Anda di halaman 1dari 11

Sifat Dan Bagian-bagian Tubuh Ayam Aduan

Ayam aduan pun memiliki sifat-sifat sendiri. Seperti halnya mahluk lain, ayam aduan juga
memiliki naluri atau insting yang kuat untuk bertarung. Dengan melatih naluri atau insting
inilah ayam bangkok bisa dikendalikan gerak-geriknya. Jika lapar, secara naluriah binatanga
akan mencari makanan, jika disakiti akan meronta, begitu juga jika diserang, maka cara
naluriah ia akan membela diri. Untuk itulah, perlu melatih insting ayam aduan agar lebih
cepat dan beringas dalam membela diri ketika diserang. Semua aktivitas tersebut terjadi
dengan sendirinya, secara spontan, tanpa sebuah perencanaan. Oleh karena itulah, perlu
latihan agar gerakannya yang bersifat spontan lebih terarah dan mematikan lawannya.

Membentuk insting harus dilakukan perlahan dan butuh sebuah kesabaran. Selain rutinitas,
juga memerlukan waktu yang cukup lama. Ayam aduan yang secara naluriah selalu dilatih
sejak kecil akan memiliki gerakan tubuh dan spontanitas lebih lincah. Untuk mendukung
latihan-latihan tersebut, kebutuhan fisik, dalam hal ini lebih pada nutrisinya, harus dipenuhi
dengan baik, sehingga lebih jinak saat dipegang, dan memudahkan perawatan.

Perawatan harus dilakukan pada setiap bagian tubuh, karena setiap bagian tubuh ini memiliki
peran dan fungsi masing-masing, yang juga akan memberikan andil besar saat berada di arena
adu ayam. Berikut ini kami uraikan bagian-bagian paling vital pada tubuh ayam bangkok
yang harus dilakukan perawatan :

Paruh
Selain berfungsi sebagai mulut untuk memasukkan makanan, paruh juga berfungsi sebagai
senjata yang baik saat menghadapi musuh. Paruh akan menjadi senjata pembuka sebelum
dilanjutkan dengan serangan-serangan lain. Oleh karena itu, jika ayam aduan memiliki paruh
kuat, maka akan memiliki senjata pembuka yang kuat pula, sehingga serangan-serangan yang
dilancarkan akan lebih mematikan. Cara merawat paruh tidaklah sulit, cukup hindarkan ayam
bangkok dari air panas, dan berikan kalsium laktat secara teratur, sebagai unsur pembentuk
tulang termasuk juga paruh.

Ekor
Ekor memiliki fungsi vital untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik saat menyerang maupun
diserang. Saat menerima dorongan dari lawannya atau terjatuh setelah menyerang, ia akan
mengandalkan ekor untuk menyangga tubuhnya. Ekor yang panjang dan terawat, selain
memperkuat keseimbangan, juga akan memperindah penampilan dan performanya. Agar ekor
tetap terawat dengan baik, sebaiknya ayam bangkok tidak ditempatkan pada kandang yang
terlalu sempit.

Taji
Bagi ayam, taji merupakan senjata utama paling mematikan. Tidak semua ayam dapat
menggunakan taji sebagai senjata efektif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, agar taji
dapat berfungsi optimal sebagai senjata. Salah satu faktor yang sangat menentukan efektifitas
penggunaan taji adalah posisi. Sebaiknya taji ayam aduan tidak menghadap ke belakang,
sehingga saat melakukan pukulan akan lebih mudah mengenai sasaran. Usahakan untuk tidak
meraut taji, terutama saat dalam masa istirahat. Hindari pula membungkus taji saat sedang
bertarung, hal ini akan melemahkan nalurinya untuk menggunakannya sebagai senjata. Jika
naluri sudah berkurang, maka latihan yang dilakukan pun akan sia-sia.

Kaki
Hindarkan kaki dari gesekan-gesekan dengan benda keras atau kasar, hal ini akan membuat
kaki mengeras, kemudian terjadi infeksi didalamnya. Jika kondisi ini terjadi, ayam bangkok
kesayangan Anda akan menderita penyakit bubul, dan biasanya akan berjalan pincang. Selain
bubul, ayam bangkok juga sering terserang penyakit tedun, yang disebabkan membekunya
darah di sekitar kaki. Gejala ini bisa dilihat dengan timbulnya bercak merah di sekitar kaki,
kemudian kaki akan membengkak. Pembekuan darah tersebut bisa diakibatkan benturan keras
pada telapak kaki, terutama saat melompat dari ketinggian, atau waktu istirahat yang terlalu
lama setelah ayam aduan bertarung. Oleh karena itu, saat masa istirahat, sebaiknya ayam
bangkok ditempatkan pada kandang yang agak luas agar bisa lebih bebas bergerak.

