Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah 

: Keperawatan Medical Bedah III
Dosen Pengampu :   Andi Nurhikma Mahdi, S.Kep.,Ns.,M.Kep
 

LAPORAN SGD II
“KATARAK DAN GLOUKOMA”

 
DISUSUN OLEH :

Isya Mayuni Sompi (4201020007)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES IST BUTON
TAHUN 2022
Contoh kasus
Seorang wanita,65 tahun,datang ke UGD Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan
keluhan nyeri dan merah pada mata kanan disertai mual dan muntah sejak 2 hari yang
lalu.Penderi juga mengeluh bila melihat lampu tampak lingkaran seperti warna
pelangi.Keluhan tersebut baru pertama kali dirasakannya.Sedangkan penglihatan mata kanan
dan kiri sudah berkurang sejak 6 bulan yang lalu,namun tidak disertai nyeri dan merah.Dia
menyadari bahwa penurunan penglihatan ini terutama memburuk pada cahaya terang.Selama
ini penderita hanya memakai kacamata pada saat membaca.

1. STEP 1 (Menentukan kata yang sulit dipahami)

2. STEP 2 (Membuat pertanyaan)

1. Kenapa pasien bisa mual dan munta?(muh.ajat khamrin)


2. Apa yang menyebabkan sehingga klien ketika melihat cahaya seperti melihat pelangi?
(siti hajar lasomar)
3. Selain faktor genetik,apakah ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
gloukoma?(asriati)
4. Apakah dalam gloukoma ada stadiumnya ,dan jika ada apa yang membedakan tanda
dan gelaja(afrianti)
5. Apa yang memyebkan penglihatan klien buruk pada penglihatan terang?(siti hajar
lasomar)
6. Apa itu gloukoma?(ian saputra)
7. Jelaskan patofisiologi dari gloukoma?(isya mayuni sompi)
8. Apakah penyakit gloikom itu dapat disembuhkan?(hisrina stiany lastari)
9. Apa saja manifestasi klinis dari gloukoma?(nuriani)
10. Sebutkan diagnose keperawatan dari gloukoma?(isya mayuni sompi)
11. Jelaskan aetiologi dari gloukoma?(muh.ajad khamrin)
12. Apa saja pemeriksaan penunjang gloukoma?(muh.ajad khamrin)
13. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan gloukoma?(afrianti)
14. Apa saja pentalaksaan medis gloukoma?(afrianti)
15. Apa saja komplikasi dari gloukoma?(syaiful)
16. Sebutkan pengkajian dari gloukoma?(siti hajar lasomar)
17. Jelaskan perbedaan manifestasi klinis katarak dan gloukoma?(dosen pengampu)
18. Apa itu katarak?(siti hajar lasomar)
19. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dari gloukoma?(nuriani)
20. Sebutkan apa saja pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakitgloukoma?
(asriati)
21. Gloukoma lebih sering dikena pada siapa?(ian saputra)
22. Apa berbedaan katarak dan gloukoma?(muh.ajat khamrin)
23. Perbedaan diagnose keperawatan pada gloukoma dan katarak?(asriati)

3. STEP III (Menyampaikan Penjelasan Dan Jawaban Atas Pertanyaan)


1. kenapa pasien bisa mual dan munta?(muh.ajat khamrin)
jawab:
Karena adanya peningkatan tekanan intraokuler (siti hajar lasomar)yang disebabkan
karena adanya penumpukan cairan aquos sehingga menekan saraf-saraf pada mata
sehingga memicu rasa mual dan muntah(ian saputra)
2. apa yang menyebabkan sehingga klien ketika melihat cahaya seperti melihat pelangi?
(siti hajar lasomar)
jawab:
3. selain faktor genetik,apkah ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
gloukoma(asriati)
jawab:
faktor lingkungan.jenis kelamin,pekerjaan(ian saputra)
4. apakah dalam gloukoma ada stadiumnya ,dan jika ada apa yang membedakan tanda
dan gelaja(afrianti)
jawab:
ada yaitu glokukoma akut dan gloukoma kronis,tanda dan gejala gloukoma akut yaitu
nyeri mual dan muntah.sedangkan kronis tanda dan gelajanya tidak terlalu disadari
(ian saputra)
5. apa yang menyebkan penglihatan klien buruk pada penglihatan terang(siti hajar
lasomar)
Jawab:
6. apa itu gloukoma?(ian saputra)
jawab:
gloukoma adalah peningkatan tekanan pada bola mata sehingga terjadi kerusakan
pada saraf optikus yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatan(afrianti)
7. jelaskan patofisiologi gloukoma?(isya mayuni sompi)
jawab:
8. apakah penyakit glukoma itu dapat disembuhkan?(hisrina stiany lastari
Jawab:
mungkin tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dicegah(asriati)
Kenapa penyakit gloukoma tidak dapat disembuhkan ?(syaiful)
Jawab:
 karena pada sistem sarafnya yang sudah rusak sehingga tidak dapat dipulihkan
lagi (asriati)
 Dapat disembuhkan dengan cara pembedahan dengan transplantasi bola mata
(siti hajat lasomar)
 Bisa disembuhkan jika pasien tersebut terkena gloukoma terbuka(ian saputra)

