Disusun Oleh :
1. Dina Amelia (1011201116)
2. Dinda Bagya E.A (1011201034)
3. Herlin Audina (1011201046)
4. Nur Fitradewi (1011201080)
5. Raja Kumar Singh (1011201087)
KELAS B
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
2020
KATA PENGANTAR
sPuji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita
dapat menyelesaikan tanggung jawab kita berupa tugas makalah
dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat beriring salam semoga
tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Pada kali ini kami akan menyajikan beberapa makalah yang berisikan
tentang identifikasi kation golongan III B dengan mengambil
referensi dari buku dan pemikiran bersama.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing kami, serta teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan selesainya tugas
ini mudah mudahan akan bermanfaat bagi kita sebagai bekal untuk
dikemudian hari dan untuk para pembacanya.
Akhirnya kami menyadari tiada gading yang tak retak, untuk itu
mohon maaf jika penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat diharapkan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………....i
DAFTAR ISI……………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN…………………...............................................1
1.1 Latar Belakang............…...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........………………………………...............1
1.3 Tujuan....………………………………………………................1
BAB II PEMBAHASAN……….…………………………………...........2
2.1 Dasar Teori.......……………………….......................................... 2
2.2 Reagensia Dalam Golongan III B.................…..............................2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….........….9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dasar teori kation golongan III B
2. Untuk mengetahui reagensia yang spesifik dalam identifikasi golongan III B.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
Analisis kation memerlukan pendekatan yangsistematis.Umumnya ini dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan carasentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang
lain.Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudiandiendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru. Jikadalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadikelompok kation
yang lebih kecil, demikian seterusnya sehinggapada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik
untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutandilakukan untuk
memisahkan kation menjadi beberapakelompok.
Dalam memasuki reaksi golongan III ini, larutan terlebih dulu didihkan untuk menghilangkan
gas H2S. Reagensia pada golongan ini adalah ammonia dan ammonium klorida, atau larutan
ammonium sulfide. Penambahan ammonia-amonium klorida,dimaksudkan untuk
memciptakan suasana basa . Dalam ammonia-amonium klorida Fe, Al, Cr, dan Mn
diendapkan dalam bentukhidroksida (disebut golongan IIIA), sedangkan logam-logam
yanglain dari golongan ini diendapkan dalam bentuk sulfide nikel(Ni),kobalt (Co), mangan
(II), dan Zink (Zn) (disebut golongan IIIB).
A. Kobalt (II)
Kobalt (Co) adalah logam berwarna abu-abu seperti baja dan bersifat magnetis. Kobalt
melebur pada 14900C. Logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer:
Co + 2H+ → Co2+ + H2 ↑
2
Di bawah ini tabel yang berisikan reaksi-reaksi ion Co 2+. Untuk mempelajari reaksi ini,
menggunakan ion Co2+ di dalam larutan larutan kobalt (II) klorida CoCl2.6H2O 0,5 M atau
kobalt(II) nitrat Co(NO3)2.6H2O 0,5 M.
3
Co2+ dipijarkan
Uji pipa- Manik kobalt berwarna
10 dengan Na2CO3 di
tiup abu-abu
atas arang
Uji manik Manik biru dalam nyala
11
boraks reduksi maupun noksidasi
Tabel 1.1 Reaksi terhadap kation Co2+
B. Nikel (II)
Nikel termasuk unsur kimia metalik yang memiliki simbol (Ni), bernomor atom 28, dan
bernomor massa 58,71. Termasuk dalam jenis logam transisi pada golongan VIII dan
pada periode ke-4 serta terdapat pada blok d dalam perhitungan konfigurasi elektron.
Nikel juga termasuk dalam fase solid yang mempunyai titik didih 2913 0C dan titik lebur
14550C. Nikel adalah logam yang sedikit bersifat magnetis dan mempunyai sifat tahan
karat. Selain itu, nikel bersifat liat dalam keadaan murni sehingga dapat ditempa. Namun,
bila dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat
yang keras (stainless steel) yang banyak dimanfaatkan menjadi peralatan dapur (sendok
dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
Asam klorida encer maupun pekat melarutkan nikel dengan membentuk hidrogen, yang
akan bereaksi cepat dengan dipanaskan:
Ni + 2H+ → Ni2+ + H2 ↑
Ni + 2HCl → Ni2+ + 2Cl- + H2 ↑
Asam sulfat panas juga melarutkan nikel dengan membentuk belerang dioksida:
Ni + H2SO4 + 2H- → Ni2+ + SO2 ↑ + 2H2O
Selain itu nikel juga dapat dilarutkan dengan asam nitrat encer dalam keadaan dingin:
3Ni + 2HNO3 + 6H+ → 3Ni2+ + Cl2 ↑ + 3 H2O
Berikut ini reaksi-reaksi ion nikel (II) dengan beberapa reagen.
