Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

PERILAKU PROFESIONAL TENAGA


KESEHATAN DAERAH PESISIR
PADA PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER PUSKESMAS SUNGAI
SEMBILAN K...
samsul anwar

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Perilaku Profesional Tenaga Kesehat an Daerah Pesisir Pada Pelayanan Kesehat an Primer Wil…
Dedi Afandi

Perilaku Profesional Tenaga Kesehat an Daerah Pesisir Pada Pelayanan Kesehat an Primer Puskesma…
Fifia Chandra, Dedi Afandi

Perilaku Profesional Tenaga Kesehat an Daerah Pesisir Pada Pelayanan Kesehat an Primer Puskesma…
Dedi Afandi
PERILAKU PROFESIONAL TENAGA KESEHATAN DAERAH PESISIR
PADA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS SUNGAI
SEMBILAN KOTA DUMAI TAHUN 2014

Dicky Pangestu Sandjaya


Dedi Afandi
Fifia Chandra
dickypangestus@gmail.com

ABSTRACT

One of important aspect to support optimal health care improvement is the


availability of health worker who have professional conduct, especially in coastal
region. It is due to the low level of public health in the most of the coastal region
in Indonesia. Needs of the professional health workers in the coastal region are in
the health care center as the first strata health care centers area that become
advance in providing services. Exploration method with qualitative approaches
was applied as the research design. Seven health care workers of Puskesmas
Sungai Sembilan Dumai City were selected as responden by using snowball
sampling method. Data were collected by using interview method recorded with
an audio recorder. The result of this research showed that all the informants
possess altruism, accountability, excellence, honor and integrity. duty and respect
for other.

Key word : professional behavior, health-care workers.

PENDAHULUAN kerja, percaya diri atas kemampuan,


optimistik, bermoral, dan bersikap serta
Peningkatan pelayanan kesehatan berpikir positif.2
di Indonesia masih terus diupayakan oleh
Pemerintah Indonesia. Salah satu aspek American Board Council of
penting untuk mendukung peningkatan Internal Medicine lebih lanjut lagi
pelayanan kesehatan yang optimal adalah menyatakan bahwa perilaku profesional
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan dicerminkan dari
kesehatan yang mengacu kepada tenaga profesionalismenya. Enam unsur
profesionalisme yang harus dimiliki tenaga
kesehatan.1
kesehatan adalah alturisme (alturism),
Tenaga kesehatan adalah orang akuntabilitas (accountability), keunggulan
yang bekerja secara aktif dan profesional (exellence), tugas atau kewajiban (duty),
dalam bidang kesehatan.1 Profesional kehormatan dan integritas (honor and
sendiri diartikan sebagai tindakan yang integrity) serta menghormati orang lain
dapat dipertanggung jawabkan, didasari (respect to others).3
oleh keyakinan, kompeten, tepat atau taat
asas, cermat, intelektual atau cerdas, etos Perilaku profesional penting
dimiliki oleh seluruh tenaga kesehatan

