Anda di halaman 1dari 4

BIG MICHAEL

Suatu hari, ada seorang anak remaja yang bernama Doni yang tinggal di Yogyakarta. Doni adalah anak
yang kekurangan secara materi dan sudah kehilangan orang tuanya sejak kecil, ia memiliki badan yang
tinggi dan besar, Doni dalam hal akademik tidak terlalu menonjol tetapi ia berbakat dalam bidang
olahraga.

Pada suatu malam, ia berjalan-jalan di taman dan ia selalu bersedih karena ia selalu memikirkankedua
orang tuanya yang sudah tiada. Lalu Doni bertemu dengan wanita yang sedang membawa anaknya,
wanita itu bernama Cristine. Cristine merasa kasihan terhadap Doni karena saat itu turun hujan,Cristine
langsung mendatangi Doni yang sedang kehujanan. Dan Cristine bertanya kepada Doni “Siapa
namamu?” tanya dia kepada Doni. “Doni.” Jawabnya, Cristine tanya lagi “Dimana orang tuamu?”
Michael menjawab “Sudah meninggal.” Karena merasa kasihan Cristine langsung mengantarkan Donike
rumah Cristine dan menginap beberapa hari. Cristine menyuruh Doni untuk tidur di sofa yang lumayan
besar untuk badan sebesar Doni.

Cristine merasa ia ingin mejadikan Doni sebagai anak angkatnya, Cristine langsung mendaftarkan Doni di
SMA swasta di daerah setempat . Setelah mendaftar Doni masuk di kelas X III, di kelas X II Doni langsung
diejek oleh teman sekelasnya dengan sebutan ‘orang aneh’. Tetapi guru di kelasnya langsung
menghentikan ulah muridnya yang berada di kelas itu. Doni langsung duduk di bangku yang kosong,
setelah gurunya menerangkan, gurunya langsung memberikan ujian tertulis, setelah dibagikan semua
murid mengerjakan termasuk Doni. Satu jam berlangsung, murid yang ada di kelas itu ujian tertulisnya
harus dikumpulkan sekarang dan langsung pulang kerumah akan tetapi Doni tidak dapat mengerjakan
ujian tertulis yang diberikan oleh gurunya tadi, ia merasa bersalah sehingga Doni duduk dibangkunya
sendirian, gurunya mendatangi Doni dan ia bertanya “Mengapa kamu tidak pulang?, semua temanmu
sudah pulang.” Doni menjawab “Saya belum mengerjakan ujian tertulisnya sama sekali, Bu!.” Merasa
kasihan gurunya meyuruh Doni pulang.

Pada suatu hari guru Doni mencoba untuk mengetahui Doni lebih jauh, ia mendapati bahwa
kemampuan Doni untuk memahami materi pelajaran memang lambat. Akan tetapi guru tersebut tidak
menyerah untuk mengajar Doni, ia mencoba untuk menggali potensi yang terpendam di diri Doni.

Pada suatu malam setelah Doni bersekolah, Cristine mengajak Doni pergi ke pertandingan bola basket di
lapangan basket sekolah. Mereka menyaksikan latihan bola basket para pemain tempat Doni
bersekolah. Doni merasa tertarik dengan bola basket karena merasa bahwa basket adalah salah satu
bagian dalam dirinya, padahal Doni belum pernah untuk bermain bola basket sekalipun.

Keesokan harinya, Cristine mengajak Doni pergi membeli pakaian dan sepatu baru yang akan digunakan
Doni untuk sekolah. Saat Cristine mau membayar pakaian dan sepatunya tiba-tiba ada pencuri yang
mengambil tas Cristine, Cristinepun langsung mengejarnya, tiba-tiba dihadapan pencuri itu ada Doni
yang sedang melihat sepatu yang bagus. Segera, Doni langsung mendorong hingga jatuh dan menangkap
pencuri tersebut, setelah ditangkap pencuri itu langsung dibawa ke kantor polisi. Cristine merasa kaget
karena Doni memiliki reflek yang cepat. Cristine pun berencana untuk mendaftarkan Doni ke
ekstrakulikuler baket karena Doni memiliki badan yang tinggi besar dan reflek yang cepat.
Pada hari berikutnya Cristine mengajak Doni pergi ke lapangan tempat latihan bola basket berlangsung
untuk mendaftarkan Doni dan bergabung menjadi anggota klub basket di sekolah Doni. Setelah
mendaftar ia berlatih bagaimana teknik-teknik bermain bola basket dengan benar. Doni merasa senang
sekali karena bola basket adalah olahraga kesukaannya. Doni juga merasa senang karena senior-
seniornya di tim basket tersebut dapat menerima Doni. Donipun akhirnya selalu datang ke lapangan
basket untuk berlatih setelah sepulang sekolah walaupun tidak ada kegiatan ekstrakulikuler basket.

