobil Barang : 20.727,562 x 0,5 x 0,035 = 362,7323
7. Bemo : 2.139,619 x 0,5 x 0 =0
8. Sepeda Motor : 101.097,010 x 0,5 x 0 =0
9. Sepeda : 624,056 x 0,5 x 0 =0
10. Becak : 89,151 x 0,5 x 0 =0

Jumlah LEA 2039 = 3.261,9051


• Dihitung nilai LEA (2044) untuk 20 tahun yaitu :
1. Mobil Penumpang : 358.411,807 x 0,5 x 0,00045 = 80,6426
2. Taksi : 3.982,353 x 0,5 x 0,00045 = 0,8960
3. Mobil Pick Up : 9.671,430 x 0,5 x 0,035 = 169,2500
4. Bis Besar : 8.192,270 x 0,5 x 0,311 = 1.273,8979
5. Bis Kecil : 27.364,457 x 0,5 x 0,159 = 2.175,4743
6. Mobil Barang : 26.454,205 x 0,5 x 0,035 = 462,9485
7. Bemo : 2.730,757 x 0,5 x 0 =0
8. Sepeda Motor : 129.028,251 x 0,5 x 0 =0
9. Sepeda : 796,471 x 0,5 x 0 =0
10. Becak : 113,782 x 0,5 x 0 =0

Jumlah LEA 2044 = 4.163,1093


Menentukan LET
• LET (Lintas Ekivalen Tengah ) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16
ton (18.000 lb) pada jalur rencana pada pertengahan umur rencana.

LET = (LEP+LEA) / 2

 LET5 =(1.569,0318 + 2.002,5266) / 2 = 1.785,7792

 LET10 =(1.569,0318 + 2.555,8310) / 2 = 2.062,4314

 LET15 =(1.569,0318 + 3.261,9051) / 2 = 2.415,46845

 LET20 =(1.569,0318 + 4.163,1093) / 2 = 2.866,07055


Menentukan LER
• LER (Lintas Ekivalen Rencana ) adalah suatu besaran yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal
perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) jalur rencana.

LER = LET x UR / 10

 LER5 = 1.785,7792 x 5 / 10 = 892,8896

 LER10 = 2.062,4314 x 5 / 10 = 1.031,2157

 LER15 = 2.415,46845 x 5 / 10 = 1.207,73422

 LER20 = 2.866,07055 x 5 / 10 = 1.433,03527


Menentukan Nilai CBR
DATA CBR : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8
CBR rata-rata =
= 6,6
CBR max = 10
CBR min =4

Jumlah Titik
Nilai R
Pengamatan CBR segmen = CBR rata-rata -
2 1,41
3 1,91
= 6,6 -
,
4 2,24 = 4,713
5 2,48
6 2,67
7 2,83
8 2,96
9 3,08
>10 3,18
Tabel untuk perhitungan CBR segmen
Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan
a. Menentukan Nilai DDT (Daya Dukung Tanah)

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) adalah suatu skala yang dipakai
dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan
kekuatan tanah dasar.

DDT = 4,3 x Log (CBR segmen) +1,7


= 4,3 x Log 4,7 +1,7
= 4,3 x 0,672 +1,7
DDT = 4,6

DDT hanya digunakan untuk subgrade (tanah dasar)


b. Menentukan Faktor Regional (FR)

Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi
keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.

% kendaraan berat = x 100%


.
= x 100%
. "
= 6,2738 %

Data yang diketahui:


• Curah hujan rata-rata pertahun : 163,75 mm/tahun
• Kelandaian jalan 5%

Maka Faktor Regional = 0,5


c. CBR tanah dasar rencana
Nilai CBR yang didapat melalui metode grafis dan analitis adalah = 4,713

d. Indeks Permukaan (IP)


Indeks Permukaan (IP) adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan / kehalusan
serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.