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


1
dalam melaksanakan profesinya. Hal itu Kebutuhan akan ketersediaan
dikarenakan profesi tenaga kesehatan tenaga kesehatan profesional tersebut
berhubungan dengan pelayanan kesehatan diperlukan terutama di Pusat Pelayanan
yang menyangkut kehidupan manusia. Kesehatan Primer (puskesmas). Hal ini
Selain itu setiap tindakan yang di ambil dikarenakan kedudukan puskesmas adalah
oleh tenaga kesehatan memiliki tanggung sebagai pusat pelayanan kesehatan strata
jawab besar terhadap diri sendiri, pasien, pertama sehingga menjadi lini terdepan
terhadap Tuhan, terhadap kolega profesi dalam memberikan pelayanan yang
kesehatan mereka, juga terhadap pihak profesional demi meningkatkan derajat
ketiga seperti pusat pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat.8
diantaranya puskesmas maupun rumah
sakit dan keluarga pasien.4 Kota Dumai merupakan salah satu
daerah pesisir yang berada di Provinsi
Dampak akibat tidak di Riau. Puskesmas Kecamatan Sungai
implementasikan perilaku profesional Sembilan yang terletak di Kota Dumai
seperti pada profesi dokter, adalah dengan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
makin tingginya angka pengaduan pasien Provinsi Riau (2012) terdiri dari satu
ke Majelis Kehormatan Disiplin puskesmas, dan tujuh puskesmas
Kedokteran Indonesia (MKDKI) dari pembantu.9
tahun ke tahun. Sekitar 70 % dari
pengaduan masyarakat atas praktik Kecamatan Sungai Sembilan
kedokteran itu menyangkut perilaku merupakan kecamatan terbesar di Kota
profesional seperti proses komunikasi Dumai dengan luas wilayah 975,38 km2
antara dokter dan pasien yang tidak dengan jumlah penduduk 33.530 jiwa.
berlangsung dengan baik.5 Lokasi Kecamatan Sungai Sembilan cukup
jauh dari rumah sakit yang berada di pusat
Permasalahan lain yang dihadapi Kota Dumai, selain itu akses jalan
terkait tenaga kesehatan di Indonesia yaitu penghubung antar kelurahan yang sulit
dibutuhkannya peranan tenaga kesehatan untuk dilalui dan rata-rata tingkat
yang profesional untuk meningkatkan pendidikan masyarakat yang masih rendah,
derajat kesehatan masyarakat terutama di sehingga peranan tenaga kesehatan yang
daerah pesisir. Hal itu dikarenakan masih profesional di Puskesmas Sungai Sembilan
rendahnya derajat kesehatan mayarakat di sangat penting bagi masyarakat pesisir
sebagian besar daerah pesisir Indonesia.6 Kecamatan Sungai Sembilan terutama
Indonesia memiliki 8.090 desa pesisir dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
yang tersebar di 300 kabupaten/kota, memberikan pelayanan kesehatan yang
dimana hampir semua daerah pesisir di optimal. Tenaga medis yang dimiliki oleh
Indonesia memiliki permasalahan yang Puskesmas Sungai Sembilan dalam
sama. Permasalahan yang ditemukan di memberikan pelayanan terdiri dari tujuh
daerah pesisir ialah sebagian besar dokter umum, satu dokter gigi, 24 perawat,
masyarakatnya memiliki tingkat 26 bidan.9,10
pendapatan dan derajat kesehatan yang
rendah, dengan karakteristik masyarakat Penelitian mengenai perilaku
yang tidak terlalu memperhatikan profesional tenaga kesehatan daerah pesisir
kesehatan disebabkan karena ini belum banyak dilakukan. Berdasarkan
ketidaksediaan fasilitas, rendahnya uraian diatas peneliti tertarik untuk
pengetahuan dan kurangnya penyuluhan meneliti perilaku profesional tenaga
dari pemerintah melalui tenaga kesehatan pada pelayanan primer
kesehatan. 1,6,7 Puskesmas Sungai Sembilan Kota Dumai.

