Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) adalah jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan bermotor beroda
4 atau lebih yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.
Mn = Mo (1+r)n
Menentukan Angka Ekivalen
Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat
kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan
yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).
GOLONGAN
NO
KENDARAAN
JENIS EKIVALEN Berdasarkan tabel, maka didapat :
1 1 Sepeda motor,skuter dan kendaraan roda tiga 0 Mobil Penumpang : 0,00045
2 2 Sedan,jeep dan station wagon 0,00045 Taksi : 0,00045
3 3 Opelet,pick up,suburban,combi dan mini bus 0,035
Mobil Pick Up : 0,035
4 4 Pick up mikro truk dan mobil hantaran 0,035
5 5a Bus kecil 0,159 Bis Besar : 0,311
6 5b Bus besar 0,311 Bis Kecil : 0,159
7 6a Truk dua sumbu empat roda 0,159
Mobil Barang : 0,035
8 6b Truk dua sumbu enam roda 2,548
Bemo :0
9 7a Truk tiga sumbu 2,329
10 7b Truk gandeng 7,059 Sepeda Motor :0
11 7c Truk semi-trailer 4,584 Sepeda :0
12 8 Kendaraan tak bermotor 0
Becak :0
Menentukan LEP
• LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) adalah jumlah lintas ekivalen harian ratarata dari sumbu tunggal
seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.
LET = (LEP+LEA) / 2
LER = LET x UR / 10
Jumlah Titik
Nilai R
Pengamatan CBR segmen = CBR rata-rata -
2 1,41
3 1,91
= 6,6 -
,
4 2,24 = 4,713
5 2,48
6 2,67
7 2,83
8 2,96
9 3,08
>10 3,18
Tabel untuk perhitungan CBR segmen
Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan
a. Menentukan Nilai DDT (Daya Dukung Tanah)
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) adalah suatu skala yang dipakai
dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan
kekuatan tanah dasar.
Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi
keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.
IP yang digunakan = 2
e. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (ITP)
Indek Tebal Perkerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentutan tebal perkerasan. Untuk
menentukan ITP dari grafik nomogram di perlukan data IP, IPo, DDT, LER, dan FR. Penentuan indeks permukaan pada awal
umur rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan / kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana.
Merah = LER5
Biru = LER10
Hijau = LER15
Coklat = LER20
f. Menentukan Tebal Perkerasan
Koefisien kekuatan relatif (a) masing-masing
bahan dan kegunaannya sebagai lapis
permukaan, pondasi, pondasi bawah, ditentukan
secara korelasi sesuai nilai Marshall Test (untuk
bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan
yang distabilisasi dengan semen atau kapur), atau
CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).
Batas minimum tebal lapisan Batas minimum tebal lapisan
perkerasan untuk lapis permukaan perkerasan untuk lapis pondasi
UR 5 Tahun
Koefisien kekuatan relatif
- Lapisan permukaan (Laston, MS 744) a1 = 0,40
- Lapisan pondasi atas (Batu pecah kelas A) a2 = 0,14
- Lapisan pondasi bawah (Sirtu kelas B) a3 = 0,12