Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 2 PATOFISIOLOGI :

1. Indri Widyantika    : 1901053


2. Intan Ayu Deswinda    : 1901054
3. Nadalwa Ayolke Firsta    : 1901060
4. Nurul Huda    : 1901062
5. Nurul Ulfa Istiqomah   : 1901063
6. Rizka Amelia Hannum S    : 1901069
7. Siti Rizka Azizzah    : 1901074

MODERATOR : NURUL HUDA


NOTULEN : NADALWA AYOLKE FIRSTA
1. Pertanyaan : MITHA HASANAH (1901057)
Penjawab : NURUL ULFA ISTIQOMAH (1901063)
INDRI WIDYANTIKA (1901053)

Pertanyaan :

MITHA HASANAH (1901057)

Assalamualaikum ibu dan teman teman semua. sebelumnya perkenalkan nama saya Mitha
Hasanah NIM 1901057 dari kelompok 4. pada video presentasi kelompok 3 dijelaskan contoh
patofisiologi pada mata ialah glaucoma,myopia dan hipermetropi sedangkan paotofisiologi pada
telinga dicontohkan gangguan pendengaran. pertanyaan saya,apakah buta dan tuli dari lahir bisa
dikategorikan sebagai patofisiologi pada mata dan telinga juga? apakah ada faktor penyebab buta
dan tuli dari lahir selain faktor keturunan(genetik)? terimakasih

Jawaban :

NURUL ULFA ISTIQOMAH (1901063)

Dilihat dari pengertian patofisiologi. Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari


gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan
akibat. Berdasarkan dr pengertiannya. Berarti semua penyakit yg berhubungan dgn mata dan
telinga itu termasuk patofisiologi mata dan telinga begitu pula pada penyakit buta dan tuli dari
lahir

Ada dua jenis buta tuli, yaitu:

 Congenital deafblindness adalah istilah yang digunakan jika seseorang terlahir dengan
gangguan penglihatan dan pendengaran. Gangguan ini bisa jadi bawaan lahir karena
masalah genetik atau komplikasi kehamilan.
 Acquired deafblindness adalah istilah yang digunakan saat seseorang mengalami
hilangnya penglihatan dan pendengaran yang terjadi di kemudian hari. Siapa pun bisa
menjadi buta tuli kapan saja karena sakit, kecelakaan, atau akibat penuaan.

INDRI WIDYANTIKA (1901053)

Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami buta tuli. Dari sejak lahir
hingga orang tua bisa mengalami kondisi ini.

1. Saat hamil:

Wanita hamil yang mengalami infeksi virus atau penyakit yang memengaruhi janin yang sedang
tumbuh.

 Sindrom tertentu yang diturunkan dari orangtua ke anak.


 Gangguan kromosom yang terjadi selama perkembangan awal janin.
 Cedera atau komplikasi pada ibu hamil yang memengaruhi janin saat berada dalam
rahim.

2. Komplikasi saat melahirkan:


 Anak lahir sangat prematur.
 Kondisi saraf yang memengaruhi terjadinya trauma saat kelahiran.
 Kondisi pasca kelahiran atau saat anak-anak:
 Kondisi genetik yang mungkin muncul baru selama tahap perkembangan.
 Penyakit autoimun.
 Sakit yang disebabkan oleh virus saat anak-anak.
 Cedera pada mata dan telinga.
 Mengalami cedera otak.

3. Kondisi saat dewasa:


 Cedera pada mata, telinga, atau otak.
 Kondisi autoimun yang muncul saat dewasa.
 Proses penuaan.

2. Pertanyaan : DELVI REGIKA (1901046)


Penjawab : SITI RIZKA AZIZAH (1901074)
NADALWA AYOLKE FIRSTA (1901060)

Pertanyaan :

DELVI REGIKA (1901046)


Perkenalkan saya Delvi Regika (1901046) dari kelompok 3 Ingin bertanya pada materi yang
disajikan di PPT slide ke 3 menyebutkan salah satu faktor resiko dari glukoma adalah obat
obatan. Jadi yang ingin delvi tanyakan resikonya tu bagaimana dan obat-obatan seperti apa yang
bisa menjadi faktor tersebut Terima kasih sebelumnya

Jawaban :

SITI RIZKA AZIZAH (1901074)

Steroid-induced glaukoma merupakan salah satu jenis glaukoma sudut terbuka yang


disebabkan oleh efek samping dari terapi kortikosteroid (Dada, dkk., 2005). Terapi
kortikosteroid yang biasanya menyebabkan steroid-induced glaukoma, adalah terapi
kortikosteroid topikal. Namun demikian, penggunaan terapi kortikosterodi oral, intravena,
inhalasi, maupun periokular (injeksi intra vitreal) juga mampu menyebabkan steroid-induced
glaukoma. Sejumlah obat kortikosteroid yang telah dilaporkan menyebabkan steroid-induced
glaukoma, di antaranya, deksametason, betametason, prednisolon, medrison, fluorometholon,
hidrokortison, dan kortison (Shepard, dkk., 2001).