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


2
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Disain penelitian adalah metode
kualitatif.11 Dengan menggunakan metode Deskripsi umum tempat penelitian
kualitatif diharapkan peneliti mampu Puskesmas Sungai Sembilan dapat
menggali lebih dalam informasi dan data ditempuh dengan menggunakan jalur darat
yang ingin didapatkan, yaitu gambaran dengan jarak tempuh dari pekanbaru
perilaku profesional tenaga kesehatan di selama 5 jam 45 menit (Pekanbaru –
Puskesmas Sungai Sembilan Kecamatan Dumai – Sungai Sembilan). Puskesmas
Sungai Sembilan Kota Dumai. Waktu sungai Sembilan adalah puskemas paling
pengambilan data dilakukan pada bulan utara dari kota Dumai. Puskesmas tersebut
April 2014. Tempat pengambilan data di memiliki wilayah kerja sebanyak lima
puskesmas Sungai Sembilan Kecamatan kelurahan yaitu Lubuk Gaung, Bangsal
Sungai Sembilan Kota Dumai. Penelitian Aceh, Tanjung Penyembal, Basilam Baru,
ini telah dinyatakan lolos kaji etik oleh dan Batu Teritip. Luas wilayah kerja
Unit Tetap Etik Fakultas Kedokteran puskesmas tersebut adalah 975.38 m2
Universitas Riau dengan nomor dengan jumlah penduduk tahun 2013
13/UN19.1.28/UEPKK/2014. tercatat 33.530 jiwa. Puskesmas sungai
Populasi penelitian ini adalah Sembilan terdiri dari 1 puskesmas rawat
seluruh tenaga kesehatan Puskesmas jalan, 1 puskesmas rawat inap, 7 pukesmas
Sungai Sembilan Kota Dumai. Subjek pembantu (pustu) dan Instalasi Gawat
pada penelitian ini adalah tenaga kesehatan Darurat (IGD) 24 jam.
(dokter, bidan, perawat dan lain-lain) yang
dipilih dengan menggunakan snowball Tenaga kesehatan Puskesmas
sampling12 yaitu pemilihan subyek Sungai Sembilan terdiri dari 7 dokter
penelitian berdasarkan suatu umum, meliputi 1 dokter umum sebagai
pertimbangan, yang memahami dan kepala puskesmas, 2 dokter umum sebagai
memiliki informasi yang diinginkan. Besar dokter pelayanan rawat inap dan rawat
sampel tidak dipersoalkan dalam penelitian jalan di Puskesmas Sungai Sembilan, 2
ini dan penelitian akan dihentikan apabila dokter umum yang sedang melakukan
sudah tidak lagi ditemukan variasi tugas belajar, 1 dokter umum yang
informasi. Awalnya peneliti menetapkan bertugas di pustu, dan 1 dokter umum
sampel awal dimana dalam penelitian ini yang sedang mengambil cuti, sehingga
key informan awal adalah kepala pada saat penelitian berlangsung, teradapat
puskesmas selanjutnya akan ditentukan key 2 dokter yang aktif melakukan pelayanan
informan lanjutan.12 di puskesmas sungai sembilan. Dokter gigi
Penelitian ini akan dilakukan dengan di puskesmas ini hanya tersedia 1 orang
mewawancarai subjek penelitian secara dokter gigi. Perawat yang berada di
mendalam menggunakan panduan puskesmas terdiri dari 24 orang dengan
pertanyaan yang telah dipersiapkan dan pembagian, untuk puskesmas induk terdiri
direkam menggunakan alat perekam. Lalu dari 8 orang di rawat jalan, 6 orang di
akan dilakukan proses validitas dan rawat inap, 7 orang yang tersebar di
reabilitas data dengan cara credibility, puskesmas pembantu, 2 orang perawat
transferability, dependebility dan yang pindah, dan 1 orang sedang
confirmability. Data akan ditranskrip, melaksanakan tugas belajar. Bidan di
dikoding dan dilakukan puskesmas sungai Sembilan terdiri dari 26
pengkategorisasian dengan menggunakan orang dimana yang berada di puskesmas
perspective codes taksonomi Bogdan dan sungai Sembilan terdiri dari 8 orang,
Biklen. Data selanjutnya disajikan dalam selebihnya tersebar sebagai bidan desa.
bentuk tekstual.13,14
Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014
3
Waktu kerja tenaga kesehatan dalam pencapaian kesehatan masyarakat”
setiap hari senin sampai sabtu, dimana jam didapatkan jawaban sebagai berikut :
pelayanan poli dimulai dari jam 8:00 WIB
sampai dengan jam 12:00 WIB, jadwal Informan 1 : “…Kalau kita jelaskan…
pulang jam 14:00 WIB, kecuali hari jumat Kuncinya ya Standar
dimulai dari jam 08:00 WIB sampai Operasional Prosedur
dengan jam 11:00 WIB. Setiap hari (SOP)…”
dilaksanakan apel pagi sebelum
Informan 2 : “…Kalau saya selalu
dimulainya pelayanan dan apel pulang
nerangin…kita gak pernah
sebelum jam kerja berakhir.
gak kasih obat kalau pasien
Altruisme memang membutuhkan
Altruisme yang merupakan salah obat, Ya paling kita cari
satu unsur profesionalisme dapat pilihan obat lainnya sebagai
tergambar dari pernyataan-pernyataan alternatif pilihan kalau stok
informan yang disesuaikan melalui kata obatnya habis …”
kunci “Mengutamakan kepentingan pasien
Pada penelitian ini ditemukan
dan memiliki inisiatif untuk melakukan
pernyataan informan tanpa variasi
tindakan menolong secara cepat dan tepat”
jawaban. Kemudian peneliti melakukan
sebagai berikut:
triangulasi dengan cara cross check kepada
Informan 1 : “...Tetap dilayani, tapi biasa
key informan awal dan key informan
kita lebih ke IGD kalau
lanjutan. Peneliti mendapatkan kesesuaian
begitu, jadi pelayanan kita
jawaban. Peneliti juga melakukan cross
24 jam…”
check terhadap anggota masyarakat dan
Informan 2 : “…kalau pasien datang jam 2 pasien. Anggota masyarakat dan pasien
lewat saya masih di tempat, membenarkan pernyataan-pernyataan
tetap dilayani… gak informan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
mungkin ditolak lah dek seluruh informan yang merupakan tenaga
pasiennya, ga tega.” kesehatan Puskesmas Sungai Sembilan
Kota Dumai mengandung nilai unsur
Pada penelitian ini ditemukan akuntabilitas.
pernyataan informan tanpa variasi
jawaban. Kemudian peneliti melakukan Keunggulan
triangulasi dengan cara cross check kepada Peneliti mendapatkan gambaran unsur
key informan awal dan key informan akhir. keunggulan yang dapat diketahui dengen
Peneliti mendapatkan kesesuaian jawaban. menyesuaikan kata kunci “mengikuti
Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh pelatihan, seminar dan lain-lain demi
informan yang merupakan tenaga meningkatkan standar dan memperluas
kesehatan Puskesmas Sungai Sembilan pengetahuan dengan sumber bacaan”
Kota Dumai memiliki gambaran unsur didapatkan jawaban sebagai berikut :
altruisme.
Informan 1 : “…ada, bapak ikut, kadang
Akuntabilitas jadi panitia…ya mau meng-
Peneliti mendapatkan gambaran unsur update ilmu kita kan…
Akuntabilitas yang dapat diketahui dengan Kalau buka internet tiap
menyesuaikan kata kunci “menanggapi apa hari…kalau buletin
yang dibutuhkan pasien, mengikuti kode kesehatan dapat tiap bulan
etik standar praktik dan prosedur dalam dari kemenkes, kita baca,
pelaksanaan praktik serta berpartisipasi mana tau ada program baru,