Pada suatu hari, pelatih basket mengadakan latihan tanding untuk seleksi turnamen. Doni mengikuti
latihan tanding tersebut bersama dengan rekan setimnya. Pertandingan berjalan dengan cukup ketat,
namun Doni dapat mencetak angka paling banyak dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang
menyaksikan pertandingan tersebut. Pelatih sudah memutuskan siapa saja yang akan mengikuti
turnamen dan Doni termasuk orang yang akan mengikuti turnamen tersebut.

Pada hari turnamen diadakan Doni merasa sangat gugup karena ada begitu banyak orang yang akan
melihatnya bertanding. Doni mencoba untuk menenangkan diri dan mencoba untuk lebih fokus lagi.
Doni diminta pelatih untuk bermain sejak pertandingan baru dimulai. Dengan badan yang tinggi besar,
reflek yang bagus, dan teknik-teknik yang sudah dipelajari, Doni menunjukkan seluruh kemampuannya.
Doni berulang kali mencetak angka dan membuat timnya meraih kemenangan dan dapat bertanding di
final. Semua orang bergembira, terutama Cristine yang merasa bangga dengan semua yang telah Doni
raih. Pertandingan final akan dilaksanakan setelah ujian semester.

Kemenangan dalam turnamen yang diikutinya tidak membuat Doni berpuas diri, Doni sadar bahwa
dalam hal akademik ia lambat untuk dapat memahaminya. Oleh sebab itu Doni belajar lebih giat lagi dan
dengan penuh semangat. Setiap hari Doni selalu berlatih bermain basket, namun setelah berlatih Doni
tetap belajar pelajaran di sekolahnya.

Di kelas, Doni menunjukkan hasil belajarnya selama ini. Doni mendapat nilai yang bagus dalam ujian
semester di sekolahnya bahkan di pelajaran yang tidak disukai oleh banyak murid Doni mendapat nilai
yang tinggi. Doni merasa senang sekali dan juga merasa bahwa semua perjuangan yang telah Ia lakukan
tidak ada yang sia-sia. Doni dengan hati berbunga-bunga pun menunjukkan hasil ujiannya kepada
Cristine. Cristine merasa sangat terharu dan juga bangga kepada Doni.

Setiap hari Doni tetap belajar dan berlatih bola basket. Doni juga diminta untuk mengikuti turnamen
bola basket lagi oleh pelatihnya untuk menghadapi pertandingan final, Donipun menyutujuinya. Doni
dan tim basket sekolah berlatih tanding setiap hari untuk menghadapi turnamen yang akan datang.
Sampai hari turnamen digelarpun tiba. Doni bermain sejak pertandingan dimulai, Ia sekali lagi
menunjukkan semua kemampuan yang sudah dikuasainya dan membuat semua orang yang
menyaksikan pertandingan tersebut kagum. Doni berulang kali mencetak angka bahkan Doni adalah
pemain yang paling banyak mencetak angka pada pertandingan tersebut. Tim Doni meraih kemenangan
di pertandingan final tersebut dan mendapatkan gelar juara. Semua orang sangat bahagia dan bangga.
Kemenangan yang diraihnya mebuat Doni menjadi anak yang terkenal di sekolahnya dan mebuat teman-
teman sekelasnya tidak pernah mengejeknya lagi.