9. manifestasi klinis dari gloukoma(nuriani)


jawab:
 nyeri pada mata, mual dan muntah(isya mayuni sompi)
pusing(syaiful)
 fisus menurun,tekanan intraokuler meningkat(afrianti)
 nyeri,radang,edema pada kornea(siti hajar lasomar)
 pupil lebar lonjong(muh ajat khamrin)
10. diagnose keperawatan dari gloukoma?(isya mayuni sompi)
jawab:
 gangguan persepsi sensori bd gangguan penglihatan (asriati)
 nyeri akut bd agen pencedera sensorik(muh ajat khamrin)
 resiko jatuh dd gangguan penglihatan,deficit pengetahuan bd kuang terpapar
informasi(afrianti)
 ansietas bd kurang terpapar pengetahuan(siti hajar lasomar)
 resiko deficit nutrisi dd gangguan persepsi makanan(asriati)
 gangguan citra tubuh bd perubahan struktur tubuh(syaiful)
11. etiologi dari gloukoma?(muh.ajad khamrin)
jawab:
 penurunan fungsi penglihatan(isya mayuni sompi)
 karena adanya peningkatan TIO sehingga menyebabkan saraf optikus
menurun(afrianti)
 karena adanya penyakit mata yang lain contonya katarak,rabun jauh (syaiful)
 cedera pada mata(ian saputra)
 faktor genetic(syaiful)
12. pemeriksaan penunjang?(muh.ajad khamrin)
jawab:
 pemeriksaan penunjang gloukoma dibagi menjadi 2 yaitu
pemeriksaan ketajaman mata meliputi:
pemeiksaan otometri(isya mayuni sompi
 pemerikaan lapang pandang(siti hajar lasomar):
pemeriksaan lapang pandang perifer dan sekunder(syaiful)
13. penatalaksanaan keperawatan gloukoma?(afrianti)
jawab:
pendidikan kesehatan terkait gloukoma yaitu kepatuhan dalam menjalani
terapi,menyaankan makanan makanan yang bervitamin(ian saputra)
14. pentalaksaan medis gloukoma?(afrianti)
jawab:
rajin melakukan pemeriksaan mata setahun sekali(asriati)
15. komplikasi dari gloukoma?(syaiful)
jawab:
buta permanen(nuriani)
16. pengkajian ?(siti hajar lasomar)
jawab:
17. Perbedaan manifestasi klinis katarak dan gloukoma?(dosen pengampu)
Jawab:
18. apa itu katarak?(siti hajar lasomar)
jawab:
19. klasifikasi dari gloukoma?(nuriani)
jawab:
20. pencegahan dari gloukoma?(asriati)
jawab:
mengkonsumsi makanan yang bervitamin A dan C,menghindari minuman yang
bekafein,rajin berolahraga(nuriani)
21. gloukoma lebih sering dikena pada siapa?(ian saputra)
jawab:
 lebih dominan pada wanita karena akibat dari penurunan hormon yang
diakibatkan oleh monopouse(siti haja lasomar)
 lebih keorang dewasa yaitu diatas umur 50 tahun keatas(asriati)

22. apa berbedaan katarak dan gloukoma?(muh.ajat khamrin)


jawab:
katarak memacu pada ketajaman penglihatan(isya mayunisompi)
katarak tidak menimbulkan rasa nyeri sedangkan gloukoma menimbulkan rasa
nyeri(asriati)
katarak tidak terlalu dirasakan gejalanya sedangkan gloukoma gejalanya dapat
dirasakan(siti hajar lasomar)
23. perbedaan diagnose keperawatan pada gloukoma dan katarak?(asriati)
jawab:
katarak : resiko jatuh(afianti)
gloukoma : gangguan persepsi sensori(afrianti)
gloukoma : nyeri akut( muh.ajad khamrin)
katarak :gangguan citra tubuh(muh ajad khamrin)