Otot
Bagian lain yang perlu mendapat perawatan dan latihan adalah otot. Otot yang kuat akan
memberikan serangan mematikan, juga membantu pertahanan lebih kuat saat menerima
serangan. Saat bertarung, ayam bangkok akan mengandalkan sebagian otot-otot tertentu,
sehingga otot-otot ini harus dilatih agar lebih kuat. Beberapa otot penting yang perlu
mendapatkan latihan dan perawatan baik adalah otot di sekitar bahu, leher, lutut, pangkal
paha, dan otot perut bagian belakang.

Sayap
Bagian lain yang sangat vital saat ayam bangkok bertarung adalah sayap. Usahakan Ayam
Anda tidak mengalami kerusakan pada sayapnya. Selain berfungsi untuk terbang, sayap juga
bisa dijadikan sebagai senjata pemukul. Latihan sayap bisa dilakukan dengan
menerbangkannya, tetapi harus diperhatikan, jangan terlalu tinggi karena bisa menyebabkan
pembekuan darah pada kaki saat mendarat. Selain itu, dapat juga dengan memasukkannya ke
dalam kolam yang tidak begitu luas, sehingga Anda mudah mengambilnya lagi.
FASE TARUNG AYAM BANGKOK

Fase Pertarungan Ayam Bangkok

Ayam bangkok memiliki gaya tersendiri saat sedang bertarung. Sebagai ayam aduan, pada
umumnya pertarungannya terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fase memiliki pola dan
gaya bertarung yang berbeda. Fase bertarung ayam bangkok merupakan batasan waktu untuk
menghadapi serta melakukan serangan terhadap lawannya. Biasanya ayam ini akan bertarung
dalam empat fase, dimana pada masing-masing fase tersebut ayam bangkok akan melakukan
serangan berbeda dalam menghadapi maupun melumpuhkan lawannya.

Fase pertama, ayam bangkok bertarung dengan cara terbang, sehingga oleh orang Jawa fase
ini disebut dengan abaran. Pada fase abaran ini, ayam bangkok akan memperlihatkan
pertarungan yang sangat seru, dengan mengerahkan semua tenaga dan senjata yang dimiliki,
baik cakar, paruh, taji, maupun penjawat atau bagian sayap yang berada pada posisi paling
luar.

Fase kedua, apabila dalam fase pertama salah satunya belum ada yang bisa dilumpuhkan.
Pada fase kedua ini, ayam bangkok akan lebih menghemat stamina dan tenaga. Serangan yang
dilakukan akan lebih terarah, dengan naluri untuk menghemat tenaga. Keduanya berada pada
posisi saling merapat, sehingga masing-masing berusaha mencari titik lemah lawannya.

Fase ketiga atau fase final biasanya terjadi jika pada fase sebelumnya belum ada salah satu
pun yang bisa dilumpuhkan. Pada fase ini, keduanya akan saling menumpangkan leher satu
sama lain sehingga orang Jawa menyebutnya sebagai fase tumpang gulu. Kekuatan otot leher
sangat diperlukan untuk membuat lawannya bisa dipukul dengan tepat, terutama pada bagian
kepala. Di fase ini, ayam bangkok sudah mulai terlihat kelelahan, namun justru seni bertarung
sebagai ayam aduan mulai bisa dinikmati.

Fase keempat ialah fase pembantaian atau penyelesaian. Pada fase ini ayam bangkok akan
terus bertarung hingga salah satunya sudah dilumpuhkan. Ayam bangkok yang sudah
kehabisan tenaga tidak memiliki perlawanan yang cukup. Sebaliknya, yang unggul akan
memiliki peluang lebih besar untuk menyerang dan melumpuhkan lawannya. Serangannya
pun dilakukan lebih terarah dan lebih mematikan, dengan gaya dan pola bertarung yang
berbeda pada masing-masing ayam bangk
VARIASI GAYA TARUNG AYAM BANGKOK

Seperti halnya petinju, ayam bangkok juga memiliki gaya bertarung yang bervariasi saat
berada di kalangan aduan. Para penggemar ayam aduan membedakan dua tipe gaya bertarung
ayam bangkok, yaitu gaya fighter dan slugher. Secara fisik, gaya bertarung ayam bangkok
bisa diketahui dari beberapa ciri, yaitu dengan melihat susunan tulang dan postur tubuhnya.
Gaya bertarung akan terlihat setelah pertarungan memasuki babak kedua. Para penyabung
ayam aduan biasanya membagi waktu pertarungan dalam beberapa fase. Memasuki fase
kedua inilah pertarungan sesungguhnya bisa dibilang baru dimulai.

Seperti halnya petinju, ayam bangkok dengan gaya bertarung fighter terlihat sangat agresif
saat menghadapi musuh di kalangan aduan, dengan frekuensi pukulan yang lebih banyak dan
terlihat pantang mundur. Ayam aduan ini akan bertukar pukulan satu sama lain, dan saling
menyerang dari depan. Kelebihan yang dimilikinya adalah cepat menghabisi lawannya karena
serangan dilakukan secara bertubi-tubi.

Berbeda dengan ayam aduan slugher, yang tampak gesit dan lincah. Jenis ini akan bertarung
dengan memperlihatkan seni dalam menghabisi lawannya. Serangan yang dilakukan juga
tidak melulu dari depan, tetapi lebih bervariasi dari segala arah. Dengan gerakannya yang
lincah, menjadikannya sangat sulit dipukul lawan, sementara frekuensi pukulan yang lebih
sedikit dibanding ayam fighter justru menjadi kelebihan ayam slugher, karena pukulan yang
dilancarkan lebih terarah dan efisien. Kelincahan ayam aduan ini menjadikannya enak
ditonton saat berada di kalangan.

Kedua tipe gaya bertarung ayam tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Untuk mengoptimalkan kelebihan tersebut, perlu dilakukan peningkatan mutu bertarung agar
lebih handal lagi. Oleh karena itu, dalam melatih ayam bangkok kesayangannya, seseorang
harus memahami terlebih dahulu terhadap sifat dan bagian-bagian tubuh ayam, kemudian
dilanjutkan dengan perawatan yang baik dan benar. Selain mendapatkan pelatihan fisik, ayam
aduan juga perlu mendapatkan pelatihan mental. Usahakan untuk mencetak ayam aduan
semenjak masih bakalan, sehingga hasilnya lebih memuaskan.

ok. Terkadang ada jenis ayam bangkok yang terlalu lama melumpuhkan lawannya karena
tidak cukup terlatih sebagai ayam aduan, sehingga tidak dapat menyelesaikan pertarungan
dengan baik dan berakhir seri karena keterbatasan waktu pertarungan yang telah disepakati.

Oleh karena itu, pemilihan bakalan atau calon ayam bangkok yang akan digunakan sebagai
ayam aduan harus betul-betul dilakukan dengan cermat, sehingga bisa diharapkan menjadi
juara di arena pertarungan. Pelatihan ayam bangkok pun harus superintensif, dengan pelatih
yang sudah memahami karakteristik ayam bangkok sebagai ayam aduan. Jika hal ini tidak
dilakukan, kemungkinan justru milik kita akan menjadi pecundang dalam sebuah arena
pertarungan.
PEDOMAN MEMILIH AYAM BANGKOK ADUAN
TANGGUH

Cara Memilih Ayam Bangkok Sebagai Ayam Aduan

Untuk memilih ayam aduan tidaklah semudah yang dibayangkan. Memang beberapa
parameter untuk menentukan ayam yang tangguh bisa dijadikan pedoman, namun ada kalanya
kita kesulitan menemukan yang sesuai dengan beberapa kriteria atau parameter dimaksud.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mengetahui sejarah keturunan ayam bangkok yang akan
dibeli. Usahakan untuk memilih dari garis keturunan induk yang tangguh juga.