Karena prestasi Doni yang menakjubkan dan membahagiakan, Cristinepun menyuruh Doni untuk
sekolah mengemudi dan mendapatkan SIM. Doni mengikuti permintaan Cristine dan mendapatkan SIM
nya hanya dalam sehari, setelah mendapatkan SIM Doni dibelikan motor. Doni sangat bersyukur atas
apa yang telah didapatkan selama ini, Ia berterima kasih secara terus menurus kepada Cristine samapai
membuat Cristine terharu. Pada suatu sore Doni mencoba mengendarai motor barunya, Doni
mengendarainya dengan pelan-pelan. Pada suatu persimpangan ada satu buah bus yang dikendarai
secara tidak bertanggungjawab. Bus tersebut melaju dengan kencang dan menerobos lampu lalu lintas
walaupun sedang merah. Doni yang melintas di persimpangan tersebut tertabak oleh bus dikendarai
denga tidak bertanggungjawab tersebut. Doni dibawa ke rumah sakit oleh orang-orang yang
menyaksikkan kejadian tersebut, sedangkan sopir bus ditangkap oleh polisi. Cristine yang mendaptkan
kabar tentang tabrakan Doni langsung bergegas ke rumah sakit. Cristine menemui dokter yang
menangani Doni dan mendapati bahwa lutut Doni mengalami cedera yang parah yang membuat Doni
tidak dapat bermain basket lagi. Cristine merasa sangat sedih, tetapi Ia berusaha untuk tenang dan
segera menemui Doni. Cristine memberitahu cedera yang dialami Doni. Doni merasa sangat terpukul
atas apa ang menimpanya. Akan tetapi Doni tetap berusaha tegar dan berusaha melupakan kejadian
yang menimpanya.

Setelah keluar dari rumah sakit Doni mengikuti pelajaran seperti biasanya, akan tetapi Doni tidak dapat
ikut bermain basket lagi. Doni hanya fokus untuk belajar saja pada saat ini.

Dua tahun kemudian Doni lulus dari SMA. Doni lalu masuk ke universitas negeri di jogja. Doni
mengambil jurusan teknik mesin. Di universitas tersebut terdapat masa orientasi. Donipun mengikuti
masa orientasi tersebut sampai akhir. Pada hari terakhir masa orientasi, Doni diperkenalkan dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus, salah satunya adalah organisasi bola basket. Doni menjadi
teringat dengan masa lalunya pada saat bermain basket, tetapi cederanya sudah tidak
memungkinkannya untuk bermain basket kembali. Akan tetapi Doni tetap tidak putus asas, Doni
mencoba untuk mengikuti organisasi beladiri, Donipun mendaftar di organisasi beladir dan diterima.

Setelah mengikuti kelas di kampus, Doni menuju dojo tempat berlatih beladiri. Latihan beladiri sedang
berlangsung, Donipun mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Doni memperlajari teknik-tenik yang
diajarkan oleh pelatih beladiri. Karena Doni memiliki reflek yang bagus, maka Doni dapat dengan mudah
menguasai teknik-teknik tersebut. Pelatihpun menjadi teretarik dengan kemampuan Doni dan meminta
Doni untuk mengikuti latihan tanding untuk seleksi turnamen beladiri.

Pada hari berikutnya setelah mengikuti kelas, Doni mengikuti seleksi yang sudah digelar. Doni
menunjukkan semua yang sudah dipelajarinya dan akhirnya Donipun terpilih untuk bertanding di
turnamen beladiri.

Doni mempersiapkan diri untuk menghadapi turnamen dengan berlatih di rumah setiap hari, namun
Doni tidak lupa untuk belajar setelah berlatih.

Pada hari turnamen digelar, Doni bersiap-siap untuk bertanding. Doni berkonsentrasi dengan
pertandingan yang akan dihadapinya. Giliran Doni untuk bertandingpun tiba, Doni menghadapi
lawannya dengan cukup agresif hingga meraih kemenangan dan melaju ke babak perempat final. Karena
turnamen diselenggarakan hanya sehari, maka seluruh pertandingan sampai finalpun diadakan pada
hari itu juga.

Pada pertandingan perempat final, Doni menghadapi lawan yang tangguh. Doni cukup kewalahan untuk
menghadapinya karena lawan yang dihadapinya ternyata lebih lama kenal dengan dunia beladiri.
Namun Doni tetap tidak menyerah, Ia terus melancarkan serangannya dan akhirnya dapat
menumbangkan lawan yang dihadapinya. Donipun melaju ke semi final.

Pada babak semi final, lawan yang dihadapi Doni lebih mudah dari lawan yang dihadapinya pada saat
perempatfinal. Donipun meraih kemenangan dan melaju ke babak final.

Pada babak final, pertandingan bejalan dengan ketat. Lawan yang dihadapi Doni terus mencarkan
serangan dengan agresif. Doni cukup kewalahan dalam menghadapinya sampai ham

Anda mungkin juga menyukai