Askep Sehat Jiwa
Askep Sehat Jiwa
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
1. Diah Ayu Pertiwi (P27905118005)
2. Dwiky Wijaya (P27905118006)
3. Erlian Istifan (P27905118007)
4. Ester Natasya (P27905118008)
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah
dan Taufiknya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keIslaman
sampai sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu
mulia yang telah membawa kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu
saya mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya saya
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih
terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
11 Agustus 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................
B. TUJUAN PENULISAN..........................................................................
C. MANFAAT PENULISAN .....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi (UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Sedangkan menurut
WHO (2005) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan
sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial
yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang
memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan
mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial
secara nyaman dan berkualitas.
B. Tujuan
Dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan sehat jiwa
sepanjang rentang kehidupan, usia sekolah, remaja dewasa dan lansia yang
diantaranya terdiri dari pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi,
dan evaluasi
C. Manfaat
Manfaat penulis makalah ini yaitu sebagai wawasan atau pandangan
mengenai komunikasi teraupetik dengan mahasiswa lain
BAB II
PEMBAHASAAN
3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi
menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau
kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami masalah kesehatan atau sakit
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Normal
b. Anak mengenal namanya sendiri
c. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya
d. Anak melakukan kegiatanya sendiri dan tidak mau dibantu
e. Anak sering mengatakan “tidak” atau “jangan”
f. Anak mulai bergaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan
orangtua
g. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan
h. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri
karena pemaparan negatif
i. Keraguan anak akan berkembang jika orang tua secara jelas membuat
malu/ mempermalukan anak di hadapan orang lain, maka sebaiknya
orang tua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani
masa ini
3. Diagnosa keperawatan :
1. Berpotensi perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan situasi yang terjadi di lingkungan
2. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan keadaan tumbang dan
lingkungan
3. Gangguan rasa aman (cemas) berhubungan dengan kurang
pengetahuan ibu tentang tumbang anak
Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga, pola
hidup mereka, sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan
kemampuan orang tua untuk melakukan aktivitas sehari – hari
yang biasanya membantu anak – anak mengembangkan
perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan
Batasan Karakteristik:
1. Anak suka mengkhayal dan kreatif
2. Anak punya inisiatif bermain dengan alat-alat di rumah
3. Anak suka bermain dengan teman sebaya
4. Anak mudah berpisah dengan orang tua
5. Anak mengerti mana yang benar dan yang salah
6. Anak belajar merangkai kata dan kalimat
7. Anak mengenal berbagai warna
8. Anak membantu melakukan pekerjaan rumah sederhana
9. Anak mengenal jenis kelaminnya
10. Belajar ketrampilan baru melalui permainan
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka
perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan :
orang tua kurang pengetahuan
dukungan orang tua yang tidak adekuat, tidak sesuai
stressor yang berkaitan dengan sekolah
keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan social,
bermain
Pendidikan sekunder akibat :
a) Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi
b) Kurang stimulasi
c) Sedikitnya orang terdekat
d) Kehilangan teman sebaya
Intervensi
a) Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai
dengan kelompok usia
b) Dengan cermat kaji tingkat perkembangan anak dalam seluruh
area fungsi, menggunakan alat pengkajian spesifik
c) Dorong untuk perawatan diri : merias diri sendiri, memakai baju
sendiri, perawatan mulut, perawatan rambut.
d) Beri waktu bermain dengan orang lain yang sering dan berbagai
mainan
e) Perintahkan untuk memberi respon verbal dan mengajukan
permintaan
f) Beri pujian untuk perilaku positif
Intervensi
a) Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai
dengan kelompok usia
b) Beri Pendidikan kesehatan atau informasi mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Hambatan interaksi social berhubungan dengan hambatan Bahasa
Intervensi
a) Bila ada perilaku antisosial pada anak, bantu untuk :
Menggambarkan perilaku yang memengaruhi sosialisasi
Bermain peran sesuai respon
Munculkan umpan balik sebaya untuk perilaku positif dan
negative
b) Ajarkan orangtua untuk :
Menhindari ketidaksetujuan didepan anak
Membuat kontak mata sebelum memberi instruksi dan minta
anak untuk mengulangi apa yang dikatakan
3. Tindakan keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulangan (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik
kasar (kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap
bola dll)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik
halus (belajar menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok dll)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk
bermain di rumah
3. Mengembangkan ketrampilan bahasa
a. Kaji ketrampilan bahasa yang dikuasai anak
b. Berikan kesempatan anak bertanya dan bercerita
c. Sering mengajak komunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi
4. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut perlombaan
d. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5. Membentuk indentitas dan peran sesuai jenis kelamin
a. Kaji identitas dan peran sesuai jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan dengan jenis
kelamin anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kreatifitas,
bercerita
c. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
d. Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu melakukan
pekerjaan rumah sederhana
e. Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f. Latih membaca, menggambar dan berhitung
7. Mengembangkan nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Kenalkan anak terhadap nilai-nilai mana yang baik dan tidak
d. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e. Latih kedisplinan
8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan keluarga untuk tetap rutin membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan (posyandu, puskesmas dll)
e. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi seimbang
f. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan normal
pada usia pra sekolah
g. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia pra
sekolah
D. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA USIA SEKOLAH
(USIA 6-12 TAHUN)
1. Pengkajian
Adalah tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana pada usia ini
anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan
bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa
membedakan sesuatu yang baik/tidak dan dampak melakukan hal yang
baik/tidak.
Batasan Karakteristik:
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu dll
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
a) identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Penanggung jawab
Nama orangtua sebagau penanggung jawab
Pendidikan ayah/ibu
Pendapatan keluarga yang memadai menunjang tubuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan anak
Alamat
3. Tindakan keperawatan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap
bola, lompat tali)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik
halus (belajar menggambar/melukis, menulis, mewarna,
membuat kerajinan tangan seperti vas, kotak pensil, lampion
dsb,)
d. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk
bermain
3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
a. Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama
teman kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
d. Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
e. Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
4. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
c. Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi anak
d. Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang meningkatkan
kreatifitas
e. Bimbing anak belajar ketrampilan baru
f. Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misalnya
masak, membersihkan mobil, menyirami tanaman, menyapu
g. Latih membaca, menggambar dan berhitung
h. Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak
5. Mengembangkan nilai-nilai moral
a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang
positif
c. Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
d. Bimbing anak saat menonton TV dan membaca buku cerita
e. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
f. Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi
seimbang
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan
normal pada usia sekolah
f. Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia
sekolah
E. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA REMAJA
(IDENTITY VS ROLE DIFFUSION)
1. Pengkajian
Adalah tahap perkembangan remaja usia 12-18 thn dimana pada saat
ini remaja harus mampu mencapai identitas diri meliputi peran, tujuan
pribadi, keunikan dan ciri khas diri. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja
akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya
kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep diri.
a) Identitas
b) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
c) Faktor predisposisi
d) Aspek fisik atau biologis
e) Aspek psikososial
f) Status mental
g) Catat pola pertumbuhan dan perkembangan dan bandingkan dengan
alat standar
h) Catat bukti pencapaian tugas perkembangan yang sesuai bagi remaja
i) Kaji respon perilaku yang dapat mengindikadikan gangguan pada
remaja
j) Observasi adanya bukti – bukti gangguan mood
Karakteristik perilaku
Karakteristik Normal
1. Menilai diri secara objektif, kelebihan dan kekurangan diri
2. Bergaul dengan teman
3. Memiliki teman curhat
4. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian, bela
diri)
5. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa
tergantung pada orang tua
6. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa
depan
7. Tidak menjadi pelaku tindak antisosial dan tindak asusila
8. Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan
yang berlebihan dan negatif
9. Berperilaku santun, menghormati orang tua, guru dan bersikap baik
pada teman
10. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
2. Diagnosa keperawatan :
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
2. Intervensi spesialis
a. Terapi kelompok terapeutik : remaja
F. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA DEWASA
1. Pengkajian
Merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 20-30
tahun dan pada usia ini individu harus mampu berinteraksi akrab dengan
oranglain (Erickson, 1963). Pada masa ini penekanan utama dalam
perkembangan identitas diri untuk membuat ikatan dengan oranglain
yang menghasilkan hubungan intim. Orang dewasa mengembangkan
pertemanan abadi dan mencari pasangan atau menikah dan terikat dalam
tugas awal sebuah keluarga. Levinson (1978) mengatakan bahwa pada
masa ini seseorang berada pada puncak intelektual dan fisik. Selama
periode ini kebutuhan untuk mencari kepuasan diri tinggi. Selain itu masa
dewasa awal seseorang berpindah melalui tahap dewasa baru, dari asumsi
peran yunior pada pekerjaan, memulai perkawinan dan peran orangtua
dan memulai pelayanan pada komunitas ke suatu tempat yang lebih
senior dirumah, pekerjaan dan di komunitas. Kegagalan dalam
berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan
individu menjauhi pergaulan dan merasa kesepian lalu menyendiri.
