Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEDULI LINGKUNGAN DAN PENCEGAHAN POLUSI

Disusun oleh :

Nama : Arif Triyoga

NIT : 1811417

Prodi : Teknika IV A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada., Bapak
Priyono ATT II selaku dosen mata kuliah. Konstruksi Peralatan Permesinan Kapal sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik.

Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam hal penulisan
maupun penggunaan kata-kata. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penting
bagi kami terima dengan ikhlas untuk lebih baik kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi pembaca. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5

C. Tujuan.......................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

A. Tugas-Tugas IMO...............................................................................................................6

B. Sejarah Berdirinya IMO....................................................................................................6

C. Tujuan Berdirinya IMO.....................................................................................................7

D. Pengertian IMO.................................................................................................................. 7

E. Jenis-Jenis Sertifikat Keselamatan..........................................................................................7

F. Marpol 73 / 78 Mengatur Dalam ANNEX 1 Sampai 7.......................................................... 8

G. Tujuan ISM Code............................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................................9

a. Kesimpulan............................................................................................................................. 9

b. Saran........................................................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
International Maritime Organization (IMO) merupakan badan khusus Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan dan keamanan
pelayaran serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut akibat aktivitas penggunaan
laut. IMO memiliki kewenangan dalam menentukan peraturan internasional tentang standar
keselamatan, keamanan dalam mengatur segala aktivitas pelayaran internasional.1 IMO terdiri
dari 174 negara anggota yang memiliki kepentingan dalam aktivitas pelayaran internasional.
Dimana masing-masing anggota memiliki jabatan serta tugasnya sendiri. Dalam beberapa
pertemuan, Negara anggota IMO berunding untuk membahas isu terkait keselamatan dan
keamanan pelayaran, termasuk memutuskan sebuah peraturan baru maupun membuat
amandemen. Indonesia saat ini merupakan Negara anggota IMO dengan jabatan sebagai
anggota dewan dalam kategori “C” yang memiliki kepentingan khusus dalam navigasi
pelayaran internasional serta memiliki kewenangan dalam menentukan rancangan program
kerja kedepan.2 Sebagai Negara kepulauan yang telah meratifikasi United Nations Conventions
on the Law of The Sea (UNCLOS) Tahun 1982, Indonesia berkewajiban membuat jalur laut
kepulauan sebagai jalur lintas pelayaran asing atau biasa disebut dengan istilah Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI). Pelayaran asing dapat memasuki perairan Indonesia melalui
ALKI secara terus-menerus tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.3 Wilayah perairan
Indonesia merupakan jalur penghubung pelayaran internasional dari Asia Timur, Asia Tenggra,
Asia Tengah menuju Australia ataupun sebaliknya. Saat ini aktivitas perdagangan dunia 70%
berlangsung dikawasan Asia-Pasifik, dimana 75% komoditas barang yang diperdagangkan
dikirim melewati wilayah perairan Indonesia seiring dengan dengan pergeseran pusat
perekonomian dunia dari kawasan Atlantik ke AsiaPasifik.4 Posisi strategis Indonesia yang
berada diantara dua samudera yakni samudera Pasifik dan Hindia serta berada diantara dua
benua yakni Benua Asia dan Australia menjadikan Indonesia sebagai pusat dari aktivitas
pelayaran global. kepadatan lalu lintas diperairan indonesia juga meningkat dengan adanya
aktivitas pelayaran nasional yang melayani rute-rute dari satu pulau ke pulau lainnya. Pelayaran
merupakan transportasi pilihan dari sarana transportasi lainnya, transportasi laut memiliki
kelebihan karena dapat mengangkut lebih banyak barang dari pada transportasi lain.
Sarana transportasi ini dapat menjangkau wilayah satu dengan yang lain melalui perairan.
sehingga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan peranannya baik nasional maupun
internasional, sekaligus dapat mendorong pembangunan perekonomian nasional demi
meningkatkan kesejahteraan warga Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Tugas-tugas IMO

2. Sejarah berdirinya IMO

3. Tujuan berdirinya IMO

4. Pengertian IMO

5. Jenis-jenis sertifikat keselamatan

6. MARPOL 73 / 78 mengatur dalam ANNEX 1-7 dan sebutkan

7. Tujuan ISM code

C. Tujuan

1. Mengetahui tugas-tugas IMO

2. Mengetahui sejarah berdirinya IMO

3. Mengetahui tujuan berdirinya IMO

4. Mengetahui pengertian IMO

5. Mengetahui jenis-jenis sertifikat keselamatan

6. Mengetahui MARPOL 73 / 78 mengatur dalam ANNEX 1-7

7. Mengetahui tujuan ISM code


BAB II PEMBAHASAN
A. Tugas-Tugas IMO

Tugas Utama IMO (internasional maritime organization) adalah membuat peraturan-


peraturan keselamatan kerja dilaut termasuk keselamatan pelayaran dan pencegahan serta
penanggulangan pencemaran lingkungan perairan.