4. STEP 4 (Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang
anda diskusikan)

Faktor predisposisi: Faktor resiko


 Usia  Riwayat penyakit:
 Jenis kelamin  Diabetes melitus
 Ras  Hipertensi
 Riwayat keluarga  Miopia
 Trauma
 Obat-oabatan

Etiologi
1. TIO tinggi/normal
2. Kelainan lapang pandang
3. Kelainan nervus II

Tanda dan gejala


 Nyeri pada mata, mual dan muntah,pusing
 Fisus menurun,tekanan intraokuler meningkat
 Nyeri,radang,edema pada kornea

GLOUKOMA
DIAGNOSA
1. Gangguan persepsi sensori
2. Resiko cedera
3. Gangguan rasa nyaman
4. Ansietas
5. STEP 5 (Menentukan learning issue (LI) yang
akan dipelajari)
1. Apa yang menyebabkan sehingga klien ketika melihat cahaya seperti melihat
pelangi
2. Selain faktor genetik,apakah ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
gloukoma?
3. Apa yang menyebkan penglihatan klien buruk pada penglihatan terang
4. Apa itu gloukoma?
5. Jelaskan patofisiologi gloukoma?
6. Sebutkan Manifestasi klinis dari gloukoma?
7. Sebutkan diagnose keperawatan dari gloukoma?
8. Jelaskan etiologi dari gloukoma?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang gloukoma?
10. Jelaskan penatalaksanaan keperawatan gloukoma?
11. Bagaimana pentalaksaan medis gloukoma?
12. Sebutkan komplikasi dari gloukoma?
13. Apa saja pengkajian dari gloukoma?
14. Jelaskan perbedaan manifestasi klinis katarak dan gloukoma?
15. Apa itu katarak?
16. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dari gloukoma?
17. Apa saja pencegahan dari gloukoma?

3. STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)


4. STEP 7 (Menjawab pertanyaan yang termasuk Learning issue)
1. Apa yang menyebabkan sehingga klien ketika melihat cahaya seperti melihat pelangi
Jawab:
Di karenakan faktor usia klien (65) akan terjadi proses degeneratif disini terjadi
desitas epital menurun dan serat lensa meregang. Setelah itu tejadi proses protein di
lensa mata mengalami denaturasi,lensa akan menjadi keru pada bagian atau seluruh
mata lensa.selanjutnya mata akan menjadi cembung aliran humor aquneus terhambat
akan terjadi tekanan humerus aquneus meningkat tekanan intraokularpun meningkat
lapisan endotel pada kornea mata akan membuat cairan masuk ke stroma kornea mata
terjadi edema kornea terjadi perubahan pada susunan sel longar dan warna keru
selanjutnya kornea mata menjadi keruh dan ketika cahaya masuk maka cahaya akan
terbiaskan oleh adanya halangan akibat lensa mata yang keruh dan mengakibatkan
penglihatan lingkaran seperti warna pelangi
2. Selain faktor genetik,apakah ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya gloukoma?
Jawab:
a. Usia
Glaukoma mempakan salah satu penyebab kebutaan yang umumnya menyerang
orang bemsia dialas 40 tahun. Risiko terkena glaukoma akan meningkat pada
umur 40 - 64 tahun sebesar 1% dan pada umur 65 tahun keatas sebesar 5%
(Jakarta Eye Center, 2008). Disebabkan oleh proses degenerasi yang abnormal,
menyebabkan pengendapan bahan ekstrasel didalam anyaman dan dibawah
lapisan endotel canalis schlemm, sehingga menyebabkan penimbunan dan
pembendungan terhadap aliran keluar aqueous humor (Salmon, 2009).
b. Gender (Jenis Kelamin)
Glaukoma sudut tertutup dengan hambatan pupil pada orang kulit putih
ditemukan bahwa pria 3 kali berisiko danpada wanita, sedangkan pada orang kulit
hitam, penderita pria sama resikonya dengan wanita (Ilyas dkk, 2010).
c. Ras
Resiko terserang glaukoma sangat tinggi pada ras Afrika (Jakarta Eye Center,
2008). Berdasarkan ras, orang kulit hitam mempunyai resiko 7 kali lebih besar
terserang glaukoma dibandingkan orang kulit putih (Ilyas, 2010). Pada orang kulit
putih ditemukan bahwa glaukoma primer sudut terbuka, berisiko 4 kali lebih
besar daripada glaukoma primer sudut tertutup, sedangkan pada orang Indonesia
glaukoma primer sudut tertutup berisiko lebih besar daripada glaukoma sudut
terbuka (Ilyas, 2010).
d. Riwayat Keluarga
Apabila dalam keluarga ada yang terkena glaukoma, disarankan agar anggota
keluarga yang lain sebaiknya memeriksakan mata secara rutin apabila umur telah
lebih dari 40 tahun. Mereka yang memiliki riwayat glaukoma pada anggota
keluarga berisiko 4-8 kali lebih besar untuk terserang glaukoma. Resiko terbesar
terdapat pada hubungan kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dengan
anak-anak (Jakarta Eye Center, 2008). Faktor keturunan juga berperan teijadinya
keadaan ini karena TIO, cara pengeluaran akueous dan ukuran diskus optikus
dipenganihi oleh genetik. Secara umum risiko teijadinya glaukoma pada saudara
kandung sekitar 10% sedangkan pada keturunannya sekitar 4% (PERDAMI, 2010).
e. Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dipercaya meningkatkan teijadinya resiko
terkena glaukoma (Jakarta Eye Center, 2008). Penderita Diabetes Mellitus (DM),
beresiko 2 kali lebih sering terkena glaukoma (Ilyas, 2010). Sebesar 50% dari
penderita Diabetes mengalami penyakit mata dengan resiko kebutaan 25 kali
lebih besar (Ilyas dkk, 2010). Kondisi hiperglikemi dapat meningkatkan viskositas
darah. Peningkatan viskositas akan menyebabkan peningkatan resistensi aliran
darah di vena episklera. Akibatnya, aliran keluar aqueous humor akan mengalami
rintangan sehingga terjadi penumpukan aqueous humor. Hal ini dapat memicu
peningkatan tekanan intraokuli (Tan et al, 2010). Hiperglikemi juga memilki efek
terhadap komea. Pada pasien, hiperglikemi didapati pertambahan ketebalan
komea. Penebalan komea dapat menyebabkan penyempitan hambatan aliran
aqueous humor. Hambatan tersebut akan memicu peningkatan tekanan intraokuli
(Tan et al, 2010).
f. Hipertensi
Penderita hipertensi pun berisiko lebih tinggi terserang glaukoma daripada yang
tidak mengidap penyakit hipertensi. Penderita hipertensi, beresiko 6 kali lebih
sering terkena glaukoma (Medicastore, 2006). Tekanan darah yang meningkat ini
juga terjadi pada arteri-arteri yang memperdarahi bola mata. Hal ini dapat pula
memicu peningkatan tekanan intraokuli (Tan et al, 2010).
g. Trauma
Kelainan mata seperti kelainan lensa, kelainan uvea, trauma, pembedahan
katarak atau radang mata dan lain-lain, dapat menyebabkan teijadinya glaukoma.
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang dapat disebabkan atau dihubungkan
dengan kelainan mata yang telah diderita sebelumnya atau pada saat itu (Ilyas,
2010).
h. Miopi
Bentuk anatomi dari mata merupakan faktor kunci untuk berkembangnya
glaukoma. Bentuk anatomi mata orang yang dengan miop (berkaca mata minus)
biasanya yang lebih sering terkena glaukoma (Ilyas, 2010).
i. Obat-obatan
Salah satii faktor yang mempenganihi teijadinya Glaukoma adalah Pemakaian
obat-obatan yang mengandung steroid secara rutin dalam jangka waktu yang
lama misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak
dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk
radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya.
Pemakai obatabatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan untuk memeriksakan
diri ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma (Jakarta Eye Center,
2008).
3. Apa yang menyebkan penglihatan klien buruk pada penglihatan terang
Jawab:
Karena mata menjadi sensitiv ditempat terang dan nyaman ditempat yang lebih gelap
oleh karena itu adanya kekeruhun pada lensa sehingga cairan yang masuk susah untuk
bisa difokuskan sehingga penurunan penglihatan memburuk pada pencahayaan terang
4. Apa itu gloukoma?
Jawab :
Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan utama di dunia setelah katarak atau
kekeruhan lensa, dengan jumlah penderita diperkirakan sebanyak ±70.000.000 orang
di seluruh dunia (Kemenkes RI; 2015). Glaukoma adalah penyakit mata yang dapat
mengakibatkan neuropati optik yang diikuti gangguan pada lapang pandang yang khas
dan atrofi saraf optik (Eunice S. 2014)
5. Jelaskan patofisiologi gloukoma?
Jawab :
Pada glaukoma akan terdapat karakteristik seperti melemahnya fungsi mata dengan
terjadinya cacat/pengecilan lapang pandang, peningkatan tekanan intraokular (TIO)
yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan kerusakan anatomi berupa
ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir
dengan kebutaan. Pada umumnya indikator yang digunakan untuk menilai
perkembangan glaukoma adalah pemeriksaan TIO, tajam penglihatan dan perimetri.
Kebutaan pada penderita glaukoma terjadi akibat kerusakan saraf optik yang terjadi
melalui mekanisme mekanis akibat tekanan intraokuler yang tinggi dan/atau adanya
iskemia sel akson saraf akibat TIO maupun insufisiensi vaskular yang selanjutnya
mempengaruhi progresifitas penyakit (Lalita et al., 2016).
6. Sebutkan Manifestasi klinis dari gloukoma?
Jawab:
 Glaukoma primer
 Glaukoma sudut terbuka
 Kerusakan visus yang serius
 Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas
 Perjalanan penyakit progresif lambat
 Glaukoma sudut tertutup
 Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
 Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya
 Pandangan kabur
 Sakit kepala
 Mual, muntah
 Kedinginan
 Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang
sangat sedemikian kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan,
fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
 Glaukoma sekunder
 Pembesaran bola mata
 Gangguan lapang pandang
 Nyeri didalam mata
 Glaukoma kongential
 Gangguan penglihatan

