Oleh
Kelompok 6:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Tipe Penganggaran
Master budget biasanya disiapkan untuk periode satu tahun sesuai dengantahun fiskal
perusahaan. Anggaran tahunan dipecah menjadi triwulanan dan bulanananggaran. Penggunaan
Forecasting Sales adalah dasar untuk anggaran penjualan, yang pada akhirnya adalah dasar
untuk semuaanggaran operasi lainnya dan sebagian besar anggaran keuangan. Dengan demikian,
keakuratanperkiraan penjualan sangat memengaruhi kesehatan seluruh anggaran induk.Membuat
ramalan penjualan biasanya merupakan tanggung jawab departemen pemasaran.Keakuratan
forecast penjualan dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti iklim
ekonomi secara umum,kompetisi, periklanan, kebijakan penetapan harga, dan sebagainya.
Bukan hanya penjualan yang menjadi fokus dalam penganggaran ini, biaya dan kas juga
menjadi hal yang penting. Nilai historis dapat menjadi nilai yang riil dengan cara menyesuaikan
nilai masa lalu dengan pengetahuan orang ahli dan berpengalaman untuk memprediksi hal yang
terjadi dimasa mendatang.
1. Sales budget
2. Production budget
3. Direct materials purchases budget
4. Direct labor budget
5. Overhead budget
6. Ending finished goods inventory budget
7. Cost of goods sold budget
8. Marketing expense budget
9. Research and development expense budget
10. Administrative expense budget
11. Budgeted income statement
1. Sales Budget
2. Production Budget
Anggaran produksi menggambarkan berapa banyak unit yang harus diproduksi untuk
memenuhikebutuhan penjualan dan memenuhi persyaratan persediaan akhir.
Unit yang di produksi = Unit Ending Inventory + Unit sales – Unit Beginning Investory
Contoh :
**) SUR (Standard Used Rate) menunjukkan berupa satuan (unit, kg, m, liter atau ukuran-
ukuran lain) bahan baku yang digunakan untuk membuat 1 barang jadi.
Anggaran Pembelian BB = Anggaran Kebutuhan Bahan Baku +Persediaan Akhir Bahan Baku –
Persediaan Awal Bahan Baku
Karena anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang, maka harus dilakukan secara hati-hati
terutama dalam jumlah dan waktu pembelian.
Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini atau jumlah pemesanan ekonomis disebut
sebagai Economical Order Quantity (EOQ).Makin sering pengisian kembali persediaan itu
dilakukan, persediaan rata-rata akan semakin kecil dan ini berakibat bahwa biaya dalam bentuk
biaya penyediaan barang akan makin kecil juga. Tetapi di lain pihak, makin sering pengisian
kembali persediaan itu dilakukan, maka biaya pemesanan akan semakin besar pula. Oleh karena
itu dicari suatu keseimbangan yang paling ekonomis atau paling optimal dari dua hal yang
saling bertentangan tersebut. Untuk mencari titik keseimbangan itulah maksud dari analisis
EOQ tersebut digunakan.
Dimana:
EOQ = Pembelian yang ekonomis;
R = Kebutuhan material satu tahun;
C = Biaya simpan per satuan/tahun;
P = Harga material per satuan;
S = Biaya pemesanan setiap kali pesan.
Satu balok beton membutuhkan material semen, pasir, kerikil, batu apung, dan air sebesar
26 pound. Nilai persediaan ditentukan sesuai kebijakan perusahaan yang mana sebesar 5.000
pound untuk persediaan akhir triwulan ketiga dan keempat, dan 8.000 pound untuk triwulan
pertama dan kedua.
Anggaran tenaga kerja langsung menunjukkan total jam kerja langsung yang dibutuhkan
dan biaya terkaituntuk jumlah unit dalam anggaran produksi. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung adalah:
a. Rencana produksi.
b. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi.
c. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit
produk.
d. Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif
interval):
1) Sistem Upah Menurut Waktu Per Jam : upah yang besarnya ditentukan berdasarkan
jam standar tenaga kerja langsung (JKTL) dikalikan dengan tarif upah standar tenaga
kerja langsung
2) Sistem Upah Menurut Hasil Per Unit: upah yang besarnya berdasarkan unit yang
diselesaikan dikalikan dengan tariff upahnya.
3) Sistem Upah Dengan Insentif Interval: upah yang besarnya didasarkan pada unit yang
diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan berdasarkan intervalnya.
Untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung perlu ditentukan terlebih dahulu dasar
satuan utama yang digunakan untuk menghitung anggaran tenaga kerja langsung.
Anggaran tenaga kerja langsung secara teknis dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu:
1. Anggaran atas dasar jam buruh langsung atau tenaga kerja langsung (Direct Labor
Hour/DLH). Secara terperinci anggaran DLH perlu mencantumkan:
a. Jenis barang yang dihasilkan.
b. Jumlah barang yang diproduksi.
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.
e. Waktu (kapan) produksi barang dimulai.
2. Anggaran atas dasar biaya buruh langsung atau biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor
Cost/DLC). Secara terperinci anggaran DLC perlu mencantumkan:
a. Jenis barang yang dihasilkan.
b. Jumlah barang yang diproduksi.
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.
e. Waktu (kapan) produksi barang dimulai.
f. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
Contoh dalam kasus ABT.Inc yaitu setiap batch 100 balok beton membutuhkan 1,5 jam
tenaga kerja langsung dan jam tenaga kerja langsung per balok adalah 0,015 jam. Asumsi tarif
per jam kerja adalah $8 yang dihitung dengan mencari rata-rata gaji dan upah yang dibayar
dengan jumlah unit yang diproduksi, sehingga menghasilkan nilai sebagai berikut :
4. Overhead Budget
Anggaran overhead menunjukkan biaya yang diharapkan dari semua item manufaktur tidak
langsung. Pengalaman masa lalu dapat digunakan sebagai panduan untuk menentukan perbedaan
biaya overheadtingkat aktifitas.
Tarif BOP :
Tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan di muka digunakan untuk membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk yang diproduksi.Jika perusahaan menggunakan metode
full costing di dalam penentuan harga pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead
pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variable dan tarif biaya overhead tetap.
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing di dalam penentuan harga pokok
produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya
overhead pabrik variable saja.
Kapasitas :
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas)
yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas
yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu:
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan denngan
biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif
yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan
biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan.
Contoh dalam kasus ABT.Inc yaitu setiap batch 100 balok beton membutuhkan 1,5 jam
tenaga kerja langsung dan jam tenaga kerja langsung per balok adalah 0,015 jam. Asumsi tarif
per jam kerja adalah $8 yang dihitung dengan mencari rata-rata gaji dan upah yang dibayar
dengan jumlah unit yang diproduksi, sehingga menghasilkan nilai sebagai berikut :
Variable Overhead rate : Tarif BOP = Budget Biaya Overhead variable/ Kapasitas produksi
1. Direct Material = SUR (Direct Material per Unit ) x Harga per unit pembelian
2. Direct Labor = DHL (standar waktu pengerjaan per unit) x Upah rata – rata
3. Overhead Variable = Jam Kerja Langsung (DHL) x Tarif BOP
4. Overhead Fixed = Jumlah BOP Tetap/Budget Direct Labor
Nilai Budget Persediaan akhir = Budget Persediaan Akhir (ditentukan oleh manajemen stock) x
Unit cost
Apabila budget material, BTKL , overhead dan Ending investory sudah ditentukan, maka Budget
COGS bisa dihitung.
Beban usaha (operating expenses) merupakan beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak
terjadi di pabrik selain harga pokok penjualan yang ditampilkan dalam laporan rugi laba. Beban
usaha terdiri dari beban penjualan (selling expenses ), beban administrasi dan umum (general
and administration expenses).
Penentuan besar kecilnya anggaran beban usaha (operating expenses ) biasanya didasarkan pada
kebijakan manajemen perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran beban penjualan antara lain sebagai
berikut :
1) Anggaran penjualan : Jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan aktivitas-aktivitas
di bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan pula peningkatan biaya
penjualan. Dan sebaliknya jumlah penjualan yang kecil akan mengurangi aktivitas-aktivitas
di bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan pula penurunan biaya
penjualan.
2) Berbagai standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yang berkaitan dengan biaya
penjualan.
Anggaran keuangan merupakan salah satu komponen uatama dalam anggaran induk.
Anggaran keuangan memerinci aliran kas masuk dan keluar, serta posisi keuangan secara umum.
Anggaran keuangan yang disiapkan adalah anggaran kas, anggaran neraca, dan anggaran untuk
pengeluaran modal.