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga
membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan
biologis
a) Perkembangan psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun. Pengecualian pada hal ini adalah waita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, koognitif dan psikologis serta masalah kesehatan
pada wanita hamul dan keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal
biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering
kelompok usia lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan
sering menunda mencari perawatan kesehatan. karakteristik dewasa
muda mulai berubah mendekati usia baya. Temuan pengkajian
umumnya dalam batas normal kecuali klien mempunyai penyakit.
Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat
mengambil mafaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian
gaya hidup dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi
kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru,
ginjal atau penyakit kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup pribadi
dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum yaitu
Hobi dan minat
Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olahraga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan
Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan
terhadap fisik dan mental
b) Perkembangan koognitif
Kebiasaan berfikir rasional meningkatkan secara tetap pada masa
dewasa awal dan tengah. Pengalaman Pendidikan formal dan
informal, pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan
secara dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah
dan keterampilan motoric. Mengidentifikasi area pekerjaan yang
diinginkan adalah tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang
mengetahui persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan
karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan menjadi lebih muda dan
biasanya mereka akan lebih luas dengan pilihannya. Akan tetapi
banyak dewasa alaawa kekurangan sumber dan system pendukung
untuk memfasilitasi Pendidikan lebih lanjut atau pengembangan
keahlian yang diperlukan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya,
beberapa dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
c) Perkembangan psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan
individu mengarahkan dan emmecahkan tugas pribadi dan social.
Dewasa awal kadanh terjebak antara keinginan untuk memperpanjang
masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan memikultanggung
jawab dewasa. Namun pola tertentu atau kecenderungan relative dapat
diperkirakan. Antara usia 23 – 28 tahun, orang dewasa memperbaiki
persepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29 – 34 tahun
orang dewas mengarahkan kelebihan energinya terhadap pencapaian
besar dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35 – 43 tahun adalah
waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan hubungan. Perubahan
telah dibuat dalam kehidupan pribadi social dan pekerjaan. Seringkali
stress dalam ujian ini mengakibatkan “krisi usia baya” ketika pasangan
dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.
Factor etnik dan jender emmpunyai dampak sosiologis dan psikologis
dalam kehidupan dewasa dan factor tersebut dapat merupakan
tantangan yang jelas bagi asuhan keperawatan. Dewasa awl harus
membuat keputusan mengenai karir, pernikahan dan menjadi orang
tua. Meskipun setiap orang membuat keputusan tersebut berdasarkan
factor individu, perawat harus memahami prinsip umum yang
tercangkup dalam aspek perkembangan psikososial dewasa awal.
d) Stress pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari.
Stress situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru
memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau
seseorang pekerja yang diberi tanggung jawab baru atau besar. Stress
pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau
tanggung jawabnya karena setiap individu menerima pekerjaan yang
berbeda, maka setiap stressor bervariasi pada setiap klien. Pengkajian
perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang
biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja,
perubahan pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan
iritabilitas dan kegugupan.
e) Stress keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang
dapat di prediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan
keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat .
salah satu peran penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan
keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua
orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang tua tunggal, orang
tua atau adakalanya seseorang anggota keluarga besar menjadi kepala
keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat
terjadi. Perawat harus mengkaji factor ligkungan dan keluarga
termasuk system pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa
digunakan oleh anggota keluarga.
Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Prilaku Normal
Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian
Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti
(pacar, sahabat)
Membentuk keluarga
Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan
berinteraksi
Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan
emosional
Mempunyai konsep diri yang realistis
Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
Berinteraksi baik dengan keluarga
Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
b. Karakteristik penyimpangan perkembangan
Tidak mempuyai hubungan akrab
Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
Konsep diri tidak realistis
Tidak menyukai diri sendiri
Tidak mengetahui arah hidup
Tidak mampu mnegatasi stres
Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggungjawab
Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah
terpengaruh
Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak
asusila)
Karakteristik Perilaku
1. Mempunyai harga diri tinggi
2. Menilai kehidupannya berarti
3. Menerima nilai dan keunikan orang lain
4. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
5. Menyiapkan diri menerima datangnya kematiasn
6. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
7. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
8. Berpartisipasi dalam kegiaan sosial dan kelompok masyarakat
9. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
a) Identitas
b) Riwayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnya ?