7. Sebutkan diagnose keperawatan dari gloukoma?


Jawab:
 D.0085 Gangguan Persepsi Sensori b/d gangguan penglihatan
 D.0077 Nyeri Akut b/d
 D.0143 Risiko Jatuh d/d Gangguan penglihatan (mis. glaukoma, katarak, ablasio,
retina, neuritis optikus)
 D.0080 Ansietas b/d Kurang terpapar informasi
8. Jelaskan etiologi dari gloukoma?
Jawab:
 Glaukoma primer terdiri dari :
 Akut: dapat disebabkan karena trauma.
 Kronik : dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes
mellitus, arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia
tiggi dan progresif.
 Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa kelainan uvea
pembedahan.
9. Apa saja pemeriksaan penunjang gloukoma?
Jawab:
 pemeriksaan dengan slit lamp dengan indirek antara 60-90D
 oftalmoskop direk
 gonioskopi
 tonometer aplanasi Goldman (atau tonopen)
 perimetri. (SEAGIGAOGS; 2004.)
10. Jelaskan penatalaksanaan keperawatan gloukoma?
Jawab:
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gloukoma menekankan pada keterlibatan
pasien dan keluarga dalam proses keperawatan penyakit ini karena 90% dari penyakit
gloukoma merupakan penyakit kronis pasien yang mengalamai gloukoma harus
mengetahui pentalaksanan panyakit,efek pengobatan dan tujuan ahir
pengobatan(Tamsuri 2010).penatalaksaan awal dari gloukoma yaitu pemeriksaan mata
teratur.
11. Bagaimana pentalaksaan medis gloukoma?
Jawab:
a. Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik
 Obat-obat miotik
o Golongan kolinergik (pilokarpin 1 – 4 % 5 kali / hari), karbakol (0,75–3
%)
o Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %)
 Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)
o Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)
o Epinerprin 0,5 – 2 % 1 – 2 x / hari
 Carbonucan hidrase intibitor
o Asetazolamid (diamol 125 – 250 mg 4 x / hari)
o Diklorfenamid (metazolamid)
 Laser trabeculoplasty dimana suatu laser zat organ disorotkan langsung
kejaringan trabekuler untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran
dari humor Aguos dan iridektomi.
 Tindakan bedah trabeculectomy.
12. Sebutkan komplikasi dari gloukoma?
Jawab:
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat
keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit
berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat.
13. Apa saja pengkajian dari gloukoma?
Jawab:
Pengkajian
1. Identifikasi Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, tgl MRS, diagnosa
medis, suku bangsa, status perkawinan.
2. Keluhan Utama
Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri hebat di
kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Riwayat Penyakit Keluarga
4. Pola – pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang
penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga
adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada
pola nutrisi dan metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola makan dan
komposisi,berapa banyak / dalam porsi, jenis minum dan berapa banyak
jumlahnya.
c. Pola eliminasi
Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi
tetap dikaji konsestansi, banyaknya warna dan baunya.
d. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena
nyeri / sakit hebat menjalar sampai kepala.
e. Pola aktivitas
Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien
mengalami penurunan.
f. Pola persepsi konsep diri
Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas, rasa cemas terhadap
penyakitnya, dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri.
g. Pola sensori dan kognitif
Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan
dan pada kongnitif tidak mengalami gangguan.Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer,
fotofobia(glaukoma akut).Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan. Tanda : Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea
berawan.Peningkatan air mata.
h. Pola hubungan dan peran
Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien
dengan keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit
yang dideritanya.
i. Pola reproduksi
Pada pola reproduksi tidak ada gangguan.
j. Pola penanggulangan stress
Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi
penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya klien tidak mengalami gangguan.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada
kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur.
c. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
d. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
e. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
g. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Meliputi pergerakan ekstermitas.
h. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem endokrin.
i. Pemeriksaan Genitouria
Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.
j. Pemeriksaan Sistem Pernafasan
Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena terbatasnya
lapang pandang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada
hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosis.
i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