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


4
kayak bpjs kan, dan mampu membayar dan merujuk apabila
peraturan peraturan gitu..” tidak mampu menangani” didapatkan
jawaban sebagai berikut :
Informan 2 : “…saya ada ikut seminar,
workshop atau pelatihan Informan 1: “…Kalau di sini kita geratis…
gitu.. dalam setahun itu Tidak ada dikenakan biaya
adalah satu kali untuk registrasi.. Kalau rawat
minimal…yang utama sih inap kalau ada kartu
ilmu, karna kita kan gak jamkesmas nya geratis…
kuliah lagi, update ilmu yang Tetap dilayani, kita apapun
saya dapat dari internet kan ceritanya, pokoknya kita
cuma satu arah… Kalau dari layani dulu…sudah tugas
buku kurang, paling dari kita.. Kalau kasus kasus yang
internet…” gak bisa kita tangani disini
kita rujuk ke Rumah Sakit
Dari hasil jawaban informan, Umum Daerah (RSUD)…”
didapatkan seluruh informan memiliki
unsur keunggulan, dimana mereka Informan 2 : “…oo kalau disini kita
menyadari pentingnya menambah semuanya gratis… kalau saya
wawasan dalam menjalankan tugasnya kalau ada, ya kita tetap layani
sebagai tenaga kesehatan. Observasi yang aja.. Tetap melakukan tugas-
dilakukan selama penelitian di puskesmas tugas.”
sungai Sembilan, peneliti tidak
menemukan tenaga kesehatan yang Seluruh pernyataan informan diatas
mengikuti seminar pada saat penelitian. mengandung nilai tugas atau kewajiban
Berdasarkan cross check yang peneliti sesuai dengan kata kunci. Peneliti
lakukan menggunakan surat masuk, surat melakukan triangulasi dengan cara cross
tugas, peneliti menemukan kesesuaian check atas jawaban informan kepada key
dimana rutin terdapat surat undangan dan informan awal dan key informan lanjutan
surat tugas mengikuti seminar untuk serta observasi pasien. Peneliti mendapat
tenaga kesehatan, dan terdapat buletin hasil yang sama sesuai dengan jawaban
kesehatan. Hasil cross check terhadap key informan.
informan awal dan key informan lanjutan
observasi terhadap tugas informan
ditemukan kesesuaian dengan jawaban
terhadap program pencapaian, dimana
informan bahwa semua tenaga kesehatan
masih terdapat beberapa program
yang menjadi informan rutin meng-
pencapaian yang belum memenuhi target.
upgrade ilmu dengan mengikuti seminar
Dari hasil wawancara, beberapa informan
atau pelatihan dan juga membaca
mengakui keadaan cuaca dan akses jalan
informasi kesehatan dari internet serta
mempengaruhi tercapainya program kerja
membaca buletin kesehatan dan bertukar
mereka dalam menjalankan tugas.
informasi kesehatan dengan teman
sejawat. Hal ini menunjukan seluruh Selama penelitian, peneliti juga
informan memiliki nilai kesempurnaan melakukan observasi langsung terhadap
atau keunggulan. kegiatan informan dalam menjalankan
tugas, ditemukan satu informan melakukan
Tugas atau kewajiban rujuk ketika terdapat kasus yang tidak bisa
Peneliti mendapatkan gambaran unsur ditangani atau memerlukan penanganan
tugas atau kewajiban yang dapat diketahui khusus di RSUD. Observasi langsung juga
dengan menyesuaikan kata kunci “tetap menemukan informan tetap hadir dan
memberikan pelayanan meski pasien tidak memberikan pelayanan meskipun insentif
Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014
5
belum keluar. Hal ini menunjukan seluruh Informan 1 : “…nyaman…akrab, kami
informan memiliki unsur tugas atau disini dengan open
kewajiban. management ya. Kalau ada
masalah kecil apapun ya
Kehormatan dan integritas kita bicarakan. Awalnya
Peneliti mendapatkan gambaran masyarakat dengan kita
unsur kehormatan dan integritas yang agak anti, tapi pelan pelan
dapat diketahui dengan menyesuaikan kata kan sudah mulai baik…”
kunci “membaktikan tugas dan kewajiban,
menjaga kerahasiaan pasien, serta bersikap Informan 2 : “…disini termasuk nyaman…
adil dan jujur dalam praktek profesi” Dari segi masyarakatnya,
didapatkan jawaban sebagai berikut : teman kerjanya, sama
atasan… Dengan orang
Informan 1 : “…Kalau saya gak pernah orang gak ada masalah…
diminta surat visum… kita Dengan tenaga kesehatan
gak menyebutkan identitas lain tidak ada masalah...”
nya, itu kan rahasia..”
Peneliti melakukan triangulasi
Informan 2 : “…kalau visum belum terhadap jawaban informan tersebut
pernah… kalau buat surat dengan cara cross check jawaban informan
sakit pernah… Saya juga terhadap key informan awal, key informan
baru mau mengeluarkan lanjutan serta terhadap anggota masyarakat
kalau udah meriksa dan pasien. Terdapat kesesuaian jawaban
pasiennya… Enggak lah, antara hasil cross check dengan jawaban
kita rahasiakan nama informan. Hal ini menunjukkan bahwa
pasiennya. paling kita cerita tenaga kesehatan memiliki unsur
penyakitnya aja…” menghormati orang lain.
Nilai kehormatan dan integritas PEMBAHASAN
tergambar dari jawaban-jawaban informan
dan disesuaikan dengan kata kunci. Unsur altruisme pada informan di
Peneliti kemudian melakukan triangulasi Puskesmas Sungai Sembilan tergambar
dengan cara cross check terhadap key dari sikap seluruh informan untuk tetap
informan awal dan key informan lanjutan. melayani pasien. Informan bersedia tetap
Observasi langsung oleh peneliti melayani pasien yang datang saat jam
menemukan kesesuaian salah satu kerja telah berakhir. Hal tersebut sesuai
informan menolak memberikan surat sakit dengan pendapat Myres (dalam Psikologi
kepada pasien yang datang hanya untuk sosial individu dan teori-teori psikologi
meminta surat sakit. Seluruh hasil sosial) bahwa altruisme merupakan hasrat
menunjukan kesesuaian. Ini menunjukkan untuk menolong orang lain tanpa
bahwa para informan memiliki unsur memikirkan kepentingan diri sendiri.15
kehormatan dan integritas. Dalam keadaan tertentu, seperti apabila
petugas pelayanan di apotek, ataupun
Menghormati orang lain petugas meja registrasi telah pulang,
Peneliti mendapatkan gambaran unsur mereka merujuk pasien ke IGD 24 jam
menghormati orang lain yang dapat yang berada di puskesmas tersebut, dengan
diketahui dengan menyesuaikan kata kunci kata lain informan tetap melakukan
“menghormati pasien dan keluarga pasien, tindakan untuk menolong. West
teman sejawat, dan masyarakat” menyatakan kebiasaan lembaga dan aturan
didapatkan jawaban sebagai berikut : praktek menjadi faktor eksternal yang

