Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam kemajuan suatu

bangsa, karena dengan adanya pendidikan yang baik dan berkualitas akan membentuk

generasi bangsa yang lebih baik dan berkualitas pula dalam memajukan kehidupan

bangsa. Dunia pendidikan erat kaitannya dengan peran seorang guru dalam

mengendalikan segala aktivitas belajar baik di sekolah maupun bimbingan belajar di

luar instansi sekolah. Peran tenaga pendidik akan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap dan karakter seorang peserta didik. Hal tersebut harus didukung

pula dengan kemampuan seorang tenaga pendidik dalam membimbing dan

mengarahkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Permasalahan pada kondisi pembelajaran saat ini adalah banyaknya siswa yang

belum cukup tanggap memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik

dikarenakan proses kegiatan belajar mengajar yang masih monoton dan kurangnya

komunikasi antara guru dengan siswa secara mendalam sehingga siswa menjadi kurang

terbuka terhadap guru ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa juga cenderung

mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam proses belajar dikarenakan metode

yang digunakan kurang meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa menjadi cepat

bosan dan mudah teralihkan dengan hal-hal yang lain. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk menguasai berbagai materi ajar sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan

1
2

agar siswa mampu memahami lebih dalam mengenai materi yang diberikan oleh guru.

Seorang guru juga harus bisa menggunakan keterampilannya dalam membimbing dan

mengarahkan siswa dalam menggunakan berbagai fasilitas pembelajaran yang tersedia

dengan baik karena saat ini guru tidak hanya dituntut untuk menguasai bahan ajar secara

tekstual namun juga secara konseptual dengan didukung oleh beberapa media dan

metode tambahan di dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan sebuah cara untuk menyampaikan pelajaran

yang akan diberikan kepada peserta didik serta disusun berdasarkan prinsip dan sistem

tertentu agar tujuan yang diinginkan pengajar tercapai (Ridwan Abdullah Sani, 2014:90).

Melalui penggunaan metode pembelajaran yang terkonsep siswa akan lebih mudah

dalam menerima setiap materi yang diberikan oleh guru sehingga akan timbul semangat

dalam mempelajari hal-hal baru di dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, seorang guru tidak hanya dituntut untuk dapat menggunakan metode

pembelajaran yang kreatif dan menarik tetapi juga dapat meningkatkan motivasi siswa

dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya motivasi pada diri siswa, siswa akan

lebih bersemangat untuk belajar bukan hanya saat di sekolah saja tetapi juga di luar

sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

Dale H. Schunk (dalam Herminato dan Hamzah 2012:6) mengatakan bahwa

motivasi merupakan sebuah proses yang mempertahankan sebuah aktifitas yang telah

diarahkan terlebih dahulu dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Hal ini berarti motivasi bukan hanya sekedar pencapaian hasil saja tetapi

membutuhkan proses yang konsisten dan terus menerus yang mengasah mental ataupun

fisik seseorang dengan tujuan yang jelas agar suatu proses kegiatan yang dilakukan
3

memiliki makna. Seperti yang dilakukan oleh Tsubota-sensei kepada Sayaka Kudo

dalam film jepang yang berjudul “Birigyaru (Flying Colours)” .

Film Birigyaru (Flying Colors) menceritakan tentang seorang siswi kelas 2

SMA yang bernama Sayaka Kudo yang diperankan oleh Kasumi Arima. Sayaka adalah

seorang gadis remaja kelas 2 SMA yang berpenampilan kurang sopan di sekolah dan

pengetahuannya hanya sebatas anak kelas 4 SD. Sayaka kecil sering sekali pindah

sekolah karena sulit bergaul sampai akhirnya dia meminta kepada ibunya, Mika Honda

untuk memindahkannya ke salah satu sekolah swasta khusus perempuan.Disana, dia

hanya bermain dan bermain tanpa belajar. Sampai pada akhirnya sebuah kejadian

menimpa Sayaka, dia ketahuan membawa rokok kesekolah sehinggaiaharus diskors dan

hampir dikeluarkan dari sekolah, saat itu ibunya memohon kepada kepala sekolah agar

Sayaka tidak dikeluarkan dari sekolah. Setelah kejadian tersebut, Mika Honda

menyadari masa depan anaknya terancam. Mika Honda memutuskn untuk memasukkan

Sayaka Kudo ke tempat bimbingan belajar yang bernama Seiho Cram School. Di tempat

bimbingan belajar tersebut Sayaka bertemu dengan Yoshitaka Tsubota-sensei. Tsubota-

sensei sangat berperan dalam perkembangan proses pembelajaran Sayaka Kudo.

Tsubota-sensei kemudian menyarankan Sayaka Kudo untuk memilih Universitas Keio

yang sangat sulit untuk dimasuki. Sayaka merasa tidak percaya diritetapi Tsubota-sensei

terus memotivasi Sayaka dan juga membuat metode pembelajaran yang efektif bagi

Sayaka. Tsubota-sensei awalnya memberikan beberapa tes sederhana sampai dengan

tingkatan level yang lebih rumit kepada Sayaka.


4

Ketika Tsubota-sensei bertemu dengan Sayaka Kudo untuk pertama kalinya,

kemudian dia memberikan tes sederhana untuk mengetahui sberapa luas pengetahuan

yang dimiliki oleh Sayaka Kudo. Berikut percakapannya:

坪田先生 :じゃ、まず。学校の力ために簡単なするね。
さやか :テストってさやか嫌いだな。店主が出って終わりで
しょう。

Tsubota-sensei :”Ja, mazu. Gakkou no ryokutame ni kantanna surune.”