B. Sejarah Berdirinya IMO

Organisasi Maritim Internasional (Bahasa Inggris:International Maritime Organization


atau IMO (dulunya dikenal sebagai Inter-Governmental Maritime Consultative
Organization atau IMCO)), didirikan pada tahun 1948 melalui PBB untuk mengkoordinasikan
keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Walaupun telah didirikan sepuluh
tahun sebelumnya, IMO baru bisa berfungsi secara penuh pada tahun 1958. Dengan berpusat di
London, Inggris, IMO mempromosikan kerja-sama antar-pemerintah dan antar-industri
pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan untuk mencegah polusi air laut.IMO
dijalankan oleh sebuah majelis dan dibiayai oleh sebuah dewan yang beranggotakan badan-
badan yang tergabung di dalam majelis tadi. Dalam melaksanakan tugasnya, IMO memiliki
lima komite. Kelima komite ini dibantu oleh beberapa sub-komite teknis.Organisasi-organisasi
anggota PBB boleh meninjau cara kerja IMO. Status peninjau (observer) bisa diberikan juga
kepada LSM yang memenuhi syarat tertentu.IMO didukung oleh sebuah kantor sekretariat yang
para pegawainya adalah wakil-wakil dari para anggota IMO sendiri. Sekretariat terdiri atas
seorang Sekretaris Jendral yangsecara berkala dipilih oleh Majelis, dan berbagai divisi
termasuk Inter-Alia, Keselamatan Laut (Marine Safety), Perlindungan Lingkungan dan sebuah
seksi Konferensi. Konsep IMO muncul setelah bencana kapal Titanic. Berdasarkan standar
modern, rancangan Titanic membuatnya sangat rapuh. Sekat-sekat kedap airnya tidak dipasang
hingga atas lambung kapal karena para insinyur perancangnya menghitung bahwa air laut tidak
akan mampu masuk ke atas kapal apabila kapal bermuatan wajar. Ketika Titanic menabrak
gunung es, perhitungan ini terbukti sangat salah. Dan ketika para penumpang mulai
meninggalkan kapal, terlihat jelas bahwa sekoci-sekoci penyelamat tidak cukup tersedia.
Alhasil, banyaknyawa dan materi hilang dalam tragedi ini.Pada saat itu, setiap negara memiliki
peratuuran sendiri mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan peralatan keselamatannya.
Inter-Governmental Maritime Consultative Organization (IMCO) dibentuk sebagai jawaban
atas tragedi Titanic, tetapi tertunda perwujudannya ketika Perang Dunia I meletus. Ketika
perang berakhir, IMCO dihidupkan kembali dan menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai
pembangunan kapal dan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS) atau
Keselamatan Jiwa di Laut. Setiap tahun, SOLAS terus dimodifikasi dan dimodernisasi untuk
beradaptasi dengan perubahan teknologi dan peristiwa-peristiwa baru di laut. IMCO pada
akhirnya berubah menjadi IMO. IMO secara berkala membuat peraturan (seperti International
Regulations for Preventing Collisions at Sea atau Peraturan Internasional untuk Menghindari
Tabrakan di Laut) yang didukung oleh badan-badan klasifikasi dan surveyor maritim untuk
memastikan ketaatan setiap kapal terhadap peraturan yang berlaku. Port State Control authority
(atau Otorita Pengawas Pelabuhan Negara) didirikan untuk memberikan kekuasaan kepada
penjaga pantai (Amerika Serikat: US Coast Guard, Indonesia: KPLP [Kesatuan Penjaga Laut
dan Pantai]) untuk menginspeksi kapal-kapal berbendera asing yang masuk ke pelabuhan-
pelabuhan negara tersebut. Sebuah Memorandum of Understanding (Protokol) telah ditanda-
tangani oleh beberapa negara untuk menyatukan prosedur Port State Control di antara negara-
negara tersebut.

C. Tujuan Berdirinya IMO

Tujuan didirikanya IMO adalah untuk memajukan kerjasama antar Negara-negara anggota
dalam masalah-masalah teknis dibidang pelayaran dengan perhatian khusus pada keselamatan
di laut dan untuk menjamin tercapainya taraf keselamatan serta efisiensi pelayaran setinggi-
tingginya.

D. Pengertian IMO

International Maritime Organization atau Organisasi Maritim Internasional.

E. Jenis-Jenis Sertifikat Keselamatan

a.) Sertifikat Kesempurnaan

b.) Sertifikat Keselamatan

c.) Sertifikat Keselamatan Radio

d.) Sertifikat Lambung Timbul

e.) Sertifikat Muatan Kayu

f.) Sertifikat Penumpang

g.) Sertifikat Pembebasan


F. Marpol 73 / 78 Mengatur Dalam ANNEX 1 Sampai 7

MARPOL 1973/1978 memuat 5 (lima) Annexes yakni :

 Marpol Annex I - Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh Minyak.


 Marpol Annex II - Peraturan-peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh zat-zat cair
beracun dalam jumlah besar.
 Marpol Annex III - Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemarean oleh zat-zat
berbahaya yang diangkut melalui laut dalam kemasan, atau peti atau tangki jinjing atau mobil
tangki dan gerbong tangki.
 Annex IV - Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh kotoran dari kapal.
 Annex V - Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh sampah dari kapal.
 Annex VI - Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran udara dari kapal-kapal.
G. Tujuan ISM Code

Tujuan dari penerapan ISM Code adalah menjamin keselamatan di laut untuk menghindari
kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa serta kerusakan kapal yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan di laut.
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan

International Maritime Organization (IMO) merupakan badan khusus Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan dan keamanan
pelayaran serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut akibat aktivitas penggunaan
laut. IMO memiliki kewenangan dalam menentukan peraturan internasional tentang standar
keselamatan, keamanan dalam mengatur segala aktivitas pelayaran internasional.1 IMO terdiri
dari 174 negara anggota yang memiliki kepentingan dalam aktivitas pelayaran internasional.
Dimana masing-masing anggota memiliki jabatan serta tugasnya sendiri.

b. Saran

Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-
ilmu yang didapat dari berbagai sumber.

Anda mungkin juga menyukai