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


6
mempengaruhi perilaku tenaga organiasi profesi informan sendiri. Selain
kesehatan.16 itu tenaga kesehatan juga memanfaatkan
internet sebagai media dalam menambah
Nilai akuntabilitas terkandung ilmu. Metode dengan membaca buku
dalam pernyataan-pernyataan informan. termasuk yang paling sedikit digunakan
Informan menyadari bahwa perannya oleh informan. Sedangkan hanya satu
sebagai tenaga kesehatan adalah penting informan menyatakan bertukar informasi
untuk berpartisipasi dalam pencapaian dengan teman sejawat merupakan salah
kesehatan masyarakat dan mencerdaskan satu metode yang dimanfaatkan oleh
masyarakat dibidang kesehatan, dengan informan.
tidak terlepas dari kode etik, atau standar
yang telah ada. Hal itu sesuai dengan Seluruh informan dalam penelitian
pernyataan Leenan bahwa kewajiban yang ini mengandung nilai tugas dan kewajiban
timbul dari sifat tenaga kesehatan dimana dimana mereka menyadari kewajiban
dokter harus bertindak sesuai dengan mereka untuk menolong terlepas dari
standar profesi medis atau menjalankan masalah tidak mampu membayar. Para
praktek kedokterannya secara lege artis.17 informan mengatakan bahwa di Puskesmas
Sikap seluruh informan yang selalu Sungai Sembilan tidak ada pemungutan
berupaya untuk menjelaskan mengenai biaya apapun dalam pelayanan. Ini
keadaan penyakit pasien, prognosis, dan dikarenakan adanya program pemerintah
pecegahan yang harus dilakukan oleh yang membebaskan masyarakat Kota
pasien merupakan sikap yang sejalan Dumai dari biaya berobat ke Puskesmas.
dengan Undang-Undang Praktek Sikap informan yang menyadari akan
Kedokteran pasal 52 dimana disebutkan tugas dan kewajiban sebagai seorang
bahwa pasien memiliki hak mendapatkan tenaga kesehatan tersebut sejalan dengan
penjelasan secara lengkap tentang tindakan penelitian yang dilakukan oleh Afandi
medis, meminta pendapat dokter atau terhadap 400 dokter 64 % setuju dengan
dokter gigi lain, mendapatkan pelayanan pernyataan “Saya bersedia membebaskan
sesuai dengan kebutuhan medis, menolak biaya pasien yang saya rujuk tanpa saya
tindakan medis, dan pasien berhak beri terapi” yang menggambarkan bahwa
mendapatkan isi rekam medis.18 profesi tidak hanya dihitung dengan materi
tetapi menjadi tugas sebagai seorang
Unsur keunggulan didapatkan hasil tenaga kesehatan.20
bahwa seluruh informan memiliki unsur
keunggulan. Informan menyadari bahwa Hasil wawancara menunjukkan
perkembangan ilmu menuntut tenaga seluruh pernyataan informan mengandung
kesehatan untuk dapat terus memperluas unsur kehormatan dan integritas. Informan
pengetahuannya. Shrank dkk dalam mengatakan bersedia dan akan kooperatif
Fostering Profesionalism in Medical dalam memberikan keterangan apapun
Education : A call for Improved sejujur-jujurnya tanpa ada yang ditutupi
Assessment and Meaningful Incentives untuk kepentingan ahli forensik dan
mengatakan bahwa untuk menjaga menjaga kerahasiaan pasien. Hal tersebut
keunggulan tenaga kesehatan harus dilakukan untuk menjaga kepercayaan
berkomitmen untuk belajar seumur pasien terhadap kinerja informan. Pada
hidup.19 Metode yang paling banyak masa sekarang masyarakat sudah lebih
diikuti oleh informan untuk meningkatkan mengharapkan tenaga kesehatan
pengetahuan dalam rangka menjadikan profesional yang bersikap adil dan jujur
mereka unggul adalah dengan mengikuti dalam pelayanan kesehatan. Hal itu
pelatihan, seminar, workshop yang rutin dikemukakan oleh Cawley dalam
diadakan baik oleh dinas, maupun Compassion and Integrity in Health