1. Anggaran Kas
Pengetahuan arus kas adalah hal penting dalam mengelola bisnis. Dengan mengetahui
waktu kemungkinan terjadinya kekurangan dan kelebihan kas, seorang manajer dapat
merencanakan untuk meminjam uang bila terjadi kekurangan kas dan untuk membayar kembali
pinjaman ketika terjadu kelebihan kas. Anggaran kas memiliki lima komponen sebagai berikut:
a. Jumlah Kas Tersedia
Kas yang tersedia terdiri dari saldo kas awal dan pekriraan penerimaan kas. Perkiraan
penerimaan kas meliputi semua sumber kas pada periode yang diperitmbangkan. Sumber utama
kas adalah dari penjualan. Karena banyak bagian dari penjualan dalam bentuk kredit, tugas
utama organisasi adalah menetapkan pola penagihan piutang dagang. Sebagai contoh, anggaplah
suatu perusahaan ABT memiliki pengalaman pembayaran piutang dagang sebagai berikut:
Persentase yang dibayar dalam bulan penjualan 25%
Persentase yang dibayar dalam satu bulan setelah penjualan 75%
Jika ABT menjual barang senilai $200.000 secara kredit di bulan Januari, maka perusahaan
tersebut memperkirakan akan menerima $50.000 kas di bulan Januari, dan $150.000 di bulan
Februari dari penjualan kredit di bulan Januari.
b. Pengeluaran Kas
d. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan jumlah yang perlu dipinjam jika terjadi kekurangan kas dan
jumlah yang perlu dilakukan pembayaran kembali ketika terjadi kelebihan kas.
e. Saldo kas yang direncanakan merupakan baris terakhir pada anggaran kas.
Secara umum aktivitas perusahaan untuk penciptaan nilaidikelompokkan menjadi (1) result
producing activities,(2) result-contributingactivities, (3) support activities, (4) hygiene and
housekeeping activities.Result-producing activities adalah aktivitas yang secara
langsungberkaitan dengan penyediaan produk dan jasa bagi customer luar. Kelompokaktivitas ini
mendatangkan pendapatan bagi perusahaan, misalnya aktivitas fungsipenjualan, aktivitas fungsi
pemberian kredit. Result-contributing activities adalah aktivitas yang memberikan dukungan
secara langsung kepada resultproducingactivities dalam penyediaan produk dan jasa bagi
customer, misalnyaaktivitas fungsi produksi, aktivitas pemeliharaan. Dalam proses
penyusunanABB, manajer result-contributing activities bertanggung jawab untukmerencanakan
langkah-langkah untuk memacu nilai berikut ini : penguranganbiaya dan peningkatan
produktivitas aktiva. Support activities adalah pusatjasa yang menyediakan layanan bagi result-
producing activities dan resultcontributing activities, misalnya aktivitas fungsi keuangan dan
akuntansi,aktivitas fungsi sumber daya manusia. Dalam ABB, manajer support activities
bertanggung jawab untuk merencanakan langkah-langkah untuk memacu nilaiberikut ini :
pengurangan biaya, pengurangan pajak penghasilan, peningkatanproduktivitas aktiva. Hygiene
and housekeeping activities adalah pusat jasayang menyediakan layanan kebersihan dan
kerumahtanggaan bagi aktivitasaktivitassebelumnya, misalnya aktivitas fungsi kebersihan
lingkungan danaktivitas kafetaria. Dalam ABB, manajer dalam aktivitas ini bertanggung
jawabdalam perencanaan pengurangan biaya dan aktivitas peningkatan produktivitasaktiva.
(Primsa Bangun :Jurnal Akuntansi, Volume 6, Nomor 3, September 2006 : 245- 256)
Activity Based Cost System, Activity Based Managemen dan ActivityBased Baudgeting
merupakan sistem terpadu yang menjadikan activity basedmanagement sebagai intinya. Ketiga
sistem tersebut digunakan untukmenghasilkan value terbaik bagi customer melalui aktivitas yang
cost effective.Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan proses perencanaan yangmemotivasi
personel dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara cost effective. Activity Cost
Budgeting digunakan sebagai alat perencanaan dan pemotivasian personel perusahaan dalam
merencanakan improvement terhadap aktivitas yang digunakan. Melalui Activity based
management, personel perusahaan menerncanakan activity sharing dan activity selectionterhadap
aktivitas penambah nilai serta activity reduction dan activityelimination terhadap non value