Klasifikasi Jalan : Kolektor

LER5 = 892,8896 = 100-1000 IP = 2


LER10 = 1.031,2157 = >1000 IP = 2-2,5
LER15 = 1.207,73422 = >1000 IP = 2-2,5
LER20 = 1.433,03527 = >1000 IP = 2-2,5

IP yang digunakan = 2
e. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (ITP)

Indek Tebal Perkerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentutan tebal perkerasan. Untuk
menentukan ITP dari grafik nomogram di perlukan data IP, IPo, DDT, LER, dan FR. Penentuan indeks permukaan pada awal
umur rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan / kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana.

a) Untuk 5 tahun kedepan a) Untuk 15 tahun kedepan


IP =2 IP = 2-2,5
Ipo = 3,9-3,5 Ipo = 3,9-3,5
DDT = 4,6 DDT = 4,6
LER 5 = 892,8896 LER 15 = 1.207,73422
FR = 0,5 FR = 0,5
Maka, ITP = 8,2 Maka, ITP = 8,16

b) Untuk 10 tahun kedepan b) Untuk 20 tahun kedepan


IP = 2–2,5 IP = 2-2,5
Ipo = 3,9-3,5 Ipo = 3,9-3,5
DDT = 4,6 DDT = 4,6
LER 10 = 1.031,2157 LER 20 = 1.433,03527
FR = 0,5 FR = 0,5
Maka, ITP = 8,18 Maka, ITP = 8,18
Menentukan ITP

Nomogram 4 untuk menentukan


ITP dengan memasukan data
DDT, LER dan FR

Merah = LER5
Biru = LER10
Hijau = LER15
Coklat = LER20
f. Menentukan Tebal Perkerasan
 Koefisien kekuatan relatif (a) masing-masing
bahan dan kegunaannya sebagai lapis
permukaan, pondasi, pondasi bawah, ditentukan
secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk
bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan
yang distabilisasi dengan semen atau kapur), atau
CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).
 Batas minimum tebal lapisan  Batas minimum tebal lapisan
perkerasan untuk lapis permukaan perkerasan untuk lapis pondasi
UR 5 Tahun
Koefisien kekuatan relatif
- Lapisan permukaan (Laston, MS 744) a1 = 0,40
- Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) a2 = 0,14
- Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) a3 = 0,12

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,2


• Lapisan permukaan (Laston, MS 744) d1 = 7,5
• Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) d2 = 20
• Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) d3 = 10

ITP = a1.d1 + a2.d2 + a3.d3


8,2 = 3 + 2,8 + 0,12.d3
d3 =20 cm

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan


pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
UR 10 Tahun
Koefisien kekuatan relatif
- Lapisan permukaan (Laston, MS 744) a1 = 0,40
- Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) a2 = 0,14
- Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) a3 = 0,12

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,18


• Lapisan permukaan (Laston, MS 744) d1 = 7,5
• Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) d2 = 20
• Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) d3 = 10

ITP = a1.d1 + a2.d2 + a3.d3


8,18 = 3 + 2,8 + 0,12.d3
d3 =19,8 ≈ 20 cm

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan


pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
UR 15 Tahun
Koefisien kekuatan relatif
- Lapisan permukaan (Laston, MS 744) a1 = 0,40
- Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) a2 = 0,14
- Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) a3 = 0,12

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,16


• Lapisan permukaan (Laston, MS 744) d1 = 7,5
• Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) d2 = 20
• Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) d3 = 10

ITP = a1.d1 + a2.d2 + a3.d3


8,16 = 3 + 2,8 + 0,12.d3
d3 =19,6 ≈ 20 cm

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan


pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
UR 20 Tahun
Koefisien kekuatan relatif
- Lapisan permukaan (Laston, MS 744) a1 = 0,40
- Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) a2 = 0,14
- Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) a3 = 0,12

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,16


• Lapisan permukaan (Laston, MS 744) d1 = 7,5
• Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) d2 = 20
• Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) d3 = 10

ITP = a1.d1 + a2.d2 + a3.d3


8,18 = 3 + 2,8 + 0,12.d3
d3 =19,8 ≈ 20 cm

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan


pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm

Anda mungkin juga menyukai