Selain menentukan faktor fisik dan seni bertarung, garis keturunan dan warna bulu juga bisa
dijadikan kriteria dalam memilih ayam bangkok yang akan dijadikan sebagai ayam aduan.
Postur tubuh ideal dan fisik yang kuat tidak menjamin akan menjadi ayam tangguh saat
bertarung. Berikut ini akan kami uraikan beberapa parameter yang dapat dijadikan pedoman
dalam memilih ayam aduan yang tangguh.

Mengenali Kriteria Ayam Bangkok dari Warna Bulunya

Pada umumnya, ayam bangkok memiliki warna bulu merah tua atau merah gelap. Namun,
setelah terjadi beberapa persilangan dengan berbagai jenis dari keturunan yang berbeda,
warna bulu ayam aduan ini menjadi lebih bervariasi. Meskipun ada banyak variasi warna
bulu, namun hanya beberapa saja yang konon memiliki keistimewaan dan banyak disukai oleh
para penggemar ayam aduan. Beberapa variasi warna bulu tersebut diantaranya adalah:

Wiring Kuning

Warna bulu wiring kuning memiliki dominasi dan corak warna kuning tua, baik pada bagian
kepala, tubuh, kaki, bulu hias, maupun rawis atau bulu pada leher. Begitu juga dengan
paruhnya, cenderung berwarna kuning tua.
Wiring Galih

Ayam aduan ini memiliki corak warna agak gelam, dengan bola mata yang tampak hitam.
Sementara rawis atau bulu leher terlihat merah tua atau merah gelap. Parus berwarna hitam
wulu, sedangkan kaki dan taji berwana hitam lebih gelap.

Wisanggeni

Seperti nama tokoh dalam pewayangan, dalam bahasa Jawa, wisanggeni berarti racun api.
Memang, warna bulunya secara sepintas terkesan merah menyala seperti api. Warna dasar
pada bulunya agak kehitaman atau kehijauan, namun dengan warna kaki yang cenderung
kuning, akhirnya warna merah pada bulunya semakin terlihat menyala. Matanya pun
berwarna merah menyala.

Blorok madu

Warna dasar pada bulunya didominasi dengan warna putih, sementara bulu hias berwarna
merah tua, hijau, kuning dan hitam yang menyebar di sekitar punggung. Warna kaki, paruh,
dan kulit badannya putih. Begitu juga dengan matanya yang juga berwarna putih.

Dragem (hitam)

Dragem berarti hitam yang menunjukkan ayam bangkok jenis ini didominasi warna hitam
mulus. Tetapi warna bulu leher atau rawis sedikit kemerah-merahan. Paruh berwarna hitam
wuluh, sedangkan matanya hitam tajam. Kulit kaki berwara hijau lumut.

Kelima jenis ayam aduan dengan kriteria warna bulu seperti di atas sangat digemari oleh para
penggemar ayam aduan. Mereka meyakini ayam yang memiliki warna bulu tersebut lebih
tangguh berada di kalangan dibanding dengan ayam-ayam lain. Terlepas dari benar tidaknya
pendapat tersebut, hal ini telah menimbulkan fanatisme tersendiri bagi para penggemarnya.
Terlebih lagi karena keberadaannya yang bisa dibilang langka, sehingga ayam bangkok
dengan kriteria warna bulu tersebut menjadi mahal harganya.

Meskipun kurang diminati oleh para penggemarnya, ada beberapa kriteria warna lain untuk
ayam bangkok yang banyak ditemui, antara lain:

Brontok

Warna bulu ayam ini menyerupai ayam blorok madu, tetapi corak warnanya lebih besar, dan
tersebar lebih merata ke seluruh tubuh. Sehingga secara sepintas terlihat brontok-brontok, atau
totol-totol.

Klawu gadhing

Klawu dalam bahasa Jawa berarti abu-abu, yang menunjukkan bahwa ayam ini memiliki
warna dasar abu-abu. Sementar paruh, rawis, dan kulit kaki berwarna kuning gading.
Meskipun kurang disukai penggemar, namun klawu gadhing ini terlihat gagah.

Klawu Kethek

Kethek dalam bahasa Jawa berarti kera, entah kenapa nama tersebut ditujukan untuk ayam
bangkok yang memiliki warna dasar kelabu, dengan rawis, paruh, kulit kaki, maupun taji
berwarna hitam gelap.
Klawu Geni

Seperti dua jenis warna sebelumnya, klawu geni juga memiliki warna dasar abu-abu, dengan
dihiasi rawis dan mata yang berwarna merah menyala.