4
NH3 Ni(OH)2 ↓ + NH3 → 2OH- + Larutan menjadi Endapan berkurang,
berlebih [Ni(NH3)6]2+ biru larutan biru
Terbentuk endapan
hitam nikel sulfida
3 + NH4S Ni2+ + S2- → NiS ↓ Endapan hitam
dari larutan netral
sedikit basa
+ K2CrO4
Terbentuk endapan Endapan kuning
4 dingin lalu Ni2+ + CrO4 2- → NiCrO4 ↓
kuning NiCrO4 kecoklatan
dipanaskan
Terbentuk endapan
2+ -
5 + KCN Ni + 2CN → Ni(CN)2 ↓ hijau nikel (II) Endapan hijau
sianida
Terbentuk larutan
dengan sedikit
6 + H2S Ni2+ + S2- → NiS ↓ endapan nikel Sedikit endapan
sulfida dari larutan
netral
Endapan coklat
Reagensia
7 dengan komposisi Endapan coklat
α −Nitroso−β−naftol
Ni(C10H6O2N)2
Reagensia
Terbentuk endapan
dimetilgliok
8 merah nikel Endapan merah
sima
dimetilglioksima
(C4H8O2N2)
Terbentuk
endapan merah
Reagensia dalam larutan
9 Endapan merah
α −furil−dioksima yang sedikit
amoniakal
Endapan atau
pewarnaan biru
Regensia
10 asam sampai lembayung Biru
rubeanat dalam larutan
amoniakal
C. Mangan (II)
5
Mangan (Ar: 54,938) merupakan salah satu logam golongan transisi. Mangan (Mn)
memiliki banyak bilangan oksidasi, namun Mn yang termasuk dalam golongan kation III
B adalah Mn dengan bilangan oksidasi +2 (Mn 2+).Mangan berwarna putih keabu-abuan
dengan sifat yang keras tapi rapuh. Secara kimiawi, mangan bersifat sangat reaktif dan
dapat terurai dengan air dingin. Mangan yang dapat melebur pada suhu 1250oC banyak
digunakan untuk membentuk alloy yang penting.
Berikut tabel yang berisi reaksi-reaksi ion Mn2+ (untuk mempelajari reaksi ini, dapat
menggunakan ion Mn2+ di dalam larutan MnSO4).
N
Reagen Perlakuan Reaksi Hasil
o.
asam mineral H2 S ↑
Ditambahkan 3
2−¿¿
Mn2 +¿+N H + HP O ¿ →
4 Terbentuk endapan merah
5 ¿ jambu
¿ Mn ( N H 4 ) P O 4 ↓
6
Larutan ion Permanganat akan
Mn (II) yang + ¿¿
menghasilkan warna merah-
5 PbO 2 +2 Mn2+ ¿+ 4 H ¿
bebas dari → lembayung (ungu)
6 Pb O 2 Pb
2+ ¿+2 H 2 O ¿
klorida 2 Mn O−¿+5
4
¿
dididihkan
dengan PbO2
bersama
(katalis
AgNO3)
2 Mn O−¿+5 ¿
HNO3 encer 4
atau H2SO4
encer
2 Mn O−¿+5 3 ¿
4
boleh ada
klorida
D. Zink
Zn (Ar: 65,38). Zink atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn,
bernomor atom 30 dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan
12 pada tabel periodik, Zn termasuk ke dalam golongan kation III B. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Zink
adalah logam yang putih- kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada suhu
110-1500C. Zink melebur pada suhu 4100C dan mendidih pada suhu 9060C. Logam yang
murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar atau
kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes
7
larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Dan zink juga larut dalam
hidroksida alkali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dalam pembahasan diatas bahwa logam yang terbagi kedalam kation
golongan III B, yaitu: Kobalt (II) [Co2+], Nikel (II) [Ni2+], Mangan (II) [Mn2+] dan Zink (II)
[Zn2+].
Reagensia spesifik yang digunakan dalam mengidentifikasi kation golongan III B yaitu
Ammonium sulfida [(NH4)2 SO4] dalam suasana netral atau amoniakal, sehingga terjadi
endapan pada setiap reaksi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Samodra, Imam. “Reaksi terhadap Kation”. Diakses pada 21 Maret 2013 dari
https://imamsamodra.files.wordpress.com/2008/02/reaksi-terhadap-kation.pdf
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi ke Lima.
Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Http: //www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsur-unsur