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


7
Professions Education. Dimana ia komunikasi yang baik. Hasil cross check
menambahkan bahwa kehormatan dan terhadap pasien juga ditemukan bahwa
integritas seperti menjaga kerahasiaan informan dalam memberikan pelayanan
pasien merupakan nilai-nilai profesional selalu ramah, sehingga pasien puas dengan
yang penting ditanamkan bagi tenaga pelayanan. Hal tersebut sejalan dengan
kesehatan sejak masa pendidikan.21 hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni
dimana terdapat hubungan antara
Seluruh pernyataan informan dalam komunikasi dokter-pasien yang baik
penelitian ini mengandung nilai dengan tingkat kepuasan pasien berobat.23
menghormati orang lain. Pada penelitian
ini tidak ditemukan variasi jawaban untuk Sikap saling menghormati yang
nilai menghormati orang lain. Para dilakukan informan terhadap pasien
informan menyatakan bahwa didalam maupun masyarakat, tercermin dari sikap
Puskesmas mereka sangat dekat satu sama menjalin komunikasi yang baik dan saling
lain bahkan seperti keluarga. Sikap saling keterbukaan dengan pasien. World
menghormati diwujudkan dengan menjalin Federation of Medical Education (WFME)
komunikasi yang baik antara sesama. Hasil 2003 menjelaskan untuk menciptakan
cross check dan observasi peneliti komunikasi yang efektif dapat dijalin
menemukan bahwa komunikasi yang melalui berkomunikasi dengan kesetaraan,
lancar antara sesama tenaga kesehatan dan dilandasi empati. Komunikasi tersebut
pasien serta masyarakat. lebih menjamin pesan atau isi komunikasi
tersampaikan dan dapat dimengerti
Informan menyadari seluruh profesi sehingga tujuan mulai dari anamnesis,
di puskesmas merupakan satu lingkup sampai menegakkan diagnosis dan terapi
kerja sebagai tim kerja, sehingga harus lebih tepat, efektif dan efisien.24 Melalui
bisa bekerjasama dengan baik, saling komunikasi yang baik, tenaga kesehatan
mengingatkan dan membantu, bekerja dapat mengurangi rasa sakit yang diderita
sesuai dengan batas kompetensi masing- oleh pasien sehingga pentingnya
masing dan wewenang jabatan masing- komunikasi dalam menjalankan profesi
masing, sehingga dapat meminimalisir sebagai tenaga kesehatan.25 Hubungan
kesalahpahaman. Basuki dalam jurnal antara informan dan pasien merupakan
Majalah Kedokteran Indonesia suatu bentuk hubungan profesional dan
menyatakan bahwa salah satu bentuk timbal balik yang bertujuan untuk
menghormati rekan sejawat adalah dengan meningkatkan efektifitas hasil tindakan
menjalin komunikasi yang baik. Situasi kesehatan melalui suatu proses pembinaan
yang nyaman dalam lingkungan kerja pemahaman tentang dua pihak yang
terwujud jika tenaga kesehatan dapat sedang berhubungan melalui
mempraktikkan cara-cara komunikasi komunikasi. 26
interpesonal yang baik sesama tenaga
kesehatan.22 Selain komunikasi rutin, SIMPULAN DAN SARAN
terdapat sarana olahraga yaitu tenis meja
yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga Berdasarkan hasil penelitian ini
kesehatan untuk berolahraga dan menjalin didapatkan bahwa seluruh informan yang
hubungan yang baik antar sesama tenaga merupakan tenaga kesehatan Puskesmas
kesehatan. Sungai Sembilan Kota Dumai
Untuk dapat memaksimalkan mengandung nilai-nilai altruisme,
tugasnya dalam melayani pasien, dan akuntabilitas, tugas atau kewajiban,
membuat pasien puas terhadap kehormatan dan integritas serta
pelayanannya, hubungan dengan pasien menghormati orang lain yang dapat dilihat
dilakukan oleh informan dengan menjalain dari pernyataan maupun sikap informan