Efek peningkatan tekanan intra okuler dipengaruhi oleh tingkat potensi steroid dan
konsentrasinya. Steroid dengan potensi tinggi seperti, betametason, deksametason, dan
prednisolon, memiliki efek peningkatan tekanan intra okuler yang lebih tinggi dibandingkan
steroid potensi rendah seperti, fluorometholon dan medrison (Shields, 1992; Bedrossain, 1969;
Mindel, dkk., 1980). Konsentrasi steroid yang lebih tinggi juga memiliki efek peningkatan
tekanan intra okuler yang lebih tinggi dibandingkan konsentrasi steroid yang lebih rendah.

NADALWA AYOLKE FIRSTA (1901060)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap high steroid responders,


betametason 0,1% menyebabkan peningkatan tekanan intra ocular yang lebih tinggi
dibandingkan dengan betametason 0,01% (Kitazawa, 1976).

Patofisiologi dari steroid-induced glaukoma adalah akibat efek antiinflamasi berupa


penurunan sintesis prostaglandin yang disebabkan oleh penggunaan steroid. Dengan demikian,
efek prostaglandin  dalam regulasi aqueous humor menurun, sehingga berperan dalam
peningkatan tekanan intra ocular (Shields, 1992).

Durasi penggunaan steroid yang mampu meningkatkan tekanan intra ocular bervariasi,
tergantung dari bentuk sediaannya. Steroid topikal (tetes mata, salep mata) dapat meningkatkan
tekanan intra ocular setelah 2-6 minggu penggunaan (Becker, 1965; Armaly, 1967). Sedangkan
steroid sistemik (oral, topikal untuk kulit, dan injeksi) dapat meningkatkan tekanan intra ocular
dalam jangka waktu penggunaan yang lebih lama (Dada, dkk., 2007). Pada terapi steroid
intravitreal misalnya, peningkatan tekanan intra ocular dapat terjadi setelah 1-2 bulan terapi
dimulai (Smithen, dkk., 2004; Roth, dkk., 2009).
3. Pertanyaan : RATIH SRI REZEKI (1901068)
Penjawab : INTAN AYU DESWINDA (1901054)
RIZKA AMELIA HANUM (1901069)
Tambahan : ARNEL NURISMA (1901042)

Pertanyaan :

RATIH SRI REZEKI (1901068)

Assalmualaikum,perkenalkan nama saya Ratih sri rezeki (1901068) dri klmpk 1 ingin bertanya.
Saya pernah mendengar. Bahwa penyakit glaucoma itu dapat disembuhkan dengan
mengkonsumsi ganja. Nah, Apa yang menyebabkan ganja tersebut bisa menyembuhkan penyakit
glaucoma, dan menyembuhkan bisa selamanya atau hanya sesaat saja? terimakasih

Jawaban :

INTAN AYU DESWINDA (1901054)

Glaucoma adalah sebuah penyakit yang menyerang saraf optik mata yang dapat
mengakibatkan kebutaan. belum ada obat untuk penyakit ini,tetapi dokter biasanya membantu
memperlambat jumlah kerusakan yang dapat memperparah penyakit ini yaitu dengan cara
menurunkan tekanan mata dengan menggunakan obat obatan topika seperti latanopros dan
timolol. Adapun pengobatan alternafive yang sering dibahas adalah dengan menggunakan
ganja,hal ini dikarenakan merokok ganja memang dapat menurunkan tekanan mata,namun hanya
memberikan efek selama 3-4 jam yang artinya ganja dapat menurunkan tekanan mata pasien
setiap hari dengan merokok ganja sebanyak 6-8 kali sehari. seperti yang kita tahu apabila
mengkonsumsi ganja terus terusan dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan
tubuh,ganja mengandung ratusan zat yang bisa merusak paru paru,kebanyakan merokok ganja
dapat membuat hilangnya short memory term,masalah lain yang akan timbul yaitu detak jantung
akan melambat dan menurunkan tekanan darah. jadi dapat disimpulkan pengobatan
menggunakan ganjaa ini hanya bertahan sementara dengab efeknya menurunkan tekanan mata 3-
4 jam.

RIZKA AMELIA HANUM (1901069)

Seperti yang kita tahu apabila mengkonsumsi ganja terus meneruskan dapat memberikan
efek yang buruk bagi kesehatan bagian tubuh lainnya, ganja mengandung ratusan zat yang bisa
merusak paru-paru dan kebanyakan merokok ganja dapat membuat hilangnya short term
memory, masalah lain yang akan ditimbulkan yaitu detak jantung akan melambat dan
menurunkan tekanan darah. jadi dapat disimpulkan penggunaan ganja sebagai pengobatan
glaucoma hanya bertahan sementara dengan efeknya menurunkan tekanan mata 3-4 jam .

Tambahan :
ARNEL NURISMA (1901042)

Glaukoma disebabkan oleh tekanan cairan mata yang tinggi, sehingga bisa saja dapat
menyebabkan kebutaan. Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa ganja juga bisa
menurunkan tekanan intraokular, namun efeknya hanya sementara, hanya 3-4 jam saja, agar
ganta tersebut bisa sedikit maksimal dalam bekerja, diaarankan untuk merokok ganja sebanyak
6-8 kali / 8-10 kali sehari.

Disisi lain pengobatan dengan ganja ini juga terbilang tidak efwktif untuk beberapa
pasien yang menderita penyakit tersebut, karena bisa menurunkan efektivitas jantung, tekanan
darah, dan lain-lain.. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan untuk menggunakan obat tetes
mata (sesuai resep dokter) saja karena lebih efektif dibandingkan dengan merokok ganta

Anda mungkin juga menyukai