Sayaka : ”Tesutotte Sayaka kiraidana. Tenshu ga dette
owarideshou.”

Tsubota-sensei :”Baiklah, yang pertama. Untuk mengetahui kemampuan


belajar kamu, kerjakan tes sederhana ini.”
Sayaka : ”Sayaka tidak suka mengerjakan soal latihan.
Mendapatkan nilai jelek tidak masalah kan?”
(BRU/00:10:13)

Tsubota-sensei terus mendorong Sayaka karena percaya dengan kemampuan

Sayaka yang sebenarnya dia memiliki potensi dan kemampuan yang sama seperti orang

lain asalkan terus dilatih dan belajar dengan sungguh-sungguh. Tsubota-sensei

memberikan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada Sayaka untuk

membangkitkan semangat Sayaka. Jumantah Hamdayama (2014:51) menjelaskan

bahwa metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai sebuah konsep yang

digunakan seorang guru atau pengajar dalam menghubungkan materi yang telah

diajarkannya dengan keadaan dunia yang sebenarnya yang dapat mendorong siswanya

agar mampu menghubungkan materi yang dierima dengan penerapannya langsung di

lingkungan masyarakatnya.

Percakapan dimana Tsubota-sensei menggunakan metode CTL kepada Sayaka

Kudo, Tsubota-sensei memberikan masukan kepada Sayaka Kudo dengan memberikan


5

beberapa buku dan koran yang berisi beberapa pendapat para ahli. Selain itu, Tsubota-

sensei menyuruh Sayaka Kudo untuk menonton berita di TV. Berikut dialognya:

坪田先生 :はいい。長論文はもちろん、英語の、読解にも必ず焼
くんだつ。ニュースチェックして。自陣問題国氏なら。
ああ!自陣問題っじゃないからな?
さやか :おおしいい!!
Tsubota-sensei : ”Haii. Chouronbun wa mochiron, eigo no, dokkai nimo
kanarazuyakundatsu. Nyuusu mo chekkushite. Jijin mondai
kokushinara. Aa! Jijin mondaijanaikarana?”
Sayaka :”ooshiii!!”
Tsubota-sensei :”Ini. Rujukan dari koran dan tentu pendapat dari ahli juga
perlu digunakan. Coba tonton berita untuk memahami topik
saat ini. Oh, itu bukan masalah kan?
Sayaka :”ok!”
(BRU/00:48:26)

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa CTL merupakan sebuah

metode yang dapat membuat seorang guru atau pengajar memberikan materi ajar yang

sudah ada tetapi juga dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan contoh

permasalahan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi

untuk menerapkan pembelajarannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Metode CTL

ini masih sangat jarang digunakan oleh tenaga pendidik, khususnya di Indonesia karena

pada umumnya tenaga pendidik cenderung terkonsep dengan aturan yang sudah

ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Dalam film Birigyaru (Flying Colours),

Tsubota-sensei berhasil memaksimalkan metode CTL dan juga memberikan motivasi

kepada Sayaka dan membuat Sayaka lebih serius dalam memikirkan pelajaran dan masa

depannya. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “Pengaruh Metode Contextual

Teaching and Learning (CTL) Terhadap Motivasi Belajar Pada Tokoh Sayaka

Kudo Pada Film Birigyaru (Flying Colours) Karya Sutradara Nobuhiro Doi.”
6

1.2 Fokus Penelitian

1. Bagaimana penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

tokoh Tsubota-sensei pada film Birigyaru (Flying Colours).

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada tokoh Sayaka

pada film Birigyaru (Flying Colours).

3. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) terhadap motivasi belajar pada tokoh Sayaka pada film Birigyaru (Flying

Colours).

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui penerapan metode pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada tokoh Tsubota-sensei pada film Birigyaru (Flying

Colours).

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada

tokoh Sayaka pada film Birigyaru (Flying Colours).

3. Mengetahuipengaruh metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

terhadap motivasi belajar pada tokoh Sayaka Kudo pada film Birigyaru

(Flying Colours).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukan bagi kemajuan metode pendidikan yang ada di Indonesia sehingga dapat
7

diterapkan secara langsung oleh para tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar

agar dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi ajar.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Bagi tenaga pendidik, diharapkan dapat meningkatkan upaya guru dalam

kegiatan pengajaran terhadap siswanya, agar pengajar dapat menyelesaikan tugas secara

tepat sasaran dan mampu meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi ajar.

b. Bagi Siswa

Diharapkan, siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan metode ajar

yang diberikan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah kajian ilmu terkait bidang pendidikan yang diteliti

melalui sebuah film tentang pendidikan, khususnya metode pembelajaran sehingga

mampu memberi saran terhadap pendidik untuk menerapkan hasil penelitian yang sudah

diteliti.

1.5 Definisi Operasional

1) Metode Pembelajaran

Joyce (1992, dalam Trianto Ibnu Badar 2014:23) menyatakan bahwa metode

pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran yang akan digunakan.


8

2) Contextual Teaching And Learning (CTL)

Contextual Teaching And Learning (CTL) menurut US Departement of

Education (2011, dalam Trianto Ibnu Badar 2014:138-139) merupakan suatu konsep

yang dapat membantu guru meningkatkan konten mata pelajaran dengan situasi yang

sebenarnya dan membantu siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai, anggota keluarga, warga negara, dan

tenaga kerja.

3) Motivasi

Dale H. Schunk (dalam Herminato dan Hamzah 2012:6) mengatakan bahwa

motivasi merupakan sebuah proses yang mempertahan sebuah aktifitas yang telah

diarahkan terlebih dahulu dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai