1 Analisis Masalah
1….
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi terkait kasus?
b. bagaimana histologi terkait kasus?
c. Apa makna Ny Lusi… terakhir?
Makna nya , terjadi penurunan penglihatan secara perlahan kemungkinan
mengalami glaucoma primer kronis sudut terbuka.
Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat
lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta
degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka merupakan bentuk glaucoma yang umum ditemukan.
Penyebabnya tidak diketahui, biasanya bersifat diturunkan didalam keluarga.
Tekanan bola mata tinggi (>21 mm hg) biasanya mengenai dua mata, diatas 40
tahun bersifat diturunkan dalam keluarga, secara perlahan disertai dengan tekanan
pada saraf optic, yang tidak sakit berat dan penglihatan turun perlahan.
(Ilyas,dkk.2018)
Ilyas, S dan Yulianti R, S. 2018. Buku Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
hubungan usia dengan keluhan Ny.L adalah seiring bertambahnya umur di atas 40
tahun maka rata rata tekanan intraocular akan meningkat yang mungkin disebabkan
oleh berkurangnya keluarnya aqueous humor. sementara hubungan dari jenis
kelamin dengan keluhan intraocular sama antara jenis kelamin di usia20-40 tahun.
namun, pada kelompik usia lebih tua seperti pada kasus peningkatam rata rata
tekanan intraocular lebih besar pada Wanita.
2…
a. Apa makna riwayat trauma…. obat tidak ada?
Riwayat trauma pada mata disangkal > untuk menyingkirkan glaucoma sekunder
akibat trauma. Glaukoma sekunder adalah glaucoma yang terjadi akibat penyakit
mata lain, trauma, pembedahan, penggunaan kortikosteroid berlebihan atau
penyakit sistemik lainnya.
Riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal > penyakit glaucoma pada ny.
Lusi awalnya tidak disebabkan oleh penyakit diabetes melitus dan hipertensi.
Riwayat penggunaan obat tetes dalam jangka waktu lama tidak ada > terjadinya
glaucoma pada pasien ini bukan dari Riwayat penggunaan obat tetes mata.
Tapi pada obat tetes mata dengan kandungan kortikosteroid jika digunakan secara
berlebihan justru akan menyebabkan kebutaan permanen dan sebagai pencetus
kelainan glukoma (Rahayuningrum,dkk.2012)
Hipertensi telah dilaporkan sebagai salah satu faktor risiko yang mungkin untuk
terjadinya glaukoma, meskipun begitu peran dari kondisi hipertensi terhadap
kejadian atau perburukan glaukoma sampai saat ini masih belum jelas. Terdapat
dugaan bahwa hipertensi sebagai faktor risiko dan dapat menyebabkan
peningkatan TIO melalui kelebihan produksi atau gangguan aliran cairan humor
aquosus. (Hajar,dkk.2019)
Hajar, S., Firdausa, S., & Amrizal, T. I. (2019). Hubungan Tekanan Darah dengan
Peningkatan Tekanan Intraokuli pada Pasien Glaukoma di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Nanggroe
Medika, 2(1), 18-23.
Rahayuningrum, L. M., & Intan, D. A. (2012). Penggunaan Obat Tetes Mata
dengan Kejadian Glaukoma. Journals of Ners Community, 3(1), 92-97.
e. klasifi kasi
f. faktor risiko
9. bagaimana tatalaksana?
10. bagaimana komplikasi?
• Edemakornea
• Sinekia anterior
• Kerusakan saraf optic→kebutaan
2.2 Hipotesis
Ny Lusi 58 tahun mengeluh pengli hatan kabur perlahan pada kedua mata
sejak 1 tahun, sakit kepala, sakit disekitar pelipis TIOD dan TIOS meningkat
dan lapang pandang menyempit karena kemungkinan mengalami Glaukoma
kronis sudut terbuka ODS