Kaji adanya demensia. Dengan alat – alat yang sudah di
standardisasi, meliputi Min Mental Status Exam (MMSE) (menurut
Flostein, MS. Dkk, 1995)
1) Orientasi
Tanyakan hari ini tanggal berapa ?
Kemudian tanyakan hal – hal terkait, mis sekarang musim apa ?
2) Registrasi
Bila memungkinkan beri pertanyaan untuk menguji daya
ingatnya (memori)
Ucapkan dengan jelas dan perlahan kata kata seperti BOLA,
BENDERA, POHON. Degan jarak perkata 1 detik. Sesudah itu
minta pasien untuk mengulanginya. Jawaban pertama
menentukan skornya, tetapi mintalah pasien untuk mencoba terus
(misalnya hingga 6 kali) bila gagal tes ini kurang bermakna.
3) Perhatian dan perhitungan
Minta pasien untuk meghitung mundur daro 100 dengan selisi 7.
Berhenti setelah 5 jawaban. Berilah skor 1 untuk setiap jawabn
yang benar.
Bila pasien tidak mampu menghitung, mintakan padanya untuk
mengeja suatu kata dari arah belakang ( mis:
RUMAH…….HAMUR), beri skor 1 untuk setiap huruf yang
ditempatkan benar. Catatlah jawaban pasien
4) Daya ingat
Minta pasien untuk mengingat kembali ketiga kata yang ditanyakan
kepadanya diatas tadi
5) Bahasa
Menyebutkan : perlihatkan arloji anda sambil menanyakan : “apa
ini?” ulangi hal yang sama untuk pensil. Beri skor satu untuk
setiap jawaban yang benar
Pengulangan : minta pasien untuk mengulangi : “bukan, itu
bukan…..!, tetapi itu……. Dan……! Beri skor 1 point bila
pengulangan benar
Perintah tiga langkah. Beri pasien secarik kertas kosong dan
katakana : “ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua, dan
letakan dilantai.” Beri skor 1 point untuk setiap langkah benar.
2. Data demografi
Ras dan suku apa?
Jenis kelamin?
Riwayat Pendidikan?
3. Diagnose keperawatan dan intervensi keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
Intervensi
Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat
negative terhadap tidur pada malam hari
Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur
Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan
kebiasaan klien (memberi susu hangat)
Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur
2. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan
koognitif
Intervensi
Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan
penurunan persepsi visual. Bantu keluarga mengidentifikasi
risiko terjadinya bahaya yang mungkin timbul
Hilangkan sumber bahaya lingkungan
Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti
memanjat pagar tempat tidur
Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan fisik atau kebutuhan
klien
Kaji efek samping obat, tanda keracunan ( tanda ekstrapiramidal,
hipotensi ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan
gastrointestinal).
3. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
Intervensi
Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri
Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan
sesuai kebutuhan
Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk melakukan
sendiri sesuai kemampuan
Bantu mengenakan pakaian yang rapi dan indah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pembuatan askep sehat jiwa pengkajian merupakan tahap awal
ddan dasar utama dari proses keperawatan jiwa yang terdiri atas pengumpulan
data dan perumusan kebutuhan. Setelah data dikelompokkan baik data
subjektif maupun data objektit, maka masalah dirumuskan dan membuat
daftar masalah keperawatan, membuat pohon masalah, dan menegakkan
diagnose keperawatan dengan menetapkan core problem (masalah utama).
Langkah selanjutnya setelah meneggakn diagnose keperawatan adalah :
1. Membuat rencana tindakan keperawatan
2. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan dan
melaksanakan terapi modalitas serta melaksanakan pemberian obat sesuai
dengan intruksi dokter
3. Mengevaluasi keberhasilan pasien dan keluarga
4. Menuliskan pendokumentasian pasien sesuai dengan format yang ada
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak
dalam kandungan kemudian di lanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari
bayi (0 – 18 bulan), masa toodler (1,5 – 3 tahun), anak – anak awal atau pra
sekolah (3 – 6 tahun), usia sekolah (6 – 12 tahun), remaja (12 – 18 tahun),
dewasa muda (18 – 35 tahun), dewasa tengah (35 – 65 tahun), sehingga
dewasa akhir (>65 tahun).
B. Saran
Saran agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan sehat jiwa
sepanjang rentang kehidupan di indonesia dan mencari referensi terbaru
seputar perkembangan mengenai asuhan keperawatan sehat jiwa.
DAFTAR PUSTAKA