Wido Kemlandhingan

Kombinasi warna bulu pada ayam ini adalah warna dasar hitam gelam, dengan rawis
berwarna putih kehijauan. Sementara sayap berwarna hitam kehijauan dengan bulu hias
berwarna kecokelatan. Sedangkan paruh, kaki, dan mata berwarna kuning.

Kumbang atau Gula Jawa

Kumbang atau gula jawa memiliki warna dasar hitam gelap, dengan rawis berwarna merah
kekuningan. Secara keseluruhan, tidak terdapat unsur warna putih pada ayam ini.
PANDUAN MEMILIH BIBIT AYAM BANGKOK
BERKWALITAS

Selain beberapa kriteria di atas, untuk memilih bibit ayam bangkok yang akan dijadikan
sebagai ayam aduan harus diperoleh dari keturunan induk yang memiliki naluri dan
kemampuan bertarung cukup bagus. Bibit yang diperoleh dari induk juara kemungkinan akan
memiliki kualitas genetis yang tidak jauh dari induknya. Bakalan ayam aduan yang bagus bisa
dilihat setelah berumur paling tidak lima bulan. Ayam bangkok yang telah berumur lima
bulan atau lebih sudah bisa dilihat ciri-ciri fisiknya, misalnya kriteria warna bulu, bentuk
kepala, taji, postur tubuhnya, bahkan naluri dan gaya bertarungnya juga sudah kelihatan.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk memilih bakalan ayam aduan yang bagus :
 Pastikan bibit berasal dari keturunan induk yang memiliki kemampuan dan naluri
bertarung yang baik.
 Fisik sehat, tidak menunjukkan cacat, dan belum pernah sakit. Ayam bangkok yang
akan dijadikan sebagai ayam aduan juga harus memiliki pertumbuhan yang baik. Jika
pernah mengalami sakit, kemungkinan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya.
 Bagian-bagian tubuhnya ideal, sesuai dengan kriteria yang disebutkan di atas.
 Bakalan harus mewarisi pola dan gaya bertarung pemacek atau induk jantannya. Jika
induk jantan yang digunakan adalah ayam juara dan tidak pernah terkalahkan,
kemungkinan bibit tersebut juga akan memiliki naluri yang tidak jauh berbeda.

Selain kriteria tersebut di atas, ada beberapa ciri-ciri khusus yang harus diperhatikan saat
memilih bakalan ayam aduan yang berkualitas, antara lain :

Kepala

Kepala berbentuk menyerupai burung jalak atau dalam bahasa Jawa disebut njalak, berbentuk
agak tebal dan panjang, serta kulit tipis dan halus. Kepala yang memenuhi kriteria tersebut
biasanya memiliki daya tahan yang baik terhadap pululan lawannya, mudah sembuh dari luka
setelah bertarung, dan memiliki penampilan yang berwibawa.
Paruh

Paruh bagian atas terdapat garis tengah dengan bentuk menyerupai paruh burung rajawali.
Warna paruh sesuai dengan warna ruas kaki. Kriteria tersebut menunjukkan ayam aduan
memiliki paruh yang kuat dan ganas untuk mematuk lawannya.

Mata

Mata agak masuk ke dalam dengan tulang alis yang menonjol, berbentuk bulat dan tampak
jernih. Mata yang demikian menunjukkan bahwa ayam aduan memiliki tingkat kewaspadaan
tinggi, sehingga sulit untuk diserang lawannya.

Kaki

Kaki tersusun dengan perpaduan yang seimbang antara paha atau kaki bagian atas dengan
kaki bagian bawah. Lutut agak menjorok ke belakang, dengan jari-jari normal, terbuka lebar,
agak kering, dan panjang. Ruas jari tersusun rapi dengan posisi taji searah jari bagian luar.
Ayam dengan kriteria kaki tersebut memiliki kuda-kuda yang kuat dan pukulan yang terarah.
Selain itu, serangan taji biasanya cukup efektif mengenai sasaran.