14. Jelaskan perbedaan manifestasi klinis katarak dan gloukoma?


Jawab:
Manifestasi klinis katatarak
Manifestasi klinik dari katarak yang paling umum menurut National Eye Institute
(2015) yaitu :
 Visi yang mendung atau buram
 Melihat warna terganggu
 Silau
 Saat malam penglihatan nampak buruk
 Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata (gejala ini dapat
terjadi ketika katarak semakin membesar).
Manifestasi klinis glaukoma
 Glaukoma primer
 Glaukoma sudut terbuka
 Kerusakan visus yang serius
 Lapang pandang mengeci
 l dengan maca-macam skottoma yang khas
 Perjalanan penyakit progresif lambat
 Glaukoma sudut tertutup
 Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
 Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya
 Pandangan kabur
 Sakit kepala
 Mual, muntah
 Kedinginan
 Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang
sangat sedemikian kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan,
fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
 Glaukoma sekunder
 Pembesaran bola mata
 Gangguan lapang pandang
 Nyeri didalam mata
 Glaukoma kongential
 Gangguan penglihatan
15. Apa itu katarak?
Jawab:
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin Cataracta
yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia di sebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun (Wulandini, 2016). Katarak adalah kekeruhan pada lensa
mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Katarak ditandai dengan adanya lensa
mata yang berangsur-angsur menjadi buram yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kebutaan total (Mootapu, Rompas, dan Bawotong, 2015).
16. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dari gloukoma?
Jawab:
 Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat.
Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita
glaukoma primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor
aquos pada sistem trabekulum dan kanalis schlemm
 Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi
anatomis tanpa ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler
karena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat oklusi trabekular
meshwork oleh iris perifer
 Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata
dan paling sering disebabkan oleh uveitis.
 Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya
epifora dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler.
Glaukoma kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada
sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan
kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan
rubela kongenital). (Riordan Paul, Eva 2009)

17. Apa saja pencegahan dari gloukoma?


Jawab:
 Jalani Pemeriksaan Mata Dilatasi secara Teratur
 Ketahui Riwayat Kesehatan Mata Keluarga
 Berolahraga dengan Aman
 Gunakan Obat Tetes Mata yang Diresepkan secara Teratur
 Kenakan Pelindung Mata
 Konsumsi Makanan yang Sehat
 Batasi konsumsi kafein
 Tidur dengan Kepala Terangkat
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan analisis glaukoma. Jakarta:
Kemenkes RI; 2015.
Quigley HA. Glaucoma. Lancet. 2011; 377:1367-77. 3.
Eunice S. Congenital glaucoma. J Medula Unila. 2014; 2(3):111-7.
South East Asia Glaucoma Interest Group and Asian Oceanic Glaucoma Society. Patient
assessment in Asia Pasific Glaucoma Guidlines. Sydney: SEAGIGAOGS; 2004.
Wulandini, P. 2016. Faktor-Faktor Penyembuhan Post Op Katarak di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru 2015. Jurnal Kesehatan STIKes Prima
Riordan Paul, Eva. Vaugan & Asbury’s General Opthalomologi. Jakarta : EGC. 2009. Edisi 17

Anda mungkin juga menyukai