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


8
dalam profesi maupun kehidupan sehari- memudahkan akses tenaga
hari. kesehatan dalam memberikan
Dari hasil penelitian dapat pelayanan, maupun mengganti alat-
disarankan sebagai berikut : alat yang dapat menunjang kualitas
1. Bagi tenaga kesehatan, agar dapat pelayanan tenaga kesehatan secara
menjadikan unsur profesionalisme berkala, serta menghindari
sebagai sifat yang diterapkan dalam keterlambatan pemberian insentif
bekerja agar dapat memberikan tenaga kesehatan.
pelayanan terbaik kepada
masyarakat. 4. Bagi pemerintah kota, agar dapat
mempercepat pembangunan
2. Bagi puskesmas, agar dapat infrastruktur untuk mendukung
menjaga keharmonisan, tenaga kesehatan, dan perbaikan
mengembangkan upaya jalan antar kelurahan agar lebih
peningkatan kualitas perilaku memudahkan akses tenaga
profesional tenaga kesehatan, kesehatan menjangkau masyarakat.
seperti rutin mengadakan kegiatan
yang dapat menjalin kerjasama 6. Hasil yang didapatkan pada
antara tenaga kesehatan, pasien, penelitian ini belum memberikan
maupun masyarakat. Melakukan gambaran yang menyeluruh
pengadaan buku, majalah atau mengenai perilaku profesional
buletin mengenai kesehatan secara tenaga kesehatan pada pusat
rutin untuk tenaga kesehatan, atau pelayanan kesehatan primer
komputer yang dilengkapi akses (puskesmas) sehingga diperlukan
internet untuk mengakses situs penelitian lanjutan mengenai
resmi kesehatan demi mendukung perilaku profesional tenaga
tenaga kesehatan dalam melakukan kesehatan pada pusat pelayanan
kegiatan dalam rangka kesehatan primer agar dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan. meningkatkan profesionalisme
dikalangan tenaga kesehatan.
3. Bagi dinas kesehatan, diharapkan
untuk rutin mengadakan pelatihan- DAFTAR PUSTAKA
pelatihan baik berupa skill maupun 1. Ali PB. Laporan kajian tentang
pelatihan mengenai ethos kerja kebijakan perencanaan tenaga
guna membantu tenaga kesehatan kesehatan tahun 2005. Jakarta.
untuk dapat terus meng-upgrade Direktorat Kesehatan dan Gizi
ilmu dibidang kesehatan, atau Masyarakat Kementerian
dengan cara berlangganan journal Perencanaan Pembangunan
elektronik untuk memudahkan Nasional/Badan Perencanaan
tenaga kesehatan di puskesmas Pembangunan Nasional
untuk menambah ilmu dari internet (Bappenas);2005.
dengan mengakses ke sumber 2. Siswanto H. Etika profesi
referensi terpercaya. Selain itu sanitarian dan pembangunan
dinas kesehatan diharapkan berwawasan kesehatan.
mendukung kegiatan puskesmas Yogyakarta. Graha Ilmu; 2010.
dengan melengkapi sarana dan 3. American Board of Internal Me
prasarana yang belum tersedia dicine. Definitions of professio
seperti fasilitas kesehatan untuk nalism; 1999. [diakses tanggal
transportasi laut (ambulance air) 6 September 2013]. Diunduh d
yang belum tersedia agar ari : http://www.afmc.ca/pdf/M