Tulang

Secara umum, tulang terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu tulang leher, tulang penyusun
tubuh, dan tulang kaki. Tulang leher sebaiknya agak panjang dan besar dengan ruas-ruas yang
tersusun rapat. Tulang tubuh bagian bawah atau tulang dada harus besar dan tebal, panjang
hingga ke bagian tulang belakang (supit). Antara tubuh dan tulang ekor harus rapat, kuat, dan
terasa kaku saat diraba. Bagian ini biasanya menjadi prioritas utama saat memilih ayam
aduan, karena menunjukkan memiliki kekuatan pukulan yang dahsyat. Untuk tulang kaki
justru dipilih yang tidak terlalu besar dengan bentuk membulat dan keras.

Kokok

Biasanya kokok tidak begitu diperhatikan oleh para penggemar ayam aduan. Namun
demikian, beberapa orang menyukai ayam bangkok yang berkokok pendek dan keras dengan
nada tinggi. Menurut keyakinan beberapa penggemar, ayam demikian mampu mempengaruhi
mental bertarung lawannya. Untuk membentuk kokok yang keras, bisa diberikan jamu, seperti
jape, kayu cina (widoro) dan rimpang kunci secara teratur
GAYA TARUNG AYAM BANGKOK BERDASARKAN
SENJATA

Tipe Ayam Bangkok Aduan

Sebuah pertarungan dalam arena aduan ayam ditentukan oleh pola dan gaya bertarung serta
karakteristik ayam petarung. Setiap ayam bangkok memiliki pola dan gaya bertarung sendiri-
sendiri yang menentukan berakhirnya pertarungan. Selain itu, juga memiliki karakteristik
bertarung yang berbeda- berda. Hal yang membedakan karakteristik ayam, selain pola dan
gaya, adalah senjata. Biasanya ayam bangkok aduan yang memiliki senjata taji atau jalu
cukup panjang, dalam bertarung lebih cepat mengakhiri sebuah pertarungan. Berdasarkan
senjata yang dimilikinya, ayam bangkok aduan dibedakan menjadi dua, yaitu ayam jalu dan
ayam pukul. Keduanya berpeluang untuk menjadi juara, tetapi jarang terjadi keduanya
bertemu di arena. Gambaran idealnya adalah sebagai berikut:

A. Ayam Jalu
Umumnya ayam jalu siap bertarung pada umur 18 bulan dan harus belum pernah kawin. Salah
satu karakter ayam jalu yang baik adalah memiliki kokok yang berwibawa, keras, dan
nyaring. Selain itu, ayam jalu harus memiliki naluri bertarung yang kuat dengan gaya slugher.
Fisik ayam jalu yang akan digunakan sebagai ayam aduan idealnya harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Kepala
Bentuk kepala ideal adalah ramping atau kecil dan agak panjang dengan jengger lentur dan
tipis. Biji mata kecil, bundar, dan agak tersimpan ke dalam. Paruh agak panjang dan kuat.
2. Badan
Ayam jalu harus bertubuh ramping dengan leher agak panjang. Bulu tubuhnya lebat, demikian
juga dengan bulu ekor. Memiliki otot kuat dan terbentuk di seluruh bagian tubuh.
3. Kaki
Memiliki pergelangan kaki kecil, bulat, dan kering. Panjang taji kira-kira 2 cm. Posisi taji
dekat dengan jari kelingking dan searah jari luar. Keadaan ruas kaki dan taji teratur.
Mempunyai mata taji (ruas yang sejajar dengan taji terletak di tengah garis yang membagi
kedua ruas kaki).
B. Ayam Pukul

Ayam pukul siap bertarung pada umur minimum 12 bulan dan juga harus belum pernah
kawin. Sebaiknya juga berkokok besar, pendek, dan berwibawa. Naluri bertarungnya harus
kuat dengan gaya fighter. Fisik idealnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kepala
Bentuk kepala agak besar dan tebal dengan jengger kecil dan kaku. Bentuk paruh agak pendek
dengan tulang alis yang menonjol.
2. Badan
Ukuran tubuhnya besar dan kekar didukung dengan tulang yang besar dan kuat. Jumlah bulu
kedua sayap minimum 36 helai. Berotot kuat pada sebagian kaki, leher, bahu, ujung leher, dan
sayap. Berbulu lebat dan kaku.
3. Kaki
Keadaan ruas kaki kurang teratur, tetapi keras dan kuat. Jari-jari lebih panjang dan kering.
Bentuk taji teplek, centel, kumet (Jawa), pertumbuhannya kurang subur.

Anda mungkin juga menyukai