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


9
edOrgs.pdf 12. Wahyuningsih RD. Challenges in im
4. John R. Panduan etika medis. plementation of ICT for budget acco
Yogyakarta. Tim Penerjemah untability and development of budget
PSKI FK UMY; 2006 information literacy. Jawa Tengah. In
5. Sugiyatmi TA. Kasus medis vs ternational Journal of Administrative
mutu layanan kesehatan. Science & Organization, Department
Yogyakarta. Pusat Kebijakan of Public Administration, Departmen
Pembiayaan dan Manajemen t of Communication Science Faculty
Asuransi Kesehatan Fakultas of Social and Political Sciences Univ
Kedokteran Universitas Gajah ersitas Sebelas Maret; 2013
Mada; 2011.[diakses tanggal 13. Lexicon AR. Philosophy: who needs it.
13 November 2013] Diunduh USA: Signet Books; 1984. (The
dari: http://www.kpmak- Ayn Rand Library 61:1) [Diakses
ugm.org/2012-05-12-04-54- tanggal 10 Oktober 2013]. Diunduh
35/2012-05-12-05-03- dari:
45/article/211-kasus-medis-vs- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
mutu-layanan- icles/PMC2064917/.
kesehatan.html#ixzz2PXFqP2 14. Budiningsih Y. Pemahaman dan
Xj- aplikasi undang-undang praktik
6. Sardiyatmo. Kepedulian masya kedokteran, akuntabilitas profesi dan
rakat Pesisir Karimun Jawa ter kepastian hukum. Sekretaris MKEK
hadap masalah pencemaran. Se Pusat Ikatan Dokter Indonesia.
marang. Universitas Diponegor [Diakses tanggal 09 Oktober 2013].
o; 2005.[diakses tanggal 20 No Diunduh dari :
vember 2012]. Diunduh dari: h http://www.cdc.fk.ui.ac.id/_UP
ttp://eprintis.undip.ac.id/22440 LOAD_/_ARTICLE_/Pemapar
/2/402-ki-fpik-06.pdf an%20tentang%20UUPK%20
7. Rositasari R. Beberapa Aspek Dasar &%20Malpraktik.pdf
Yang Perlu Diagendakan Dalam 15. Sarwono SW. Psikologi sosial individu
pengelolaan Wilayah Pesisir Di dan teori-teori psikologi sosial. Balai
Indonesia. Oseana, Volume XXVII, Pustaka.Jakarta; 2002
Nomor 3; 2002. [diakses tanggal 20 16. Colin PW. Tait DS. The influence of p
November 2012]. Diunduh dari : ersonal and environmental factors on
http://www.oseanografi.lipi.go.id/site professionalism in medical education
s/default/files/oseana_xxvii(3)19- i. NCBI: BMC Medical Education; 2
27.pdf 007. [disitasi tanggal 22 September 2
8. Keputusan Menteri Kesehatan Repub 013]. Diakses dari http://www.ncbi.n
lik Indonesia No.128/MENKES/200 lm.nih.gov/pmc/articles/PMC206491
4 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kes 7/
ehatan Masyarakat. Jakarta; 2004 17. Arnold L. Assessing professional beha
vior: yesterday, today, and tomorrow
9. Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
. Kansas: University of Missouri; 200
Profil kesehatan provinsi riau.
2.
Pekanbaru; 2012.
18. Undang - Undang Republik
10. Badan Pusat Statistik Kota Dumai.
Indonesia Nomor 29 tahun 2004
Dumai dalam angka 2013. Dumai;
tentang praktik kedokteran
2013
11. Irawan P. Penelitian Kualitatif dan kua 19. Shrank WH, Reed VA, Jernstedt GC.
ntitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakart Fostering Professionalism in Medical
a : DIA FISIP UI. 2006. Education : A call for Improved Asse
Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014
10
ssment and Meaningful Incentives. J okter–pasien terhadap kepuasan pasie
Gen Intern Med 2004; 19: 887-892 n berobat di poliklinik RSUP DR. M.
Djamil Padang. Padang: Universitas
20. Afandi D. Kondisi keberlakuan bioet Andalas, Jurnal Kesehatan Andalas.
ika dalam mekanisme revisi kode eti 2013;2(3)
k kedokteran indonesia: mempertaha
nkan keluhuran profesi di tengah mas 24. Combes JR, Arespacochaga E.
yarakat plural [disertasi]. Jakarta: Fa Lifelong learning physician
kultas Kedokteran Universitas Indon competency development. American
esia; 2010 Hospital Association’s Physician
Leadership Forum, Chicago; 2012.
21. Danielsen R, Cawley J. The internet j
ournal of allied health science and pr 25. Albery PI, Munafo M. Psikologi kese
actice, compassion and integrity in h hatan. Yogyakarta. Mitra Setia; 2011
ealth professions education. 2007.
26. Rika. Perilaku caring perawat dalam
22. Basuki E. Komunikasi antar Petugas melakukan asuhan keperawatan pada
Kesehatan. Majalah Kedokteran Indo pasien di ruang rawat inap rsud dr. te
nesia Volum:58 Nomor : 9, Septemb ngku mansyur tanjungbalai. (skripsi).
er 2008. Medan . Universitas Sumatra Utara.
2013
23. Wahyuni T. Hubungan komunikasi d

Jom FK Volume 1 No. 2 Oktober 2014


11

Anda mungkin juga menyukai